Anda di halaman 1dari 23

MINI RISET MINI RISET

MK : TEKNIK DASAR
LISTRIK
PRODI S1 PTIK - FT

Skor Nilai :

PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN


DAN HAMBATAN LISTRIK

Disusun Oleh :

Ardiansyah (5191151009)

Khotipah Adelia Lubis (5191151012)

Dosen Pengampu :

Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.


NIP: 196005281986011002
Muhammad Aulia Rahman S., S.T., M.T.
NIP: 199309152019031016

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmatnya sehingga makalah Laporan
Mini Riset mata kuliah Teknik Dasar Listrik ini dapat tersusun hingga selesai dengan baik.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun ide-idenya.
Kami berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih adanya
kekurangan dalam laporan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 07 Mei 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang
......................................................................................................................................
1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 1

BAB II. KAJIAN TEORI 2


A. Arus AC 2
B. Arus DC 3
C. Hambatan (Tahanan) Listrik 3
D. Gaya Gerak Listrik 4
E. Daya Hantar Listrik 6
F. Catu Daya 7
G. Resistor 8

BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 9


A. Prinsip Kerja 9
B. Hasil Observasi 12
C. Pengelolahan Data dan Pembahasan 16

BAB IV. PENUTUP 19


A. Kesimpulan 19
B. Saran 19

DAFTAR PUSTAKA 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mini riset adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sederhana, kemudian data
yang didapat dianalisis dan dilakukan pembahasan dan akhir nya menyimpulkan hasil dari
mini riset yang telah dilakukan. Pada laporan ini kami meriset tentang hambatan listrik,
tetapi tidak hanya itu kami juga membahas tentang arus dan tegangan listrik. Oleh karena
itu, terlebih dahulu kita harus mengetahui deskripsi dari materi yang akan dibahas.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik yang
berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam waktu satu detik. Peristiwa
mengalirnya arus listrik disebabkan karena adanya elektron yang bergerak. Arus litrik juga
dapat diartikan sebagai besarnya tegangan dibagi besarnya resistansi. 
Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit
muatan listrik dari satu tempat ke tempat lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan
dengan satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada
dasarnya tegangan listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam
rangkaian listrik. 
Hambatan Listrik yaitu sebuah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan
listrik juga mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan yaitu : di mana V adalah tegangan
dan I adalah arus listriknya.

B. TUJUAN
1. Menyelesaikan tugas Mini Riset mata kuliah Teknik Dasar Listrik.
2. Mengukur besar Hambatan listrik.
3. Mengukur besar Tegangan, dan
4. Mengukur besar kuat arus listrik.

C. MANFAAT
1. Terselesaikan nya tugas Mini Riset mata kuliah Teknik Dasar Listrik.
2. Mengetahui besar Hambatan listrik.
3. Mengetahui besar Tegangan, dan
4. Mengetahui besar kuat arus listrik.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

Avometer berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V” untuk volt, dan “O”
untuk ohm. Jadi, AVOmeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik, tegangan listrik, dan juga hambatan. AVOmeter biasanya disebut
dengan nama multimeter. Bagian-bagian AVOmeter antara lain skala, pointe, selektor batas
ukur, pengaturan posisi jarum 0 ohm, terminal, dan probe.
Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif
saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan
singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini mengalir ke
satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-)

A. Arus AC
Tegangan dan arus yang bolak-balik (Alternating Current atau AC), yang polaritas
dan besarnya berubah dengan pola periodik (siklik) teratur. Tegangan atau arus ac yang
paling umum adalah fungsi sinusoidal dari waktu; ini adalah arus yang biasanya
dihasilkan oleh generator- generator ac dan didistribusikan untuk penggunaan rumah
tangga dan industri. Selain itu, banyak osilator elektronik menghasilkan tegangan ac yang
sinusoidal. Sebuah tegangan sinusoidal bisa dideskripsikan dengan persamaan berbentuk :

Sebuah tegangan sesaat V sepanjang sebuah hambatan R menghasilkan sebuah arus


sesaat I dan sebuah disipasi daya sesaat P yang diberikan oleh :

Jika tegangannya berubah dengan waktu, daya rata-rata Pav tetap diberikan oleh 1/R
dikali rata-rata dari V2 , yaitu V2 rms. Secara formal, Vrms didefinisikan sebagai berikut:

2
B. Arus DC
Kebanyakan alat yang di pakai untuk mengukur tegangan dan arus listrik
menguunakan D’Arsonval meter seperti gambar dibawah. Alat ini terdiri dari sebuah koil
berpivot yang bisa berotasi dalam medan magnet, yang diletakkan pada sebuah pegas
spiral yang cenderung mengembalikan koil ke posisi keseimbangan tertentu. Ketika arus
listrik melalui koil, medan nagnet memberikan koil perpindahan sudut hingga torka ini
tepat diimbangi oleh torka pemulihan pegas, yang berbanding lurus terhadap perpindahan
sudut.

Jadi besar sudut koil berputar berbanding lurus dengan arus yang melaluinya. Dengan
menambahkan pointer dan skala kita mendapatkan sebuah alat pengukur arus.

C. Hambatan (Tahanan) Listrik


Dalam perjalanan elektron sering terjadi hambatan atau bertabrakan satu dengan
yang lainnya maupun bertabrakan dengan atom yang akan dilewatinya. Rintangan karena

3
tabrakan yang terdapat dalam penghantar ini disebut hambatan atau tahanan pada suatu
penghantar. Satuan hambatan penghantar adalah Ohm yang diberi symbol  (omega).
Penghantar yang mempunyai nilai tahanan kecil sangat mudah dialiri arus listrik,
atau sering dikatakan memiliki daya hantar listrik yang besar. Penghantar yang
mempunyai tahanan besar sangat sulit dialiri oleh arus listrik, dan dikatakan mempunyai
daya hantar listrik yang kecil. Sehingga sering dikatakan bahwa besarnya nilai dari suatu
tahanan berbanding terbalik dengan besarnya nilai arus yang mengalir.
Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami hambatan.
Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R, beda potensial V, dan kuat arus I.
Hubungan antara R, V, dan I secara sistematis dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
V = I.R
V = beda potensial atau tegangan, dinyatakan dalam satuan Volt
I = kuat arus listrik, dinyatakan dalam satuan Ampere
R = hambatan listrik, dinyatakan dalam Ohm
Komponen khusus yang dibuat untuk menghambat arus listrik adalah resistor, yaitu
suatu komponen penghambat arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Sebuah resistor
dibuat dengan mempunyai nilai hambatan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Nilai
hambatan sari suatu komponen dapat diukur secara langsung dengan alat ukur ohmmeter.
Biasanya, ohmmeter dipasang bersama-sama dengan amperemeter dan voltmeter dalam
satu perangkat yang disebut multimeter.

D. Gaya Gerak Listrik


Hambatan Kawat Penghantar :
1) Sebanding dengan panjang penghantar. Artinya makin panjang penghantar, makin
besar hambatannya;
2) Bergantung pada jenis bahan kawat (sebanding dengan hambatan jenis kawat); dan
3) Berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Artinya makin kecil luas
penampang, makin besar hambatannya. Jika panjang penghantar dilambangkan l,
hambatan jenis , besar hambatan kawat adalah:
l
R=
A
R = hambatan kawat ( mm2/m)
 = hambatan jenis ( m)
l = panjang penghantar (m)

4
A = luas penampang kawat (m2)
Bahan yang digunakan untuk membuat kawat penghantar juga mempengaruhi nilai
hambatan jenis suatu kawat penghantar, maka jenis hambatan suatu jenis logam dengan
logam lain akan berbeda-beda. Berikut ini tabel bahan dan nilai hambatan jenis.

Contoh soal:
Berapakah hambatan seutas kawat alumunium bila memiliki hambatan jenis 2,65 ×10-8 
dengan panjang kawat 40 m dan diameter 4,2 mm?
Diketahui:
 = 2,65 × 10-8 m
l = 40 m
d = 4,2 mm, r = 2,1 mm = 2,1 × 10-3 m
Ditanya:
R = …?
Pembahasan:
Cari terlebih dahulu luas penampang (A) penghantar tersebut dengan menggunkaan
rumus lingkaran, yaitu:
L = r2
= (22/7) × (2,1 × 10-3 m)2
= 13,86 × 10-6 m2
= 1,4 × 10-5 m2
Maka besarnya hambatan dari penghantar adalah:
R = 2,65 ×10-8 m × 40 m /1,4 × 10-5 m2
= 7,6 × 10-2 

5
E. Daya Hantar Listrik
Daya hantar listrik (DHL) atau sering disebut konduktivitas merupakan ukuran
seberapa besar suatu logam atau larutan elektrolit yang dapat menghantarkan listrik. DHL
merupakan kebalikan dari hambatan listrik, sehingga dapat diprediksi nilai kuantitatif
konduktivitasnya dengan persamaan berikut:
1
G=
R
G = DHL atau konduktivitas, dengan satuan Ohm-1 yang diberi simbol  (kebalikan dari
) atau Siemens (S)
R = hambatan listrik
Dalam teknik listrik, telah dirancang berbagai peralatan listrik sesuai kebutuhan
dengan menggunakan berbagai jenis material atau bahan yang sudah diperhitungkan daya
hantar listrik atau konduktivitas-nya. Diantaranya adalah penghantar atau konduktor,
super konduktor, semi konduktor dan isolator.
Penghantar atau konduktor adalah suatu material yang mudah menghantarkan arus
listri dari satu titik ke titik yang lain.
Super konduktor atau super konduktivitas adalah suatu penghantar yang terbuat dari
material yang dapat mengalirkan arus listrik tanpa tahapan listrik sedikitpun, material ini
terdiri dari berbagai unsur campuran tertentu yang dapat mengalirkan arus lidtrik tanpa
tahanan pada suhu yang sangat rendah.
Isolator adalah suatu material yang sulit menghantarkan arus listrik. Isolator ini
memiliki hambatan yang sanhat besar sehingga pembuatannya berasal dari material
berhambatan besar.
Semi konduktor adalah suatu penghantar yang memiliki daya hantar listrik berada
diantara kondutor dan isolator. Semi konduktor terbuat dari material yang memiliki
elektron-elektron yang berada pada orbit terluar yang terikat relative kuat oleh inti atom,
tetapi tidak sekuat seperti pada isolator dan tidak mudah lepas seperti pada konduktor.
Contoh soal:
Apabila suatu hambatan listrik memiliki nilai 10 ohm, tentukan nilai konduktivitas.
Diketahui:
Hambatan R = 10 
Ditanya:
Berapa besar nilai konduktivitas?

6
Penyelesaian:
Nilai konduktivitas dari material yaitu:
1
G=
10
= 0,1 

F. Catu Daya
Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply adalah sebuah piranti yang
berguna sebagai sumber listrik untuk piranti lain. Pada dasarnya Catu Daya bukanlah
sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun ada beberapa Catu Daya yang
menghasilkan energi mekanik, dan energi yang lain. Daya untuk menjalankan peralatan
elektronik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Baterai dapat menghasilkan suatu ggl dc
dengan reaksi kimia. Foton dari panas atau cahaya yang berasal dari matahari dapat
diubah menjadi energi listrik dc oleh sel-foto (photocell). Sel bahan bakar
menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam suatu elektrolit untuk menghasilkan ggl
dc.
Sebuah mesin bahan bakar fosil atau air terjun dapat memutar generator dc atau
generator ac. Power supply atau catu daya adalah sebuah peralatan penyedia tegangan
atau sumber daya untuk peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan listrik
yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan sehingga
berimplikasi pada pengubahan daya listrik.

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi

7
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian elektronika (Nawali, 2015).

G. Resistor
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang sering dipakai orang. Resistor
digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum ohm diketahui
hambatan berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Tipe resistor yang umum adalah berbentuk
tabung dengan dua kaki tembaga di kedua kakinya (Ruri, 2013).

Resistor mengandung bahan resistif yang dipengaruhi oleh besar hambat jenis bahan
yang digunakan. Besar hambat jenis tergantung oleh tingkat hambatan yang dihasilkan
oleh bahan tersebut. Pada umunya bahan yang digunakan berupa karbon.

8
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. PRINSIP KERJA
- Alat dan Bahan
1) Catu Daya
2) Resistor (50 Ω, 100 Ω ,500 Ω ¿
3) Lampu
4) Dioda
5) Multimeter Digital
6) Multimeter Analog

- Langkah Percobaan
Arus DC
1. Pengukuran tegangan
Dengan fungsi voltmeter diset ke DC +, dan switch range tegangan diset pada
50 V, sentuhkan kontak probe ke ”common” atau ”ground” dari meter dan
sesuaikan meter ke nol menggunakan kontrol zero.
Susunlah sirkuit seperti gambar yang tampak dibawah, plug in catudaya, set
control tegangan ke minimum, dan nyalakan. Baca dan catatlah tegangan pada
voltmeter untuk tiap posisi knop control dari tegangan catu daya minimum (2V)
hingga maksimum (12V). Sebelum memulai percobaan pastikan multimeter dalam
kondisi benar dengan artian penyesuaian jarum dititik nol harus tepat. Resistor
yang dipakai yaiu dengan hambatan 50 ohm dan 500 ohm.

9
2. Pengukuran arus
Rangkailah sirkuit yang ditunjukkan pada Gambar 1.12 menggunakan
multimeter. Set switch fungsinya ke MA dan switch rangenya ke skala penuh 500
mA, dan nyalakanlah Cek zero-adjust, lalu nyalakanlah catu daya. Baca dan
catatlah arus pada multimeter untuk tiap posisi kontrol catu daya dari tegangan
catu daya minimum (2 V) terus hingga tegangan catu daya maksimum (12 V).
Untuk arus di bawah 150 mA, ulangi pengukuran pada skala lebih rendah.
Plot grafik arus di berbagai setting sebagai fungsi tegangannya. Apakah data
anda berada di atas sebuah garis lurus? Apa yang ditunjukkan hal ini? Bagaimana
anda menjelaskan penyimpangan dari garis tersebut? Bagaimana anda mungkin
meningkatkan ketepatan pengukuran anda? Dari garis lurus terbaik melalui titik-
titik data, tentukanlah hambatan R = V/I. Bandingkan hasil pengukuran anda
dengan nilai nominal hambatan.

3. Pengukuran hambatan
Untuk menggunakan multimeter anda untuk mengukur hambatan, lepaskan
probesnya dari sirkuit di mana ia sebelumnya terhubungkan dan ubah switch
fungsinya ke OHMS. Pastikan switch probe tidak ada pada posisi dc. Dengan
switch range pada posisi ×10, ”short”-kan probe-probe (saling sentuhkan
keduanya) dan aturlah kontrol OHMS ADJ untuk nol pada skala hambatan.
Lepaskan probe-probe dan atur control zero untuk nol pada skala tegangan.
Cek ulang Ohms adjust dan ulangi. Untuk menentukan nilai resistor yang tak
diketahui, hubungkan resistor di antara probe. Bandingkanlah hasil dengan hasil
yang didapatkan dari pengukuran arus dan tegangan. Cobalah mengukur hambatan

10
pada skala ×1 dan ×1000. Pastikan bahwa puncak atas dan bawah skala
disesuaikan untuk tiap range.

Arus DC
1. Pengukuran tegangan
Persiapkan catu daya untuk memberikan tegangan output AC. Ukurlah dengan
multimeter berapa tegangan yang diberikan catu daya. Catat tegangan yang
ditunjukkan oleh multimeter, kemudian coba ubah skala multimeter dua kali dan
catat masing-masing tegangan yang terbaca dari skala berbeda. Ulangi langkah
tersebut 2 kali dengan mengubah tegangan input yang diberikan.

2. Control Output
Untuk memeriksa apakah pengukuran tegangan output naik secara linear
sesuai output tegangan dari catu daya, ukurlah tegangan output untuk setiap
variasi tegangan output dari catu daya. Kemudian plot tegangan terukur sebagai
fungsi tegangan output catu daya.

3. Karateristik rectifier
Jika saja rectifier yang kita gunakan mempunyai karakteristik seperti
dideskripsikan di atas, maka pada tiap nilai tegangan rata-rata terrektifikasi akan
berbanding lurus terhadap amplitudo tegangan ac. Dalam kasus itu skala dc dan ac
pada meter akan berbeda dengan sebuah faktor konversi konstan, seperti dibahas
sebelumnya. Tetapi, rectifier tidak pernah sepenuhnya berperilaku ideal demikian.
Seringkali, arus berbanding lurus terhadap tegangan pada nilai yang cukup tinggi,
tapi pada nilai kecil bisa lebih mendekati berbanding lurus terhadap kuadrat dari
tegangan. Pada kasus ini skala ac pada meter harus dimodifikasi dengan tepat,
karena defleksi meter akan tepat dengan V02 bukan V0.
Untuk mempelajari karakteristik rectifier, bacalah dari skala beberapa nilai dc
dan nilai ac yang berkesesuaian. Plot nilai dc sebagai fungsi dari nilai ac, dan
catatlah wilayah di mana keduanya proporsional.
Untuk mempelajari hubungan ini dengan lebih detail, plot kembali nilai-nilai
ini pada kertas log-log. Pada kertas log-log, sebuah garis lurus dengan kemiringan
satu berkesesuaian dengan perbandingan lurus langsung, sedangkan sebuah garis
dengan kemiringan 1/2 berkesesuaian dengan ketergantungan ”hukum-kuadrat”.

11
Pada sekitar tegangan berapakah transisi dari ”hukum-kuadrat” ke perilaku linear
timbul? Tegangan transisi ini tergantung pada karakteristik rectifier.

4. Impedansi Internal Catu Daya


Untuk mengukur arus output dan menentukan impedansi internal dari catu
daya, set kontrol tegangan outputnya ke 12 V. Set switch fungsi pada multimeter
ke fungsi pengukuran arus (saat itu Rmeter ≈ 0 ) dan switch range ke 50 mA.
Perhatikan bahwa arus ditentukan oleh tegangan ”sirkuit-terbuka”, yang diukur
oleh voltmeter dengan hambatan internalnya yang sangat tinggi, dan oleh
hambatan sirkuit total, termasuk hambatan internal generator dan hambatan
internal sangat kecil dari ammeter. Dengan kata lain

B. HASIL OBSERVASI
1. Percobaan 1 (Mengukur Tegangan)
R = 50 Ω

R = 500 Ω

12
2. Percobaan 2 (Menghitung Arus)

13
3. Percobaan 3 (Menghitung Resistor dengan Multimeter)

4. Percobaan 4 (Menghitung Tegangan dengan Menggunakan Lampu)

14
15
5. Percobaan 5 (Menghitung Tegangan AC)

C. PENGELOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

16
1) Percobaan 1
Dalam percobaan 1, voltase yang terbaca di multi meter harus terlebih dahulu
dihitung untuk mendapat nilai tegangan yang sesungguhnya. Rumusnya adalah
sebagai berikut

Dari hasil tersebut didapat V relative yang dihitung dengan rumus:

2) Percobaan 2
Arus dalam percobaan kedua dikoversikan dari yang terbaca di multimeter
menjadi arus yang sebenarnya terbaca menggunakan:

Sementara hambatan secara teori didapat dengan menggunakan:

3) Percobaan 3
Percobaan ini hanya membuktikan keakuratan multimeter dalam menghitung
hambatan. Dan dikonversi dengan:

Hambatan yang didapat tidak memiliki tingkat error 0%.

4) Percobaan 4
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya hambatan didalam tungsten
dengan mencari tahu nilai tegangan dan mencari kuatnya arus.

17
Dari yang didapat, terlihat bahwa arus semakin kecil saat hambatan yang digunakan
lebih besar. Dan adanya penurunan dari V1 ke V2 membuktikan adanya tegangan
yang terbuang karena hambatan.

5) Percobaan DC 5
Dari percobaan ini yang dibaca sama persis dengan percobaan sebelumnya
hanya saja bohlam diganti dengan diode. Maka rumus yang digunakan adalah

Data yang didapat adalah dalam bentuk tegangan. Dan dalam percobaan ini, yang
dilihat adalah perbandingan antara tegangan yang terbaca di multimeter dalam AC
dan DC. Yang dibaca adalah tegangan yang dibaca oleh multimeter dalam rangkaian
AC dan DC dengan hambatan 50 ohm dan 500 ohm. Tegangan yang terbaca harus
dikonversi agar mendapat nilai tegangan yang sesungguhnya dengan rumus:

Dari data yang didapat tegangan yang terbaca lebih tinggi didalam AC dibanding
dengan DC.

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Laporan hasil mini riset ini berhasil dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan
keberhasilan dalam menggumpulkan data dan mengamplikasikannya ke dalam rumus
VIR. Alat ukur multimeter tidak sepenuhnya akurat dalam menentukan ukurannya. Dari
kedua jenis arus, terlihat bahwa tegangan yang dihasilkan oleh AC dan DC berbeda
namun tidak signifikan. Selain itu, terbukti pula bahwa meningkatnya tegangan ada AC
berbentuk linear. Dari percobaan terakhir yang dilakukan, dilihat bahwa pada percobaan
sebelumnya, R dari catu daya sendiri dihiraukan. Meski tidak signifikan dibanding
hambatan yang digunakan pada rangkaian, memasukan hambatan dari catu daya kedalam
hitungan akan membuat hasilnya lebih akurat.

B. SARAN
Kami sadar, bahwa laporan yang kami buat ini belum sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritikan oleh pembaca terutama dosen pengampu demi
kelengkapan isi laporan yang kami buat ini. Namun selain itu kami berharap dengan
adanya mini riset ini bisa menambah pengetahuan kita tentang Teknik Dasar Listrik,
khususnya Hambatan Listrik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ponto, Hantje. 2019. Dasar Teknik Listrik. Yogyakarta: Deepublish


Rohmattullah. (26 Agustus 2015). Pengertian dan Fungsi Catu Daya secara Umum. Diakses
pada 07 Mei 2020 dari:
https://rohmattullah.student.telkomuniversity.ac.id/pengertian- dan-fungsi-catu-
daya-secara-umum/
Sofiana, Ana; Ian Yulianti, dan Sujarwata. 2018. Identifikasi Nilai Hambatan Jenis Arang
Tempurung Kelapa dan Arang Kayu Mangrove sebagai Bahan Alternatif Penganti
Resistor Film Karbon. E-Jurnal Unnes Physics Journal. Vol. 6 No. 1.

20

Anda mungkin juga menyukai