Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRATIKUM LISTRIK DASAR DAN

INSTRUMENTASI

NO PERCOBAAN :5

JUDUL PERCOBAAN : DAYA LISTRIK ARUS SEARAH

NAMA PRATIKUM : MUHAMMAD WAHYU ALRASYID

NO BP : 2001032022

KELAS : 1B TEKNIK LISTRIK

TANGGAL PENYERAHAN : 26 DESEMBER 2020

TEAM LABOR : 1. ZULKA HENDRI,ST., M.T.

2. Efendi Muchtar, S.T., M.T.

POLITEKNIK NEGERI PADANG

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK LISTRIK

TAHUN 2020
Lembar Pengesahan

1. Judul Tulisan : Daya Listrik Arus Searah


2. Bidang Kegiatan : Pratikum Listrik Dasar dan Instrumentasi
3. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Muhammad Wahyu Alrasyid
b. NIM : 2001032022
c. Program Studi : D3 Teknik Listrik
d. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Padang
e. Alamat Rumah : Jl. Kp jua
f. Nomor Handpone : 081276911166
g. Alamat Email : wahyualrasyid13@gmail.com
h.

4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : 1. Zulka Hendri, S.T.,M.T.
2. Efendi Muchtar, S.T.,M.T.
b. NIDN :
c. Alamat Rumah :
d. Nomor Handphone :

Menyetujui, Padang 1 Desember

Dosen Pendamping Nama Pratikum

(Zulka Hendri, S.T.,M.T.) (M.Wahyu Alrasyid)

NIP. NIM 2001032022

Mengetahui,

Pimpinan Fakultas

(Sufra Yondri,ST.,SST.,M.KOM)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena taufik dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan pratikum dengan judul “ Daya listrik Arus Searah”. Salawat
serta salam diucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah hingga zaman yang canggih seperti yang kita rasakan saat ini
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya laporan ini nantinya dapat menjadi
laporan yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis jugas mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pembimbing yaitu Zulka Hendri, S.ST.,MT yang telah membimbing penulis dalam penulisan
karya tulis ini.
Dengan demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 1 Desember 2020

Nama Pratikum,

M. Wahyu Alrasyid

NIM.2001032022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran
berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah.
Didalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang
sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik. Kuat arus
listrik dalam suatu rangkaian tak bercabang atau seri, besarnya selalu sama sedangkan
pada rangkaian paralel nilainya dipengaruhi hambatan tiap cabang. Dalam kehidupan
sehari-hari, kadang kita harus memasang lampu-lampu secara seri, tetapi dalam keadaan yang
lain kita harus memasang lampu secara paralel. Lampu-lampu di rumah kita pada
umumnya terpasang secara paralel. Pada kenyataannya rangkaian listrik biasanya terdiri
banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Rangkaian seri
dan rangkaian paralel ini merupakan salah satu penerapan dari rangkaian arus searah.

Untuk memahami mengenai rangkaian arus searah dibutuhkan sebuah percobaan. Dengan
percobaan yang berjudul daya listrik arus searah menggunakan virtual lab ini kita
dapatmenunjukan nilai hambatan, besar arus, energi dan daya listrik, juga dapat
mengetahuinyala lampu pada keadaan tertentu. Selain itu materi rangkaian arus
searah ini jugasangat berguna khususnya dalam ilmu kelistrikan maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
1.2 TUJUAN

Setelah selesai melaksanakan percobaan praktikan diharapkan dapat :


 Menentukan daya dari tahanan-tahanan yang dihubungkan secara seri maupun
paralel.
 Menganalisa grafik karakteristik P = f (I) suatu tahanan.
 Menganalisa grafik karakteristik P = f (V) suatu tahanan.

1.3 RUANG LINGKUP

Pratikum ini mengenai rangkaian listrik daya searah, dimana ruang lingkupnya meliputi
pengukuran hambatan pada beberapa resistor, beda potensial dalam rangkaian listrik, kuat arus
pada rangkaian yang berdasarkan penerapan Hukum Arus Khirchoff, kuat arus dan tegangan
pada rangkaian seri, hambatan pada rangkaian paralel, serta pengukuran hambatan pada
rangkaian seri-paralel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI DASAR

Sebelum suatu tahanan listrik (resistor) digunakan dalam rangkaian listrik, maka kita harus
terlebih dahulu mengetahui berapa ohm dan berapa watt nilai dan daya tahanan tersebut.Kedua besaran
ini harus selalu diketahui, karena arus listrik yang melalui tahanan akan menghasilkan panas (daya
disipasi).
Dalam pemakaiannya, daya disipasi tidak boleh melebihi dari “rating” daya maksimum yang
telah ditentukan.
Daya listrik suatu beban akan, bekerja sesuai “rating” nya bila dipasang pada tegangan
nominalnya.

Daya disipasi pada tahanan dapat dihitung dengan rumus :

P=V.I atau

V2
P= atau
R

P = I2 . R

Dimana : P = daya listrik (watt)


V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (ampere)
R = tahanan listrik (ohm)

A. Rangkaian Arus Searah


Rangkaian arus searah adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran
berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam
kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat besar.
Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.
Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri, DC atau rangkaian arus searah
menggunakan sumber seperti baterai atau aki, panel surya yang saat ini sudah mulai di
populerkan hingga beberapa sumber daya lain yang berfungsi mengalirkan arus searah. Biasanya
pula arus listrik searah mengalir pada bahan-bahan konduktor. Namun tidak menutup
kemungkinan pula jika arus listrik searah juga akan mengalir di bahan semi konduktor, isolator
dan juga di area ruang hampa udara.
Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan dan menampilkan bagaimana
sistem kerja arus listrik searah ini yang menghubungkan antara ujung positif ke negatif. Dan
sistem sederhananya adalah aliran listrik tersebut mengalir dari ujung atau sumbu positif sumber
arus ke arah ujung atau sumbu negatif area tersebut. Namun pada akhirnya ditemukan sebuah
pengamatan baru yang menyatakan kebalikannya. Arus searah tersebut mengalir dari ujung
sumbu yang negatif ke arah ujung yang positif. Dan dalam proses aliran tersebut, terdapat
beberapa area lubang yang membuat kesimpulan bahwa arus listrik tersebut mengalir dari positif
ke negatif akibat hadirnya lubang energi di aliran arus searah ini. Untuk mendapatkan arus
searah yang terus menerus, tentu aliran arus atau listrik positif yang berada di area berpotensi
rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi untuk mewujudkan aliran arus searah
berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan beberapa komponen yang bisa menghasilkan gaya
gerak listrik tersebut.
Elemen pada rangkaian DC meliputi: i) baterai ii) hambatan dan iii) kawat
penghantarBaterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya
menghasilkanaliran listrik. Sebutan “rangkaian” sangat cocok digunakan karena dalam hal ini
harusterjadi suatu lintasan elektron secara lengkap – meninggalkan kutub negatif dan kembalike
kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian kecilnya sehingga dalamprakteknya
harganya dapat diabaikan.

B. Resistor
           Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat aliran arus
listrik. Resistor dibuat dengan ukuran badan yang mencerminkan kemampuan terhadap daya
lesap yang diterimanya jika dialiri listrik yang disebut dengan kemampuan daya listrik. Daya ini
akan menaikkan suhu resistor, dan jika melebihi kemampuan daya yang  ditentukan, dapat
menyebabkan kerusakan yang permanen. Adapun simbol resistor atau tahanan listrik sebagai
berikut :
                                    Gambar1.  Simbol resistor
Berikut adalah data warna, angka, dan toleransi pada resistor.
WARNA ANGKA TOLERANSI
Hitam 0
Cokelat 1 ±1%
Merah 2 ±2%
Jingga 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Abu-Abu 8
Putih 9
Emas - ±5%
Perak - ±15%
Tanpa Warna - ±20%
Resistor yang banyak digunakan dibuat dari karbon yang dinamakan resistor film karbon.
Resistor karbon menggunakan cincin sandi warna yang dicatkan pada resistor untuk menunjukan
nilai hambatan. Nilai hambatan  dibaca dengan menggunakan rumus: R = (A) (B) x 10(C) ± (D)
ohm. Sebagai contoh, resistor dengan warna: kuning, ungu, merah, dan emas. Jadi, resistor
tersebut mempunyai nilai hambatan sebesar: R = 47 x 102 ± 5 % = 4700 Ω ± 5 % = 4,7 KΩ ± 5
%.    
Jika kita memakai perbedaan potensial yang sama di antara ujung-ujung tembaga yang
mempunyai geometri yang serupa, maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda. Karakteristik
penghantar yang menyebabkan hal ini adalah hambatan (resistance). Hambatan dari sebuah
penghantar di anatara dua titik dengan perbedaan potensial V diantara titik-titik tersebut, dan
dengan mengukur arus i, dan kemudian melakukan pembagian:
            R = V/I
Jika V dinyatakan dalam volt dan i dinyatakan dalam ampere, maka hambatan dinyatakan dalam
ohm.
Hukum Kirchoff
            Ada dua hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap, yakni
hukum kirchoff.1. Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah aljabar dari beda potensialnya harus
sama dengan nol. 2. Pada setiap titik percabangan jumlah arus yang masuk melalui titik tersebut
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
            Hukum pertama kirchoff disebut juga hukum simpal, karena beda potensial di
antara dua titik dalam suatu rangkaian pada keadaan tunak selalu konstan.Hukum kedua kichoff
dikenal dengan hukum percabangan, karena hukum ini memenuhi hukum keekkalah muatan.
Hukum ini diperlukan untuk rangkaian multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan
ketika arus mulai terbagi.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN

 Pencatu daya “DC” 0 – 60 Volt


 Tahanan 2 x 100 Ω / 5 W
 Voltmeter DC
 Amperemeter DC
 Saklar
 Papan percobaan
 Kabel penghubung

BAB IV

LANGKAH KERJA
4.1 Teliti semua peralatan / komponen sebelum sebelum digunakan !
4.2 Siapkan tabel untuk data percobaan ini !
4.3 Buat rangkaian seperti gambar 4-1!

4.4 Hitung tegangan maksimum yang digunakan dalam percobaan ini berdasarkan data tahanan !
4.5 Tentukan 5 macam harga Vs dengan catatan tidak boleh lebih dari tegangan maksimum yang
diperbolehkan (4.4).
4.6 Tutup saklar S, catat arus dan tegangan serta hitung P, sesuai tabel.
4.7 Ubahlah rangkaian menjadi seperti gambar 4-2 !

4.8 Lakukan langkah 4.4 sampai dengan 4.6 !


4.9 Rangkaian 4.2 diubah menjadi rangkaian parallel seperti gambar 4.3 !
4.10 Seperti 4.8
BAB V

TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 Bandingkan ketiga percobaan ini dan analisalah bila R1 ≠ R2 !


5.2 Analisalah gambar karakteristik P = f (I), dan P = f (V) pada tahanan dari ketiga percobaan !
5.3 Jelaskan ! Apa yang terjadi pada lampu L1 dan L2, bila S rangkaian ini ditutup ?

5.4 Suatu motor dengan “name plate” 20 volt, 0,2 A akan dioperasikan dengan sumber tegangan
220 Volt.Disediakan komponen tahanan yang lengkap (dengan nilai/harga yang ada
dipasaran) yang masing-masing mempunyai “rating” daya 5 Watt.Bagaimana caranya agar
motor tersebut dapat bekerja dengan daya nominal ?
JAWABAN
5.1 => Jika rangkaiannya seri seperti gambar 4-1 dan 4-2, ketika R1 tidak sama dengan R2 maka
yang terjadi adalah tegangan pertama (V1) tidak sama dengan tegangan kedua (V2).

Jika rangkaiannya paralel seperti gambar 4-3, ketika R1 tidak sama dengan R2 maka
yang terjadi adalah tegangan pertama (V1) TETAP = V2, tetapi I1 tidak sama dengan I2.

5.2 => Rangkaian tersebut memiliki kuat arus yang semakin besar dan tegangan semakin besar
sesuai dengan rumus hukum ohm

5.3 => Apabila rangkaian S di tutup maka kuat arus akan mengalir sepanjang rangkaian dan
menyebabkan L1 dan L2 hidup, karena rangkaian dipasang secara seri maka kuat arus pada L1 =
L2.

5.4 => P = (20) x (0,2)


= 40 W jadi daya nominal nya yaitu 40 W
BAB VI

TABEL

Tabel Rangkaian 4-1


Vs Kuat Arus (I) A V Pada Tahanan Daya (P)
1 10 1 0,01
2 20 2 0,04
4 40 4 0,16
6 60 6 0,36
8 80 8 0,64

Tabel Rangkaian 4-2

Vs Kuat Arus (I) A V Pada Tahanan Daya (P)

1 5 1 0,005

2 10 2 0,02

4 20 4 0,08

6 30 6 0,18

8 40 8 0,32

Tabel Rangkaian 4-3


Vs Kuat Arus (I) A V Pada tahanan Daya (P)

1 20 1 0,02

2 40 2 0.08

4 80 4 0,32

6 120 6 0,72

8 160 8 1,28
BAB VII

HASIL PERCOBAAN

Rangkaian 4.1

Rangkaian 4.2

Rangkaian 4.3
BAB VIII

ANALISA

8.1 ANALISA RANGKAIAN

 Rangkaian 4-1 => Pada rangakaian 4-1, Rangkaian ini dipasang secara seri memiliki 1
buah sumber sumber (VS) yang nilai nya bisa di ubah, memiliki 1 buah alat ukur arus
yaitu amperemeter (I), memiliki 1 buah hambatan sebesar 100 ohm, dan memiliki daya
(P) sebesar 5 watt. Rangkaian ini tegangan sumber nya di bukak dan menyebabkan kuat
arus (I) tidak mengalir.

 Rangkaian 4-2 => Pada rangkaian 4-2, Rangkaian ini dipasang secara seri memiliki 1
buah sumber tegangan (VS) yang nilai nya bisa di ubah, memiliki 1 buah alat ukur kuat
arus yaitu amperemeter (I), memiliki 2 buah hambatan yang masing masing besarannya
100 ohm, dan memiliki 2 buah daya (P) yang masing masing besarannya 5 watt.
Rangkaian ini tegangan sumber nya dibukak dan menyebabkan kuat arus (I) tidak
mengalir.

 Rangkaian 4-3 => Pada rangkaian 4-3, Rangkaian ini dipasang secara paralel memiliki 1
buah sumber tegangan (VS) yang nilai nya bisa di ubah, memiliki 3 buah alat ukur kuat
arus yaitu amperemeter (I), memiliki 2 buah hambatan yang masing masing besarannya
100 ohm, dan memiliki 2 buah daya (P) yang masing masing besarannya 5 watt.
Rangkaian ini tegangan sumber nya dibukak dan menyebabkan kuat arus (I) tidak
mengalir.

8.2 ANALISA DATA


 Tabel 4-1
Mencari tegangan sumber
V.Sumber = V.Maksimum
P = V2
R
5 = V2
100
V2 = 500
Vmaks = 10√5V
Syarat : tegangan pada tahanan < tegangan sumber
1. Vt = 1V
I = 10µA = 0,01A
I = V/R = 1/100 = 0,01A
P=V.I
= 1 . 0,01
= 0,01W
2. Vt = 2V
I = 20µA = 0,02A
I = V/R = 2/100 = 0,02A
P=V.I
= 2 . 0,02
= 0,04W
3. Vt = 4
I = 40µA = 0,04A
I = V/R = 4/100 = 0,04A

P=V.I
= 4 . 0,04
= 0,16W
4. Vt = 6V
I = 60µA = 0,01A
I = V/R = 6/100 = 0,06A
P=V.I
= 6 . 0,06
= 0,36W
5. Vt = 8V
I = 80µA = 0,08A
I = V/R = 8/100 = 0,08A
P=V.I
= 8 . 0,08
= 0,64W
 Tabel 4-2
V.Sumber < V.Maksimum

P = V2
R
10 = V2
100
V2 = 2000
Vmaks = 20√5V
Mencari hambatan
R = 100 + 100 = 200ohm
1. V = 1V
I = 10µA = 0,01A

I = V/R = 1/200 = 0,005A

P=V.I

= 1 . 0,005 = 0,005W

2. V = 2V
I = 20µA = 0,02A

I = V/R = 2/200 = 0,01A

P=V.I

= 2 . 0,01 = 0,02W
3. V = 4V
I = 40µA = 0,04A

I = V/R = 4/200 = 0,02A

P=V.I

= 4 . 0,02 = 0,08W

4. V = 6V
I = 60µA = 0,06A

I = V/R = 6/200 = 0,03A

P=V.I

= 6 . 0,03 = 0,18W

5. V = 8V
I = 80µA = 0,08A

I = V/R = 8/200 = 0,04A

P=V.I

= 8 . 0,04 = 0,245W

 Tabel 4-3
1/Rt = 1/100+1/100
= 2/100 = 1/50
Rt = 50ohm
V.Sumber = V.Maksimum

P = V2
R
10 = V2
50
V2 = 500
Vmaks = 10√5V
1. V = 1V
I = V/R = 1/50 = 0,02
P=I.R
= 1 . 0,02
= 0,02W
2. V = 2V
I = V/R = 2/50 = 0,04 A
P = I. R
= 2.0,04 = 0,08W
3. V = 4V

I = V/R = 4/50 = 0,08 A

P = I. R
= 4. 0,08 = 0,32W

4. V = 6V

I = V/R = 6/50 = 0,12 A

P = I. R
= 6. 0,12 = 0,72W

5. V = 8V

I = V/R = 8/50 = 0,16 A

P = I. R
= 8.0,16
=1,28W
BAB IX

PENUTUP

9.1 Kesimpulan
Daya Listrik adalah Kemampuan atau kapasitas untuk melakukan usaha atau energi. Arus
listrik searah adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain
yang energi potensialnya rendah.

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari kesimpulan ini :


 Persamaan V = I.R terbukti benar, tetapi terdapat sedikit perbedaan antara hasil pratikum
dan teori
 Rangkaian seri dan paralel memiliki peran yang cujup besar dalam rangkaian

9.2 Saran

 Berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pratikum


 Pahami materi yang telah diberikan dosen sebelum memulai pratikum
 Saat melakukan pratikum, diharapkan memasukkan komponen dan nilai sesuai projek
yang diinginkan
 Utamakan keselamatan dalam bekerja
 Selalu teliti dalam melakukan pratikum
 Apabila pratikum sudah selesai, diharapkan membereskan semua barang yang digunakan
 Ucapkan beryukur setelah mengakhiri pratikum.

Anda mungkin juga menyukai