Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

Bab satu menjelaskan latar belakang dan tujuan dari praktikum yang
dilakukan.
1.1. Latar Belakang
Pemakaian energi terutama energi listrik sangat dibutuhkan oleh setiap
manusia pada saat ini. Hampir semua benda dan alat yang digunakan untuk
membantu pekerjaan manusia digerakan dengan tenaga alam ataupun hewan
sebelum ditemukannya listrik. Setelah ditemukannya listrik, hampir seluruh
aktivitas sehari-hari manusia tidak dapat dipisahkan oleh listrik, salah satu
contohnya adalah manusia membutuhkan lampu yang ditenagai oleh listrik untuk
pekerjaan yang memerlukan penerangan.
Menurut Navi (dalam Lestari, 2018), berdasarkan kinerjanya, komponen
listrik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu komponen aktif dan komponen pasif.
Komponen yang dapat mengalirkan energi ke suatu rangkaian listrik disebut
komponen aktif, contohnya adalah transistor dan diode. Komponen pasif yaitu
komponen yang bersifat menyerap atau menyimpan energi dalam bentuk medan
listrik atau medan magnet dari suatu sumber, contohnya adalah resistor, induktor
dan kapasitor.
Percobaan “Sifat Komponen Listrik” bertujuan untuk Mengetahui resistivitas
pada diode 1N4002 dan kawat nikrom. Alat dan bahan yang digunakan pada
percobaan ini yaitu 2 buah multieter, 1 buah power Supply, 2 buah kabel jack
merah dan hitam, 1 buah diode 1N4002, dan 1 buah kawat nikrom. Percobaan
dilakukan sebanyak dua kali yaitu prcobaan pada diode 1N4002 dan percobaan
pada kawat nikrom. Percobaan pada diode 1N4002 dilakukan dengan cara
menghubungkan diode dengan rangkaian kemudian mengatur power supply
sebesar 20 mA, mengatur multimeter untuk mengukur arus sebesar 20 mA dan
untuk mengukur voltase sebesar 20 V. Percobaan pada kawat nikrom dilakukan
dengan cara menghubungkan kawat nikrom dengan rangkaian kemudian mengatur
power supply sebesar 1 A, mengatur multimeter untuk mengukur arus sebesar 200
mA dan untuk mengukur voltase sebesar 20 V.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum “Sifat Komponen Listrik” adalah untuk:
1. Mengetahui resistivitas pada diode 1N4002.
2. Mengetahui resistivitas pada kawat nikrom.
3. Membuat grafik resistivitas pada diode 1N4002 dan kawat nikrom.
4. Mengetahui sifat ohm dan konduktivitas dari diode dan kawat nikrom.
5. Memahami hubungan antara arus dan tegangan.
BAB 2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab dua berisi referensi yang menjadi pedoman untuk melakukan proses
pengolahan data pada bab empat.
2.1. Arus Listrik
Menurut Abdullah (2017), arus listrik merupakan muatan listrik yang
bergerak. Arus listrik mengukur banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap
satuan waktu. Jika jumlah muatan listrik yang mengalir dalam selang waktu Δt
adalah ΔQ, maka besarnya arus listrik yang mengalir adalah:

ΔQ
I= ………….……...…………….…………………….………….……….(1)
Δt

Dimana:
I = Arus listrik (A)
Q = Muatan listrik (C)
t = Waktu (s).
Terdapat dua jenis muatan listrik yaitu muatan positif dan muatan negatif.
Arah aliran arus listrik searah dengan arah muatan positif atau berlawanan dengan
aliran elektron. Suatu partikel dapat bermuatan positif apabila kehilangan atau
melepas elektron dan dapat bermuatan negatif apabila mendapatkan elektron dari
partikel lain (Ramdhani, 2005).
Menurut Abdullah (2017), jika terdapat beda potensial antara dua tempat,
maka muatan listrik dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lainnya. Tempat
yang memiliki potensial yang lebih tinggi akan melepaskan muatan ke tempat
yang memiliki potensial yang lebih rendah, sehingga arus listrik mengalir dari
tempat dengan potensial tingi ke tempat dengan potensial rendah. Besarnya arus
yang mengalir di antara dua tempat berbanding terbalik dengan hambatan dan
berbanding lurus dengan beda potensial antara dua tempat tersebut, secara
matematis dapat ditulis:
V
I= ………….……...………………….………………….………….……….(2)
R

Dimana:
I = Arus listrik yang mengalir (I)
V= Beda potensial (V)
R = Hambatan (Ω).

2.2. Sumber Potensial Listrik


Menurut Abdullah (2017), jika dalam suatu rangkaian listrik dipasangkan
sebuah sumber potensial listrik atau dikenal juga dengan GGL (gaya gerak listrik),
maka rangkaian tersebut memiliki beda potensial pada titik yang berbeda. GGL
memiliki dua terminal atau kutub dengan nilai potensial yang berbeda. Jika kutub-
kutub pada GGL dihubungkan dengan rangkaian listrik, maka arus listrik akan
mengalir keluar dari kutub dengan potensial yang lebih tinggi, menuju rangkaian,
kemudian arus listrik tersebut akan mengalir masuk ke kutub dengan potensial
yang lebih rendah. Contoh GGL adalah baterai, power suppy, aki, sel surya,
dinamo, dan lain sebagainya.
Kutub GGL yang memiliki potensial lebih tinggi didebut kutub positif. Kutub
yang memiliki potensial lebih rendah disebut kutub negatif. Jika GGL
dihubungkan dengan suatu rangkaian listrik, maka arus listrik akan keluar dari
kutub positif menuju rangkaian kemudian arus listrik tersebut akan masuk ke
kutub negatif.

Gambar 5.2.1. Lambang kutub pada sumber potensial listrik (Sumber: Abdullah,
2017).
Gambar 5.2.2. Baterai, salah satu contoh sumber potensial listrik (Sumber: Abdullah,
2017).

2.3. Hambatan Listrik


Semua material di alam semesta seperti besi, batu, karet, kayu, udara, air, dan
lain-lain memiliki hambatan listrik. Kayu, batu, dan karet memiliki hambatan
listrik yang sangat besar, sehingga ketika benda-benda tersebut diberi beda
potensial di antara kedua ujungnya, maka hampir tidak ada arus listrik yang
mengalir pada benda tersebut. Benda yang tidak bisa dialiri arus listrik disebut
isolator (Abdullah, 2017).
Benda yang memiliki hambatan yang sangat kecil seperti logam dapat dialiri
arus listrik. Ketika kedua ujung logam diberi beda potensial meskipun dengan
nilai yang kecil, maka arus yang mengalir pada logam tersebut cukup besar. Hal
tersebut dapat terjadi karena hambatan yang dimiliki oleh logam sangat kecil,
sehingga arus listrik dapat mengalir dengan mudah. Benda yang dapat dialiri arus
listrik disebut konduktor (Abdullah 2017).
Gambar 5.2.3. Kawat logam (Sumber: Abdullah, 2017).
Menurut Abdullah (2017), besarnya hambatan listrik pada suatu benda
berbanding lurus dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas
penampang benda. Semakin panjang benda dan semakin besar luas penampang
benda, maka hambatan listrik pada benda tersebut akan semakin kecil. Semakin
pendek benda dan semakin keci luas penampang benda, maka hambatan listrik
pada benda tersebut akan semakin besar. Besarnya hambatan listrik pada suatu
benda dapat diketahui melalui persamaan:

L
R=ρ ………….……...………………….………………….………….…….(3)
A

Dimana:
R = Hambatan
L = Panjang benda
A = Luas penampang benda
ρ = Massa jenis benda

2.4. Konduktivitas Listrik


Ilustrasi konduktivitas listrik dapat dilihat pada gambar di bawah:
Gambar 5.2.4. Ilustrasi kabel konduktor yang dialiri arus listrik (Sumber: Abdullah,
2017).
Menurut Abdullah (2017), kabel konduktor memiliki elektron-elektron yang
bergerak dengan bebas di dalamnya. Jika tidak ada beda potensial yang diberikan
di antara kedua ujung kabel, maka peluang elektron untuk bergerak ke kanan sama
dengan peluang elektron untuk bergerak ke kiri. Hal tersebut dapat menyebabkan
tidak ada arus yang mengalir dalam kabel.
Jika di antara keuda ujung kabel teersebut diberikan beda potensial, maka
akan muncul medan listrik dalam kabel. Medan listrik akan menarik elektron-
elektron untuk bergerak dengan percepatan tertentu dan arah yang berlawanan
dengan arah medan. Percepatan tersebut menyebabkan kecepatan elektron
bertambah setiap satuan waktu.
Kabel konduktor memiliki atom-atom yang rata-rata posisinya tetap tetapi
selalu bergetar sehingga terjadi tumbukan antar elektron. Tumbukan tersebut
menyebabkan gaya hambat pada elektron dengan arah yang berlawanan dengan
arah gerak. Kejadian tersebut menyebabkan elektron hanya mampu mencapai
kecepatan maksimum tertentu atau biasa disebut dengan kecepatan terminal.
Konduktivitas listrik merupakan kemampuan bahan untuk mengantarkan arus
listrik. Semakin besar nilai konduktivitas suatu bahan, maka bahan tersebut
semakin mudah untuk menghantarkan listrik. Benda konduktor memiliki nilai
konduktivitas yang tinggi, sedangkan benda isolator memiliki nilai konduktivitas
yang rendah.
BAB 3 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Bab tiga menjelaskan alat dan bahan, flowchart, dan prosedur praktikum.
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Multimeter........................................................................................ (2 buah)
2. Power Supply .................................................................................... (1 buah)
3. Kabel jack merah ............................................................................. (2 buah)
4. Kabel jack hitam ............................................................................... (2 buah)
5. Alat tulis............................................................................................... (1 set)
6. Checksheet ..................................................................................... (1 lembar)
7. Milimeterblock .............................................................................. (2 lembar)
3.1.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Diode 1N4002 ................................................................................. (1 buah)
2. Kawat nikrom ..................................................................................(1 buah)

3.2. Flowchart
Flowchart pada praktikum ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
3.2.1. Flowchart Praktikum
Flowchart praktikum menunjukkan alur peaktikum yang harus
dilaksanakan. Flowchart ini dapat dilihat pada gambar di bawah:
Mulai

Modul 5 Sifat Komponen Listrik

Praktikum

Pengolahan Data

Asistensi 1

Asistensi 2

Lapres

ACC

Selesai

Gambar 5.3.5. Flowchart praktikum


3.2.2. Flowchart Pengambilan Data
Flowchart pengambilan data dapat dilihat pada gambar berikut:

Mulai

Tahap
Alat dan Bahan persiapan

Diode 1N4002 Kawat Nikrom


Menghubungkan power Menghubungkan power
supply ke stop kontak supply ke stop kontak

Menghubungkan kawat
Menghubungkan diode
nikrom dengan
dengan rangkaian
rangkaian

Menyalakan dan Menyalakan dan


mengatur power supply mengatur power supply
sebesar 20 mA sebesar 1 A
Tahap
pengambilan
Mengatur multimeter Mengatur multimeter data
untuk mengukur arus untuk mengukur arus
sebesar 20 mA dan untuk sebesar 20 mA dan untuk
mengukur voltase mengukur voltase
sebesar 20 V sebesar 20 V

Mengamati hasil Mengamati hasil


percobaan percobaan

Mencatat hasil Mencatat hasil


pengamatan pada pengamatan pada
checksheet checksheet

Rekapan Data Tahap


Modul 5 rekapan data

Selesai

Gambar 5.3.6. Flowchart pengambilan data


3.2.3. Flowchart Pengolahan Data
Flowchart pengolahan data dapat dilihat pada gambar berikut:

Mulai

Rekapan Data Tahap


Modul 5 persiapan

Pengolahan Data Diode Pengolahan Data Kawat


1N4002 Nikrom

Menggambar rangkaian Menggambar rangkaian


diode 1N4002 kawat nikrom Tahap
pengolahan
data
Menghitung hambatan Menghitung hambatan
dan konduktivitas dan konduktivitas

Membuat grafik Membuat grafik

Analisa Keseluruhan Tahap analisa

Kesimpulan dan Tahap


Saran kesimpulan

Selesai

Gambar 5.3.7. Flowchart pengolahan data

3.3. Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum pada modul lima “Sifat Komponen Listrik” terdiri dari
prosedur praktikum diode 1N4002 dan prosedur praktikum kawat nikrom.
3.3.1. Prosedur Praktikum Diode 1N4002
Prosedur praktikum diode 1N4002 adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan diode
1N4002.
2. Memasang diode 1N4002 pada papan rangkaian.
3. Menghubungkan power supply ke sumber listrik.
4. Mengatur power supply sebesar 20 mA, pada multimeter untuk mengukur
arus sebesar 20 mA, dan multimeter untuk mengukur voltase sebesar 20 V.
5. Mengamati hasil pengukuran dengan cara mengatur voltase dan arus pada
power supply.
6. Mencatat pengukuran arus dan voltase diode 1N4002 pada checksheet.
7. Mengolah data hasil pengukuran dengan menggambar rangkaian pada diode
1N4002, menghitung nilai hambatan dan konduktivitas, serta mebuat grafik
data percobaan arus terhadap voltase.
3.3.2. Prosedur Praktikum Kawat Nikrom
Prosedur praktikum kawat nikrom adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan kawat
nikrom.
2. Memasang kawat nikrom pada papan rangkaian.
3. Menghubungkan power supply ke sumber listrik.
4. Mengatur power supply sebesar 1 A, pada multimeter untuk mengukur arus
sebesar 200 mA, dan multimeter untuk mengukur voltase sebesar 20 V.
5. Mengamati hasil pengukuran dengan cara mengatur voltase dan arus pada
power supply.
6. Mencatat pengukuran arus dan voltase kawat nikrom pada checksheet.
7. Mengolah data hasil pengukuran dengan menggambar rangkaian pada kawat
nikrom, menghitung nilai hambatan dan konduktivitas, serta mebuat grafik
data percobaan arus terhadap voltase.
BAB 4 BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Bab empat berisi tabel data percobaan, gambar rangkaian, perhitungan


matematis, grafik percobaan, dan analisa keseluruhan.
4.1. Tabel Data Percobaan
Tabel data percobaan terdiri dari tabel data percobaan diode 1N4002 dan tabel
data percobaan kawat nikrom.
4.1.1. Tabel Data Percobaan Diode 1N4002
Tabel data percobaan diode 1N4002 dapat dilihat pada tabel 5.4.1. di
bawah:
Tabel 5.4.1. Data percobaan diode 1N4002
No Voltase (V) Arus (I) Hambatan (R) Konduktivitas (G)
1 0V 0A ~ ~
2 0,1 V 0A ~ 0S
3 0,2 V 0A ~ 0S
4 0,3 V 0A ~ 0S
5 0,4 V 0A ~ 0S
6 0,5 V 0A ~ 0S
7 0,512 V 0,0005 A 1024 Ω 0,001 S
8 0,541 V 0,001 A 541 Ω 0,002 S
9 0,601 V 0,0015 A 400,667 Ω 0,002 S
10 0,621 V 0,002 A 310,5 Ω 0,003 S
11 0,662 V 0,004 A 165,5 Ω 0,006 S
12 0,679 V 0,006 A 113,167 Ω 0,009 S
13 0,685 V 0,008 A 85,625 Ω 0,012 S
14 0,7 V 0,01 A 70 Ω 0,014 S

Tabel 5.4.1 data percobaan diode 1N4002. Perulangan ke-tujuh dengan


voltase 0,512 V dan arus 0,0005 A menghasilkan hambatan sebesar 1024 Ω dan
konduktivitas sebesar 0,001 S. Perulangan ke-sepuluh dengan voltase 0,621 V
dan arus 0,002 A menghasilkan hambatan sebesar 310,5 Ω dan konduktivitas
sebesar 0,003 S. Perulangan ke-empat belas dengan voltase 0,7 V dan arus 0,01
A menghasilkan hambatan sebesar 70 Ω dan konduktivitas sebesar 0,014 S.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui besar hambatan berbanding lurus
dengan voltase dan berbanding terbalik dengan arus, sedangkan besar
konduktivitas berbanding lurus dengan arus dan berbanding terbalik dengan
voltase.
4.1.2. Tabel Data Percobaan Kawat Nikrom
Tabel data percobaan kawat nikrom dapat dilihat pada tabel 5.4.2 di
bawah:
Tabel 5.4.2. Data percobaan kawat nikrom
No Voltase (V) Arus (I) Hambatan (R) Konduktivitas (G)
1 0,7 V 0,0593 A 11,804 Ω 0,085 S
2 0,8 V 0,0624 A 12,821 Ω 0,078 S
3 0,9 V 0,0728 A 12,363 Ω 0,081 S
4 1V 0,0834 A 11,99 Ω 0,083 S
5 1,1 V 0,0905 A 12,155 Ω 0,082 S
6 1,2 V 0,0974 A 12,32 Ω 0,081 S
7 1,3 V 0,1115 A 11,659 Ω 0,086 S
8 1,4 V 0,1267 A 11,05 Ω 0,091 S
9 1,5 V 0,1456 A 10,302 Ω 0,097 S
10 1,6 V 0,1485 A 10,774 Ω 0,093 S
11 1,7 V 0,1583 A 10,739 Ω 0,093 S
12 1,8 V 0,1736 A 10,369 Ω 0,096 S
13 1,9 V 0,182 A 10,44 Ω 0,096 S
14 2V 0,1964 A 10,183 Ω 0,098 S

Perulangan ke-delapan dengan voltase 1,4 V dan arus 0,1267 A


menghasilkan hambatan sebesar 11,05 Ω dan konduktivitas sebesar 0,091 S.
Perulangan ke-dua belas dengan voltase 1,8 V dan arus 0,1736 A menghasilkan
hambatan sebesar 10,369 Ω dan konduktivitas sebesar 0,096 S. Perulangan ke-
empat belas dengan voltase 2 V dan arus 0,1964 A menghasilkan hambatan
sebesar 10,183 Ω dan konduktivitas sebesar 0,098 S. Berdasarkan data tersebut
dapat diketahui bahwa besar hambatan berbanding lurus dengan voltase dan
berbanding terbalik dengan arus, sedangkan besar konduktivitas berbanding
lurus dengan arus dan berbanding terbalik dengan voltase.

4.2. Gambar Rangkaian


Gambar rangkaian pada percobaan ini terdiri dari gambar rangkaian diode
1N4002 dan gambar rangkaian kawat nikrom.
4.2.1. Gambar Rangkaian Diode 1N4002
Rangkaian diode 1N4002 dapat dilihat pada gambar di bawah:

+ -
D C

+ - + +

+ -
E
B

Gambar 5.4.8. Rangkaian diode 1N4002


Keterangan:
A = Power supply
B = Papan rangkaian
C = Multimeter
D = Voltmeter
E = Diode 1N4002
Gambar 5.4.8 rangkaian diode 1N4002 terdiri dari power supply yang
berfungsi sebagai sumber energi listrik, multimeter untuk mengukur arus,
voltmeter untuk mengukur tegangan, dan papan rangkaian yang telah
dihubungkan dengan diode 1N4002 dan berfungsi sebagai penghubung dari
semua komponen. Komponen satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan
kabel jack berwarna merah dan hitam. Kutub positif pada power supply
dihubungkan dengan kutub positif pada multimeter menggunakan kabel jack
berwarna merah dan kutub negatif pada power supply dihubungkan dengan
kutub negatif pada papan rangkaian menggunakan kabel jack berwarna hitam.
Kutub positif pada multimeter dihubungkan dengan kutub positif pada papan
rangkaian menggunakan kabel jack berwarna merah. Kutub positif pada
voltmeter dihubungkan dengan kutub positif pada papan rangkaian
menggunakan kabel jack berwarna merah dan kutub negatif pada voltmeter
dihubungkan dengan kutub negatif pada papan rangkaian menggunakan kabel
jack berwarna hitam.
4.2.2. Gambar Rangkaian Kawat Nikrom
Rangkaian kawat nikrom dapat dilihat pada gambar di bawah:

+ -
D C

+ - + +

+ -
E
B

Gambar 5.4.9. Rangkaian kawat nikrom


Keterangan:
A = Power supply
B = Papan rangkaian
C = Multimeter
D = Voltmeter
E = Kawat nikrom
Gambar 5.4.9 Rangkaian kawat nikrom terdiri dari power supply yang
berfungsi sebagai sumber energi listrik, multimeter untuk mengukur arus,
voltmeter untuk mengukur tegangan, dan papan rangkaian yang telah
dihubungkan dengan kawat nikrom dan berfungsi sebagai penghubung dari
semua komponen. Komponen satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan
kabel jack berwarna merah dan hitam. Kutub positif pada power supply
dihubungkan dengan kutub positif pada multimeter menggunakan kabel jack
berwarna merah dan kutub negatif pada power supply dihubungkan dengan
kutub negatif pada papan rangkaian menggunakan kabel jack berwarna hitam.
Kutub positif pada multimeter dihubungkan dengan kutub positif pada papan
rangkaian menggunakan kabel jack berwarna merah. Kutub positif pada
voltmeter dihubungkan dengan kutub positif pada papan rangkaian
menggunakan kabel jack berwarna merah dan kutub negatif pada voltmeter
dihubungkan dengan kutub negatif pada papan rangkaian menggunakan kabel
jack berwarna hitam.

4.3. Perhitungan Matematis


Perhitungan matematis pada percobaan ini terdiri dari perhitungan matematis
diode 1N4002 dan perhitungan matematis kawat nikrom.
4.3.1. Perhitungan Matematis Diode 1N4002
Perhitungan matematis diode 1N4002 adalah sebagai berikut:
V
R= I
I
G=V

Keterangan:
R = Hambatan (Ω)
V = Voltase (V)
I = Arus Listrik (A)
G = Konduktivitas (S).
1. Diketahui : V = 0 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0V

=~S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan pertama berturut-
turut adalah ~ Ω dan ~ S.
2. Diketahui : V = 0,1 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,1 V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0,1 V

=0S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-dua berturut-
turut adalah ~ Ω dan 0 S.
3. Diketahui : V = 0,2 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,2 V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0,2 V

=0S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tiga berturut-
turut adalah ~ Ω dan ~ S.
4. Diketahui : V = 0,3 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,3 V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0,3 V

=0S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-empat berturut-
turut adalah ~ Ω dan 0 S.
5. Diketahui : V = 0,4 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,4 V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0,4 V

=0S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-lima berturut-
turut adalah ~ Ω dan 0 S.
6. Diketahui : V = 0,5 V
I= 0 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,5 V
= 0A

=~Ω
I
b) G = V
0A
= 0,5 V
=0S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-enam berturut-
turut adalah ~ Ω dan 0 S.
7. Diketahui : V = 0,512 V
I = 0,0005 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,512 V
= 0,0005 A

= 1024 Ω
I
b) G = V
0,0005 A
= 0,512 V

= 0,001 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tujuh berturut-
turut adalah 1024 Ω dan 0,001 S.
8. Diketahui : V = 0,541 V
I = 0,001 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,541 V
= 0,001 A

= 541 Ω
I
b) G = V
0,001 A
= 0,541 V

= 0,002 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-delapan
berturut-turut adalah 541 Ω dan 0,002 S.
9. Diketahui : V = 0,601 V
I = 0,0015 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,601 V
= 0,0015 A

= 400,667 Ω
I
b) G = V
0,0015 A
= 0,601 V

= 0,002 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sembilan
berturut-turut adalah 400,667 Ω dan 0,002 S.
10. Diketahui: V = 0,621 V
I = 0,002 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,621 V
= 0,002 A

= 310,5 Ω
I
b) G = V
0,002 A
= 0,621 V

= 0,003 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sepuluh
berturut-turut adalah 310,5 Ω dan 0,003 S.
11. Diketahui: V = 0,662 V
I = 0,004 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,662 V
= 0,004 A

= 165,5 Ω
I
b) G = V
0,004 A
= 0,662 V

= 0,006 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sebelas
berturut-turut adalah 165,5 Ω dan 0,006 S.
12. Diketahui: V = 0,679 V
I = 0,006 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,679 V
= 0,006 A

= 113,167 Ω
I
b) G = V
0,006 A
= 0,679 V

= 0,009 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-dua belas
berturut-turut adalah 113,167 Ω dan 0,009 S.
13. Diketahui: V = 0,685 V
I = 0,008 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,685 V
= 0,008 A

= 85,625 Ω
I
b) G = V
0,008 A
= 0,685 V

= 0,012 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tiga belas
berturut-turut adalah 85,625 Ω dan 0,012 S.
14. Diketahui: V = 0,7 V
I = 0,01 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,7 V
= 0,01 A

= 70 Ω
I
b) G = V
0,01 A
= 0,7 V

= 0,014 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-empat belas
berturut-turut adalah 70 Ω dan 0,014 S.
4.3.2. Perhitungan Matematis Kawat Nikrom
Perhitungan matematis pada kawat nikrom adalah sebagai berikut:
V
R= I
I
G=V

Keterangan:
R = Hambatan (Ω)
V = Voltase (V)
I = Arus Listrik (A)
G = Konduktivitas (S).
1. Diketahui : V = 0,7 V
I = 0,0593 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,7 V
= 0,0593 A

= 11,804 Ω
I
b) G = V
0,0593 A
= 0,7 V

= 0,085 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan pertama berturut-
turut adalah 0,0593 Ω dan 0,085 S.
2. Diketahui : V = 0,8 V
I = 0,0624 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,8 V
= 0,0624 A

= 12,821 Ω
I
b) G = V
0,0624 A
= 0,8 V

= 0,078 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-dua berturut-
turut adalah 12,821 Ω dan 0,078 S.
3. Diketahui : V = 0,9 V
I = 0,0728 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
0,9 V
= 0,0728 A

= 12,363 Ω
I
b) G = V
0,0728 A
= 0,9 V

= 0,081 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tiga berturut-
turut adalah 12,363 Ω dan 0,081 S.
4. Diketahui : V = 1 V
I = 0,0834 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1V
= 0,0834 A

= 11,99 Ω
I
b) G = V
0,0834 A
=
1V

= 0,083 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-empat berturut-
turut adalah 11,99 Ω dan 0,083 S.
5. Diketahui : V = 1,1 V
I = 0,0905 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,1 V
= 0,0905 A

= 12,115 Ω
I
b) G = V
0,0905 A
= 1,1 V

= 0,082 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-lima berturut-
turut adalah 12,115 Ω dan 0,082 S.
6. Diketahui : V = 1,2 V
I = 0,0974 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,2 V
= 0,0974 A
= 12,32 Ω
I
b) G = V
0,0974 A
= 1,2 V

= 0,081 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-enam berturut-
turut adalah 12,32 Ω dan 0,081 S.
7. Diketahui : V = 1,3 V
I = 0,1115 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,3 V
= 0,1115 A

= 11,659 Ω
I
b) G = V
0,1115 A
= 1,3 V

= 0,0086 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tujuh berturut-
turut adalah 11,659 Ω dan 0,0086 S.
8. Diketahui : V = 1,4 V
I = 0,1267 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,4 V
= 0,1267 A

= 11,05 Ω
I
b) G = V
0,1267 A
= 1,4 V

= 0,091 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-delapan
berturut-turut adalah 11,05 Ω dan 0,091 S.
9. Diketahui : V = 1,5 V
I = 0,1456 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,5 V
= 0,1456 A

= 10,302 Ω
I
b) G = V
0,1456 A
= 1,5 V

= 0,097 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sembilan
berturut-turut adalah 10,302 Ω dan 0,097 S.
10. Diketahui: V = 1,6 V
I = 0,1485 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,6 V
= 0,1485 A

= 10,774 Ω
I
b) G = V
0,1485 A
= 1,6 V

= 0,093 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sepuluh
berturut-turut adalah 10,774 Ω dan 0,093 S.
11. Diketahui: V = 1,7 V
I = 0,1583 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,7 V
= 0,1583 A

= 10,739 Ω
I
b) G = V
0,1583 A
= 1,7 V

= 0,093 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-sebelas
berturut-turut adalah 10,739 Ω dan 0,093 S.
12. Diketahui: V = 1,8 V
I = 0,1736 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,8 V
= 0,1736 A

= 10,369 Ω
I
b) G = V
0,1736 A
= 1,8 V

= 0,096 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-dua belas
berturut-turut adalah 10,369 Ω dan 0,096 S.
13. Diketahui: V = 1,9 V
I = 0,182 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
1,9 V
= 0,182 A

= 10,44 Ω
I
b) G = V
0,182 A
= 1,9 V

= 0,096 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-tiga belas
berturut-turut adalah 10,46 Ω dan 0,096 S.
14. Diketahui: V = 2 V
I = 0,1964 A
Ditanya : a) R?
b) G?
V
Dijawab : a) R = I
2V
= 0,1964 A

= 10,183 Ω
I
b) G = V
0,1964 A
= 2V

= 0,098 S
Jadi, nilai hambatan dan konduktivitas pada perulangan ke-empat belas
berturut-turut adalah 10,183 Ω dan 0,098 S.

4.4. Grafik Percobaan


Grafik pada percobaan ini terdiri dari grafik percobaan diode 1N4002 dan
grafik percobaan kawat nikrom.
4.4.1. Grafik Percobaan Diode 1N4002
Grafik percobaan diode 1N4002 adalah sebagai berikut:
Grafik Percobaan Diode 1N4002
0,012

0,01

0,008
Arus (I)

0,006

0,004

0,002

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,512 0,541 0,601 0,621 0,662 0,679 0,685 0,7

Voltase (V)

Gambar 5.4.10. Grafik percobaan diode 1N4002


Gambar 5.4.10. Grafik percobaan diode 1N4002. Grafik bergerak konstan
di titik 0 pada voltase sebesar 0 sampai 0,5 V. Hal ini terjadi karena hambatan
pada diode 1N4002 terlalu besar, sehingga diperlukan voltase yang lebih besar.
Grafik kemudian bergerak ke atas setelah melebihi 0,5 V. Garis lurus yang
bergerak ke atas menunjukkan bahwa hubungan antara voltase dan arus listrik
adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai voltase, maka nilai arus akan
semakin besar juga. Contohnya pada voltase sebesar 0,512 V menghasilkan arus
listrik sebesar 0,0005 A, voltase sebesar 0,662 V menghasilkan arus listrik
sebesar 0,004 A, dan voltase sebesar 0,7 V menghasilkan arus listrik sebesar
0,01A.
4.4.2. Grafik Percobaan Kawat Nikrom
Grafik percobaan kawat nikrom adalah sebagai berikut:
Grafik Percobaan Kawat Nikrom
0,25

0,2

0,15
Arus (I)

0,1

0,05

0
0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2
Voltase (V)

Gambar 5.4.11. Grafik percobaan kawat nikrom


Gambar 5.4.11. Grafik percobaan kawat nikrom. Grafik kawat nikrom di
atas selalu bergerak lurus ke atas. Garis lurus yang bergerak ke atas
menunjukkan bahwa hubungan antara voltase dan arus listrik adalah berbanding
lurus. Semakin besar nilai voltase, maka nilai arus akan semakin besar juga.
Contohnya pada voltase sebesar 1 V menghasilkan arus listrik sebesar 0,0834 A,
voltase sebesar 1,5 V menghasilkan arus listrik sebesar 0,1456 A, dan voltase
sebesar 2 V menghasilkan arus listrik sebesar 0,1964A.

4.5. Analisa Keseluruhan


Diode merupakan komponen elektronika yang dibuat dari bahan semi
konduktor. Diode berfungsi sebagai penyearah arus dalam rangkaian. Kawat
nikrom merupakan kawat yang terbuat dari paduan antara nikel dan chrom. Kawat
nikrom memiliki resistansi yang lebih besar daripada kawat tembaga dan tahan
terhadap arus kuat.
Grafik percobaan pada diode 1N4002 dengan voltase sebesar 0,512 V
menghasilkan arus listrik sebesar 0,0005 A, voltase sebesar 0,662 V menghasilkan
arus listrik sebesar 0,004 A. Percobaan diode 1N4002 dengan voltase 0,512 V dan
arus 0,0005 A menghasilkan hambatan sebesar 1024 Ω dan konduktivitas sebesar
0,001 S. Percobaan diode 1N4002 dengan voltase 0,621 V dan arus 0,002 A
menghasilkan hambatan sebesar 310,5 Ω dan konduktivitas sebesar 0,003 S. Data
tersebut menunjukkan bahwa arus listrik berbanding lurus dengan voltase dan
konduktivitas, serta berbanding terbalik dengan hambatan. Semakin besar voltase
dan konduktivitas, maka arus yang dihasilkan akan semakin besar.
Grafik percobaan pada kawat nikrom dengan voltase sebesar 1 V
menghasilkan arus listrik sebesar 0,0834 A dan dengan voltase sebesar 1,5 V
menghasilkan arus listrik sebesar 0,1456 A. Percobaan kawat nikrom dengan
voltase 1,4 V dan arus 0,1267 A menghasilkan hambatan sebesar 11,05 Ω dan
konduktivitas sebesar 0,091 S. Percobaan kawat nikrom dengan voltase 1,8 V dan
arus 0,1736 A menghasilkan hambatan sebesar 10,369 Ω dan konduktivitas
sebesar 0,096 S. Data tersebut menunjukkan bahwa arus listrik berbanding lurus
dengan voltase dan konduktivitas, serta berbanding terbalik dengan hambatan.
Semakin besar voltase dan konduktivitas, maka arus yang dihasilkan akan
semakin besar.
BAB 5 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab lima berisi kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan dan saran
untuk praaktikum selanjutnya.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan praktikum yaitu:
1. Nilai resistivitas diode 1N4002 dengan voltase 0,512 V dan arus 0,0005 A
adalah 1024 Ω, pada voltase sebesar 0,662 V dan arus sebesar 0,004 A nilai
resistivitas yang dihasilkan adalah sebesar 165,5 Ω, dan pada voltase sebesar
0,7 V dan arus sebesar 0,01 A nilai resistivitas yang dihasilkan adalah sebesar
70 Ω.
2. Nilai resistivitas kawat nikrom dengan voltase 1 V dan arus 0,0834 A adalah
11,99 Ω, pada voltase sebesar 1,5 V dan arus sebesar 0,1456 A nilai resistivitas
yang dihasilkan adalah sebesar 10,302 Ω, dan pada voltase sebesar 2 V dan
arus sebesar 0,1964 A nilai resistivitas yang dihasilkan adalah sebesar 10,183
Ω.
3. Grafik resistivitas pada diode 1N4002 dapat dilihat pada gambar 5.4.10. dan
grafik resistivitas pada kawat nikrom dapat dilihat pada gambar 5.4.11. Pada
grafik diode 1N4002 terdapat garis lurus yang bergerak konstan di titik 0
kemudian bergerak ke atas, sedangkan grafik kawat nikrom selalu bergerak
lurus ke atas. Grafik tersebut menunjukkan bahwa hubungan arus dan voltase
adalah berbanding lurus. Contohnya pada grafik diode 1N4002 dengan voltase
sebesar 0,512 V menghasilkan arus listrik sebesar 0,0005 A, voltase sebesar
0,662 V menghasilkan arus listrik sebesar 0,004 A, dan voltase sebesar 0,7 V
menghasilkan arus listrik sebesar 0,01A
4. Sifat ohm pada diode 1N4002 dan kawat nikrom dipengaruhi oleh voltase dan
kuat arus. Diode 1N4002 dengan voltase 0,512 V dan arus 0,0005 A
menghasilkan hambatan sebesar 1024 Ω dan konduktivitas sebesar 0,001 S,
dengan voltase 0,7 V dan arus 0,01 A menghasilkan hambatan sebesar 70 Ω
dan konduktivitas sebesar 0,014 S. Kawat nikrom dengan voltase 1,4 V dan
arus 0,1267 A menghasilkan hambatan sebesar 11,05 Ω dan konduktivitas
sebesar 0,091 S, dengan voltase 2 V dan arus 0,1964 A menghasilkan
hambatan sebesar 10,183 Ω dan konduktivitas 0,098 S. Data tersebut
menunjukkan bahwa hambatan pada diode dan kawat nikrom berbanding lurus
dengan voltase, serta berbanding terbalik dengan kuat arus dan konduktivitas.
5. Percobaan diode 1N4002 dengan voltase sebesar 0,512 V menghasilkan arus
sebesar 0,0005 A, dengan voltase sebesar 0,662 V menghasilkan arus sebesar
0,004 A, dengan voltase sebesar 0,7 V menghasilkan arus sebesar 0,01 A. Data
tersebut menunjukkan bahwa hubungan voltase dan arus adalah berbanding
lurus. Semakin besar nilai voltase yang diberikan, maka nilai arus akan
semakin besar.

5.2. Saran
Sebaiknya alat praktikum yang rusak diperbaiki terlebih dahulu atau diganti
dengan yang baru sebelum praktikum dilaksanakan agar praktikum dapat berjalan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


Arif, Z., dan Lesatari, L. C. (2018). Mempelajari Komponen Dalam Rangkaian
Listrik Serta Membandingkan Nilai Arus Secara Teoritis dan Instrumental.
Jurnal IPB, 1-6.
Ramdhani, M. (2005). Rangkaian Listrik. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Telkom.
LAMPIRAN

Pertanyaan Ulang
1. Apa yang dimaksud dengan arus listrik?
2. Bagaimana pengaruh hambatan terhadap arus listrik?
3. Bagamana hubungan antara arus dengan tegangan dan hambatan?
4. Apa yang dimaksud dengan konduktivitas listrik?
5. Arus listrik sebesar 2 Ampere mengalir pada kawat penghantar dengan beda
potensial di kedua ujung nya sebesar 12 V. Tentukan besar hambatan kawat
panghantar tersebut!

Jawaban:
1. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak. Arus listrik mengukur
banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap satuan waktu.
2. Hambatan adalah sebuah nilai yang menghalangi aliran arus listrik dalam
sebuah rangkaian. Semakin besar hambatan, maka arus yang mengalir akan
semakin kecil.
V
3. Persamaan I = menunjukkan bahwa arus berbanding lurus dengan tegangan
R

dan berbanding terbalik dengan hambatan. Semakin besar tegangan, maka arus
listrik yang mengalir akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar
hambatan, maka arus listrik yang mengallir akan semakin kecil.
4. Konduktivitas listrik merupakan kemampuan bahan untuk mengantarkan arus
listrik. Semakin besar nilai konduktivitas suatu bahan, maka bahan tersebut
semakin mudah untuk menghantarkan listrik. Benda konduktor memiliki nilai
konduktivitas yang tinggi, sedangkan benda isolator memiliki nilai
konduktivitas yang rendah.
5. Diketahui : I = 2 A
V = 12 V
Ditanya : R?
V
Dijawab :R= I
12 V
= 2A
=6Ω
Jadi, besar hambatan pada kawat penghantar tersebut adalah 6 Ω.

Anda mungkin juga menyukai