Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum

PENENTUAN GAYA GERAK LISTRIK

ANDI FHARADYBA HARIS


H311 14 503

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

LAPORAN PRAKTIKUM

PENENTUAN GAYA GERAK LISTRIK

Diajukan dan disusun oleh:

ANDI FHARADYBA HARIS


H311 14 503

Laporan praktikum telah diperiksa dan disetujui oleh:

Koordinator Praktikum

Dr. Paulina Taba, M.Phill.


Nip: 19580510 198810 1 001

Asisten

Resky Dwiyana P.M.


NIM. H311 12 101

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu elektrokimia berawal dari abad ke-16 yaitu saat beberapa ilmuan
mencoba memahami fenomena kelistrikan dan sifat kemagnetan yang timbul
dengan dihasilkannya suatu daya listrik. Pada tahun 1550 ilmuan inggris William
Gilbert telah menghabiskan waktu selama 17 tahun untuk mempelajari fenomena
kemagnetan (Rahmawati, 2013).
Elektrokimia merupakan suatu cabang ilmu kimia yang membahas
konversi antara perubahan kimiawi dengan energi listrik. Elektrokimia dari waktu
ke waktu mengalami perubahan. Pada abad ke-16 dan 17 elektrokimia membahas
prinsip-prinsip kimia yang berhubungan dengan sifat kemagnetan. Elektrokimia
merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang reaksi-reaksi kimia yang
terjadi antarmuka elektroda dan elektrolit, pada proses tersebut terjadi transfer
elektron antara material elektroda dengan spesies material elektrolit. Proses
elektrokimia melibatkan reaksi reduksi oksidasi (Rahmawati, 2013).
Kelistrikan secara umum menggambarkan fenomena keberadaan dan
aliran muatan listrik. Muatan listrik didefinisikan sebagai sekumpulan meterial
sub atomik yang berinteraksi secara elektromagnetik. Meterial sub atomik dapat
dipengaruhi dan dapat memproduksi medan elektromagnetik, aliran dari partikelpartikel bermuatan listrik disebut arus listrik. Sedangkan pengaruh yang
dihasilkan oleh muatan listrik terhadap muatan lain dan daerah sekitarnya
dinamakan dengan potensial listrik dan dinyatakan dalam satuan voltase (V)
dan elektromagnetisme adalah interaksi antara medan listrik dengan suatu muatan

listrik serta interaksi yang terjadi akibat pergerakan muatan listrik (Rahmawati,
2013).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari percobaan ini adalah:
1.

Bagaimana cara menyusun dan mengukur gaya gerak listrik suatu sel
elektrokimia ?

2.

Bagaimana cara menguji persamaan Nernst ?

1.3 Maksud dan Tujuan Percobaan


1.3.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari
pengukuran gaya gerak listrik sel elektrokimia dan hubungannya dengan
persamaan Nernst.

1.3.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1.

Menyusun dan mengukur gaya gerak listrik suatu sel elektrokimia.

2.

Menguji persamaan Nernst.

1.4 Prinsip Percobaan


Menentukan besarnya nilai GGL dari sel elektrokimia dengan menyusun
sel elektrokimia yang terdiri dari dua elektroda yakni Cu dan Zn. Kedua elektroda
tersebut terendam masing-masing dalam CuSO4 dan ZnSO4 yang dihubungkan
dengan jembatan garam dengan menggunakan larutan ammonium nitrat. Nilai
GGL nya dapat dilihat pada multimeter yang berhubungan dengan kedua
elektroda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrokimia
Elektrokimia merupakan suatu cabang ilmu kimia yang membahas
konversi antara perubahan kimiawi dengan energi listrik. Elektrokimia dari waktu
ke waktu mengalami perubahan. Pada abad ke-16 dan 17 elektrokimia membahas
prinsip-prinsip kimia yang berhubungan dengan sifat kemagnetan. Elektrokimia
merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang reaksi-reaksi kimia yang
terjadi antarmuka elektroda dan elektrolit, pada proses tersebut terjadi transfer
elektron antara material elektroda dengan spesies material elektrolit. Proses
elektrokimia melibatkan reaksi reduksi oksidasi (Rahmawati, 2013).

2.2 Sel Elektrokimia


Sel adalah tempat terjadinya proses elektrokimia, ada dua jenis sel yang
dikenal sebagai sel elektrolit dan sel elektrokimia dan masing-masing keduanya
memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda. Potensi sel besar maka elektron
akan meninggalkan sistem antara elektroda sehingga dapat menghasilkan energi
listrik. Ketika potensial sel kecil, elektron dalam jumlah yang sama dapat
menghasilkan daya listrik namun hanya sedikit. Suatu sel reaksi keseluruhan pada
kesetimbangan dapat menghasilkan energi yang tepat akan terjadi jika potensial
sel bernilai nol (Atkins dan Paula, 2006).
Sel elektrokimia adalah alat yang digunakan untuk melangsungkan
perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Dalam sebuah sel, energi listrik
dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan

penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan


elektron dinamakan anoda sedangkan elektroda yang menerima elektron
dinamakan katoda. Jadi, sebuah sel selalu terdiri dari dua bagian atau dua
elektroda, setengah reaksi oksidasi akan berlangsung pada anoda dan setengah
reaksi reduksi akan berlangsung pada katoda. Dengan kata lain pada sela
elektrokimia, kedua setengah reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran llistrik
(elektron) yang ditimbulkan dapat dipergunakan. Salah satu faktor yang
mmencirikan sebuah sel adalah gaya gerak listrik (GGL) atau perbedaan potensial
listrik antara anoda dan katoda (Bird, 1993).
Elektroda yang lebih mudah mengalami reduksi dibandingkan elektroda
hidrogen mempunyai potensial elektroda positif, sedangkan elektroda yang lebih
sukar mengalami reduksi diberi tanda negatif. Menurut kesepakatan (konvensi),
potensial elektroda dikaitkan dengan reduksi. Jadi, potensial elektroda sama
dengan potensial reduksi. Adapun potensial oksidasi sama nilainya dengan
potensial sel, yaitu selisih potensial antara katoda dan anoda, diberi lambang Esel.
Potensial sel juga disebut gaya gerak listrik (GGL = emf atau electromotive
force). Potensial sel merupakan ukuran daya dorong elektron dalam suatu sel
dengan satuan volt. Potensial sel merupakan jumlah potensial dari setengah reaksi
reduksi dan setengah reaksi oksidasi (Zahro dan Bundjali, 2011).

2.2.1 Sel Volta


Pada tahun 1745-1827 Alessanro Volta mengemukakan pemikiran bahwa
kaki katak dengan kertas yang direndam air garam dan mendeteksi adanya aliran
listrik. Volta menemukan bahwa gaya geral listrik dari sel galvani adalah
perbedaan potensial antara dua elektroda logam yang digunakan yaitu tembaga

dan seng yang dipisahkan oleh suatu elektrolit. Pada tahun 1800, Volta
menemukan Viltaic pile suatu baterai generasi pertama yang dapat menghasilkan
arus listrik yang stabil (Rahmawati, 2013).

2.2.2 Sel Elektrolisis


Sel elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk dapat
berlangsungnya reaksi kimia. Pada sel elektrolisis reaksi kimia tidak terjadi secara
spontan tetapi melalui perbedaan potensial yang dipicu dari luar sistem. Anoda
berfungsi sebagai elektroda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif
sehingga arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Sel ini terdiri dari sumber
arus searah yang dihungankan, kawat penghantar, dua buah elektroda (anoda dan
katoda) kedua ujuang elektroda dicelupkan dalam bejana, cairan elektrolit.
Elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif berfungsi sebagai anoda,
sedangkan katoda adalah elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif
(Riyanto, 2013).
Elektrolisis industri umumnya memiliki efisiensi produksi hidrogen sekitar
70 %. Tinggi nilai daya adalah kelemahan yang paling penting dari sistem tersebut
sejak beban listrik memiliki beban terbesar dalam hidrogen elektrolit. Impendansi
listrik dari sel elektrolisis menyebabkan sebagian kecil dari energi yang
diterapkan akan terbuang sebagai panas sementara arus listrik melewatinya.
Sebagai publikasi sebelumnya menunjukkan berbagai upaya yang dilakukan untuk
mengurangi efek ini. Beberapa variabel internal dan eksternal yang menunjukkan
memiliki pengaruh pada perilaku listrik sel-sel tersebut dan memberikan wawasan
dalam faktor-faktor ini dalam hal meminimalkan kehilangan energi dari proses
elektrolisis air (Mazloomi dkk., 2012).

2.3 Gaya Gerak Listrik


Gaya gerak listrik dari sel galvani adalah perbedaan potensial antara dua
elektroda logam yang digunakan yaitu tembaga dan seng yang dipisahkan oleh
suatu elektrolit (Rahmawati, 2013). Contoh dari gaya gerak listrik adalaha angin
turbin mengubah energi kinetik angin menjadi listrik. Ketika angin berputar angin
turbin menangkap energi kinetik angin dan mengubahnya menjadi gerakan
berputar untuk menggerakkan generator. Sistem listrik angin adalah salah satu
sistem energi terbarukan. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja turbin angin
seperti kecepatan angin. Jika kecepatan angin turbin semakin besar maka tegangan
yang dihasilkan akan lebih tinggi dan jumlah Coil giliran juga mempengaruhi
tegangan yang dihasilkan (Sumiati, 2013).

2.4 Voltameter
Voltametri adalah kategori metode elektroanalitik yang digunakan dalam
kimia analitik dan berbagai proses industri. Melalui metode voltametri informasi
tentang suatu analit diperoleh dengan mengukur arus sebagai potensi yang
bervariasi.

Voltametri

menyelidiki

reaktivitas

setengah

sel

dari

analit.

Kebanyakan eksperimen mengendalikan kontak antara potensial dari elektroda


(volt) dengan analit sambil mengukur kuat arus (ampere) yang dihasilkan (Iqbal
dan Zaafrani, 2011).
Voltmeter dengan presisi tinggi dan mekanisme menampilkan digital
adalah perangkat penting. mekanisme voltmeter yang dapat mengukur tegangan
hingga 30,00 V dengan resolusi 10 mV. Dalam voltmeter ini akurasi dicapai
cukup baik sehingga dapat digunakan untuk tegangan yang tepat untuk
pengukuran yang diperlukan (Shohel dkk., 2013).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan


Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah larutan ZnSO4 0,25 M,
larutan CuSO4 0,25 M, larutan NH4Cl, akuades, kertas saring, kertas tissu, kertas
amplas, dan kertas label.

3.2 Alat Percobaan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 100 mL dan
250 mL, lempeng logam tembaga, lempeng logam seng, voltmeter, pinset, labu
ukur 100 mL, termometer, penjepit alligator, pipet tetes, pinset dan labu semprot.

3.3 Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar, pada tanggal 11 April 2016.

3.4 Prosedur Percobaan


Potongan tembaga dan seng disiapkan, kemudian permukaan lempeng
logam dibersihkan dengan kertas amplas. Jembatan garam kertas saring diambil
dan dilipat memanjang kemudian dicelupkan ke dalam larutan NH4Cl yang
disimpan dalam gelas kimia 100 mL. Larutan CuSO4 0,25 M yang tersedia
diencerkan dengan akuades hingga konsentrasinya menjadi 0,025 M, 0,0025 M
dan 0,00025 M. Dua gelas kimia 100 mL disiapkan, satu diisi dengan larutan
CuSO4 0,00025 M dan yang satunya diisi dengan ZnSO4 0,25 M.

elektroda-elektroda kemudian dihubungkan dengan kabel dan dengan multimeter


sesuai dengan muatannya yaitu lembaran seng dihubungkan dengan kabel untuk
muatan negatif sedangkan elektroda tembaga dengan kabel positif. Jembatan
garam dicelupkan ke dalam kedua gelas piala sehingga kedua ujung kertas saring
tercelup

ke

dalam

larutan

yang

berada

pada

kedua

gelas

kimia.

Elektroda-elektroda logam dicelupkan ke dalam larutannya yaitu lempengan


logam seng untuk larutan ZnSO4 dan lempengan tembaga untuk larutan CuSO4.
Nilai yang terukur pada multimeter dicatat. Percobaan diatas diulangi dengan
mengganti larutan CuSO4 menggunakan larutan CuSO4 dengan konsentrasi
berturut-turut 0,0025 M; 0,025 M; dan 0,25 M, kemudian suhu akuades diukur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan
Anoda Zn/Zn2+ (M)

Katoda Cu/Cu2+ (M)

Eo sel (Volt)

0,25

0,25

0,5

0,25

0,025

0,4

0,25

0,0025

0,4

0,25

0,00025

0,3

4.2 Reaksi
Katoda

2+
+ 2e: Cu

Anoda

: Zn

Zn2+ +

Cu2+

Reaksi lengkap

Cu

Cu

Zn

Zn2+

: Zn(s)

2e-

Cu2+

Zn2+

Cu(s)

4. 3 Grafik
Grafik 1. Hubungan Log [Zn2+]/[Cu2+] Vs Eosel
0.6
0.5

y = -0,06x + 0,49
R = 0,9

Eo sel

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

0.5

1.5

Log [Zn2+]/[Cu2+]

2.5

3.5

Berdasarkan grafik di atas diperoleh:


a = slope

= -0,06

b = intercept = 0,9

4.4 Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan sel elektrokimia yang terdiri dari elektroda
seng dan elektroda tembaga, yang berfungsi sebagai jembatan garam dalam
percobaan kali ini adalah larutan NH4NO3 serta nilai beda potensial diukur dengan
menggunakan multimeter. Mula-mula disiapkan potongan seng dan tembaga
sebagai elektroda. Kemudian permukaan logam tersebut dibersihkan dari unsurunsur katoda serta anoda dengan menggunakan amplas. Ini dimaksudkan agar sel
benar-benar bersih dan tidak ada kotoran yang menempel yang dapat menggangu
reaksi redoks.
Jembatan garam

dibuat dari gulungan kertas saring yang kemudian

dicelupkan ke dalam larutan NH4NO3. Tanpa adanya jembatan garam maka


larutan dalam elektroda sel seng akan kelebihan ion Zn2+ dan bermuatan positif,
sedangkan dalam elektroda sel tembaga akan kekurangan Cu2+ dan kelebihan
anion juga larutannya akan menumpuk muatan negatif. Dengan demikian arus
listrik akan berhenti mengalir. Jembatan garam memungkinkan arus listrik
mengalir antara kedua larutan. Jika kita lihat elektroda sel seng maka kelebihan
ion Zn2+ dalam elektroda sel ini akan memasuki jembatan garam dan bermigrasi
menuju elektroda sel tembaga.
Pada

percobaan

digunakan

larutan

CuSO4

dengan

konsentrasi

berbeda-beda yaitu 0,25 M; 0,025 M; 0,0025 M; dan 0,00025 M. Penggunaan


larutan dengan berbagai jenis konsentrasi dimaksudkan untuk mencoba pengujian

persamaan Nernst yang menghubungkan konsentrasi larutan dengan nilai GGL.


Pada percobaan ini terlihat bahwa semakin rendah konsentrasi larutan CuSO4
maka semakin kecil nilai beda potensialnya yang disebabkan nilai disosiasi
larutan berkurang karena adanya pengenceran.
Kedua ujung jembatan garam dicelupkan kedalam larutan CuSO4 dan
ZnSO4. Elektroda-elektroda logam dicelupkan sesuai dengan larutannya
masing-masing yang telah dihubungkan dengan kabel dan multimeter. Jembatan
garam berfungsi sebagai penyetara ion-ion didalam larutan. Didalam larutan,
kation-kation (Zn2+, Cu2+, dan NH4+) bergerak ke katoda, sementara anion-anion
(SO42- dan Cl-) bergerak ke anoda. Tanpa jembatan garam yang menghubungkan
kedua larutan, terjadinya penumpukan muatan positif dalam kompartemen anoda
(karena pembentukan ion Zn2+) dan muatan negatif dalam kompartemen katoda
(terjadi ketika sebagian ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu) akan dapat menghentikan
kerja sel. Dengan adanya jembatan garam, hal itu dapat dihindari.
Lempengan logam Zn dan Cu kemudian dicelupkan bersamaan ke dalam
larutan elektrolit. Hal ini dilakukan reaksi antara kedua setengah sel berjalan
bersamaan sehingga pembacaan nilai GGL sesuai dengan banyaknya elektron
yang melalui kabel dari anoda Zn ke katoda Cu. Logam Zn dalam larutan ZnSO4
akan mengalami oksidasi dengan melepaskan elektron membentuk ion Zn2+,
elektron yang dilepaskan mengalir melalui kawat dan menuju katoda Cu.
Ion Cu2+ menerima elektron dalam larutan CuSO4, yang mengalir melalui kawat
membentuk endapan logam Cu. Aliran elektron pada kedua larutan ini
menyebabkan perbedaan potensial listrik pada kedua elektroda dan terukur pada
alat multimeter yang terhubung pada kawat. Perbedaan potensial antara anoda dan
katoda ini dinamakan gaya gerak listrik atau Esel.

Pada percobaan ini, diperoleh hasil yaitu pada sel galvani menggunakan
katoda Cu dan anoda Zn, Eosel secara teori adalah 1,10 Volt dengan gradien
-0,0301 J/C. Sedangkan Eosel secara praktek adalah 0,5 Volt pada konsentrasi
0,25 M, 0,4 Volt pada konsentrasi 0,025 M, 0,4 Volt pada konsentrasi 0,0025 M,
dan 0,3 Volt pada konsnttrasi 0,00025 M. Adapun nilai R2 yang diperoleh yaitu
0,9. Adanya kesalahan perbedaan nilai antara teori dan praktek kemungkinan
disebabkan oleh kesalahan pada pengenceran, kurangnya ketelitian dalam
membaca Eo sel pada multimeter, elektroda yang bergerak-gerak pada saat
dimasukkan ke dalam larutan elektrolit dan sebagainya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.

Nilai Esel yang diperoleh secara teoritis adalah 1,10 Volt, sedangkan Esel yang
diperoleh secara praktek adalah 0,5 Volt pada konsentras 0,25 M, 0,4 Volt
pada konsentrasi 0,025 M, 0,4 Volt pada konsentrasi 0,0025 M, dan 0,3 Volt
pada konsnttrasi 0,00025 M.

2.

Melalui percobaan ini diperoleh bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan


potensial sel dan hasil perhitungan yang diperoleh sama dengan persamaan
Nernst yang mengalami penyimpangan dengan nilai yang diperoleh secara
praktek.

5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
Disarankan untuk melengkapi alat percobaan sehingga praktikum dapat
berjalan lancar.

5.2.2 Saran untuk Percobaan


Pada percobaan berikutnya dapat menggunakan larutan uji yang lain,
sehingga dapat menambah wawasan praktikan.

5.2.3 Saran untuk Asisten


Asisten telah baik dalam menjelaskan dan menuntun jalannya praktikum,
diharapkan kinerja asisten bertahan.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P., and Paula, J. D., 2006, Atkins Physical Chemistry, Eighth Edition,
Oxford University Press, Amerika.
Bird, T., 1993, Kimia Fisik untuk Universitas, diterjemahkan oleh Kwee Ie Tjien,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Iqbal, S.A., and Zaafrani, I., 2011, Texbook of Electrochemistry, First Edition,
Publishing House PVT. LTD, New Delhi.
Mazloomi, K., Sulaiman, N.B., and Moayedi, H., 2012, Electrical Efficiency Of
Electrolytic Hydrogen Production, International journal of
Electrochemical Science, 7 (2012), 3314-3326.
Rahmawati, F, 2013, Elektrokimia Transformasi Energi Kimia Listrik, Edisi
Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rahmi, E., Alif, A., dan Imelda., 2012, Penggunaan Elektroda Karbon Dan
Semikonduktor CuO Dalam Sel Fotovoltaik Berbentuk Plat Yang
Dipasang Secara Paralel Dalam Larutan Elektrolit Na2SO4, Kimia
Unand, 1 (1), 1-7.
Riyanto, 2013, Elektrokimia dan Aplikasinya, Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Suniati, R., dan Zamri, A., 2013, Rancang Bangun Miniatur Turbin Angin
Pembangkit Listrik Untuk Media Pembelajaran, Jurnal Teknik Mesin,
3 (2), 1-8.
Shohel, M.A.A., Saleh, M.U., Dipan, B.B., Hasan, G.M., and Ferdous, A.H.,
2013, Design and Implementation of a High-Precision Digital
Voltmeter, International Journal of Advanced Research in Electrical,
Electronics and Instrumentation Engineering, 2 (8), 4093-4098.

Lampiran 1. Bagan kerja

Lempeng Cu

Lempeng Zn

Dibersihkan permukaannya dengan


Kertas amplas.

- Dibersihkan permukaanya
dengan amplas.

Dihubungkan dengan kabel.

- Dihubungkan dengan kabel.

Dicelupkan ke dalam larutan 25 mL

- Dicelupkan ke dalam

CuSO4 0,00025 M

larutan

25

mL

ZnSO4

0,25 M.

- Dibuat jembatan garam dengan menggulung kertas saring


dan mencelupkannya ke larutan NH4Cl
Dihubungkan dengan
Jembatan garam
- Dihubungkan kedua elektroda dengan voltmeter
- Diamati nilai GGL pada voltmeter
Hasil

Catatan: diulangi percobaan dengan mengganti larutan CuSO4 0,00025 M dengan


larutan CuSO4 0,0025 M, 0,025 M dan 0,25 M.

Lampiran 2. Perhitungan
1. Secara Teori
Katoda: Cu2+ + 2e-

Cu

Eo sel = 0,34 Volt

Anoda:

Zn2+ + 2e-

Eo sel = 0,76 Volt

Zn
Cu2+ + Zn

Cu

+ Zn2+ Eo sel = 1,1 Volt

y = ax + b
b = Eo sel = 1,1 Volt
a = -2,3026

RT
nF

= -2,3026

=-

(8,3145 J/mol. K)(304 K)


(2 x 96500 C/mol)

5820,0702 J/mol
193000 C/mol

= -0,0302 J/C
Persamaan garisnya adalah y = -0,0302x + 1,1
E sel = Eo sel - 2,3026

RT

log

nF

[Zn2+]
[Cu2+]

Diketahui: n = 2
T = 31 oC = 304 K
R = 8,3145 J/mol K
F = 96500 C/mol
a. E sel1 = 0,5 V 2,3026

= 0,5 V 2,3026

8,3145 J/mol K 304 K


2 x 96500
2527,608 J/mol
193000

= 0,5 V 0,0302 J/C x 0


= 0,5 V

log 1

log

0,25 M
0,25 M

8,3145 J/mol K 304 K

b. E sel2 = 0,4 V 2,3026

2 x 96500

= 0,4 V 2,3026

2527,608 J/mol
193000

log

0,25 M
0,025 M

log 10

= 0,4 V 0,0302 J/C x 1


= 0,4 V - 0,0302 J/C
= 0,3698 V
c. E sel3 = 0,4 V 2,3026

= 0,4 V 2,3026

8,3145 J/mol K 304 K


2 x 96500
2527,608 J/mol
193000

log

0,25 M
0,0025 M

log 100

= 0,4 V 0,0302 J/C x 2


= 0,4 V 0,0604 J/C
= 0,3396 V
d. E sel4 = 0,3 V 2,3026

= 0,3 V 2,3026

8,3145 J/mol K 304 K


2 x 96500
2527,608 J/mol
193000

= 0,3 V 0,0302 J/C x 3


= 0,3 V 0,0906 J/C
= 0,2094 V

log

log 1000

0,25 M
0,00025 M

Anda mungkin juga menyukai