Anda di halaman 1dari 5

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan

20 Oktober 2018
| 167

Pembuatan Kristal Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat Dengan


Variasi Ukuran Tembaga Bekas

Siti Rodiah1*, Annisa Widya Budaya2, Desti Erviana3, Riska Ahsanunnisa4, Ade
Oktasari5, Fitria Wijayanti6, Nurul Kholidah7, Mariyamah8, Rima Daniar9
123456789
Prodi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang

*Email:siti.rodiah_uin@radenfatah.ac.id

ABSTRAK
Indonesia memiliki berbagai macam industri. Beberapa industri membutuhkan bahan-
bahan untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Kristal CuSO4.5H2O
merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan di industri. Tembaga banyak
digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan, dan lain-lain.
Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar tembaga yang cukup
tinggi. Tembaga bekas dari barang-barang tersebut diolah kembali menjadi logam
tembaga baru yang dapat digunakan untuk kebutuhan barang-barang elektronik. Pada
penelitian ini dilakukan pembuatan kristal Tembaga(II) Sulfat Pentahidrat dengan
variasi ukuran tembaga bekas yang diambil dari kabel bekas. Tembaga direaksikan
dengan H2SO4 dan HNO3. Hasil yang didapatkan berat kristal tembaga(II) Sulfat dari
tembaga berukuran pendek dan berukuran panjang berturut-turut yaitu 0,976 gram dan
0,411 gram dan rendemen kristal Tembaga(II) Sulfat dari tembaga berukuran pendek
dan berukuran panjang berturut-turut yaitu 19,95% dan 8,403%.

Kata Kunci: Kabel Bekas; Tembaga(II) Sulfat; Tembaga Bekas; Variasi Ukuran.

ABSTRACT
Indonesia has a variety of industries. Some industries need ingredients to improve the
quality of the products produced. CuSO4.5H2O crystals are one of the ingredients that
are much needed in the industry. Copper is widely used in various electronic items, such
as cables, coils, and others. Copper metal in these items contains quite high levels of
copper. Used copper from these items is reprocessed into new copper metal which can
be used for the needs of electronic goods. In this study, manufacture of Copper (II)
Sulfate Pentahydrate crystals with various sizes of used copper taken from used wires.
Copper is reacted with H2SO4 and HNO3. The results obtained from copper are short
and long-sized Copper (II) Sulfate crystals of 0.976 grams and 0.411 grams,
respectively, and the short and long-term yield of Copper (II) Sulfate from copper is
19.95% and 8,403%.

Keywords: Used Cable; Copper (II) Sulfate; Used Copper; Size Variations

@ Copyright © 2018 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. All Right Reserved

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan
20 Oktober 2018
| 168

PENDAHULUAN Hal tersebut memunculkan ide


Indonesia memiliki berbagai pengolahan limbah tembaga untuk
macam industri. Beberapa industri diolah menjadi bentuk yang lain dalam
membutuhkan bahan-bahan untuk rangka peningkatan nilai guna. Salah
meningkatkan kualitas dari produk yang satunya sebagai bahan baku pembuatan
dihasilkan. Kristal CuSO4.5H2O kristal CuSO4.5H2O.
merupakan salah satu bahan yang Oleh karena pemanfaatannya
banyak dibutuhkan di industri. yang sangat luas dan dapat
Pemanfaatan kristal CuSO4.5H2O meningkatkan nilai kegunaan dan nilai
sangat luas, diantaranya yaitu sebagai ekonomi dari tembaga bekas, maka
fungisida yang merupakan p estisida perlu dilakukan penelitian pembuatan
yang secara spesifik membunuh atau kristal tembaga sulfat pentahidrat
menghambat cendawan akibat penyakit, (CuSO4.5H2O) dari tembaga bekas
reagen analisa kimia, sintesis senyawa kumparan dengan reaksi menggunakan
organik, pelapisan anti fokling pada H2SO4 dan pelarut HNO3.
kapal, sebagai kabel tembaga, Metode Penelitian
electromagnet, papan sirkuit, solder Penelitian ini secara umum
bebas timbal, dan magneton dalam oven bertujuan untuk mempelajari cara
microwave (Fitrony, 2013). pembuatan kristal CuSO4.5H2O dari
Tembaga (II) sulfat merupakan tembaga (Cu) bekas dan H2SO4 dengan
padatan kristal biru dengan struktur pelarut HNO3. Dalam pelaksanaannya,
kristal triklin. Pentahidratnya proses pembuatan kristal CuSO4.5H2O
kehilangan lima molekul air pada suhu melalui tahap pelarutan bahan Cu
yang berbeda. Kristal ini dapat dibuat dengan H2SO4 pekat yang telah
dengan mereaksikan tembaga dengan ditambahkan aquades, tahap reaksi
asam sulfat dan asam nitrat yang dengan HNO3, dan tahap kristalisasi
kemudian dipanaskan hingga terbentuk sehingga diperoleh kristal
kristal. Selain dengan bahan baku logam CuSO4.5H2O. Selanjutnya dilakukan
tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa penelitian yang meliputi pengaruh
dibuat dari tembaga bekas ataupun ukuran tembaga yang dipotong,
tembaga dalam bentuk sponge yang pengadukan, dan dilakukan pengukuran
diperoleh dari larutan CuCl2. Pada skala yield kristal CuSO4.5H2O yang
industri dibuat dengan memompa udara dihasilkan.
melalui campuran tenaga panas dengan Alat dan Bahan
H2SO4 encer (Svehla, 1990). Alat-alat yang dignakan yaitu
Tembaga banyak digunakan gelas kimia, pipet tetes, gelas ukur,
pada berbagai barang elektronik, spatula, timbangan analitik, cawan petri,
misalnya kabel, kumparan, dan lain- tabung reaksi dan rak tabung reaksi.
lain. Logam tembaga pada barang- Bahan-bahan yang digunakan
barang tersebut mengandung kadar yaitu tembaga (Cu), H2SO4 pekat,
tembaga yang cukup tinggi. Tembaga HNO3 pekat, aquades dan kertas saring
bekas dari barang-barang tersebut Prosedur
diolah kembali menjadi logam tembaga Dimasukkan dengan hati-hati 5
baru yang dapat digunakan untuk mL H2SO4 pekat ke dalam dua gelas
kebutuhan barang-barang elektronik. kimia yang berbeda, masing-masing

Prosiding Semnas Sanitek 2018. P-ISSN ..........


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan
20 Oktober 2018
| 169

ditambahkan 20 mL aquades sambil Masing-masing campuran ditambahkan


diaduk perlahan. Selanjutnya dimasukan HNO3 pekat perlahan-lahan dan diaduk
tembaga berukuran panjang ke dalam sampai tidak ada gas coklat. Hasil
gelas kimia satu dan tembaga berukuran campuran sampel disaring dan filtrat
pendek ke dalam gelas kimia dua yang didapat didiamkan 7 hari pada
sebanyak 1,25 gram dan diaduk. suhu kamar untuk pembentukan kristal.

Hasil dan Pembahasan


A. Hasil
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Ukuran
No. Perlakuan Hasil
Tembaga
1. Pendek - H2SO4 + aquades + - Larutan berwarna putih dan
tembaga + HNO3 terbentuk gelembung
- Larutan menjadi warna hijau
kebiruan
- Terbentuk gas coklat
- Didiamkan 7 hari - Kristal terbentuk (0,976 gram)
2. Panjang - H2SO4 + aquades + - Larutan berwarna putih dan
tembaga + HNO3 terbentuk gelembung
- Larutan menjadi warna hijau
kebiruan
- Terbentuk gas coklat
- Didiamkan 7 hari - Kristal terbentuk (0,411 gram)

B. Pembahasan logam tembaga bekas ke dalam larutan


Preparasi Sampel H2SO4 pekat yang ditambahkan 20 mL
Sampel yang digunakan pada aquades. Ketika H2SO4 dan aquades
penelitian ini adalah tembaga bekas dicampurkan terjadi reaksi eksoterm,
yang diambil dari kabel. Tembaga sehingga menyebabkan suhunya
divariasi berdasarkan ukuran pendek semakin panas. Tujuan penambahan
dan panjang, hal ini bertujuan untuk H2SO4 adalah agar kristal CuSO4 dapat
membandingkan kristal tembaga(II) terbentuk. Jumlah volume penambahan
sulfat yang didapatkan dari variasi H2SO4 berpengaruh terhadap cepat atau
tersebut. tidaknya proses Cu larut.
Campuran kemudian
Pembuatan Kristal Tembaga(II) ditambahkan HNO3 pekat dan diaduk.
Sulfat Tujuan dari penambahan HNO3 adalah
Pada penelitian ini dilakukan untuk mempercepat kelarutan logam
pembuatan kristal tembaga(II) sulfat tembaga dalam larutan, dan pengadukan
dengan variasi ukuran tembaga bekas. bertujuan untuk menghomogenkan zat
Tembaga(II) sulfat merupakan padatan yang terdapat dalam larutan tersebut.
biru dengan struktur kristal triklin. H2SO4 dan HNO3 merupakan oksidator
Adapun dalam percobaan ini pembuatan lebih kuat dari HCl.
kristal dilakukan dengan memasukan

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan
20 Oktober 2018
| 170

Adapun perubahan warna yang dilepaskan dan terjadi pelepasan warna.


terjadi diakibatkan oleh logam tembaga. Warna tersebut sesuai dengan warna
Tembaga merupakan logam golongan setiap unsur atau senyawa, dimana
transisi yang mempunyai orbital d yang tembaga(II) sulfat berwarna biru.
kosong, akibatnya logam tembaga dapat Gas coklat yang berbau
mengalami eksitasi elektron. Eksitasi menyengat merupakan gas nitrit yang
elektron dapat didefinisikan sebagai dihasilkan dari proses penambahan
perpindahan elektron dari tingkat energi HNO3. Pada saat penambahan HNO3 ini
rendah ke tingkat energi yang tinggi, terbentuk gas NO yang tidak berwarna
pada saat perpindahan energi tersebut karena gas tersebut sangat reaktif,
terjadi penyerapan foton. Pada saat ketika gas NO teroksidasi oleh oksigen
elektron ditingkat energi paling tinggi di udara menjadi gas NO2 yang
terjadi ketidakstabilan yang berwarna coklat dan berbau menyengat.
mengakibatkan elektron akan turun ke Adapun reaksi yang terjadi sebagai
tingkat energi rendah sehingga foton berikut :

Cu(s) + 3H2O(l) + H2SO4(aq) + 2HNO3(aq) CuSO4.5H2O(s) + 2NO2(g)

Adapun hasil yang didapatkan inti yang ada atau luas permukaan
pada penelitian yaitu terbentuknya kristal yang ada (Cotton, 1989).
kristal tembaga(II) sulfat pada tembaga Syarat utama terbentuknya
bekas yang berukuran pendek maupun kristal dari suatu larutan adalah larutan
tembaga yang berukuran panjang. Hasil induk harus dibuat dalam kondisi lewat
berat kristal tembaga(II) sulfat dari jenuh (supersaturated), yang dimaksud
tembaga berukuran pendek dan dengan kondisi lewat jenuh adalah
berukuran panjang berturut-turut yaitu kondisi dimana pelarut (solvent)
0,976 gram dan 0,411 gram. Berat yang mengandung zat terlarut (solute)
dihasilkan dari tembaga berukuran melebihi kemampuan pelarut tersebut
pendek lebih banyak dibandingkan untuk melarutkan solute pada suhu tetap
tembaga yang berukuran panjang. Hal (Kristian, 2003).
tersebut disebabkan tembaga yang Adapun tahapan dari kristalisasi
berukuran pendek mempunyai luas antara lain supersaturated state,
permukaan yang lebih besar, sehingga nucleation dan growth. Supersaturated
reaksi kelarutan tembaga akan lebih yaitu kondisi larutan lewat jenuh,
mudah dibandingkan dengan tembaga nucleation yaitu pembentukan inti
yang berukuran panjang. Tembaga yang kristal dari larutan lewat jenuh tersebut
berukuran panjang lebih sulit larut, dan growth yaitu pertumbuhan atau
sehingga akan mempengaruhi proses perkembangan molekul kristal dari fase
terbentuknya kristal tembaga(II) sulfat. nucleation hingga mencapai
Faktor-faktor yang keseimbangan (equilibrium state).
mempengaruhi kecepatan pembentukan Proses yang dialami oleh suatu kristal
kristal antara lain yaitu jenis serta akan mempengaruhi sifat-sifat dari
banyaknya zat pengotor, derajat lewat kristal tersebut. Proses ini juga
jenuh, viskositas larutan dan pergerakan bergantung pada bahan dasar serta
antara larutan dan kristal, serta jumlah kondisi lingkungan tempat kristal
tersebut terbentuk (Kristian, 2003).

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang


Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan
20 Oktober 2018
| 171

Kesimpulan
Pada penelitian ini telah berhasil
dibuat kristal tembaga(II) sulfat dari
tembaga yang diambil dari kabel bekas.
Hasil berat kristal tembaga(II) sulfat
dari tembaga berukuran pendek dan
berukuran panjang berturut-turut yaitu
0,976 gram dan 0,411 gram dan
rendemen kristal tembaga(II) sulfat dari
tembaga berukuran pendek
danberukuran panjang berturut-turut
yaitu 19,95% dan 8,403%.

DAFTAR PUSTAKA
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia
Anorganik Dasar. Jakarta: UI
Press.
Fitrony., Rizqy, F., Lailatul, Q., dan
Mahfud. 2013. Pembuatan
Kristal Tembaga Sulfat
Pentahidrat (CuSO4.5H2O) dari
Tembaga Bekas Kumparan.
JURNAL TEKNIK POMITS
2(1):121-122.

Keenan, Kleinfelter dan Wood. 1992.


Kimia Untuk Universitas Jilid 2
Edisi ke enam. Jakarta:
Erlangga.
Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia
Anorganik Logam. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Press.
Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik
Kualitatif Makro dan
Semimakro. Jakarta: Kalman
Media Pustaka.
Wilbraham dan Matta. 1992. Pengantar
Kimia Organik dan Hayati.
Southern: Edwardsville.

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Raden Fatah Palembang

Anda mungkin juga menyukai