Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat banyak unsur - unsur yang dapat ditemui dialam ini. Sampai
saat ini saja sudah 112 unsur telah ditemukan oleh para ahli. Unsur-unsur
tersebut

memiliki

menyebabkan

sulit

sifat
untuk

dan

karakteristik

yang

berbeda-beda

mempelajarinya.

Oleh

karena

itu,

yang
untuk

memudahkan dalam mempelajari unsur-unsur tersebut, para ahli telah


berupaya untuk mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan kemiripan
sifat dan karakteristik unsur-unsur tersebut.
Unsur transisi priode keempat umumnya memiliki electron valensi
pada subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur seng(Zn) pada
golongan IIIB ). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti sifat magnetic ,warna ion, aktifitas katalitik , serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur , yaitu scandium(Sc) titanium (Ti), vanadium(v), kromium (Cr),
Mangan (Mn) ,Besi (Fe), kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng
(Zn). Termasuk di dalam nya Vanadium dan Kromium. Vanadium dan
kromium merupakan unsure transisi yang sangat penting, yang banyak
digunakan pada peralatan sehari-hari. Oleh sebab itu, pada makalah ini kami
akan membahas tentang karakteristik dari unsur vanadium dan kromium.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kecenderungan dari Vanadium dan Kromium?
2. Apa sifat fisika dan kimia dari Vanadium dan Kromium?
3. Apa senyawa oksida dari Vanadium dan Kromium?
4. Bagaimana cara mengekstrasi Vanadium dan Kromium dan apa
kegunaanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kecenderungan dari Vanadium dan Kromium.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari Vanadium dan Kromium.

3. Untuk mengetahui senyawa oksida dari Vanadium dan Kromium.


4. Untuk mengetahui cara mengekstrasi Vanadium dan Kromium dan apa
kegunaanya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kecenderungan Golongan 5 dan 6 ( V dan Cr)
1. Kecenderungan golongan 5 (V)
Dibandingkan dengan logam-logam golongan 4, logam-logam
golongan 5 ini mempunyai satu elektron ekstra pada obital d. Hal ini
mengakibatkan ikatan logam yang lebih kuat sebagaimana ditunjukkan
oleh kecenderungan titik leleh dan titik didih loganm-logam golongan 5
yang relatif lebih tinggi dari pada titik leleh dan titik didih logam-logam
golongan 4 untuk periode yang sama.
Tabel data beberapa sifat unsur-unsur transisi golongan 5
Karakteristik
Kelimpahan/ppm (dalam

V
136
23

Nb
20

41

Ta
1,7

73

kerak bumi)
Densitas/gcm-3 (20oC)
6,11
o
Titik leleh ( C)
1915
o
Titik didih ( C)
3350
Jari-jari atomik/pm
134
5+
Jari-jari ionik/pm M ; 54; 58; 64; 79

8,57
2468
4758
146
64; 68; 72; -

16,65
2980
5534
146
64; 68; 72; -

M4+; M3+, M2+


Konfigurasi elektronik
Elektronegativitas

[36Kr] 4d45s1
1,6

[54Xe] 4f145d36s2
1,5

[18Ar] 3d34s2
1,6

Dengan konfigurasi elektronik terminal (n-1)d3 ns2, atom-atom


logam golongan ini dapat melepaskan 2 hingga 5 elektron menghasilkan
tingkat oksidasi +2, +3, +4, +5, namun yang paling umum adalah +2, +3
dan +4. Kemudian melepaskan elektron tentu saja berkaitan dengan
kedudukan ketiga unsur kelompok ini sebagai awal anggota deret transisi
yang tarikan intinya terhadap elektron-elektron d masih relatif lemah.
Demikian juga berkaitan dengan ikatannya terhadap atom-atom yang
bersifat sangat elektronegatif seperti oksigen, senyawa-senyawanya
bersifat kovalen atau dalam bentuk kompleks. Atas dasar ukurannya, atom
logam ukuran kecil dengan tingkat oksidasi tertinggi (+5) mempunyai

daya oksida terkuat. Jadi, vanadium (V) merupakan oksidator terkuat


dalam golongannya. Nilai potensial reduksi, Eo, spesies vanadium dengan
berbagai tingkat oksidasi dalam suasana asam ditunjukkan oleh diagram
latimer berikut:
VO2+

1,00V

Kuning-orange

VO2+

-0,361V
biru

V3+

-0,255V V2+ -1,18V


hijau

violet

Dari nilai potensial reduksi tersebut dapat diketahui bahwa Vanadium (V),
VO2+ , merupakan oksidator yang baik dengan berubah menjadi vanadium
(IV), VO2+ , yang relatif stabil, atau bahkan menjadii V3+ yang paling stabil.
Perubahan tingkat oksidasi bertahap satu elektron tersebut dapat dilakukan
dalam larutan air dengan reduktor campuran Zn dan asam hidroklorida.1
Vanadium adalah unsur yang cukup melimpah (0,02% kerak bumi)
dijumpai dalam beberapa lusin bijih. Bijih utamanya agak kompleks,
seperti vanadinit, 3Pb3(VO4)2 . PbCl2.
Senyawa Vanadium yang paling penting ialah vanadium pentoksida
V2O5 , yang terutama digunakan sebagai katalis, seperti dalam konvensi
SO2 (g) menjadi SO3(g) dalam metode kontak untuk manufaktur asam
sulfat. Aktivitas V2O5 sebagai katalis oksida dapat dikaitkan dengan
lepasnya oksigen secara reversibel yang terjadi dari 700 sampai 1100oC.2
2. Kecenderungan golongan 6 (Cr)
Karakteristik logam-logam golongan ini dapat diperiksa pada tabel
berikut ini.

1 Kristian H. Sugiarto dan Retno D. Suyanti, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010, h. 236
2 Petrucci. Harwood. Herring, Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern,
Erlangga, Jakarta, 2011, h. 194

Tabel data beberapa sifat unsur-unsur transisi golongan 6


Karakteristik

Cr

24

Mo

42

74

Kelimpahan/ppm

122

1,2

1,2

Densitas/gcm-3

7,14

10,28

19,3

Titik leleh (oC)

1900

1620

(3380)

Titik didih (oC)

2690

4650

(5500)

Jari-jari atomik/pm

128

139

139

Jari-jari ionik/pm M6+; 44; 49; 55; 61,5; 59; 61; 65; 69; M5+; M4+, M3+ ; M2+
Konfigurasi elektronik

60; 62; 66; -; -

73
[18Ar] 3d54s1

[36Kr] 4d55s1

[54Xe] 4f145d46s2

1,6

1,8

1,7

Elektronegativitas

Konfigurasi elektronik untuk kromium dan molibdenum menyimpang


dari diagram aufbau. Dibandingkan molibdenum dan wolfram, kromium lebih
mudah bereaksi dengan asam non oksidator menghasilkan Cr(II), tetapi
dengan asam oksidator reaksinya menjadi terhambat dengan terbentuknya
lapisan kromium (III) oksida.
Logam golongan ini pada tingkat oksida rendah semakin tidak stabil
dengan dengan naiknya nomor atom. Jadi, kromium mempunyai variasi
tingkat oksidasi yang paling banyak, sehingga logam kromium lebih banyak
membentuk berbagai senyawa.3
Kromium adalah logam yang kuat dan bercahaya serta sangat tahan
korosi. Karena itu, logam ini dipakai untuk pelindung besi dari proses korosi.
Lapisan kromium pada besi dapat dibuat dengan elektrolisis (penyepuhan).
Kromium terdapat dalam baja anti karat (stainless steel) yang biasa
mengandun g 19% kromium, 9% nikel, dan yang lainnya besi.4

3 Kristian H. Sugiarto dan Retno D. Suyanti, Op. Cit., h. 254.


4 Syukri S, Kimia Dasar 3, ITB, Bandung, 1999, h. 622

B. Sifat-Sifat Fisis dan Kimia Logam Golongan 5 dan 6 (V dan Cr)


1. Sifat Fisis
a. Sifat Fisis Vanadium

Sifat
Nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)
Titik didih (oC)
Titik leleh (oC)
Warna

V
23
132
6,1
3380
1890
Abu-abu putih

b. Sifat Fisis Cromium

Sifat
Nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)
Titik didih (oC)
Titik leleh (oC)
Warna

Cr
24
127
7,2
9,0
2672
1890
Putih perak

2. Sifat Kimia

a. Sifat kimia Vanadium5


Sifat
Konfigurasi elektron
Energi ionisasi (kJ/mol)
Pertama
Kedua
Ketiga
Eored M2+ (aq)volt
Eored M3+ (aq)volt

V
[18Ar] 3d34s2
650
1414
2828
-1,20
-0,86

Vanadium memiliki memiliki bilangan oksidasi yang lebih dari


satu, yaitu +1, +2, +3, +4, +5. Hal ini disebabkan oleh elektron yang tidak
hanya keluar dari sub kulit s, tetapi juga dari subkulit d yang ada di
bawahnya. Bilangan oksidasi paling stabil ialah +4, namun umumnya
bilangan oksidasi yang ditemukan adalah+3.6
Dalam senyawanya, vanadium

dapat berada dalam berbagai

bilangan oksidasi. Pada setiap bilangan oksidasi ini, vanadium membentuk


oksida atau ion. Ion menunjukkan warna jelas dalam larutan berair. Jika
atom logam pusat berada dalam bilangan oksidasi rendah, oksida bertindak
sebagai basa, dalam bilangan oksidasi tinggi untuk atom pusat, sifat asam
menjadi penting. Oksida vanadium dengan V dalam bilangan oksidasi +2
dan +3 adalah basa, sedangkan oksida vanadium dengan V dalam bilangan
oksidasi +4 dan +5 adalah amfoter.7
Vanadium memiliki konfigurasi elektron yaitu [Ar] 3d34s2, untuk
mencapai oktet (konfigurasi elektron gas mulia) vanadium akan
melepaskan elektron di subkulit s dan d-nya. Karena jumlah elektron di
sub kulit d yang tergolong banyak, maka akan membutuhkan energi yang
5 Sandri Justiana,Muchtaridi, Kimia 3 SMA Kelas XII, Yudhistira, Jakarta Timur, 2009, h.
77
6 James E Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 2, Binarupa aksara,
Tangerang, h.365
7 Petrucci. Harwood. Herring, Op. Cit., h. 195

lebih besar untuk melepaskan elekktro-elektron tersebut. Sifat-sifat fisika


dan kimia vanadium sangat ditentukan oleh onfigurasi elektronnya.
Tingkat energi orbital d dan s kulit terluarnya hampir sama, sehingga
terjadi kombinasi orbital d dan s dalam konfigurasi elektronnya. Bila unsur
ini melepaskan elektron, maka yang pertama keluar adalah elektron pada
orbital s, karena yang terlemah, dan kemudian diikuti oleh orbital d.
Akibatnya, unsur ini dapat melepaskan satu, dua, sampai tiga elektron.
Vanadium bersifat paramagnetik, sehingga dapat ditarik oleh
medan magnet karena vanadium memiliki elektron yang tidak berpasangan
di dalam orbital subkulit di atomnya.8
b. Sifat kimia Cromium
Sifat
Konfigurasi elektron
Energi ionisasi (kJ/mol)
Pertama
Kedua
Ketiga
Eored M2+ (aq)volt
Eored M3+ (aq)volt

Cr
[18Ar] 3d44s2
653
1592
2987
-0,91
-0,74

Bilangan oksida krom +2, +3, +6. Bilangan oksida +2 merupakan ion Cr +2
yang bewarna biru dalam larutan dan sangat mudah di oksidasi menjadi
+3, yang merupakan bilangan oksida yang sangat stabil.9
Chromium bersifat paramagnetik, sehingga dapat ditarik oleh medan
magnet karena Chromium memiliki elektron yang tidak berpasangan di
dalam orbital subkulit di atomnya.10
C. Persenyawaan Oksida Logam Golongan 5 dan 6 (V dan Cr)
1. Senyawa Oksida Vanadium
8 Hiskia Ahmad, Kimia Unsur dan Radiokimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001,
h.140
9 James E Brady, Loc.Cit., h.365
10 Hiskia Ahmad, Loc. Cit., h.140

Karakteristik oksida vanadium ditujukkan pada tabel:


Tingkat oksidasi
+2 (3d3)

Oksidasi
VO

+3 (3d2)

V2O3

+4 (3d1)

VO2

+5 (3do)

V2O5

Sifat dan warna


Basa
Hitam- abu-abu
Basa
Hitam
Amfoterik
Biru legam
Amfoterik
Kuning-oranye

Dengan rentang tingkat oksidasi yang panjang tersebut maka dapat


dipahami bahwa sifat basa dari oksidanya akan melemah dengan naiknya
tingkat oksidasi. VO dan V2O3 versifat basa sedangkan VO2 dan V2O5
bersifat amfoterik.
a. Vanadium pentoksida, V2O5
V2O5 bewarna kuning-oranye, dapat diperoleh dari pemanasan
vanadat, NH4VO3 menurut persamaan berikut ini:
2NH4VO3 (s)
NH3 (g) + V2O5 (s) + H2O (g)
Padatan V2O5 ini mempunyai titik leleh kira-kira 650oC, dan membeku
pada pendinginan dengan membentuk kristal-kristal yang terbentuk jarum.
Oksida ini juga dapat diperoleh dari penambahan larutan asam encer ke
dalam larutan amonium vanadat:
2NH4VO3 (aq) + H2SO4 (aq)

(NH4)2SO4 (aq) + H2O (l) + V2O5 (s)

Kelarutan V2O5 dalam air sangat kecil (kira-kira 0,007 gL -1), dan
oksida ini lebih bersifat amfoterik. Oleh karena itu, V2O5 larut dalam basa
kuat, misalnya natrium hidroksida, menghasilkan ion vanadat yang tak
berwarna. Jika ke dalam larutan ini selanjutnya ditambahkan asam pH
~6,5, larutan menjadi oranye cemerlang. Jika penambahan asam diteruskan
hingga pH ~2, ternyata diperoleh endapan berwarna coklat, V2O5, tetapi
endapan ini larut kembali pada penambahan asam lebih lanjut dengan
membentuk kation okso, adalah ion komplek dioksovanadium (V), VO2+.
Persamaan reaksi yang telah diusulkan secara sederhana dapat dituliskan
sebagai berikut:
Pada penambahan basa

2 [VO4]3- (aq) + H2O (l)

V2O5 (s) + 6 OH (aq)

Tidak berwarna
Pada penambahan asam hingga pH = 6,5
[VO4]3- (aq) + 2H3O+ (aq)

[VO2(OH)2]- (aq) + 2H2O (l)


Kuning-oranye

Pada penambahan asam hingga pH= 2


2[VO2(OH)2]- (aq) + 2H3O+ (aq)

V2O5 (s) + 5H2O (l)


Coklat

Pada penambahan asam lebih lanjut


V2O5 (s) + 2H3O+ (aq)
2 [VO2]+ (aq) + 3H2O (l)
Jadi, terdapat dua macam ion okso vanadium (V), yaitu dalam
bentuk kompleks anion tetraoksovanadat(V), [VO4]3- , dan kation
dioksovanadium(V), [VO2]+.
V2O5 bersifat oksidator sedang dengan perubahan tingkat oksidasi dari
+5 menjadi +4; misalnya oksidasi terhadap HCl dengan membebaskan gas
klorin:
V2O5 (s) + 2HCl (aq)

2VO2 (s) + H2O (l) + Cl2 (g)

Dalam larutan, reaksi ionnya dapat dituliskan sebgai berikut:


Reduksi: [VO2+ (aq) + 2H3O+ + e
Oksidasi:

2Cl- (aq)

2VO2+ (aq) + 4H3O+ + 2Cl- (aq)

VO2+ (aq) + 3H2O] 2x


Cl2 (g) + 2e

2VO2+ (aq) + 6H2O (l) + Cl2 (g)

b. Vanadium Dioksida, VO2


Vanadium Dioksida, VO2, bewarna biru legam, dan dapat diperoleh
dari reduksi padatan V2O5 dengan reduktor sedang seperti CO dan SO2, atau
pemanasan langsung V2O5 dengan asam oksalat. Vanadium Dioksida, VO2,
bersifat amfoterik sama seperti V2O5, larut dengan kelarutan yang sama
banyak baik dalam asam maupun basa. Dalam asam non-oksidator VO 2
larut dengan membentuk ion oksovanadium(IV) atau ion vanadil, [VO]2+,
yang bewarna biru. Dalam alkali VO2 larut dengan membentuk larutan
yang bewarna kuning hingga coklat dari ion vanadat(IV) atau
hipovanadat, [V4O9]2-, atau ion [VO4]4- pada pH tinggi.
c. Vanadium trioksida, V2O3

10

Vanadium trioksida, V2O3, berwarna hitam, dapat diperoleh dari


reduksi V2O5 dengan H2 atau CO secara bertahap. V2O3 mengadopsi
struktur corundum (a-Al2O3). Oksida ini bersifat basa, oleh karena itu
dengan asam bereaksi menghasilkan ion vanadium(III), V3+ yang bewarna
biru atau hijau dan bersifat reduktor kuat:
V2O3 (s) + 6 H3O+ (aq)

2V3+ (aq) + 9 H2O (l)

d. Vanadium oksida, VO
Vanadium oksida, VO, bewarna abu-abu hitam, dapat diperoleh
dari reduksi V2O3 dengan logamnya, V. Oksida ini bersifat basa seperti
halnya V2O3, larut dalam asam membentuk ion V2+ yang bewarna violet:
VO(s) + 2H3O+ (aq)

V2+ (aq) + 3H2O (l)

2. Senyawa Oksida Cromium


Karakteristik oksida cromium ditujukkan pada tabel:
Tingkat oksidasi
+2
+3
+6

Oksida
CrO
Cr2O3 (hijau)
CrO3 (merah tua)

sifat
Basa
Amfoterik
Asam

Seperti halnya pada oksida vanadium, sifat basa oksida cromium


menurunn (atau sifat asam naik) dengan naiknya tingkat oksida. Oleh
karena itu, Cr2O3 bersifat amfoterik, sama seperti oksida aluminium, dan
CrO3 yang mempunyai tingkat oksidasi lebih tinggi bersifat asam. Hal ini
dapat dipahami bahwa Cr(IV) mempunyai jari-jari ionik lebih pendek dan
rapatan

muatan

lebih

tinggi

sehingga

spesies

ini

mempunyai

kecenderungan yang lebih besar sebagai akseptor pasangan elektron, dan


demikian bersifat asam.
a. Kromium (III) oksida, Cr2O3

11

Kromium (III) oksida, Cr2O3, dapat diperoleh dari dekomposisi


termal amonium dikromat menurut persamaan reaksi berikut:
(NH4)2Cr2O7 (s)

Cr2O3 (s) + N2 (g) + 4H2O (g)

Kromium(III) oksida merupakan oksida kromium yang paling


stabil mengadopsi struktur corundum, dan digunakan untuk pigment
hijau.

Oksida

ini

menunjukkan

sifat

semikonduktor

dan

antiferomagnetik pada temperatur di bawah 35oC.


b. Kromium(IV) oksida, CrO2
Kromium(IV) oksida, CrO2 dapat diperoleh dari reduksi CrO3
secara hidrotermal menurut persamaan reaksi berikut:
CrO3 (s) + H2 (g)

CrO2 (s) + H2O (g)

c. Kromium(VI) oksida, CrO3


Kromium(VI) oksida, CrO3, dapat diperoleh dari penambahan
asam sulfat pada larutan pekat alkali dikromat menurut persamaan
reaksi berikut:
K2Cr2O7 (aq) + H2SO4 (aq)

2CrO3 (s) + K2SO4 (aq) + H2O (l)


merah

Kromium trioksida bersifat sangat asam dan bereaksi dengan basa


menghasilkan kromat, CrO42-. Penurunan pH, dengan penambahan asam ke
dalam larutan kromat, pada mulanya mengakibatkan kondensasi unit-unit
tetrahedron CrO4 menjadi ion dikromat, Cr2O72-, dan kondensasi lanjut
menghasillkan endapan CrO3.
D. Ekstraksi dan Kegunaan Logam golongn 5 dan 6 (V dan Cr)
1. Ekstraksi dan Kegunaan Vanadium
a. Ekstraksi Vanadium
Vanadium dalam kerak bumi diduga terdapat sekitar 136 ppm
(bandingkan dengan niobium 20 ppm dan tantalum hanya 1,7 ppm),
dan merupakan unsur transisi terbanyak kelima setelah besi, titanium,
mangan, dan zirkonium. Logam ini terdapat bersama-sama dengan
logam-logam lain dalam sekitar 60 macam mineral, dan oleh karena itu
logam vanadium sering merupakan hasil ikutan saja dari suatu proses

12

pemisahan. Mineral yang penting sebagai sumber logam vanadium


adalah, patronit VS4, yang merupakan suatu polisulfida. Oleh karena
mudah bereaksi dengan oksigen, logam ini juga terdapat pada berbagai
mineral vanadat misalnya vanadinat yaitu timbel (II) klorida vanadat,
PbCl2.3Pb(VO4)2, karnonit yaitu kalium uranil vanadat, K(UO2)
(VO4).1,5H2O, dan vanadinit yaitu Pb3(VO4)2. Pb2(VO4)Cl atau
Pb5(VO4)3Cl.11
Pembuatan vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan
baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam
campuran besi. Fero vanadium mengandung 35%-95% vanadium. Fero
vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan pereduksi
campuran silikon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan
CaO membentuk kerak CaSiO3 (l). Reduksi dilakukan dalam tanur
listrik, reaksinya sebagai berikut:
2V2O5 (s) + 5Si (s) + Fe (s)

{4V (s) + Fe(s)} + 5SiO2 (s)


ferovanadium

SiO2 (s) + CaO (s)

CaSiO3 (l)

Kemudian ferovanadium dipisahkan dengan CaSiO3 (l).12


Cukup sulit membuat vanadium murni karena mudah bereaksi dengan
oksigen, karbon, dan nitrogen. Vanadium murni dapat dibuat dalam
jumlah kecil bila VI5 diletakkan di atas besi panas
2VI5

2V + 5I2
Senyawa penting vanadium adalah vanadium pentaoksida

(V2O5) yang dibuat dari unsurnya pada suhu tinggi:


2V + 5O2

panas

V2O5

11 Kristian H. Sugiarto dan Retno D. Suyanti, Loc. Cit. h. 236


12Tine Maria Kuswati. Dkk, Sains Kimia SMA/MA Kelas XII, PT Bumi aksara, Jakarta, 2012, h.
162

13

Secara komersil, oksida ini dipakai sebagai katalis dalam


pembuatan asam sulfat.13
b. Kegunaan Vanadium
Vanadium banyak digunakan dalam industri, diantaranya:
1) Untuk membuat logam campuran.
2) Oksida vanadium, V2O5, digunakan sebagai katalis pada pembuatan
asam sulfat dengan proses kontak.14
3) Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat.
4) Sekitar 80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan
sebagai ferro vanadium atau sebagai bahan tambahan baja.
5) Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan keramik.
6) Vanadiun juga digunakan untuk menghasilkan magnet
superkonduktif dengan medan magnet sebesar 175000 Gauss.15
7) Vanadium juga digunakan sebagai katalis pada reduksi
(hidrogenasi) alkena dan hidrokarbon aromatik.16
8) Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan
kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin
berkecepatan tinggi.17
2. Ekstraksi dan Kegunaan Cromium
a. Ekstraksi Cromium
Berdasarkan penggunaannya ada dua macam cara ekstraksi
logam kromium, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe), dan sebagai
logam murni kromium. Sebagai paduan, ferokrom dibuat dari reduksi
kromit dengan batubara (coke) dalam tanur listrik. Ferokrom dengan
kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit dengan
menggunakan ferosilikon sebagai pengganti batubara (coke). Hasil
13 Syukri S, Loc. Cit., h. 622
14 Tine Maria Kuswati. Dkk, Loc. Cit., h. 162
15 Hiskia Ahmad, Loc. Cit., h.140
16 Sentot Budi Raharjo, Kimia Berbasis Eksperimen 3 untuk kelas XII SMA dan MA, PT Tiga
Serangkai Pustaka Pustaka Mandiri, Solo, 2012, h. 192

17 Indah Fitria, dkk, Erlangga Fokus UN SMA/MA 2013, Jakarta, Erlangga, 2012, h.367

14

paduan Cr-Fe ini dapat digunakan langsung sebagai bahan aditif pada
baja kromium stainless. Persamaan reaksinya adalah:
FeCr2O4 + C

2 Cr + Fe + 4 CO(g)
ferokrom

Sebagai logamya, kromium murni dapat diperoleh melalui


tahap-tahap berikut. Tahap pertama, bijih kromit dalam lelehan alkali
karbonat

dioksida

dengan

udara

untuk

memperoleh

natrium

kromat,Na2CrO4. Tahap kedua, adalah peluluhan dan pelarutan


Na2CrO4 dalam air yang dilanjutkan dengan pengendapan sebagai
dikromat, Na2Cr2O7. Tahap ketga, adalah reduksi dikromat yang
diperoleh dengan karbon menjadi oksidanya, Cr2O3. Taha terakhir
adalah reduksi Cr2O3dengan aluminium melalui proses alumino
termik atau dengan silikon. Persamaan reaksinya adalah:
FeCr2O4 + 2Na2CO3 + O2 (g)

2 Na2CrO4 (aq) + 2CO2 (g) + Fe

Na2Cr2O7 (s) + 2 NaOH

(s)
2 Na2CrO4 (aq) + H2O
Na2Cr2O7 + 2C
Cr2O3 + 2Al

2Cr2O3 + 3Si

Cr2O3 + CO (g)
2Cr (l) + Al2O3 (s)

4Cr (l) + 3SiO2 (s)18

Kromium adalah pereduksi sehingga mudah bereaksi dengan


oksigen menjadi Cr2O3, tetapi Cr2O3 merupakan lapisan tipis yang
transparan dan tahan korosif. Itulah sebabnya kromium sebagai logam
pelindung dan merupakan bahan baja anti karat. Larutan kromium (III)
dapat dibuat dengan melarutkan Cr2O3 dalam asam atau alkali:
Cr2O3 +6H
CrO3 + 2OH- + 3H2O

2 Cr 3+ (aq) + 3H2O
2Cr(OH)4-

b. Kegunaan Cromium

18 Kristian H. Sugiarto dan Retno D. Suyanti, Op. Cit. h. 252

15

Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industri,


diantaranya:
1) Logam kromiun dapat dicampur dengan besi kasar (pig iron)
membentuk baja yang sifatnya keras dan permukaannya tetap
mengkilap.
2) Senyawa krom seperti ferrokrom

dapat dicampur dengan besi

kasar membentuk baja yang sifatnya tahan karat.


3) Larutan K2Cr2O7 dalam asam sulfat pekat adalah oksidator kuat
yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboraturium.
4) Kromium juga banyak digunakan untuk campuran baja agar ulet
dan kuat.19
5) Kromium digunakan sebagai pelapis logam untuk melindungi
terjadinya korosi dan memberikan tampilan yang berkilau.
6) CrO3 dilarutkan dalam asam asetat dan dignakan sebagai oksidan
meskipun reaksinya eksplosif.
9) Kromium (III) dan insulin terlibat dalam mempertahankan tingkat
glukosa dalam darah20
10) Unsur krom dapat digunakan sebagai pelapis bumper mobil.21

19 Tine Maria Kuswati. Dkk, Op. Cit., h. 165


20 Sentot Budi Raharjo, Op. Cit., h. 188
21 Sri Lestari,ST, Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, Kawan Pustaka, Jakarta,
2004, h. 95

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam golongan 5 terdiri dari Vanadium (V), Niobium (Nb), dan
Tantalum (Ta). Logam golongan 6 terdiri dari Cromium (Cr), Molibdenum
(Mo), dan Wolfram (W). Vanadium dan chromium merupakan atom yang
lebih banyak dijumpai diantara atom-atom yang ada digolongannya.
Atom-atom golongan 5 dan 6 mempunyai variasi tingkat oksidasi,
seperti Vanadium yang memiliki tingkat oksidasi +1, +2, +3, +4, +5, dan
Cromium memiliki tingkat oksidasi +2, +3, +6. Tingkat oksidasi yang paling
umum dari V dan Cr adalah +3. Vanadium dan chromium memiliki sifat
magnetik.
Senyawa oksida Vanadium meliputi: Vanadium pentoksida, V2O5,
Vanadium Dioksida, VO2, Vanadium trioksida, V2O3, Vanadium oksida, VO.
Senyawa oksida Cromium meliputi:

Kromium (III) oksida, Cr2O3,

Kromium(IV) oksida, CrO2, Kromium(VI) oksida, CrO3.


Pembuatan vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja.
Jika logam vanadium yang diperoleh dimaksudkan untuk keperluan zat aditi
pada baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan
bijih besi (Fe), silicon (Si) dan kapur, CaO. Jika yang diinginkan logam
vanadium murni dapat dibuat dalam jumlah kecil bila VI5 diletakkan di atas
besi panas.
Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industri. Ada dua
macam cara ekstrasi logam kromium, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe),
dan sebagai logam murni kromium.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah Kimia Anorganik II ini, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini kedepannya. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan

17

pengetahuan tentang logam golongan 5 dan 6 dan mengetahui manfaat logam


dalam kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT.itra Aditya
Bakti
E Brady, James. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid 2. Tangerang:
Binarupa Aksara
Lestari Sri, ST. 2004. Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. Jakarta: Kawan
Pustaka
Petrucci, dkk. 2011. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern. Jakarta:
Erlangga

18

Sugiarto, Kristian H, dkk. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha


Ilmu
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB
Budi Raharjo, Sentot. 2012. Kimia Berbasis Eksperimen 3 untuk kelas XII SMA
dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Pustaka Mandiri
Fitria, Indah. dkk. 2012. Erlangga Fokus UN SMA/MA 2013. Jakarta: Erlangga
Justiana, Sandri, dkk. 2009. Kimia 3 SMA Kelas XII. Jakarta Timur: Yudistira
Kuswati, Tine Maria, dkk. 2012. Sains Kimia SMA/MA Kelas XII. Jakarta: PT
Bumi aksara

19

SOAL DAN JAWABAN


1. Apa yang dimaksud dengan air raja...
a. campuran antara kromium dengan larutan HCL
b. campuran antara HNO3 dengan HCL
c. campuran HNO3 dengan vanadium
d. campuran kromium dengan HNO3
e. campuran antara vanadium dengan HCL
2. Unsur yang terlbat dalam mempertahan kan tingkat glukosa dalam darah
adalah...
a. kromium (III) dan insulin
b. vanadium (III)dan insulin
c. CrO3 dan insulin
d. CrO4- dan insulin
e. Vanadium dan insulin
3. Logam vanadium dengan kemampuan tingkat tinggi dapat diperoleh dengan
cara...
a. pemanggangan
b. Dilelehkan
c. Elektrolisis
d. Reduksi
e. Pemurnian lebih lanjut
4. Apa fungsi dari Vanadium foil...
a. Untuk membuat peralatam
b. Digunakan untuk membuat logam campuran
c. Sebagai katalis
d. Digunakan dalan cladding titanium untuk baja
e. Digunakan dalam mesin jet
5. Bagaimana sifat kromium trioksida...
a. Tidak dapat larut dalam air
b. Bersifat asam
c. Bersifat amfoter
d. Dapat menghantarkan listrik
e. Sangat mudah larut dalam air
6. Tembaga krom-boron dan teembaga krom-flour bermanfaat sebagai
a. Pencegahan korosi
b. Pengawetan kayu
c. Oksidator kuat
d. Pencuci alat-alat laboraturium

20

e. Bermanfaat sebagai pigmen


7. Logam vanadium digunakan sebagaibahan pencampur baja, karena
a. Dapat menahan terjadinya korosi
b. Membuat baja menjadi mengkilap
c. Menambah daya lenting dan regangannya
d. Membuat daya lenting yang bagus
e. Membuat baja menjadi lebih renggang
8. Logam kromium sangat tahan korosi sehingga bersifat non pori yang dapat
melindungi logam karena reaksinya dengan udara menghasilkan...
a. CrO4
b. Cr2O4
c. Cr2O2
d. Cr2O3
e. Cr(OH)SO4
9. Pada pembuatan asam sulfat dengan proses kontak oksida vanadium V2O5
digunakan sebagai...
a. Katalis
b. Oksidator
c. Superkonduktif
d. Superkonduksi
e. Elektrolisis
10. Sifat asam naik dan sifat basa menurun menyebabkan Cr2O3 akan bersifat...
a. Larut dalam air
b. Amfoterik
c. Mudah bereaksi
d. Sebagai oksidator
e. Mudah meleleh
11. Bijih kromium yang penting secara komersial adalah...
a. FeCr2
b. FeCr3
c. NaCr
d. FeCr2O4
e. FeCr2O3
12. Beberapa kasus diabetes mengindikasi kegagalan metebolisme...
a. Krom
b. Vanadium
c. Krom dan insulin
d. Vanadiun dan insulin
e. Ferokrom

21

13. Unsur yang menyebabkan kanker ketika menyentuh kulit secara langsung
adalah...
a. K2CrO2
b. CrO2
c. KCr2
d. Cr2O3
e. K2Cr2O7
14. Krom dihasilkan secara luas dan digunakan dalam jumlah yang besar dalam...
a. Campuran
b. Elektroplating
c. Pelapisan
d. Penahan korosi
e. Pembersihan
15. Apa yang dimaksud dengan aloi...
a. Plating logam
b. Larutan padat selitan
c. Campuran lgam
d. Larutan padat substitusi
e. Bahan kristalin

22

Anda mungkin juga menyukai