6. Efek Toksikologi
Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat toksik,
dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+. Krom
dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
perut dan muntah.
Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat menyebabkan
kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi terlalu banyak
penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga, misalnya ruam
kulit.
Kromium (VI) adalah bahaya bagi kesehatan manusia, terutama bagi orang-orang
yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang merokok tembakau juga
memiliki kesempatan yang lebih tinggi terpapar kromium
dalam produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada saat
bernapas ada krom (VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan.
- Bila Cr terabsorpsi melalui lambung, kulit, atau alveoli paru-paru akan timbul
iritasi dan korosif.
- Apabila terhirup (inhalasi) dan menyerap kromium valensi 6 akan menimbulkan
iritasi saluran pernapasan bagian atas, bersin, gangguan hidung, terjadi
penyempitan pembuluh darah, spasme bronchus, asmatik attart dan dapat
mengakibatkan penderita meninggal dunia.
- Keracunan kromium valensi 6 yang kronis mengakibatkan gangguan lokal yang
menonjol daripada gangguan secara umum.
- Kromium valensi 6 diduga merupakan bronkhogenik (penyebab kanker
bronkhus).
- Logam atau persenyawaan Cr yang masuk ke dalam tubuh akan ikut dalam proses
fisiologis atau metabolisme tubuh.
Senyawa-senyawa ligan (piropospat, metionin, serin, glisin, leusin, lisin, dan
prolin) yang terdapat dalam tubuh dapat mengubah Cr menjadi bentuk yang mudah
terdifusi sehingga dapat masuk ke dalam jaringan.
Cr dapat mengkatalisis suksinat dalam enzim sitokrom reduktase sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan beberapa reaksi biokimia lainnya dalam tubuh.
Ion-ion Cr6+ dalam proses metabolisme tubuh akan menghalangi atau mampu
menghambat kerja enzim benzopiren hidroksilase. Akibatnya terjadi perubahan
dalam kemampuan pertumbuhan sel, sehingga sel-sel menjadi tumbuh secara liar
dan tidak terkontrol, yang disebut dengan kanker.
Percobaan laboratorium menunjukkan bahwa Cr3+ dapat mengendapkan RNA
dan DNA pada pH 7.
Cr6+ dan Cr3+ dapat menyebabkan denaturasi pada albumin.
Daftar Gabriel, J. F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates.
Pustaka Palar, Heryandon, 2008.Pencemarandan Toksikologi Logam Berat.
Jakarta:RinekaCipta.
kadar logam berat krom (Cr) dalam daging kupang dimulai dengan pengukuran
absorban larutan standart krom (Cr) dengan spektrofotometri serapan atom (SSA).
Selanjutnya membuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan absorban.
Daftar Avessa,Isma. Dkk. 2016. Penurunan Kadar Cr3+ [Kromium (III)] dan
Pustaka TTS (Total Suspended Solid) pada limbah cair laboratorium
dengan menggunakan metode Presipitasi. Samarinda:
Universitas Mulawarman
Suardana, I Nyoman. 2008. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit
Terhadap Ion Kromium(III). Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Sains & Humaniora,
(Online),http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_File
s/SAINS/APRIL_2008/I_Nyoman_Suardana.pdf. Diakses
tanggal 17 Februari 2017.
2. Tahap Inisiasi
13
Manusia
Selama ini Styrofoam yang sudah digunakan hanya dibuang begitu saja menjadi
sampah yang lama kelamaan akan menumpuk. Styrofoam butuh waktu yang sangat
lama untuk dapat diuraikan oleh tanah dan waktu yang dibutuhkan 100 tahun,
karena itulah styrofoam juga dapat menggangu keseimbangan ekosistem yang
berada di tanah. Tanah yang ada pun kurang subur karena adanya styrofoam akan
menggangu aktivitas cacing sebagai organisme yang menggemburkan tanah. Sifat
styrofoam itu ringan dan tidak mudah tenggelam, apabila styrofoam terbawa arus
sungai atau laut maka otomatis styrofoam akan menjadi sampah dan akan
menggangu biota sungai dan laut.
Jika sampah Styrofoam banyak menumpuk disepanjang sungai atau perairan, maka
14
6. Efek Toksikologi
Polistirena merupakan plastik yang inert sehingga relatif tidak berbahaya bagi
kesehatan, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya migrasi dari
monomer stirena ke dalam pangan yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Bahaya monomer stirena terhadap kesehatan setelah terpapar dalam jangka
panjang, antara lain :
Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit
kepala, letih, depresi, disfungsi sistem syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi
dan kecepatan visiomotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran, dan neurofati
periperal.
Styrofoam terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan
menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan
banyak penyakit. Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid,
mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak
jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran,dan menjadi mudah gelisah.
Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan
kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-
kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah
merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan
berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.Pada wanita, zat ini berakibat buruk
terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling
berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Beberapa penelitian epidemiologik menduga bahwa terdapat hubungan antara
paparan stirena dan meningkatnya risiko leukemia dan limfoma.
Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga dapat menyebabkan
kanker pada manusia (grup 2B).
Daftar Sari, Jayanti. 2014. Pengolahan Limbah Styrofoam dengan Agen
Pustaka Biologi Pseudomonas. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana
15