Anda di halaman 1dari 7

1

KARTU IDENTITAS KONTAMINAN/POLUTAN

Nama Kontaminan/Polutan : Plastik


Alamat/jenis : Styrofoam (Polistirena Foam)

1. Karakter (sifat-sifat Fisik)


Sifat fisik styrofoam:
- Warna fisik : putih
- Ringan, kaku, dan tembus cahaya
- Dapat mencair pada suhu yang tinggi
- Bisa menahan suhu
- Mudah terbakar
- Tahan air, bahan kimia non-organik, dan alkohol
- Berwujud padat
- Keras dengan fleksibilitas yang terbatas
- Strukturnya tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah
- Terdapat ruang antara butiran yang berisi udara
- Insulator panas yang baik (tidak dapat menghantar panas)
Sifat fisik polistirena :
- - Padatan plastik tidak berwarna
- Berat molekul = 104,153
- Density pada 20 C (gr/cm3) = 0,9059
- Titik didih (C) = 145
- Titik beku (C) = -30,6
- Temperatur kritis (C) = 369,0
- Tekanan kritis (MPa) = 3,81
- Volume kritis (cm3/mol) = 3,55
- Indeks bias = 1,5467
- Tegangan permukaan pada 20C (dyne/cm) = 30,86
- Viskositas pada 20C (cP) = 0,763
- Panas penguapan pada 25C (J/g.K) = 428,44
- Panas pembentukan (l) pada 25C (KJ/mol) = -12,456
- Panas pembentukan pada 25C (J/mol.K) = -12,456
- Kalor jenis (l) pada 20C (J/g.K) = 1,1690
- Kalor jenis (g) pada 25C (J/g.K) = 1,179
Daftar Anonim. 2009. Polistirena. (http://id.wikipedia.org/wiki/polistirena,
Pustaka diakses 17 Februari 2017).
Torik, M. 2009. Efek Buruk Styrofoam. (http://resannisa.blogspot.
com/2009/08/efek-buruk- styrofoam, diakses 17 Februari 2017)
2

2. Sumber (Asal kontaminan/polutan)


Sumber asal kontaminan styrofoam :
- Bahan pelapis, pemisah, pipa insulasi
- Mainan anak
- Pembungkus makanan sekali pakai
- Pengemas produk-produk pangan siap saji dan segar seperti mie instant, bubur
ayam, bakso, kopi, dan yoghurt.
- Bahan pengemas (busa dan film).
- Perkakas atau perabotan rumah tangga
- Bahan insulator listrik dan bangunan
- Bunga dan produk kerajinan
- Kerajinan madding
Daftar Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer. (Terjemahan oleh Iis Sopyan).
Pustaka Jakarta: Pradnya Paramita
Torik, M. 2009. Efek Buruk Styrofoam.
(http://resannisa.blogspot.com/2009/08/efekburukstyrofoam,
diakses 17 Februari 2017)

3. Reaksi-reaksi yang Relevan (Karakter Kimia)


Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas
seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena foam dibuat dari monomer stirena
melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya
dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan sisa blowing
agent. Stirena sendiri dihasilkan melalui proses dehidrogenasi etil benzena.
Stirena membentuk polistirena melalui proses polimerisasi :
3

Daftar Cowd.M.A. 1991. Kimia Polimer. Bandung: Penerbit ITB


Pustaka

4. Perubahan-perubahan Spesies (Karakter Kimia)


Styrofoam bentuk lain dari polistirena (plastik polistiren dalam bentuk foam)
apabila mengalami depolimerisasi maka akan menghasilkan stirena
yang merupakan monomernya dan akan terikat sangat kuat apabila bertemu ester
atau lemak. Apabila makanan berlemak dimasukkan dalam styrofoam dan
mengalami depolimerisasi kemungkinan besar makanan tersebut akan
terkontaminasi stirena.
Daftar Anonim. 2009. Polistirena. (http://id.wikipedia.org/wiki/polistirena,
Pustaka diakses 17 Februari 2017).
4

5. Perpindahan (Jejak di Sistem & Lingkungan air,


udara, atau tanah)
Perpindahan jejak sampah Styrofoam yaitu :

Manusia

Tempat makanan, Pembuatan


tempat alat styrofoam
elektronik

Tanah Air Udara

Aktivitas Biota 57 zat


cacing sungai/laut berbahaya

Kurang Bau tak


subur Banjir
sedap

Selama ini Styrofoam yang sudah digunakan hanya dibuang begitu saja menjadi
sampah yang lama kelamaan akan menumpuk. Styrofoam butuh waktu yang sangat
lama untuk dapat diuraikan oleh tanah dan waktu yang dibutuhkan 100 tahun,
karena itulah styrofoam juga dapat menggangu keseimbangan ekosistem yang
berada di tanah. Tanah yang ada pun kurang subur karena adanya styrofoam akan
menggangu aktivitas cacing sebagai organisme yang menggemburkan tanah. Sifat
styrofoam itu ringan dan tidak mudah tenggelam, apabila styrofoam terbawa arus
sungai atau laut maka otomatis styrofoam akan menjadi sampah dan akan
menggangu biota sungai dan laut.
Jika sampah Styrofoam banyak menumpuk disepanjang sungai atau perairan, maka
dapat menyebabkan banjir. Styrofoam yang tersangkut disepanjang sungai atau
bahkan dipintu air menjadi pemicu sampah lain ikut tersangkut pula. Akibatnya,
sampah akan menumpuk dan menutup aliran air , dan jika debit air cukup besar,
maka kemungkinan besar dapat menyebabkan banjir.
Sedangkan proses pembuatan Styrofoam sendiri dapat menyebabkan polusi udara.
5

Dimana dalam proses pembuatan Styrofoam sangat banyak menghasilkan limbah


berbahaya, karena dalam proses pembuatannya menimbulkan bau tak sedap yang
mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.
Daftar Sari, Jayanti. 2014. Pengolahan Limbah Styrofoam dengan Agen
Pustaka Biologi Pseudomonas. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana

6. Efek Toksikologi
1. Polistirena merupakan plastik yang inert sehingga relatif tidak berbahaya bagi
kesehatan, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya migrasi dari
monomer stirena ke dalam pangan yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Bahaya monomer stirena terhadap kesehatan setelah terpapar dalam jangka
panjang:
Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit
kepala, letih, depresi, disfungsi sistem syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi
dan kecepatan visiomotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran, dan neurofati
periperal.
2. Styrofoam terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan
menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan
banyak penyakit. Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid,
mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak
jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran,dan menjadi mudah gelisah.
Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan
kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-
kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah
merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan
berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.Pada wanita, zat ini berakibat buruk
terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling
berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga dapat menyebabkan
kanker pada manusia (grup 2B).
Daftar Sari, Jayanti. 2014. Pengolahan Limbah Styrofoam dengan Agen
Pustaka Biologi Pseudomonas. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana

7. Identifikasi (Kualitatif / prinsip)


Identifikasi kualitatif yang dapat dilakukan terhadap polutan Styrofoam dapat
dengan hanya diamati apakah pada suatu daerah atau wilayah tersebut terdapat
sampah Styrofoam.
Daftar Pustaka
6

8. Identifikasi (Kuantitatif, termasuk prinsip dasar


reaksi dan kerja instrumen/alat)
Identifikasi kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar jumlah
Styrofoam yang mencemari suatu wilayah adalah dengan melakukan perhitungan
terhadap jumlah sampah Styrofoam yang ada pada wilayah tersebut. Hasilnya
dipresentasekan, artinya berapa persen sampah Styrofoam mencemari wilayah
tersebut.
Daftar -
Pustaka

9. Perundang-undangan yang Terkait dan Tuntutan


yang diberlakukan
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Nomor : HK 00.05.55.6497 Tentang Bahan Kemasan Pangan pada
lampiran 2A mengenai Bahan Dasar dan Zat Kontak dengan Pangan yang
diizinkan dalam Kemasan Pangan dan Batas Migrasi no.2 parameter 1 pada
spesifikasi bahan plastik/karet/elastomer yaitu kopolimer
akrilonitril/butadiene/stirena bahwa ekstrak total dari bahan tidak mudah menguap
setelah kontak dengan air suling, asam asetat 3%, atau n-heptana, pada suhu 490C
selama 8 hari, digunakan untuk semua pangan kecuali yang mengandung alcohol
pada kondisi penggunaan E, F, dan G mempunyai batas migrasi sebesar maks
0,000078 mg/cm3.

UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan telah memberikan palang pintu agar tidak
sembarangan menggunakan bahan kemasan makanan. Pada pasal 16 disebutkan,
setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan
bahan apa pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang
dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan
manusia.
Daftar Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Pustaka Indonesia Nomor : HK 00.05.55.6497 Tentang Bahan Kemasan
Pangan

10. Ide-ide Penanganan (preventif dan kuratif)

Penanganan Preventif :
- Gunakan kemasan polistirena foam hanya untuk sekali pakai.
- Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk pangan yang panas.
- Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk pangan yang mengandung
alkohol, asam, dan lemak. Stirena yang menjadi bahan dasar polistirena larut
dalam lemak dan alkohol, oleh karena itu kemasan jenis ini tidak cocok untuk
produk susu atau yoghurt yang mengandung lemak tinggi, serta produk yang
mengandung alkohol.
7

- Jangan pernah memanaskan atau memasukkan makanan dengan kemasan


polistirena foam ke dalam microwave.
- Hindari kontak langsung dengan pangan, untuk itu sebelum mengemas pangan
kemasan polistirena dapat dipasang alas jenis plastik lain seperti polietilena (PE)
/polipropilena (PP).
- Hindari penggunaan kemasan untuk makanan yang dikonsumsi oleh wanita hamil
dan anak-anak.
Penanganan kuratif:
- Daur ulang
- Sebagai perekat dalam industri plywood (kayu lapis).
Daftar Badan POM RI. 2008. Kemasan Polistirena Foam (styrofoam).
Pustaka (http://perpustakaan.pom.go.id/koleksilainnya/infoPOM/0508,
diakses 17 Februari 2017)

Anda mungkin juga menyukai