Manusia
Selama ini Styrofoam yang sudah digunakan hanya dibuang begitu saja menjadi
sampah yang lama kelamaan akan menumpuk. Styrofoam butuh waktu yang sangat
lama untuk dapat diuraikan oleh tanah dan waktu yang dibutuhkan 100 tahun,
karena itulah styrofoam juga dapat menggangu keseimbangan ekosistem yang
berada di tanah. Tanah yang ada pun kurang subur karena adanya styrofoam akan
menggangu aktivitas cacing sebagai organisme yang menggemburkan tanah. Sifat
styrofoam itu ringan dan tidak mudah tenggelam, apabila styrofoam terbawa arus
sungai atau laut maka otomatis styrofoam akan menjadi sampah dan akan
menggangu biota sungai dan laut.
Jika sampah Styrofoam banyak menumpuk disepanjang sungai atau perairan, maka
dapat menyebabkan banjir. Styrofoam yang tersangkut disepanjang sungai atau
bahkan dipintu air menjadi pemicu sampah lain ikut tersangkut pula. Akibatnya,
sampah akan menumpuk dan menutup aliran air , dan jika debit air cukup besar,
maka kemungkinan besar dapat menyebabkan banjir.
Sedangkan proses pembuatan Styrofoam sendiri dapat menyebabkan polusi udara.
5
6. Efek Toksikologi
1. Polistirena merupakan plastik yang inert sehingga relatif tidak berbahaya bagi
kesehatan, yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan terjadinya migrasi dari
monomer stirena ke dalam pangan yang dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan.
Bahaya monomer stirena terhadap kesehatan setelah terpapar dalam jangka
panjang:
Menyebabkan gangguan pada sistem syaraf pusat, dengan gejala seperti sakit
kepala, letih, depresi, disfungsi sistem syaraf pusat (waktu reaksi, memori, akurasi
dan kecepatan visiomotor, fungsi intelektual), hilang pendengaran, dan neurofati
periperal.
2. Styrofoam terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diproses dengan
menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan
banyak penyakit. Benzana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid,
mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak
jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran,dan menjadi mudah gelisah.
Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan
kematian. Saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-
kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah
merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan
berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.Pada wanita, zat ini berakibat buruk
terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling
berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
Berdasarkan data IARC, stirena termasuk bahan yang diduga dapat menyebabkan
kanker pada manusia (grup 2B).
Daftar Sari, Jayanti. 2014. Pengolahan Limbah Styrofoam dengan Agen
Pustaka Biologi Pseudomonas. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana
UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan telah memberikan palang pintu agar tidak
sembarangan menggunakan bahan kemasan makanan. Pada pasal 16 disebutkan,
setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan
bahan apa pun sebagai kemasan pangan yang dinyatakan terlarang dan atau yang
dapat melepaskan cemaran yang merugikan atau membahayakan kesehatan
manusia.
Daftar Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Pustaka Indonesia Nomor : HK 00.05.55.6497 Tentang Bahan Kemasan
Pangan
Penanganan Preventif :
- Gunakan kemasan polistirena foam hanya untuk sekali pakai.
- Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk pangan yang panas.
- Hindari penggunaan kemasan polistirena foam untuk pangan yang mengandung
alkohol, asam, dan lemak. Stirena yang menjadi bahan dasar polistirena larut
dalam lemak dan alkohol, oleh karena itu kemasan jenis ini tidak cocok untuk
produk susu atau yoghurt yang mengandung lemak tinggi, serta produk yang
mengandung alkohol.
7