Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGEMBANGAN MESIN KOMPRESOR ANGIN MENJADI ALAT SPRAYER PLESTER


TEMBOK DENGAN BAHAN SAMBUNGAN PVC

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :

Ardi Suprianto Daniel Manik (5183550015)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Styrofoam/ Stereofoam/ Polystyrene merupakan salah satu jenis plastik dari sekian banyak bahan lainnya.
Styrofoam lazim digunakan sebagal bahan pelindung dan penahan getaran barang-barang yang fragile,
seperti elektronik. Namun, saat ini bahan tersebut juga banyak digunakan sebagai bahan pengemas
makanan dan minuman. Bahan dasar styrofoam adalah polistiren, suatu jenis plastik yang sangat ringan,
kaku, tembus cahaya, Saat ini bahan tersebut dimanfaatkan juga sebagai pengemas makanan, karena
mudah diperoleh, praktis, enak dipandang, murah, anti bocor, serta tahan suhu panas dan dingin sehingga
kita mengabaikan dampak dan efek kesehatan serta lingkungan dan murah. Keunggulan Pemakaian
Styrofoam
Styrofoam yang sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk mengemas makanan instan, atau
makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai karena ringan, tahan bocor dan dapat menahan panas sampai
beberapa waktu. Namun yang perlu diingat styrofoam yang terbuat dari kopolimer styren ini adalah suatu
jenis plastik yang mempunyai ciri ringan, kaku, rapuh dan tembus cahaya. Bahan ini dicampur dengan karet
sintetis (butadiena) sehingga warnanya menjadi putih susu. Agar sifatnya lebih lentur dan awet,
ditambahkan zat plastizer seperti dioktiplatat (DOP) dan butil hidroksi toluena (BHT). Menurut penelitian
dari Pusat Penelitian Kimia - LIPI kandungan zat pada proses terakhir ini mampu mencegah kebocoran dan
dapat tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Bahan tersebut juga mampu mempertahankan
panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, dapat mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan
yang dikemas, harganya murah, lebih aman, serta ringan.

Sebagai Kota Pariwisata, Pendidikan dan Industri Kota Malang setiap harinya menerima
sampah sebanyak 426 ton, yang terdiri dari sampah organik sebanyak 64,9 % dan sampah an-
organik 35,1 % setara 149,526 ton yang merupakan limbah hasil dari kotak makanan dan minuman,
bekas dekorasi, styrofoam pengaman barang elektronik, barang pecah belah dan lain-lain. Marzuki
memanfaatkan limbah Styrofoam dengan cara dibuat sebagai campuran bahan batako. Bahan baku
styrofoam memang mendapat porsi lebih banyak dibandingkan dengan bahan baku lainnya.
Komposisinya 50% styrofoam, 40% pasir, dan 10% semen. Simbolon (2009), meneliti batako dengan
komposisi 80% styrofoam dan 20 % pasir dan jumlah semen sebanyak 315 gr merupakan komposisi
yang terbaik dibandingkan dengan komposisi-komposisi jumlah styrofoam terhadap pasir sebagai
berikut 100 : 0; 80 : 20; 60 : 40; 40 : 60; 20 : 80; dan 0 : 100 (dalam % volume). Abdulhalim (2012),
mengemukakan bahwa diameter butiran dan komposisi campuran berpengaruh terhadap kuat
tekan dan berat jenis batako styrofoam. Semakin kecil diameter butiran maka kuat tekan semakin
tinggi. Styrofoam adalah plastik busa yang mudah terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan
hasil proses peniupan tersebut (Manurung.2008). Sifat Styrofoam : • Mempunyai berat jenis yang
relative ringan. • Mudah larut dalam pelarut hidrokarbon aromatic dan berklor, seperti benzene,
dan carbon tetrachloride. • Tahan terhadap asam basa dan zat korosif lainnya. • Mempunyai titik
leleh pada suhu 1020 - 1060C. • Mampu menahan panas Bahan dan Peralatan Bahan yang
digunakan pada prinsipnya sama seperti pada pembuatan batako hanya ditambahi dengan
parutan/cacahan limbahstyrofoam. Dalam pemanfaatan limbah styrofoam digunakan untuk
mengurangi pemakaian pasir atau memperbanyak volume campuran. Bahan-bahan yang
diperlukan adalah : 1. Semen 2. Pasir 3. Abu Batu 4. Parutan/cacahan limbah styrofoam 5. AirBegitu
juga pada peralatan yang digunakan persis sama dengan peralatan pembuatan batako biasa, pada
pemanfaatan limbah styrofoam diperlukan tambhan peralatan yaitu mesin pencacah foam untuk
mendapatkan agregat halus bahan foam. Jadi peralatan yang diperlukan adalah : 1. Cetok 2. Sekop
3. Cetakan 4. Timba/ember 5. Mixer 6. Pencacah styrofoam Cara Pembuatan a. Siapkan agregat
styrofoam dengan memasukkan serpihan-serpihan foam ke dalam mesin pencacah. Diameter foam
yang dihasilkan dan kapasitas pencacahan tergantung susunan dan jumlah pisau pemotong.

Namun, bahan tersebut cepat rapuh. Karena kelemahannya tersebut, polistiren dicampur
seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polistiren kehilangan sifat jernihnya dan
berubah warna menjadi putih susu. Kemudian untuk kelenturannya, ditambahkan zat plasticier
seperti dioktilptalat (DOP), butil hidroksi toluena, atau n-butyl stearat. Plastik busa yang mudah
terurai menjadi struktur sel-sel kecil merupakan hasil proses peniupan dengan menggunakan gas
chlorofluorocarbon (CFC). CFC merupakan senyawa gas yang disebut sebagai penyebab
timbulnya lubang ozon di planet Bumi. Saat ini sejumlah peralatan elektronik seperti kulkas dan AC
dilarang menggunakan bahan bersenyawa CFC. Selain itu, bahan dasar plastik yang dikenal
dengan monomer strine yang mengandung racun mudah bermigrasi dan dikhawatirkan mencemari
makanan.
Styrofoam umumnya berwarna putih susu dan kaku ini sering dijadikan pengemas
makanan. Awalnya bahan ini didesain untuk pengamanan barang elektronik, seperti: TV, radio,
kulkas, dan lain-lain. agar tahan benturan ringan.

2) Proses Kimia Pembentukan Styrofoam


Styrofoam atau yang dikenal dengan nama dagangnya styrene merupakan benda
berwarna putih susu dan bersifat ringan. Styrofoam terbuat dari butiran-butiran styrene yang
diproses dengan menggunakan benzene. Bahan ini terbentuk sebagai monomer yang tergabung
satu sama lain menjadi polisrtyrene atau secara umum disebut polyfoam. Monomer bahan-bahan
pembentuk plastik pada styrofoam merupakan rantai panjang dari satuan-satuan yang lebih kecil
menjadi bentuk polimer. Bila makanan dibungkus dengan plastik, monomer-monomer ini dapat
berpindah ke dalam makanan dan selanjutnya berpindah ke tubuh orang yang mengkonsumsinya.
Bahan-bahan kimia yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak larut dalam air sehingga tidak dapat
dibuang keluar melalui urine maupun feses (kotoran). Penumpukan bahan-bahan kimia berbahaya
dari plastik di dalam tubuh dapat memicu gangguan kesehatan .
3) Keunggulan dan Kekurangan Penggunaan Styrofoam
a)
b) Efek Buruk Styrofoam terhadap Makanan
Styrofoam yang telah menjadi pilihan bisnis pangan ini, memiliki efek buruk terhadap
makanan tertentu karena bahan polystyrene dapat terurai menjadi styrene ketika makanan
tersebut bersentuhan dalam kondisi panas. Pada saat makanan atau minuman ada dalam wadah
styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan.
Perpindahan akan semakin cepat jika:
 Makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti makanan yang digoreng atau makanan
yang mengandung santan.
Styren sebagai bahan dasar styrofoam memang bersifat dapat larut dalam lemak, karena
itu wadah jenis ini tidak cocok digunakan untuk tempat susu yang mengandung lemak
tinggi, atau kopi yang dicampur krim.
 Makanan atau minuman yang mengandung alkohol atau asam, seperti minuman bersoda
atau lemon tea.
Styren sebagai bahan dasar styrofoam juga bersifat dapat larut dalam alkohol.
 Suhu tinggi
Semakin panas makanan akan menyebabkan terjadi perpindahan bahan kimia styrofoam
ke dalam makanan. Pemakaian styrofoam di restoran-restoran siap saji dan tukang-tukang
makanan di pinggir jalan untuk membungkus makanan yang baru selesai di masak atau
dalam kondisi panas. Malah ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi
makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Betapa banyaknya zat
kimia berbahaya yang pindah ke makanan dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.
4) Bahaya Penggunaan Styrofoam
a) Berbahaya bagi kesehatan
Kandungan benzena (benzene) pada proses pembuatan styrofoam merupakan bahan
kimia berbahaya bagi kesehatan. Apabila zat tersebut masuk dalam tubuh manusia akan
berdampak pada timbulnya berbagai penyakit. Benzena bisa menimbulkan masalah pada kelenjar
tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung,
sulit tidur, badan menjadi gemetar, dan mudah gelisah. Di beberapa kasus, benzena bahkan bisa
mengakibatkan hilangnya kesadaran. Saat benzena termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah
dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah
berkurang dan menimbulkan penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga
kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan
mengancam kehamilan. Efek yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara
dan kanker prostat. Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization' s International
Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah
dikategorikan sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker).
Kandungan Styrofoam dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia, khususnya pada
Styrofoam yang digunakan sebagai wadah atau kemasan makanan
adapun bahaya Styrofoam bagi manusia yaitu :
 Menyebabkan gangguan pada system saraf pusat.
 Disfungsi system saraf pusat.
 Berkurangnya daya pendengaran
 mempercepat detak jantung
 Insomnia
 Pada Styrofoam ditemukan kandungan dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzen,
suatu larutan kimia yang sulit dilumat oleh sistem percernaan. Benzen ini juga tidak bisa
dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing). Akibatnya, zat ini semakin lama
semakin menumpuk dan terbalut lemak. Inilah yang bisa memicu munculnya penyakit kanker.
benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. Saat benzana termakan, dia
akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang.
Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia.
 Sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi.
 Menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
b) Berbahaya bagi lingkungan
Limbah kemasan styrofoam sampai saat ini masih belum dapat diatasi pemusnahannya,
mengingat bahan dari kemasan styrofoam tersebut tidak mudah diuraikan alam. Apabila
pemusnahannya dilakukan dengan cara pembakaran akan mengeluarkan berbagai zat berbahaya
termasuk benzena yang dilepas ke udara. Hal ini akan berakibat pada pencemaran udara
sehingga menimbulkan polusi dan membahayakan bagi yang menghirupnya. Pemusnahan
kemasan ini selain dengan cara pembakaran umumnya dibuang sebagai sampah sehingga
menumpuk sebagai limbah yang akan mencemari lingkungan.

2. RUMUSAN MASALAH

3. TUJUAN PROGRAM KEWIRAUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai