PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalh ini adalah:
a. Mengetahui pengertian dari styrofoam.
b. Mengetahui penggunaan dari styrofoam.
1
c. Mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan styrofoam.
d. Mengetahui proses daur ulang limbah styrofoam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Gambar 1.
Styreofoam sebagai kemasan makanan
Sumber: alvinbro.blogspot.com
Di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur
karena barang ini sangat mudah ditemukan dimana-mana, mulai dari restoran siap saji
sampai ke tukang-tukang makanan pinggir jalan untuk menggunakan bahan ini sebagai
pembungkus makanan mereka (Mulyatno, 2013). Selain digunakan sebagai pembungkus
makanan, penggunaannya digunakan untuk bahan pelindung dan penahan getaran barang
yang rentan rusak seperti elektronik atau barang pecah belah lainnya.
Styrofoam yang sering dikenal sebagai gabus ini digunakan untuk mengemas
makanan instan, atau makanan siap saji. Wadah ini banyak disukai karena ringan,
tahan bocor dan dapat menahan panas sampai beberapa waktu. Namun yang perlu
diingat styrofoam yang terbuat dari kopolimer styren ini adalah suatu jenis plastik
yang mempunyai ciri ringan, kaku, rapuh dan tembus cahaya. Bahan ini dicampur
dengan karet sintetis (butadiena) sehingga warnanya menjadi putih susu. Agar
sifatnya lebih lentur dan awet, ditambahkan zat plastizer seperti dioktiplatat (DOP)
dan butil hidroksi toluena (BHT). Menurut penelitian dari Pusat Penelitian Kimia -
LIPI kandungan zat pada proses terakhir ini mampu mencegah kebocoran dan dapat
tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Bahan tersebut juga mampu
mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, dapat
mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, harganya murah,
lebih aman, serta ringan.
5
2.5 Bahaya yang Ditimbulkan dari Penggunaan Styrofoam
1. Efek Buruk Styrofoam terhadap Makanan
Styrofoam yang telah menjadi pilihan bisnis pangan ini, memiliki efek buruk
terhadap makanan tertentu karena bahan polystyrene dapat terurai menjadi styrene
ketika makanan tersebut bersentuhan dalam kondisi panas. Pada saat makanan atau
minuman ada dalam wadah styrofoam, bahan kimia yang terkandung dalam
styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahan akan semakin cepat jika:
Makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti makanan yang digoreng atau
makanan yang mengandung santan. Styren sebagai bahan dasar styrofoam
memang bersifat dapat larut dalam lemak, karena itu wadah jenis ini tidak
cocok digunakan untuk tempat susu yang mengandung lemak tinggi, atau kopi
yang dicampur krim.
Makanan atau minuman yang mengandung alkohol atau asam, seperti
minuman bersoda atau lemon tea. Styren sebagai bahan dasar styrofoam juga
bersifat dapat larut dalam alkohol.
Suhu tinggi. Semakin panas makanan akan menyebabkan terjadi perpindahan
bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Pemakaian styrofoam di restoran-
restoran siap saji dan tukang-tukang makanan di pinggir jalan untuk
membungkus makanan yang baru selesai di masak atau dalam kondisi panas.
Malah ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang
telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Betapa banyaknya zat kimia
berbahaya yang pindah ke makanan dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.
Lama kontak. Semakin lama makanan disimpan dalam wadah Styrofoam
semakin besar kemungkinan jumlah zat kimia yangbermigrasi ke dalam
makanan.
2. Bahaya Bagi Kesehatan
Kandungan benzena (benzene) pada proses pembuatan styrofoam merupakan
bahan kimia berbahaya bagi kesehatan. Apabila zat tersebut masuk dalam tubuh
manusia akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit. Benzena bisa
menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga
menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi
gemetar, dan mudah gelisah. Di beberapa kasus, benzena bahkan bisa mengakibatkan
hilangnya kesadaran. Saat benzena termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan
6
lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah
merah berkurang dan menimbulkan penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan
berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk
terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Efek yang paling berbahaya,
zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat. Beberapa lembaga
dunia seperti World Health Organization's International Agency for Research on
Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan
sebagai bahan karsinogen (bahan penyebab kanker).
Kandungan Styrofoam dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia,
khususnya pada Styrofoam yang digunakan sebagai wadah atau kemasan makanan.
Adapun bahaya Styrofoam bagi manusia yaitu :
Menyebabkan gangguan pada system saraf pusat.
Disfungsi system saraf pusat.
Berkurangnya daya pendengaran
Mempercepat detak jantung
Insomnia
Anemia.
Sistem imun berkurang.
Menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.
3. Bahaya bagi lingkungan
Limbah kemasan styrofoam sampai saat ini masih belum dapat diatasi
pemusnahannya, mengingat bahan dari kemasan styrofoam tersebut tidak mudah
diuraikan alam. Apabila pemusnahannya dilakukan dengan cara pembakaran akan
mengeluarkan berbagai zat berbahaya termasuk benzena yang dilepas ke udara. Hal
ini akan berakibat pada pencemaran udara sehingga menimbulkan polusi dan
membahayakan bagi yang menghirupnya. Pemusnahan kemasan ini selain dengan
cara pembakaran umumnya dibuang sebagai sampah sehingga menumpuk sebagai
limbah yang akan mencemari lingkungan.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN
9
Proses pencampuran bensin ke dalam wadah Proses pengadukan
berisi Styrofoam
10
BAB V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penggunaan Styrofoam berbahaya bagi kesehatan, makanan maupun lingkungan.
Senyawa benzena yang terdapat dalam styrofoam termasuk zat yang dapat menimbulkan
banyak penyakit dan bersifat karsinogenik. Selain menimbulkan penyakit, pembuatan
Styrofoam menyebabkan masalah yang besar bagi lingkungan karena senyawa CFC
menjadi salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca. Oleh karena itu, perlu adanya
solusi bagi masalah ini, salah satunya adalah dengan pendaur ulangan Styrofoam menjadi
lem.
4.2. Saran
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran dalam rangka peningkatan pemahaman tentang materi-materi pada mata
kuliah Daur Ulang Limbah Industri khususnya mengenai penggunaan Styrofoam sebagai
bahan kemasan makanan terhadap kesehatan manusia..Dan bagi penulis-penulis lain
diharapkan agar makalah ini dapat dikembangankan lebih lanjut guna menyempurnakan
makalah yang telah dibuat sebelumnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, ervi. 2013. Bahaya Styrofoam terhadap kesehatan dan lingkungan (online)
http://www.slideshare.net/erviafifah/bahaya-styrofoam-terhadap-kesehatan-dan-
lingkungan diakses pada tanggal 27 Maret 2018.
12