(PRAKERIN)
PROSES PEMBUATAN DMTDCL
PT TIMAH INDUSTRI
Disusun oleh :
Muhammad Ilham Arifandi
0052458377
XI Kimia industri I
Mengetahui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Manager Produksi
Darmawan Istanto
NIP. 20080532
i
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK SEKOLAH
Menyetujui
Guru Pembimbing
Mengetahui
ii
IDENTITAS SISWA
iii
IDENTITAS SEKOLAH
iv
IDENTITAS PERUSAHAAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penyusun dapat melaksanakan serta menyelesaikan laporan kerja
praktik ini. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan
studi di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Cilegon Kompetensi Keahlian Kimia
industri. Laporan ini disusun berdasarkan penjelasan, pengarahan dan pengamatan
langsung di lapangan dari tanggal 13 Maret 2023 sampai 13 April 2023 Selama
pelaksanaan kerja praktik maupun pembuatan laporan penyusu mendapat bantuan
serta dukungan dari berbagai pihak Oleh karena itu pada kesempatan ini,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang memberikan do’a dan dukungan, perhatian
serta kasih sayang yang tulus.
2. Bapak Darmawan Istanto selaku manager produksi PT Timah Industri.
3. Ibu ayu selaku bagian SDM yang telah memberikan kesempatan untuk
melaksanakan kerja praktik di PT Timah Industri.
4. Bapak Ahmad Furkon & Bapak Munawir Mokoginta selaku pembimbing
lapangan kerja praktik yang telah membantu dan memberikan arahan ketika
berada di PT Timah Industri.
5. Bapak Reza, Bapak Fino, Bapak andi Tw dan karyawan yang telah membantu
selama praktik kerja lapangan.
6. Bapak Udin Tusminurdin, S.Pd. selaku kepala SMK Negeri 2 Cilegon.
7. Bapak Acep Ridhwanullah, S.Pd. selaku ketua POKJA PRAKERIN.
8. Ibu Hilda Muflihanti Rosyidin S.Si, M.Pd. selaku guru pembimbing kerja
praktik yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan
masukan-masukan selama melaksanakan kerja praktik dan pembuatan laporan.
9. Bapak Firman S.Pd. selaku wali kelas yang telah memberikan motivasi dalam
pembuatan laporan
10. Segenap pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan
laporan kerja praktek yang tidak dapat kamu sebutkan satu persatu.
vi
Besar harapan kami mengikuti PRAKERIN ini sebagai pengalaman praktek
kerja langsung di industri sehingga menambah wawasan kami dalam pengetahuan
dan keterampilan.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK INDUSTRI................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK SEKOLAH................................................................................
IDENTITAS SISWA.............................................................................................................................
IDENTITAS SEKOLAH......................................................................................................................
IDENTITAS PERUSAHAAN..............................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan PRAKERIN.............................................2
1.3 Waktu dan Tempat PRAKERIN..............................................3
1.4 Tujuan Penulisan Laporan........................................................3
1.5 Manfaat PRAKERIN................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT Timah Industri....................................................4
2.2 Gambaran Umum..................................................................5
2.2.1 Lokasi dan Tata Letak PT Timah Industri..................................................................
2.2.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja..............................................................................
2.2.3 Jam Kerja....................................................................................8
2.3 Spesifik Bahan Baku dan Produk.........................................................................................
2.3.1 Spesifik Bahan Baku...................................................................................................
2.3.2 Spesifik Produk...........................................................................................................
2.3.3 Tahap Produksi DMTDCL..........................................................................................
2.3.4 Treatment produk DMT hasil produksi......................................................................
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Alat-alat Proses Produksi...................................................................................................
3.1.1 Unit Intermediate.......................................................................................................
viii
3.2 Utiliti...................................................................................................................................
3.2.1 Boiler.........................................................................................................................
3.2.2 Cooling Tower...........................................................................................................
3.2.3 Chiller........................................................................................................................
3.2.4 Compessor.................................................................................................................
3.3 Pengolahan limbah.............................................................................................................
BAB IV TUGAS KHUSUS
4.1 Tugas Produk PT Timah Industri.....................................27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
x
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1. Meningkatkan kemampuan, memperluas dan memantapkan keterampilan
kerja sebagai hasil untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan
program studi.
2. Untuk mengaplikasikan Langsung antara teori dan bekal ilmu pengetahuan
yang dimiliki oleh penulis ke dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya.
3. Untuk meningkatkan wawasan pada aspek-aspek usaha yang profesional
mengenai suatu industri.
4. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme yang
diperlukan untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan bidangnya.
5. Mensosialisasikan diri pada suasana lingkungan kerja sebenarnya.
6. Untuk meningkatkan, memperluas dan memantapkan potensi diri dalam
proses penyerapan teknologi baru yang semakin canggih dari suatu
lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.
7. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan kesenian pendidikan kejuruan dengan dunia industri
yang sesuai dengan bidangnya.
8. Memberikan peluang untuk penempatan lulusan dan kerjasama.
2
selama PRAKERIN untuk dijadikan bahan pengetahuan, memperluas ilmu
pengetahuan yang di dapat dan di alami selama PRAKERIN sebagai bekal
untuk memasuki lapangan pekerjaan, sebagai bukti nyata untuk sekolah bahwa
penulis telah melaksanakan PRAKERIN.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
memulai pembangunan Pabrik Tin Solder di Pulau Kundur Kepulauan
Riau Produk pabrik tersebut berupa Tin Solder Bar dan Tin Solder Wire
telah dipasarkan ke domestik maupun ekspor ke beberapa negara di Asia.
Sehubungan dengan perubahan Peraturan Menteri Perdagangan No. 44
tahun 2014, dimana ijin perdagangan logam timah batangan (tin ingot)
tidak berlaku untuk perdagangan tin solder maka PT Timah Tbk terpaksa
menutup pabrik tin solder di Kundur dan mengalihkan kepemilikannya
kepada PT Timah Industri di Cilegon.
Pada tahun 2015 Pabrik Tin Solder di Cilegon mulai beroperasi dengan
produk tin solder bar yang dipasarkan di pasar domestik dan ekspor ke
negara negara Asia Selanjutnya dengan adanya peraturan Menteri
Perdagangan No 53 tahun 2018 sebagai pengganti dari peraturan Menteri
Perdagangan No 44 tahun 2014 tentang pasal ketentuan kandungan timah
dalam timah solder dibatasi maksimum 99,7 %, maka pemasaran Solder
hanya terbatas kepada bentuk bar saja, untuk permintaan bentuk lainnya
dengan kadar kemurnian Sn nya lebih tinggi, belum bisa dipenuhi (sumber
PT Timah Industri)
VISI
“Menjadi Perusahaan Manufaktur Timah Hilir Terkemuka di Dunia”
Misi
1) Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten di industri
hilir Timah.
2) Memperkuat daya saing dan nilai tambah produk hilir Timah.
3) Mendorong penggunaan produk hilir Timah dalam negeri.
Motto
3B “Effective, Efficient, and Excellence” In all Company Aspect
5
2.2.1 Lokasi dan Denah Tata Letak
(Sumber: https://www.timahindustri.com/)
Gambar 2.1 Lokasi PT Timah Industri
2.2.2 Kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Alat keselamatan kerja merupakan alat pelindung diri dari yang
disediakan atau diberikan perusahaan kepada karyawan yang
bekerja. perlindungan lingkungan kerja yang berbahaya dan
digunakan sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
1) (APD) Alat pelindung Diri
APD yang digunakan PT Timah Industri yaitu: Safety
Shoes (sepatu safety), Safety Helmet (Helm),Goggles, Safety
Glove (sarung tangan), dan Respirator. Pemakaian alay
pelindung diri ini tergantung dari jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya insiden.
2) Penanggulangan Kebakaran dan Emergency
PT Timah industri memiliki potensi bahaya kebakaran yang
tinggi, untuk itu perlu pencegahan dan penanggulangan bahaya
6
kebakaran. Di PT Timah Industri terdapat mobil pemadam
kebakaran, mobil ambulance, dan APAR ( Alat Pemadam Api
Ringan).
Peraturan yang terdapat di PT Timah Industri:
1) Dilarang keras merokok didalam pabrik (tidak ada
pengecualian tempat).
2) Mengenal suara darurat dan tahu tempat berkumpul darurat
(assembly point).
3) Selama dalam keadaan darurat jangan panik dan berlarian.
4) Selalu mengenakan minimum alat pelindung diri: Helm dan
sepatu safety/ disesuaikan dengan kebutuhan.
5) Menuju tempat/ lokasi bekerja selalu melalui jalan. semestinya,
dilarang memotong/ melewati unit-unit Operasi.
6) Memasuki daerah tertutup (restricted area) sudah harus
mempunyai izin kerja resmi sesuai dengan peruntukannya.
7) Kecepatan maksimum kendaraan yang dibolehkan sesuai
dengan rambu-rambu yang terpasang dalam pabrik maksimal
20 Km/hr.
8) Selama berada di dalam pabrik tanda pengenal kontraktor/
tamu harus dipakai.
9) Dilarang makan dan minum didalam pabrik kecuali ditempat
yang sudah ditentukan.
10) Mengkoordinasikan semua pekerjaan dengan pihak yang terkait
yaitu pihak Departemen Operasi, Safety, Security,
Maintenance, Production, dll nya.
11) Dilarang mengoperasikan peralatan didalam pabrik kecuali ada
ijin khusus dari pihak operasi atau yang berwenang.
7
2.2.3 Jam Kerja
Karyawan di PT Timah Industri terbagi menjadi karyawan shift
dan non shift.Adapun pembagian jam kerja adalah:
8
2.3 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.3.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Logam Timah
Logam Timah dikirim dari Bangka, Indonesia. Timah
disimpan dalam gudang, berbentuk batangan dengan berat 25
kg.
Spesifikasi logam timah:
Rumus molekul : Sn
Massa Atom : 118,71
Fase/warna : Solid/ Silver
2. Klorin
Klorin disimpan pada tangki penyimpanan yang
berkapasitas 1640 kg. Sebelum dialirkan ke dalam reaktor,
klorin berbentuk liquid dirubah menjadi gas padat alat elevator.
Spesifikasi klorin:
Rumus molekul : Cl
Massa Atom : 35,5
Fase/warna : Liquid/ kuning
Bahaya Bahan Kimia : Irritant (Bahan menyebabkan
iritasi, gatal-gatal, dan
menyebabkan luka bakar pada
kulit).
3. Natrium Hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Massa Atom : 39,997 g/mol
Fase warna : Kristal buram/ putih
Bahaya kimia : Corrosive
9
4. Stannic Chloride
Rumus molekul : SnCl4
Massa Atom : 260,50 g/mol
Fase/warna : Liquid/ tidak berwarna
Bahaya Bahan Kimia : Corrosive
5. Air
Rumus molekul : H2O
Massa Atom : 18,0153 g/mol
Fase : Liquid
Titik beli/Titik didih : 0°C / 100°C
10
Fase/ warna : Liquid/ putih
Bahaya Bahan Kimia : Flammable
9. Amoniak
Rumus molekul : NH3
Massa Atom : 17,031 g/mol
Fase/ warna : Gas/ tak berwarna
Asam/ Basa : 9,25/4,75
Bahaya Bahan Kimia : Corrosive
11
kayu, lapisan elector konduktif, kaca, pada alarm keamanan dan
membersihkan lapisan pada kaca depan mobil.
Berikut spesifikasi dari SnCl4
Nama Kimia : Stannic Chloride
Formula kimia : SnCl4
Penampilan : Clear
Fase/ warna : Liquid
Berat molekul : 2605 g.mol-1
Aplikasi :
1) Sebagai perantara pembuatan senyawa organo-tin.
2) Industri kaca: Penguatan
3) Industri Coating: Electro konduktif permukaan.
4) Penanganan dan penyimpanan.
SnCl4 sangat reaktif dengan kelembapan: Reaksi dengan air
akan menghasilkan gas beracun yang sangat Volatile: hydrogen
klorida. SnCl4 harus ditangani oleh teknisi ahli memakai peralatan
perlindungan pribadi yang layak : alat bantu pernapasan,
sarungtangan tahan kimia, googles, sepatu pengaman, helm
keselamatan, gas detector dan pakaian pelindung.
2. DMTDCL
DMTDCL biasa digunakan pada bahan mentah untuk
menstabilkan senyawa organo-tin pada PVC yang digunakan pada
pembuatan pipa air ataupun bungkus makanan kandungan timah
yang terkandung pada produk ini tidaklah beracun. Gambar produk
DMTDCL:
12
(Sumber: PT Timah Industri)
Gambar 2.2 Produk DMTDCL
Produk ini lebih berat daripada udara sehingga akan lebih
mudah untuk mengendap pada posisi rendah,bereaksi pada zat
pengoksidasi menghasilkan gas beracun saat dekomposisi yang
terjadi pada suhu tinggi Substansi pembakaran berbahaya
mengandung racun timah dan uap dari klorin. DMTDCL
digunakan dalam pembuatan kaca untuk enchance substrat
datar,antiridescences,indeks bias dan resistence absarion. Hal ini
digunakan sebagai perantara untuk methyltin stabilizer keluarga
polimer.
Berikut ini spesifikasi dari BANKASTAB DMT series :
Penampilan : Clear
Warna : Tidak berwarna
Solid Content(%) : 48 - 52
Chloride(%) : 16 - 21,7
Aplikasi :
1) Sebagai bahan baku PVC organotin-stabil
2) Lapisan kaca
3) Catalyst untuk esterifikasi
DMTDCL harus ditangani oleh teknisi ahli memakai peralatan
perlindungan pribadi telah sesuai: alat bantu pernapasan, sarung
tangantahan kimia, googles, chlotes pelindung, sepatu pengaman
13
dan helm keselamatan. Suhu penyimpanan 5-30°C, tempat di
daerah yang sejuk dan kering.
3. TIN STABILIZER
Tin Stabilizer merupakan cairan methyltin mercaptide yang
dirancang untuk menstabilkan Polyvinyl Chloride kaku dan
Polyvinyl Chloride lunak Copolymer.
Produk ini memberikan pewarnaan awal yang baik dan
stabilitas proses yang dinamis, mempunyai stabilitas sisaan proses
yang baik serta dapat diproses kembali dengan efisien. Tin
Stabilizer dapat digunakan pada bungkus makanan menurut standar
BGA, FDA, REACH dan bahan lesensi yang berstandar dunia
lainnya.
Spesifikasi alat TIN STABILIZER :
Property fisik : Clear
Tin content (%) : 19,0-19,4
Nilai asam :0–3
Chloride : 0 – 0,1
Transmitansi : >90
Aplikasi :
1) Stabilizer yang sangat baik untuk aplikasi aplikasi PVC.
2) Sangat baik untuk soft film ditiup calendered dan penggunaan
PVC diekstrusi untuk aplikasi kontak yang baik.
3) Untuk bungkus kotak makanan yang disetujui oleh FDA, BGA,
dan lembaga regulator lainnya.
Penanganan dan penyimpanan TIN STABILIZER adalah timah
merkaptida stabilizer panas cair dan harus ditangani dengan
tindakan pencegahan yang bisa digunakan dalam praktik industri
yang baik untuk cairan organik. Penyimpanan dalam ruangan
dianjurkan stainless steel direkomendasikan untuk pipa, katup, dan
pompa digunakan untuk menangani TIN STABILIZER.
14
2.3.3 Tahap Produksi DMTDCL
1. Tahap Persiapan
a) Memahami alur kegiatan dan proses produksi plant
intermediate
b) Mempersiapkan dan menggunakan APD yang sesuai,
diantaranya safet Helmet, Safety Googles, Respirator, Gloves,
hingga Safety Shoes.
c) Melakukan briefing group untuk memastikan kesiapan proses
produksi.
d) Memastikan unit utility,supporting dan equipment Reaktor,
diantaranya sebagai berikut :
Storage MeCl untuk produksi harus dalam kondisi
bertekanan 1.1-1.2 MPa
Chiller otomatis running dengan setting temperature 10-
15°C dengan flow air chiller normal (pressure 1,5 -2.5 bar).
Cooling Tower, flow air harus terjaga di pressure pumping
4-6 bar.
Oil Heater otomatis running dengan setting 260-270°C
dengan pressure pumping 3-5 bar.
Piston kompresator agitor reaktor dalam kondisi normal,
jika kondisinya naik mengindikasikan ada kebocoran
dibagian housing bearing agitator.
2. Proses Pelelehan di Molton Tin Vessel
1) Pada tahap ini, operator memasukkan terlebih dahulu jumlah
timah batang yang akan dimasukkan ke ketel sesuai PO yang
diterima.
2) Timah balok dilelehkan sesuai jumlah yang tercantum pada
PO.
15
3. Proses Reaksi di Reaktor 1 (R1)
Proses reaksi optimum di reaktor 1 terjadi pada temperature
dan pressure tinggi. Namun dalam kondisi tersebut juga terdapat
faktor resiko yang tinggi juga terhadap kualitas dan keamanan
proses. Oleh karena itu, pressure dibatasi maksimal 1.2 MPa,
temperature dibatasi maksimal 270°C. Parameter terjadinya reaksi
adalah dengan adanya penurunan pressure dan kenaikan
temperature secara signifikan (reaksi eksotermis).
Berikut ini tahapan prosedur/proses reaksi di reactor 1 :
1) Pastikan timah dalam kondisi cair dan siap untuk dimasukkan
ke reaktor 1, pipa transfer timah harus dalam kondisi panas dan
aliran hot oil cair. Hal ini untuk menghindari terjadinya
penyumbatan pada pipa akibat timah membeku.
2) Kondisikan reaktor 1 pada temperature 150-160°C dengan
mengatur valve aliran oil panas dan atau valve oil dingin. Serta
atur valve R1 kearah absorber untuk mengkondisikannya dalam
keadaan vacuum- 0,02 s/d 0,05 MPa. Tidak diperkenankan
terlalu lama vacuum dan tidak diperkenankan vacuum
berlebihan untuk menghindari bibit (sisa DMT) release. Jika
telah mencapai kondisi tersebut dapat mulai masukkan TMAC
(sesuai dengan PRO), lalu masukkan timah cair.
3) Hentikan vacuum segera mungkin ketika timah cair sudah
masuk semuanya, dan dapat segera dilanjutkan dengan proses
agitasi (pengadukan), bertahap dari putaran kecil hingga
putaran 35-40 Hz
4) SnCl, yang sudah ditimbang 10 kg (sesuai PRO DMT tipe
DMT520) dapat mulai dimasukkan pada temperature 180-
190°C.
5) Setelah itu segera masukkan MeCl hingga pressure R1
mencapai 1.0 MPa, dengan cara membuka valve feeding MeCI.
Jika sudah mencapai 1.0 MPa, jangan lupa untuk menutupnya
16
kembali untuk memastikan penurunan pressure reaksinya
(indikator reaksi).
6) Pantau indikasi reaksi melalui instrumentasi yang terpasang di
R1, adanya reaksi ditunjukkan dengan adanya penurunan
pressure dan kenaikan temperature reactor secara signifikan,
serta pantau kenaikan temperature oil di jaket reaktor 1 untuk
memastikan thermal oil masih mengalir dengan panas yang
cukup (sesuai setting thermal oil heater).
7) Jika penurunan pressure reaksi telah mencapai 0,5 0,6 MPa dan
temperature jaket reactor telah mencapai 260 – 270°C (atau
sesuai dengan setting oil heater), serta temperature reaksi
bertahap naik secara signifikan, maka dapat dipastikan terjadi
reaksi yang cukup. Oleh karena itu, dapat dilanjutkan untuk
memasukan MeCl dengan membuku valve MeCl dan
menjaganya dibukaan 4 hingga bukaan (sesuaikan dengan
kondisi reaksi didalam RI, pressure fluktuatif dikisaran 1,0- 1,2
MPa). Pastikan tidak ada pressure berlebih, material feedback,
dengan cara memantau kecenderungan pressure dan memeriksa
pipa Feeding MeCl tidak panas.
8) Jika temperature reaksi sudah mencapai 230-235°C dan
temperature jaket reactor (therma oil) sudah sesuai dengan
setting pemanasan yaitu 260-270°C, valve hot oil sudah bisa
ditutup.
9) Pantau kenaikan temperature reactor. Dalam kondisi optimum
temperature bertahap naik secara signifikan. Jika temperature
reaksi mencapai 265 270°C segera lakukan pendinginan /
penurunan temperature dengan cara menyalakan pompa cool
oil hingga, temperature jaket reactor 1 mencapai 200-220°C,
lalu matikan pompa cool oil. Hal ini untuk menghindari
overheat reactor.
17
10) Pantau reaksi lanjutan. Jika terjadi kenaikan temperature reaksi
lagi hingga 265-279°C, lakukan penurunan temperature lagi
(dengan cara seperti point sebelumnya). Hal ini dapet
dilakukan berulang jika hal yang sama terjadi.
11) Pantau reaksi hingga terjadi penurunan temperature reaksi
(tanpa mengalirkan cool oil) dan jika pressure cenderung tetap
mengikuti pressure storg MeCl, maka indikasi sudah tidak
terjadi reaksi, dengan kata lain reaksi di Reaktor 1 bisa
dinyatakansudah selesai. Selanjutnya dapat dipersiapkan
Reaktor 2 untuk dilakukan transfer produk Reaktor 1 ke
Reaktor 2.
12) 30-60 menit sebelum dilakukan transfer produk, lakukan
peanasan pipa jalur transfer. Transfer atau perpindahan produk
tersebut memanfaatkan prinsip perbedaan tekanan, dilakukan
hingga kedua Reaktor memiliki besaran tekanan yang sama.
Setelah selesai transfer, lakukan pendinginan Reaktor 1 untuk
mengkondisikan pross di batch selanjutnya. Alirkan cool oil
sirkulasi melewati jaket Reaktor 1 dan nyalakan agitator dengan
putaran 25 Hz Setelah temperature turun hingga 200°C, matikan
agitator dan pompa cool oil, tunggu hingga mencapai 140-150°C,
kemudian dilakukan proses produksi di batch berikutnya.
4. Proses Reaksi dan Destilasi di Reaktor 2 (R2)
1) Kondisikan Reaktor 2 pada temperature 200-210°C, lalu
SnCl4 (sesuai PRO DMT2) nyalakan agitator dan buka valve
feeding MeCI - ½ bukaan (sesuaikan dengan fluktuasi normal
pressure di R2 – kisaran 1.0 s/d 1.2 MPa) selama 2-5 menit
atau hingga pipa feeding MeCl terasa Hangat.
2) Agitasi dilakukan selama 1 jam, setelah itu lakukan
pendinginan hingga temperature reaktor mencapai 160°C, lalu
matikan agitator dan tutup jalur cool oil.
18
3) Kondisikan sistem vacuum pada unit absorber hingga pressure
gauge di pipa jalur release vacuum mencapai -0.04 s/d -0.06
MPa.
4) Destilasi dan proses transfer produk ke unit absorber dapat
mulai dilakukan dengan cara membuka valve transfer produk
R1 ke unit absorber sedikit demi sedikit bertahap dengan
bukaan full, dengan memantau dan mempertahankan level air
di sightglass (diatas falling film absorber) dilevel tengah
sightglass. Pada saat ini, ketika pressure di reaktor 2 sudah
mencapai vacuum (< 0 MPa) maka hot oil dapat mulai
dialirkan untuk pemanasan Reaktor 2 dan membantuk laju
penguapan produk (transfer produk).
5) Pantau proses transfer produk dari reaktor 2 ke unit absorber,
mulai dari kenalkan temperature, penurunan pressure di
Reaktor 2, dan level air di sightglass. Yang perlu diperhatikan:
Temperature reaktor 2 bertahap naik hingga 185-200°C.
Level air di sight glass tidak diperkenankan melebihi level
setengahnya (atur valve transfer R2-absorber).
Pressure reaktor 2 secara bertahap akan menjadi
vacuumMenyamai pressure yang ada di jalur pipa release
pressure.
Pantau kenaikan temperature receiver tank hingga terjadi
penurunan sebesar 3-5°C
6) Jika temperature receiver tank sudah mulai mengindikasikan
stagnan atau terjadi sedikit penurunan (0.2-2°C) lakukan agitasi
sebentar sekitar 5-10 menit atau hingga terjadi penurunan 3-
3°C, dimana transfer produk dinyatakan selesai.
7) Perlu diperhatikan bahwa temperature R2 tidak diperkenankan
lebih dari 210°C. Apabila pada temperature reaktor 2 mencapai
200°C dan masih ada indikasi naik (padahal temperature
receiver mulai mengindikasikan stagnan atau bahkan mulai ada
19
penuunan) maka segera lakukan pengamanan dengan cara
menutup jalur hot oil (dan bila diperlukan bisa dengan
mengalirkan cool oil seperlunya), hal ini untuk menghindari
penguapan berlebih didalam reaktor 2 yang dapat
mengakibatkan side product terhisap ke unit absorber.
8) Ketika destilasi / transfer produk reaktor 2 ke unit absorber
dinyatakan selesai, segera matikan system vacuum,
informasikan kepada team QC untuk cek sample produk yang
dihasilkan, untuk dilanjutkan ke proses berikutnya.
20
BAB III
LANDASAN TEORI
2) Reaktor 1 & 2
Fungsi : Untuk mereaksikan bahan-bahan
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 1 Ton
Tahun : 2015
Buatan : Indonesia
3) Absorber
Fungsi : Untuk memisahkan ampas dari produk dengan
Chiller
Bahan : Polypropylene
Buatan : Indonesia
4) Tangki Reserver
Fungsi : Sebagai tempat untuk penampungan air pendingin
dari radiator
Bahan : Polypropylene
Kapasitas : 1,5 Ton
Tahun : 2015
21
Buatan : Indonesia
7) Storage
Fungsi : Untuk tempat penyimpanan produk jadi
Bahan : Polypropylene
Kapasitas : 30 Ton
Tahun : 2015
Buatan : Indonesia
8) Storage MeCl
Fungsi : Untuk tempat penyimpanan bahan baku MeCl
Bahan : Stainless Steel
Kapasitas : 60 Ton
Tahun : 2015
Buatan : Indonesia
22
3.2 UTILITI
PT Timah industry memiliki area 1 yang meliputi unit utilitas (Internal
Battery Limits). Unit utilitas merupakan unit yang menunjang kelangsungan
proses di dalam suatu pabrik. Keberadaan unit ini sangat berpengaruh karena
unit ini akan menyuplai kebutuhan pokok dari suatu proses seperti listrik, air,
bahan baku lainnya. Unit Utilitas di PT Timah Industri meliputi:
1. Boiler
2. Cooling Tower
3. Chiller
4. Compressor
3.2.1 Boiler
Ketel uap atau boiler adalah alat konversi energi yang mengubah
air menjadi uap dengan cara pemanasan. Panas yang dibutuhkan air
untuk penguapan tersebut diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada
ruang bakar ketel uap.
Cara pengoperasian boiler adalah sebagai berikut:
1) Switch control panel pada posisi auto.
2) Switch selector pompa sirkulasi pada posisi 1, jika ingin
menggunakan pompa sirkulasi no 1.
3) Switch selector pompa sirkulasi pada posisi 2, jika ingin
menggunakan pompa sirkulasi no 2.
4) Tekan tombol ON pompa 1, jika menggunakan pompa sirkulasi no
1.
5) Tekan tombol ON pompa 2, jika menggunakan pompa sirkulasi no
2.
6) Tunggu sampe pressure sirkulasi oil stabil dengan range 2,5–3 bar.
7) Jika pressure sudah stabil, tekan tombol ON burner, untuk
menyalakan burner.
8) Setting temperature secara bertahap sampai batas yang dibutuhkan
produksi.
9) Monitoring temperature dan pressure secara berkala.
23
3.2.2 Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigenerasi yang melepaskan
kalor udara. Cooling Tower bekerja dengan cara mengontakkan air
dengan udara dan menguapkan Sebagian air. Cara pengoperasian
Cooling Tower sebagai berikut ;
MODE MANUAL
1) Tekan tombol ON pada panel untuk menyalakan pompa 1
(sirkulasi), hingga pressure stabil dan tidak kurang dari 1,5 bar.
2) Tekan tombol ON pada panel untuk menyalakan motor fan
cooling.
3) Cek Unit Cooling Tower secara berkala.
4) Pastikan air bersikulasi lancar, dan fan cooling bekerja
membuang udara panas pada air.
Shutdown Cooling Tower
1) Tekan tombol OFF pompa sirkulasi.
2) Tekan tombol OFF pompa sirkulasi.
3) Tekan tombol OFF motor fan cooling.
4) Tutup valve.
3.2.3 Chiller
Chiller adalah suatu alat untuk memindahkan panas (kalor)
menggunakan sistem pendingin yang bertujuan menghilangkan panas
akibat beban proses lalu mengalihkan kalor tersebut ke lingkungan.
Pengoperasian chiller
1) Hidupkan pompa secondary dan pastikan tekanan air sesuai
dengan standart (Standart pressure pada saat running sirkulasi).
2) Hidupkan pompa primary (sesuai Chiller yang akan di
START/ON).
3) Pressure inlet water chiller tidak boleh kurang dari 1,5 Bar.
4) START / ON Chiller unit.
5) Setelah Chiller running, Cek parameter Chiller:
a. Ampere Chiller (batas maximum ampere chiller 215 A).
24
b. Inlet water pressure Chiller dan Outlet water pressure
chiller.
c. Inlet temperature Chiller Outlet temperature Chiller
(Display Control Chiller).
Shutdown Chiller
1) STOP Chiller pada Control unit Chiller.
2) STOP Pompa Secondary.
3) STOP Pompa Primary (Sesuai Chiller yang akan STOP).
3.2.4 Compressor
Secara sederhana, fungsi dari kompresor adalah mengambil gas
atau udara dari sekitar, untuk kemudian diberi tekanan di dalam tabung
dan disalurkan Kembali sebagai udara bertekanan.
Pengoperasian Compressor
1) Buka valve inlet (dari bejana tekan ke kompresor).
2) Buka valve Outlet ( dari kompresor ke storage MeCl yang akan
di inject).
3) Tekan tombol ON.
4) Matikan kompresor jika kebutuhan pressure sudah mencukupi
proses produksi yaitu 1.2 mpa.
5) Pastikan pressure pada bejana tekan tida kurang dari 0.5 mpa.
Shutdown Compressor
1) Tekan tombol OFF.
2) Tutup valve inlet (dari bejana tekan ke kompresor).
3) Tutup valve Outlet (dari kompresor ke storage MeCl yang akan
di inject).
4) Release sisa N2 yang terjebak di dalam unit kompresor.
25
3.3 Pengolahan Limbah
Pengolahan limbah di PT Timah Industri diberikan ke pihak ketiga yaitu
PT Wastec International. Limbah yang ada pada PT Timah Industri yaitu
limbah cair yang berasal dari pabrik tin stabilizer yang disimpan dahulu di
tempat penyimpanan limbah yang selanjutnya akan diangkut oleh PT Wastec
International.
26
27
BAB IV
TUGAS KHUSUS
- BANKASTAB TC Series
a. BANKASTAB® TC-181
b. BANKASTAB® TC-181 FS
c. BANKASTAB® TC-185 FD
d. BANKASTAB® TC-185 VN
e. BANKASTAB® TC-186 FD
f. BANKASTAB® TC-191
g. BANKASTAB® TC-191 F
h. BANKASTAB® TC-192 F
28
4. Solder
Nama Brand : BANKAESA
Varian : BANKESA 6337
BANKESA 5050
BANKESA SnPb6040
BANKESA SnPb0.7
BANKESA SnPb0.3
BANKESA 903
BANKESA 973
BANKESA 730
BANKESA 905
BANKESA 907
BANKESA SnCu0.3
BANKESA 305
BANKESA 307
BANKESA 507
BANKESA 1205
BANKESA BK227
5. Tin Stabilizer
Nama Brand : Tin One Pack
Varian : TOP® 207
TOP® 182 PH
29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan kerja praktek yang telah dilakukan di PT Timah Industri
maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain:
1. PT Timah Industri merupakan salah satu anak perusahaan PT Timah Tbk,
yang bergerak dalam bidang Industri kimia, dan memproduksi TIN
STABILIZER, DMTDCL, dan SnCl4.
2. Proses pembutan produk saling berkaitan dimana pabrik Stannic Chloride
menghasilkan Produk SnCl4 yang merupakan bahan baku pembuatan
DMTDCL. Pabrik Intermediate yang menghasilkan produk DMTDCL
ialah bahan baku pembuatan Stabilizer.
3. Proses Intermediate pembuatan DMTDCL, setelah produk SnCl4 sudah
jadi di transfer ke plant intermediate untuk menjadi bahan baku pembuatan
DMTDCL. Proses pembuatan DMTDCL yang pertama masukan timah
kedalam ketel untuk dilelehkan, setelah dilelehkan direaksikan dengan
bahan baku TMAC, SnCl4 30% dari 40 kg, dan MeCl direaktor 1
menghasilkan reaksi dimethlytin. Setelah reaksi direaktor 1 dipindahkan
ke reaktor 2 untuk direaksikan dengan menambahkan Kembali SnCl4 70%
dari 40 kg dan MeCl hingga membentuk reaksi monomethyletin. Lalu di
absorber untuk memisahkan ampas dari produk dengan chiller, kemudian
dipindah pada alat matering kemudian disimpan di storage. Produk sudah
jadi dan di tranfer ke pabrik stabilizer.
4. Alat yang digunakan untuk proses pembuatan DMTDCL meliputi: Ketel,
Reaktor, Absorber, Reserver, Matering, Mixer, Storage. Alat-alat tersebut
memiliki fungsinya masing-masing pada proses produksi.
5. Utiliti (alat penunjang pada PT Timah Industri, diantaranya compressor,
boiler, chiller, cooling tower, scrubber, dan vacuum yang memiliki
fungsinya masing-masing dalam proses produksi.
30
31
6. Limbah di PT Timah Industri yaitu limbah cair yang diolah Kembali oleh
pihak ketiga (karena kondisi asam di bawah 3 jadi belum terlalu
berbahaya) yaitu PT Westec International dengan cara di bakar.
5.2 SARAN
Berdasarkan kerja paraktek yang telah dilakukan, melihat kondisi kerja
pada PT Timah Industri sebagai industry yang beresiko tinggi. Maka perlu
mempertahankan program keselamatan kerja yang telah dijaga dengan baik
selama ini, dan meningkatkan fasilitas yang diberikan kepada karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
32