Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Praktik Kerja Industri
Dengan Kompetensi Keahlian Kimia Analisis di SMK Negeri 2 Cilegon
Disusun Oleh :
Muhamad Bagas Prasetya
0040819617
XII Kimia Analis 1
Kelas : XII KA 1
Menyetujui
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN PIHAK SEKOLAH
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Mengetahui,
iii
IDENTITAS SISWA
Siswa
Sekolah
iv
IDENTITAS SEKOLAH
v
IDENTITAS PERUSAHAAN
vi
KATA PENGANTAR
Cilegon,
vii
DAFTAR ISI
viii
2.4.1 Unit Pengolahan Utama ................................................................. 16
2.4.2 Unit Operasi ................................................................................... 16
2.5.Group Lotte ............................................................................................. 16
2.6.Human Capital Management .................................................................. 17
2.6.1 Kepegawaian .................................................................................. 17
2.6.2 Proses Rekrutment ......................................................................... 19
2.6.3 Performance Appraisal .................................................................. 20
2.6.4 Pengembangan Karir...................................................................... 21
2.6.5 Penggajian ...................................................................................... 21
2.6.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ................................................ 22
2.6.7 Sikap Kerja 5S ............................................................................... 25
ix
4.1.8 Steam Generation .......................................................................... 48
4.1.9 Instrument Air ................................................................................ 48
4.1.10 Fuel Oil and LPG Storage ........................................................... 49
4.1.11 Nitrogen Supply ............................................................................ 49
4.1.12 Hydrogen Supply .......................................................................... 50
4.1.13 Effluent Treatment Unit ................................................................ 50
4.1.14 Flare Stack and Cold Vent ........................................................... 50
4.2 Pengolahan Limbah ................................................................................ 51
4.2.1 Pengolahan Limbah Cair ............................................................... 51
4.2.2 Pengolahan Limbah Padat ............................................................. 53
4.2.3 Pengolahan Limbah Gas ................................................................ 54
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ............................................................................................. 55
5.2.Saran ........................................................................................................ 55
5.2.1 Bagi Siswa Siswi ........................................................................... 55
5.2.2 Bagi Sekolah .................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Praktik Kerja Industri
Tujuan Praktik Kerja Industri yang dilakukan siswa pada Dunia Kerja atau
Dunia Industri adalah sebagai berikut :
Laporan Praktik Kerja Industri ini adalah hasil penulisan siswa setelah
menyelesaikan PRAKERIN di PT Lotte Chemical Titan Nusantara berdasarkan
data yang diperoleh dan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah.
Adapun tujuan penulisan laporan Praktik Kerja Industri ini antara lain :
2
b. Sebagai bukti bahwa peserta PRAKERIN telah melakukan PRAKERIN
dengan baik.
c. Meningkatkan kreativitas siswa dalam penulisan yang bersifat objektif dan
ilmiah.
d. Mendorong siswa agar mampu mengemukakan dan menuangkan pikiran
serta pendapat dalam bentuk tulisan yang sistematis, logis dan dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
INDUCTION
No Deskripsi Tanggal PIC Waktu
1 Safety Overview Edi Widodo 10.00 WIB
2 HR Overview Dina Rahmasari 11.00 WIB
3 Process Overview 9 Maret 2022 14.00 WIB
Akhmad Ghozali
4 Plant Tour 14.30 WIB
5 Product Knowledge Ryan 15.00 WIB
Tabel 1.5.1 Kegiatan Induction
3
Kegiatan Penyampaian Materi
No Deskripsi Tanggal Pemateri Waktu
10 Maret 10.00
1 Basic Mechanical Course Andry Wijaya
2022 WIB
10 Maret Akhmad 11.00
2 Basic P n ID
2022 Ghozali WIB
PU 11 Maret 14.00
3 Mutiara
( Prepolymerization Unit ) 1 2022 WIB
PU
11 Maret 14.30
4 ( Prepolymerization Unit ) Lukman Hakim
2022 WIB
2
APU
16 Maret Akhmad 14.00
5 (Additive Pelletizing Unit)
2022 Ghozali WIB
½
PU
17 Maret 14.00
6 ( Prepolymerization Unit ) Siswanto
2022 WIB
3
18 Maret 10.00
7 HSE Overview Egy Riyandi
2022 WIB
Utility IBL 18 Maret 14.00
8 Andri Pratama
( Inside Battery Limit ) 2022 WIB
APU
23 Maret 10.00
9 (Additive Pelletizing Unit) Tubagus Riyadh
2022 WIB
¾
23 Maret 14.00
10 Utility Core Common Aldi Riyando
2022 WIB
29 Maret 10.00
11 Jetty Facility Febriza Anggara
2022 WIB
25 Maret 14.00
12 Process Safety Ischaq Tono
2022 WIB
30 Maret 10.00
13 Tips Presentasi Dina Rahmasari
2022 WIB
30 Maret
14 Discussion with Mentor
2022
15 Presentasi
Tabel 1.5.2 Kegiatan Penyampaian Materi
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
1. BP Chemical = 75 %
2. Mitsui & Co. Ltd = 12.5 %
3. Sumitomo Corporation = 12.5 %
Rencana pembangunan pertama kali pada pertengahan tahun 1988 dengan
luas area 47 Ha yang berada pada sepanjang laut Jawa bagian barat antara Cilegon
dan Merak, kemudian dilanjutkan dengan tahap pembangunan konstruksi pabrik
5
yang dimulai awal tahun 1990 yang ditangani langsung BP Chemical dan bekerja
sama dengan UBE Industries, Ltd dari Jepang sebagai kontraktor utama dan
berhasil diselesaikan pada akhir tahun 1992. Pada tanggal 18 Februari 1993 PT.
PENI diresmikan oleh presiden Soeharto sekaligus dimulainya produksi
polietilena pertama di Indonesia dengan kapasitas produksi tiap untuk train 1 dan
train 2 pada Juni 1993 mencapai 200.000 ton/tahun.
Pada bulan Mei 2003 terjadi penjualan seluruh saham kepada Indika
Group, akan tetapi sejak 26 Maret 2006 kepemilikan saham PT. PENI (PT
Petrokimia Nusantara Interindo) sepenuhnya dimiliki oleh TITAN Chemical yang
berasal dari Malaysia dan namanya diubah menjadi PT TITAN Petrokimia
Nusantara. Pada tahun 2010 seluruh saham dibeli oleh HONAM Petrochemical
Corp, yang berasal dari Korea Selatan dan pada tahun 2013, seluruh saham dibeli
oleh LOTTE Group yang berasal dari Korea Selatan dan namanya diubah menjadi
PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
B. Misi
1. Kami melayani orang-orang Asia dengan menjadi penyedia
petrokimia/polimer dengan kualitas yang kompetitif di wilayah Asia.
6
2. Kami mendukung basis pelanggan lokal kami, untuk membuat produk
jadi berguna yang meningkatkan kualitas hidup.
3. Kami berupaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham kami
bersih, melalui kultur kewirausahaan kita.
4. Kami menyediakan pilihan karir bermanfaat untuk tenaga kerja yang
diberdayakan.
5. Kami berkomitmen untuk menjadi warga perusahaan yang baik.
7
Tenaga Uap (PLTU) Suralaya sehingga mudah dalam penyaluran tenaga
listriknya.
3. Lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara terletak di pinggir Selat
Sunda dan dekat dengan sarana dan prasarana transportasi laut sehingga
mempermudah dalam transportasi produk yang akan diekspor ke luar
negeri melalui jalur laut.
4. Lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara dekat dengan pabrik-
pabrik yang memproduksi bahan baku yang diperlukan oleh PT Lotte
Chemical Titan Nusantara sehingga bahan baku tersebut dapat dipasok
secara langsung melalui pipa bawah tanah.
5. Lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara dekat dengan sarana
dan prasarana transportasi darat sehingga memudahkan pemasaran produk
dalam negeri.
1. Area 1
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit core common yang
berfungsi sebagai unit pendukung proses utama atau proses polimerisasi
sampai finishing. Unit utilitas meliputi beberapa bagian seperti Jetty, Sea
Water Intake, Ethylene Storage Unit, Butene Sphere, Treated Cooling
Water, Potable Unit, Waste Water Treatment, Intsrument and Plant Air,
Steam Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare and Vent, LPG
Storage, Nitrogen Supply dan Hydrogen Supply. Unit core common
meliputi Reagent Storage Unit, Solvent Recovery Unit, Feed Purification
Unit, Catalyst Preparation Unit dan Catalyst Activation Unit.
2. Area 2
Area 2 ini terdiri dari train 1, train 2 dan train 3 yang merupakan
area proses utama untuk menghasilkan polietilen. Train 1 dan train 2
8
meliputi Prepolymerization Unit, Polymerization Unit, Additive and
Pelletizing Unit dan Product Store and Bagging Unit. Sedangkan pada
train 3 tidak dilakukan proses prepolimerisasi karena katalis yang
digunakan langsung diinjeksikan ke dalam reaktor utama. Train 1
menghasilkan produk berupa High Density Polyethylene (HDPE) dengan
katalis Ziegler, train 2 menghasilkan produk High Density Polyethylene
dengan katalis Chromium dan train 3 memproduksi Linear low
Density Polyethylene dengan katalis sylopole.
9
Gambar 2.3.1.1 Lokasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara
10
Gambar 2.3.1.2 Denah PT Lotte Chemical Titan Nusantara
11
1. Commercial Director, bertugas dan bertanggung jawab untuk membuat
strategi dan kebijaksanaan penjualan yang sedang berlangsung serta yang
akan datang. Divisi ini membawahi beberapa departemen, yaitu:
a. Logistic & Order Process General Manager, bertugas dan
bertanggung jawab terhadap pengadaan logistik bagi perusahaan dan
merencanakan penjualan maupun strategi bisnis.
b. Technical Service & Product Development Manager, bertugas
menampung semua komplain pelanggan tentang mutu dan kualitas
produk polyethylene yang dihasilkan, kemudian mengadakan
perbaikan mutu untuk produksi polyethylene selanjutnya.
c. Sales General Manager, bertugas untuk membantu dan memberikan
nasehat tentang teknik penjualan produk Polyethylene
2. Manufacturing Director merupakan pimpinan tertinggi di PT Lotte
Chemical Titan Nusantara Production Site yang berkedudukan di Merak.
Manufacturing Director bertugas dan bertanggung jawab terhadap
seluruh Merak Plant dan bidang produksi polyethylene PT Lotte
Chemical Titan Nusantara. Tugas Manufacturing Director dibantu oleh
beberapa departemen, yaitu Plant General Manager, Services & Support
General Manager, dan HSE & Security Manager.
a. Plant General Manager, bertanggung jawab terhadap kelancaran
produksi polyethylene mulai dari penerimaan bahan baku sampai
dengan proses pembuatan polyethylene. Divisi ini membawahi lima
departemen yaitu Production Manager, Maintenance Manager,
Reliability & Engineering Manager, PPIC Superintendent, dan
Quality Assurance & ISO Superintendent
b. Service & Support General Manager, bertugas dan bertanggung jawab
menyiapkan seluruh pelayanan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara.
Dalam tugasnya membawahi Admin Services & Store Manager,
Procurement Manager, Information & Technology Manager, dan
GPA Superintendent
c. HSE & Security Manager, bertanggung jawab menangani dampak
lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan proses produksi di PT
12
Lotte Chemical Titan Nusantara, serta bertangung jawab terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Finance Director, bertugas dan bertanggung jawab terhadap masalah
keuangan perusahaan di PT Lotte Chemical Titan Nusanatara, baik
pemasukan ataupun pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas pabrik.
Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh General Manager
Accounting, General Manager Finance, dan SAP Support & System
a. General Manager Accounting, bertugas dan bertanggung jawab untuk
menghitung seluruh biaya produksi di PT Lotte Chemical Titan
Nusantara. Divisi ini membawahi tiga departemen yaitu Plant acc
TPN/Budget/Inventory, Tax & Fixed Asset, Plant Acc TKN/External
Reporting/Inventory, System & Reporting
b. General Manager Finance, bertugas dan bertanggung jawab
merencanakan pengeluaran keuangan dan mengontrol keuangan
perusahaan di PT Lotte Chemical Titan Nusantara. Dalam
melaksanakan tugasnya dibantu oleh AR & Credit Management, AP &
Cash Disbursement, dan Treasury & Banking.
c. SAP Support & System, bertugas memberikan nasehat mengenai
sistem, mengefisienkan penggunaan serta pencairan keuangan.
13
Secara umum struktur organisasi PT Lotte Chemical Titan Nusantara
sebagai berikut :
Manufacturing
Director
Warehouse and Sales Plant Technical Service & QC & QA Accounting Finance
OP & S General Manager General General Support General General General
General Manager Manager Manager GM Manager Manager Manager
HRD & Adm.
Service Manager
Tax
Manager
2.3.3 Price
14
pesaing agar tidak memiliki gap antar produk sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lainnya.
2.3.4 Place
2.3.5 Promotion
15
2.4. Unit Kerja
1. Unit Prepolimerisasi
2. Unit Polimerisasi
3. Unit Penambahan Aditif dan Peletisasi
4. Unit Pengepakan Pellet
16
3. Group Lotte dibidang Chemical & Construction :
a. LOTTE Chemical
b. LOTTE World Tower
c. LOTTE E&C
d. LOTTE Castle
2.6.1 Kepegawaian
a. Datang bekerja tepat waktu, pada jam-jam kerja yang telah di tentukan
dan meninggalkan tempat kerja sesuai dengan jam yang telah
ditentukan. Kecuali karyawan yang telah diperintahkan untuk lembur
oleh atasan nya.
b. Selama jam-jam kerja karyawan tidak diperkenankan meninggalkan
tempat kerja dan menerima tamu-tamu pribadi tanpa izin atasannya.
c. Mematuhi perintah atasan untuk mengerjakan tugas-tugas lain selain
tugas utamanya sesuai dengan kemampuan karyawan yang
bersangkutan apabila diperintahkan oleh perusahaan.
d. Dilarang keras membawa barang-barang yang berbahaya kedalam
lingkungan perusahaan, seperti: minum-minuman beralkohol, korek
api, bahan peledak, senapan dan semacamnya.
e. Dilarang keras membawa barang-barang dan dokumen-dokumen ke
luar area pabrik tanpa izin pimpinan perusahaan.
Pada akhir tahun 2014 tercatat bahwa PT Lotte Chemical Titan Nusantara
memiliki tenaga kerja sebanyak ±510 orang yang terdiri dari karyawan tetap dan
kontraktor harian, dengan rincian sebagai berikut:
17
Karyawan tetap yang bekerja pada PT Lotte Chemical Titan Nusantara
terdiri dari tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, D1-
D4, S1, dan S2 dengan rincian sebagai berikut:
S2 : 10 orang
S1 : 112 orang
D1-D4 : 71 orang
SMK : 27 orang
SMA : 55 orang
Dll : 72 orang +
1. Karyawan nonshift (Daily) masuk lima kali dalam seminggu dari hari
Senin sampai Jumat.
Jam kerja = 07.30 - 16.30 WIB
18
Grup Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa
A L L P P S S S M M
B S S M M L L L P P
C M M L L P P P S S
D P P S S M M M L L
Ket: P=Pagi, S=Siang, M=Malam, L=Libur
Tabel 2.6.1 Jadwal Shift Karyawan PT Lotte Chemical Titan Nusantara
Laboratorium :3 Orang
Mekanik :2 Orang
Paramedis :1 Orang
Fireman :1 Orang
Driver :1 Orang +
Total : 31 Orang
19
tidak menemukan yang cocok maka selanjutnya memasang iklan di internet dan
surat kabar. Selanjutnya pelamar mengirim berkas dan diseleksi oleh perusahaan.
Pelamar yang lolos seleksi berkas akan dipanggil untuk melaksanakan tes
tahap awal. Tes tahap awal bisa dilakukan oleh perusahaan atau oleh pihak ketiga.
Pada tes tahap pertama terdapat beberapa tes yaitu bahasa inggris, tes potensi
akademik, dan psikotes. Pelamar dengan hasil tes yang baik akan melanjutkan ke
tahap interview. Dalam tahap interview akan dibahas beberapa hal diantaranya
yaitu masalah penggajian. Setelah lolos tahap interview maka pelamar akan
menjalankan tes kesehatan. Pelamar yang tidak lolos akan diberikan kabar dan
akan masuk ke database jika diperlukan pada proses rekrutmen selanjutnya.
Pelamar yang lolos menjadi karyawan akan diberikan beberapa orientasi
diantaranya safety induction, personal induction, product knowledge and
application, dan plan overview. Karyawan baru akan menandatangani kontrak dan
selanjutnya akan ditempatkan di departemen yang dituju.
20
untuk menentukan tiga karyawan dengan kinerja terbaik pada bulan tersebut.
Aspek yang dinilai diantarannya loyal, kinerja baik, dll. Karyawan yang
mendapatkan predikat Employee of the month mendapatkan bonus finansial.
a. Top management
b. Management
c. Staff
d. Non-staff
2.6.5 Penggajian
21
c. Exceed Expectation Bonus
Bonus tidak terduga yaitu bonus yang diberikan dalam beberapa kegiatan
tertentu. Bonus tersebut berupa voucher LOTTE Mart.
22
1. APD (Alat Pelindung Diri)
APD disebut juga PPE (Personal Protective Equipment), yang digunakan
PT Lotte Chemical Titan Nusantara antara lain, safety helmet, goggle glasses,
spectacle, face shield, dust mask, ear plug, gloves, safety belt, alumunium
suit, full body harness, life lines, wear pack, breathing apparatus dan safety
shoes. Pemakaian alat pelindung diri ini tergantung dari jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan untuk mencegah terjadinya accident. Namun, secara
umum semua pegawai di PT Lotte Chemical Titan Nusantara minimum harus
mengenakan safety shoes, safety helmet dan spectacle.
2. Jenis Pengaman
Berupa peralatan yang berfungsi sebagai pelindung dan pencegah bahaya-
bahaya lebih lanjut terhadap tenaga kerja, antara lain: rotating unit cover
(penutup mesin yang berputar), pagar pengaman tangga pada daerah yang
tinggi, eye and body shower, traffic sight, grounding and bounding,
sikring dan saklar alat pengatur tekanan dan sebagainya.
23
yang terdiri dari Security Medical, Fireman, Auxiliary Fireman, Shift
Superintendent dan Supervisor.
24
2.6.7 Sikap Kerja 5S
1. Seiri (Pemilahan)
Program yang dilakukan dalam rangka pemilahan tempat kerja:
a. Menyediakan Red Tag Area di setiap area atau ruang kerja. Barang
barang yang saat itu tidak diperlukan diletakkan di Red Tag Area.
b. Pada saat makan siang, maka di meja-meja kantin akan tersedia vas
bunga, sendok dan garpu, tissue, kecap, dan saos. Sedangkan pada saat
bekerja meja-meja di kantin akan bersih dan barang-barang tersebut
disimpan.
2. Seiton (Penataan)
Program yang dilakukan dalam rangka pemilahan tempat kerja:
a. Barang barang diletakkan pada suatu tempat dan dibuat label supaya
mudah digunakan.
b. Arsip arsip dikelompokkan dan diurutkan, kemudian diberikan label.
c. Kopi, teh, gula, dan susu dimasukkan kedalam wadah dan diberikan
label.
d. Membuat garis-garis pada meja kerja sesuai dengan barang-barang
yang tersedia di meja kerja.
e. Pembuatan garis untuk pejalan kaki, area berbahaya, dan mesin-
mesin.
25
3. Seiso (Pembersihan)
Program yang dilakukan dalam rangka pemilahan tempat kerja:
a. Program jumat bersih, yaitu mengidentifikasi program 5S selama
seminggu dan melakukan bersih bersih bersama.
b. Menyediakan tempat sampah di setiap ruangan.
4. Seiketsu (Pemantapan)
Program yang dilakukan dalam rangka pemilahan tempat kerja:
a. Menyediakan standar 5S dan memajangnya di beberapa area kerja.
b. Membuat laporan mingguan untuk program 5S.
5. Shitsuke (Pembiasaan)
Program yang dilakukan dalam rangka pemilahan tempat kerja:
a. Membuat organisasi 5S dan mengelompokkan area kerjanya.
b. Audit dan evaluasi secara berkala.
26
BAB III
1. Ethylene
27
2. Butene-1
3. Hidrogen
1) Rumus molekul : H2
2) Berat molekul : 2,016 gr/grmol
3) Fase/ warna : gas/ tak berwarna
4) Titik leleh/ titik didih : -259,1 ºC / -252,7 ºC
5) Density (0 0C, 1 atm) : 0,0111 lb/cuft
6) Spesific gravity : 0,07
7) Kelarutan dalam 100 bagian : Air dingin = 2,1 cc
Air panas = 0,85 cc
28
3.2. Pemurnian Bahan Baku
29
Air dihilangkan dari ethylene di dalam Ethylene Dryer (0-R-935)
dengan menggunakan katalis Molecular Sieve, Sedangkan penghilangan
CO2 dari ethylene terjadi dalam CO2 absorber treater (0-R-950) dengan
menggunakan katalis Sodium Oxide atau sering disebut dengan katalis
ALCOA. Ethylene yang akan dihilangkan kandungan airnya masuk ke
Ethylene Dryer dari bagian bawah dan kemudian ethylene yang telah
bebas H2O keluar pada bagian atas, selanjutnya ethylene tersebut masuk ke
CO2 absorber pada bagian atas dan keluar pada bagian bawah. Setelah
keluar dari CO2 absorber ini, diharapkan ethylene terbebas dari kandungan
carbon dioksida.
30
Keterangan:
31
Pre Polimerisasi (PPU) yang menjadi bentuk powder, yang selanjutnya
diinjeksikan ke reaktor utama Fluidized Bed Reactor.
32
(solvent) dimasukkan ke dalam reaktor prepolimerisasi (R-200) dengan
volumeawal 3,8 m³ yang diukur dengan menggunakan Solvent Pipette
Tank, kemudianlangsung dimasukkan katalis Ziegler-Natta dengan volume
3m³ yang diukur dengan menggunakan Catalyst Pipette Tank. Sesudah
katalis Ziegler-Natta dimasukkan, maka TnOA dimasukkan dengan
volume 3m³ yang diukur dengan menggunakan TnOA 2nd Pipette Tank.
Pada awal charging, agitator bergerak dengan kecepatan rendah sekitar
20 rpm. Selama charging berlangsung solvent tetap ditambahkan secara
kontinue ke dalam reaktor prepolimerisasi (R-200) sampai volume 7m³.
Setelah solvent maksimal, maka agitator akan bergerak dengan kecepatan
tinggi sekitar 150 rpm. Perubahan kecepatan agitator bertujuan untuk
menghomogenasikan larutan dan mempercepat reaksi prepolimerisasi.
2. Tahap Reaksi
Setelah charging selesai maka ethylene dan hidrogen dimasukkan
secara kontinyu dengan flow rate 400 kg/jam. Penambahan hidrogen (H2)
berdasarkan kontrol rasio dari etilene. Ethylene dan Hidrogen masuk
melalui submerge dip pipe. Tekanan awal reaksi 0,2 barg dan temperatur
inisiasi 50 °C. Temperatur reaksi dijaga pada suhu 68 °C dengan tekanan
reaksi sekitar 1-1,5 barg. Prepolimer yang terbentuk mengandung 10 gr
prepoli katalis berbentuk slurry. Reaksi per batch berlangsung selama 8
jam.
3. Tahap Pengeringan
Setelah tahap reaksi selesai, prepolimer slurry dialirkan ke Prepolymer
Dryer (R-300) dengan membuka blow down reaktor preplimerisasi (R-
200), dan powder prepolimer akan turun ke Prepolymer Dryer secara
gravitasi. Perubahan prepolimer dari slurry menjadi bubuk kering akan
membuat prepolimer lebih simpel dan efisien dalam mengontrol rasio
prepolimer yang akan digunakan di reaktor utama.
R-300 dilengkapi dengan jacket pada dinding dryer dengan pengaduk
tipe helical dengan diameter 1,8 m. Untuk mengurangi kandungan solvent,
dialirkan nitrogen panas bersuhu 70°C dan tekanan 7 barg dengan flow
33
rate 960 m3/ jam yang masuk dari bagian bawah Prepolymer Dryer (R-
300). Lewatnya nitrogen panas pada slurry prepolimer menyebabkan
solvent menguap dan terbawa keluar dari bagian atas Prepolymer Dryer
(R-300), yang kemudian akan dikompresi oleh Drying Loop Compressor
(C-300) menuju Separator Drum (D-301). Nitrogen panas akan menuju ke
Solvent Condenser (E-304). Vapor solvent yang terbawa akan
terkondensasi dan akan terpisah di Cyclone Separator (S-304). Nitrogen
akan digunakan kembali sebagai nitrogen panas dalam dryer yang
sebelumnya melewati Nitrogen Heater (E-307) sebelum kembali masuk ke
dalam Prepolymer Dryer. Sedangkan solvent akan tertampung dalam
Cyclone Separator (S- 304) dan mengalir secara gravitasi ke Cyclone
Separator (S-210). Vapor solvent yang terpisah dari Separator Drum (D-
301) akan dipompa dengan pompa (P-301) type centrifugal menuju
Cyclone Separator (S-210) bercampur dengan kondensat solvent, setelah
itu dipompa dengan pompa (P-210) type centrifugal menuju Solvent
Recovery Unit. Untuk mengecek derajat kekeringan bubuk prepolimer
maka dilakukan pengambilan sample yang dianalisa di laboratorium.
4. Tahap Penyimpanan
Setelah ± 8 jam maka proses pengeringan selesai dan menghasilkan
prepolimer powder yang kemudian ditansfer oleh Blower (C-310) dengan
tekanan 0,5 barg menuju Prepolymer silo cyclone (S-310) untuk
memisahkan nitrogen dari prepolimer powder. Selanjutnya prepolimer
powder masuk ke Prepolimer silo (D-310). Dari Prepolimer Silo (D-310)
Prepolimer Powder ditransfer oleh Blower (C-210) dengan tekanan 0,37
barg menuju Vibrating Screen (S-320) yang mempunyai multi screen
dengan 3 buah screen dengan ukuran 32 mesh, 64 mesh dan 100 mesh,
yang berfungsi untuk memisahkan powder dengan fines dan agglom.
Selanjutnya powder mengalami pemisahan dengan gas pada Cyclone
Separator (S-330). Dari Cyclone Separator (S-330) powder ditransfer
menuju Powder Reciever (D-330) dan kemudian ditranfer menuju
Intermediate Hopper (D-340) dan selanjutnya ke Powder Primary Feeder
34
Hopper (D-345) kemudian menuju line injeksi Secondary Feer Hopper
(D-350) ke reaktor utama (R-400). Prepolimer diinjeksikan menuju
reaktor utama dengan bantuan Nitrogen High Pressure (NHP) dengan
tekanan 30 barg yang berfungsi sebagai gas carrier.
Selama proses injeksi bahan perlu di jaga flow rate dan tekanan parsial
dari tiap bahan reaksi yang masuk dalam reaktor sehingga dapat menghasilkan
rate produk yang baik dan kualitas produk sesuai dengan grade yang
diinginkan.Tekanan injeksi bahan kedalam reaktor ini minimal lebih besar 5barg
35
dari tekanan reaktor, untuk mencegah terjadinya feed back dari reaktor. Reaksi
polimerisasi terjadi secara eksotermal sehingga untuk menjaga temperatur reaktor
yang konstan diperlukan penghilanganpanasdarireaksi,yaitu dengan menggunakan
2 buah exchanger pada gas loopyang berfungsi menjaga Fluidized Bed Reactor
(R-400) supaya suhunya tidak lebih dari 80˚C. Selain itu dapat juga
memanfaatkan pendinginan gas hidrokarbon yang meningalkan reaktor dari
bagian atas sebagai pendingin reaksi.
36
Blower (C-430) yang bertekanan 0,7 barg dengan media nitrogen sebagai media
transport ke Recycle Filter (F-435). Dari Recycle Filter (S-435) gas mengalir
kembali ke Blower (C-430) dan untuk menjaga tekanannya terdapat make up
nitrogen low dan venting ke flare.
37
dan aditif akan dicampur dengan menggunakan pengaduk vertical dan orbital
agitator berdiameter 0,4 m dengan kecepatan 50 rpm selama 2 jam. Untuk
menjaga temperatur di dalam Master Batch Blender agar tidak melebihi 60˚C
maka dialirkan Cooling Water didinding jaket Master Batch Blender (M-825)
dengan suhu masuk 26˚C dan suhu keluar 51˚C dengan debit 7500 m3/ jam.
Tujuan pendingina tersebut untuk powder tidak melebihi melt point aditif (50-60
˚C) sehingga saat pencampuran tidak meleleh. Selanjutnya powder dan aditif yang
sudah tercampur akan dialirkan ke Master Batch Feeder (W-830). Polyethylene
dari Virgin Powder Feeder (W-810), powder dari Master Batch Feeder (W-830)
dan Rerun Pellet Feeder (W-855) secara bersama-sama masuk ke dalam Feed
Hopper Ekstruder (H-840) dengan menggunakan screw conveying untuk menjaga
contiunitas feed yang masuk ke ekstruder. Powder dari Feed Hopper Exstruder
(H-840) akan masuk ke Ekstruder (X-840) dengan tipe twin screw yang berputar
secara co-current dengan kecepatan 224 rpm.
Didalam ekstruder terdapat 3 barel. Pada barel A virgin powder dan
powder master batch akan meleleh pada suhu 150-220˚C karena adanya panas dari
electrik heater. Pada barel B campuran molten menjadi lebih homogen dan akan
dihomogenkan lagi pada barel C. Powder yang sudah meleleh dialirkan ke gear
pump yang menekan molten ke die plate yang berlubang sehingga molten yang
keluar berbentuk seperti spageti, lalu dipotong oleh cutter yang mempunyai 12
mata pisau yang diputar motor dengan kecepatan 850-1000 rpm sehingga
memotong molter menjadi bentuk pellet. Pisau tersebut berada dalam air (under
water cutter) yang bersuhu 65-72 ˚C dengan flow rate 240 m3/jam. Air tersebut
berasal dari Pellet Cooling Water Cooler (E-844). Selain sebagai pendingin pellet
air tersebut juga sebagai media transport pellet yang sudah dipotong masuk ke
Pellet Filter (S-846) untuk dipisahkan airnya, lalu air tersebut kembalikan lagi ke
PCW Tank (T-848). Selanjutnya pellet masuk ke Spin Dryer (R-847) untuk
menghilangkan air yang masih terkandung dalam pellet. Pellet yang sudah kering
masuk ke Vibrating Classifier (S-847) yang mempunyai ukuran 12 mesh dan 32
mesh. Pada Classifier terjadi pemisahan pellet menurut ukurannya yaitu over size
dan normal size. Pellet dengan ukuran normal akan masuk ke Silo (H-850),
sedangkan pellet yang over size akan ditampung dalam surge bag.
38
Gambar 3.4.3 Additives and Pelletizing Unit
39
menuju warehouse. Untuk selanjutnya polyethylene ini siap dipasarkan atau
dikirim ke konsumen dengan menggunakan truk.
Kode Melt
Aplikasi Density Deskripsi
Produk Index
Lapisan pembungkus low
slip untuk adhessive
LL0209AA 0,9 920 lamination film dengan level gel
yang rendah juga untuk sack
LLD Film film dengan beban yang berat
40
Kode Melt
Aplikasi Density Deskripsi
Produk Index
barang industri
41
Kode Melt
Aplikasi Density Deskripsi
Produk Index
Wadah besar untuk industri
kimia dan barang teknik
HD5401GA 0,09 952
dengan ESCR dan toughness
yang tinggi
42
Untuk membedakan spesifikasi produk dilakukan dengan sistem kode
produk sebagai berikut :
LL 0 0 00 XX
HD 00 00 XX
Jenis Produk
Density
Melt Index
43
BAB IV
4.1. Utilitas
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki Area 1 yang meliputi unit
utilitas (Inside Battery Limits) dan core common. Unit utilitas merupakan unit
yang menunjang kelangsungan proses di dalam suatu pabrik. Keberadaan unit ini
sangat berpengaruh karena unit ini akan menyuplai kebutuhan pokok dari suatu
proses seperti listrik, air, bahan baku dan lainnya. Sedangkan core common
merupakan unit pembuatan katalis dan pemurnian bahan baku. Unit utilitas di PT.
Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi :
1. Jetty
2. Sea Water Intake
3. Unit Penyimpanan Etilene (Ethylene Storage Unit)
4. Unit Penyimpanan butene (Butene Sphere)
5. Boil off Gas Compressor
6. Treated Cooling Water
7. Potable Water unit
8. Steam Generation (8-B-401A/B/C)
9. Instrument Air
10. Fuel Oil and LPG Storage
11. Nitrogen Supply
12. Hydrogen Supply
13. Effluent Treatment Unit
14. Flare Stack dan Cold Vent
44
4.1.1 Jetty
45
2. Bar screen, sebagai penyaring sampah-sampah yang berukuran besar.
3. Traveling screen, sebagai penahan sampah yang tidak tersaring di Bar
screen dan mengeluarkannya dengan bantuan pompa (7-P-102 A / B ).
4. Suction chamber, sebagai tempat penyedia air suction pompa
Etilene cair yang dialirkan dari kapal, disimpan di ethylene storage unit (7-
T-350) dengan kondisi temperatur -103 oC dan tekanan 40 – 80 mbarg dan
kapasitas dari tangki penyimpan ini adalah 12.000 ton. Tangki penyimpan ini
dilengkapi dengan fasilitas fire water spray yang berfungsi untuk mendinginkan
tangki tersebut bila terjadi kebakaran dan ethylene vaporizer (7-E-350) yang
berfungsi untuk merubah fasa ethylene menjadi gas yang siap dipindahkan ke area
proses. Tekanan dalam tangki etilene selalu mengalami fluktuasi, hal ini
disebabkan:
Temperatur udara luar.
Aliran minimum dari Jetty.
Gesekan Pompa Ethylene.
Untuk mengatasi fluktuasi tersebut, maka pada tangki diberikan fasilitas
Boil off Gas Compressor.
46
4.1.5 Boil off Gas Compressor
TCW adalah unit untuk mendinginkan kembali cooling water return yaitu
air pendingin yang telah dipakai dalam proses. Fungsi air pendingin adalah
sebagai pendingin pada system di plant dan fungsi pendingin pada area proses
adalah:
1. Sebagai pendingin pada primary gas cooler, final cooler, dan reactor
loop.
2. Sebagai air pemadam.
3. Pemindah panas pada heat exchanger dan vessel (jaket).
Pada saat ini, kebutuhan potable water PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara, disuplai dengan cara membeli dari luar. Air yang dibeli, dimasukkan
47
ke potable water storage tank dengan kapasitas 190 m3 melalui stone filter dengan
cone screen untuk mencegah benda asing masuk ke dalam tangki.
Steam generation adalah unit penghasil kukus yang akan digunakan dalam
proses. Alat yang digunakan adalah boiler. Prinsip kerja dari boiler yang
digunakan di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara adalah fire tube dengan air
yang akan dipanaskan berada di luar tube (di dalam shell boiler) dan gas pemanas
ada di dalam tube. Panas yang digunakan untuk menghasilkan kukus berasal dari
panas pembakaran bahan bakar. Solar digunakan sebagai bahan bakar utama,
dibakar di dalam burner dengan bantuan LPG sebagai pemantik. PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara memiliki 3 buah boiler, di mana tiap boiler dilengkapi
dengan 2 buah pompa tipe centrifugal, satu dioperasikan dan satu dalam keadaan
stand by. Boiler yang digunakan adala jenis fire tube boiler dengan kapasitas
produksi steam 255360 m3/jam per boiler dengan kapasitas produksi maksimum
672000 m3/jam jika ketiga boiler beroperasi. Sedangkan kapasitas air (umpan
boiler) adalah 313600 kg/jam.
48
Udara bertekanan ini dipakai sebagai penggerak utama equipment
instrument seperti ROV dan PV, aktivasi katalis, regenerasi FPU
Peralatan utama untuk Instrument Air yaitu:
1. Instrument air pre filter jenis catridge untuk menyaring udara dari
debu.
2. Instrument air after filter untuk menyaring udara dari kandungan air.
3. Instrument air dryer jenis desiccant untuk mengeringkan udara.
4. Instrument air surge drum untuk menampung udara tekan sebelum ke
area proses.
Fuel oil adalah sarana untuk menyuplai bahan bakar solar. Fuel oil ini
dialirkan ke fuel oil storage menggunakan pompa. Fuel oil storage mempunyai
kapasitas 684 m3. Fungsi dari fuel oil adalah sebagai bahan bakar boiler, steam
generation, incenerator dan fire water diesel pump. LPG storage adalah sarana
untuk menyimpan LPG cair yang dibeli dari Pertamina/Petronas LPG storage
memiliki kapasitas 96,5 m3 yang terdiri dari LPG cair dan uap. LPG cair
didistribusikan ke API dengan menggunakan LPG transfer pump untuk dijadikan
sebagai bahan baku pembuatan gas hidrogen, sedangkan LPG uap didistribusikan
sebagai pilot burner di boiler, flare, dan incenerator.
49
4.1.12 Hydrogen Supply
Terdapat tiga bentuk limbah yang dihasilkan PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah cair akan
diolah secara standar sebelum dibuang bersama air yang berasal dari cooling
water return yang digunakan di heat exchanger. Limbah padat yang dihasilkan
proses, termasuk sampah-sampah umum, akan dibakar di unit incenerator dengan
menggunakan bahan bakar solar. Sedangkan limbah gas yang mengandung
senyawa hidrokarbon di atas 2 ppm akan dibakar di flare sedangkan yang
mengandung kurang dari 2 ppm akan dibuang melalui unit cold vent.
50
untuk mengeluarkan air hujan yang masuk dari bagian atas cold vent. Sedangkan
seal water berfungsi untuk mencegah uap keluar dari cold vent.
1. Neutralization Unit
Unit ini digunakan untuk menetralkan catalyst residu slurry yang
berasal dari unit persiapan katalis dan mengurangi kandungan COD/BOD,
n-propanol dan hexane. Catalyst residu slurry ini mengandung BOD/COD
51
sebesar 11.200 ppm selanjutnya dimasukkan ke neutralization pit, diaduk
dengan agigator supaya tercampur dan ditambah NaOH 50 % berat untuk
mengatur pH 6,5-8. Setelah pHnya mencapai 6,5-8, catalyst residu slurry
kemudian ditransfer ke dewatering area dengan menggunakan pompa.
Dewatering area ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang
tercampur dengan catalyst residu slurry. Setelah kering catalyst residu
slurry akan berubah menjadi powder yang kemudian di pak dalam drum
dan dikirim ke Pusat Pengendaliaan Limbah Industri (PPLI).
3. Aerated Lagoon
Aerated lagoon adalah tempat pengolahan limbah cair yang
terakhir sebelum dibuang ke laut bersama dengan sea water return. Air
limbah di aerated lagoon ini berasal dari CPI Separator dan foul water
treatment. Pada aerated lagoon terjadi proses aerasi dengan menggunakan
bantuan 2 buah lagoon aerator berfungsi untuk mengambil oksigen dari
udara luar sebagai makanan bakteri aerob, sehingga dengan banyaknya
oksigen yang disuplai oleh aerator maka bakteri aerob akan berkembang
lebih banyak dan menjadi lebih efektif untuk menguraikan kandungan
BOD/COD serta bahan berbahaya lainnya sehingga air yang dibuang ke
laut memenuhi kualitas standart air limbah yang tidak mencemari laut.
52
Setelah melalui proses aerasi, air akan dipompa ke outfall oleh Sludge
Circulating Pump.
Sebelum menuju ke outfall air akan melewati disinfektor yang
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang terbawa, sehingga air
yang dibuang ke laut benar-benar aman untuk lingkungan. Air olahan dari
aerated lagoon dibuang ke laut dengan kapasitas 51,7 m3/hari pada musim
kemarau dan 121,6 m3/hari pada musim hujan. Karakteristik air limbah
yang memenuhi standart kualitas adalah seperti pada tabel berikut :
PARAMETER KUALITAS
pH 6-8
BOD 30 ppm
COD 60 ppm
Solid Suspension 100 ppm
Oil 5 ppm
Mg 200 ppm
Ti < 0,1 ppm
Al < 0,1 ppm
Total Logam < 1 ppm
Table 4.2.1 Karakteristik Air Limbah yang aman bagi Lingkungan
53
Waste Solvent : 400 ton/tahun
54
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
55
5.2.2 Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan lebih membantu dan memberi support anak anak
didiknya yang sedang melakukan PRAKERIN serta meningkatkan
komunkasi guna mempererat tali silaturahmi dengan pihak perusahaan.
56
DAFTAR PUSTAKA
https://Lottechem.co.id
57