DI PT INDORAMA PETRCOCHEMICALS
PROSES OXIDATION & PURIFICATION
Disusun Oleh :
0046171474
XI KI 2
PERUSAHAAN PT INDORAMA
PETROCHEMICALS
Disusun oleh :
NISN : 0046171474
Mengetahui,
PT INDORAMA PETROCHEMICALS
Catharina Tjahjani S.
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
IDENTITAS SISWA
IDENTITAS SEKOLAH
IDENTITAS PERUSAHAAN
Pembimbing I : M. Ichwanudin
KATA PENGANTAR
Bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta nikmat dan
karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini yang di
dalam nya membahas tentang PTA (Purified Terepthalic Acid). Shalawat dan
salam semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kepada baginda rasulullah,
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga beserta para sahabat pengikut nya
hingga akhir zaman.
Laporan ini disusun berdasarkan praktik kerja industri yang dilaksanakan pada
tanggal 04 Mei sampai dengan 31 Mei 2022 di PT Indorama Petrochemicals. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih atas semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan ini, terutama kepada :
1. Kedua orangtua penyusun yang telah memberikan baik moral maupun
material.
2. Ibu. Catharina Tjahjani S selaku Sr. Manager HRD & GA yang telah
memberikan kesempatan kepada penyusun untuk melakukan prakerin.
3. Yang terhormat Bapak. Muamar Khadafi, selaku HRD yang berkenan
untuk mengizinkan penyusun melakukan Praktik Kerja Industri di PT
Indorama Petrochemicals.
4. Bapak. Nur Rovik selaku Manager Operation yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusun selama kegiatan prakerin.
5. Yang terhormat, Bapak M. Ichwanudin selaku pembimbing lapangan
terimakasih atas pengarahan dan pengenalan metode serta waktu kegiatan
yang telah di berikan.
6. Yang terhormat Bapak. Udin Tusminurdin, S.Pd selaku kepala sekolah
SMKN 2 Negeri Cilegon.
7. Yang terhormat Ibu Yeni Husniyah, S.Pd., M.M. selaku ketua Pokja
Hubinmas di SMKN 2 Cilegon.
8. Ibu Ruwaida Putri Isnaini, S.Pd., dan Ibu, Emmah Candrawati, S.T. Selaku
pembimbing industri yang telah memberikan memberikan pembekalan
materi dan bimbingan yang sangat bermanfaat kepada penyusun.
Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan limpahan rahmat
Allah SWT.
Penyusun berharap semoga laporan praktik kerja industri ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan selain bagi Penyusun sendiri.
Akhir kata Penyusun ucapan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
IDENTITAS SISWA.....................................................................................iii
IDENTITAS SEKOLAH..............................................................................iv
IDENTITAS PERUSAHAAN.......................................................................v
KATA PENGANTAR...................................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
2.4 Utilitas...........................................................................................30
BAB V PENUTUP........................................................................................59
5.1 Kesimpulan...................................................................................59
5.2 Saran.............................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL KEGIATAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.7.2 Polymerisasi
Penggabungan molekul-molekul kecil atau monumer menjadi molekul
yang sangat besar diberi istilah reaksi polimerisasi. Berdasarkan peristiwa
yang terjadi selama reaksi, maka polymerisasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu
polymerisasi adisi dan kondensasi.
BAB II
PROSES PRODUKSI
Sifat Fisika
Paraxylene berbentuk cairan bening yang mudah terbakar. Seperti
termuat dalam table 2.1. Zat ini mempunyai kelarutan yang kecil dalam
air. Oleh sebab itu dipilih asam asetat sebagai pelarut dalam proses
produksi PTA.
Sifat Kimia
Oksidasi Paraxyleneakan melaksanankan asam paratoluat
4karboksibenzaldehid (4-CBA). Dan Terephtalic Acid (Othmer, 1996).
2. Asam Asetat
Asam asetat (asam etanoat) adalah asam karboksilat dengan rumus
CH3COOH. Asam asetat umumnya berbentuk cairan tidak berwarna
dimana ketika tidak diencerkan juga disebut sebagai Glancial Acetic Acid.
Asam asetat merupakan komponen utama dari cuka (selain air) dan
mempunyai bau serta rasa asam yang khas. Larutan encerannya diproduksi
dari fermentasi dan oksidasi alami karbohidrat menjadi cuka, garam, ester
atau acylal dari asam disebut asetat. Rumus bangun dari asam asetat
ditunjukan oleh gambar 2.2
CH3 H
Gambar 2.2 Rumus Bangun Asam Asetat
Sifat Fisika
Asam asetat yang dipakai adalah berupa cairan pada temperatur
ruang. Sifat fisik dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Sifat Fisika Asam Asetat
Sifat Fisika Nilai
Titik beku oC 16,6
Ka pada 25 oC 1,8 x 10-3
Titik didih asam asetat glasial oC 118
Densitas pada 25 oC, g/ml 1,049
Flash point, oC 39
(Sumber: Othmer, 1996)
Sifat Kimia
Asam asetat bereaksi dengan basa kuat dan oksidator kuat seperti
asam kromat, sodium peroksida, dan asam nitrat. Selain itu juga asam
asetat bersifat korosif. Reaksi antara asam asetat dengan senyawa
yang mengandung gugus hidroksil menghasilkan ester asetat.
(Othmer,1996).
Sifat Fisika
Terephtalic acid memiliki titik leleh yang paling tinggi diantara
kelompok senyawa asam benzene karboksilat dan paling sulit untuk
dimurnikan (Othmer, 1968). Pada suhu ruang, Terephtalic acid merupakan
padatan amorf yang berwarna putih. Terephtalic acid sedikit larut dalam
air dan mudah dilarutkan oleh pelarut esoterik, yaitu larutan asam sulfat
pekat panas, larutan piridin, larutan dimetil oksida, dan larutan dimetil
formaldehida (DMF). Sifat-sifat fisik Terephtalic acid dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
Sifat Nilai
Kondisi padatan -
Sifat Nilai
Konstantan ionisasi -
Sifat Kimia
Terephtalic acid secara kimia menunjukan karaktristik reaksi yang
sama dengan kelompok senyawa asam dikarboksilat dan ester, senyawa ini
susah untuk direaksikan dibandingkan senyawa asam lainnya karena
rendahnya kelarutan dan tingginya tidik leleh terephtalic acid. Reaksi
substitusi merupakan reaksi yang umumnya terjadi pada terephtalic acid.
Terephtalic acid bereaksi dengan alkohol dengan adanya asam kuat
sebagai katalis pada temperatur rendah hingga moderat dan dapat bereaksi
pula tanpa bantuan katalis pada temperatur tinggi. terephtalic acid juga
bisa bereaksi dengan glikol membentuk polimer yang dimanfatkan untuk
membuat serat dan film. Halida tereftaloin mungkin terbentuk pada proses
reaksi Terephtalic acid dengan halida tionil atau fosfat pentaldehida.
Asam halida umumnya digunakan untuk membuat senyawa turunan
terephtalic acid karena kemampuanya untuk meningkatkan terephtalic
acid.
Asam sulfat panas pada suhu 200-260o dapat mengkonversi Terephtalic acid
menjadi asam sulfotereftalat. Reaksi ini cukup menarik karena gugus asam
sulfonet yang dihasilkan menjadikan senyawa tersebut bersifat larut dalam air.
Feed Separation
Reaction Crystallization Drying
Preparation (ROVACS)
Solven
Recovery
B. Reaction
Oksidasi paraxylene berlangsung di dalam oxidation reaktor. Dengan
suhu 125-200 ̊C dan preassure 14-15 Barg. Campuran dari paraxylene,
acetic acid, dan catalyst yang sudah homogen atau disebut slurry yang
berasal dari feed mix drum di pompakan kedalam reaktor. Udara yang
berasal dari compressor dihembuskan ke dasar reaktor melalui jalur udara
atau disebut sparger dari 4 sisi dan bereaksi dengan paraxylene untuk
membentuk kristal-kristal tereftalic acid. Hasil dari proses ini masih
dalam bentuk slurry namun sudah terdapat kristal-kristal TA yang akan
masuk ke dalam proses kristalisasi.
C. Crystalizer/Kristalisasi
menurunkan tekanan dari 3 Barg menjadi -0.5 Barg atau pada tekanan
Vacum dengan Temperature 92 ̊C dibantu dengan alat steam ejector untuk
membantu menurunkan tekanan vacum.
D. Pemisahan (Separation)
1. Cake Formation
ROVACS Drum berputar melalui sebuah trough yang terisikan
dengan slurry dari Feed Mix Drum. Vacuum di dalam menyedot atau
menarik Mother Liquor melalui kain penyaring atau cloth pada
permukaan drum. TA solid tidak dapat melewati kain penyaring atau
cloth dan TA terbentuk terus menerus sebagai cake pada bagian luar
drum. Laju feed slurry dari Feed Mix Drum menuju trough lebih besar
dari aliran Mother Liquor yang melewati cloth dan lebih besar dari
jumlah slurry / overflows dikembalikan lagi ke dalam Feed Mix Drum.
2. Washing
Drum terus berputar sampai cake keluar dan slurry dan dikeringkan
ketika Mother Liquor tertarik melalui cake secara vacuum. Kemudian
cake ‘di-spray’ menggunakan fresh solvent, yang bertujuan untuk
membuang atau memurnikan kandungan impuritis CMB dalam cake
tersebut.
3. Drying
Solvent kemudian ditarik dari cake dan cloth oleh kevacuuman
bagian dalam drum dan cake dikeringkan saat drum berputar lebih lanjut
dengan ‘di-spray’ menggunakan hood gas. Hal ini mengurangi moisture
di dalam cake sampai lebih kecil dari 15% w/w.
5. Cake Removal
Melepaskan cake oleh plat yang terdapat pada ROVACS dan
hasilnya keluar ke arah conveyor untuk ditransfer menuju ke driyer.
Cake yang dihasilkan dari ROVACS kemudian ditransfer ke Dryer
menggunakan conveyor untuk dikeringkan. Sedangkan, Mother Liquor
yang masih mengandung acid ditransfer ke Mother Liquor Separator
untuk memisahkan Acetic Acid. Hasilnya kemudian ditransfer ke dalam
E. Drying
Tujuan dari sistem drying adalah untuk mengeringkan wet cake dari
Rotary Vacuum Fiters. Wet cake yang dihasilkan dari ROVACS dengan
temperature 90 ̊C dengan kandungan moisture 15% jatuh ke dalam Filter
Cake Screw dan ditransfer menuju TA Dryer melalui Filter Cross Screw
dan TA Dryer Feed Screw. Dryer dipasang dengan kemiringan 10̊ dengan
tujuan agar memudahkan TA powder jatuh ke TA Dryer Discharge secara
gravitasi. Kemudian, ketika start-up Dryer diinjectkan Nitrogen sehingga
di dalam Dryer terdapat tekanan lalu kemudian, setelah wet cake masuk
ke dalam Dryer LP Steam diinjectkan yang berfungsi untuk memanaskan
sehingga wet cake tersebut kering dan juga untuk mendorong tekanan
yang ada di dalam Dryer. Dengan temperatur 155 ̊C dan gas yang berasal
dari blower digunakan sebagai gas sirkulasi dalam dryer.
F. Solvent Recovery
Vessel ini berfungsi sebagai buffer vessel untuk Mother Liquor plant
yang dikembalikan lagi ke Feed Mix Drum. Kemudian, Recycle dari Mother
Liquor ini mengembalikan solvent dan catalyst ke reaction section. Organik
hasil samping dari reaksi oxidasi seperti orthphthalic acid, isophthalic acid,
trimellitic acid, benzoic acid dan lain-lain harus dibersihkan untuk menjaga
penumpukan konsentrasi di dalam Mother Liquor plant yang akan
menyebabkan reaksi dan masalah kualitas produk. Mother Liquor dengan
kandungan 15% dari ROVACS dibersihkan dengan cara dimasukkan ke
Stripper Stillpot.
Selain aliran flow ini, Stripper Stillpot juga menerima produk bawah dari
Atmospheric Absorber. Stripper Stillpot memisahkan residu katalis,
Terephthalic Acid dan reaksi samping dari air/Acetic Acid. Ini dicapai
dengan penguapan feed yang masuk dengan menggunakan Stripper
Reboiler. Rate sirkulasi yang tinggi dikendalikan melewati oleh salah satu
Stripper Circulating Pumps.
Dalam bagian recovery methyl acetate, air yang diperoleh dari Acetic
Acid. Acetic Acid pada D1-601 dimurnikan lagi dengan mengambil methyl
acetate. air dari drum reflux DH coloumn (F1-609) diumpankan ke MeOAC
coloumn (D1-631). Methyl acetate diperoleh dari air pada D1-631 dan
dikondensasi oleh coloumn condenser MeOAC (E1-631) pada puncak
coloumn. methyl acetate didinginkan dalam cooler (E1-637) dan menuju ke
drum penyimpanan MeOAC. MeOAC dipakai sebagai bahan bakar di HP
boiler atau dikembalikan ke feed mix drum. Air dari dasar didinginkan oleh
waste water cooler sebelum digunakan di plant purifikasi atau dikirim ke
sistem pengolahan limbah (WWT).
Solven Recovery
CTA yang berasal dari Feed Hopper masuk ke dalam Feed Slurry Drum
secara gravitasi, dimana CTA akan bercampur dengan solvent sehingga
membentuk slurry dengan suhu 90 C atau ≤100 C. Sedangkan, pada proses
reaction membutuhkan tekanan 68-70 Barg dengan Temperatur 283 C.
Tujuannya menjaga Demin Water agar tidak menguap serta CTA dapat
terlarut sempurna dengan solvent. Maka untuk menaikkan preassure dan
temperature yang diinginkan, CTA berbentuk slurry masuk ke dalam
Preheaters.Terdapat 6 Preheaters yang dipasang secara seri yaitu :
Preheater pertama adalah heat exchanger tipe shell dan tube 2 fasa
berfungsi untuk menaikkan temperatur slurry dari 90 ºC ke 150 ºC dengan
menggabungkan vapour dari Kristalliser kedua dan PTA Kristalliser tiga.
Kondensat dari preheater ditampung didalam condensate pot preheater
satu. Vapour yang tidak terkondensasi dari shell preheater pertama
diteruskan ke vent header oleh pressure control valve. Condensate steam
B. Reaction
C. Cristalliser
D. Separation
Pada proses separation terdapat dua alat pemisah yaitu RPF (Rotary
Preassure Filter) dan Preassure Centrifuges. Sistem kerja RPF sama dengan
ROVAC pada proses separasi di proses oksidasi. Hanya yang
membedakannya ialah, jika ROVAC proses pemisahan dengan tekanan
vacum maka RPF menggunakan preassure atau ditekan (press). PTA slurry
dipompakan dari 5th Crystalliser ada yang ke RPF dan ada yang ke Pressure
Centrifuges menggunakan salah satu pompa. Pompa mempunyai jalur kick
back pada dischargenya menuju 5th Crystalliser untuk menjaga supaya flow
rate tetap tinggi serta mengurangi penyumbatan.
E. Dryer
Tujuan dari sistem drying adalah untuk mengeringkan wet cake dari
Rotary Preassure Filter dan dari Preassure Centifuges. Wet cake yang
dihasilkan, akan jatuh ke dalam Filter Cake Screw dan ditransfer menuju
PTA Dryer melalui Filter Cross Screw dan PTA Dryer Feed Screw. Dryer
dipasang dengan kemiringan 10̊ dengan tujuan agar memudahkan PTA
powder jatuh ke PTA Dryer Discharge secara gravitasi. Kemudian, ketika
start-up Dryer diinjectkan Nitrogen sehingga di dalam Dryer terdapat
tekanan lalu kemudian, setelah wet cake masuk ke dalam Dryer, LP Steam
diinjectkan yang berfungsi untuk memanaskan sehingga wet cake tersebut
kering dan juga untuk mendorong tekanan yang ada di dalam Dryer. Gas
yang berasal dari blower digunakan sebagai gas sirkulasi dalam dryer.
SMK Negeri 2 Cilegon
26
Proses Oksidasi & Purifikasi
analisa. Gas untuk penyelimutan dan rousing berasal dari Off Gas
VENT HEADER
O-17
Keterangan Alat :
F1-702
F1-1604
O-13
O-21 D1-310 0-02 F1-411 M1-410
F1-203
SP.08
O-14 F1-408
O-01
O-03
D1-403 O-20
M1-423 Rotary Fiter
M1-423
D1-301
PURIFICATION
O-90 D1-514
O-04 D1-501
F1-641 O-10
O-11
D1-403 3 Crystalliser
rd
D1-514 Solvent Stripper Column
O-05
F1-516 O-19
F1-618 TO THERMAL OXIDISER O-08
CTA D1-1301
F1-1201
P-01
F1-1428
F1-1206
P-02
F1-1414 F1-1419 ATMOSPHERE
F1-1415 M1-1423
P-09
P-11
F1-1601
P-07 P-08 F1-2030
P-05 F1-1604
F1-203
ML EFFLUENT F1-516
Keterangan Alat :
2.4 Utilitas
Adapun alat-alat proses dan proses yang ada dalam unit utilitas di PT.
Indorama Petrochemicalsadalah :
1. Boiler
Boiler adalah suatu tungku pemanas yang dapat menghasilkan steam
dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar penggerak boiler
dan air sebagai bahan baku boiler. Steam dibangkitkan dari 2 Water Tube
Boiler dan didistribusikan ke user melalui 5 sistem :
a. HP (High Pressure) pada 90 barg
b. IP (Intermediate Pressure) pada 35 barg
c. IP (Intermediate Pressure) pada 31 barg
d. IP (Intermediate Pressure) pada 17 barg
e. LP (Low Pressure) pada 5 barg
2. Sistem Distribusi Steam
HP steam digunakan langsung diproses hanya untuk purifikasi pada
dissolver/reactor yang dipakai untuk memanaskan slurry pada
temperatur reaksinya dan sebagai live steam yang diinjeksikan ke dalam
arus hidrogen untuk pemanasan awal.
a. Intermediate pressure steam dihasilkan dari penurunan tekanan dari
HP steam menjadi 35 barg dan dikirim ke :
1) Pemanasan awal ke E1-1210 A/B dissolver preheaters
2) D1-1401/02/03/04 sebagai pressure control system dan purge
steam.
b. Intermediate pressuresteam dihasilkan dari penurunan tekanan HP
steam menjadi 31 barg dan dikirim ke E1-301/304 reactor preheater
unit oksidasi dan ke start up preheater E1-208.
c. Intermediate pressuresteam yang dihasilkan dari penurunan tekanan
dari HP steam pada 17 barg Flashing dari HP condensate dari Plant
Purifikasi hasil dari penurunan tekanan mendadak ke 17 barg,
digunakan untuk off gas preheater ke Expander E1-152, ke
superheater yang selanjutnya digunakan untuk atomising steam di
Thermox dan Boiler sendiri, serta untuk Soot Blower di Boiler.
6. pH 6–9 6.5 – 8
Ph 6-9
BOD 150 Mg/L (maks)
COD 300 Mg/L (maks)
TSS 100 Mg/L (maks)
Co 0.6 Mg/L (maks)
Mn 5.0 Mg/L (maks)
A. Proses Acetogenic
Ini adalah tahap utama pencernaan anaerobic dimana senyawa molekul
komplek dipecah menjadi asetat sederhana. Fase ini merupakan hasil dari tindakan
oleh bakteri acetogenic. Bakteri acetogenic hanya dapat melakukan reaksi ini jika
konsentrasi asetat dan terutama H₂ rendah. Konsentrasi produk ini hanya dapat
disimpan rendah dengan metanogen dan oleh bakteri mengurangi sulfat.
Oleh karena itu acetogens yang aresynthrophic bakteri (mereka harus
hidup bersama dengan bakteri yang menghapus asetat dan H₂) dan tergantung
pada antar- spesies mentransfer hidrogen yang efektif. Substrat acetogenic
ditemukan dalam pencernaan anaerobik, propionat breakdown termodinamika
reaksi yang paling menguntungkan. Oleh karena itu ketika reaktor upset, biasanya
propionat hadir dalam konsentrasi tinggi. Bakteri aktif mengasamkan sampai pH
sekitar 4 telah tercapai. Optimum Namun pH optimum yang seharusnya adalah
6,0. Proses Acetogenic menghasilkan pengasaman. Removal COD tidak terjadi
selama hidrolisis dan asetogenesis tetapi sebenarnya hanya konversi.
B. Proses Metanogen
Bakteri metanogen mengkonversi asetat hidrogen ditambah karbon
dioksida menjadi metana. Mereka juga dapat mengkonversi format (HCOOH).
metanol (CH₃OH) dan karbon monoksida (CO) menjadi metana. Para metanogens
dapat dibagi menjadi dua kelompok besar: asetat yang mengkonversi
(acetotrophic) bakteri dan hidrogen memanfaatkan (hydrogenotrophic) bakteri.
Sekelompok kecil dapat menggunakan asetat, hidrogen, karbondioksida serta
metanol. Penghapusan sebenarnya bahan organik terjadi pada langkah metanogen
Dimana COD dalam bentuk metana dipisahkan dari air limbah. Selama proses
metanogen alkalinitas
dihasilkan. Kehadiran baik lumpur aktif metanogen dalam reaktor sangat penting.
Dalam reaktor normal alkalinitas yang dihasilkan dalam proses metanogen cukup
untuk mengatasi keasaman yang dihasilkan dalam proses acetogenic.
Keseimbangan pH sangat penting mendasar untuk proses anaerobik yang efisien.
a. Faktor lingkungan
i. Suhu
Suhu memiliki efek penting pada tingkat pertumbuhan dan aktivitas
bakteri. Tiga kondisi suhu dapat dibedakan. Suhu optimum bakteri yang
berbeda adalah berbagai
Psychorophilic 0-20˚C
Mesofilik 20-40˚C
Termofilik 50-70˚C
Suhu optimum bagi bakteri metanogen adalah dalam kisaran 35-
38˚C. Oleh karena itu yang terbaik adalah untuk mengoperasikan
reaktor pada suhu 37˚C. penting untuk dicatat bahwa di mana suhu
lebih rendah dari optimal, aktivitas bakteri akan tetap ada namun
aktivitas akan lebih rendah. Ketika reaktor dioperasikan pada 30˚C,
penurunan aktivitas lumpur adalah sekitar 20-30%
Ketika reaktor dioperasikan pada 40˚C, sedikit peningkatan suhu
influen dapat menyebabkan ireversibel dan upset reaktor yang serius
akan mengikuti. Pada setiap saat suhu berpengaruh atas 40˚C harus
dihindari.
Aktivitas bakteri mengasamkan tidak dipengaruhi sebanyak oleh
suhu sebagai aktivitas bakteri metanogen. Karakteristik yang sangat
penting dari bakteri metanogen adalah kemampuan untuk
mempertahankan sebagian besar kegiatan ketikadisimpan didalamunfed,
pada suhu antara 4-15˚C, bahkan pada saat periode dua tahun. Pada
suhu yang lebih tinggi terjadi penurunan lebih dalam aktivitas bila
disimpan unfed.
Dalam kasus off proses upset, disimpan lumpur metanogen dapat
digunakan untuk reload reaktor sehingga dalam waktu singkat proses
C. Proses Aerob
Pada proses aerob, bakteri membutuhkan oksigen bebas untuk
pertumbuhannya sekaligus untuk menguraikan kandungan bahan organik.
Oksigen tersebut diambil dari udara bebas dengan bantuan aerator atau air
diffuser. Bila konsentrasi oksigen sangat rendah maka bakteri tidak dapat
melakukan respirasi dan akan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi
oksigen. Namun, pada batasan tertentu laju respirasi ini akan konstan. Bakteri
mengoksidasi zat organik menghasilkan energi dan CO2. Di dalam prosess ini
DO dijaga min 2.8 ppm.
Pada proses Aerob di sini menggunakan bakteri dan juga memakai
oksigen, proses secara Aerob dilakukan di T-05, T-104,T-105 dan T-106, dari T-
05 kemudian T-104 sebelum masuk kedalam T-105, T-106 effluent itu akan
masuk terlebih dahulu kedalam DAF-2 untuk memisahkan padatan tersuspensi.
BAB III
SPESIFIKASI
ALAT
3.1.3 Kristalisasi
1. 1st TA Crystalliser (D1-401)
Dilengkapi dengan Agitator, terbuat dari carbon steel yang
dilapisi dengan Titanium. Vessel dilengkapi dangan "Tell Tales", 2
jalur sparger udara dan dip pipe untuk jalur masukan larutan slurry.
D1-401 dilengkapi dengan proteksi bursting disk dan relief valve A
yang diset pada 16.7 barg dan B diset pada 17.6 barg. Pressure
gauge tell tale dipasang diantara bursting disk dan relief valve-relief
valve, yang berfungsi sebagai indikasi pecahnya bursting disc.
Dilengkapi dengan Agitator, Agitator adalah gas foil impeller untuk
mensuspensikan solid dan mendistribusikan udara sekunder. Shaft
agitator ditopang oleh steady bearing dan dilengkapi dengan double
mechanical seal dengan glycerine seal. Steady bearing harus tetap
terendam dalam slurry selama agitator berputar.
2. 2nd TA Crystalliser (D1-401)
Adalah vessel berpengaduk yang terbuat dari carbon steel yang
dilapis oleh titanium. Vessel dilengkapi dengan tell-tales dan dip-
pipe untuk memasukkan slurry. Vessel ini memiliki jalur drain, jalur
transfer yang dilengkapi dengan jalur pencucian caustic dan titik
drain. Serta dilengkapi oleh "bursting dics" dan relief valve. A yang
diset pada 6,8 barg, dan B yang diset pada 7,1 barg dilengkapi pula
dengan tell tale pressure gauge. Jalur vapour mengalir menuju ke
DH- column juga berhubungan dengan relief header. Dalam kondisi
normal selalu tertutup dan terkunci. Jalur ini hanya digunakan pada
saat start-up untuk lewatnya nitrogen purging dari header, atau
untuk
venting down. Crystalliser dilengkapi juga dengan jalur 1" inert gas
ke jalur vapour dan ini digunakan untuk menaikkan pressure vessel
pada saat start-up atau menjaga tekanan apabila inlet dari crystalliser
pertama tertutup. hanya mempunyai satu impeller untuk
mensuspensikan solid. Agitator diperkuat oleh intermediate steady
bearing dan mempunyai mechanical seal ganda dengan demin water
sebagai sealnya. Steady bearing harus selalu terendam apabila
agitator jalan.
3.1.4 Separasi
3.1.5 Drying
2. TA Dryer (M1-423)
3.2.2 Reaction
3.2.3 Crystallizer
downflow turbine. Yang dibuat dari 304 LSS. Shaft agitator ini
disangga dengan steady bearing dan ini adalah vital selama operasi
berlangsung, double mechanic seal menggunakan glycerine sebagai
fluida seal. Empat vertical baffle dipasang pada dinding vessel
bagian dalam, kira-kira pada 50% level.
3.2.4 Separation
bowl yang berputar dan casing yang diam karena turbulensi gas
ini bisa membawa solid ke mother liquor ataupun sebaliknya.
3.2.5 Driying
1. Dryer
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1 Hasil Analisa Proses Oksidasi
T
DCM'Y b* 4-CBA TMA Co Mn I Bromide
Bromide
Max. 50
6.5 - 8.5 0.20 - 0.32 Ppm Max. 20 ppm Ppm ppm
24.0 - 30.0 ppm
% w/w w/w w/w
27.7 7.4 0.29 498 17 25 82 46
27.9 7.4 0.29 510 15 17 80
27.4 7.2 0.27 483 20 22 96
26.4 6.9 0.29 518 20 22 98 46
28 7.4 0.28 500 20 24 93
28.8 7.8 0.26 531 22 37 95
28.3 7.6 0.28 645 18 22 91 50
27.1 7.2 0.29 533 18 22 89
28.1 7.5 0.28 542 16 15 81
27.7 7.4 0.3 517 17 20 86 45
JVT @340
MPS < 36 μm Fe Cr JVT @400 nn Volatile
nn
_ Max, 1.0 Max, 1.0 Min. 38% _ Max. 600
_
ppm w/w ppm w/w ppm w/w
Keterangan :
9.8 - 0.4 -
FF & FFC, NO Min 0.90 ACC/UNACC* Max. 10 11.7 1.2 105±20 µm
FF & FFC, NO 0.97 ACC 4.22 10.5 0.71 122
FF & FFC, NO 0.97 ACC 4.47 10.5 0.71 121
FF & FFC, NO 0.96 ACC 5.04 10.6 0.74 118
FF & FFC, NO 0.97 ACC 4.02 10.4 0.66 122
FF & FFC, NO 0.98 ACC 4.49 10.5 0.69 120
FF & FFC, NO 0.97 ACC 4.17 10.7 0.81 124
8 140 9 14 154 0. 10
7 114 6 13 127
7 131 6 14 145 0.12
8 158 7 14 172
7 139 6 17 156 0. 10
8 145 8 17 162
7 153 7 19 172 0. 10
9 137 7 15 152
8 156 8 16 172 0.12
8 164 9 16 180
7 162 6 18 180 0.9
7 152 6 16 168
Keterangan :
: Persetujuan (Approve) : Partikel Size yang tersaring
: Tingkat Kemurnian : Impurities dalam PTA
: Tingkat Warna Keputihan PTA : Kandungan Air dalam PTA
: PTA yang tersaring pada RPF : Kandungan p-Tol dalam PTA
4.3 Pembahasan
Hasil Analisa yang dilakukan mulai dari tanggal 19 Januari 2018 sampai
21 Januari 2018 pukul 08.00 AM-04.00 AM yaitu Parameter yang harus dikontrol
pada proses Oksidasi dan Purifikasi adalah kandungan impurities. Impurities yang
sangat berpengaruh adalah kandungan 4-CBA di dalam CTA yang dihasilkan.
Karena, Kandungan 4-CBA pada CTA tidak boleh melebihi 0,20-0,32 % w/w.
Apabila melebihi batas maximum, maka 4-CBA akan menjadi racun ketika masuk
kedalam proses purifikasi. Sedangkan pada proses Purifikasi berakibat pada PTA
yang dihasilkan ketika nanti PTA akan diubah menjadi bijih plastic.
BAB V
PENUTU
P
Kesimpulan
Melalui hasil pengamatan dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. PT Indorama Petrochemicals menggunakan dua proses yaitu Proses
Oksidasi dan Proses Purifikasi.
2. Proses Oksidasi berfungsi untuk mengubah P-xylene sebagai bahan
baku menjadi TA (Tereftalic Acid). Proses Oksidasi menghasilkan TA
dengan tingkat kemurnian 99.7 %. Namun, konsumen menginginkan
TA dengan tingkat kemurnian 99.98%. Oleh karena itu, untuk
memurnikan TA berdasarkan permintaan konsumen maka, TA
dilanjutkan ke proses Purifikasi atau proses pemurnian dengan
menghilangkan kandungan 4-CBA yang masih terkandung pada TA
yang dihasilkan dari proses Oksidasi.
3. Seluruh proses Produksi yang digunakan dalam proses Oksidasi dan
Purifikasi pada PT. Indorama Petrochemical sudah tersertifikasi ISO
9001 atau dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan Internasional
dalam hal manajemen penjaminan mutu produk.
4. Sistem manajemen lingkungan (SML) sudah tersertifikasi ISO 14001
untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengatur resiko
lingkungan sebagai akibat bagian produksi. Dan untuk Sistem
Manajemen K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) tersertifikasi ISO
18001.
5.1 Saran
1. Bagi Pelajar
a. Pelajar dapat berperan aktif baik secara lisan maupun non lisan
dalam setiap kegiatan Prakerin
b. Pelajar dapat menyerap berbagai ilmu baru di tempat Prakerin
c. Pelajar dapat menunjukkan sikap yang positif demi menjaga
hubungan dan nama baik instansi/perusahaan tempat Prakerin
serta lembaga pendidikan terkait.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a. Lembaga pendidikan hendaknya dapat menjaga dan membina
hubungan baik dengan instansi tempat Prakerin yang telah
terjalin melalui program Prakerin.
b. Lembaga pendidikan hendaknya mampu berkontribusi dalam
menyediakan tenaga kerja yang handal agar dapat menjadi feed
back bagi instansi tempat Prakerin.
3. Bagi Perusahaan
a. Dapat tetap membuka program Prakerin guna menambah
wawasan pengalaman, pengetahuan, dan teknologi bagi
mahasiswa.
b. Dapat mengkaji lebih lanjut efesiensi produksi serta
meningkatkan kualitas produksi.
c. Dapat melakukan analisa terhadap PTA yang dihasilkan agar
kualitas yang dihasilkan lebih baik.
d. Dapat selalu memonitor kinerja peralatan melalui DCS serta
tanggap dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi
secara tidak terduga.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rabu, Perkenalan pabrik.
4 Mei 2022 OPERATION Materi tentang safety.
Membaca buku
modul.
2.
Membaca buku
Kamis, OPERATION modul.
5 Mei 2022 Pemberian materi
proses flow digram
oxidation.
3.
Jumat, Membaca buku
6 Mei 2022 OPERATION modul.
Penjelasan tentang
proses flow
diagram.
4.
Pemberian dan
Senin, penjelasan proses
9 Mei 2022 OPERATION flow diagram
purifikasi.
Pengenalan
Crystalizer, steam
dan kondensate.
5.
Selasa, Pengenalan proses
10 Mei OPERATION bagian reaktor.
2022 Penjelasan tentang
solvent recovery.
6.
Rabu, Pengenalan alat-
11 Mei 2022 OPERATION alat proses
purifikasi.
Materi tentang
residence time.
7.
Kamis, Penjelasan proses
12 Mei OPERATION pembuatan steam
2022 dalam reactor
oxidation.
Materi demin water.
8.
Jumat, Proses pembuatan
13 Mei OPERATION steam dan partikel
2022 size di Crystalizer.
Mencari persentase
Crystalizer
Oxidation.
9.
Selasa Membaca modul
17 Mei 2022 OPERATION tentang Sparation.
Membaca modul
tentang DH Column.
10.
Rabu, Proses diagram
18 Mei 2022 OPERATION Sparation menuju
rovac.
Membaca buku
modul.
11.
Kamis, Materi DH Column,
19 Mei OPERATION Entrainer, Dekanter,
2022 Methil Column.
12.
Jumat, Materi demin
20 Mei OPERATION seal water.
2022 Membaca buku
modul.
13.
Senin, Membaca buku
23 Mei 2022 OPERATION modul.
Materi bagian-bagian
valve.
14.
Selasa, Penjelasan demin
24 Mei OPERATION seal water.
2022 Penjelasan preheater
purifikasi.
15.
Rabu, Membaca buku
25 Mei 2022 OPERATION modul.
Memahami proses
pemurniaan
purifikasi.
16.
Jumat, Membaca buku
27 Mei OPERATION modul.
2022 Membuat laporan
Prakerin.
17.
Senin, Membaca buku
30 Mei 2022 OPERATION modul.
Membuat laporan
prakerin.
18.
Selasa, Presentasi plat
31 Mei OPERATION oksidasi &
2022 purifikasi.
Membuat laporan
prakerin.
Lampiran