Dosen Pembimbing
Dicky Dermawan
Asisten Modul
Andika MS
Engineered Wood Composite
Kayu merupakan elemen penting
sebuah ruang atau bangunan.
Warna alami yang ada pada kayu
membuat ruangan tampil
memikat.
Panel kayu juga mampu
meminimalkan suara bising di
ruangan, karena kayu
merupakan bahan alami yang
bisa meredam suara.
Bila resin solid content = 50% maka nilai ini setara dengan 22 juta ton larutan resin
Bila 1 truk dapat memuat 40 ton resin maka nilai ini setara dengan 550 ribu truk
Urea-Formaldehyde Resin
Keunggulan Kelemahan
Keunggulan Kelemahan
H2 N N NH2 H2 N N NH2
C C C C
-
Melamine Acetate N
C
N
CH3 COOH
N
C
N
[CH3COO]
1
50 g serbuk melamine, 25 g Asam Asetat Glasial dan
Aquades 428 g dipersiapkan dan dimasukan kedalam
reactor yang cukup besar dengan magnetic stirrer.
Dan reactor dirangkai dengan kondensor, Kemudian
ditempatkan di hot plate dan di aduk
2
Campuran larutan diaduk hingga larutan berubah
menjadi jernih, lalu matikan hot plate tetapi pengaduk
tetap berjalan hingga larutan dingin suhu ruang hingga
mulai terbentuk Kristal
3
Campuran dibiarkan mendingin semalaman hingga
mencapai suhu ruang. Padatan garam melamin asetat
yang terpresipitasi lalu dipisahkan dari larutannya
dengan cara filtrasi
4
Setelah terpisahkan antara Kristal basah melamin
dengan filtrat. Kemudian didiamkan di udara terbuka
untuk proses pengeringan.
Process Analysis
Bila dianalisis, tahapan-tahapan proses pembuatan melamin meliputi
4 satuan operasi teknik kimia:
(a) Reaksi
(b) Kristalisasi
(c) Filtrasi
(d) Pengeringan
Air
Loss
Filtrat
{ Padatan terlarut
kristalisasi
Reaksi
Reaksi antara melamin dengan asam asetat dapat dianalogikan dengan reaksi
pembentukan garam yang serupa dengan reaksi antara ammonia dengan asam asetat,
yaitu pembentukan garam antara asam lemah dengan basa lemah.
Ammonia: H-NH2 + CH3COOH ⇋ [H-NH3]+[CH3COO]-
Melamin : C3N3(NH2)2-NH2 + CH3COOH ⇋[C3N3(NH2)2H-NH3]+[CH3COO]-
Bedanya, ammonia merupakan gas yang larut sempurna dalam air sehingga reaksi
berlangsung seketika. Melamin adalah padatan sukar larut dengan kelarutan pada
suhu 100oC hanya 50 g melamin per kg air. Pengumpanan melamin lebih banyak akan
mengakibatkan sebagian melamin tidak larut. Padahal, reaksi hanya akan terjadi
apabila melamin sudah larut.
reaktor filtrasi
Kristalisasi
Kelarutan merupakan fungsi suhu. Saat reaksi dihentikan, semua
garam masih dalam keadaan terlarut. Pendinginan akan menurunkan
kelarutannya.
Pada suhu tertentu, larutan menjadi jenuh dengan melamin asetat
sehingga penurunan suhu lebih lanjut akan diikuti oleh terbentuknya
kristal melamin asetat.
Makin rendah suhu, makin rendah kelarutan melamin asetat,
sehingga pendinginan lebih lanjut akan mengkristalkan lebih banyak
melamin asetat, menyisakan larutan jernih yang jenuh dengan
melamin asetat pada suhu itu.
reaktor filtrasi
Filtrasi
Filtrasi memisahkan semua cairan dari padatan kristal melamin
asetat. Cairan yang diperoleh sama sekali tidak mengandung kristal.
Akan tetapi cairan ini merupakan larutan yang masih mengandung
melamin asetat. Bahkan, cairan ini jenuh dengan melamin asetat.
Penurunan sedikit suhu larutan akan mempresipitasikan kristal baru
dari larutan ini
Kristal yang diperoleh masih lembab, bercampur dengan sebagian
kecil larutan yang jenuh dengan melamin asetat
Massa kristal dan larutan yang diperoleh pada percobaan ditimbang
kristal lembab hasil filtrasi
Pengeringan
Hasil dari filtrasi berupa Kristal lembab dengan filtrate, dilakukan
pengeringan dengan udara terbuka, tujuan agar air yang terdapat di
Kristal melamin asetat menguap dan menghasilkan Kristal kering.
■Laporan
Laporan ditulis tangan (kecuali grafik boleh diprint dan ditempel pada lokasi yang sesuai), lalu
difoto/discan dan dibuat menjadi satu file pdf dengan nama file:
Laporan-nrp-NamaLengkapTanpaSpasi-MelaminAsetat
Laporan dikirim via email ke ms.andikatindaon@gmail.com atau submit di Elearning Itenas
dengan subject:
TKA307-nrp-NamaLengkapTanpaSpasi-MelaminAsetat
Laporan harus merupakan hasil studi dan pemikiran sendiri. Indikasi kecurangan seperti kemiripan
kalimat dan nada/gaya menulisan, dan kesamaan Daftar Pustaka yang dirujuk dapat mengakibatkan
pemberian sanksi, mulai dari pemberian nilai 0 pada nilai Laporan, hingga dinyatakan tidak
lulus dari modul ini.
Sistematika laporan terdiri dari:
Bab 1 Pendahuluan
Ban 2 Tinjauan pustaka
Bab 3 Metodologi
Bab 4 Hasil dan Pembahasan
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
■Ketentuan Isi Laporan (1)
Hasil dan Pembahasan harus disajikan secara terpadu (tidak dipisahkan sebagai pasal ‘hasil’
dan pasal ‘pembahasan’). Bab ini harus menjelaskan secara rinci urutan analisis dan langkah-
langkah perhitungan dan pengolahan data sehingga tahapan-tahapan menuju tercapainya
tujuan percobaan
Secara spesifik bab ini harus membahas
- Analisis terhadap neraca massa dengan menggunakan data sekunder yang telah diberikan.
- Menganalisis hasil hasil yang terdapat pada tujuan percobaan.
■Ketentuan Isi Laporan (3)
Kesimpulan dan Saran menyajikan secara terpisah pasal ‘Kesimpulan’ dan pasal ‘Saran’
Pasal Kesimpulan harus disajikan sebagai satu atau beberapa paragraf (bukan point-
point) yang meringkaskan temuan-temuan kualitatif yang dianggap penting dari
percobaan yang dibahas panjang lebar pada Bab Hasil dan Pembahasan. Kesimpulan
tidak mendaftarkan angka-angka yang didapat dari percobaan maupun hasil
perhitungan. Kesimpulan hanya diambil berdasarkan hasil-hasil percobaan,
perhitungannya, dan analisisnya.
Pasal Saran disajikan sebagai satu atau beberapa paragraf (bukan point-point) yang
menjelaskan bagian dari metodologi atau tahapan pekerjaan yang dianggap perlu
diperbaiki atau diubah agar proses pembuatan melamin asetat dapat dilakukan secara
lebih efektif dan efisien. Nyatakan apa kekurangan/kelemahannya, kemudian
sampaikan cara alternatif yang direkomendasikan untuk memperbaiki kelemahan itu.
Referensi Utama
Yang berkenaan langsung dengan melamin asetat
D. Dermawan, D.S. Pertiwi, S. Afiff, 2018, Pembuatan dan Aplikasi Melamin Asetat sebagai Aditif Resin Urea–
Formaldehida untuk Pembuatan Kayu Lapis, Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Berisi pembahasan panjang lebar topik yang menjadi landasan modul percobaan ini. Akan tetapi, rumus-rumus yang dimuat
dalam paper ini tidak boleh langsung digunakan karena penurunannya didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada uap yang hilang
selama reaksi berlangsung dan tidak ada kehilangan massa pada proses kristalisasi dan filtrasinya.
Cremonini, C. & Pizzi, A. (1999), Field Weathering of Plywood Panels Bonded with UF Adhesives and Low
Proportions of Melamine Salts, Holz als Roh- und Werkstoff, 57: 318.
Melaporkan hasil uji lapangan yang menunjukkan potensi melamin asetat sebagai aditif
Zanetti, M. & Pizzi, A. (2003), Low Addition of Melamine Salts for Improved MUF Adhesive Water Resistance,
Journal of Applied Polymer Science 88: 287–292, Wiley Periodicals, Inc. doi:10.1002/app. 11687.
Memuat original recipe yang diadaptasi pada modul percobaan dan melaporkan potensinya dalam memperbaiki sifat ketahanan panel
kayu terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kontak dengan air dan kelembaban.
Semua literatur yang membahas teknik reaksi, perhitungan neraca massa, dan operasi teknik kimia: kristalisasi,
filtrasi, dan pengeringan
Yang terpenting: searching di google