Anda di halaman 1dari 18

Melamin Asetat

Dosen Pembimbing
Dicky Dermawan
Asisten Modul
Andika MS
Engineered Wood Composite
Kayu merupakan elemen penting
sebuah ruang atau bangunan.
Warna alami yang ada pada kayu
membuat ruangan tampil
memikat.
Panel kayu juga mampu
meminimalkan suara bising di
ruangan, karena kayu
merupakan bahan alami yang
bisa meredam suara.

Bila kita perhatikan, kebanyakan panel kayu yang digunakan, baik di


dalam maupun ruangan, merupakan produk hasil rekayasa: panel ini
terbuat dari elemen kayu (veneer, chip, atau serat) yang direkatkan
dengan 10% - 14% lem.
Wood Adhesive
Resin Urea-Formaldehida adalah lem kayu yang paling penting
dan paling banyak digunakan. Konsumsi lem UF dunia pada tahun
2016 diperkirakan mencapai sekitar 11 juta ton solid resin *).

Sebagaimana diisyaratkan namanya, lem UF merupakan hasil


reaksi dari urea dengan formaldehida.

 Bila resin solid content = 50% maka nilai ini setara dengan 22 juta ton larutan resin
 Bila 1 truk dapat memuat 40 ton resin maka nilai ini setara dengan 550 ribu truk
Urea-Formaldehyde Resin

Keunggulan Kelemahan

 Mula-mula larut dalam air


sehingga menanganan dan  Mengemisikan
produksinya murah formaldehida yang
bersifat karsinogenik
 Keras setelah dimatangkan
 Mudah dirusak oleh
 Tidak mudah terbakar
air dan udara lembab
 Memiliki sifat termal yang baik sehingga hanya
sesuai untuk aplikasi
 Polimer yang matang tidak
interior
berwarna
 Mudah diadaptasikan pada
kondisi pematangan yang
bervariasi
Agar panel kayu lebih tahan air dan cuaca sehingga lebih awet dan dapat digunakan
untuk aplikasi eksterior atau semieksterior umumnya resin UF diformulasikan dengan
melamin sebagai aditif
Melamine as UF Resin Additive

Keunggulan Kelemahan

 Meningkatkan daya tahan  Harga melamin relatif mahal


terhadap cuaca dan
kelembaban  Sukar larut sehingga proses
produksi resin UF bermelamin
 Menaikkan kekuatan panel relatif lebih sukar: mudah
 Menurunkan emisi terjadi separasi
formaldehida  Memiliki reaktivitas yang
berbeda sehingga sukar
berbaur dengan urea
 Resin menjadi lebih cepat
expired
 Perlu waktu lebih lama untuk
mematangkan resin
Penggunaan melamin dalam bentuk garam asetat meningkatkan kelarutan, sehingga
persoalan yang disebabkan oleh rendahnya kelarutan melamin dapat diatasi.
+
H

H2 N N NH2 H2 N N NH2
C C C C
-

Melamine Acetate N
C
N
CH3 COOH
N
C
N
[CH3COO]

as UF Resin Aditive NH2 NH 2

Tingginya kelarutan melamin asetat mengarahkan pada distribusi


melamin yang lebih merata dalam matriks polimer UF sehingga
reaksi silang berlangsung secara lebih efisien: untuk mendapatkan
kinerja yang sama, dosis melamin dapat diturunkan.

Melamin asetat dapat diaplikasikan dengan cara dicampurkan


dengan resin UF saat pembuatan glue mix, sehingga produksi
resin UF bermelamin tidak diperlukan.

Saat hot press, melamin asetat akan terurai kembali menjadi:


1) melamin yang tersebar secara merata dalam glue mix sehingga
dapat berfungsi sebagai formaldehyde scavenger. Ko-reaksi
melamin hasil dekomposisi ini dengan resin UF meningkatkan
bonding strength.
2) asam asetat yang akan berfungsi sebagai katalis/hardener bagi
reaksi silang sehingga berperan menggantikan garam-garam
amonium yang biasanya digunakan sebagai hardener.
Tujuan Percobaan
1. Mempelajari neraca massa pembuatan melamin asam asetat
2. Menentukan kadar melamin dalam melamin asetat dalam filtrate
3. Menentukan kadar air dalam melamin asetat lembab hasil filtrate
4. Menentukan %yield melamin asetat
5. Menentukan % berat melamin dalam umpan terhadap kinerja proses
pembuatan melamin asetat
Original Recipe of
Melamine Acetate Preparation

1
50 g serbuk melamine, 25 g Asam Asetat Glasial dan
Aquades 428 g dipersiapkan dan dimasukan kedalam
reactor yang cukup besar dengan magnetic stirrer.
Dan reactor dirangkai dengan kondensor, Kemudian
ditempatkan di hot plate dan di aduk

2
Campuran larutan diaduk hingga larutan berubah
menjadi jernih, lalu matikan hot plate tetapi pengaduk
tetap berjalan hingga larutan dingin suhu ruang hingga
mulai terbentuk Kristal

3
Campuran dibiarkan mendingin semalaman hingga
mencapai suhu ruang. Padatan garam melamin asetat
yang terpresipitasi lalu dipisahkan dari larutannya
dengan cara filtrasi

4
Setelah terpisahkan antara Kristal basah melamin
dengan filtrat. Kemudian didiamkan di udara terbuka
untuk proses pengeringan.
Process Analysis
Bila dianalisis, tahapan-tahapan proses pembuatan melamin meliputi
4 satuan operasi teknik kimia:
(a) Reaksi
(b) Kristalisasi
(c) Filtrasi
(d) Pengeringan

Pelarut Air Uap


Melamin Uap
Asam asetat

Reaksi Kristalisasi Filtrasi Pengeringan Melamin asetat


Kristal
lembab kering

Air

Loss
Filtrat
{ Padatan terlarut
kristalisasi

Reaksi
 Reaksi antara melamin dengan asam asetat dapat dianalogikan dengan reaksi
pembentukan garam yang serupa dengan reaksi antara ammonia dengan asam asetat,
yaitu pembentukan garam antara asam lemah dengan basa lemah.
Ammonia: H-NH2 + CH3COOH ⇋ [H-NH3]+[CH3COO]-
Melamin : C3N3(NH2)2-NH2 + CH3COOH ⇋[C3N3(NH2)2H-NH3]+[CH3COO]-
 Bedanya, ammonia merupakan gas yang larut sempurna dalam air sehingga reaksi
berlangsung seketika. Melamin adalah padatan sukar larut dengan kelarutan pada
suhu 100oC hanya 50 g melamin per kg air. Pengumpanan melamin lebih banyak akan
mengakibatkan sebagian melamin tidak larut. Padahal, reaksi hanya akan terjadi
apabila melamin sudah larut.
reaktor filtrasi

Kristalisasi
 Kelarutan merupakan fungsi suhu. Saat reaksi dihentikan, semua
garam masih dalam keadaan terlarut. Pendinginan akan menurunkan
kelarutannya.
 Pada suhu tertentu, larutan menjadi jenuh dengan melamin asetat
sehingga penurunan suhu lebih lanjut akan diikuti oleh terbentuknya
kristal melamin asetat.
 Makin rendah suhu, makin rendah kelarutan melamin asetat,
sehingga pendinginan lebih lanjut akan mengkristalkan lebih banyak
melamin asetat, menyisakan larutan jernih yang jenuh dengan
melamin asetat pada suhu itu.
reaktor filtrasi

Filtrasi
 Filtrasi memisahkan semua cairan dari padatan kristal melamin
asetat. Cairan yang diperoleh sama sekali tidak mengandung kristal.
 Akan tetapi cairan ini merupakan larutan yang masih mengandung
melamin asetat. Bahkan, cairan ini jenuh dengan melamin asetat.
Penurunan sedikit suhu larutan akan mempresipitasikan kristal baru
dari larutan ini
 Kristal yang diperoleh masih lembab, bercampur dengan sebagian
kecil larutan yang jenuh dengan melamin asetat
 Massa kristal dan larutan yang diperoleh pada percobaan ditimbang
kristal lembab hasil filtrasi

Pengeringan
Hasil dari filtrasi berupa Kristal lembab dengan filtrate, dilakukan
pengeringan dengan udara terbuka, tujuan agar air yang terdapat di
Kristal melamin asetat menguap dan menghasilkan Kristal kering.
■Laporan
 Laporan ditulis tangan (kecuali grafik boleh diprint dan ditempel pada lokasi yang sesuai), lalu
difoto/discan dan dibuat menjadi satu file pdf dengan nama file:
Laporan-nrp-NamaLengkapTanpaSpasi-MelaminAsetat
 Laporan dikirim via email ke ms.andikatindaon@gmail.com atau submit di Elearning Itenas
dengan subject:
TKA307-nrp-NamaLengkapTanpaSpasi-MelaminAsetat

sesuai dengan tengat waktu yang akan disampaikan saat briefing

 Laporan harus merupakan hasil studi dan pemikiran sendiri. Indikasi kecurangan seperti kemiripan
kalimat dan nada/gaya menulisan, dan kesamaan Daftar Pustaka yang dirujuk dapat mengakibatkan
pemberian sanksi, mulai dari pemberian nilai 0 pada nilai Laporan, hingga dinyatakan tidak
lulus dari modul ini.
 Sistematika laporan terdiri dari:
 Bab 1 Pendahuluan
 Ban 2 Tinjauan pustaka
 Bab 3 Metodologi
 Bab 4 Hasil dan Pembahasan
 Bab 5 Kesimpulan dan Saran
 Daftar Pustaka
 Lampiran-lampiran
■Ketentuan Isi Laporan (1)

 Pendahuluan minimal membahas:


- Penjelasan ringkas tentang melamin asetat dan kegunaannya
- Pentingnya percobaan ini
- Tujuan dan lingkup pekerjaan
 Tinjauan pustaka minimal membahas:
- Pengenalan melamin asetat dan kegunaannya
- Deskripsi proses pembuatan melamin asetat
- Analisis proses yang membahas satu demi satu secara rinci tahapan-tahapan proses
pembuatan melamin asetat (tahap reaksi, kristalisasi, filtrasi, dan pengeringan) masing-masing
dalam satu subbab atau pasal tersendiri
 Metodologi minimal membahas:
- bagaimana percobaan dilakukan di laboratorium: tahapan dan setup percobaan termasuk
susunan peralatan yang digunakan
- data apa yang diambil pada tiap tahapan percobaan
- bagaimana variasi percobaan ditentukan
- bagaimana data diolah dan diorganisasikan sehingga tujuan tercapai
Ketentuan Isi Laporan (2)

 Hasil dan Pembahasan harus disajikan secara terpadu (tidak dipisahkan sebagai pasal ‘hasil’
dan pasal ‘pembahasan’). Bab ini harus menjelaskan secara rinci urutan analisis dan langkah-
langkah perhitungan dan pengolahan data sehingga tahapan-tahapan menuju tercapainya
tujuan percobaan
 Secara spesifik bab ini harus membahas
- Analisis terhadap neraca massa dengan menggunakan data sekunder yang telah diberikan.
- Menganalisis hasil hasil yang terdapat pada tujuan percobaan.
■Ketentuan Isi Laporan (3)

 Kesimpulan dan Saran menyajikan secara terpisah pasal ‘Kesimpulan’ dan pasal ‘Saran’
 Pasal Kesimpulan harus disajikan sebagai satu atau beberapa paragraf (bukan point-
point) yang meringkaskan temuan-temuan kualitatif yang dianggap penting dari
percobaan yang dibahas panjang lebar pada Bab Hasil dan Pembahasan. Kesimpulan
tidak mendaftarkan angka-angka yang didapat dari percobaan maupun hasil
perhitungan. Kesimpulan hanya diambil berdasarkan hasil-hasil percobaan,
perhitungannya, dan analisisnya.
 Pasal Saran disajikan sebagai satu atau beberapa paragraf (bukan point-point) yang
menjelaskan bagian dari metodologi atau tahapan pekerjaan yang dianggap perlu
diperbaiki atau diubah agar proses pembuatan melamin asetat dapat dilakukan secara
lebih efektif dan efisien. Nyatakan apa kekurangan/kelemahannya, kemudian
sampaikan cara alternatif yang direkomendasikan untuk memperbaiki kelemahan itu.
Referensi Utama
Yang berkenaan langsung dengan melamin asetat
D. Dermawan, D.S. Pertiwi, S. Afiff, 2018, Pembuatan dan Aplikasi Melamin Asetat sebagai Aditif Resin Urea–
Formaldehida untuk Pembuatan Kayu Lapis, Prosiding Seminar Lignoselulosa 2018
Berisi pembahasan panjang lebar topik yang menjadi landasan modul percobaan ini. Akan tetapi, rumus-rumus yang dimuat
dalam paper ini tidak boleh langsung digunakan karena penurunannya didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada uap yang hilang
selama reaksi berlangsung dan tidak ada kehilangan massa pada proses kristalisasi dan filtrasinya.

Cremonini, C. & Pizzi, A. (1999), Field Weathering of Plywood Panels Bonded with UF Adhesives and Low
Proportions of Melamine Salts, Holz als Roh- und Werkstoff, 57: 318.
Melaporkan hasil uji lapangan yang menunjukkan potensi melamin asetat sebagai aditif

Zanetti, M. & Pizzi, A. (2003), Low Addition of Melamine Salts for Improved MUF Adhesive Water Resistance,
Journal of Applied Polymer Science 88: 287–292, Wiley Periodicals, Inc. doi:10.1002/app. 11687.
Memuat original recipe yang diadaptasi pada modul percobaan dan melaporkan potensinya dalam memperbaiki sifat ketahanan panel
kayu terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh kontak dengan air dan kelembaban.

Semua literatur yang membahas teknik reaksi, perhitungan neraca massa, dan operasi teknik kimia: kristalisasi,
filtrasi, dan pengeringan
Yang terpenting: searching di google

Yang tidak berkenaan langsung dengan melamin asetat

Petunjuk praktikum ini serta penyelesaian tugas-tugas di dalamnya merupakan sumber


yang bagus untuk menyusun laporan dan diperkenankan untuk digunakan pada
bagian-bagian yang relevan dari laporan.

Anda mungkin juga menyukai