Anda di halaman 1dari 34

SIMULASI DAN MODELLING ALIRAN UDARA MENGGUNAKAN CFD

(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) PADA RUANGAN STUDENT COMMON


ROOM PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG

SKRIPSI

Oleh:

GERALDI BRATA SUKMANA


14-2019-006
ARDI YOHANES
14-2019-017

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama: Geraldi Brata Sukmana (14-2019-006)

Ardi Yohanes (14-2019-017)

Menyatakan dengan sepenuhnya bahwa

Judul Skripsi:

SIMULASI DAN MODELLING ALIRAN UDARA MENGGUNAKAN CFD


(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) PADA RUANGAN STUDENT COMMON
ROOM PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG

Sepenuhnya adalah merupakan karya sendiri, tidak ada bagian didalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini,
saya siap menerima sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandung, 22 Juli 2022

Tanda Tangan Tanda Tangan

(Geraldi Brata Sukmana) (Ardi Yohanes)


HALAMAN PENGESAHAN

SIMULASI DAN MODELLING ALIRAN UDARA MENGGUNAKAN CFD


(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) PADA RUANGAN STUDENT COMMON
ROOM PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Pada

Program Studi Teknik Kimia

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Nasional Bandung

Bandung, 22 Juli 2022

Mengetahui/Menyetujui,

Dosen Pembimbing Program Studi Teknik Kimia

Ir. Maya Ramadianti Musadi, M.T., Ph.D Ronny Kurniawan, S.T., M.T.
NIP: 119930903 NIP: 119971006
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi
Teknik Kimia Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Nasional Bandung. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan hingga
pada pelaksanaan penelitian ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan YME karena atas segala kehendak-Nya, penulis diberi kesempatan dan
kemampuan untuk dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian
2. Ibu Ir. Maya Ramadianti Musadi, M.T., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung baik secara
moral maupun material
4. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional
Bandung yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan kepada kami.
5. Berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu yang sudah banyak
membantu kami baik itu secara langsung ataupun tidak langsung dalam
menyelesaikan laporan penelitian ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Bandung, 22 Juli 2022

Penulis
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Institut Teknologi Nasional, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Geraldi Brata Sukmana (14-2019-006)


Ardi Yohanes (14-2019-017)
Program Studi : Teknik Kimia
Fakultas : Teknik Industri
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut


Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul :

SIMULASI DAN MODELLING ALIRAN UDARA MENGGUNAKAN CFD


(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) PADA RUANGAN STUDENT COMMON
ROOM PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Institut
Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan skripksi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Bandung Pada tanggal : 22 September 2020


Yang menyatakan

(Geraldi Brata Sukmana) (Ardi Yohanes)


SIMULASI DAN MODELLING ALIRAN UDARA MENGGUNAKAN CFD
(COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) PADA RUANGAN STUDENT COMMON
ROOM PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
Abstrak
Bangunan yang baik tidak hanya sekedar mengedepankan unsur keindahan atau
estetika, namun juga perlu memperhatikan aspek kenyamanan. Dalam hal ini ruang Student
Common Room (SCR) Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Bandung sebagai ruang
belajar mahasiswa juga perlu mempertimbangkan kenyamanan dalam pembangunannya.

Pada Penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan modeling dan simulasi numerik
serta menganalisis distribusi udara dan temperatur untuk mengetahui karakteristik
visualisasi pada ruangan Student Common Room dengan menggunakan simulasi CFD
(Computational Fluid Dynamics), dalam hal ini menggunakan program AutoDesk. Dan objek
yang dipilih dalam penelitian ini bertempat di program studi Teknik Kimia Institut Teknologi
Nasional Bandung {……….. Hasil Simulasi beserta hasil Analisa dan saran…………………}

KATA KUNCI: Student common room, distribusi aliran udara dan temperatur, kenyamanan
termal, CFD (Computational Fluid Dynamic)

Abstack
A good building not only enjoys beauty or aesthetics, but also needs to pay attention
to aspects of comfort. In this room, the Chemical Engineering Student Common Room (SCR)
of ITENAS as a student study room also needs to consider comfort in its construction.

This study aims to perform numerical modeling and simulation as well as analyze the
distribution of air and temperature to determine the visualization characteristics of the
Student Common Room using CFD (Computational Fluid Dynamics) simulation, in this case
using the AutoDesk program. And the object chosen in this research is located in the
Chemical Engineering study program ITENAS Bandung.

{………..Simulation results with analysis results and suggestions…………………}

KEYWORD: (Student common room, distribution of air flow and temperature, thermal
comfort, CFD)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan yang baik tidak hanya sekedar mengedepankan unsur keindahan atau
estetika, namun juga perlu memperhatikan aspek kenyamanan. Dalam hal ini ruang
Student Common Room (SCR) Teknik Kimia ITENAS sebagai ruang belajar mahasiswa
juga perlu mempertimbangkan kenyamanan dalam pembangunannya. Unsur
kenyamanan yang dipertimbangkan meliputi kenyamanan termis, kelembaban, aliran
udara, penerangan dan visual termasuk kualitas udara dalam ruangan yang dipengaruhi
oleh seluruh elemen yang berada dalam ruangan itu sendiri, termasuk perilaku
pengguna ruangan dan system ventilasi serta sirkulasi udara. Terdapat sedikitnya 4
macam kenyamanan yaitu kenyamanan ruang, penglihatan, pendengaran, dan termis.
Untuk memenuhi segala jenis kenyaman tersebut, ventilasi pada bangunan mempunyai
peran yang sangat penting dalam mengendalikan suhu, kelembaban udara, kualitas
udara dan pergerakan udara sehingga kondisi kenyamanan termal yang dibutuhkan pada
bangunan tersebut.

(Suhendra, 2008)

Dengan adanya sistem ventilasi akan terjadi pertukaran udara di dalam dan luar
ruangan dengan baik sehingga panas dalam ruangan dapat diminimalisir, lalu dengan
adanya pula penggunaan Air Conditioner (AC) dapat memberikan pengaruh perubahan
terhadap aliran udara di dalam ruangan sehingga akan berpengaruh pada suhu ruangan
tersebut. Untuk mengetahui sirkulasi udara yang terjadi didalam ruangan baik
dikarenakan faktor ventilasi alami atau penggunaan AC perlu dilakukan analisis sifat dan
pola aliran serta distribusi udara dalam ruangan tersebut.

(Azzamudin, 2017)

Untuk pemecahan analisis aliran udara dan perpindahan kalor dalam ruangan
dapat dilakukan dengan CFD (Computational Fluid Dynamics). Metode CFD
menggunakan analisis numeric yaitu control volume sebagai elemen dari integrasi
persamaan-persamaan yang terdiri atas persamaan keseimbangan massa, momentum
dan energi, sehingga penyelesaian persamaan untuk benda 2 (dua) atau 3 (tiga) dimensi
lebih cepat dan dapat dilakukan secara simultan / bersamaan. Dalam hal ini software
yang akan digunakan dalam CFD untuk menyelesaikan permasalahan aliran udara dan
perpindahan kalor pada ruangan ialah program AutoDesk CFD dan dikombinasikan
dengan penggunaan Flovent.

(Suhendra, 2008)

1.2 Rumusan Masalah

Dari beberapa hal yang melatarbelakangi permasalahan pada Subbab 1.1, maka
penulis ingin melakukan penelitian terhadap berbagai faktor-faktor sebagai parameter
kondisi kenyamanan termal pada bangunan SCR, khususnya sirkulasi udara yang
dipengaruhi ventilasi alami ataupun penggunaan AC. Penelitian ini akan dilaksanakan
melalui permodelan dengan simulasi computer dengan menggunakan software yang
berbasis CFD (Computational Fluid Dynamics) untuk mempelajari distribusi aliran udara
dan temperature serta kenyamanan termis pada ruangan.

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mempelajari profil distribusi aliran udara, temperature, dan kelembapan udara


untuk mengetahui karakteristik kenyamanan pada ruangan SCR (Student
Common Room) Teknik Kimia Itenas Bandung.
2. Pembuatan model serta simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics) dari profil
distribusi aliran udara, temperature, dan kelembapan udara pada ruangan SCR
(Student Common Room) Teknik Kimia Itenas Bandung.
3. Menganalisis hasil analisa pengukuran data dilapangan yang telah dilakukan dan
dengan simulasi menggunakan program CFD (Computational Fluid Dynamics)
1.4 PEMBATASAN PENELITIAN

Melakukan simulasi dan modeling dari profil distribusi aliran udara, temperature,
dan kelembapan udara dengan objek yang menjadi penelitian yaitu SCR program studi
Teknik Kimia ITENAS Berdasarkan keadaan aktual dan pengambilan data pada tanggal
(hari, bulan, Tahun) sebagai input data program CFD.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aliran Fluida

Udara merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan manusia.


Penyebab udara bergerak adalah perbedaan teknanan dan perbedaan temperature.
Udara di dalam ruangan akan selalu berganti dari udara yang buruk menjadi udara yang
bersih hal tersebut dikarenakan aliran udara selalu mengalir dari dalam ruangan ke luar
ruangan ataupun sebaliknya. Dengan aliran udara yang selalu bergerak dan mengalir
diharapkan kondisi dan kualitas udara didalam ruangan akan bertambah baik. Ventilasi
menjadi kunci utama untuk menciptakan sirkulasi udara yang baik bagi sebuah ruangan

Ventilasi didalam ruangan akan memudahkan pergerakan aliran udara dari dalam
ruangan keluar ruangan ataupun sebaliknya, sehingga udara yang ada didalam akan
memiliki kualitas yang baik. Disamping itu dengan adanya ventilasi di dalam ruangan
juga dapat mengendalikan temperatur, kelembapan udara, kualitas udara, dan
pergerakan udara sehingga kondisi kenyamanan thermal yang diinginkan dapat
terpernuhi. Kenyamanan thermal merupakan suatu kondisi dimana secara psikologis,
fisiologis, dan pola perilaku seseorang merasa nyaman untuk melakukan aktivitas
dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan (Puspitasari, 2014)

(Sanjaya, 2008)

Aliran udara bergantung pada faktor perbedaan tekanan dan perbedaan


temperatur, sehingga ketika mendesain atau merancang sebuah ruangan, kedua faktor
tersebut harus diindetifikasi terlebih dahulu agar dapat saling mendukung dan tidak
saling bertentangan.

2.2 Mekanisme Aliran Udara

Mekanisme aliran udara terjadi karena adanya beberapa faktor yang


menyebabkan atau membentuk aliran itu terjadi, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor angin yaitu karena adanya perbedaan tekanan (Driving Force)


hembusan angin dengan kecepatan dan arah tertentu pada sebuah
bangunan dapat menimbulkan perbedaan tekanan (Driving Force) pada titik
yang berbeda dan menghasilkan distribusi tekanan dalam bangunan, yang akan
menghasilkan tekanan positif sehingga udara yang mengalir melalui bukaan
atau lubang pada bangunan mendapatkan angin yang datang dan
menyebabkan tekanan negatif, maka akan terjadi aliran udara keluar dari
bidang bangunan yang berlawanan, dan pada bidang-bidang samping.

(Sanjaya, 2008)

Gambar 2.1 Aliran udara karena faktor angin

2. Faktor termal (Thermal Condition)

Faktor Thermal yaitu karena adanya perbedaan temperatur dibawah


dan atas ruangan dan diluar ruang dengan temperatur didalam ruangan. Aliran
udara dalam ruang juga dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan suhu
udara, secara vertikal karena perbedaan temperatur di bawah dan diatas
rungan tersebut. Udara yang memiliki thermal condition rendah akan bergerak
ke atas ruangan tersebut atau sebaliknya, hal tersebut dikarenakan perbedaan
massa jenis (densitas) udaranya. Secara horizontal bila thermal condition pada
udara dalam ruang lebih tinggi dari pada udara diluar, maka udara dari luar
akan masuk melalui celah pada ventilasi atau bukaan yang ada pada bangunan
tersebut. Bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka udara didalam ruangan yang
lebih panas ke luar bangunan melalui lubang-lubang atau bukaan yang ada.

(Sanjaya, 2008)
Gambar 2.2 Aliran udara karena faktor thermal

3. Faktor bentuk bangunan,

Faktor bentuk bangunan yaitu karena adanya beragam bentuk yang


dapat mempengaruhi atau membentuk aliran udara tersebut. Seperti contoh
pada gambar 2.3 bentuk-bentuk yang berbeda pada lubang atau bukaan
misalnya pada jendela akan mengasilkan pola atau mekanisme aliran udara
yang berbeda-beda tergantung jenis bukaan tersebut.

(Sanjaya, 2008)

Gambar 2.3 Aliran udara karena bentuk bangunan

2.3 Perpindahan Panas

Perpindahan panas adalah proses perpindahan kalor dari benda yang lebih panas
ke benda yang kurang panas. Proses perpindahan panas dari sumber panas ke penerima
dibedakan atas tiga cara yaitu:

1. Perpindahan panas secara konduksi.

2. Perpindahan panas secara konveksi.

3. Perpindahan panas secara radiasi.

(Mc. Cabe, 1999)


2.3.1 Perpindahan Panas Secara Konduksi
Perpindahan panas secara konduksi adalah perpindahan panas
dimana molekul-molekul dari zat perantara tidak ikut berpindah tempat
tetapi molekul-molekul tersebut hanya menghantarkan panas atau proses
perpindahan panas dari suhu yang tinggi ke bagian lain yang suhunya lebih
rendah. Konduksi (keadaan steady). Suatu material bahan yang mempunyai
gradient, maka kalor akan mengalir tanpa disertai oleh suatu gerakan zat.
Aliran kalor seperti ini disebut konduksi atau hantaran. Konduksi thermal
pada logam - logam padat terjadi akibat gerakan elektron yang terikat dan
konduksi thermal mempunyai hubungan dengan konduktivitas listrik.
Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan molekul, sedangkan
pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul.

(McCabe,1993).

Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain: perpindahan kalor


pada logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku. Laju
perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradien suhu
perindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradient suhu.

(McCabe,1993)

q δT
........................................................................(2.1)
a δX

Dan dengan konstanta kesetimbangan (konduksi) maka menjadi persamaan


Fourier.

δT
q=-kA. ................................................................(2.2)
δX

Dimana:

q = Laju perpindahan kalor


δT
= Gradient suhu kearah perpindahan kalor 9
δX

k = Konduktuvitas termal

A = Luas permukaan bidang hantaran

Tanda (-) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika yaitu “Kalor


mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperature”

(Holman,1986).

Gambar 2.4 Contoh proses perpindahan panas konduksi

Sumber : (Sanjaya, 2008)

2.3.2 Perpindahan Panas Secara Konveksi

Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan panas yang


terjadi dari satu tempat ke tempat lain dengan gerakan partikel secara fisis.
Perpindahan panas secara konveksi ini juga diakibatkan oleh molekul-molekul
zat perantara ikut bergerak mengalir dalam perambatan panas atau proses
perpindahan panas dari satu titik ke titik lain dalam fluida antara campuran
fluida dengan bagian lain. Arus fluida yang melintas pada suatu permukaan,
maka akan ikut terbawa sejumlah enthalphi. Aliran enthalphi ini disebut
aliran konveksi kalor atau konveksi. Konveksi merupakan suatu fenomena
makroskopik dan hanya berlangsung bila ada gaya yang bekerja pada partikel
atau ada arus fluida yang dapat membuat gerakan melawan gaya gesek
(McCabe, 1993).

Contoh sederhana pepindahan panas secara konveksi adalah aliran air


yang dipanaskan dalam belanga. Kalor yang dipindahkan secara konveksi
dinyatakan dengan persamaan Newton tentang pendinginan.

(Holman, 1986).

q = − h.A.δ T…………………………………………………………(2.3)
Dimana:
q = Kalor yang dipindahkan
h = Koefisien perpindahan kalor secara konveksi
A = Luas bidang permukaan perpindahan panas
T = Temperatur

Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika,


sedangkan panas yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif (+).
Berdasarkan gaya penyebab terjadinya arus aliran fluida, konveksi dapat
diklasifikasikan:

a. Konveksi Bebas (Natural Convection)


Konveksi Bebas Merupakan proses perpindahan panas yang
berlangsung secara alamiah, dimana perpindahan panas dalam
molekul-molekul dalam zat yang dipanaskan terjadi dengan sendirinya
tanpa adanya tenaga dari luar. Konveksi alamiah dapat terjadi karena
ada arus yang mengalir akibat gaya apung, sedangkan gaya apung
terjadi karena ada perbedaan densitas fluida tanpa dipengaruhi gaya
dari luar sistem. Perbedaan densitas fluida terjadi karena adanya
gradien suhu pada fluida. Contoh konveksi alamiah antara lain aliran
udara yang melintasi radiator panas.

(McCabe,1993)

b. Konveksi Paksa (Forced Convection)

Konveksi Paksa Merupakan proses perpindahan panas yang terjadi


karena adanya bantuan dari luar, misalnya pengadukan. Jika dalam
suatu alat tersebut dikehendaki pertukaran panas, maka perpindahan
panas terjadi secara konveksi dipaksa karena laju panas yang
dipindahkan naik dengan adanya pengadukan.

(McCabe,1993)

Gambar 2.5 Contoh proses perpindahan panas konvektif

Sumber: (Sanjaya,2008)

2.3.3 Perpindahan Panas Secara Radiasi

Perpindahan panas secara radiasi adalah perpindahan panas yang


terjadi karena perpindahan energi melalui gelombang elektromagnetik secara
pancaran. Antara sumber energi dengan penerima panas tidak terjadi kontak,
bagian dapur yang terkena radiasi adalah ruang pembakaran. Pada radiasi
panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat
tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut mengenai
suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan), refleksi
(dipantulkan), dan absorpsi (diserap) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung
pada jenis benda, sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang
jatuh padanya, sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak
mengkilap akan menyerap radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor.
Contoh radiasi panas antara lain pemanasan bumi oleh matahari. Menurut
hukum Stefan Boltzmann tentang radiasi panas dan berlaku hanya untuk
benda hitam, bahwa kalor yang dipancarkan (dari benda hitam) dengan laju
yang sebanding dengan pangkat empat temperatur absolut benda itu dan
berbanding langsung dengan luas permukaan benda
(Holman,2008)

q pancaran = σ .A .T4 ..................................................(2.4)

Dimana:

σ = konstanta proporsionalitas (tetapan Stefan Boltzmann)

σ = 5,669 . 10−8 W/𝑚2. 𝐾4

A = luas permukaan bidang benda hitam

T = temperatur absolut benda hitam

Gambar 2.6 Contoh proses perpindahan panas radiative

(Sumber: Sanjaya, 2008)

2.4 Ventilasi

2.4.1 Penjelasan Umum

Ventilasi dapat didefinisikan sebagai proses di mana udara (bersih /


segar) disuplai atau diganti secara eksternal dan udara berkualitas buruk
dikeluarkan dari ruangan secara alami atau dengan bantuan mekanis.
Ventilasi terjadi ketika ada perbedaan tekanan udara. Ventilasi pada tekanan
atmosfer tertentu juga dapat mempengaruhi kecepatan pergerakan udara,
arah udara, intensitas, dan pola aliran.

Laju ventilasi dapat diukur dalam satuan massa udara per satuan
waktu. Tingkat ventilasi minimum dalam suatu ruangan biasanya didasarkan
pada kebutuhan pergerakan udara untuk mengontrol kelembaban. Asupan
udara yang tidak memadai dan distribusi udara yang tidak memadai dalam
suatu ruangan biasanya disebabkan oleh pemeliharaan sistem ventilasi yang
tidak memadai. Hal ini dapat membuat ruangan menjadi tidak nyaman.
Sistem ventilasi ruangan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan sejuk
serta kualitas udara yang baik bagi orang yang berada di dalam ruangan
tersebut.

2.4.2 Jenis – Jenis Ventilasi

1. Ventilasi Alami
Merupakan pergantian udara secara alami atau tidak
menggunakan bantuan peralatan mekanis. Ventilasi alami menawarkan
ventilasi yang sehat, nyaman dan tanpa energi tambahan.
Ventilasi alami dipicu oleh perbedaan tekanan karena pergerakan
angin di luar bangunan dan perbedaan suhu dalam ruang. Sehingga
banyak tergantung pada kekuatan angin dan perbedaan tekanan udara
serta temperatur di luar dan di dalam ruangan. Ventilasi alami
memerlukan lubang-lubang sebagai jalan keluar masuknya udara. Laju
pertukaran udara pada vetilasi dioengaruhi oleh total luas bukaan, arah
bukaan, kecepatan angin, dan perbedaan temperatur. Sehingga dapat
mempengaruhi pola aliran dan distribusi udara di dalam raungan.
2. Ventilasi Buatan

Merupakan pergantian udara yang melibatkan peralatan mekanis.


Ventilasi buatan dapat membantu dalam pengontrolan aliran udara ke
dalam ruangan sehingga kualitas udara di dalam ruangan tersebut dapat
terpenuhi sesuai kebutuhan. Pada ventilasi buatan ini dierlukan biaya
operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya penggantian dalam
penggunaannya.

2.5 Computational Fluid Dynamics (CFD)


Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah metode yang menggunakan teknik
dari fisika, matematika terapan dan ilmu komputer untuk memodelkan, memprediksi
dan memvisualisasikan bagaimana suatu fluida, yaitu gas atau cairan dapat mengalir.
Sebuah prediksi kualitatif dan kuantitatif dapat disatukan dengan bantuan
Computational Fluid Dynamics (CFD) yang menggunakan alat pemodelan matematika,
perhitungan numerik dan perangkat lunak untuk merancang, memahami, membangun
dan oleh karena itu, memprediksi skenario yang diperlukan.

(Thabet Senan and Hassan Thabit, 2018)


2.5.1 Pengenalan Computational Fluid Dynamics (CFD)

Menurut Himsar Ambarita (2011), terdapat beberapa software yang


dapat digunakan untuk mengembangkan kode Computational Fluid Dynamics
(CFD) seperti software Fluent, CFX, dan lain-lain dimana jenis program
Computational Fluid Dynamics (CFD) tersebut menggunakan metode volume
terbatas (finite volume method). Metode volume hingga (FVM) adalah
metode untuk merepresentasikan dan mengevaluasi persamaan diferensial
parsial dalam bentuk persamaan aljabar. Computational Fluid Dynamics
(CFD) dapat memberikan fleksibilitas mesh yang lengkap, sehingga dapat
menyelesaikan kasus-kasus pada aliran fluida dengan mesh yang terstruktur
(grid) dan diselesaikan dengan cara yang relatif mudah dan cepat. Jenis-jenis
mesh yang didukung oleh Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah 2D
triangular-quadritelar, 3D tetrahedral-hexahedral-pyramid-wedge, dan mesh
campuran (hybrid) dimana memiliki kemungkinan untuk dapat memperhalus
atau memperbesar mesh yang ada.

Bahasa program yang ditulis dalam bahasa C. Bahasa C sendiri adalah


bahasa pemrograman prosedural yang dapat digunakan untuk membangun
software seperti operating system, database, dan lainnya. Oleh karena itu
pemograman memiliki data yang efisien dan fleksibel, serta dapat digunakan
bersama dengan arsitektur client/server, sehingga pada workstation desktop
client dan komputer dapat dijalankan secara terpisah secara maupun
bersamaan. Semua fungsi yang diperlukan untuk menghitung solusi dan
menampilkan hasil dari analisis dapat diakses melalui menu interaktif
software itu sendiri. Beberapa alasan menggunakan solver Computational
Fluid Dynamics (CFD), yaitu sebagai berikut:

1. Mudah untuk digunakan


2. Model yang realistik (tesedia berbagai pilhan solver)
3. Diskritisasi meshing model yang efisien (misalnya dalam GAMBIT)
4. Cepat dalam penyajian hasil (bisa dengan parallel komputer)
5. Visualisasi yang mudah dimengerti

2.5.2 Penggunaan Computational Fluid Dynamics (CFD)

Computational Fluid Dynamics (CFD) dalam penerapannya digunakan


di berbagai bidang, antara lain:

1. Engineer khususnya dalam hal teknik refrigerasi dan air conditioning


untuk merancang tempat atau ruangan sesuai dengan kebutuhan
seperti lemari es, air conditioner, thermal storage, dan lain sebagainya.
2. Arsitek untuk merancang ruang atau lingkungan yang aman dan
nyaman.
3. Desainer kendaraan untuk meningkatkan karakter aerodinamisnya.
4. Analisis kimia untuk memaksimalkan hasil reaksi kimia dalam
peralatan.
5. Sektor petrokimia untuk strategi pemulihan minyak yang optimal.
6. Bidang kedokteran untuk mengobati penyakit arteri (komputasi
hemodinamik).
7. Ahli meteorologi untuk meramalkan cuaca dan memperingatkan
bencana alam yang akan datang.
8. Analisis kegagalan untuk mencari sumber kegagalan, misalnya pada
sistem pembakaran atau aliran uap panas.
9. Organisasi militer untuk mengembangkan senjata dan memperkirakan
berapa banyak kerusakan yang ditimbulkannya.
Penggunaan Computational Fluid Dynamics (CFD) umumnya
berhubungan dengan keempat hal berikut:
1. Studi konsep dari desain baru
2. Pengembangan produk secara detail
3. Analisis kegagalan atau troubleshooting
4. Desain ulang (re-design)
(Nababan A Chandra, 2018)

2.5.3 Manfaat Computational Fluid Dynamics (CFD)

Terdapat tiga hal yang menjadi alasan kuat menggunakan


Computational Fluid Dynamics (CFD), yakni wawasan, pandangan ke depan,
dan efisiensi (Firman Tuakia, 2008) :

1. Pemahaman yang mendalam (Insight)


Ketika melakukan desain pada sebuah sistem atau alat yang sulit
untuk prototipenya atau sulit untuk dilakukan pengujian, analisis
Computational Fluid Dynamics (CFD) dapat memungkinkan untuk masuk
secara virtual ke dalam alat/sistem yang akan dirancang sehingga dapat
memberikan wawasan terkait desain yang akan dirancang.
2. Prediksi Menyeluruh (Foresight)

Computational Fluid Dynamics (CFD) software yang dapat


memperkirakan apa yang akan terjadi pada alat atau sistem, dan
Computational Fluid Dynamics (CFD) dapat mengubah/mengubah
kondisi batas (variasi kondisi batas).

3. Efisiensi waktu dan biaya (Efficiency)

Pandangan ke depan yang diperoleh dari penggunaan


Computational Fluid Dynamics (CFD) akan sangat membantu untuk
mendesain lebih cepat, efektif dan hemat biaya. Analisis/simulasi
Computational Fluid Dynamics (CFD) akan memperpendek waktu riset
dan desain sehingga akan mempercepat produk untuk sampai pasaran.

2.5.4 Tahapan Simulasi Analisis Computational Fluid Dynamics (CFD)

Analisis CFD terdiri dari tiga langkah utama: Pre-processing, Processing,


dan Post Processing. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing langkah
tersebut.

1. Pre-processing
Pre-processing adalah langkah pertama dalam simulasi Computational
Fluid Dynamics (CFD) yang dapat membantu menentukan parameter
simulasi dengan cara yang akurat jika dilakukan dengan benar. Pada
langkah ini, perlu mengidentifikasi domain yang diinginkan dan
membaginya menjadi beberapa segmen kecil. termasuk diantaranya
menyiapkan geometri, menghubungkannya, mendefinisikan properti
material yang terlibat, dan mengatur batas lapisan dan batas kondisi.
a. Critical Elements of Pre-Processing

Analisis Computational Fluid Dynamics (CFD)


diimplementasikan sebaik mungkin yaitu Ketika seberapa
akurat perancang dapat mengatur (atau pra-proses) model
sebagai desain awal pada akhirnya akan mempengaruhi
model pada fase analisis selanjutnya. Oleh karena itu Sangat
penting bagi perancang untuk memastikan bahwa model
geometris bebas dari kesalahan atau cacat. Masalah umum
yang biasa terlibatkan:

 Kesenjangan dalam model


 Wajah yang hilang atau tumpang tindih
 Geometri tidak tertutup seperti wajah, tepi, dan
simpul bebas.

b. Problem Analysis
Analisis masalah adalah landasan simulasi. Perlu
untuk memahami masalah yang coba diselesaikan untuk
menentukan tujuan dan parameter dengan tepat. Dengan
analisis masalah yang akurat akan dapat menentukan model
desain alat atau sistem dengan atribut yang tepat untuk
menghindari data yang salah dalam hasil simulasi.

c. Geometry

Perlu harus membuat geometri dua atau tiga


dimensi yang bergantung pada analisis masalah yang akan
diselesaikan. Beberapa masalah dapat dipecahkan dalam
dua dimensi, yang dapat menghemat waktu dan biaya
melalui pengurangan kebutuhan komputasi. Alat seperti
Autodesk Inventor, Spaceclaim, CATIA, Solidworks atau
Design Modeller akan lebih sesuai untuk model tiga dimensi
sedangkan Design Modeler dan GAMBIT lebih cocok untuk
kebutuhan dua dimensi.

d. Meshing

Meshing membutuhkan banyak perhatian karena


dapat memiliki efek berjenjang pada analisis Computational
Fluid Dynamics (CFD) Jika dilakukan dengan tidak benar.
Langkah ini melibatkan penetapan domain fisik lingkungan
Anda ke dalam wilayah tertentu yang disebut sel, atau
volume kontrol.

Sel-sel ini diterjemahkan oleh persamaan aliran


fluida di dalam pengaturnya yang mengharuskan perancang
untuk membuat asumsi yang didasari teoritis tentang profil
alirannya (selalu yang terbaik adalah memulai dengan jaring
kasar dan kemudian menyempurnakannya dari waktu ke
waktu untuk area tertentu).

e. Setup Solver

menentukan kondisi masalah yang akan dipecahkan.


Misalnya, transien satu fase, seimbang atau multifase,
model turbulensi, jenis fluida dan batas kondisi.

2. Solving

Pada tahap ini, strategi simulasi yang paling cocok untuk masalah
dipilih. Bergantung pada skala masalah yang dipecahkan, sejumlah besar
daya komputasi dapat diperlukan karena perangkat lunak yang
menghasilkan solusi belum tentu cerdas, melainkan bekerja keras. Untuk
mendapatkan solusi, perangkat lunak akan menguji setiap variabel
tunggal dalam setiap skenario (dalam alasan) sampai mendapatkan
solusi. Oleh karena itu mengapa penting untuk memilih strategi simulasi
yang tepat.

3. Post-Processing

Setelah mendapatkan hasil pada tahap Processing, langkah


selanjutnya adalah menganalisis hasil tersebut. Gunakan metode yang
tersedia seperti plot vektor, plot kontur, kurva data, dan garis arus.
Dengan begitu, akan didapatkan laporan dan representasi grafis yang
akurat. Beberapa perangkat lunak yang digunakan pada tahap pasca-
pemrosesan antara lain EnsSight, ANSYS CFD-POST, ParaView, FieldView,
dan Tecplot 360.

(Anderson, 1995)

2.5.5 Persamaan Formula Pada Computational Fluid Dynamics (CFD)

Dalam mengoperasikan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk


menganalisa laju perpindahan fenomena pada udara yang mengalir keluar
dan masuk pada suatu ruang diperlukan 3 persamaan yang digunakan yaitu
Equiaton of Continuity, Equation of Motion, dan Equation of Energy.
Persamaan tersebut menggunakan volume control pembanding seperti di
gambarkan pada gambar 2.6.
Gambar 2.6 Fixed volume element ∆ x, ∆ y ∆ z, with six arrows
indicating the directions of the fluxes of x-momentum through the surfaces
by all mechanisms.
2.5.5.1 Persamaan Kontinuitas (Equation of continuity)

Persamaan ini dapat menggambarkan laju waktu perubahan


densitas fluida pada titik tetap dalam ruang. Persamaan ini
dikembangkan dengan menulis kesetimbangan massa di atas elemen
volume Ax Ay Az, tetap dalam ruang, melalui fluida yang mengalir.

{ Rate of increase of mass }=¿

Jika dikembangkan dalam kordinat cartesius dengan sumbu x


tegak lurus terhadap 2 area yang diarsir maka akan menjadi:

Dengan membagi seluruh persamaan dengan Ax Ay Az dan


kemudian menggunakan definisi turunan parsial, kita mendapatkan:

Persamaan ini dapat ditulis lebih ringkas dengan menggunakan


vector, yaitu sebagai berikut:

2.5.5.2 Persamaan Gerak (Equation of motion)

Persamaan gerak adalah ekspresi dari hukum kedua Newton


tentang gerak.
{ Mass x Acceleration=Force }
( Rate of increase of momentum )=¿ )

Untuk menerapkan hukum ini kita harus memusatkan


perhatian kita pada elemen tertentu dari fluida, katakanlah elemen
persegi panjang kecil yang pada waktu t memiliki titik sudut di P [= (x,
y, z)] dan panjang rusuknya x, y, z. Massa elemen ini adalah x y z, di
mana adalah densitas fluida (atau massa per satuan volume), yang
kita asumsikan konstan.

Kecepatan dalam fluida, u = u(x, y, z, t) adalah fungsi dari


posisi (x, y, z) dan waktu t, dan dari sini kita harus menurunkan rumus
untuk percepatan elemen fluida yang berubah posisinya terhadap
waktu. Pertimbangkan, misalnya, aliran tunak melalui penyempitan
dalam pipa. Unsur-unsur cairan harus berakselerasi ke dalam
penyempitan saat garis arus mendekat dan melambat di luar saat
mereka membuka keluar lagi. Jadi, secara umum, percepatan suatu
elemen (yaitu, laju perubahan u terhadap waktu untuk elemen itu)
mencakup laju perubahan pada posisi tetap u/∂t.

Di sini kita telah menggunakan definisi turunan parsial.


persamaan serupa dapat dikembangkan untuk komponen y- dan z
dari keseimbangan momentum.
Dengan menggunakan notasi vektor-tensor, ketiga persamaan
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

2.5.5.3 Persamaan Energy Mekanik (Equation Of The Mechanical Energy)

Energi mekanik tidak kekal dalam sistem aliran. Persamaan


perubahan energi mekanik, yang hanya melibatkan istilah mekanik,
dapat diturunkan dari persamaan gerak. Dengan mengambil hasil titik
vector dari kecepatan (v) pada persamaan gerak (equation of motion)
serta melalukan penataan ulang pada variable dengan menggunakan
persamaan kontinuitas (equation of continuity), pada akhirnya akan
mendapatkan persamaan perubahan energi kinetik.

the potential energy2 (per unit mass) Փ, defined by g=−∇ Փ.


Dengan pengenalan energi potensial, persamaan perubahan energi
kinetik mengasumsikan bentuk berikut:

Istilah ρ (∇−¿ v) dapat positif atau negatif tergantung pada


apakah fluida sedang mengalami ekspansi atau kompresi. Perubahan
suhu yang dihasilkan dapat besar untuk gas di kompresor, turbin, dan
tabung kejut. Variabel (-τ :∇ v) selalu positif untuk fluida Newtonian
dan dapat ditulis sebagai jumlah suku kuadrat yaitu sebagai berikut:
Besaran (-τ : ∇ v) menggambarkan degradasi energi mekanik
menjadi energi panas yang terjadi pada semua sistem aliran (kadang-
kadang disebut panas disipasi viskos).

(Bird, 1960)

2.5.6 Diskritisasi Computational Fluid Dynamics (CFD)

Secara matematis CFD mengganti persamaan-persamaan diferensial


parsial dari kontinuitas, momentum dan energi dengan persamaan-
persamaan aljabar linear. CFD merupakan pendekatan dari persoalan yang
asalnya kontinum (memiliki jumlah sel tak terhingga) menjadi model yang
diskrit (jumlah sel terhingga). Perhitungan/komputasi aljabar untuk
memecahkan persamaan-persamaan diferensial parsial ini ada beberapa
metode (metode diskritisasi), diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Finite Volume Method (FVM)
Metode ini adalah pendekatan yang umum digunakan
dalam CFD, persamaan yang mengatur diselesaikan melalui
volume kontrol diskrit. Metode volume terbatas menyusun
kembali persamaan diferensial parsial yang mengatur (biasanya
persamaan Navier-Stokes) dalam bentuk konservatif, dan
kemudian discretize persamaan baru.
2. Finite Element Method (FEM)
Metode ini digunakan dalam analisis struktural dari
padatan, tetapi juga berlaku untuk cairan. Namun, formulasi FEM
membutuhkan perawatan khusus untuk memastikan solusi
konservatif. Perumusan FEM telah diadaptasi untuk digunakan
dengan dinamika fluida yang mengatur persamaan. Meskipun
FEM harus hati-hati dirumuskan untuk menjadi konservatif, jauh
lebih stabil dibandingkan dengan pendekatan volume terbatas.
3. Finite Difference Method (FDM)
Memiliki sejarah penting dan sederhana untuk program.
Hal ini hanya digunakan dalam beberapa kode khusus. Modern
Kode beda hingga menggunakan sebuah batas tertanam untuk
menangani geometri yang kompleks, membuat kode-kode yang
sangat efisien dan akurat. Cara lain untuk menangani geometri
termasuk penggunaan tumpang tindih grid, dimana solusinya
adalah interpolated di jaringan masing-masing.
Metode diskritisasi yang dipilih umumnya menentukan
kestabilan dari program numerik/CFD yang dibuat atau program
software yang ada. Oleh karenanya, diperlukan kehati-hatian
dalam cara mendiskritkan model khususnya cara mengatasi
bagian yang kosong atau diskontinu.
(Nababan, 2018)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari
pengumpulan data di lapangan untuk mendapatkan geometri ruangan, material dan
spesifikasi peralatan yang digunakan, serta melihat langsung objek penelitian untuk
mengetahui keadaan sebenarnya, mengukur kecepatan aliran udara, untuk mengukur
suhu udara, kelembaban dan tingkat pencahayaan atau radiasi matahari pada objek
penelitian dengan alat ukur, yang akan berlangsung pada tahap selanjutnya yaitu
simulasi objek penelitian dengan program FLOVENT dan pelaksanaan survei tingkat
kenyamanan masyarakat di objek penelitian.

Tujuan dari simulasi ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat tampilan khususnya
seperti arah dan kecepatan serta pola atau distribusi aliran udara, distribusi suhu,
kelembaban dan kecepatan angin pada objek penelitian sebagai validasi data yang
terekam pada bidang. Batasan penelitian ini adalah: Simulasi dan pemodelan distribusi
udara dan temperatur di lantai dua objek penelitian.

3.2 Objek, Tempat, dan Waktu Pengambilan Data

Objek Penelitian ini yaitu Ruang Kuliah Student Common Room (SCR) Lantai 3
yang berlokasi di Gedung Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional Bandung dan
pengambilan data-data yang diperlukan diambil pada senin 25 Juli 2022.

3.3 Peralatan Dan Alat Ukur

Pada penelitian ini peralatan dan alat ukur yang digunakan sebagai yaitu sebagai
berikut:

1. Portabel Humidity Meter, yang digunakan untuk mengukur


kelembaban udara serta mengukur temperatur udara.
2. Anemometer, yang digunakan untuk mengukur laju kecepatan aliran
udara.
3. Steel Measure Tape, yang digunakan untuk pengambilan data
ukuran geometri ruangan.
4. Kamera digital, yang digunakan sebagai dokumentasi pada ruangan
tersebut.
5. Personal Computer (PC) dengan program Sketchup 5, AutoCad 2020,
Inventor 11, AUTODESK dan FLOVENT, yang digunakan untuk
penggambaran modeling dan simulasi objek penelitian tersebut
3.4 Prosuder Penelitian

Studi Literatur Pengambilan Data Pemodelan Dengan CFD

Validasi CFD Dengan


Analisis Pemodelan CFD
Pengukuran Aktual

Analisa Perandingan
Eksperimen Dengan Selesai
Literatur
3.5 Pemodelan
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu Pembuatan geometri bangunan dan
pengukuran terhadap parameter-parameter yang diperlukan sebagai input dalam
Program FLOVENT. Parameter-parameter yang diukur antara lain temperatur udara,
kelembaban udara, kecepatan angin dan intensitas cahaya atau radiasi matahari (default
= 20° C) dengan alat ukur.

Melakukan Pengambilan
dan Pengukuran Data
(Sketcup 5 3D dan
AutoCad 2020
NO

NO
IMPORT
YES

Membuat Geometri YES


(Autocad&Solidwork) Pemodelan (Flovent)
IMPORT

Gambar 3.1 Pemodelan 3D Ruang SCR Teknik Kimia Itenas


2,8 m

11,8 m

Gambar 3.2 Dimensi Ruang SCR Teknik Kimia Itenas dan Penempatan Data Loger

3.6 Tahapan Pengukuran


3.1.1 Pengukuran Kecepatan Aliran Udara
Pengukuran kecepatan aliran udara ini akan digunakan sebagai input
dan data pembanding ke dalam program AUTODESK, serta juga akan
digunakan untuk validasi hasil simulasi dari program tersebut. Untuk
mengukur kecepatan aliran udara didalam ruang, alat ukur yang digunakan
adalah anemometer.

Proses pengambilan data adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat anemometer dititik yang sudah ditetapkan.
2. Menyalakan anemometer, pastikan kipas dari anemometer dalam
keadaan diam terlebih dahulu.
3. Memastikan bahwa bagian yang digunakan adalah bagian depan kipas
dari anemometer.
4. Hadapkan bagian depan dari anemometer tersebut ke titik yang ingin
diukur kecepatan aliran udaranya. Arah aliran yang ingin diambil harus
tegak lurus dengan bagian depan dari anemometer.
5. Pencatatan hasil pengukuran.
3.1.2 Pengukuran Temperatur Udara dan Pengukuran Kelembapan Udara

Pengukuran temperatur dan kelembaban udara dilakukukan


sama dengan pengukuran kecepatan aliran udara, bedanya hanya data
yang dicatat adalah temperatur dan kelembaban udara, dengan alat yang
digunakan yaitu hygrometer. Proses pengambilan data adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan Portabel Humidity Meter pada titik yang sudah
ditentukan.
2. Menyalakan Portabel Humidity Meter pada setiap lokasi titik-titik
pengukuran, lalu mencatat hasil yang tertera pada alat tersebut.
3. Pengambilan data ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dan
dalam selang waktu rata-rata 30 – 1 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Rizky Nanda Puspitasari, 2014, Analisis Kenyamanan Thermal Dan Konsumsi Energi Pada
Rumah Tipe Fasad Bata dan Kayu, Insitut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Rahmat Agung Sanjaya, 2008, Simulasi Modelling Aliran Udara menggunakan CFD,
Universitas Indonesia, Jakarta

McCabe, W., Smith, J.C., and Harriot, P., 2005, “Unit Operation of Chemical Engineering”,
McGraw Hill Book, Co., United States of America.

Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York: McGraw-Hill.

Linfield, K. W., and Mudry, R. G., 2008, Pros and cons of CFD and physical flow modeling.

Tu, J., Yeoh, G., and Liu, C., 2012, Computational Fluid Dynamics – A practical Approach,
2nd Edition, Elsevier, UK.

Ambarita, Himsar. 2011. Materi Kuliah Metode Perhitungan Dinamika Fluida. Medan :
Departemen Teknik Mesin FT USU.

Tuakia, Firman. 2008. “Dasar-dasar CFD menggunakan FLUENT”. Bandung : Informatika

Anderson, J.D., 1995. Computational Fluid Dynamics: the Basics with Applications.
McGraw-Hill, Singapore.

Bin Xia, Da-Wen Sun, 2002. Applications of computational fluid dynamics (CFD) in the food
industry. Department of Agricultural and Food Engineering, University College
Dublin

Senan,Thabet., Thabit Hassan., 2018, Computational Fluid Dynamics: Science of the


Future, International Journal of Research and Engineering, Vol. 5 No. 6
Nababan,. A., 2018, Analisis Computional Fluid Dynamics (cfd) Pada Mesin Pengering
Pakaian Yang Memanfaatkan Energi Panas Buangan Kondensor AC (air
conditioner) Split 1 PK Dengan Menggunakan Software Solidworks 2015,
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara; Medan

Anda mungkin juga menyukai