Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KERJA PRAKTEK

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING


VERTIKAL PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

Disusun sebagai Syarat untuk Menyusun Tugas Kerja Praktek


pada Program Studi Strata 1 Teknik Sipil

Oleh :
HABIB ROMANDOKO
NIM: 15-22201-064

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2018

1
2

LEMBAR PENGESAHAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA


PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

Di

PROSYS BANGUN PERSADA

Disusun Oleh :
HABIB ROMANDOKO
NIM: 15-22201-064

Mengetahui dan Mengesahkan,

Jakarta, September 2018

Deputy Project Manager Pembimbing Lapangan

PROSYS BANGUN PERSADA

Bambang Sutrisno Rojali


3

LEMBAR PENGESAHAN

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK DAN PELAT PADA


PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

Di

PROSYS BANGUN PERSADA

Disusun sebagai Syarat untuk Menyusun Skripsi


pada Program Studi Strata 1 Teknik Sipil

Nama : Habib Romandoko


NIM : 15-22201-064
Prodi : Teknik Sipil

Telah dilaksanakan dan disetujui,

Tangerang, September 2018

Ketua Program Studi Teknik Sipil Dosen Pembimbing

Fakultas Teknik UMT

Almufid, ST., MT, Siti Abadiyah, ST., MT.


NIDN : 0426027804 NIDN : 0401038801
4

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN HASIL

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, Laporan Kerja Praktek ini adalah asli dan belum pernah
diajukan di Program Studi di Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penilaian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebut nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan ketentuan Program Studi
Teknik Sipil di Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang.

Tangerang, September 2018


Yang membuat pernyataan,

HABIB ROMANDOKO
NIM: 15-22201-064
5

ABSTRAK

Perkembangan teknologi pada dunia konstruksi di Indonesia ditandai dengan


semakin banyaknya inovasi yang digunakan dalam proses konstruksi. Salah satu
contoh aplikasi teknologi pada proses konstruksi adalah teknologi cetakan beton
(bekisting). Pada awalnya, proses pengecoran beton dilakukan secara konvensional.
Saat ini banyak digunakan bekisting prafabrikasi yang diproduksi langsung oleh
produsen dengan berbagai merk. Tujuan dari pembuatan laporan magang ini adalah
agar mahasiswa dapat mengetahui metode pelaksanaan pemasangan dan
pembongkaran bekisting, dan sistem yang digunakan untuk bekisting kolom tidak
hanya sistem konvensional, tetapi juga menggunakan sistem bekisting prafabrikasi
(Rizky), perbedaan kedua sistem baik dari segi material dan alat tetapi juga metode
pelaksanaannya. Pembahasan dalam laporan magang ini adalah metode
pelaksanaan bekisting kolom, balok dan pelat lantai. Untuk kolom menggunakan
dua sistem bekisting yaitu sistem konvensional dan sistem Rizky. Bekisting sistem
Rizky diproduksi langsung oleh produsen. Untuk pemasangannya sistem Rizky
menggunakan bantuan alat berat tower crane. Kesimpulan dari laporan magang ini
adalah bekisting sistem Rizky lebih praktis dan cepat dibandingkan dengan
bekisting sistem konvensional, karena dalam pemasangan dan pembongkarannya
menggunakan waktu lebih singkat dan menghasilkan kolom lebih banyak daripada
konvensional.

Kata Kunci :Bekisting vertikal, bekisting prafabrikasi, bekisting jenis knock-down


(Kolom).
6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
Laporan Kerja Praktek ini dapat tersusun hingga selesai.
Laporan ini merupakan hasil rangkuman kegiatan Kerja Praktek di PT
Prosys Bangun Persada untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Dalam melakukan Kerja Praktek dan menulis Laporan ini, penulis telah
melibatkan berbagai pihak, untuk itu tidak lupa ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Achmad Badawi, S.Pd,. SE,. MM. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Tangerang
2. Bapak Ir. Saiful Haq,. Msi. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
3. Bapak Almufid, ST.,MT. selaku Ketua Prodi Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Tangerang.
4. Ibu Siti Abadiyah, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak Edi Suwandoko dan Ibu Tuti Juana selaku Orang Tua penulis, terima
kasih atas doa dan dukungannya.
6. Teman-teman satu angkatan di Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Tangerang angkatan 2015.
7. PT. Prosys Bangun Persada Selaku Manager Kontraktor yang telah
mengizinkan penulis melakukan kerja praktek.
8. Rekan-Rekan Seperjuangan Kerja Praktek dari Universitas Mpu Tantular &
Mercu Buana.
9. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
7

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sebagai masukan bagi penulis guna menyempurnakan
laporan di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga hasil laporan kerja praktek ini dapat memberi masukan
bagi perusahaan dan memperluas pengetahuan kita semua tentang keindahan
sebuah kerja praktek.

Tangerang, September 2018

Penulis
8

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................... i


Lembar Pengesahan Tempat Kerja Praktek......................................... ii
Lembar Pengesahan Program Studi.................................................... iii
Surat Pernyataan Keaslian Hasil .......................................................... iv
Abstrak................................................................................................. v
Kata Pengantar ..................................................................................... vi
Daftar Isi............................................................................................... viii
Daftar Gambar ...................................................................................... ix
Daftar Tabel .......................................................................................... xii
Daftar Lampiran .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................ 2
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Bangunan ............................................................. 4
2.2 Elemen Struktur Atas ........................................................ 5
2.3 Jenis-jenis Bekisting dan Persyaratan Bekisting ................ 8
BAB III : GAMBARAN PERUSAHAAN DAN PROYEK
3.1 Profil Perusahaan ................................................................ 12
3.2 Visi dan Misi ...................................................................... 14
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan .......................................... 16
9

3.4 Penjelasan Struktur Organisasi Perusahaan........................ 17


3.5 Budaya Perusahaan ............................................................. 23
3.6 Proyek yang Pernah Dikerjakan ......................................... 26
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Pekerjaan Bekisting Vertikal (Kolom) .................. 27
4.2 Jenis Bekisting .................................................................... 36
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................... 37
5.2 Saran .................................................................................. 37
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
10

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1.1 Bekisting Konvensional ................................................. 8


2. Gambar 2.2.3 Bekisting Sistem/modern ............................................... 9
3. Gambar 3.1 Logo PT. Prosys Bangun Persada ..................................... 12
4. Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Prosys Unit Apartemen daan Mogot
City ........................................................................................................ 16
5. Gambar 3.4 Lokasi Apartemen Daan Mogot City .............................. 26
6. Gambar 4.1 Sepatu Kolom .................................................................. 29
7. Gambar 4.2 Theodolite........................................................................ 29
8. Gambar 4.3 Waterpass ........................................................................ 26
9. Gambar 44 Elevasi ............................................................................. 26
10. Gambar 4.5 Tepat Oli .......................................................................... 30
11. Gambar 4.6 Beton Decking ................................................................. 30
12. Gambar 4.7 Beton decking yang telah terpasang ................................ 31
13. Gambar 4.8 Pemasangan Beksiting..................................................... 32
14.
15. Gambar 4.9 Pipa Penyangga/Push Pull Props ..................................... 32

DAFTAR TABEL

1. TabeTabel 3.3 Proyek Yang sudah di kerjakan PT. Prosys Bangun


Persada ................................................................................................ 16
11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Kerja Praktek


2. Lampiran 2 Denah Kolom
3. Lampiran 3 Denah Shearwall
4. Lampiran 3 Denah Corewall
5. Lampiran 8 Master Plan
6. Lampiran 9 Kurva S
12

LAMPIRAN
1. DOKUMENTASI KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Meeting Bersama owner dan kontraktor

Pengecekan oleh QC dan Tim KP


13

Tim Surveyor

Pengecoran Pelat dan Balok

Storing MK dan kontraktor


14

Test Kuat Tekan Beton

Proses Loading Butching/Penimbangan


beton ke mobil Mixer(Holcim)

Uji Slump
15

Safety K3 Siap Patroli

Fabrikasi Tower 1

Tower 1
16

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2016. Jenis Bekisting Pekerjaan Beton. Diakses 31 Agustus 2018.


http://strong-indonesia.com/artikel/jenis-bekisting-pekerjaan-beton/
2. 2017, Daan Mogot City Apartemen
http://www.daanmogot-city.id/
3. http://taufikhurohman.blogspot.com
4. www.multitechscaffolding.com
17

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bekisting merupakan sarana yang digunakan untuk mencetak beton.
Material bekisting bisa berupa kayu lapis/multiplek, balok kayu, alumunium
dan baja. Meskipun bekisting memiliki banyak komponen pendukung, namun
pada kondisi di lapangan sering kali ditemukan adanya kegagalan bekisting
akibat kurangnya perhatian pada saat perencanaan dan pelaksanaan. Runtuhnya
konstruksi bekisting dapat disebabkan oleh kurangnya stabilitas, beban lebih
terhadap konstruksi bekisting, kurangnya keahlian, material sudah usang,
tumbukan, hentakan dan getaran saat berlangsungnya pengecoran beton.
Runtuhnya bekisting dapat membuat pekerjaan konstruksi tertunda, kerugian
materi bahkan hilangnya nyawa. Untuk menghindari terjadinya kegagalan
bekisting akibat beban – beban yang bekerja dan faktor lainya, maka sebuah
konstruksi bekisting harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan stabilitas.
Bekisting dikatakan kuat apabila saat menerima beban – beban yang bekerja
material bekisting tidak patah.
Kekuatan bekisting menjadi komponen utama dalam menghasilkan
kualitas dimensi struktur yang sesuai dengan rencana. Bekisting dikatakan
kaku, apabila saat menerima beban – beban yang bekerja material bekisting
tidak berubah bentuk. Bekisting juga harus stabil, agar saat menerima beban
bekisting tidak runtuh. Syarat ini harus dipenuhi mengingat bekisting adalah
pekerjaan yang dilakukan berulang – ulang pada bangunan bertingkat serta
memerlukan biaya yang besar untuk membuatnya. Pemilihan sistem bekisting
juga merupakan suatu keputusan yang penting pada proyek bangunan
bertingkat karena dapat mempengaruhi keselamatan dan kualitas konstruksi.
Saat ini bekisting semi sistem yang merupakan perkembangan dari bekisting
konvensional mulai banyak dipilih oleh kontraktor guna mendapatkan
konstruksi yang berkualitas dan aman.
18

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan bekisting vertikal pada
apartemen DAMOCI (Daan Mogot City)?
2. Jenis bekisting vertikal apa yang digunakan pada DAMOCI (Daan
Mogot City)?

1.3 Batasan Masalah


Analisis konstruksi bekisting pada Apartemen DAMOCI perlu dilakukan
untuk mengetahui bekisting dalam kondisi aman atau tidak. Adapun Batasan
masalah yang digunakan bekisting yang di amati adalah bekisting vertikal
(kolom)

1.4 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui pekerjaan bekisting vertikal pada apartemen DAMOCI
(Daan Mogot City)?
2. Untuk Mengetahui Jenis bekisting vertikal apa yang digunakan pada
DAMOCI (Daan Mogot City)?

1.5. Sistematika Penulisan Laporan


Pembahasan laporan Kerja Praktek disajikan dalam 5 Bab. Untuk
lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
membahas tentang latar belakang Kerja Praktek, tujuan Kerja Praktek,
ruang lingkup pembahasan Kerja Praktek, metodologi penulisan dan
sistematika pembahasan
19

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK


membahas tentang Latar Belakang Proyek, Data Proyek, Struktur
Organisasi Proyek (meliputi prosedur & hubungan kerja) dan Tinjauan
Perencanaan Proyek.

BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK


Membahas mengenai perencanaan pekerjaan pelat lantai, rencana kerja,
pengadaan bahan dan peralatan yang digunakan, pengadaan tenaga kerja,
pengendalian mutu, konsep perencanaan, perencanaan sistem konstruksi,
dan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING


VERTIKAL
Membahas mengenai latar belakang perencanaan pemasangan begisting
vertikal, konsep perancangan, perancangan sistem konstruksi,
perancangan konstruksi, dan perancangan waktu pelaksanaan pekerjaan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


sebagai akhir dari laporan Kerja Praktek penulis membahas tentang
kesimpulan secara menyeluruh dari hasil analisa dan pengamatan yang
dilakukan selama kerja praktek dan saran kepada mahasiswa Teknik Sipil
yang akan melakukan kerja praktek setelah ini
20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Struktur Bangunan


Struktur bangunan merupakan suatu susunan yang terdiri dari komponen
komponen yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya agar
mendapatkan konstruksi yang stabil. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi
untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap
bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya
masing-masing.
Kegunaan lain dari struktur bangunan gedung yaitu meneruskan beban
bangunan dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu
menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa
bagian bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya
gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke
tanah dengan aman.
Ditinjau dari sisi susunannya, struktur bangunan gedung dibagi menjadi 2
(dua) bagian yaitu sebagai berikut:

2.1.1. Struktur Atas (Upper Structure)


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada di atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri dari kolom, pelat,
dan balok. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di
dalam sebuah struktur.

2.1.2. Struktur Bawah (Lower Structure)


Struktur bawah suatu gedung adalah pondasi, yang berhubungan langsung
dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak dibawah permukaan tanah,
atau bagian bangunan yang terletak dibaah permukaan tanah yang mempunyai
fungsi memikul beban bagian bangunan yang ada diatasnya. Pondasi harus
diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya
sendiri, beban-beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti
21

tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi
penurunan level melebihi batas yang diijinkan.

2.2. Elemen Struktur Atas


Perencanaan awal elemen struktur direncanakan dengan asumsi berdasarkan
kriteria minimum pada SK SNI T-15-1991-03, yang merupakan suatu
perencanaan pendahuluan untuk menaksir atau memperkirakan dimensi dari
struktur (balok, kolom dan pelat) sehingga didapat suatu dimensi yang optimal,
tidak terlalu kuat juga tidak terlalu lemah (over design and under design).

2.2.1 Balok
Balok merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai
atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal. Balok mempunyai
karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan elemen
bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan momen lentur.
Beban yang bekerja pada balok biasanya berupa beban lentur, beban geser
maupun torsi (momen puntir), sehingga perlu baja tulangan untuk menahan
beban-beban tersebut. Tulangan ini berupa tulangan memanjang atau tulangan
longitudinal (yang menahan beben lentur) serta tulangan geser/begel (yang
menahan beban geser/torsi). (Ali Asroni, 2010)
Pendirian konstruksi balok pada bangunan umumnya mengadopsi
konstruksi balok beton bertulang.

2.2.2 Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial desak vertikal denganbagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga dimensi lateral terkecil. Kolom berfungsi sebagai pendukung
beban-beban dari balok dan pelat, untuk diteruskan ke tanah dasar melalui
22

fondasi. Beban dari balok dan pelat ini berupa beban aksial tekan serta momen
lentur (akibat kontinuitas konstruksi). Oleh karena itu dapat didefinisikan, kolom
ialah suatu struktur yang mendukung beban aksial dengan atau tanpa momen
lentur. (Ali Asroni, 2010)
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Bila diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan
sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan
berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang-barang),
serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan
tidak mudah roboh. SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah
komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial
tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi
adalah material yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan
tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.

2.2.3 Bekisting
Bekisting adalah merupakan suatu konstruksi pendukung pada pekerjaan
konstruksi beton dan biasanya terbuat dari bahan kayu,allumunium dan sebagainya.
Berbagai material dapat digunakan namun pemilihan jenisnya harus
mempertimbangkan dari segi teknis dan nilai ekonomisnya
Berdasarkan cara pengerjaannya bekisting dapat dibentuk secara
konvensional yang langsung dikerjakan dilapangan maupun dengan sistem
pabrikasi atau merupakan pengembangan dari sebuah sistem bekisting yang mudah
dipasang, kuat, awet dan mudah dibongkar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstruksi bekisting adalah
sebuah konstruksi non permanent yang mampu memikul beban sendiri berat beton
basah, beban hidup dan sebagai sarana pendukung dalam mencetak konstruksi
beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa serta bentuk permukaan yang diinginkan,
dengan demikian bekisting berperan dalam proses produksi konstruksi beton.
23

Menurut Stephens (1985), formwork atau bekisting adalah cetakan sementara yang
digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara,
bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang telah mencapai
kekuatan yang cukup.
Menurut Blake (1975), ada beberapa aspek yang harus diperhatikan pada
pemakaian bekisting dalam suatu pekerjaan konstruksi beton Aspek tersebut
adalah:
Aspek pertama adalah kualitas bekisting yang akan digunakan harus tepat dan layak
serta sesuai dengan bentuk pekerjaan struktur yang akan dikerjakan.
Permukaan bekisting yang akan digunakan harus rata sehingga hasil
permukaan beton baik Aspek kedua adalah keamanan bagi pekerja konstruksi
tersebut, maka bekisting harus cukup kuat menahan beton agar beton tidak runtuh
dan mendaangkan bahaya bagi pekerja sekitarnya Aspek yang ketiga adalah biaya
pemakaian bekisting yang harus direncanakan seekonomis mungkin.
4.1 Persiapan

Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat


sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian
samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting adalah
cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan
dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985).
Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk
pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang
direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar
setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi bekisting yang berfungsi
sebagai pembentuk beton yang diinginkan atau bagian yang kontak langsung
dengan beton. Perancah memiliki arti sebagai bagian dari konstruksi bekisting yang
berfungsi menahan beban–beban yang ada di atasnya yang bekerja pada saat
pengecoran, baik beban vertikal maupun beban horizontal.
Fabrikasi Bekisting
24

Untuk bekisting tipe knock-down yang digunakan untuk pembangunan


apartemen Daan Mogot City merupakan bekisting yang dirakit di pabrik sehingga
bekisting sudah dalam bentuk siap pasang saat di proyek.

4.1.1 Pelaksanaan

4.2.1 Pemasangan Sepatu Kolom


Jika kita akan mengerjakan pekerjaan pengecoran kolom, kita sering
mendengar istilah sepatu kolom.
Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah tulangan
kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor. Sepatu kolom
biasanya terbuat dari profil baja siku L 30.30.3, yang dilas ke sengkang
kolom. Ada juga sepatu kolom yang dibuat dari blok beton dengan tinggi
kurang lebih 5 cm.
Sepatu kolom dibuat sesuai dengan markingan ukuran kolom. Jadi
pemasangan sepatu kolom setelah ukuran kolom dimarking terlebih dahulu.
Adapun fungsi sepatu kolom ini adalah sebagai pengaku posisi tulangan
kolom agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga
berfungsi sebagai penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak
berubah dan ukuran kolom menjadi benar
Proses pelaksanaan :
 Penentuan as kolom dengan theodolite dan waterpass berdasarkan shop
drawing dengan menggunakan acuan yang telah di tentukan bersama
yaitu lubang kecil berukuran 20 x 20 cm2 yang berada di tengah pelat dan
jarak 100 cm dari as kolom

 Buat as kolom dari lubang .

 Pemasangan as kolom ( tanda berupa garis warna hitam ).

 Setelah marking kolom selesai, maka dipasang sepatu kolom yang


berasal dari besi yang modifikasi dan dirakit dengan menggunakan las
listrik dan diukur sesuai dimensi.
25

Gambar 4.1
Sepatu kolom
26

Gambar 4.4
Elevasi

2.3.1 Fungsi Bekisting

Dengan mendasarkan pada pengertian sebelumnya bahwa bekisting merupakan


konstruksi bersifat sementara maka hakekat dari pada bekisting itu adalah
konstruksi sederhana tapi harus kuat, dan mampu menahan beban yang bekerja
selama proses pekerjaan bekisting, pengecoran serta pasca pengeoran.

Pada dasarnya konstruksi bekisting memiliki tiga hal fungsi:


1. Menentukan bentuk dari konstruksi beton yang dibuat.
2. Memikul dengan aman beban yang ditimbulkan oleh spesi beton serta beban luar
lainya yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton. Namun perubahan ini
tidak melampui batas toleransi yang ditetapkan.
3. Bekisting harus dapat dengan mudah dipasang, dilepas dan dipindahkan.
Mempermudah proses produksi beton masal dalam ukuran yang sama.
Berdasarkan fungsi, konstruksi bekisting dapat dibagi dalam 3 bagian konstruksi,
1. Bekisting kontak
2. Konstruksi penopang
3. Bracing / skur (penjaga kestabilan).
27

Dalam proses desain cetakan perlu memperhatikan beberapa hal ;


1. Kualitas material cetakan yang digunakan harus mampu menghasilkan
permukaan beton yang baik dan ketepatan ukuran bekisting yang sesuai.
2. Keamanan dari cetakan harus diperhitungkan dari perubahan pembebanan
yang akan terjadi, tanpa menimpulkan bahaya bagi material maupun
pekerja konstruksi itu sendiri.
3. Memperhatikan faktor ekonomis agar dapat mereduksi biaya operasional
bekisting.
2.3 Jenis-Jenis Bekisting Dan Persyaratan Bekisting
Bekisting Konvensional (Bekisting Tradisional) Bekisting konvesional adalah
bekisting yang menggunakan kayu ini dalam proses pengerjaannya dipasang dan
dibongkar pada bagian struktur yang akan dikerjakan. Pembongkaran bekisting
dilakukan dengan melepas bagian-bagian bekisting satu persatu setelah beton
mencapai kekuatan yang cukup. Jadi bekisting tradisional ini pada umumnya hanya
dipakai untuk satu kali pekerjaan, namun jika material kayu masih memungkinan
untuk dipakai maka dapat digunakan kembali untuk bekisting pada elemen struktur
yang lain. Kekurangan bekisting konvensional adalah:
 Material kayu tidak awet untuk dipakai berulang-ulang kali;
 Waktu untuk pasang dan bongkar bekisting menjadi lebih lama;
 Banyak menghasilkan sampah kayu dan paku, sehingga lokasi menjadi
kotor;
 Bentuknya tidak presisi.

Berikut contoh penggunaan bekisting konvensional :

Gambar. 1. Bekisting konvensional


Sumber google
28

2.3.1 Bekisting sistem


Bekisting sistem modern adalah elemen-elemen bekisting yang dibuat di
pabrik, sebagian besar dari komponennya terbuat dari baja. Bekisting sistem ini
dimaksudkan untuk penggunaan ulang yang besar untuk sejumlah pekerjaan
(Wigbout, 1992). Sistem ini merupakan perkembangan dari sistem tradisional dan
setengah sistem, dimana tujuannya agar dapat digunakan untuk berbagai
komponen dan bentuk serta perbedaan ukuran geometris bangunan. Pada
bekisting sistem modern ini telah dilengkapi dengan gambar kerja yang dapat
dengan mudah dipasangkan oleh berbagai tingkat keterampilan pekerja.
Selain itu, sistem modern dibuat untuk penggunaan ulang yang cukup besar,
sehingga bahan yang digunakan harus memiliki kualitas yang cukup tinggi. Untuk
meningkatkan kecepatan kerja, sistem ini telah dilengkapi dengan berbagi alat
bantu yang disesuaikan dengan tujuan penggunaan. Bekisting sistem ini
memerlukan biaya investasi yang tinggi, akan tetapi hanya memerlukan jumlah
tenaga kerja yang sedikit.

Gambar 2 Bekisting sistem/modern


Sumber google

2.3.2 Persyaratan Konstruksi Bekisting

Bekisting merupakan unsur yang sangat penting dalam mekanisme pengecoran


beton, persyaratan terpenting adalah bahwa dimensi beton harus akurat dan tepat.
Dibawah ini disebutkan beberapa persyaratan konstruksi bekisting,

1. Konstruksi harus kuat


2. Presisi
29

3. Bentuk bekisting harus sesuai dengan bentuk konstruksi beton yang akan
dicor dan memiliki unsur ketepatan yaitu: ukuran, ketegakan, kelurusan,
kesikuan dan kerataan sehingga mendapatkan dimensi yang akurat.
4. Tidak bocor
5. Kedap air,
6. Mudah dibongkar ,
7. Awet,
8. Aman, struktur bekisting harus menjamin keaman bagi pekerja maupun
bagi beton itu sendiri.
9. Bersih, memungkinkan hasil finishing permukaan beton yang baik.
10. Ekonomis.
11. Daya lekat yang rendah,
Oleh sebab itu, sebuah bekisting harus diperhitungkan atas kekuatan,kekakuan serta
kestabilan bagian – bagian dari konstruksi bekisting. Perubahan-perubahan yang
terjadi yang menyebabkan perubahan bentuk pada beton tidak boleh melampui
toleransi yang ditentukan.

Persyaratan teknis diatas merupakan mutu dan kualitas bekisting yang harus
dikendalikan, sehingga perlu dikalukan pengontrolan agar kualitas bekisting dapat
dicapai.

2.3.3 Tujuan bekisting


Tujuan pemasangan bekisting kolom adalah untuk mengetahui macam-
macam dan kegunaan peralatan yang dipakai untuk pembuatan cetakan kolom
dengan baik dan untuk mengetahui cara peletakan rapit klam untuk cetakan kolom
persegi.
Dasar teori dalam pengecoran kolom pada setiap pembangunan diperlukan
ketelitian, baik mulai dari pembesian, pembuatan cetakan/ bekisting hingga
pengecoran betonnya sendiri.
Untuk itu sangatlah penting pembuatan cetakan yang baik, tegak, kuat, siku, dan
lurus antara kolom satu dengan yang lainnya, guna untuk menghasilkan kolom yang
baik/yang diinginkan.
30

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Profil Proyek


3.1.1 Logo PT. Prosys Bangun Persada

Gambar 3.1 Logo PT. Prosys Bangun Persada

3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan


PT.PROSYS BANGUN PERSADA (PROSYS) adalah
Konsultan Manajemen Proyek dan Manajemen Proyek Strategis
terkemuka di bidang Minyak & Gas, Energi, Kimia, Industri (ECI)
& Infrastruktur, Jasa Keuangan, Telekomunikasi & Properti dan
berkembang sangat pesat di bidang Jasa Rekayasa, Pengadaan &
Konstruksi (EPC) di Industri Sektor Tanaman, Infrastruktur dan
Migas.
PROSYS telah mempertahankan nama reputasinya di
industri, berkat CEO-nya, Dr.Ir.Hari.G.Soeparto, MT yang
merupakan pendiri IAMPI (Masyarakat Profesional Manajemen
Proyek Indonesia) dan PMI (Project Management Institute)
Indonesia Chapter dengan lebih dari dua dekade tangan pada
pengalaman di industri.
PROSYS memiliki 20 tahun pengalaman dalam keberhasilan
penerapan Sistem Manajemen Proyek Perusahaan di berbagai
industri dan telah melayani di lebih dari 200 perusahaan dan lebih
dari 10.000 orang telah mengambil kursus kami dalam bidang
manajemen proyek yang terkait. PROSYS menyediakan solusi
31

layanan terpadu melalui Training, Consultancy and Technology.


Majalah PM Network (USA) telah menyatakan bahwa PROSYS
adalah perusahaan pertama dan satunya di Indonesia yang
sepenuhnya terlibat dalam bidang Manajemen Proyek. Sejak 1987,
PROSYS telah memfasilitasi lebih dari 10.000 profesional dari
berbagai perusahaan terkemuka. Organisasi Pelatihan Pertama di
Indonesia yang memiliki Penyedia Pendidikan Terdaftar (R.E.P)
dari Project Management Institute (PMI), AS.
PROSYS didukung penuh oleh lebih dari 80 fasilitator
profesional dan konsultan dari berbagai industri dengan
pengalaman dan sertifikasi internasional dan nasional. Modul
Pelatihan / Lokakarya didasarkan pada PMBOK® (Badan
Manajemen Proyek Pengetahuan), praktik terbaik yang terbukti
dalam Manajemen Proyek.

3.1.3 Service PT. PROSYS BANGUN PERSADA


1. Energi, Kimia, Industri (ECI) & Infrastruktu
2. Teknik, Pengadaan & Konstruksi (EPC) Layanan / Manajemen
3. Engineering, Procurement, Construction & Commissioning
(EPCC) untuk Sistem Penanganan Material (Sistem
Penyampaian)
4. Minyak gas
5. Layanan Rekayasa, Pengadaan & Manajemen Konstruksi
(EPCM)
6. Bangunan & Properti
7. Manajemen Proyek Strategis
8. Sistem Informasi Manajemen Proyek (PMIS)
9. Pelatihan Manajemen Proyek

PT. PROSYS BANGUN PERSADA juga dapat menyediakan


Sistem Informasi Manajemen Proyek Portofolio Internasional, yang
akan menguntungkan Anda dalam:
1. Mendapatkan visibilitas dan kontrol dalam memantau
proyek-proyek yang ada untuk kesadaran yang cepat, obyektif
serta mengevaluasi investasi pesaing perusahaan Anda untuk
menentukan strategi bisnis perusahaan Anda,
32

2. Menyesuaikan investasi Anda dengan strategi bisnis Anda dengan


memilih dan memprioritaskan proyek berdasarkan sasaran
strategis perusahaan Anda.
3. Menyediakan integrasi yang erat dengan aplikasi lain untuk
konsolidasi yang lebih mudah dan komunikasi yang efektif.

3.1.4 Visi, Misi, Nilai dan Budaya PT. Prosys Bangun Persada
a. VISI
Untuk menjadi perusahaan regional terkemuka di bidang Teknik
dan Manajemen Proyek, serta tempat kerja yang diinginkan dan
entitas investasi yang berharga.
b. MISI
Untuk menjadi ahli terpilih dalam membantu pelanggan untuk
mengubah ide menjadi kenyataan (hasil), dengan cara / cara
yang paling efektif & efisien.
c. NILAI
Kami akan mendukung misi ini dengan beroperasi dengan nilai-
nilai perusahaan ini:
• Antusiasme
• Inovasi
• Loyalitas
• Komunikasi terbuka
• Kualitas
• Menghormati
• Tanggung jawab
• Keamanan
• Kesejahteraan staf
• percaya
d. Budaya
GAIRAH untuk Menang
RESPECT untuk Individu dan Tim Kerja
OBSESI untuk Sukses
TEGAS untuk Keunggulan
YEARN untuk Kualitas
33

TULUS dalam segala yang Kami Lakukan

3.1.5 Data Umum Proyek


Nama Proyek : Apartement Daan Mogot City
Pemberi Tugas : PT China Harbour Jakarta Real
Development
Kontraktor Struktur : PT. CSCEC MBB JO
Konsultan Manajemen: PT. Prosys Bangun Persada
Konsultan Struktur : PT. Kinematika
Konsultan Arsitek : PT. Megatika International
Konsultan Biaya : PT. Acardisk
Konsultan MEP : PT. Rayosa Cipta Mandiri
Alamat Proyek : JL. Semanan KM 16 Kalideres
Jakarta Barat
Luas Tanah : 33749,71 m2
Luas Bangunan : 218,612. 60 m2
Nilai Kontrak : Rp. 382.577.186.484,-
Sistem Kontrak : Lump Sum
Waktu Pelaksanaan : 15 Agustus 2017 – 11 juni 2019
Deskripsi Proyek : Terdiri dari 4 tower masing-masing
30 lantai, dan 32 lantai dan 1
podium
4 lantai ditengah tower + Basement
1
lantai dan area parkir.
Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Struktur
Fungsi Bangunan : Tempat tinggal, fasilitas umum dan
parkir
Tinggi Bangunan : Tower 1 : 96.516 m
Tower 3 : 96.516 m
34

Tower 5 : 102.616 m
Tower 7 : 96.516 m
3.2 Struktur Organisasi
PT.Prosys Bangun Persada merupakan konsultan pengawas yang
bertugas untuk mengawasi kinerja dan jalannya proyek Apartemen Daan
Mogot City. Berikut adalah struktur organisasinya:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Prosys Unit Apartemen daan Mogot City

3.2.1 Deskripsi Tugas dan Tanggungjawab


1. Construction Manager
35

Tugas dan tanggung jawab :


a. Bersama PC memastikan bahwa semua sumber yang
diperlukan sudah tersedia di proyek yang meliputi dokumen
dan SDM.
b. Bersama PC mengatur sumber yang ditugaskan menurut
lingkup proyek yang sudah didefinisikan.
c. Mengimplementasikan pelaksana proyek yang meliputi
kualitias / resiko/perubahan / manajemen.
d. Memonitor realisasi kemajuan proyek terhadap perencanaan
proyek.
e. Memonitor semua kinerja tim proyek agar terbentuk sinergi
tim dalam me-manage pelaksanaan di kantor MK dan lapangan
proyek.
f. Memonitor laporan pekerjaan setiap bulan yang diselesaikan
oleh PPC dan admin project.
g. Memonitor terhadap pekerjaan mingguan berdasarkan laporan
field coordinator.
h. Memonitor laporan pekerjaan engineer setiap bulan yang
dituangkan dalam laporan bulanan.
2. Engineer Structure
Tugas dan tanggung jawab :
a. Perencanaan
 Memberikan advice standart struktur kepada konsultan
perencana struktur.
b. Pelaksanaan
 Melakukan super impuse gambar arsitektur terhadap
gambar struktur dan MEP untuk acuan shop drawing.
 Berkoordinasi dengan field Co. MK agar pelaksanaan
pekerjaan di lapangan sesuai dengan gambar shop drawing
yang disetujui.
 Melakukan seleksi terhadap gambar for construction
struktur yang dapat dijadikan acuan gambar shop drawing.
 Melakukan uji test baik besi maupun beton yang berkaitan
dengan pekerjaan struktur dengan personil QC kontraktor.
 Melakukan pelaporan monitoring test kepada construction
manager secara kontinyu setiap minggu.
 Memberikan laporan setiap bulan untuk dituangkan dalam
laporan bulanan.
 Membantu construction manager dalam memastikan semua
gambar perencanaan dan shop drawing yang up to date.
36

 Membantu memonitor aktifitas pekerjaan struktur agar


sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi serta rencana
kerja dan syarat syarat
 Memeriksa metode pelaksanaan pekerjaan struktur.
 Memonitoring bersama dengan field Co dalam memberikan
arahan pengawasan terhadap pekerjaan struktur.
3. Engineering architect
Tugas dan tanggungjawab :
a. PERENCANAAN
 Memberikan advice standart arsitektur kepada konsultan
perencana arsitektur.
 Mewakili CM dalam rapat perencanaan yang diadakan oleh
Konsultan Perencana
b. PELAKSANAAN
 Melakukan superinfuse gambar arsitektur terhadap gambar
struktur dan MEP untuk acuan shop drawing.
 Berkoordinasi dengan Field Co. Mk agar pelaksaan
pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar shop drawing
yang disetujui.
 Melakukan seleksi terhadap gambar For Construction
Arsitektur yang dapat dijadikan acuan gambar shop
drawing.
 Memberikan laporan setiap bulan untuk dituangkan dalam
laporan bulanan.
 Membantu Construction Manager dlam memastikan semua
gambar perencanaan dan shop drawing yang uptodate
 Membantu memonitor aktivitas pekerjaan arsitektur agar
sesuai dengan gambar kerja, spesifikasi dan BQ.
 Memeriksa metode pelaksanaan pekerjaan arsitektur
 Memonitoring bersama dengan Field Co dalam
memberikan arahan pengawasan terhadap pekerjaan
arsitektur.
4. Engineer MEP
Tugas dan tanggungjawab:
a. PERENCANAAN
 Memberikan Advice sistem mekanikal, elektrikal, dan
plumbing kepada konsultan perencana MEP .
 Mewakili CM dalam rapat perencanaan yang diadakan oleh
konsultan perencana.
b. PELAKSANAAN
37

 Melakukan superinfuse gambar arsitektur terhadap gambar


struktur dan arsitekur untuk acuan shop drawing.
 Berkoordinasi dengan Field Co. Mk agar pelaksaan
pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar shop drawing
yang disetujui.
 Melakukan seleksi terhadap gambar for construction MEP
yang dapat dijadikan acuan gambar shop drawing.
 Memberikan laporan setiap bulan untuk dituangkan dalam
laporan bulanan.
 Membantu construction manager dalam memastikan semua
gambar perencanaan dan shop drawing yang up to date.
 Membantu monitor aktivitas pekerjaan MEP agar sesuai
dengan gambar kerja, spesifikasi dan BQ.
 Memeriksa metode pelaksanaan pekerjaan MEP.
 Memonitoring bersama dengan Field Co dalam
memberikan arahan pengawasan terhadap pekerjaan MEP.

5. PPC ( Project Plan Control )


Tugas dan Tanggungjawab :
a. PELAKSANAAN
 Meriview dan mengkoordinasikan time schedule para
kontraktor. Memonitor dan mengevaluasi hasil pelaksanaan
( dari aspek waktu ) para kontraktor.
 Memberikan masukan pada CM dan para engineer tentang
hasil evaluasi waktu pelaksanaan tiap paket pekerjaan.
Mencari penyebab dan solusi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan para kontraktor.
 Membuat risalah rapat koordinasi pelaksanaan , meminta
pengesahan risalah rapat, mendistribusikan risalah kepada
pihak terkait.
 Memonitor realisasi komitmen/janji yang tercantum dalam
risalah dan memberikan masukkan kepada CM untuk
ditindak lanjuti.
 Membantu memeriksa kelengkapan dan kebenaran
dokumen sebagai lampiran site intruction dan memberikan
masukkan kepada CM untuk di proses ke owner.
 Membuat daftar dokumen yang berlaku dan mengupdate
setiap minggu serta memberitahukannya kepada semua
pihak terkait.
38

 Membantu CM dalam memberikan masukkan pekerjaan


yang telah diselesaikan kontraktor untuk penilaian prestasi
bulanan.
 Mengumpulkan data statistik dan melaporkan ke
Construction Manager.
 Bersama dengan Field Co. melakukan control terhadap
schedule pelaksanaan dan melakukan koreksi terhadap
laporan harian kontraktor.
6. Field Coordinator
Tugas dan tanggungjawab:
a. PELAKSANAAN
 Mendistribusikan gambar shop drawing yang telah disetujui
kepada supervisor yang bertugas.
 Melakukan koordinasi harian dengan tim pelaksanaan
kontraktor.
 Melakukan proscek area baik ketersediaan alat, area
material, main power/tenaga kerja dan keersihan area lokasi
proyek bersama dengan tim supervisor MK dan tim
pelaksana dan K3 kontraktor.
 Bersama dengan PPC melakukan kontrol terhadap schedule
pelaksanaan dan melakukan koreksi terhdapa laporan harian
kontraktor.
 Membantu Construction Manager dan Engineer dalam
memonitor aktivitas pekerjaan agar sesuai dengan gamabr
kerja, spesifikasi dan BQ.
 Mengkontrol metode pelaksanaan dilapangan dan
melakukan pengarahan kepada tim supervisor MK
 Berkoordinasi dengan Construction Manager agar dalam
melakukan action, pengawasan, proscek dan pemberian
instruksi kepada kontraktor.
 Memberikan masukan dan analisa kepada Construction
Manager dalam penyelesaian kendala kegiatan proyek.
 Memberikan masukan dan data-data proyek kepada CM
termasuk monitoring pekerjaan setiap minggu.
7. Admin Project dan Document Control
Tugas dan Tanggungjawab:
 Membantu Construction Manager dan tim proyek lainnya dalam
menyiapkan surat menyurat baik internal maupun eksternal.
 Melaksanakan administrasi surat menyurat proyek.
39

 Menyiapkan keperluan rapat-rapat baik internal maupun dengan


owner dalam hal ruangan, waktu, dan fasilitas lainnya yang
diperlukan.
 Mendistribusikan MOM dari seiap rapat yang diadakan yang
diterima dari PPC.
 Membantu pengurusan perjalanan dinas tim proyek.
 Menerima document/surat masuk dari stakeholder proyek ke
MK ( harus selalu ada di site office pada jam kerja proyek ).
 Menerima tamu untuk seluruh tim MK.
 Menerima telephone masuk dan menyambungkan telephone
keluar.
 Melaksanakan filling surat-surat dan dokumen lainnya.
 Membuat permintaan maaf dan laporan pertanggungjawaan
biaya operasional proyek kekantor pusat MK.
 Mengawasi kebersihan site office MK.
8. Supervisor
Tugas dan Tanggungjawab:
 Mengawasi pelaksanaan konstruksi dilapangan.
 Melakukan komunikasi secara intensif dengan tim lapangan
kontraktor.
 Melakukan setiap kendala dan hambatan dilapangan kepada
Field Co. Agar bisa diselesaikan secara teknis.
 Membuatkan surat teguran/memo lapangan kepada pelaksana
apabila arahan dan masukan tidak dilaksanakan oleh pelaksana
kontraktor. Surat tersebut dijadikan acuan untuk Field Co.
Melaporkan kepada CM agar dikeluarkan surat memo/teguran
keras.
 Melakukan kontrol terhadap keselamatan area dan pekerja
kepada HSE officer dari kontraktor.
 Melakukan inspeksi terhadap kebersihan dan standar area
material dilokasi.

3.3 Bidang Produksi Perusahaan


PT.Prosys Bangun Persada sudah banyak dipercaya oleh proyek-
proyek sebelumnya. Berikut adalah bidang produksi perusahaan PT.
Prosys Bangun Persada

Tabel 3.3 Proyek Yang sudah dikerjakan PT. Prosys Bangun Persada
40

Project
No Nama Project Owner
Manager
Property Jasa Management The Eaves di PT. Mahkota
1
Konstruksi Apartemen Senopati Asiana Graha
Property Jasa Manajemen
PT. Nirmala
2 Konstruksi Mayapada Hospital -
Kencana Mas
PKV
Property Jasa Manajemen
3 Konstruksi Proyek Perluasan PT. Herlina Indah -
Fasilitas Produksi Pharma
Property Jasa Management PT. Gesit Sarana
4 -
Konstruksi Hotel JS Luwansa Perkasa

Property management Konstruksi PT. Cempaka


5 -
Mutiara Menteng Mansion Wenang Jaya
Property Jasa Management
6 Konstruksi Project New East PT. Indolakto -
(Indolakto)
Property Jasa Management PT. Sandi Mitra
7 Heru Waspada
Konstruksi Westmark Apartemen Selaras

Property Jasa Management


8 PT. Setia Meranti Bambang FN
Konstruksi All Seasons Thamrin
Property Jasa Management
Sondang
9 Konstruksi SMA & SMK Tarakanita
Rohmulia
TARAKANITA
Property Jasa Management PT. Marina Ancol Ambito
10
Konstruksi dan Renovasi Hotel Green Hotel Rahardjo
Property Jasa Management
PT. Globaland
11 Konstruksi dan Renovasi Hotel 3 Marlis
Development Tbk
TV
Property Jasa Manajemen
PT. Pardika Wishi
12 Konstruksi Proyek WoodlandPark Tata
Sarana
Resisence
Property Jasa Manajemen
PT. Grand
13 Konstruksi dan Renovasi East Antoni Marzuki
Indonesia
Mall
Property Manajemen Konstruksi
PT. Media
Pembangunan MNC NEWS Nirwan
14 Nusantara Citra
CentrePT. Media Nusantara Citra Indrayana
Tbk
Tbk
Property Construcion Apartement PT. Prasto
15 Beni Suhartono
Landmark Pluit Propertindo
41

Property Construcion
PT. Indo Marina
16 Pembangunan Pulomas Park Beni Suhartono
Square
Center
Property Jasa Management PT. Carrefour
17 -
Constructions Carrefour Indonesia
Property Jasa Management
PT. Imeco Inter
18 Konstruksi Pada Proyek Beltway -
Sarana
Office Park Tower 3
Property Jasa Management PT. Sunido Indah
19 -
Supervisi Hotel Ibis Hotel
Property Jasa Konsultan Supervisi
KSU Perumnas-
20 proyek Pembangunan Tower 6,7, Haryadi
Bakri Pangripta
dan 10
Property Jasa Management
PT. Parmount
21 Konstruksi pembangunan Wiyono
Propertindo
Apartement paramour Skyline
Property Jasa Management
PT. Wangsa Darma Widodo
22 Konstruksi Pembangunan
Property Bambang
Saladdin Mansion
Property Jasa Management PT. Bangun Benny
23
Konstruksi Gianetti Apartement Investasi Graha Arwantoro
Property Jasa Management
PT. Andika Multi
24 Konstruksi The Convergence -
Karya
Indonesia
Property Jasa Management
25 PT. Indika Energy Ronny
Konstruksi
Property Konsultan Supervisi
PT. Bright Honey
26 Honey Lady Jasa Management Jal Arif
Lady
Konstruksi
Property Apartemen Trivium
27 PT. Waska sentana Ahmad Ulimuda
Terrace Tower 1&2
Property Jasa Management
28 Konstruksi Telkomsel Landmark PT. Telkomsel Suseno Basuki
Tower
Property Jasa Management Merdeka Ronov Eduardu
29
Konstruksi Intermark Mixed Use Indonesia Bambang
Property Jasa Management PT. Triparta
30 Konstruksi Gedung Perkantoran Engineers and Ronny
Indika Energy Construction
Property Konsultan Supervisi The PT. Tri Pura Indah Temmy
31
Fraser Residence Persada Tamsyah
42

Property Jasa Management Sondang


PT. Adhi Persada
32 Konstruksi Apartemen Grand Rohmulia
Properti
Taman Melati Margonda Depok Sinaga
Property Jasa Management
Konstruksi Apartement Grand PT. Adhi Persada
33 Budi Harjanto
Taman Melati Jatinangor- Properti
Bandung
Property Jasa Management
PT. Beverindo
34 Konstruksi Green Field New Ariyo Suthipto
Indah Abadi
Brewery Ungaran-Semarang
Property Jasa Management
PT. Synergi Pecatu
35 Konstruksi Hotel dan Villa Amari Hariyadi
Indah
Pecatu Bali
Property Jasa Management PT. Bumi Parama Sondang
36
Konstruksi Apartement Marigold Wisesa Rohmulia

Property Jasa Management Nirwan


37 PT. Brahmayasa
Konstruksi Amandya Residence Indrayana
Property Jasa Management
PT. Cahaya Iswan
38 Konstruksi Landmark Residence
Bandung Jaya Iswahyudi
Bandung
Property Jasa Management KSO Waskita- Kristanto
39
Konstruksi Apartement Brooklyn Triniti Hariwibowo
Property Jasa Management
PT. Inzpire
40 Konstruksi Apartement Capitol Wiyono
Zupazuma
Suites
PT.
Property Jasa Konsultan
41 Telekomunikasi Suseno Basuki
Konstruksi Management
Selular
Property Jasa Konsultan
World Kuningan
42 Konstruksi Management World Juli Herwanto
Pinacle
Capital Tower
Property Jasa Konsultan
Iswan
43 Konstruksi Management Citra Green
Iswahyudi
Apartement Citra Lake Suites
Property Jasa Konsultan
Manajemen Kostruksi (MK) PT. Mandiri
44 Ario Sutjipto
Pembangunan Gedung CBC (Persero) Tbk
Banjarmasin
Sumber: Data Proyek Apartemen Daan Mogot City

3.4 Lokasi Kerja Praktek


Nama Proyek : Apartemen Daan Mogot City
43

Nama Instanasi : PT. Prosys Bangun Persada


Alamat Instansi : Jl. Letjen S Parman Kav 76 Slipi
Palmerah Jakarta Barat DKI Jakarta,
RT.4/RW.3, Slipi, Ibukota Jakarta 11410
Unit Instansi Magang : Jl. Daan Mogot KM.16,
RT.9/RW.6, Semanan, Kalideres,
Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 15699

Gambar 3.4: Lokasi Apartemen Daan Mogot City


44

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING VERTIKAL

4.1 Pabrikasi
pabrikasi Bekisting
Untuk bekisting tipe knock-down yang digunakan untuk pembangunan
apartemen Daan Mogot City merupakan bekisting yang dirakit di pabrik dan di
pesan sesuai kebutuhan yang ada dilapangan sehingga bekisting sudah dalam
bentuk siap pasang dan siap dirawat sehingga bekisting awet digunakan hingga
proyek apartemen daan mogot city selesai.

4.1.2 Pelaksanaan
4.2.1 Pemasangan Sepatu Kolom
Jika kita akan mengerjakan pekerjaan pengecoran kolom, kita sering
mendengar istilah sepatu kolom.
Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah tulangan
kolom yang berhubungan dengan pondasi yang sudah dicor. Sepatu kolom
biasanya terbuat dari profil baja siku L 30.30.3, yang dilas ke sengkang
kolom. Ada juga sepatu kolom yang dibuat dari blok beton dengan tinggi
kurang lebih 5 cm.
Sepatu kolom dibuat sesuai dengan markingan ukuran kolom. Jadi
pemasangan sepatu kolom setelah ukuran kolom dimarking terlebih dahulu.
Adapun fungsi sepatu kolom ini adalah sebagai pengaku posisi tulangan
kolom agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan juga
berfungsi sebagai penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting
tidak berubah dan ukuran kolom menjadi benar
Proses pelaksanaan :

 Penentuan as kolom dengan theodolite dan waterpass


berdasarkan shop drawing dengan menggunakan acuan yang
telah di tentukan bersama yaitu lubang kecil berukuran 20 x 20
cm2 yang berada di tengah pelat dan jarak 100 cm dari as
kolom
 Buat as kolom dari lubang .
 Pemasangan as kolom ( tanda berupa garis warna hitam ).
45

Setelah marking kolom selesai, maka dipasang sepatu kolom


yang berasal dari besi yang modifikasi dan dirakit dengan
menggunakan las listrik dan diukur sesuai dimensi.

Gambar 4.2.1
Marking kolom

Gambar 4.1
Sepatu kolom
46

Gambar 4.4
Elevasi
4.2.2 Mengoles Bekisting Dengan Oli
Mengoles oil berfungsi memudahkan pelepasan bekisting waktu
beton sudah kering dan agar beton tidak menempel pada bekisting juga.

Gambar 4.5
Tempat Oli

4.2.3 Pemasangan Beton Deking


Beton decking adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai ukuran
selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak seperti tahu
atau silinder. Pada saat membuatnya diisikan kawat bendrat pada bagian
47

tengah yang nantinya digunakan dengan cara diikatkan pada tulangan.


Beton ini berbeda dengan tahu beton yang digunakan untuk tes tekan dari
segi ukurannya walaupun beberapa orang menggunakan istilah yang sama,
tahu beton.

Gambar 4.6
Beton Decking

Gambar 4.7
Beton Decking yang telah Terpasang

Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi yang
diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga besi
tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan kekuatan
maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu, selimut beton juga menjaga agar
tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).
48

4.2.4 Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan. Pada apartemen Daan Mogot City, bekisting
vertikalnya menggunakan jenis bekisting knock-down sehingga lebih efisien.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-
masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam
penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

a. Brucket dan Push Pull Props


Adalah pipa penyangga bekisting yang berfungsi untuk mempertahankan begisting
kolom sehingga tidak dapat bergerak karena sesuatu hal yang tidak diinginkan.

Gambar 4.9
Pipa Penyangga/Push Pull
Props
49

Gambar 4.8
Pemasangan Bekisting
4.2.5 Instalasi Bekisting, Cek Kerapatan dan Verticality Bekisting

Sebelum instalasi bekisting dimulai, terlebih dahulu tulangan kolom yang


sudah dirakit dipindahkan ketempat yang akan dipasang dengan menggunakan
tower crane, kemudian beton decking dipasang di tulangan kolom yang berfungsi
sebagai selimut beton.

Ada beberapa pekerjaan instalasi bekisting kolom :

 Cek jumlah tulangan, sengkang dan ties sebelum bekisting dipasang


 Bersihkan area kolom dari sisah cor dan marking posisi bekisting kolom.
 Bekisting yang digunakan adalah bekisting knock down, bekisting yang
sudah di beri oil form dipindahkan ketempat kolom yang akan dipasang
dengan menggunakan tower crane.
 Diberikan support di setiap sisi bekisiting, support yang bisa menahan
bekisting agar terjaga verticalitynya,.
 Dipasang unting-unting di salah satu sisi bekisting yang bertujuan untuk
menjaga verticality.
 Kemudian supervisor konsultan, quality control dan wakil owner akan
mengecek pemasangan bekisting
 Setelah tahapan di atas telah di kerjakan dan pihak supervisor dan QC
telah menyetujui bahwa pekerjaaan sesuai rencana desain, maka kolom
tersebut siap di cor.
50

4.2.6 Persyaratan Pekerjaan Bekisting / Perancah

Persyaratan harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi seperti kekuatan


(strength) dan kemampuan untuk dikerjakan (workability) karena itu harus
memenuhi syarat:
 Ekonomis
 Kokoh dan kuat
 Mudah dipasang dan dibongkar
 Tidak bocor memenuhi persyaratan permukaan
 Mampu menahan gaya horizontal
Kualitas : Bentuk dan ukuran sesuai dengan rencana yang di buat dan diinginkan,
posisi dan bentuk acuan sesuai dengan rencana, hasil akhir permukaan beton rata/
tidak kropos
 Keamanan : harus stabil pada posisinya, kokoh yaitu harus mampu
menahan beban-beban khususnya vertical/horizontal, kekakuan yaitu harus
mampu menahan beban horizontal sehingga tidak bergeser dari posisi seberanya.
 Ekonomis : Mudah di kerjakan, tidak membutuhkan banyak tenaga
kerja, mudah dipasang sehingga menghemat waktu, mudah dibongkar agar bahan
bisa digunakan kembali, mudah disimpan.

Gambar 4.10
Bekisting yang Telah
Terpasang
4.2.7. Jenis Bekisting yang digunakan Apartemen Daan Mogot City
51

Gambar 4.11
Bekisting Knock Down
Pada apartemen Daan Mogot City, bekisting vertikalnya menggunakan jenis
bekisting knock-down sehingga lebih efisien. Sistem bekisting knock down ini
menggunakan bahan besi hollow dan plat baja. Tentunya penggunaan material
tersebut akan menghasilkan bentuk yang lebih presisi jika dibandingkan dengan
penggunaan triplek dan papan pada sistem bekisting konvensional.

Bekisting knock down dengan bahan besi hollow dan plat baja ini juga lebih
mudah dalam hal pemasangan dan pembongkaran. Dalam proses ini pula,
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit bila dibanding penggunaan
bekisting konvensional. Sementara itu dari segi harga, bekisting knock down
memang lebih mahal dibandingkan bekisting konvensional yang menggunakan
triplek dan papan. Namun bekisting knock down bisa dipakai berulangkali,
tahan lama dan juga awet. Cara pemakaian dan perawatan yang tepat dapat
membuat bekisting knock down ini semakin tahan lebih lama. Jika ditotal biaya
yang harus dikeluarkan sampai proyek selesai dilakukan, maka biaya
penggunaan bekisting knock down ini jauh lebih hemat dibandingkan dengan
pemakaian bekisting konvensional.

4.3 Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah pengecoran. Kondisi


paling ekstrim adalah 8 jam setelah pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah
mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal. Pembongkaran bekisting
52

harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek dan pada saat proses
pelepasan dilakukan dengan hati – hati untuk menghindarkan kolom dari kerusakan.
Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dengan bantuan tower crane dan
bersihkan bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian
dipasang pada kolom berikutnya.

 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah


dapat dibongkar.
 Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan
palu magar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push
pull.
 Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar
segera diangkat dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.
Sebelum digunakan lagi permukaan plywood-nya dibersihkan
dan diberi oli form terlebih dahulu.

4.3.1. Perawatan Setelah Pengecoran

1. Pembersihan Bekisting

Bekisting yang sudah dipakai akan dibersihkan ditempat yang sudah


disediakan.

Gambar 4.3.1
Mesin steam
53

Gambar 4.3.1
Drum air

2. Mengoleskan oli pada bekisting

Mengoleskan oli pada bekisting bertujuan agar tidak mudah rusak


maupun berkarat, jika bekisting terjadi kerusakan atau berkarat maka
kekuatan bekisting itu sendiri akan berkurang/cepat mengalami patah
bagian tertentu.
54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penyusunan laporan kerja praktek di
pembangunan Apartemen Daan Mogot City, penulis dapat memperoleh
banyak pengalaman dan pengetahuan mengenai bekisting vertikal pada
pembangunan gedung bertingkat, Maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Metode pelaksanaan pekerjaan bekisting vertikal pada apartemen
DAMOCI :
Pertama dimulai dari pemasangan sepatu kolom yang awalnya menentukan
as kolom dengan theodolite dan waterpass berdasarkan shop drawing, lalu
membuat as kolom dari lubang setelah itu baru pemasangan as kolom.
Setelah pemasangan as kolom lalu mengoles bekisting dengan oli. Dan
dilanjutkan dengan pemasangan beton deking dan pengolesan oli,
pemasangan bekisting kolom. Lalu instalasi bekisting, cek kerapatan dan
verticality bekisting.
2. Jenis bekisting vertikal yang efisien digunakan untuk pembangunan
apartemen dan digunakan oleh apartemen Daan Mogot City ialah jenis
bekisting knock-down.

5.2 Saran
Setiap proyek pembangunan gedung tentunya tidak lepas dari kesalahan
dan problem baik teknis maupun non teknis yang dapat menghambat atau
mempengaruhi dari hasil pembangunan . Penulis bermaksud memberikan
saran yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan gedung sebagai
berikut :
1. Pemeliharaan dan penyimpanan bekisting harus lebih diperhatikan
lagi.
2. Posisi komponen bekisting harus diperhatikan lagi agar tidak
terjadi beton bunting.
3. Para pengawas diusahakan lebih teliti memerhatikan saat proses
pemasangan bekisting agar tidak terjadi kejadian yang tidak
diinginkan.
55

4. Alat pelindung diri para pekerja bekisting harus diperhatikan lagi


agar dapat terhindari dari kecelakaan kerja.

Anda mungkin juga menyukai