Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP SALURAN

DRAINASE BERDASARKAN POLA RENCANA TATA RUANG TATA WILAYAH KOTA


PEKANBARU TAHUN 2013-2033 MENGGUNAKAN MODEL EPA SWMM 5.0
(Studi Kasus : Kawasan Jalan Yos Sudarso Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru)

Jecky Asmura1, David Andrio2, Syarfi3, Imam Suprayogi4, Ferdy Wiranda5


1,2,3
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Riau, Pekanbaru 28293
4
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik,
Universitas Riau, Pekanbaru 28293
5
Mahasiswa Program Sarjana Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik,
Universitas Riau, Pekanbaru 28293

E-mail : drisuprayogi@yahoo.com

Abstrak

Tujuan utama penelitian adalah melakukan analisa pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap Saluran Drainase berdasarkan
Pola Rencana Tata Ruang Tata Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru tahun 2013-2033 Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru.
Metode pendekatan penelitian adalah menggunakan program bantu model matematik EPA SWMM dengan input data curah hujan
bulanan Stasiun Curah Hujan Kota Pekanbaru tahun 1996-2015 dari BWS III Sumatera, peta topografi serta pengggunan tata lahan
oleh BP-DAS Indragiri Rokan Provinsi Riau. Hasil utama penelitian adanya perubahan parameter persen impervious berkenaan
perubahan tata guna lahan dengan mengacu RTRW Kota Pekanbaru tahun 2013-2033 maka diperlukan perubahan dimensi saluran
utama drainase 2.5 m x 2.5 m sehingga saluran memiliki daya tampung yang cukup guna mengantisipasi limpasan air yang masuk
ke saluran utama drainase pada Jalan Yos Sudarso sampai tahun 2033.

Kata kunci: Tata guna lahan, Saluran drainase, RTRW, EPA SWMM 5.0

Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 36


(Environmental Protection Agency – US) sejak tahun
1. PENDAHULUAN 1971 merupakan salah satu model yang mampu
Kota Pekanbaru merupakan salah satu kota menganalisis permasalahan kuantitas dan kualitas air
yang sedang berkembang termasuk di dalamnya yang berkaitan dengan limpasan daerah perkotaan.
adalah Kecamatan Rumbai Pesisir. Bersumber Masih dikatakan oleh Huber and Dickinson
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota (1988) bahwa Model SWMM adalah tergolong
Pekanbaru Tahun 2013-2033 bahwa Kecamatan model hujan aliran dinamis yang digunakan untuk
Rumbai Pesisir merupakan pusat pertumbuhan simulasi dengan rentang waktu yang menerus atau
hirarki ketiga (sekunder) dengan arahan dan rencana kejadian banjir sesaat. Model ini paling banyak
fungsi sebagai kawasan industri besar, pergudangan, dikembangkan untuk simulasi proses hidrologi dan
rekreasi, kawasan lindung, dan permukiman. hidrolika di wilayah perkotaan. Kelebihan menonjol
Masih bersumber dari Rencana Tata Ruang dari program bantu EPA SWMM 5.0 adalah
Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru Tahun 2013-2033 mengakomodasi parameter kunci dalam perencanaan
bahwa ditetapkannya Rumbai Pesisir sebagai saluran drainase adalah impervious, yang
kawasan industri besar, pergudangan, rekreasi, menakripkan banyaknya air yang menjadi aliran
kawasan lindung, dan permukiman akan limpasan (run off).
berdampak langsung terjadi perubahan tata guna Merujuk dari identifikasi masalah tersebut di
lahan (land use) yang pada awalnya ada pada kisaran atas, maka tujuan utama penelitian adalah melakukan
40-60 % diprediksi akan meningkat menjadi 70-90 analisa pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap
% karena berkurangnya proses infiltrasi yang terjadi. Saluran Drainase berdasarkan Pola Rencana Tata
Pengelolaan sumberdaya air atau pengelolaan Ruang Tata Wilayah (RTRW) Kota Pekanbaru tahun
sumber - sumber air tidak akan lepas dari 2013-2033 khususnya Kecamatan Rumbai Pesisir
permasalahannya. Dikatakan oleh Suryadi (1986), menggunakan tool EPA SWMM 5.0.
pada pengelolaan sumber - sumber air ini dijumpai
sejumlah besar kriteria - kriteria berhubungan dengan 3. METODOLOGI
kualitas dimana masing-masing kriteria berhubungan 3.1. Lokasi Penelitian
satu sama lain dan bersifat komplek. Dengan adanya Lokasi studi perencanaan berada di kawasan
kriteria - kriteria yang komplek inilah menjadi salah Jl. Yos Sudarso Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
satu penyebab utama yang mendorong Pekanbaru. Kecamatan Rumbai Pesisir Pesisir
berkembangnya penggunaan model. terdiri atas 68 RW dan 289 RT dengan luas wilayah
Dikatakan Legowo (1998) bahwa pada model 157,33 km2. Batas-batas lokasi kawasan sebelah
matematik, peniruan fenomena fisis pada obyek atau Utara adalah Kecamatan Rumbai, sebelah Selatan
prototip ke dalam model dilakukan dengan Kecamatan Senapelan, Kecamatan Lima Puluh,
penjabaran fenomena fisis tersebut ke dalam sebelah Barat adalah Kecamatan Rumbai, sebelah
persamaan matematis. Persamaan matematis ini Timur adalah Kecamatan Perawang Kabupaten Siak.
selanjutnya diselesaikan untuk memperoleh informasi Selanjutnya Peta Wilayah Penelitian disajikan
hasil pemodelan. seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
Masih dikatakan Legowo (1998) kelebihan yang
menonjol model matematik dengan semakin pesatnya
kemajuan teknologi di bidang komputasi maka model
numerik dirasakan lebih tepat untuk digunakan pada
model, hal ini selain lebih cepat, memiliki sifat luwes
karena program komputer (software) yang dibuat
dapat dipergunakan untuk mensimulasikan persoalan
saluran drainase di tempat yang berbeda.
Merujuk rekomendasi hasil penelitian
Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian
terdahulu yang telah dilakukan oleh Huber and
Sumber : Kecamatan Rumbai Pesisir Dalam Angka,
Dickinson (1988), bahwa Storm Water Management
2014
Model (SWMM) yang dikembangkan oleh EPA

Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 37


3.2. Data Penelitian  Barells
Pengumpulan data penelitian meliputi data primer  Shape
dan data sekunder .
 Max Depth
6. Kekasaran saluran
3.2.1. Data Primer
7.Routing Model
Data yang diperlukan untuk perencanaan ini adalah :
1. Dimensi saluran drainase hasil pengukuran. Setelah memasukkan parameter-parameter
2. Pola aliran saluran di atas maka akan mendapatkan suatu output
3. Kondisi out let (Sungai Siak)
berupa:
4. Bangunan permanen
3. 2.2. Data Sekunder 1. Report status
Data yang diperlukan untuk perencanaan ini 2. Flooding
adalah :
1. Peta topografi 3. Grafik atau profil hidrograf aliran
2. Data curah hujan harian Adapun parameter tetap adalah parameter
3. Tata guna lahan
yang tidak diubah, dan perameter bebas adalah
3.3 Variabel Penelitian parameter yang diubah-ubah dengan tujuan untuk
Dalam penelitian ini variabel yang akan
mendapatkan kapasitas volume tampungan
diamati meliputi parameter tetap dan parameter tidak
tetap. saluran drainase.

3.3.2. Parameter Tetap 3.5 Instrumen Penelitian


Parameter tetap meliputi :
Instrumen penelitian yang digunakan
1. Curah hujan bulanan tahun 1996-2015 dari
dalam penelitian terdiri dari :
BWS III Sumatera
2. Luas/daerah (Area)
1. Seperangkat program bantu (Software)
3. Elevasi Nama software: EPA SWMM 5,0
4. Infiltrasi (public domain) dan versi terakhir yaitu
5. % kemiringan (% slope) versi 5.0 beredar sejak Juli 2009. Website
6. Manning kedap air resmi : United States Environmental
7. Manning tidak kedap air Protection Agency (USEPA) dan dapat
8. Dstore-Imperviousness didownload di e
9. Dstore-Perviousness 2. Meteran
10. Tidak kedap air 3. Komputer dengan software EPA SWMM
5,0
3.3.3. Parameter Tidak Tetap
Parameter tidak tetap meliputi :
1. % Imprevious 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Lebar dan tinggi saluran 4.1. Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dilakukan untuk menentukan
3.3.4. Parameter Pendukung
Parameter di atas didukung dengan data intensitas hujan, dengan data yang digunakan
lain yaitu: adalah data curah hujan harian tahun 1995 –
1. Node Invert
2015 dari Stasiun Kantor Hidrologi, Kecamatan
2. Node Max.Depth
3. Flow Units Senapelan, Kota Pekanbaru. Data tersebut
4. Conduit Length selanjutnya dilakukan analisis frekuensi hujan
5. Conduit Geometry
Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 38
untuk menetapkan jenis distribusi dengan Selanjutnya masih merujuk dari Tabel 2 di
melakukan analisis terhadap nilai parameter atas, maka dapat dilakukan analisis terhadap nilai

statistikk nilai simpangan baku (S), rerata (X), parameter statistik berturut - turut untuk nilai
simpangan baku (S) adalah 25.4970, rerata (X)
koefisien skewness (Cv), koefisien varian (Cs)
adalah 100.3, koefisien skewness (Cv) adalah -
dan koefisien kurtosis ( Ck). Menurut
0.2541, koefisien varian (Cs) adalah 0.2541 dan
Triatmodjo (2008) bahwa syarat pemilihan
koefisien kurtosis (Ck) adalah 0.2541. Dengan
distribusi disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.
merujuk Tabel 2 di atas, maka pola data curah hujan
Kota Pekanbaru memiliki kesesuain dengan
Tabel 1. Penetapan Jenis Distribusi
mengikuti Distribusi Log Pearson III.
Jenis Distribusi Syarat
Setelah dilakukan penetapan jenis
Normal Cs = 0
distribusinya maka dilakukan penetapan nilai Kala-
Log Normal Cs = 3 Cv
Ulang Curah Hujan Tahunan Maksimum untuk
Gumbel Tipe I Cs = 1.1396
Ck = 5.4002 berbagai kala ulang dan berbagai jenis distribusi hasil
Log Pearson Tipe III Yang tidak selengkapya disajikan seperti pada Tabel 3 di bawah
termasuk dalam
syarat ini
Sumber : Triatmodjo (2008) Tabel 3. Nilai Kala Ulang curah hujan tahunan
maksimum

Tabel 2. Analisis Statistik P(x >=


T
Karakteristik Curah Hujan (mm) Menurut Probabilitasnya
Xm) LOG-PEARSON
Kala- NORMAL LOG-NORMAL GUMBEL
Probabilit III
Ulang
No. Tahun Xi P (Xi - X) (Xi - X)2 (Xi - X)3 (Xi - X)4 as XT KT XT KT XT KT XT KT
0,9 1,1 67,653 -1,282 68,151 -1,262 72,273 -1,100 67,270 -1,329
1 1995 114.0 4.55 13.67 186.87 2554.50 34919.99 0,5 2, 100,329 0,000 96,973 -0,132 96,140 -0,164 99,895 0,108
0,2 5, 121,787 0,842 122,248 0,860 118,673 0,719 122,716 0,856
2 1996 115.3 9.09 14.97 224.10 3354.79 50221.21 0,1 10, 133,004 1,282 137,983 1,477 133,591 1,305 134,557 1,190
0,05 20, 142,267 1,645 152,492 2,046 147,901 1,866 144,113 1,440
3 1997 100.2 13.64 -0.13 0.02 0.00 0.00 0,02 50, 152,693 2,054 170,655 2,758 166,424 2,592 154,495 1,692
0,01 100, 159,643 2,326 183,951 3,280 180,305 3,137 161,136 1,845
4 1998 145.0 18.18 44.67 1995.41 89134.92 3981656.68 0,001 1.000, 179,120 3,090 226,989 4,968 226,170 4,936 178,241 2,212

5 1999 139.5 22.73 39.17 1534.29 60098.10 2354042.43


6 2000 72.0 27.27 -28.33 802.59 -22737.34 644148.94
7 2001 92.0 31.82 -8.33 69.39 -578.01 4814.82 Sumber : Hasil Analisis
8 2002 108.5 36.36 8.17 66.75 545.34 4455.42
9 2003 119.0 40.91 18.67 348.57 6507.78 121500.28
10 2004 95.0 45.45 -5.33 28.41 -151.42 807.07 Perencanaan sistem drainase memerlukan
11 2005 127.0 50.00 26.67 711.29 18970.07 505931.90 perkiraan debit puncak pada daerah tangkapan air
12 2006 99.5 54.55 -0.83 0.69 -0.57 0.47
dengan cara menganalisa grafik Intensity Duration
13 2007 107.5 59.09 7.17 51.41 368.60 2642.87
Frequency (IDF) atau hubungan antara intensitas
14 2008 97.0 63.64 -3.33 11.09 -36.93 122.96
15 2009 130.0 68.18 29.67 880.31 26118.77 774943.76 hujan dengan durasi dan frekuensi. Untuk
16 2010 60.7 72.73 -39.63 1570.54 -62240.38 2466586.15 memperoleh grafik IDF dari data curah hujan harian
17 2011 58.1 77.27 -42.23 1783.37 -75311.84 3180418.90 dilakukan dengan metode Mononobe. Hasil
18 2012 108.6 81.82 8.27 68.39 565.61 4677.59 perhitungan intensitas hujan untuk kala ulang 2,5,10
19 2013 57.0 86.36 -43.33 1877.49 -81351.59 3524964.57
dan 20 tahun dapat dilihat pada Tabel 3 di atas
20 2014 82.0 90.91 -18.33 335.99 -6158.68 112888.54
21 2015 79.0 95.45 -21.33 454.97 -9704.49 206996.70
dengan menyertakan contoh perhitungan Intensitas
Hujan menggunakan Metode Mononobe :
Total 2106.9 13001.94 -50052.77 17976741.25
Rerata (X) 100.33

Sumber : Hasil Analisis


Diketahui :

Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 39


 Hujan Harian Maksimum (R24) Distribusi 2013-2033 yang selanjutnya diperbandingkan
Log Pearson Tipe III untuk kala ulang 10
dengan kondisi eksisting yang hasil selengkapnya
tahunan adalah sebesar 134,557 mm (lihat
tabel ) disajikan berturut-turut seperti pada Gambar 4
 Waktu konsentrasi (Tc) 60 menit maka dan Gambar 5 di bawah ini.
nilai intensitas curah hujan yang terjadi

Selanjutnya perencanaan drainase untuk tahun


2033, prinsip utama yang harus diperhatikan adalah
adanya perubahan tata guna lahan eksisting dengan
merujuk proyeksi RTRW Kota Pekanbaru Tahun
2013-2033. Masih merujuk RTRW Kota Pekanbaru
Tahun 2013-2033 bahwa kawasan Jalan Yos Sudarso
Kecamatan Rumbai Pesisir termasuk dalam
pembagian wilayah pengembangan ketiga yang Gambar 4, Nilai % impervious penggunaan
diperuntukkan sebagai kawasan Pusat Bisnis Kota,
lahan kondisi Tahun 2033
kawasan Pemukiman Kepadatan Rendah, dan
Kawasan Industri Kecil. Penggunaan tata guna lahan
kondisi eksisting dan RTRW Kota Pekanbaru Tahun
2013-2033 selengkapnya disajikan seperti pada
Gambar 2 dan Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 2, Penggunaan Lahan Kondisi Eksisting

Gambar 5. Grafik perbandingan % impervious


kondisi eksisting dan sesuai RTRW
Kota Pekanbaru Tahun 2033
Masih merujuk Gambar 5 di atas maka
nilai % impervious memiliki kecenderungan
mengalami kenaikan bila dibandingkan
eksistimg kondisi saluran drainase kawasan Jalan
Gambar 3. Penggunaan Lahan Berdasarkan Yos Sudarso di Kecamatan Rumbai Pesisir. Data
RTRW Kota Pekanbaru Tahun % impervious selanjutnya digunakan sebagai
2033 masukan (input) dari Model EPA SWMM
Merujuk pada Gambar 3 di atas, maka dengan menetapkan dimensi saluran utama
drainase berukuran 2.5 m x 2.5 m yang hasil
perubahan nilai persen impervious untuk tahun
simulasi model EPA SWMM selengkapnya
2033 hasil perubahan tata guna lahan dengan disajikan seperti pada Gambar 6 di bawah ini
mengacu pada RTRW Kota Pekanbaru Tahun
Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 40
Gambar 6 Hasil Model dengan Input Persen
Impervious Tata Guna Lahan
Tahun 2033
Gambar 9. Profil Muka Air Node J3-Out3
Sumber : Hasil Simulasi EPA SWMM

5. KESIMPULAN

Merujuk hasil analisis di atas maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa akibat adanya perubahan
penggunaaan lahan yang mengacu RTRW Kota
Pekanbaru tahun 2013-203 terjadinya maka akan
terjadi peningkatan maka diperlukan perubahan
dimensi saluran utama drainase 2.5 m x 2.5 m
Gambar 7 Profil Muka Air Node J1-Out1
Sumber : Hasil Simulasi EPA SWMM 5.0 sehingga saluran memiliki daya tampung yang
cukup guna mengantisipasi limpasan air yang
masuk ke saluran utama drainase pada Jalan Yos
Sudarso sampai tahun 2033.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ketua LPPM Universitas Riau yang telah
berkenan memberi bantuan dana penelitian
untuk Kategori Penelitian Dosen Muda melalui
dana BOPTN Universitas Riau Tahun 2017

Gambar 8. Profil Muka Air Node J2-Out2


Sumber : Hasil Simulasi EPA SWMM DAFTAR PUSTAKA

Legowo, S.1998. Pengkajian Pendangkalan


Muara Sungai Di Pantai Utara Pulau
Jawa Barat dan Rekayasa Pemecahannya.
Bandung : Laporan Akhir Riset Unggulan
Terpadu (RUT III/3) Lembaga Penelitian
Institut Teknologi Bandung (ITB).

Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 41


Suryadi .1986. Pengenalan Analisa Dengan
Model Matematik Pada Masalah Air.
Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pengairan No.2 Tahun,1-KW.II, Hal 3-6.
Harto, S. (1993). Analisis Hidrologi. Gramedia,
Jakarta
Rossman, L. (2008). Storm Water Management
Model User’s Manual Version 5.0.
EPA/600/R-05/040, U.S. Environmental
Protection Agency, National Risk
Management Research Laboratory,
Cincinnati, OH.

Jurnal Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Page 42

Anda mungkin juga menyukai