TUGAS AKHIR
Oleh:
TUGAS AKHIR
Oleh:
sepenuhnya adalah merupakan karya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini, saya
siap menerima sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
Pada
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Bandung
Mengetahui/ Menyetujui,
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan izin dan rahmat-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir dengan
judul “Perancangan Mild Hotel Bandung Dengan Pendekatan Arsitektur
Organik” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Selama proses
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak sekali pihak yang terlibat dalam
membantu dan membimbing penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Allah Yang Maha Kuasa, atas izin dan rahmat-Nya laporan Tugas Akhir
Arsitektur ini dapat terlaksana dan terselesaikan.
2. Ir., Shirley Wahadamaputera, M.T. dan Novan Prayoga, ST., M.T., selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan begitu banyak saran, ilmu, serta dukungan selama proses
pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir.
3. Dr. Ir. Nurtati Soewarno, M.T. dan Ir. Meta Riany, M.T. selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan baik.
4. Riantiza Avesta, S.T., M.Sc. selaku dosen wali yang telah membimbing selama
proses perkuliahan.
5. Seluruh dosen Jurusan Arsitektur ITENAS yang telah memberikan motivasi,
ilmu serta wawasan selama perkuliahan.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Jurusan Arsitektur ITENAS yang telah membantu
segala urusan administratif.
7. Dwi Siswanto dan Ryna Octavera selaku orang tua penulis yang selalu
mendukung dalam segala bidang dan memberikan doa yang tiada henti.
8. Rekan-rekan Jurusan Arsitektur khususnya angkatan 2015 yang telah
memberikan bantuan serta dukungan selama proses perkuliahan hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.
Kata kunci: Hotel Bintang Empat, Bandung, arsitektur organik, lahan berkontur,
bentuk massa
The natural beauty of the Bandung city is still maintained as an attraction for
tourists and makes the city of Bandung has high tourism potential. This needs to
be supported by lodging facilities that not only provide lodging services but other
supporting facilities such as 'recreation & sports center', 'food & beverage space',
'rentable space' for tourists such as hotels.
The theme of organic architecture is applied to the design of Four Star Hotels,
where the design of the building is organized based on biological analogies, which
are visually and environmentally harmonious, integrated with the site specifically
on contoured land. The design of this Four Star Hotel emphasizes basic principles
such as material, dynamic organic forms, and 'form follow flow', namely designing
buildings with circular shapes and mass orientations that follow the shape of
contours, the flow of energy from nature and lead to natural scenery. And 'youthful
& unexpected', which is implemented in non-uniform 'grid' plans, fluctuations at
the floor level, and open space design as elements of design design both inside and
outside space and make the designed building provides an atmosphere that makes
the connection between nature, humans, buildings and their sites become a unity
and harmony.
Banyaknya aktivitas masyarakat yang perlu ditunjang oleh fasilitas yang ada
di hotel menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung yang akan
menggunakan jasa hotel. Maka untuk mengantisipasi kedatangan tamu atau
wisatawan ke Kota Bandung untuk berbagai kegiatan seperti menginap, berekreasi
ataupun berbisnis, maka Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Barat
memerlukan fasilitas berupa akomodasi untuk memenuhi kegiatan tersebut, salah
satunya adalah hotel bintang empat yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
tempat rekreasi sekaligus pertemuan bisnis.
Oleh karena itu dalam perancangan kali ini, perancang ingin membuat
bangunan Hotel Bintang Empat yang dapat membuat pengguna, pengelola, maupun
semua yang berkegiatan di bangunan hotel ini merasa aman dan nyaman. Salah
satunya dengan merancang bangunan resort hotel dengan segala fasilitas penunjang
dan sesuai dengan konsep dan tema yang selaras dengan lingkungannya.
2
3
Merupakan kota yang juga menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat, terkenal
dengan sebutan kota kembang atau kota mode, bahasa yang dituturkan bahasa
Sunda.
d. Pendekatan
Penggunaan teori suatu bidang ilmu untuk mendekati suatu masalah.
e. Arsitektur Organik
Arsitektur yang secara visual dan lingkungan saling harmonis, terintegrasi
dengan tapak, dan merefleksikan kepedulian arsitek terhadap proses dan
bentuk alam yang diproduksinya.
1.2.3 Kesimpulan Judul
Perancangan Mild Hotel Bandung merupakan sebuah bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersial untuk umum (wisatawan) sebagai tempat menginap,
memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pelayanan yang lebih baik
dibanding hotel biasa.
Didesain dengan pendekatan arsitektur organik dengan bentuk yang
diilhami dari alam, dimana alam menjadi pokok dan inspirasi serta secara visual
dan lingkungan saling menyatu (harmoni), yang berlokasi di Setiabudi, kawasan
Bandung Utara, Kabupaten Bandung Barat.
1.2.4 Definisi Fungsi
a. What
1. Hotel Bintang Empat di kawasan Setiabudi, Kab. Bandung Barat merupakan
tempat menyediakan jasa penginapan & fasilitas lainnya.
2. Penggabungan antara fungsi penginapan dan fasilitas penunjang lainnya
seperti recreation & sport centre, food & beverage space, rentable space
dalam bentuk massa bangunan organik.
b. Who
1. Masyarakat umum (berbagai usia) yang berada di Provinsi Jawa Barat
sebagai target pengguna dan pengunjung.
2. Wisatawan domestik dan mancanegara.
3. Para pengusaha, asosiasi, seniman, maupun mahasiswa.
c. Where
5
mengumpulkan data tapak yang dijadikan lokasi proyek serta mencari studi
banding sebagai referensi desain untuk bangunan hotel bintang empat.
b. Pengkajian Awal
Memahami perilaku dan aktivitas dari sasaran pengguna bangunan.
Mengkaji peraturan, standar, dan teori yang sesuai dengan proyek hotel
bintang empat dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung
kegiatan pada hotel bintang empat tersebut.
c. Pengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul sehingga dapat
diangkat menjadi suatu tema. Tema perancangan ini adalah arsitektur
organik, maka permasalahan yang diangkat sebagai acuan desain hotel
bintang empat adalah perancangan bentuk, struktur dan material mengikuti
trend yang ada pada masa sekarang namun tetap menyatu dengan
lingkungan dan alamnya.
d. Penentuan Lingkup Studi
Membatasi lingkup studi yang dibahas yaitu mengenai hotel bintang empat
agar tidak terlalu luas dan tidak melenceng dari maksud awal sehingga lebih
terfokus dengan studi yang akan dibahas.
e. Peninjauan Lapangan
Kegiatan peninjauan lapangan adalah berupa survei dengan datang langsung
ke lapangan atau tapak untuk memperoleh gambaran langsung mengenai
lokasi dan kondisi tapak, seperti aksesibilitas bangunan, batas-batas lahan,
dan fungsi bangunan sekitar tapak. Selain itu memahami kondisi kawasan
tapak sehingga dapat diketahui potensi dan kendala yang ada sehingga dapat
diperoleh solusi desain yang terbaik.
f. Analisa Pembahasan
Menganalisa dengan melakukan perbandingan antara proyek bangunan
hotel bintang empat dan bangunan pendukung lainnya dengan studi literatur
sehingga dapat memecahkan permasalahan yang ada. Serta penerapan
zoning antara daerah privat, semi privat, dan publik yang didasarkan pada
10
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang proyek yang berisi alasan pemilihan
judul, pemilihan lokasi proyek, serta alasan pengadaan proyek. Terdapat pula
11
penguraian mengenai definisi judul dan fungsi, tujuan proyek, deskripsi proyek,
identifikasi masalah, dan skema pemikiran untuk mencapai hasil rancangan serta
metoda pendekatan perancangan.
BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN STUDI BANDING
Bab ini meliputi pembahasan mengenai teori fungsi bangunan serta studi banding
mengenai fungsi bangunan yang sama dengan proyek Perancangan Mild Hotel
Bandung dengan Pendekatan Arsitektur Organik.
BAB 3 ANALISIS DAN PROGRAM PERENCANAAN
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan kawasan perencanaan proyek diantaranya
adalah deskripsi proyek, tinjauan lokasi, dan kondisi lingkungan dan analisis tapak,
serta menguraikan program ruang dalam membangun hotel bintang empat.
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep perancangan termasuk penerapan tema, konsep aksesibilitas,
konsep zoning tapak, konsep zoning bangunan, konsep struktur, dan konsep utilitas.
BAB 5 RANCANGAN PERKIRAAN BIAYA & METODA MEMBANGUN
Berisi tentang rancangan perkiraan biaya dan pendapatan, serta tahapan metoda
membangun yang terdiri dari tahap persiapan, sub struktur, upper structure,
pemasangan utilitas dan tahap finishing.
BAB 2
TINJAUAN PROYEK DAN STUDI BANDING
12
13
dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin
menginap pada sebuah city hotel, ataupun sebaliknya.
Pada proyek ini, jenis hotel yang akan dirancang adalah berupa resort hotel
diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata dan liburan. Sehingga
resort hotel ini lebih ditujukan sebagai tourist hotel dimana resort hotel ini
bertujuan dan khusus melayani tamu yang akan menikmati liburan serta
mengunjungi obyek-obyek wisata.
b. Menurut Bentuk
Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1996;128), disebutkan bahwa
bentuk-bentuk kamar tidur merupakan bagian terbesar pembangunan suatu hotel.
Gambaran tata letak (layout) yang menunjukkan berbagai penataan yang mungkin
dapat dilaksanakan sebagai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar-kamar hotel
adalah sebagai berikut.
1. Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan
yang luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk blok ganda hanya
membutuhkan dua daerah tangga dan memungkinkan penataan blok yang
ekonomis.
2. Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga daerah
tangga.
3. Bentuk blok berderet tunggal
Dapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatas lahan yang luas
dengan taman ditengah. Bukan pemecahan yang ekonomis, walaupun bentuk
ini banyak dipakai. Bila bentuk ini dikembangkan lebih lanjut, akan dapat
memperjelas bentuk taman yang ada ditengahnya dan dapat digunakan untuk
memberi kesan bentuk atrium.
4. Bentuk blok bujur sangkar
Dengan menyatukan semua sirkulasi vertical pada core, baik untuk sirkulasi
pelayanan maupun untuk sirkluasi petugas hotel dan sebagainya. Bentuk ini
15
cukup terpadu dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit dan dapat
dikembangkan bentuk menara.
5. Bentuk denah Y
Membutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit dibandingkan dengan
bentuk blok yang tegas. Sistem struktur bentuk ini akan menyulitkan
pembentukan ruang-ruang yang bersifat umum.
6. Bentuk lengkung tiga sudut
Sama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas. Lengkung yang
ada memungkinkan penambahan luas beberapa kamar tidur.
7. Bentuk melingkar
Perhitungan dengan sangat seksama diperlukan untuk memperhitungkan
kerumitan dalam pengaturan kamar saling membelakangi ataupun berhadapan.
8. Bentuk melingkar dengan blok ditengah
Bentuknya mirip blok bujur sangkar, tetapi lebih membutuhkan perhitungan
seksama bagi ruang-ruang yang saling membelakangi.
c. Menurut Kriteria Hotel Bintang Empat
Setiap hotel memiliki klasifikasi yang ditentukan berdasarkan bintang.
Hotel berbintang tersebut memiliki masing-masing kriteria fasilitas yang
ditawarkan. Pada kasus ini, proyek yang dijalankan adalah berupa hotel dengan
klasifikasi bintang empat. Hotel dengan bintang empat adalah hotel yang sudah
termasuk berkelas dengan karyawan/staff yang lebih professional dalam melayani
tamu yang datang. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup besar serta
pelayanannya pun diatas rata-rata sehingga tamu akan puas bila menginap. Kriteria
hotel bintang empat tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Umum
Unsur dekorasi Indonesia tercermin di Lobby, restoran, kamar tidur,
dan function room.
2. Kamar Tidur
a. Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/kamar.
b. Mempunyai minimum 3 kamar suite, dengan luasan minimum 48
m2/kamar.
16
9. Ruang publik dengan luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar
mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (>45m2).
10. Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas lantai
ruang makan), dan toilet umum.
11. Utilitas Penunjang
a. Terdapat transportasi vertikal mekanis.
b. Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang setiap harinya.
c. Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.
d. Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlocal.
e. Tersedia PABX.
f. Dilengkapi dengan TV, Wi-Fi, carcall.
2.1.4 Aktivitas Pengguna Hotel Bintang Empat
Pelaku kegiatan hotel secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu tamu dan
pengelola. Pengelola dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dan servis,
sedangkan tamu dapat dibagi menjadi dua yaitu tamu yang menginap dan tidak
menginap. Berikut aktivitas pengguna hotel bintang empat yang dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Aktivitas Pengguna Hotel Bintang Empat
a. Datang
b. Parkir
c. Menunggu
d. Memesan Kamar
e. Istirahat
f. Berkumpul
1 Tamu Menginap g. Makan dan minum
h. Bersantai
i. Olahraga ( Berenang, dll)
j. Melihat Pertunjukan
k. Toilet
l. Beribadah
m. Pulang
a. Datang
b. Parkir
Tamu tidak c. Menunggu / Mencari Informasi
2 d. Berkumpul
Menginap
e. Makan dan minum
f. Bersantai
18
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Ganti Pakaian
e. Pengolahan F & B
Food & Beverage
3 f. Kegiatan Memasak di Dapur
Departement
g. Mengecek Bahan F & B
h. Istirahat
i. Beribadah
j. Toilet
k. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
Sambungan Tabel 2.1 d. Melaksanakan kebijakan manajemen
e. Memeriksa kamar & publik area
Housekeeping
4 f. Mengontrol kondisi kamar
Departement
g. Menjaga kebersihan & kerapihan
h. Istirahat
i. Beribadah
j. Toilet
k. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mendaftar Tamu
Front Office
5 f. Memonitori pelayanan
Departement
g. Mencatat penggunaan telepon
h. Istirahat
i. Toilet
j. Beribadah
k. Pulang
a. Datang
b. Parkir
Pengelola c. Simpan barang
(Direktur, d. Kerja
6
Manajer Utama, e. Istirahat
Sekretaris) f. Toilet
g. Beribadah
h. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Simpan barang
Assistant d. Kerja
7
Manager e. Istirahat
f. Toilet
g. Beribadah
h. Pulang
19
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mengelola keuangan
Sambungan Tabel 2.1
Accounting f. Menyusun laporan
9
Departement g. Melaporkan keuangan
h. Mencatat pembelian barang
i. Istirahat
j. Toilet
k. Beribadah
l. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mengawasi tenaga kerja
Personel
10 f. Mengatur karyawan
Departement
g. Merencanakan jadwal
h. Istirahat
i. Toilet
j. Beribadah
k. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Melaksanakan tugas mekanikal
f. Melaksanakan tugas elektrikal
Engineering
11 g. Mengatur bagian teknisi
Departement
h. Mengawasi semua peralatan ME
i. Istirahat
j. Toilet
k. Beribadah
l. Pulang
a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Menjaga keamanan
12 Security
f. Mengecek cctv
g. Istirahat
h. Toilet
i. Beribadah
j. Pulang
20
International. Hotel di Kota Baru Sentul City ini mendapatkan Green Property,
karena pengembangannya memperhatikan kelestarian alam. Neo+ Green
Savana Sentul ini berlokasi ideal dan strategis di antara Jakarta dan Bogor, dan
dalam jarak berjalan kaki ke Taman Budaya. Hotel ini juga dekat dengan
Zoological Museum, Sentul Highland Golf Course, Jungleland, dan Alam
Fantasi Park. Hotel ini dikelilingi oleh alam yang tenang termasuk air terjun,
air panas, dan pegunungan.
Hotel Neo+ Green Savana adalah tempat yang tepat untuk liburan, bisnis
dan relaksasi. Memiliki 70 standard room dan suite room. Setiap kamar
memiliki teras. Standard room memiliki luas kurang lebih 32m 2 sedangkan suite
room memiliki luas 75,5m2. Memberikan fasilitas TV LED dengan Saluran
Internasional & Lokal pada setiap kamar, selain itu terdapat kamar mandi en-
suite dan fasilitas kamar mandi fantastis yang akan memberikan pengalaman
mandi yang sangat santai bagi tamu. Hotel ini juga memiliki fasilitas kolam
renang, halaman yang luas untuk bermain sepak bola atau bermain permainan
keluarga. Di pagi hari tamu juga bisa melakukan olahraga lari keliling hotel .
Novus didesain berkonsep alam dengan kombinasi batu alam, marmer dan
kayu. Novus Hotels & Resort merupakan hotel bintang 4 yang memiliki
karakteristik berbeda untuk setiap hotelnya. Nuansa lokal melalui design arsitektur
yang alami, dapat Anda rasakan saat memasuki lobi. Novus Puncak Resort and Spa
memiliki 111 kamar, 8 ruang pertemuan & fasilitas konferensi.
Meski terdiri dari berbagai jenis kamar, ada beberapa kesamaan dalam
setiap tipe yang menjadi fasilitas unggulan, di antaranya balkon dan teras agar
leluasa mendapat udara segar pegunungan. Selain itu, semua kamar punya ukuran
luas dan kamar mandi dilengkapi bath tub plus water heater. Novus Giri juga
menyediakan kolam renang pribadi yang terletak di teras dalam kamar pool suite
dengan pemandangan lembah yang spektakuler.
Nama proyek ini adalah Mild Hotel Bandung. Proyek yang dimiliki oleh
swasta ini bersifat semi fiktif. Lokasi dari proyek yang memiliki luas tanah sebesar
± 21.600 m2 / 2,16 Ha ini berada di Jl. Raya Lembang , Setiabudi, Kabupaten
Bandung Barat. Area tapak ini memiliki garis sepadan bangunan (GSB) ½ dari
lebar jalan utama, koefisien dasar bangunan (KDB) 20 %, koefisien lantai bangunan
27
28
(KLB) 0,7 serta koefisien dasar hijau (KDH) nya adalah 76 %. Berikut ini adalah
perhitungan tentang regulasi pada tapak.
KDB : 20%
: 20 % x 21.600 m2 = 4.320 m2
KLB : 0,7
: 0,7 x 21.600 m2 = 15.120 m2
GSB : ½ lebar jalan
: ½ x 5 m (lebar jalan) + 1 m = 3,5 m
KDH min : 76 % = 14.666 m2
Jumlah Lantai : 15145,844 m2 : 4327,384 m2 = 3,5 → 4 Lantai
3.1.2 Aksesbilitas Tapak
Tapak berada di Jl. Raya Lembang, Kab. Bandung Barat yang dekat dengan
Jl. Dr. Setiabudi, Jl. Sersan Bajuri dan Jl. Kolonel Masturi sehingga akses menuju
lokasi tapak dapat dengan mudah dicapai dari berbagai arah (lihat Gambar 3.2).
Akses menuju tapak dari pusat Kota Bandung dapat melewati Jl. Sukajadi
dan Jl. Dr. Setiabudi dengan menempuh perjalanan kurang lebih hingga 1 jam 2
menit (lihat Gambar 3.3).
29
Serta dalam radius 10 km site dapat diakses melalui Gerbang Tol Buah Batu,
Gerbang Tol Pasir Koja, & Gerbang Tol Muhammad Toha. Serta dapat terhubung
dengan kota-kota satelit disekitar Bandung melalui Jalan Nasional & Jalan Provinsi.
memanfaatkan kondisi tapak secara optimal salah satunya merancang area parkir
kendaraan dengan baik dan tertata agar tidak terjadi kemacetan ketika masuk
b. Solusi
- Memaksimalkan view disekitar site yang merupakan potensial view
terbaik yang dapat dijual dan akan dilihat banyak pengunjung nantinya.
- Fasad Hotel Bintang Empat harus dapat menarik pengujung yang datang
dari arah depan.
3.1.7 View Ke Luar Tapak
Analisa view ke luar tapak berfungsi untuk mengetahui potensi view apa saja
yang dapat mendukung perancangan baik dari dalam maupun dari luar tapak
sehingga dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan dari tapak tersebut untuk
merancang orientasi massa bangunan sehingga dapat melihat pemandangan yang
baik dari dalam bangunan ke arah luar tapak. Gambar 3.8 dan Gambar 3.9
menunjukkan pemetaan view dari dalam tapak ke luar tapak.
- Memanfaatkan site yang luas dan besar dengan massa bangunan serta
orientasi yang baik sehingga menimbulkan atau berdampak pada view
yang baik juga.
3.1.9 Kebisingan
Gambar 3.12 menunjukkan tingkat kebisingan yang terbagi menjadi tiga
yaitu tingkat kebisingan tinggi, sedang dan rendah. Hal tersebut perlu diperhatikan
oleh perencana seperti apa potensi dan kendalanya agar mendapatkan solusi
perancangan. Berikut potensi, kendala serta solusi mengenai kebisingan.
c. Solusi :
- Meletakkan beberapa pohon dekat bangunan sebagai buffer agar
membantu meredam suara bising kendaraan.
- Mengatur zoning yaitu ruang bersifat publik pada area tingkat kebisingan
tinggi,dan ruang bersifat privat di area kebisingan rendah.
- Mengatur pola sirkulasi, dan bangunan dibuat sedikit lebih mundur dari
jalan utama.
3.1.10 Orientasi Matahari dan Arah Angin
Jalur matahari mempengaruhi lamanya siang hari dan jumlah pencahayaan
yang diterima bangunan sepanjang lintang tertentu selama musim tertentu. Posisi
matahari tersebut merupakan faktor utama dalam perolehan panas bangunan dan
kinerja sistem energi matahari. Lokasi dan kondisi iklim mempengaruhi
pencahayaan dan orientasi serta bayangan musim panas (lihat Gambar 3.13).
Tapak merupakan lahan yang sudah terdapat vegetasi seperti pepohonan dan
rumput-rumput liar, namun tetap perlu penambahan vegetasi sebagai estetika dan
dapat memberikan kenyamanan.
40
3.1.12 Drainase
Saat ini telah terdapat saluran drainase di sekitar site (lihat Gambar 3.15).
Berada pada bagian barat dan selatan site. Sering terdapat genangan air pada saluran
drainase jika terjadi hujan. Ini dikarenakan saluran yang ada saat ini tidak cukup
besar dan dalam untuk menampung air jika hujan.
Maka solusinya adalah dengan membuat ataupun menambah volume dari
saluran drainase yang ada serta membuat biopori atau sumur resapan di sekitar site.
Agar ketika hujan, tidak menimbulkan genangan air yang dapat mengganggu para
pengguna jalan dan merusak keindahan.
2. Wisatawan Nusantara
2. Wisatawan Nusantara
Total
Wisatawan Menginap
4,4 13,4
4,4 -9,4
13,8 4,9
0,9 1,0
9,0 21,1
6,5 6,2
2016 60,9 %
2017 61 %
2018 67,8 %
45
Adapun rata-rata lama tinggal wisatawan pada tahun 2018 adalah 2,21
hari. Tingkat okupansi hotel di Kota Bandung berdasarkan 371 hotel
dengan jumlah kamar 18.381.
Tahun Pertumbuhan %
2015-2016 3,9 %
2016-2017 -4,5 %
2017-2018 13,5 %
Rata-rata 4,3 %
48
JW x Los x %WHM
Rumus : : Jumlah tempat tidur hotel
365 𝑥 𝐻ℎ
Keterangan :
Jw : Jumlah Wisatawan
LoS : Lama tinggal wisatawan (2,21 hari / Sumber : Dinas Kebudayaan
& Pariwisata Kota Bandung : Okupansi & Kunjungan 2018)
WMH : Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap
Hh : Tingkat Hunian Hotel (Occupation Rate)
49
Lingkup Tugas :
1. General Manager
General Manager adalah puncak pimpinan dari sebuah struktur
organisasi hotel. Bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggaraan
hotel dan kinerja seluruh karyawannya.
2. Assistant General Manager
Assistant General Manager atau Executive Assistan Manager adalah
wakil General Manager. Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah
dirumuskan dan diarahkan oleh General Manager dilaksanakan dan
dikomunikasikan kepada Assistant General Manager.
3. Sekretaris
- Membuat agenda kegiatan GM.
- Menyimpulkan hasil rapat.
- Membuat laporan hasil kegiatan.
4. Food & Beverage Manager
F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and
Beverage Department untuk dapat menyajikan makanan dan minuman
berkualitas yang disenangi tamu. Merencanakan menu, memastikan
bahwa setiap bawahanya dapat menyajikan makanan dengan cepat dan
ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage Department.
5. Chief Room Division/Executive Housekeeping
- Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan fasilitas hotel.
- Membersihkan dan merapikan kamar yang telah digunakan oleh tamu
sesegera mungkin setelah tamu check-out.
- Melaporkan kepada FO apabila kamar telah siap dijual.
6. Front Office
FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas
pengelolaan kantor depan.
54
organisasi ruang. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel
Planning and Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut
fungsinya, terdiri dari:
Pengelolaan tersebut harus harus ditunjang dengan struktur organisasi yang sangat
baik.
b. Back of House
1. Food preperation dan storage area.
2. Receiving, trash dan general storage area.
3. Employee area terdiri dari personel and time keeper office, locker and
toilet, employee dinning and housing.
4. Laudry dan housekeeping.
5. Engineering and mechanical areas yang terdiri dari enginerring office,
maintenace shop, mechanical/electrical areas.
Alami
Alami
Alami
Alami
10% luas
Parkir Times Saver
Pengunjung 1 unit 3 m2 parkir 1 unit 54 m2 +++ + ++ +++ - -
Motor Standards
mobil
Pedoman
Perencanaan
1 mobil/5
Parkir Mobil 1 unit 15 m2 Lingkungan 36 unit 540 m2 +++ + ++ +++ - -
kamar
Permukiman
Pengunjung Kota
3.2.5 Besaran Ruang
Parkir Truk
1 unit 42,5 m2 Data Arsitek 1 unit 42,5 m2 +++ + ++ +++ - -
Site Publik Barang Staff
1
Main Lobby Pengunjung 1 unit 100 m2 HRP Lawson 1 unit 100 m2 +++ +++ +++ ++ +++ +
m2/kamar
HRP Lawson
1 unit 32 m2 32 m2 - + +++ +++ +++ +
Drugstore Pengunjung hal. 204 1 unit
HRP Lawson
1 unit 10 m2 10 m2 + + +++ +++ +++ +
Gift Shop Pengunjung hal. 201 1 unit
Function Area, zona Recreation, zona Employee Area, zona Food & Beverage,
59
zona Receiving & Storage, zona Service Area, zona Engineering & Mechanical.
3.19, 3.20). Tabel ini terbagi dari area Tapak, zona Lobby, zona Guestroom, zona
Standard Perwal hal.
24 m2 82 unit 1968 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 unit 75
Deluxe Perwal hal.
48 m2 15 unit 720 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 Unit 75
Perwal hal.
72 m2 3 unit 216 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Guestrooms Private Suite Room Pengunjung 1 Unit 75
tipe
classroom,
Meeting Operator
55,5 m2 theatre, 2 unit 111 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Archipelago
banquet,
Pengunjung 1 unit reception
termasuk
Operator
Ballroom Pengunjung 600 m2 ballroom 1 unit 600 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Archipelago
1 unit foyer
Operator
Boardroom 7,4 m2 1 unit 7,4 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Staff/Pengunjung 1 unit Archipelago
Banquet Operator
55,6 m2 1 unit 55,6 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 unit Archipelago
Function Area Semi Publik
30% dari
Operator
Pre function 33,3 m2 ruang 1 unit 33,3 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
Archipelago
Pengunjung 1 unit meeting
termasuk
bar storage,
HD Penner hal.
Support Staff 46,5 m2 toilets, 1 unit 46,5 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
370
coats,
1 unit phones)
Total Luas Function Area (m2) 853,8 m2
Fitness Operator
12 orang 40 m2 1 unit 40 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
Centre Pengunjung Archipelago
HD Penner hal.
18,6 m2 1 unit 18,6 m2 + + +++ ++ +++ ++
Spa Pengunjung 1 unit 371
HRP Lawson
8 m2 1 unit 8 m2 ++ ++ +++ ++ ++ +
Reception Staff 1 unit hal. 201
Locker, HD Penner hal.
Recreation Publik 14 m2 1 unit 14 m2 - + ++ ++ - -
toilets Pengunjung 1 unit 370
HD Penner hal.
R.Secretary 4,5 m2 1 unit 4,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
Sekretaris 1 unit 371
R. Assist
3,4 m2 Studi Ruang 1 unit 3,4 m2 + + ++ ++ +++ ++
Manager Assist Manager 1 unit
Data Arsitek
Dishw ash 14,8 m2 1 unit 14,8 m2
hal. 130
Room Stew ard 1 unit - - ++ + + ++
Daily
HD Penner
Refrigerat 4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Food & hal. 370
Priv ate or Pengelola 1 unit - - ++ + +++ ++
Beverage
Veg.
Cooler Cook - - ++ + +++ ++
Fish
1 9,5 m2 HD Penner 1 unit 9,5 m2
Cooler Cook - - ++ + +++ ++
Meat
Cooler Cook unit - - ++ + +++ ++
Veg.
Preparati
on Cook - - ++ + ++ ++
Fish
Data Arsitek
Tabel 3.18 Besaran Ruang Zona Food & Beverage
Toilet
termasuk
Pengunju 10 orang 45 m2 HRP Law son 1 unit 45 m2
difable
ng Pengunjung hal. 201 - - ++ ++ - -
termasuk
4 orang 8,1 m2 Data Arsitek urinoir & 1 unit
Toilet
Pria w astafel 18,8 m2 - - ++ ++ - -
Karyaw an
termasuk
4 orang 10,7 m2 Data Arsitek 1 unit
Wanita w astafel - - ++ ++ - -
termasuk
ruang
Mushola Staff/Pengunjung 20 orang 26,4 m2 Studi Ruang 1 unit 26,4 m2
shalat &
w udhu - - ++ ++ - -
General HD Penner
46,5 m2 1 unit 46,5 m2
Storage Pengelola 1 unit hal. 372 - - ++ + - -
ng Pengunjung - - ++ ++ - -
Tangga
Kebakara 17,4 m2 Data Arsitek 8 unit 139,2 m2
n Staff/Pengunjung 1 unit - - ++ ++ - -
Total Luas Service Area (m2) 352 m2
Sirkulasi (20%) 70,4 m2
Subtotal Luas Keseluruhan
422,4 m2
(m2)
63
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 40 m2
Pompa Carpentry 1 unit 40 - - ++ ++ ++ ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 6 m2
Panel Plumbing 1 unit 6 - - ++ ++ - ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 15 m2
LVMDP Electrical 1 unit 15 - - ++ ++ + ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 40 m2
Genset Mechanical 1 unit 40 - - ++ ++ - ++
Ruang
Bahan
m2 Asumsi 1 unit 15 m2
Bakar
Genset Electrical 1 unit 15
Engineering &
Priv ate Ruang
Mechanical m2 Data Arsitek 1 unit 12 m2
Mesin Lift Mechanical 1 unit 12
65
66
digunakan oleh pengelola dan tamu, baik tamu yang menginap di hotel ataupun
yang tidak menginap. Pada zona ini terdapat area terbuka hijau serta tempat parkir
kendaraan mobil dan motor.
Zona yang berwarna biru adalah zona yang bersifat semi privat. Zona ini
dapat diakses atau dimasuki oleh tamu yang akan menggunakan jasa hotel bintang
empat yang berada di area tapak. Pada zona ini terdapat area rekreasi yaitu taman,
kolam renang dan playground. Untuk zona yang berwarna merah hanya dapat
diakses oleh pengelola dan karyawan dari hotel itu sendiri serta dapat diakses juga
oleh tamu yang telah memesan kamar, karena zona ini bersifat privat. Terakhir,
terdapat zona yang berwarna kuning adalah area servis dan hanya dapat diakses
oleh karyawan atau pengelola dari hotel bintang empat saja.
Terdapat juga area semi privat yaitu ruang spa dan ruang gym. Sedangkan
area privat terdiri dari ruang-ruang kerja pengelola dan karyawan (lihat Gambar
4.6 dan Lampiran 7). Selain itu terdapat ruang terbuka pada bagian tengah
bangunan, ruang terbuka tersebut sebagai pemisah antara dua massa bangunan dan
berfungsi sebagai meeting point dan courtyard.
71
Sedangkan area lantai 1 didominasi oleh area semi privat dan privat. Zona
semi privat merupakan zona function area yaitu meeting room dan ballroom. Area
bersifat privat terdiri dari kamar-kamar tamu hotel yaitu kamar standard dan kamar
deluxe (lihat Gambar 4.7 dan Lampiran 8).
Area lantai 2 terdiri dari zona privat yaitu kamar-kamar tamu hotel. Terdiri
dari kamar standard dan deluxe (lihat Gambar 4.8 dan Lampiran 9).
Lantai 3 merupakan zona privat yang terdiri dari kamar-kamar tamu dengan
tipe standard, deluxe, dan suites (lihat Gambar 4.9 dan Lampiran 10).
Karena menurut persyaratan plat lantai bisa menahan untuk bentang sebesar 16 m2,
maka dibutuhkan balok anak untuk menahan beban dari beban hidup dan
78
beban mati dari bangunan. Ukuran L1 adalah 7,4 m dan ukuran L2 juga
8.1m, maka bentang tersebut akan di bagi menjadi 2 Jadi 740 / 2 = 370
terjadi kebakaran. Pada area site juga menyediakan jalur untuk pemadam kebakaran
dan hardstanding untuk mobil pemadam kebakaran. Selain itu terdapat hydrant-
hydrant halaman pada area site sebagai suatu sistem pencegah kebakaran yang
membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya
digunakan oleh mobil pemadam kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan
dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil
pemadam kebakaran (lihat Gambar 4.19).
Sistem VRV ini merupakan pengembangan dari super multy split system ,
dikeluarkan oleh Daikin. Komponen VRV terdiri dari outdoor unit dan beberapa
indoor unit. Sistem ini tidak memerlukan ducting, tetapi cukup dengan pipa ϕ111
untuk distribusi ke indoor unit. Berikut perhitungan pengkondisian udara sistem
VRV.
dan beban pengimbang (counter weight) oleh motor listrik). Untuk transportasi
diagonal pada bangunan ini adalah berupa tangga (lihat Gambar 4.25).
i. Pendapatan Parkir
= 0,01 juta rupiah/kendaraan x 60 kendaraan x 365 hari
= 219 juta rupiah
j. Total Pendapatan Pertahun
= 67.560 juta rupiah
5.2.3 Prakiraan Biaya Operasional
a. Gaji Pegawai (25% pendapatan)
= 25% x 67.560 juta rupiah = 16.890 juta rupiah
b. PPN (10% pendapatan)
= 10% x 67.560 juta rupiah = 6.756 juta rupiah
c. Depresiasi Bangunan (5% pendapatan)
= 5% x 67.560 juta rupiah = 3.378 juta rupiah
d. Biaya Operasional (15% pendapatan)
= 15% x 67.560 juta rupiah = 10.134 juta rupiah
e. Biaya Lain-lain (5% pendapatan)
= 5% x 67.560 juta rupiah = 3.378 juta rupiah
f. Total Biaya Operasional
= 40.536 juta rupiah
5.2.4 Analisis Break Even Point
Break Even Point/Titik Impas adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau
keuntungan. Break Even Point untuk proyek ini akan mengalami keuntungan pada
tahun ke tujuh. Diasumsikan bahwa pendapatan dan biaya operasional tiap
tahunnya sesuai dengan analisa pendapatan dan operasional tiap tahun.
Tabel 5.1 Break Even Point
tahun Keterangan Pengeluaran Pendapatan Jumlah uang
ke-
0 Pembangunan -185.274,37 Juta -185.274,37 Juta
1 Biaya 40.536 Juta -158.250,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
2 Biaya 40.536 Juta -131.226,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
94
Pekerjaan urugan:
- Menyiapkan tahan urug.
- Mempersiapkan lokasi area yang akan diurug.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi dan setiap
lapis diikuti dengan pemadatan.
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai seperti
stamper, baby roller atau alat pemadam lainnya.
5.3.3 Tahap Pekerjaan Pondasi
Setelah persiapan dan pekerjaan tanah telah selesai lalu dilanjutkan dengan
pemasangan pondasi. Pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile. Pembuatan
pondasi diawali dengan penggalian untuk pondasi yang telah disesuaikan dengan
ukuran pondasi yang telah diperhitungkan (bor pile) yaitu diameter 60 cm.
Pemasangan bor pile dilakukan dengan menggunakan alat pancang hidrolik.
Apabila pekerjaan bor pile telah selesai, barulah penggalian untuk pile cap
yang direncanakan dibawah permukaan tanah, lubang galian disesuaikan dengan
ukuran pile cap yang direncanakan dibawah permukaan tanah.
Tulangan yang berasal dari bor pile di sambungkan ke tulangan pile cap,
agar bor pile dengan pile cap menjadi satu kesatuan yang kokoh. Setelah selesai
pekerjaan bor pile dan poer disambungkan dengan pekerjaan sloof. Ukuran sloof
sama dengan ukuran balok induk yaitu 70/50 cm. Tulangan dari pile cap kemudian
di sambungkan dengan sloof.
4. Meeting Rooms
Tabel berikut menunjukkan kebutuhan luas untuk ruang pertemuan.
Perkiraan luas area dibagi dengan rasio akan menunjukkan berapa kapasitas ruang
rapat. Konferensi dan konvensi terpusat biasanya membutuhkan ruang yang lebih
besar, berkisar antara 30-50% lebih besar.
Tabel Function Room Capasities
mungkin kamar untuk tamu berkebutuhan khusus. Biasanya bak mandi hanya
digunakan dalam suite atau pada hotel berbintang 4 dan 5. Tinggi dari lantai ke
langit2 harus minimal 2.8m di area tempat tidur dan 2,4m di pintu masuk kamar
dan area kamar mandi. Soket universal harus disediakan dalam tiap kamar di atas
meja tulis.
7. Corridors
Lebar koridor harus minimal 1.5 m dan 1,8 m di sebuah hotel bintang lima.
Penerangan dapat dibuat menarik, tidak harus monoton menggunakan downlight.
Lantai harus menggunakan karpet modular. Pada hotel berbintang empat atau lima
bisa menggunakan karpet roll. Koridor di bintang empat dan lima harus memiliki
AC. Tinggi langit - langit di koridor harus minimum 2,2 meter.
8. Public Toilets
Harus ada toilet laki-laki dan perempuan serta toilet difable yang juga bisa
berfungsi ganda sebagai ruang bayi berubah - dinding yang dipasang bayi berubah
tabel harus dipasang.
9. Spa
Kebanyakan hotel bintang 3 dan di atasnya harus setidaknya memiliki spa
kecil. Spa ini dapat dioperasikan sendiri atau outsource. Jika tidak ada ruangan
untuk spa, maka layanan pijat di kamar dapat disediakan. Jika demikian, maka
harus disediakan ruang tunggu kecil di daerah BOH bagi para staff spa.
10. GYM
Pada hotel berbintang 3 ke atas, sangat dianjurkan untuk memiliki fasilitas
pusat kebugaran dengan ukuran mulai dari 30 m2 hingga 800 m2. Area yang lebih
besar dianjurkan untuk dioperasikan pihak ke-3 (outsource). Pusat kebugaran ini
dapat termasuk area spa di dalamnya.
11. Swimming Pool
Hampir semua hotel harus memiliki kolam renang baik kolam renang
dewasa maupun kolam renang anak. Desain dan peletakan kolam renang harus
dititik beratkan pada ukuran, lokasi, akses dari tamu dan lift serta bagaimana bentuk
kolam, apakah akan persegi atau berbentuk laguna.
AR - 5