Anda di halaman 1dari 124

PERANCANGAN MILD HOTEL BANDUNG DENGAN

PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK

TUGAS AKHIR

Oleh:

SYNTIKHE AMANDA CHRISTIE


212015186

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
PERANCANGAN MILD HOTEL BANDUNG DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK

TUGAS AKHIR

Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar


Sarjana Arsitektur

Oleh:

SYNTIKHE AMANDA CHRISTIE


212015186

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Syntikhe Amanda Christie
NIM : 21-2015-186

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa


Judul Tugas Akhir :

PERANCANGAN MILD HOTEL BANDUNG DENGAN PENDEKATAN


ARSITEKTUR ORGANIK

sepenuhnya adalah merupakan karya sendiri, tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini, saya
siap menerima sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandung, 22 Juli 2019


Yang membuat pernyataan,

Syntikhe Amanda Christie


HALAMAN PENGESAHAN

PERANCANGAN MILD HOTEL BANDUNG DENGAN


PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK

TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana
Pada
Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Bandung

Bandung, 22 Juli 2019

Mengetahui/ Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir., Shirley Wahadamaputera, M.T. Novan Prayoga, S.T., M.T.


NIDN: 0411086002 NIDK: 520160614

Program Studi Arsitektur


Ketua,

Ir. Shirley Wahadamaputera, M.T.


NIDN: 0411086002
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Institut Teknologi Nasional, saya yang bertandatangan di


bawah ini:

Nama : Syntikhe Amanda Christie


NIM : 21-2015-186
Program Studi : Arsitektur
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jenis karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Teknologi Nasional Hak Bebas Loyalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas tugas akhir saya yang berjudul:

PERANCANGAN MILD HOTEL BANDUNG DENGAN PENDEKATAN


ARSITEKTUR ORGANIK

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Teknologi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Bandung, Pada tanggal: 22 Juli 2019


Yang menyatakan

(Syntikhe Amanda Christie)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan izin dan rahmat-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir dengan
judul “Perancangan Mild Hotel Bandung Dengan Pendekatan Arsitektur
Organik” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Selama proses
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini banyak sekali pihak yang terlibat dalam
membantu dan membimbing penulis. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah Yang Maha Kuasa, atas izin dan rahmat-Nya laporan Tugas Akhir
Arsitektur ini dapat terlaksana dan terselesaikan.
2. Ir., Shirley Wahadamaputera, M.T. dan Novan Prayoga, ST., M.T., selaku dosen
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan begitu banyak saran, ilmu, serta dukungan selama proses
pengerjaan dan penyusunan Tugas Akhir.
3. Dr. Ir. Nurtati Soewarno, M.T. dan Ir. Meta Riany, M.T. selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan bimbingan dengan baik.
4. Riantiza Avesta, S.T., M.Sc. selaku dosen wali yang telah membimbing selama
proses perkuliahan.
5. Seluruh dosen Jurusan Arsitektur ITENAS yang telah memberikan motivasi,
ilmu serta wawasan selama perkuliahan.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Jurusan Arsitektur ITENAS yang telah membantu
segala urusan administratif.
7. Dwi Siswanto dan Ryna Octavera selaku orang tua penulis yang selalu
mendukung dalam segala bidang dan memberikan doa yang tiada henti.
8. Rekan-rekan Jurusan Arsitektur khususnya angkatan 2015 yang telah
memberikan bantuan serta dukungan selama proses perkuliahan hingga
terselesaikannya Tugas Akhir ini.

i Institut Teknologi Nasional


ABSTRAK

Nama : Syntikhe Amanda Christie


Program Studi : Jurusan Arsitektur
Judul : Perancangan Mild Hotel Bandung Dengan Pendekatan
Arsitektur Organik
Pembimbing : Ir. Shirley Wahadamaputera, M.T.
Keindahan alam Kota Bandung yang masih terjaga menjadi daya tarik bagi para
wisatawan dan menjadikan Kota Bandung memiliki potensi pariwisata yang tinggi.
Hal tersebut perlu didukung dengan fasilitas penginapan yang tidak hanya
menyediakan jasa penginapan tetapi fasilitas pendukung lainnya seperti
‘recreation & sport centre’, ‘food & beverage space’, ‘rentable space’ bagi para
wisatawan seperti hotel.
Tema arsitektur organik diterapkan pada perancangan Hotel Bintang Empat,
dimana rancangan bangunan tersebut terorganisir berdasarkan analogi biologi,
yang secara visual serta lingkungannya saling harmonis, terintegrasi dengan tapak
khususnya pada lahan berkontur. Rancangan pada Hotel Bintang Empat ini
menekankan prinsip-prinsip dasar seperti material, bentuk organik yang dinamis,
dan ‘form follow flow’, yaitu merancang bangunan dengan bentuk melingkar serta
orientasi massanya yang mengikuti bentuk kontur, aliran energi dari alam dan
mengarah ke pemandangan alam. Serta ‘youthful & unexpected’, yang
diimplementasikan pada denah dengan ‘grid’ yang tidak seragam, fluktuasi pada
level lantai, dan rancangan ruang terbuka sebagai elemen pembentuk desain baik
ruang dalam maupun ruang luar serta menjadikan bangunan yang dirancang
tersebut memberikan suasana yang membuat hubungan antara alam, manusia,
bangunan serta tapaknya menjadi satu kesatuan dan harmonis.

Kata kunci: Hotel Bintang Empat, Bandung, arsitektur organik, lahan berkontur,
bentuk massa

ii Institut Teknologi Nasional


ABSTRACT

Name : Syntikhe Amanda Christie


Study Program : Architecture Major
Title : Perancangan Hotel Bintang Empat Setiabudi Bandung Dengan
Pendekatan Arsitektur Organik
Counsellor : Ir. Shirley Wahadamaputera, M.T.

The natural beauty of the Bandung city is still maintained as an attraction for
tourists and makes the city of Bandung has high tourism potential. This needs to
be supported by lodging facilities that not only provide lodging services but other
supporting facilities such as 'recreation & sports center', 'food & beverage space',
'rentable space' for tourists such as hotels.
The theme of organic architecture is applied to the design of Four Star Hotels,
where the design of the building is organized based on biological analogies, which
are visually and environmentally harmonious, integrated with the site specifically
on contoured land. The design of this Four Star Hotel emphasizes basic principles
such as material, dynamic organic forms, and 'form follow flow', namely designing
buildings with circular shapes and mass orientations that follow the shape of
contours, the flow of energy from nature and lead to natural scenery. And 'youthful
& unexpected', which is implemented in non-uniform 'grid' plans, fluctuations at
the floor level, and open space design as elements of design design both inside and
outside space and make the designed building provides an atmosphere that makes
the connection between nature, humans, buildings and their sites become a unity
and harmony.

Keywords : Four Star Hotels, Bandung, organic architecture, contoured land,


mass forms

iii Institut Teknologi Nasional


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


ABSTRAK ............................................................................................................. ii
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ xi
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................2


1.1.1 Latar Belakang Proyek......................................................2
1.1.2 Latar Belakang Lokasi ......................................................3
1.2 Definisi Judul dan Fungsi..............................................................3
1.2.1 Alasan Pemilihan Judul ....................................................3
1.2.2 Definisi Judul ....................................................................3
1.2.3 Kesimpulan Judul .............................................................4
1.2.4 Definisi Fungsi..................................................................4
1.3 Tema Perancangan ........................................................................5
1.4 Tujuan Proyek ...............................................................................6
1.5 Visi dan Misi Proyek .....................................................................6
1.6 Deskripsi Proyek ...........................................................................7
1.7 Identifikasi Masalah ......................................................................7
1.7.1 Aspek Perancangan ...........................................................7
1.7.2 Aspek Bangunan ...............................................................7
1.7.3 Aspek Struktur ..................................................................8
1.7.4 Aspek Lingkungan & Tapak .............................................8
1.8 Metode Pendekatan Perancangan ..................................................7
1.9 Skema Pemikiran.........................................................................10
1.10 Sistematika Pembahasan .............................................................10

BAB 2 : TINJAUAN TEORI DAN STUDI BANDING

2.1 Tinjauan Umum...........................................................................12


2.1.1 Definisi Hotel..................................................................12
2.1.2 Fungsi Hotel Bintang Empat...........................................12
iv institut Teknologi Nasional
2.1.3 Klasifikasi Hotel Bintang Empat ....................................12
2.1.4 Aktivitas Pengunjung Hotel Bintang Empat...................17
2.1.5 Guidelines Operator Hotel ..............................................20
2.2 Arsitektur Organik.......................................................................20
2.3 Studi Banding ..............................................................................22
2.3.1 Hotel Neo + Green Savana Sentul City ..........................22
2.3.2 Pesona Alam Resort & Spa.............................................24
2.3.3 Pines Garden Resort Hotel ..............................................25
2.3.4 Novus Giri Resort & Spa ................................................26

BAB 3 : ANALISA TAPAK DAN PROGRAM PERANCANGAN

3.1 Analisa Tapak ..............................................................................27


3.1.1 Lokasi dan Deskripsi Proyek ..........................................27
3.1.2 Aksesibilitas Tapak .........................................................28
3.1.3 Tata Guna Lahan .............................................................30
3.1.4 Kondisi Tapak .................................................................31
3.1.5 Kualitas Arsitektur Sekitar Tapak...................................32
3.1.6 Kondisi Eksisting Luar Tapak ........................................33
3.1.7 View Ke luar Tapak.........................................................34
3.1.8 View Ke Dalam Tapak ....................................................35
3.1.9 Kebisingan ......................................................................37
3.1.10 Orientasi Arah Matahari dan Angin................................38
3.1.11 Vegetasi ..........................................................................39
3.1.12 Drainase ..........................................................................41
3.2 Program Perancangan ..................................................................41
3.2.1 Studi Kelayakan ..............................................................41
3.2.2 Struktur Organisasi Hotel Bintang Empat ......................52
3.2.3 Organisasi Ruang dan Sistem Pengelolaan Hotel ...........54
3.2.4 Alur Kegiatan ..................................................................58
3.2.5 Besaran Ruang ................................................................59

BAB 4 : KONSEP PERANCANGAN

4.1 Elaborasi Tema ............................................................................65


4.2 Konsep Arsitektural.....................................................................67
4.2.1 Gubahan Massa ...............................................................67
4.2.2 Konsep Zoning Tapak .....................................................67
v institut Teknologi Nasional
4.2.3 Konsep Aksesibilitas dan Sirkulasi Tapak......................68
4.2.4 Konsep Sirkulasi Bangunan ............................................69
4.2.5 Konsep Zoning Bangunan ..............................................70
4.2.6 Konsep Pengolahan Fasad Bangunan .............................73
4.3 Konsep Struktur...........................................................................74
4.3.1 Sistem Struktur dan Konstruksi ......................................74
4.3.2 Perhitungan Dimensionering ..........................................76
4.4 Konsep Utilitas ............................................................................79
4.4.1 Sistem Air Bersih ............................................................79
4.4.2 Sistem Air Kotor dan Air Hujan .....................................80
4.4.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran ................................81
4.4.4 Sistem Elektrikal .............................................................82
4.4.5 Sistem Pengkondisian Udara ..........................................83
4.4.6 Sistem Penangkal Petir ...................................................85
4.4.7 Sistem Komunikasi dan Tata Suara ................................87
4.4.8 Sistem Transportasi dalam Bangunan dan Pembuangan
Sampah ...........................................................................88

BAB 5 : RANCANGAN PERKIRAAN BIAYA DAN METODE


MEMBANGUN

5.1 Estimasi Rencana Anggaran Biaya .............................................90


5.1.1 Harga Tanah ....................................................................90
5.1.2 Harga Fisik Bangunan ....................................................90
5.1.3 Total Perkiraan Biaya .....................................................90
5.2 Break Even Point .........................................................................91
5.2.1 Prakiraan Biaya Modal ...................................................91
5.2.2 Analisis Profitibilitas ......................................................91
5.2.3 Prakiraan Biaya Operasional ..........................................93
5.2.4 Analisis Break Even Point ..............................................93
5.3 Metode Membangun ...................................................................94
5.3.1 Tahap Persiapan ..............................................................94
5.3.2 Tahap Pekerjaan Tanah ...................................................96
5.3.3 Tahap Pekerjaan Pondasi ................................................97
5.3.4 Tahap Pekerjaan Struktur Kolom dan Balok Beton........97
5.3.5 Tahap Pengecoran ...........................................................98

vi institut Teknologi Nasional


5.3.6 Tahap Pekerjaan Atap .....................................................99
5.3.7 Tahap Pekerjaan Finishing .............................................99
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... xii
LAMPIRAN

vii institut Teknologi Nasional


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Neo + Green Savana Sentul City ....................................................23


Gambar 2.2 Pesona Alam Resort & Spa.............................................................24
Gambar 2.3 Pines Garden Resort Hotel .............................................................25
Gambar 2.4 Novus Giri Resort & Spa ................................................................26
Gambar 3.1 Lokasi Tapak ..................................................................................27
Gambar 3.2 Pemetaan Aksesibilitas Menuju Tapak ...........................................28
Gambar 3.3 Akses dari Arah Barat .....................................................................29
Gambar 3.4 Akses dari Arah Timur ...................................................................29
Gambar 3.5 Radius Pencapaian Site ...................................................................30
Gambar 3.6 Radius Fungsi Kawasan & Bangunan Penting ...............................31
Gambar 3.7 Pemetaan Kualitas Arsitektur Sekitar Tapak ..................................33
Gambar 3.8 Pemetaan View ke Luar Tapak .......................................................34
Gambar 3.9 View ke Luar Tapak ........................................................................34
Gambar 3.10 Pemetaan View ke Dalam Tapak ...................................................36
Gambar 3.11 View ke Dalam Tapak ....................................................................36
Gambar 3.12 Pemetaan Kebisingan di Sekitar Tapak .........................................37
Gambar 3.13 Pemetaan Orientasi Matahari dan Arah Angin ..............................38
Gambar 3.14 Pemetaan Vegetasi di Sekitar Tapak .............................................40
Gambar 3.15 Pemetaan Drainase di Sekitar Tapak .............................................41
Gambar 3.16 Tingkat Occupancy Hotel di Bandung ..........................................45
Gambar 3.17 Chart Pertumbuhan Hotel dan Kamar Hotel di Bandung ..............48
Gambar 3.18 Pemetaan Radius Hotel Bintang Empat di Sekitar Site .................51
Gambar 3.19 Hotel Bintang Empat di Sekitar Site ..............................................52
Gambar 4.1 Gubahan Massa ...............................................................................67
Gambar 4.2 Konsep Zoning Tapak.....................................................................68
Gambar 4.3 Konsep Aksesibilitas dan Sirkulasi Tapak .....................................69
Gambar 4.4 Konsep Sirkulasi Bangunan ............................................................69
Gambar 4.5 Hasil Rancangan Zonasi Lantai Basement .....................................70
Gambar 4.6 Hasil Rancangan Zonasi Lantai Dasar ............................................71
Gambar 4.7 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 1 ...................................................71
Gambar 4.8 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 2 ...................................................72
Gambar 4.9 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 3 ...................................................72
Gambar 4.10 Tampak Depan Bangunan..............................................................73
viii institut Teknologi Nasional
Gambar 4.11 Tampak Belakang Bangunan ........................................................73
Gambar 4.12 Pondasi Bore pile ..........................................................................74
Gambar 4.13 Kolom & Beton Bertulang ............................................................75
Gambar 4.14 Rangka Atap Flat Truss ................................................................75
Gambar 4.15 Aksonometri Struktur ...................................................................75
Gambar 4.16 Modul Kolom................................................................................76
Gambar 4.17 Skema Utilitas Air Bersih .............................................................80
Gambar 4.18 Skema Utilitas Air Kotor dan Air Hujan ......................................81
Gambar 4.19 Skema Utilitas Penanggulangan Kebakaran .................................82
Gambar 4.20 Skema Utilitas Elektrikal ..............................................................83
Gambar 4.21 Skema Utilitas Pengkondisian Udara ...........................................85
Gambar 4.22 Skema Utilitas Penangkal Petir ....................................................86
Gambar 4.23 Skema Utilitas Sistem Komunikasi ..............................................87
Gambar 4.24 Skema Utilitas Sistem Tata Suara.................................................88
Gambar 4.25 Skema Utilitas SIstem Transportasi dan Pembuangan Sampah ...89
Gambar 5.1 Lokasi SIte ......................................................................................96
Gambar 5.2 Pekerjaan Pondasi dan Sloof ..........................................................97
Gambar 5.3 Pekerjaan Kolom dan Balok Beton.................................................98
Gambar 5.4 Pekerjaan Atap ................................................................................99
Gambar 5.5 Interior Lobby ...............................................................................100
Gambar 5.6 Interior Seat Lounge .....................................................................101
Gambar 5.7 Interior Kamar Hotel.....................................................................101
Gambar 5.8 Fasad Bangunan ............................................................................102
Gambar 5.9 Perspektif Eksterior ......................................................................103
Gambar 5.10 Perspektif Eksterior ....................................................................103

ix institut Teknologi Nasional


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aktivitas Pengguna Hotel Bintang Empat............................................17


Tabel 3.1 Data Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung .................................42
Tabel 3.2 Data Wisatawan yang Menginap di Kota Bandung .............................42
Tabel 3.3 Rata-Rata Presentase Selisih Kenaikan Wisatawan Tahun 2013-201844
Tabel 3.4 Tingkat Occupancy Hotel Berdasarkan Occupancy dan Kunjungan
Wisata ..................................................................................................44
Tabel 3.5 Prediksi Jumlah Wisatawan ke Kota Bandung 2019-2049 ..................45
Tabel 3.6 Prediksi Jumlah Wisatawan Menginap di Kota Bandung 2019-2049 ..46
Tabel 3.7 Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel ......................47
Tabel 3.8 Data Pertumbuhan Hotel dan Kamar Hotel di Bandung ......................47
Tabel 3.9 Prediksi Pertumbuhan Kamar Hotel di Kota Bandung ........................47
Tabel 3.10 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2019 .............................................49
Tabel 3.11 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2029 .............................................49
Tabel 3.12 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2039 .............................................50
Tabel 3.13 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2049 .............................................50
Tabel 3.14 Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel .....................51
Tabel 3.15 Besaran Ruang pada Tapak, Lobby dan Guestrooms..........................59
Tabel 4.1 Elaborasi Tema ....................................................................................65
Tabel 5.1 Break Even Point .................................................................................93

x institut Teknologi Nasional


DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Skema Pemikiran................................................................................10


Bagan 3.1 Struktur Organisasi Hotel Bintang Empat ..........................................53
Bagan 3.2 Organisasi Ruang Hotel Menurut Fungsinya .....................................56
Bagan 3.3 Organisasi Ruang Hotel Menurut Sifatnya ........................................56
Bagan 3.4 Alur Kegiatan Makro .........................................................................58

xi institut Teknologi Nasional


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Latar Belakang Proyek
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah kota destinasi wisata
yang sedang mengalami perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari data
stastitik pertumbuhan wisatawannya, baik itu wisatawan domestik maupun
mancanegara ataupun pengunjung yang berasal dari kota Bandung itu sendiri yang
membutuhkan fasilitas pelayanan penginapan, makanan dan minuman serta
fasilitas pendukung lainnya.

Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara


komersial dan dapat menjawab permasalahan tersebut. Hotel disediakan bagi setiap
orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan dan minuman
(berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB 77 tanggal 22
Desember 1977 pada bab Pasal 7 ayat a).

Banyaknya aktivitas masyarakat yang perlu ditunjang oleh fasilitas yang ada
di hotel menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung yang akan
menggunakan jasa hotel. Maka untuk mengantisipasi kedatangan tamu atau
wisatawan ke Kota Bandung untuk berbagai kegiatan seperti menginap, berekreasi
ataupun berbisnis, maka Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Barat
memerlukan fasilitas berupa akomodasi untuk memenuhi kegiatan tersebut, salah
satunya adalah hotel bintang empat yang menyediakan fasilitas lengkap untuk
tempat rekreasi sekaligus pertemuan bisnis.

Oleh karena itu dalam perancangan kali ini, perancang ingin membuat
bangunan Hotel Bintang Empat yang dapat membuat pengguna, pengelola, maupun
semua yang berkegiatan di bangunan hotel ini merasa aman dan nyaman. Salah
satunya dengan merancang bangunan resort hotel dengan segala fasilitas penunjang
dan sesuai dengan konsep dan tema yang selaras dengan lingkungannya.

2
3

1.1.2 Latar Belakang Lokasi


Lokasi berada di Jl. Raya Lembang, Setiabudi yang cukup ramai di lalui
kendaraan. Jl. Raya Lembang Setiabudi juga merupakan daerah yang dikelilingi
oleh kawasan wisata dan bangunan komersil seperti hotel-hotel berbintang,
sehingga berpotensi dijadikan sebagai bangunan resort hotel.

1.2 Definisi Judul dan Fungsi


1.2.1 Alasan Pemilihan Judul
Pemilihan judul Perancangan Mild Hotel Bandung dengan Pendekatan
Arsitektur Organik diharapkan dapat menjadi perhatian dalam merancang serta
dapat menunjang semua aktivitas tersebut dalam suatu lahan agar terpenuhinya
efesiensi lahan. Namun tetap memperhatikan kondisi dan lingkungan sekitar,
dengan mempertimbangkan bentuk massa dan fasad bangunan. Sehingga
permasalahan tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk rancangan yang dapat
mengakomodasi para pengunjung atau tamu yang datang untuk menginap atau
melakukan aktivitas lainnya di hotel tersebut.
1.2.2 Definisi Judul
a. Perancangan
Pengertian perancangan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
yaitu sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program;
desain.
b. Mild Hotel
Mild Hotel merupakan rancangan hotel dimana bangunan tersebut berkamar
banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan
orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara
komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan,
penginapan, makan dan minum.
Maka hotel bintang empat adalah sebuah hotel yang memiliki fasilitas dan
pelayanan hingga kamar yang lebih baik ketimbang hotel biasa.
c. Bandung
4

Merupakan kota yang juga menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat, terkenal
dengan sebutan kota kembang atau kota mode, bahasa yang dituturkan bahasa
Sunda.
d. Pendekatan
Penggunaan teori suatu bidang ilmu untuk mendekati suatu masalah.
e. Arsitektur Organik
Arsitektur yang secara visual dan lingkungan saling harmonis, terintegrasi
dengan tapak, dan merefleksikan kepedulian arsitek terhadap proses dan
bentuk alam yang diproduksinya.
1.2.3 Kesimpulan Judul
Perancangan Mild Hotel Bandung merupakan sebuah bentuk akomodasi
yang dikelola secara komersial untuk umum (wisatawan) sebagai tempat menginap,
memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pelayanan yang lebih baik
dibanding hotel biasa.
Didesain dengan pendekatan arsitektur organik dengan bentuk yang
diilhami dari alam, dimana alam menjadi pokok dan inspirasi serta secara visual
dan lingkungan saling menyatu (harmoni), yang berlokasi di Setiabudi, kawasan
Bandung Utara, Kabupaten Bandung Barat.
1.2.4 Definisi Fungsi
a. What
1. Hotel Bintang Empat di kawasan Setiabudi, Kab. Bandung Barat merupakan
tempat menyediakan jasa penginapan & fasilitas lainnya.
2. Penggabungan antara fungsi penginapan dan fasilitas penunjang lainnya
seperti recreation & sport centre, food & beverage space, rentable space
dalam bentuk massa bangunan organik.
b. Who
1. Masyarakat umum (berbagai usia) yang berada di Provinsi Jawa Barat
sebagai target pengguna dan pengunjung.
2. Wisatawan domestik dan mancanegara.
3. Para pengusaha, asosiasi, seniman, maupun mahasiswa.
c. Where
5

1. Tapak berada di kawasan Setiabudi, Lembang Kab. Bandung Barat.


2. Tapak berada di iklim tropis dengan suhu relatif sejuk.
3. Tapak merupakan lahan berkontur.
4. Tapak berada dikawasan wisata dan komersil.
d. When
1. Masyarakat yang menghabiskan waktu melakukan kegiatan sehari-hari di
luar rumah.
2. Banyaknya peminat fasilitas yang disediakan sebuah hotel.
e. Why
Kebutuhan akan okupansi hotel seiring dengan meningkatnya jumlah
wisatawan.
f. How
1. Menciptakan resort hotel sesuai tema “Arsitektur Organik”.
2. Merancang bangunan yang mampu memenuhi kebutuhan menginap,
rekreasi, dan relaksasi maupun aktivitas lainnya.

1.3 Tema Perancangan


Tema perancangan yang dipilih untuk desain Hotel Bintang Empat adalah
“Arsitektur Organik”. Tema ini adalah sebuah konsep arsitektur yang diilhami dari
alam. Fleming, Honour dan Pevsner (1999) dalam Penguin Dictionary of
Architecture, mendiskripsikan bahwa ada dua pengertian mengenai arsitektur
organik. Pertama, Arsitektur Organik menurut mereka adalah sebuah istilah yang
diaplikasikan pada bangunan atau bagian dari bangunan yang terorganisir
berdasarkan analogi biologi atau yang dapat mengingatkan pada bentuk natural.
Misalnya arsitektur yang menggunakan bentukbentuk biomorfik.
Pengertian kedua, Arsitektur Organik menurutnya adalah sebuah istilah
yang digunakan oleh Frank Lloyd Wright, Hugo Haring, dan arsitek lainnya untuk
arsitektur yang secara visual dan lingkungan saling harmonis, terintegrasi dengan
tapak, dan merefleksikan kepedulian arsitek terhadap proses dan bentuk alam yang
diproduksinya.
6

Arsitektur Organik yang diterapkan dapat menarik minat masyarakat


dengan keunggulan rancangan hotel yang memiliki desain yang unik dengan
menekankan prinsip-prinsip dasar (bentuk organik, form follow flow, material, serta
youthful & unexpected) terutama pada bentuk massa sebagai elemen pembentuk
desain baik ruang dalam maupun ruang luar serta menjadikan bangunan yang
dirancang tersebut menyatu dengan lingkungannya. Maka hal tersebut memberikan
suasana yang membuat hubungan antara alam, manusia, bangunan serta
lansekapnya menjadi satu dan harmonis.

1.4 Tujuan Proyek


1. Merancang Hotel Bintang Empat dengan fasilitas yang baik sebagai daya
tarik.
2. Merancangan hotel dengan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan
menunjang kegiatan tamu khususnya fasilitas recreation & sport centre.
3. Merancang bangunan Hotel Bintang Empat yang tanggap terhadap
lingkungan.

1.5 Visi dan Misi Proyek


1. Visi
Menjadikan hotel bintang empat dengan fasilitas penginapan terbaik serta
menjadi wadah sarana akomodasi yang aman, nyaman serta fungsional
sesuai dengan pemanfaatan lahan yang ada.
2. Misi
a. Menyediakan sarana akomodasi dengan fasilitas penginapan hotel
bintang empat yang baik.
b. Menciptakan desain yang menyambut dan memberikan kesan serta daya
tarik.
c. Menciptakan pemanfaatan potensi lahan serta menampilkan suasana
yang ramah lingkungan.
7

1.6 Deskripsi Proyek


Nama Proyek : Hotel Bintang Empat Setiabudi Bandung
Jenis Proyek : Bangunan fasilitas penginapan
Sifat Proyek : Fiktif/proposal
Pemberi Tugas: Swasta
Sumber Dana : Swasta
Lokasi : Jl. Raya Lembang, Setiabudhi, Kabupaten Bandung Barat
Luas Lahan : 21.600 m2 / 21,6 Ha
Regulasi : KDB : 20 % (Peraturan Gubernur Jawa Barat Kegiatan
di wilayah KWT akt.< KWT maks., dengan ketentuan Perhotelan tipe tertentu)
KLB : 0,7 (Rencana Tata Ruang Kabupaten Bandung Barat khusus diwilayah
Kawasan Bandung Utara)
KDH : 76 % (Peraturan Gubernur Jawa Barat Kegiatan di wilayah KWT akt.<
KWT maks., dengan ketentuan Perhotelan tipe tertentu)
GSB : ½x 5 m (lebar jalan) + 1 m = 3,5 m

1.7 Identifikasi Masalah


1.7.1 Aspek Perancangan
a. Perancangan bangunan dan pembagian setiap ruangan dengan fungsi hotel
bintang empat agar sesuai dengan tema “Arsitektur Organik”.
b. Mendesain bentuk massa bangunan dengan fasilitas penginapan hotel
bintang empat namun dengan beberapa fasilitas penunjang lainya.
c. Merencanakan fungsi ruang dengan zoning dan alur sirkulasi yang teratur.
d. Menciptakan kenyamanan dan keamanan pada fungsi bangunan yang akan
dibangun.
1.7.2 Aspek Bangunan
a. Bangunan dapat mewadahi kegiatan pengunjung atau tamu sesuai dengan
“Arsitektur Organik” sehingga tamu di hotel bintang empat merasakan
kenyamanan dan tidak terganggu satu sama lain.
8

b. Menciptakan visualisasi bangunan yang menarik baik pada bagian luar


ruangan maupun dalam ruangan sehingga memiliki potensi dari segi
komersil.
c. Bangunan yang ramah lingkungan dan menjadi daya tarik pengunjung serta
menjadikan bangunan hotel bintang empat ini menjadi efek yang positif bagi
masyarakat.
d. Memperhatikan hubungan antara sirkulasi bangunan dengan lingkungan
sekitar.
1.7.3 Aspek Struktur
a. Menggunakan material yang fleksibel serta perpaduan dengan material
alami dan dapat digunakan sebagai eksterior maupun interior.
b. Mengintregasikan desain arsitektur, struktur, fisika bangunan serta utilitas
(pra instalasi/persiapan instalasi).
c. Pemilihan struktur yang tepat dan kokoh, dilatasi dan sesuai dengan fungsi
dan lahan berkontur.
1.7.4 Aspek Lingkungan dan Tapak
a. Rancangan bangunan menyikapi lahan yang berkontur dan permasalahan
serta potensi yang ada pada site maupun lingkungan sekitar site serta tidak
boleh merusak lingkungan sekitar.
b. Merancang lansekap sebagai elemen pendukung bangunan yang baik guna
memberi kenyamanbagi pengguna dalam tapak.
c. Desain bangunan harus memperhatikan dan menyesuaikan terhadap kondisi
lingkungan dan iklim sekitar.

1.8 Metoda Pendekatan Perancangan


Berdasarkan persoalan di atas, maka metoda pendekatan perancangan yang
digunakan dalam merancang bangunan hotel bintang empat ini sebagai berikut.
a. Persiapan Studi
Kegiatan yang dilakukan yaitu mempersiapkan studi literatur mengenai
bangunan fasilitas penginapan hotel khususnya hotel bintang empat,
9

mengumpulkan data tapak yang dijadikan lokasi proyek serta mencari studi
banding sebagai referensi desain untuk bangunan hotel bintang empat.
b. Pengkajian Awal
Memahami perilaku dan aktivitas dari sasaran pengguna bangunan.
Mengkaji peraturan, standar, dan teori yang sesuai dengan proyek hotel
bintang empat dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang mendukung
kegiatan pada hotel bintang empat tersebut.
c. Pengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul sehingga dapat
diangkat menjadi suatu tema. Tema perancangan ini adalah arsitektur
organik, maka permasalahan yang diangkat sebagai acuan desain hotel
bintang empat adalah perancangan bentuk, struktur dan material mengikuti
trend yang ada pada masa sekarang namun tetap menyatu dengan
lingkungan dan alamnya.
d. Penentuan Lingkup Studi
Membatasi lingkup studi yang dibahas yaitu mengenai hotel bintang empat
agar tidak terlalu luas dan tidak melenceng dari maksud awal sehingga lebih
terfokus dengan studi yang akan dibahas.
e. Peninjauan Lapangan
Kegiatan peninjauan lapangan adalah berupa survei dengan datang langsung
ke lapangan atau tapak untuk memperoleh gambaran langsung mengenai
lokasi dan kondisi tapak, seperti aksesibilitas bangunan, batas-batas lahan,
dan fungsi bangunan sekitar tapak. Selain itu memahami kondisi kawasan
tapak sehingga dapat diketahui potensi dan kendala yang ada sehingga dapat
diperoleh solusi desain yang terbaik.
f. Analisa Pembahasan
Menganalisa dengan melakukan perbandingan antara proyek bangunan
hotel bintang empat dan bangunan pendukung lainnya dengan studi literatur
sehingga dapat memecahkan permasalahan yang ada. Serta penerapan
zoning antara daerah privat, semi privat, dan publik yang didasarkan pada
10

pengelompokan aktifitas penghuni (primer, sekunder, dan tersier) untuk


perencanaan keterdekatan antar ruang.

1.9 Skema Pemikiran

Bagan 1.1 Skema Pemikiran

1.10 Sistematika Pembahasan


Permasalahan yang berkaitan dengan penelitian dibagi ke dalam lima bab
sesuai dengan sistematika penulisannya, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang proyek yang berisi alasan pemilihan
judul, pemilihan lokasi proyek, serta alasan pengadaan proyek. Terdapat pula
11

penguraian mengenai definisi judul dan fungsi, tujuan proyek, deskripsi proyek,
identifikasi masalah, dan skema pemikiran untuk mencapai hasil rancangan serta
metoda pendekatan perancangan.
BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN STUDI BANDING
Bab ini meliputi pembahasan mengenai teori fungsi bangunan serta studi banding
mengenai fungsi bangunan yang sama dengan proyek Perancangan Mild Hotel
Bandung dengan Pendekatan Arsitektur Organik.
BAB 3 ANALISIS DAN PROGRAM PERENCANAAN
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan kawasan perencanaan proyek diantaranya
adalah deskripsi proyek, tinjauan lokasi, dan kondisi lingkungan dan analisis tapak,
serta menguraikan program ruang dalam membangun hotel bintang empat.
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep perancangan termasuk penerapan tema, konsep aksesibilitas,
konsep zoning tapak, konsep zoning bangunan, konsep struktur, dan konsep utilitas.
BAB 5 RANCANGAN PERKIRAAN BIAYA & METODA MEMBANGUN
Berisi tentang rancangan perkiraan biaya dan pendapatan, serta tahapan metoda
membangun yang terdiri dari tahap persiapan, sub struktur, upper structure,
pemasangan utilitas dan tahap finishing.
BAB 2
TINJAUAN PROYEK DAN STUDI BANDING

2.1 Tinjauan Umum


2.1.1 Definisi Hotel
Menurut Menteri Perhubungan, definisi atau pengertian hotel adalah suatu
bentuk akomodasi bagi umum yang dikelola secara komersial, disediakan bagi
setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan berikut makan dan minum
(SK.MenHub.No. PM10/PW.391/PHB-77).
Menurut AHMA (American Hotel & Motel Assocation), definisi atau
pengertian hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan
minuman, serta pelayanan lainnya, untuk disediakan bagi para tamu atau orang-
orang yang tinggal untuk sementara.
Mengacu pada pengertian diatas, dan untuk menertibkan perhotelan di
Indonesia, pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Menparpostel No KM 37/PW.304/MPPT-86, tentang peraturan usaha
dan penggolongan hotel. Bab 1, pasal 1, Ayat (b) dalam SK tersebut menyatakan
bahwa : “Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau
seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman
serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.”
2.1.2 Fungsi Hotel Bintang Empat
Fungsi utama hotel adalah sebagai sarana akomodasi tempat menginap
sementara bagi para tamu yang datang dari berbagai tempat. Namun seiring
perkembangan zaman fungsi hotel tidak hanya sebagai tempat menginap saja, akan
tetapi sekarang ini fungsi hotel juga sebagai tempat melakukan pertemuan bisnis,
seminar, lokakarya, tempat berlangsungnya acara, musyawarah nasional, dan lain
sebagainya.
2.1.3 Klasifikasi Hotel Bintang Empat
Klasifikasi hotel terbagi menjadi beberapa aspek. Mulai dari berdasarkan
penggolongan hotel, bentuk hotel, dan kriteria hotel berdasarkan bintang.

12
13

a. Menurut Penggolongan Hotel


Pemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang menjadi
kebijaksanaan yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan serta berlaku
bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan
organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan SK Mentri Perhubungan
RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel digolongkan berdasarkan jenisnya
yaitu sebagai berikut.
1. Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang
menginap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud
menginap. Umumnya terletak dikota, baik pusat maupun pinggir kota dan
berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum mendapatkan
perumahan dikota tersebut.
2. Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan
perjalanan dalam waktu relatif singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak
pada jalan jalan utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu
yang menginap umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan.
3. Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata
dan liburan. Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis
ini pada umumnya mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk
menarik pengunjung.
Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan
Dirjen Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletak didaerah wisata, baik
pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini umumnya dimanfaatkan oleh para
wisatawan yang datang untuk wisata atau rekreasi.
2. City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan, umumnya
dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuan-
pertemuan perusahaan. Penggolongan berbagai jenis hotel serta bentuk
akomodasi tersebut pada dasarnya tidak merupakan pembagian secara mutlak
bagi pengujung. Dapat juga terjadi overlapping yaitu saling menggunakan satu
14

dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin
menginap pada sebuah city hotel, ataupun sebaliknya.

Pada proyek ini, jenis hotel yang akan dirancang adalah berupa resort hotel
diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata dan liburan. Sehingga
resort hotel ini lebih ditujukan sebagai tourist hotel dimana resort hotel ini
bertujuan dan khusus melayani tamu yang akan menikmati liburan serta
mengunjungi obyek-obyek wisata.
b. Menurut Bentuk
Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1996;128), disebutkan bahwa
bentuk-bentuk kamar tidur merupakan bagian terbesar pembangunan suatu hotel.
Gambaran tata letak (layout) yang menunjukkan berbagai penataan yang mungkin
dapat dilaksanakan sebagai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar-kamar hotel
adalah sebagai berikut.
1. Bentuk blok ganda
Dapat dikembangkan menurut bentuk L dan U, yang diterapkan pada lahan
yang luas dan membentuk taman ditengahnya. Bentuk blok ganda hanya
membutuhkan dua daerah tangga dan memungkinkan penataan blok yang
ekonomis.
2. Bentuk blok T
Memungkinkan dibangun dengan ekonomis walaupun dibutuhkan tiga daerah
tangga.
3. Bentuk blok berderet tunggal
Dapat juga dikembangkan menjadi bentuk L dan U diatas lahan yang luas
dengan taman ditengah. Bukan pemecahan yang ekonomis, walaupun bentuk
ini banyak dipakai. Bila bentuk ini dikembangkan lebih lanjut, akan dapat
memperjelas bentuk taman yang ada ditengahnya dan dapat digunakan untuk
memberi kesan bentuk atrium.
4. Bentuk blok bujur sangkar
Dengan menyatukan semua sirkulasi vertical pada core, baik untuk sirkulasi
pelayanan maupun untuk sirkluasi petugas hotel dan sebagainya. Bentuk ini
15

cukup terpadu dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit dan dapat
dikembangkan bentuk menara.
5. Bentuk denah Y
Membutuhkan tiga empat tangga, stukturnya lebih rumit dibandingkan dengan
bentuk blok yang tegas. Sistem struktur bentuk ini akan menyulitkan
pembentukan ruang-ruang yang bersifat umum.
6. Bentuk lengkung tiga sudut
Sama dengan bentuk Y walaupun tempat sirkulasi lebih luas. Lengkung yang
ada memungkinkan penambahan luas beberapa kamar tidur.
7. Bentuk melingkar
Perhitungan dengan sangat seksama diperlukan untuk memperhitungkan
kerumitan dalam pengaturan kamar saling membelakangi ataupun berhadapan.
8. Bentuk melingkar dengan blok ditengah
Bentuknya mirip blok bujur sangkar, tetapi lebih membutuhkan perhitungan
seksama bagi ruang-ruang yang saling membelakangi.
c. Menurut Kriteria Hotel Bintang Empat
Setiap hotel memiliki klasifikasi yang ditentukan berdasarkan bintang.
Hotel berbintang tersebut memiliki masing-masing kriteria fasilitas yang
ditawarkan. Pada kasus ini, proyek yang dijalankan adalah berupa hotel dengan
klasifikasi bintang empat. Hotel dengan bintang empat adalah hotel yang sudah
termasuk berkelas dengan karyawan/staff yang lebih professional dalam melayani
tamu yang datang. Hotel ini memiliki bangunan yang cukup besar serta
pelayanannya pun diatas rata-rata sehingga tamu akan puas bila menginap. Kriteria
hotel bintang empat tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Umum
Unsur dekorasi Indonesia tercermin di Lobby, restoran, kamar tidur,
dan function room.
2. Kamar Tidur
a. Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 m2/kamar.
b. Mempunyai minimum 3 kamar suite, dengan luasan minimum 48
m2/kamar.
16

c. Tinggi minimum 2,6 m tiap lantai.


d. Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar tidur.
3. Dining Room
Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya berupa coffee shop.
4. Bar
a. Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur
udara mekanik (AC) dengan suhu 24 derajat celcius.
b. Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m.
5. Ruang Fungsional
a. Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan
kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar.
b. Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby.
c. Terdapat pre function room.
6. Lobby
a. Mempunyai luasan minimum 100 m2.
b. Terdapat dua toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dengan
perlengkapannya.
7. Fasilitas Tambahan
a. Minimum terdapat sebuah drug store, bank, money changer, biro
perjalanan, airline agent, toko souvenir, business center, butik, dan salon.
b. Tersedia poliklinik.
c. Tersedia paramedic.
8. Sarana Rekreasi dan Olahraga
a. Minimum satu buah dengan pilihan : tenis, bowling, golf, fitness, sauna,
billiard, jogging, diskotik, atau taman bermain anak.
b. Terdapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak.
c. Sarana rekreasi untuk hotel di tepi pantai dapat dipilih dari alternatif
berperahu, menyelam, selancar atau ski air.
d. Sarana rekreasi untuk hotel di gunung dapat dipilih dari alternatif hiking,
berkuda, atau berburu.
17

9. Ruang publik dengan luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari kamar
mandi, ruang makan (>100 m2) dan bar (>45m2).
10. Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x jumlah kamar), ruang
laundry (>40m2), dry cleaning (>20m2 ), dapur (>60% dari seluruh luas lantai
ruang makan), dan toilet umum.
11. Utilitas Penunjang
a. Terdapat transportasi vertikal mekanis.
b. Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang setiap harinya.
c. Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin.
d. Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlocal.
e. Tersedia PABX.
f. Dilengkapi dengan TV, Wi-Fi, carcall.
2.1.4 Aktivitas Pengguna Hotel Bintang Empat
Pelaku kegiatan hotel secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu tamu dan
pengelola. Pengelola dapat dibagi menjadi dua yaitu administrasi dan servis,
sedangkan tamu dapat dibagi menjadi dua yaitu tamu yang menginap dan tidak
menginap. Berikut aktivitas pengguna hotel bintang empat yang dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1 Aktivitas Pengguna Hotel Bintang Empat

No. Pengguna Aktivitas

a. Datang
b. Parkir
c. Menunggu
d. Memesan Kamar
e. Istirahat
f. Berkumpul
1 Tamu Menginap g. Makan dan minum
h. Bersantai
i. Olahraga ( Berenang, dll)
j. Melihat Pertunjukan
k. Toilet
l. Beribadah
m. Pulang

a. Datang
b. Parkir
Tamu tidak c. Menunggu / Mencari Informasi
2 d. Berkumpul
Menginap
e. Makan dan minum
f. Bersantai
18

Sambungan Tabel 2.1


g. Olahraga ( Berenang, dll)
h. Melihat Pertunjukan
i. Toilet
j. Beribadah
k. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Ganti Pakaian
e. Pengolahan F & B
Food & Beverage
3 f. Kegiatan Memasak di Dapur
Departement
g. Mengecek Bahan F & B
h. Istirahat
i. Beribadah
j. Toilet
k. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
Sambungan Tabel 2.1 d. Melaksanakan kebijakan manajemen
e. Memeriksa kamar & publik area
Housekeeping
4 f. Mengontrol kondisi kamar
Departement
g. Menjaga kebersihan & kerapihan
h. Istirahat
i. Beribadah
j. Toilet
k. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mendaftar Tamu
Front Office
5 f. Memonitori pelayanan
Departement
g. Mencatat penggunaan telepon
h. Istirahat
i. Toilet
j. Beribadah
k. Pulang

a. Datang
b. Parkir
Pengelola c. Simpan barang
(Direktur, d. Kerja
6
Manajer Utama, e. Istirahat
Sekretaris) f. Toilet
g. Beribadah
h. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Simpan barang
Assistant d. Kerja
7
Manager e. Istirahat
f. Toilet
g. Beribadah
h. Pulang
19

Sambungan Tabel 2.1


a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
Marketing e. Menyusun strategi pemasaran
8
Departement f. Melakukan promosi penjualan
g. Istirahat
h. Toilet
i. Beribadah
j. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mengelola keuangan
Sambungan Tabel 2.1
Accounting f. Menyusun laporan
9
Departement g. Melaporkan keuangan
h. Mencatat pembelian barang
i. Istirahat
j. Toilet
k. Beribadah
l. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Mengawasi tenaga kerja
Personel
10 f. Mengatur karyawan
Departement
g. Merencanakan jadwal
h. Istirahat
i. Toilet
j. Beribadah
k. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Melaksanakan tugas mekanikal
f. Melaksanakan tugas elektrikal
Engineering
11 g. Mengatur bagian teknisi
Departement
h. Mengawasi semua peralatan ME
i. Istirahat
j. Toilet
k. Beribadah
l. Pulang

a. Datang
b. Parkir
c. Absen
d. Menyimpan barang
e. Menjaga keamanan
12 Security
f. Mengecek cctv
g. Istirahat
h. Toilet
i. Beribadah
j. Pulang
20

2.1.5 Guidelines Operator Hotel


Setiap hotel yang ada di Indonesia masuk kedalam Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia (PHRI) dimana organisasi tersebut berorientasikan kepada
pembangunan dan peningkatan kepariwisataan, yang bergerak dalam bidang jasa
penyediaan akomodasi pariwisata/hotel, jasa makanan dan minuman/restoran serta
lembaga pendidikan pariwisata. Namun pemilik hotel boleh menunjuk sebuah
operator untuk mengelola hotel. Setiap operator memiliki guidelines masing-
masing. Guidelines tersebut merupakan panduan yang perlu diperhatikan
oleh pemilik hotel, arsitek, desainer interior dan konsultan MEP untuk membantu
dalam proses mendesain atau konstruksi hotel baru. Dalam merancang Hotel
Bintang Empat Setiabudi Bandung dengan pendekatan arsitektur organik ini
menggunakan guidelines operator Archipelago International (Hotel, Resort &
Residence) yang dilampirkan pada Lampiran 1.

2.2 Arsitektur Organik


Istilah arsitektur organik pertamakali dikenal pada awal abad 20. Pelopor-
pelopor arsitektur organik antara lain adalah Frank Lloyd Wright, Antoni Gaudi,
dan Rudolf Steiner, menggambarkan inspirasi prinsi-prinsip organik dengan
caranya masing-masing. Seringkali kesan organik dalam arsitektur yang
dimunculkan adalah mengantarkan pada bentuk-bentuk bebas dan ekspresif. Bukan
berarti sebagai imitasi terhadap alam, tetapi lebih dimaksudkan untuk mendukung
manusia sebagai makhluk yang hidup dan kreatif (What is Organic Architecture,
n.d.).
Terdapat beberapa konsep atau prinsip dasar Arsitektur Organik menurut
Pearson (2002) dalam bukunya New Organic Architecture yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Building as nature
Bangunan Arsitektur Organik bersifat alami, dimana alam menjadi pokok dan
inspirasi dari Arsitektur Organik. Bentuk bangunan Arsitektur Organik
terinspirasi dari ketidaklurusan organisme biologis.
2. Continuous present
21

Arsitektur Organik merupakan sebuah desain yang terus berlanjut. Arsitektur


Organik tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis namun tetap
membawa unsur keaslian dalam sebuah desain.
3. Form follows flow
Keunikan bentuk bangunan Arsitektur Organik juga dikarenakan Arsitektur
Organik merupakan arsitektur form follow flow (bentuk mengikuti energi).
Menurut Pearson (2002) bentuk bangunan dengan Arsitektur Organik
mengikuti aliran energi dari alam, menyesuaikan alam sekitarnya secara
dinamis, bukan melawan alam. Alam dalam hal ini dapat berupa angin, cahaya
dan panas matahari, arus air, energi bumi dan lainnya.
4. Of the people
Selain energi dari alam, desain Arsitektur Organik juga dipengaruhi oleh
hubungan dengan pemakai bangunan. Desain Arsitektur Organik dipengaruhi
oleh aktifitas-aktifitas yang diwadahi pada bangunan, tujuan bangunan,
kebutuhan pengguna, kenyamanan penggunanya dan keinginan-keinginan
penggunanya. Steadman (2008) mengatakan bahwa salah satu ide yang
melekat pada Arsitektur Organik adalah pada metoda komposisi yang bekerja
dari dalam ke luar, yakni dari program kebutuhan penghuni dan harapan
mengenai penampilan luar bangunan.
5. Of the hill
Frank Lloyd Wright menyebutkan bahwa suatu bangunan dengan site lebih
baik berhubungan secara ‘of the hill’ dibandingkan dengan ‘on the hill’. Of the
hill di sini memiliki arti bahwa bangunan merupakan bagian dari site, bukan
sekedar bangunan yang ditempatkan di atas sebuah site.
6. Of the materials
Tsui dalam Rasikha (2009) menjabarkan beberapa kategori material untuk
arsitektur yang perancangannya berbasis alam, yaitu menggunakan material
yang dapat memiliki beberapa fungsi sekaligus (sebagai interior dan eksterior),
penggunaan material daur ulang dalam konstruksi, dan jika mungkin, gunakan
material bangunan yang tidak beracun dan desainnya dapat mengurangi polusi
dalam bangunan.
22

7. Youthful and Unexpected


Arsitektur Organik biasanya memiliki karakter yang inkonvensional,
profokatif, terlihat muda, menarik dan mengandung keceriaan anak-anak. Tsui
dalam Rasikha (2009) mengatakan, unsur-unsur yang dapat ditemukan pada
bangunan organik antara lain adalah: perubahan, pergerakan fisik dari
komponen-komponen bangunan, kontinuitas struktur dan tampak, ruang yang
terbuka dan beragam, denah dengan grid yang tidak seragam, serta fluktuasi
pada level lantai.

Pemilihan tema tersebut dimaksudkan untuk menciptakan desain hotel


bintang empat yang memiliki desain yang unik dan estetis dengan menekankan
prinsip-prinsip dasar (bentuk organik, form follow flow, material, serta youthful &
unexpected) terutama pada bentuk massa bangunan sebagai elemen pembentuk
desain baik ruang dalam maupun ruang luar.

Perpaduan makna serta teori mengenai arsitektur organik seperti Building


As Nature, Form Follows Flow, Of The Materials, Youthful and Unexpected
diharapkan mampu menjadikan rancangan bangunan serta lansekapnya menjadi
lebih dinamis dan lugas serta menyatu dengan lingkungannya karena lahannya
sendiri merupakan lahar berkontur yang memiliki hubungan kuat dengan alam
sehingga dapat dijadikan potensi sebagai penunjang keindahan dan daya tarik
terhadap proyek yang akan dirancang. Menjadikan bangunan yang dirancang
seakan-akan hidup dan menunjukkan rancangan tersebut menyatu dengan alam.
Maka hal tersebut memberikan suasana yang membuat hubungan antara alam,
manusia, bangunan serta lansekap menjadi satu dan harmonis.

2.3 Studi Banding


2.3.1 Hotel Neo+ Green Savana Sentul City
Hotel Neo+ Green Savana merupakan hotel bergaya kontemporer, dinamis
serta ramah lingkungan. Hotel dengan nuansa sejuk ini letaknya dikelilingi
dengan hijaunya pepohonan serta ditunjang dengan fasilitas mewah. Hotel
Neo+ Green Savana ini merupakan persembahan dari Group Archipelago
23

International. Hotel di Kota Baru Sentul City ini mendapatkan Green Property,
karena pengembangannya memperhatikan kelestarian alam. Neo+ Green
Savana Sentul ini berlokasi ideal dan strategis di antara Jakarta dan Bogor, dan
dalam jarak berjalan kaki ke Taman Budaya. Hotel ini juga dekat dengan
Zoological Museum, Sentul Highland Golf Course, Jungleland, dan Alam
Fantasi Park. Hotel ini dikelilingi oleh alam yang tenang termasuk air terjun,
air panas, dan pegunungan.

Hotel Neo+ Green Savana adalah tempat yang tepat untuk liburan, bisnis
dan relaksasi. Memiliki 70 standard room dan suite room. Setiap kamar
memiliki teras. Standard room memiliki luas kurang lebih 32m 2 sedangkan suite
room memiliki luas 75,5m2. Memberikan fasilitas TV LED dengan Saluran
Internasional & Lokal pada setiap kamar, selain itu terdapat kamar mandi en-
suite dan fasilitas kamar mandi fantastis yang akan memberikan pengalaman
mandi yang sangat santai bagi tamu. Hotel ini juga memiliki fasilitas kolam
renang, halaman yang luas untuk bermain sepak bola atau bermain permainan
keluarga. Di pagi hari tamu juga bisa melakukan olahraga lari keliling hotel .

Gambar 2.1 Neo+ Green Savana Sentul City


Sumber: Google, diakses tanggal 7 Juni 2019
24

2.3.2 Pesona Alam Resort & Spa


Pesona Alam Resort & Spa merupakan hotel berbintang empat. Hotel yang
terletak di Jl. Taman Safari No.101 Kp. Baru Tegal ini memiliki daya tarik yang
terlihat dari bangunannya yang menyatu dengan lansekapnya.
Pesona Alam adalah sebuah resort yang didedikasikan untuk memberikan
keindahan alam kepada pelanggan atau tamu. Dikelilingi oleh hutan pinus yang
indah dengan latar belakang gunung yang sempurna, Bentuk massa bangunan hotel
tersebut juga terlihat dinamis dengan adanya perpaduan antara bentuk melingkar
dengan bentuk geometris.
Pesona Alam Resort & Spa memiliki 138 kamar yaitu superior room, deluxe
room, deluxe standard room, serta beberapa jenis villa. dengan balkon pribadi dari
mana Anda dapat menikmati pemandangan gunung yang menakjubkan dan udara
segar. Fasilitas pertemuan mencakup 17 ruang pertemuan dan ballroom seluas 700
m2, dan fasilitas rekreasi mencakup spa, klub anak, pusat kebugaran, jalur jogging,
penyewaan sepeda, kolam renang luar ruangan, dan kolam renang anak.

Gambar 2.2 Pesona Alam Resort & Spa


Sumber: Google, diakses tanggal 7 Juni 2019
25

2.3.3 Pines Garden Resort Hotel


Pines Garden Resort Hotel terletak di daerah Trawas yang sejuk, Jawa
Timur, Pines Garden Resort menawarkan privasi maksimum dan kenyamanan
untuk setiap tamu. Penginapan bintang 3 ini difituri dengan alam di sekitarnya dan
udara segar. Fasilitas lainnya yang juga dapat dinikmati, misalnya, ruang
konferensi, sebuah kolam renang, restoran, dan banyak lagi.
Pines Garden Resort menawarkan kolam renang outdoor yang luas di
tengah kesejukan Trawas. Wi-Fi gratis bisa dinikmati di area umum hotel
sedangkan restorannya menyediakan hidangan Indonesia, China dan internasional.
Seluruh 31 kamar dilengkapi TV kabel dan kamar mandi pribadi beserta
perlengkapannya.

Gambar 2.3 Pines Garden Resort Hotel


Sumber: Google, diakses tanggal 7 Juni 2019
26

2.3.4 Novus Giri Resort & Spa


Grup Infarco meluncurkan "Novus Hotels & Resorts" yang menawarkan
"Pengalaman Unik" dengan pelayanan sepenuhnya melalui keramah-tamahan staf
yang membuat tamu dapat jauh dari rumah tanpa harus merasa terpisah.

Novus didesain berkonsep alam dengan kombinasi batu alam, marmer dan
kayu. Novus Hotels & Resort merupakan hotel bintang 4 yang memiliki
karakteristik berbeda untuk setiap hotelnya. Nuansa lokal melalui design arsitektur
yang alami, dapat Anda rasakan saat memasuki lobi. Novus Puncak Resort and Spa
memiliki 111 kamar, 8 ruang pertemuan & fasilitas konferensi.

Meski terdiri dari berbagai jenis kamar, ada beberapa kesamaan dalam
setiap tipe yang menjadi fasilitas unggulan, di antaranya balkon dan teras agar
leluasa mendapat udara segar pegunungan. Selain itu, semua kamar punya ukuran
luas dan kamar mandi dilengkapi bath tub plus water heater. Novus Giri juga
menyediakan kolam renang pribadi yang terletak di teras dalam kamar pool suite
dengan pemandangan lembah yang spektakuler.

Gambar 2.4 Novus Giri Resort & Spa


Sumber: Google, diakses tanggal 7 Juni 2019
BAB 3
ANALISA TAPAK DAN PROGRAM PERANCANGAN

3.1 Analisa Tapak


3.1.1 Lokasi dan Deskripsi Proyek

Gambar 3.1 Lokasi Tapak


Sumber: Google Maps, diolah

Lokasi tapak berada di Jl. Raya Lembang, Setiabudi, Kabupaten Bandung


Barat. Area tapak ini dapat dicapai melalui Jl. Dr. Setiabudi, Jl. Sersan Bajuri dan
Jl. Kolonel Masturi yang terhubung ke Jl. Raya Lembang tersebut baik
menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Kemudahan dalam
pencapaian tapak ini merupakan suatu potensi yang baik bagi bangunan pelayanan
publik yang merupakan bangunan fasilitas penginapan.

Nama proyek ini adalah Mild Hotel Bandung. Proyek yang dimiliki oleh
swasta ini bersifat semi fiktif. Lokasi dari proyek yang memiliki luas tanah sebesar
± 21.600 m2 / 2,16 Ha ini berada di Jl. Raya Lembang , Setiabudi, Kabupaten
Bandung Barat. Area tapak ini memiliki garis sepadan bangunan (GSB) ½ dari
lebar jalan utama, koefisien dasar bangunan (KDB) 20 %, koefisien lantai bangunan

27
28

(KLB) 0,7 serta koefisien dasar hijau (KDH) nya adalah 76 %. Berikut ini adalah
perhitungan tentang regulasi pada tapak.
KDB : 20%
: 20 % x 21.600 m2 = 4.320 m2
KLB : 0,7
: 0,7 x 21.600 m2 = 15.120 m2
GSB : ½ lebar jalan
: ½ x 5 m (lebar jalan) + 1 m = 3,5 m
KDH min : 76 % = 14.666 m2
Jumlah Lantai : 15145,844 m2 : 4327,384 m2 = 3,5 → 4 Lantai
3.1.2 Aksesbilitas Tapak
Tapak berada di Jl. Raya Lembang, Kab. Bandung Barat yang dekat dengan
Jl. Dr. Setiabudi, Jl. Sersan Bajuri dan Jl. Kolonel Masturi sehingga akses menuju
lokasi tapak dapat dengan mudah dicapai dari berbagai arah (lihat Gambar 3.2).

Gambar 3.2 Pemetaan Aksesbilitas Menuju Tapak


Sumber: Google Maps, diolah

Akses menuju tapak dari pusat Kota Bandung dapat melewati Jl. Sukajadi
dan Jl. Dr. Setiabudi dengan menempuh perjalanan kurang lebih hingga 1 jam 2
menit (lihat Gambar 3.3).
29

Gambar 3.3 Akses dari Arah Barat


Sumber: Google Maps, diolah
Selain dari pusat kota, tapak dapat diakses dari daerah Bandung Timur yaitu
Cibiru, dapat melewati Jl. A.H Nasution, Jl. Nasional III dan Jl. Dr. Setiabudi
dengan menempuh perjalanan kurang lebih hingga 1 jam 23 menit (lihat Gambar
3.4).

Gambar 3.4 Akses dari Arah Timur


Sumber: Google Maps, diolah
Gambar 3.5 menunjukkan bahwa dalam radius 6 km site dapat diakses
melalui Gerbang Tol Pasteur & Baros. Sedangkan dalam radius 8 km site dapat
diakses melalui Jalan Kebon Kawung, Pasir Kaliki.
30

Serta dalam radius 10 km site dapat diakses melalui Gerbang Tol Buah Batu,
Gerbang Tol Pasir Koja, & Gerbang Tol Muhammad Toha. Serta dapat terhubung
dengan kota-kota satelit disekitar Bandung melalui Jalan Nasional & Jalan Provinsi.

Gambar 3.5 Radius Pencapaian Site


Sumber: Google Maps, diolah
3.1.3 Tata Guna Lahan
Bila dilihat secara makro site berpotensi untuk memfasilitasi wisatawan
baik domestik maupun mancanegara yang membutuhkan akomodasi tempat
penginapan, karena site berada di kawasan wisata yang banyak di kunjungi oleh
para wisatawan. Gambar 3.6 menunjukkan fungsi kawasan radius terdekat site
didominasi oleh area komersil dan tujuan wisata. Sedangkan fungsi penting sekitar
site adalah berupa kawasan komersil berupa perhotelan dan pemukiman penduduk.
Kendala pada tapak ini adalah Jl. Raya Lembang merupakan jalan satu jalur
dengan arus bolak-balik sehingga pada jam-jam tertentu akan terjadi kemacetan.
Oleh karena itu peruntukkan site harus dapat meningkatkan potensi kawasan sekitar
yaitu tujuan wisata serta memperhatikan perencanaan bangunan dengan
31

memanfaatkan kondisi tapak secara optimal salah satunya merancang area parkir
kendaraan dengan baik dan tertata agar tidak terjadi kemacetan ketika masuk

kedalam site dan menghindari jumlah kendaraan pengunjung yang datang.

Gambar 3.6 Radius Fungsi Kawasan & Bangunan Penting


Sumber: Google Maps, diolah
3.1.4 Kondisi Tapak
Karakter tapak Jl. Raya Lembang, Setiabudi, Kabupaten Bandung Utara
memiliki topografi yang berkontur. Tapak yang berada di wilayah Bandung Utara
tersebut dikelilingi oleh panorama alam yang masih sangat natural. Selain itu
potensi dan kendala pada kondisi tapak perlu diperhatikan sehingga mendapatkan
solusi untuk proses perancangan hotel. Berikut potensi, kendala serta solusi kondisi
tapak Jl. Raya Lembang, Setiabudi.
a. Potensi
- Tapak berada pada kawasan yang diperuntukkan sebagai daerah wisata.
- Berada di Jl. Raya Setiabudhi, Lembang, Kabupaten Bandung Utara yang
merupakan jalan utama bagi para pengunjung dari berbagai tempat, dan
dapat diakses menggunakan kendaraan pribadi maupun umum.
- Mempunyai akses yang mudah dan memadai.
32

- Memiliki view dan panorama yang menarik dan masih alami.


- Tapak tergolong masih asri dan subur.
b. Kendala
- Lokasi tapak tidak tepat berada didekat jalan utama sehingga bangunan
yang dirancang nantinya akan sulit terlihat.
- Tapak berada pada kawasan yang cukup padat penduduk.
- Berada pada kawasan yang terdapat beberapa bangunan dengan fungsi
serupa seperti Novena Hotel dan Juvante Hotel.
- Lahan yang berkontur memiliki bahaya longsor.
c. Solusi
- Mengatur kemiringan kontur dan menjadikan potensi untuk pemanfaatan
kontur menjadi split level untuk kesan dinamis.
- Untuk menahan tanah dari bahaya longsor, maka daerah di sekitar
perbedaan kontur tersebut ditanami pepohonan dengan penataan
landscape.
3.1.5 Kualitas Arsitektur Sekitar Tapak
Wilayah di sekitar tapak perencanaan merupakan sebuah kawasan
perhotelan dan wisata. Berikut kualitas arsitektur yang ada di sekitar Kawasan tapak
(lihat pada Gambar 3.7).
1. Hotel Novena adalah hotel bintang empat dengan nuansa mewah namun
terjangkau yang cocok untuk tempat liburan keluarga dan bisnis MICE.
2. Hotel Moscato & Café ini merupakan hotel yang mengusung konsep butik
dengan gaya arsitektur yang stylish, comfort and refreshing.
3. Hotel Juvante merupakan hotel budget dengan 20 kamar namun meskipun
hanya 20 kamar hotel ini menyediakan bermacam-macam fasilitas modern.
4. Eldorado Bandung merupakan bangunan komersil berupa tempat rekreasi
dan olahraga berenang serta tempat yang mengakomodir untuk
penyelenggaraan acara /event.
33

Gambar 3.7 Pemetaan Kualitas Arsitektur Sekitar Tapak


Sumber: Google Maps, diolah
3.1.6 Kondisi Eksisting Luar Tapak
Data kondisi eksisting tapak perlu diperhatikan bertujuan untuk mengetahui
keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan sekitar tapak, batas-batas tapak,
potensi, dan kendala yang ada pada tapak.
Data eksisting pada tapak ini merupakan landasan untuk membuat analisis
tapak yang menghasilkan solusi perancangan.
a. Fakta
- Lokasi site merupakan lahan kosong terlihat seperti terbengkalai.
- Lokasi site memiliki potensial view ke arah lembah yang dapat dilihat
pengunjung.
- Terdapat bangunan dengan jenis serupa yaitu Hotel Novena, Hotel
Juvante, Hotel Alam Permai, serta Moscato Hotel & Café.
- Eksisting sekitar site terdapat bangunan peribadatan.
- Jalan menuju site cukup terpencil karena site tidak tepat berada di pinggir
jalan utama.
34

b. Solusi
- Memaksimalkan view disekitar site yang merupakan potensial view
terbaik yang dapat dijual dan akan dilihat banyak pengunjung nantinya.
- Fasad Hotel Bintang Empat harus dapat menarik pengujung yang datang
dari arah depan.
3.1.7 View Ke Luar Tapak
Analisa view ke luar tapak berfungsi untuk mengetahui potensi view apa saja
yang dapat mendukung perancangan baik dari dalam maupun dari luar tapak
sehingga dapat mengetahui kemungkinan-kemungkinan dari tapak tersebut untuk
merancang orientasi massa bangunan sehingga dapat melihat pemandangan yang
baik dari dalam bangunan ke arah luar tapak. Gambar 3.8 dan Gambar 3.9
menunjukkan pemetaan view dari dalam tapak ke luar tapak.

Gambar 3.8 Pemetaan View ke Luar Tapak


Sumber : Google Maps, diolah

Gambar 3.9 View ke Luar Tapak


35

Berikut merupakan potensi, kendala yang terdapat dalam analisa view ke


luar tapak.
a. Potensi :
- Panorama sekitar site cukup baik dan berada di alam yang masih cukup
asri.
- Terdapat view yang sangat baik di arah timur dan timur laut yaitu view
ke arah lembah.
b. Kendala :
- Pada area barat dan utara terdapat rumah warga sehingga viewnya kurang
baik.
c. Solusi :
- Fasad bangunan yang difungsikan sebagai kamar hotel diarahkan ke arah
timur karena viewnya paling baik.
- Solusi untuk site yang ada di arah barat yaitu mendesain agar fasad
bangunan maupun desain dari lansekapnya dapat dinikmati oleh
pengunjung maupun masyarakat lingkungan sekitar yaitu dengan
merancang fasad bangunan dengan menarik serta area bagian barat dapat
dijadikan sebagai area komunal atau ruang terbuka hijau bagi
pengunjung.
- Area selatan dapat difungsikan sebagai area parkir karena tidak
memerlukan view yang bagus.
3.1.8 View Ke Dalam Tapak
Analisa ke dalam tapak merupakan usaha untuk mengetahui potensi dan
kendala sehingga dapat menemukan solusi untuk menentukan alternatif desain yang
mendukung view dari luar menuju ke tapak (lihat Gambar 3.10 dan 3.11).
Gambar 3.11 merupakan gambar view ke dalam tapak yang memperlihatkan
keadaan lingkungan di sekitar site. Pada gambar tersebut terlihat bahwa site
dipenuhi dengan pepohonan dan rumput-rumput liar.
36

Gambar 3.10 Pemetaan View ke Dalam Tapak


Sumber : Google Maps, diolah

Gambar 3.11 View ke Dalam Tapak


a. Potensi :
- Site yang luas memberikan pandangan view ke dalam menjadi tidak
terbatas.
b. Kendala :
- Site tidak berada tepat didekat jalan utama. Di sekitar site terdapat fungsi
bangunan serupa dengan jenis bangunan middle rise dan terdapat rumah-
rumah penduduk sehingga site agak tertutup.
c. Solusi :
- Bangunan dirancang dengan ikonik & eye catching sebagai penanda dan
diperlukan signage untuk memperjelaskan lokasi bangunan.
37

- Memanfaatkan site yang luas dan besar dengan massa bangunan serta
orientasi yang baik sehingga menimbulkan atau berdampak pada view
yang baik juga.
3.1.9 Kebisingan
Gambar 3.12 menunjukkan tingkat kebisingan yang terbagi menjadi tiga
yaitu tingkat kebisingan tinggi, sedang dan rendah. Hal tersebut perlu diperhatikan
oleh perencana seperti apa potensi dan kendalanya agar mendapatkan solusi
perancangan. Berikut potensi, kendala serta solusi mengenai kebisingan.

Gambar 3.12 Pemetaan Kebisingan di Sekitar Tapak


a. Potensi :
- Daerah bagian selatan, timur, dan tenggara dapat dijadikan potensi yang
menunjang aktivitas ruang yang bersifat privat karena tingkat kebisingan
rendah. Sedangkan pada arah barat dan utara, dapat dijadikan area yang
bersifat publik karena tingkat kebisingan cukup tinggi dan ramai.
b. Kendala :
- Mengatur ruang sesuai dengan tingkat kebisingan dan mengatasi
kebisingan tersebut agar tidak mengurangi kenyamanan pengguna
bangunan.
38

c. Solusi :
- Meletakkan beberapa pohon dekat bangunan sebagai buffer agar
membantu meredam suara bising kendaraan.
- Mengatur zoning yaitu ruang bersifat publik pada area tingkat kebisingan
tinggi,dan ruang bersifat privat di area kebisingan rendah.
- Mengatur pola sirkulasi, dan bangunan dibuat sedikit lebih mundur dari
jalan utama.
3.1.10 Orientasi Matahari dan Arah Angin
Jalur matahari mempengaruhi lamanya siang hari dan jumlah pencahayaan
yang diterima bangunan sepanjang lintang tertentu selama musim tertentu. Posisi
matahari tersebut merupakan faktor utama dalam perolehan panas bangunan dan
kinerja sistem energi matahari. Lokasi dan kondisi iklim mempengaruhi
pencahayaan dan orientasi serta bayangan musim panas (lihat Gambar 3.13).

Gambar 3.13 Pemetaan Orientasi Matahari dan Arah Angin


a. Potensi :
- Cahaya matahari di siang hari (waktu utama aktivitas di site) sangat
berguna sebagai pencahayaan alami sehingga penggunaan lampu ketika
siang didalam bangunan bisa lebih hemat. Buffer pohon dapat membantu
39

memecahkan cahaya yang akan masuk ke dalam bangunan sehingga


mengurangi silau/terik matahari.
- Angin yang datang dapat dimanfaatkan sebagai sumber udara yang
masuk ke dalam bangunan sehingga terciptanya kenyamanan thermal
yang dibutuhkan pengguna. Dan juga meminimalisir penggunaan AC
yang berlebih.
- Tidak banyak bangunan di sekitar site yang tinggi sehingga area site
akan mendapatkan sinar dan penghawaan yang optimal sepanjang hari.
b. Kendala :
- Pada bagian barat terkena langsung paparan sinar matahari sore. Apabila
sinar matahari langsung frontal mengarah ke bangunan maka panasnya
dapat menggangu kenyamanan pengguna dan cahayanya membuat silau.
- Kecepatan rata-rata angin di indonesia sangat lemah yaitu 2m/s.
c. Solusi :
- Merencanakan zona publik dibagian selatan & utara.
- Jumlah bukaan yang bisa dimaksimalkan adalah pada sisi utara, selatan
dan barat bangunan. Namun dikarenakan sinar matahari pada sore hari
(arah barat) cukup terik, silau dan panas, sehingga pada bagian barat
diberi spsm/secondary skin ataupun dibuat masif.
- Daerah dekat bukaan bangunan, atau tengah bangunan dapat dibuat
sebuah taman atau kolam yang dapat memberikan sebuah cooling effect.
sehingga udara yang masuk ke dalam bangunan menjadi lebih sejuk.
3.1.11 Vegetasi
Analisa vegetasi ini berfungsi untuk mengetahui fungsi dan jenis vegetasi
apa saja yang dapat digunakan beserta dengan penempatannya dalam tapak yang
akan dirancang (lihat Gambar 3.14).

Tapak merupakan lahan yang sudah terdapat vegetasi seperti pepohonan dan
rumput-rumput liar, namun tetap perlu penambahan vegetasi sebagai estetika dan
dapat memberikan kenyamanan.
40

Gambar 3.14 Pemetaan Vegetasi di Sekitar Tapak


a. Potensi :
- Tanaman disekitar site memiliki potensi sebagai buffer panas matahari,
penyejuk site serta untuk menetralisir CO2. Selain itu sebagai penunjang
keindahan bagi site yang akan diolah.
b. Kendala :
- Vegetasi yang ada dalam tapak berupa rumput liar dan ilalang.
c. Solusi :
- Penambahan jumlah vegetasi dan pengaturan kembali tata letak vegetasi
di dalam site sehingga terasa lebih teratur, tidak menutupi fasad
bangunan, lebih asri, dan dapat berkontribusi sebagai area penyerapan air
hujan / RTH.
- Pembuatan courtyard agar menambah daya tarik, langsung terkoneksi
dengan area dalam bangunan. Selain itu untuk membersihkan udara kotor
di sekitar bangunan dan sebagai tempat bersantai (meeting point).
41

3.1.12 Drainase

Gambar 3.15 Pemetaan Drainase di Sekitar Tapak

Saat ini telah terdapat saluran drainase di sekitar site (lihat Gambar 3.15).
Berada pada bagian barat dan selatan site. Sering terdapat genangan air pada saluran
drainase jika terjadi hujan. Ini dikarenakan saluran yang ada saat ini tidak cukup
besar dan dalam untuk menampung air jika hujan.
Maka solusinya adalah dengan membuat ataupun menambah volume dari
saluran drainase yang ada serta membuat biopori atau sumur resapan di sekitar site.
Agar ketika hujan, tidak menimbulkan genangan air yang dapat mengganggu para
pengguna jalan dan merusak keindahan.

3.2 Program Perancangan


3.2.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang
akan datang, maka akan mempermudah perencana dalam melakukan perencanaan.
a. Data Wisatawan
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Bandung, data wisatawan yang datang ke Kota Bandung dan menginap di Kota
Bandung tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.
42

- Data Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung


Tabel 3.1 Data Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Tahun Wisman Wisnus Total
2013 176432 Orang 5388292 Orang 5564724 Orang
2014 180143 Orang 5627421 Orang 5807564 Orang
2015 278810 Orang 5782284 Orang 6061094 Orang
2016 338079 Orang 6561503 Orang 6899582 Orang
2017 354982 Orang 6605530 Orang 6960512 Orang
2018 361016 Orang 7224330 Orang 7585346 Orang

- Data Wisatawan yang Menginap di Kota Bandung


Tabel 3.2 Data Wisatawan yang Menginap di Kota Bandung
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Tahun Wisman Wisnus Total
2013 170982 Orang 3726447 Orang 3897429 Orang
2014 176487 Orang 4242294 Orang 4418781 Orang
2015 130039 Orang 3874453 Orang 4004492 Orang
2016 205890 Orang 3995955 Orang 4201845 Orang
2017 216539 Orang 4029373 Orang 4245912 Orang
2018 244769 Orang 4898096 Orang 5142865 Orang

- Presentase Wisatawan Ke Kota Bandung dari Tahun 2013 – 2018


1. Wisatawan Mancanegara

Tahun 2013 - 2014 = (180143 – 176432) : 176432 x 100% = 2,1%

Tahun 2014 - 2015 = (278810 - 180143 ) : 180143 x 100% = 54,8%

Tahun 2015 - 2016 = (338079 - 278810) : 278810 x 100% = 21,3%

Tahun 2016 - 2017 = (354982 - 338079) : 338079 x 100% = 5,0%

Tahun 2017 - 2018 = (361016 - 354982) : 354982 x 100% = 1,7%


43

2. Wisatawan Nusantara

Tahun 2013 - 2014 = (5627421 – 5388292) : 5388292 x 100% = 4,4%

Tahun 2014 - 2015 = (5782284 - 5627421) : 5627421 x 100% = 2,8%

Tahun 2015 - 2016 = (6561503 - 5782284) : 5782284 x 100% =


13,5%

Tahun 2016 - 2017 = (6605530 - 6561503) : 6561503 x 100% = 0,7%

Tahun 2017 - 2018 = (7224330 - 6605530) : 6605530 x 100% = 9,4%

- Presentase Wisatawan Menginap dari Tahun 2013 - 2018


1. Wisatawan Mancanegara

Tahun 2013 - 2014 = (176487 – 170982) : 170982 x 100% = 3,2%

Tahun 2014 - 2015 = (130039 - 176487 ) : 176487 x 100% = -26,3%

Tahun 2015 - 2016 = (205890 - 130039) : 130039 x 100% = 58,3%

Tahun 2016 - 2017 = (216539 - 205890) : 205890 x 100% = 5,2%

Tahun 2017 - 2018 = (244769 - 216539) : 216539 x 100% = 13,0%

2. Wisatawan Nusantara

Tahun 2013 - 2014 = (4242294 – 3726447) : 3726447 x 100% =


13,8%

Tahun 2014 - 2015 = (3874453 - 4242294) : 4242294 x 100% = -8,7%

Tahun 2015 - 2016 = (3995955 - 3874453) : 3874453 x 100% = 3,1%

Tahun 2016 - 2017 = (4029373 - 3995955) : 3995955 x 100% = 0,8%

Tahun 2017 - 2018 = (4898096 - 4029373) : 4029373 x 100% =


21,6%
44

- Rata-rata Presentase Selisih Kenaikan Wisatawan dari Tahun 2013 –


2018
Tabel 3.3 Rata-rata Presentase Selisih Kenaikan Wisatawan
Tahun 2013-2018
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tahun Wisatawan Ke Kota Wisatawan Menginap


Bandung
Wisman Wisnus Wisman Wisnus
2013-2014 2,1 4,4 3,2 13,8

2014-2015 54,8 2,8 -26,3 -8,7


2015-2016 21,3 13,5 58,3 3,1
2016-2017 5,0 0,7 5,2 0,8
2017-2018 1,7 9,4 13,0 21,6
Rata-Rata 17,0 6,1 10,7 6,1

Total
Wisatawan Menginap
4,4 13,4
4,4 -9,4
13,8 4,9
0,9 1,0
9,0 21,1
6,5 6,2

- Tingkat Occupancy Hotel Berdasarkan Occupancy dan Kunjungan


Wisata
Tabel 3.4 Tingkat Occupancy Hotel Berdasarkan Occupancy dan
Kunjungan Wisata
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
Tahun Occupancy

2016 60,9 %
2017 61 %
2018 67,8 %
45

Adapun rata-rata lama tinggal wisatawan pada tahun 2018 adalah 2,21
hari. Tingkat okupansi hotel di Kota Bandung berdasarkan 371 hotel
dengan jumlah kamar 18.381.

Gambar 3.16 Tingkat Occupancy Hotel di Bandung


Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
- Prediksi Jumlah Wisatawan ke Kota Bandung 2019-2049
Tabel 3.5 Prediksi Jumlah Wisatawan ke Kota Bandung 2019-2049
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tahun Wisman Wisnus Total


2019 422268 7667972 8090240 Orang
2020 493911 8138859 8632770 Orang
2021 577711 8638662 9216372 Orang
2022 675727 9169158 9844885 Orang
2023 790374 9732231 10522605 Orang
2024 924473 10329882 11254355 Orang
2025 1081323 10964235 12045558 Orang
2026 1264785 11637543 12902328 Orang
2027 1479374 12352198 13831572 Orang
2028 1730371 13110741 14841112 Orang
2029 2023954 13915864 15939818 Orang
2030 2367347 14770430 17137777 Orang
2031 2769001 15677475 18446476 Orang
2032 3238802 16640221 19879023 Orang
2033 3788312 17662088 21450400 Orang
2034 4431054 18746708 23177761 Orang
2035 5182846 19897933 25080779 Orang
46

Sambungan Tabel 3.5


2036 6062190 21119855 27182046 Orang
2037 7090728 22416815 29507543 Orang
2038 8293773 23793420 32087193 Orang
2039 9700931 25254562 34955493 Orang
2040 11346834 26805431 38152265 Orang
2041 13271988 28451539 41723527 Orang
2042 15523772 30198733 45722506 Orang
2043 18157604 32053222 50210826 Orang
2044 21238304 34021594 55259898 Orang
2045 24841689 36110842 60952531 Orang
2046 29056440 38328391 67384831 Orang
2047 33986284 40682117 74668402 Orang
2048 39752548 43180385 82932933 Orang
2049 46497142 45832071 92329212 Orang
- Prediksi Jumlah Wisatawan Menginap di Kota Bandung 2019-2049
Tabel 3.6 Prediksi Jumlah Wisatawan Menginap di
Kota Bandung 2019-2049
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tahun Wisman Wisnus Total


2019 270930 5198879 5469809 Orang
2020 299887 5518132 5818019 Orang
2021 331939 5856991 6188929 Orang
2022 367416 6216658 6584074 Orang
2023 406686 6598411 7005097 Orang
2024 450152 7003608 7453760 Orang
2025 498265 7433686 7931951 Orang
2026 551519 7890176 8441695 Orang
2027 610466 8374697 8985162 Orang
2028 675712 8888971 9564684 Orang
2029 747932 9434827 10182759 Orang
2030 827871 10014202 10842074 Orang
2031 916354 10629156 11545510 Orang
2032 1014294 11281873 12296167 Orang
2033 1122702 11974672 13097374 Orang
2034 1242697 12710015 13952711 Orang
47

Sambungan Tabel 3.6


2035 1375516 13490514 14866030 Orang
2036 1522531 14318941 15841473 Orang
2037 1685260 15198241 16883501 Orang
2038 1865380 16131537 17996917 Orang
2039 2064752 17122145 19186897 Orang
2040 2285433 18173585 20459018 Orang
2041 2529700 19289591 21819291 Orang
2042 2800075 20474130 23274204 Orang
2043 3099347 21731409 24830755 Orang
2044 3430605 23065894 26496499 Orang
2045 3797268 24482329 28279597 Orang
2046 4203120 25985744 30188864 Orang
2047 4652350 27581480 32233830 Orang
2048 5149593 29275209 34424802 Orang
2049 5699982 31072945 36772928 Orang
- Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel
Tabel 3.7 Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tahun 2019 2029 2039 2049

Presentase 67,67% 63,9% 54,9% 39,8%

b. Data Hotel yang Ada di Bandung


- Data Pertumbuhan Hotel dan Kamar Hotel di Kota Bandung
Tabel 3.8 Data Pertumbuhan Hotel dan Kamar Hotel di Kota Bandung
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tahun Pertumbuhan %
2015-2016 3,9 %
2016-2017 -4,5 %
2017-2018 13,5 %
Rata-rata 4,3 %
48

- Prediksi Pertumbuhan Kamar Hotel di Kota Bandung


Tabel 3.9 Prediksi Pertumbuhan Kamar Hotel di Kota Bandung
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Gambar 3.17 Chart Pertumbuhan Hotel dan Kamar Hotel di Bandung


c. Analisa Jumlah Kamar
- Analisa Kebutuhan Tempat Tidur Hotel di Kota Bandung

JW x Los x %WHM
Rumus : : Jumlah tempat tidur hotel
365 𝑥 𝐻ℎ

Keterangan :
Jw : Jumlah Wisatawan
LoS : Lama tinggal wisatawan (2,21 hari / Sumber : Dinas Kebudayaan
& Pariwisata Kota Bandung : Okupansi & Kunjungan 2018)
WMH : Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap
Hh : Tingkat Hunian Hotel (Occupation Rate)
49

- Prediksi Kebutuhan Kamar 2019-2049


Prediksi tahun 2019 → 809240 orang x 2,21 hari x 67,6% / (365 x 80%)
= 41398 tempat tidur
Prediksi tahun 2029 → 15939818 orang x 2,21 hari x 63,9% / (365 x
100%)
= 61655 tempat tidur
Prediksi tahun 2039 → 34955493 orang x 2,21 hari x 54,9% / (365 x
100%)
= 116173 tempat tidur
Prediksi tahun 2049 → 92329212 orang x 2,21 hari x 39,8% / (365 x
100%)
= 222653 tempat tidur
- Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2019
Tabel 3.10 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2019
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Asumsi jika setiap hotel terisi 80% (Occupation rate)

Sehingga didapatkan kebutuhan tempat tidur hotel tahun 2019 adalah


41398 tempat tidur
Sedangkan untuk perhitungan jumlah kamar hotel adalah (asumsi 1
kamar 2 orang) adalah
20699 Kamar
Perkiraan jumlah kamar hotel pada tahun 2019 adalah
19175 kamar
Sehingga dapat disimpulkan untuk menampung seluruh wisatawan
yang menginap di hotel di kota Bandung dibutuhkan penambahan
kamar sebanyak
1524 Kamar

- Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2029


Tabel 3.11 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2029
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Asumsi jika setiap hotel terisi 100% (Occupation rate)

Sehingga didapatkan kebutuhan tempat tidur hotel tahun 2019 adalah


61655 tempat tidur
Sedangkan untuk perhitungan jumlah kamar hotel adalah (asumsi 1
kamar 2 orang) adalah
30827 Kamar
50

Sambungan Tabel 3.11


Perkiraan jumlah kamar hotel pada tahun 2029 adalah
29265 kamar
Sehingga dapat disimpulkan untuk menampung seluruh wisatawan
yang menginap di hotel di kota Bandung dibutuhkan penambahan
kamar sebanyak
1563 Kamar

- Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2039


Tabel 3.12 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2039
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Asumsi jika setiap hotel terisi 100% (Occupation rate)

Sehingga didapatkan kebutuhan tempat tidur hotel tahun 2019 adalah


116713 tempat tidur
Sedangkan untuk perhitungan jumlah kamar hotel adalah (asumsi 1
kamar 2 orang) adalah
58086 Kamar
Perkiraan jumlah kamar hotel pada tahun 2029 adalah
44664 kamar
Sehingga dapat disimpulkan untuk menampung seluruh wisatawan
yang menginap di hotel di kota Bandung dibutuhkan penambahan
kamar sebanyak
13423 Kamar

- Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2049


Tabel 3.13 Prediksi Kebutuhan Kamar Tahun 2049
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Asumsi jika setiap hotel terisi 100% (Occupation rate)

Sehingga didapatkan kebutuhan tempat tidur hotel tahun 2019 adalah


222653 tempat tidur
Sedangkan untuk perhitungan jumlah kamar hotel adalah (asumsi 1
kamar 2 orang) adalah
111326 Kamar
Perkiraan jumlah kamar hotel pada tahun 2019 adalah
68166 kamar
Sehingga dapat disimpulkan untuk menampung seluruh wisatawan
yang menginap di hotel di kota Bandung dibutuhkan penambahan
kamar sebanyak
43160 Kamar

- Perhitungan Analisa Jumlah Kamar


Luas Lahan : 21,636.92 m2
KLB : 0,7
Luas Lantai Maksimal : 15145,844 m2 → 6600 m2 ( TOR Tugas Akhir)
51

Luas Area untuk Kamar Hotel 70% : 10602,1 m2 → 4200 m2


Jika Luas Kamar Hotel adalah :
Standar : 27 m2 / 75%
Deluxe : 54 m2 / 20%
Suite : 81 m2 / 5%
Maka didapat jumlah kamar sebagai berikut :
Tabel 3.14 Presentase Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung

Tipe Jumlah Luas


Standar 114 3078 m2
Deluxe 16 864 m2
Suite 3 243 m2
Total 133 4185 m2

Jadi jumlah kamar yang akan dibangun dapat memenuhi:


8,5 % dari total kebutuhan kamar hotel tahun 2029.
1,0% dari total kebutuhan kamar hotel tahun 2039.
0,3% dari total kebutuhan kamar hotel tahun 2049.
Sehingga proyek dikatakan layak untuk dibangun.
d. Data Kompetitor Hotel
Lahan hotel bintang empat yang akan dirancang merupakan kawasan yang
terdapat beberapa hotel disekitar radius perancangan hotel bintang empat (lihat
Gambar 3.18 dan 3.19).

Gambar 3.18 Pemetaan Radius Hotel Bintang Empat di Sekitar Site


Sumber : Google Maps, diolah
52

Gambar 3.19 Hotel Bintang Empat di Sekitar Site


Sumber : Google, diolah
3.2.2 Struktur Organisasi Hotel Bintang Empat
Struktur organisasi hotel bintang empat dalam perancangan berfungsi untuk
menentukan kebutuhan ruang serta perletakkan masing-masing posisi ruangan.
Penjelasan tentang tugas masing – masing posisi/jabatan yang terdapat di Hotel
Bintang Empat adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Hotel Bintang Empat


53

Lingkup Tugas :
1. General Manager
General Manager adalah puncak pimpinan dari sebuah struktur
organisasi hotel. Bertanggung jawab atas keseluruhan penyelenggaraan
hotel dan kinerja seluruh karyawannya.
2. Assistant General Manager
Assistant General Manager atau Executive Assistan Manager adalah
wakil General Manager. Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah
dirumuskan dan diarahkan oleh General Manager dilaksanakan dan
dikomunikasikan kepada Assistant General Manager.
3. Sekretaris
- Membuat agenda kegiatan GM.
- Menyimpulkan hasil rapat.
- Membuat laporan hasil kegiatan.
4. Food & Beverage Manager
F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola Food and
Beverage Department untuk dapat menyajikan makanan dan minuman
berkualitas yang disenangi tamu. Merencanakan menu, memastikan
bahwa setiap bawahanya dapat menyajikan makanan dengan cepat dan
ramah, dan mengendalikan biaya Food and Beverage Department.
5. Chief Room Division/Executive Housekeeping
- Bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan fasilitas hotel.
- Membersihkan dan merapikan kamar yang telah digunakan oleh tamu
sesegera mungkin setelah tamu check-out.
- Melaporkan kepada FO apabila kamar telah siap dijual.
6. Front Office
FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab atas
pengelolaan kantor depan.
54

7. Personal Manager (Human Resource)


HRD Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola sumber daya
manusia untuk keberhasilan hotel. Bertugas menerima dan mengangkat
pegawai baru, menyelenggarakan semua administrasi kepegawaian dan
kegiatan karyawan, serta mengadakan pelatihan terhadap karyawan.
8. Chief Engineering
- Bertanggung jawab untuk memperbaiki dan menjaga peralatan dan
fasilitas hotel.
- Membuat laporan mengenai perbaikan atau pembaharuan fasilitas dan
peralatan hotel.
9. Sales & Marketing
Marketing and Sales Director adalah pejabat yang menentukan
keberhasilan hotel dalam menjual produk hotel kepada konsumen.
10. Finance & Accounting Manager
- Mengesahkan laporan keuangan (Neraca, R/L= Rugi-Laba) untuk
disetuju oleh General Manager, selanjutnya GM menyerahkan
kepada Direktur.
- Menyetujui pemasukan dan pengeluaran uang.
- Menyetujui permintaan barang dari Department (Goods Request) dan
pengeluaran barang dari gudang (Store Room Request).
- Memimpin seluruh SDM Accounting sesuai struktur organisasi
11. Security Departement
Security Director bertanggung jawab atas keamanan hotel secara
keseluruhan. Ruang lingkup pengamanan hotel meliputi para karyawan,
para tamu, dan aset hotel.
12. Guest Service
Membantu tamu atas keperluan-keperluan yang spesifik didalam maupun
diluar hotel.
3.2.3 Organisasi Ruang dan Sistem Pengelolaan Hotel
Setiap hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan,
makan dan minum. Sehingga pada setiap hotel memiliki kesamaan pada susunan
55

organisasi ruang. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel
Planning and Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut
fungsinya, terdiri dari:

a. Pembagian organisasi ruang menurut fungsinya. Pembagian organisasi hotel


menurut fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:
1. Public Space, merupakan kelompok ruang umum termasuk lobby utama,
front office dan function room.
2. Consession and rentable space, merupakan kelompok ruang yang
disewakan untuk melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis
lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.
3. Food and Beverage Store Space, kelompok ruang yang melayani bagian
makan dan minum bagi tamu yang menginap maupun yang tidak
menginap. Termasuk kelompok ini adalah restaurant, coffee shop, bar,
kitchen dan gudang.
4. General service space, kelompok ruang pelayanan secara umum
meliputi bagian penerimaan (receiving), storage empoyee’s room,
employee dining room, laundry, linen room, housekeeping dan
maintenance.
5. Guest Room Service, kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi
tamu yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk ruang tidur, toilet,
koridor, lift dan perlengkapan lainnya.
6. Recreation and Sport Space, kelompok fasilitas rekreasi olahraga yang
biasanya diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya.
Ruang ini ternuka untuk masyarakat luar. Pembagian organisasi ruang hotel
menurut fungsinya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
56

Bagan 3.2 Organisasi Ruang Hotel menurut Fungsinya


Sumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and Richard Penner, 1985
b. Pembagian organisasi ruang menurut sifat. Pembagian organisasi ruang
menurut sifat dari ruangannya adalah sebagai berikut.
1. Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum
seperti lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport centre,
function room, dan rentable room.
2. Bed Room, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan
perlengkapannya.
3. Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu
kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan maintenance.
Untuk mengetahui pembagian organisasi ruang dapat dilihat diagram
dibawah ini.

Bagan 3.3 Organisasi Ruang Hotel menurut Sifatnya


Sumber: Hotel Planning and Design, Walter A. Rutes and Richard Penner, 1985

Sedangkan sistem pengelolaan hotel sebuah perhotelan merupakan sebuah


usaha yang mencari keuntungan dengan menjual tiga produk utama yaitu:
penyewaan kamar, penjualan makanan dan minuman serta penyewaan fasilitas.
57

Pengelolaan tersebut harus harus ditunjang dengan struktur organisasi yang sangat
baik.

Kelengkapan struktur organisasi sistem pengelolaan hotel tergantung pada


kelas hotel, tipe hotel dan sebagainya. Terdapat beberapa bagian dalam pengelolaan
hotel. Seluruh bagian-bagian tersebut terkoodinir serta dikendalikan oleh seorang
General Manager yang biasanya dibantu oleh Executive Assistant Manager.
Bagian-bagian tersebut antara lain (Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985;
229):
a. Front Office
1. Guest Room: terdiri dari kamar kamar tamu.
2. Public Space: Terdiri dari exterior approach & exterace, lobby, food &
baverages outlet, function space serta recreation facilities, dan pakir.
3. Administration Office: terdiri dari front desk, accounting office, execurive
office, sales and catering office.

b. Back of House
1. Food preperation dan storage area.
2. Receiving, trash dan general storage area.
3. Employee area terdiri dari personel and time keeper office, locker and
toilet, employee dinning and housing.
4. Laudry dan housekeeping.
5. Engineering and mechanical areas yang terdiri dari enginerring office,
maintenace shop, mechanical/electrical areas.

Dalam pengelolaan bagian-bagian hotel tersebut diperasikan oleh


departemen yang dikelompokan sebagai berikut:
a. Room Departement yaitu departemen yang bertugas menyedikan kebutuhan
kamar bagi para pengunjung.
b. Housekeeping Departement yaitu departemen yang bertugas memelihara
kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar-kamar tamu, restoran, bar, dan
tempat-tempat umum dalam hotel.
58

c. Food and Baverages Departement yaitu departemen yang menyediakan dan


menyajikan makanan dan minuman.
d. Engineering Departement yaitu departemen yang bertugas melaksanakan
pelaksanaan, perancangan, pemasangan, dan pemeliharan gedung serta
perlengkapan hotel lainnya.
e. Personal Departement yaitu departemen yang bertugas melaksanakan pemilihan
dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk di dalamnya pemeliharaan moral,
dan kesejahteraan tenaga kerja, serta meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tenaga kerja hotel.
f. Marketing Departement merupakan departemen yang mengelola keuangan, baik
penerimaan maupun pengeluaran uang hotel.
g. Security Department adalah departemen yang bertugas memelihara dan menjaga
keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan hotel.
3.2.4 Alur Kegiatan
Berikut ini adalah alur aktivitas yang terjadi didalam bangunan fasilitas
penginapan berupa hotel bintang empat.

Bagan 3.4 Alur Kegiatan Makro


Nama Kapasitas Standar Cahaya Udara
Area Zona Pengguna Ruang
Ruang Jumlah Unit Total Luas
Sumber Uraian View Akustik
Jumlah Satuan Rasio Satuan Ruang Ruang (m2)

Alami
Alami
Alami
Alami
10% luas
Parkir Times Saver
Pengunjung 1 unit 3 m2 parkir 1 unit 54 m2 +++ + ++ +++ - -
Motor Standards
mobil
Pedoman
Perencanaan
1 mobil/5
Parkir Mobil 1 unit 15 m2 Lingkungan 36 unit 540 m2 +++ + ++ +++ - -
kamar
Permukiman
Pengunjung Kota
3.2.5 Besaran Ruang

Parkir Truk
1 unit 42,5 m2 Data Arsitek 1 unit 42,5 m2 +++ + ++ +++ - -
Site Publik Barang Staff

1 unit 42,5 m2 Data Arsitek 3 unit 127,5 m2 +++ + ++ +++ - -


Parkir Bus Pengunjung
Kolam HD Penner termasuk
Renang Pengunjung 1 unit 44,6 m2 1 unit 44,6 m2 +++ +++ ++ +++ - -
hal.370 pooldeck
Total Luas Parkir & Kolam
808,6 m2
Renang (m2)
Sirkulasi (20%) 161,72 m2

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 970,32 m2

1
Main Lobby Pengunjung 1 unit 100 m2 HRP Lawson 1 unit 100 m2 +++ +++ +++ ++ +++ +
m2/kamar

Front Office HD Penner


1 unit 5,5 m2 1 unit 5,5 m2 ++ ++ +++ +++ +++ ++
Manager F.O Mngr hal. 371

Receptionist ++ ++ +++ +++ +++ +


Cashier ++ ++ +++ +++ +++ +
Front Desk
HRP Lawson
/ Information 1 unit 8 m2 1 unit 8 m2 ++ ++ +++ +++ +++ +
hal. 201
Reception
Telephonist ++ ++ +++ +++ +++ +
Reservation ++ ++ +++ +++ +++ +
Bellboy - ++ +++ +++ +++ +
Concierge HRP Lawson
guidlines operator hotel maupun dari buku literatur.

Doorman 1 unit 10 m2 1 unit 10 m2 - ++ +++ +++ +++ +


Area hal. 201
Luggage - ++ +++ +++ +++ +

Lobby Publik Operator


1 unit 102 m2 102 m2 +++ ++ +++ +++ +++ ++
Restaurant Pengunjung Archipelago 1 unit
Cocktail Operator
1 unit 60 m2 60 m2 +++ ++ +++ +++ +++ ++
Lounge Pengunjung Archipelago 1 unit
Lounge HRP Lawson
10 orang 20 m2 20 m2 +++ ++ +++ +++ +++ ++
Seating Pengunjung hal. 201 1 unit
Travel HRP Lawson
1 unit 9 m2 9 m2 + + +++ +++ +++ +
Corner Pengunjung hal. 204 1 unit
Tabel 3.15 Besaran Ruang pada Tapak, dan Lobby

HRP Lawson
1 unit 32 m2 32 m2 - + +++ +++ +++ +
Drugstore Pengunjung hal. 204 1 unit
HRP Lawson
1 unit 10 m2 10 m2 + + +++ +++ +++ +
Gift Shop Pengunjung hal. 201 1 unit

Total Luas Lobby Area (m2) 356,5 m2

Sirkulasi (20%) 71,3 m2

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 427,8 m2


Berikut ini adalah tabel besaran ruang yang telah dibuat pada saat proses

Pembagian ini difungsikan untuk mempermudah pemetaan fungsi dan massa


bangunan. Ukuran ruangan diambil dari standarisasi bangunan hotel baik dari
desain Hotel Bintang Empat Setiabudi Bandung (lihat Tabel 3.15, 3.16, 3.17, 3.18,

Function Area, zona Recreation, zona Employee Area, zona Food & Beverage,
59

zona Receiving & Storage, zona Service Area, zona Engineering & Mechanical.
3.19, 3.20). Tabel ini terbagi dari area Tapak, zona Lobby, zona Guestroom, zona
Standard Perwal hal.
24 m2 82 unit 1968 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 unit 75
Deluxe Perwal hal.
48 m2 15 unit 720 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 Unit 75
Perwal hal.
72 m2 3 unit 216 m2 +++ ++ +++ ++ +++ +++
Guestrooms Private Suite Room Pengunjung 1 Unit 75

Total Luas Guestrooms (m2) 2904 m2

Sirkulasi (20%) 580,8 m2

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 3484,8 m2

tipe
classroom,
Meeting Operator
55,5 m2 theatre, 2 unit 111 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Archipelago
banquet,
Pengunjung 1 unit reception
termasuk
Operator
Ballroom Pengunjung 600 m2 ballroom 1 unit 600 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Archipelago
1 unit foyer
Operator
Boardroom 7,4 m2 1 unit 7,4 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Staff/Pengunjung 1 unit Archipelago
Banquet Operator
55,6 m2 1 unit 55,6 m2 ++ ++ +++ ++ +++ +++
Room Pengunjung 1 unit Archipelago
Function Area Semi Publik
30% dari
Operator
Pre function 33,3 m2 ruang 1 unit 33,3 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
Archipelago
Pengunjung 1 unit meeting
termasuk
bar storage,
HD Penner hal.
Support Staff 46,5 m2 toilets, 1 unit 46,5 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
370
coats,
1 unit phones)
Total Luas Function Area (m2) 853,8 m2

Sirkulasi (20%) 170,76 m2

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 1024,56 m2

Fitness Operator
12 orang 40 m2 1 unit 40 m2 ++ ++ +++ ++ +++ ++
Centre Pengunjung Archipelago
HD Penner hal.
18,6 m2 1 unit 18,6 m2 + + +++ ++ +++ ++
Spa Pengunjung 1 unit 371
HRP Lawson
8 m2 1 unit 8 m2 ++ ++ +++ ++ ++ +
Reception Staff 1 unit hal. 201
Locker, HD Penner hal.
Recreation Publik 14 m2 1 unit 14 m2 - + ++ ++ - -
toilets Pengunjung 1 unit 370

20 m2 Studi Ruang 1 unit 20 m2 ++ ++ ++ ++ +++ ++


Billiard Pengunjung 1 unit

Total Luas Recreation (m2) 100,6 m2

Sirkulasi (20%) 20,12 m2


Tabel 3.16 Besaran Ruang Zona Guestrooms,Function Room dan Recreation Area

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 120,72 m2


60
hD Penner hal.
Count Room 6 m2 1 unit 6 m2 + + ++ ++ +++ ++
Counting 1 unit 371
Interv iew HD Penner hal.
4,5 m2 1 unit 4,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
Room HRD Manager 1 unit 372

Purchasing Purchasing unit HD Penner hal. + + ++ ++ +++ ++


5,5 m2 1 unit 5,5 m2
Office Manager 1 unit 372 + + ++ ++ +++ ++

Receiv ing Purchasing unit HD Penner hal. + + ++ ++ +++ ++


5,5 m2 1 unit 5,5 m2
Office Manager 1 unit 372 + + ++ ++ +++ ++
File & HD Penner hal.
4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Storage Staff 1 unit 372
Lost And HD Penner hal.
4,5 m2 1 unit 4,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
Found Pengelola 1 unit 372
Operator
Laundry 120 m2 1 unit 120 m2 + + ++ ++ +++ ++
Laundry 1 unit Archipelago
Employee HD Penner hal.
28 m2 1 unit 28 m2 + + ++ ++ +++ ++
Cafetaria Pengelola 1 unit 372
HD Penner hal.
First Aid 3,5 m2 1 unit 3,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
Staff 1 unit 372
R. Security
HD Penner hal.
Departeme Security 2,2 m2 1 unit 2,2 m2 + + ++ ++ +++ ++
372
nt 1 unit
R. Chief
14 m2 Studi Ruang 1 unit 14 m2 + + ++ ++ +++ ++
Engineer Staff 1 unit
Linen HD Penner hal.
23 m2 1 unit 23 m2 + + ++ ++ +++ ++
Storage Linen ATT 1 unit 372
Housekeepi
Employee Area Priv ate 14 m2 Studi Ruang 1 unit 14 m2 + + ++ ++ +++ ++
ng Office Staff 1 unit
Sewing HD Penner hal.
1,8 m2 1 unit 1,8 m2 - - ++ ++ +++ ++
Room Staff 1 unit 372
Uniform
HD Penner hal.
Issue / 11,5 m2 1 unit 11,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
372
Storage Uniform ATT 1 unit
Men's Staff HD Penner hal.
18,5 m2 1 unit 18,5 m2 - - ++ ++ +++ ++
Lockers Pengelola 1 unit 372
W omen
HD Penner hal.
Staff 23 m2 1 unit 23 m2 - - ++ ++ +++ ++
372
Lockers Pengelola 1 unit
R. General HD Penner hal.
General Manager 7 m2 1 unit 7 m2 + + ++ ++ +++ ++
Manager 1 unit 371
Tabel 3.17 Besaran Ruang Zona Employee Area

HD Penner hal.
R.Secretary 4,5 m2 1 unit 4,5 m2 + + ++ ++ +++ ++
Sekretaris 1 unit 371
R. Assist
3,4 m2 Studi Ruang 1 unit 3,4 m2 + + ++ ++ +++ ++
Manager Assist Manager 1 unit

R. Personalia 14 m2 Studi Ruang 1 unit 14 m2 + + ++ ++ +++ ++


Staff 1 unit
R.
20 m2 Studi Ruang 1 unit 20 m2 + + ++ ++ +++ ++
Accounting Staff 1 unit
R. Sales &
Sales & Marketing 14 m2 Studi Ruang 1 unit 14 m2 + + ++ ++ +++ ++
Marketing 1 unit

Total Luas Employee Area (m2) 352,9 m2

Sirkulasi (20%) 70,58 m2

Subtotal Luas Keseluruhan (m2) 423,48 m2


61
HD Penner
93 m2 1 unit 93 m2
Kitchen Cook 1 unit hal. 370
HD Penner
15,8 m2 1 unit 15,8 m2
Bakery Bakery 1 unit hal. 370 - - ++ + ++ ++
Hot
Data Arsitek
Productio 22 m2 1 unit 22 m2
hal. 130
n Cook 1 unit - - ++ + ++ ++
Cold
Data Arsitek
Productio 15,8 m2 1 unit 15,8 m2
hal. 130
n Cook 1 unit - - ++ + +++ ++
Chef's HD Penner
4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Office Master Chef 1 unit hal. 370 - - ++ + +++ ++
Dry HD Penner
14 m2 1 unit 14 m2
Storage Pengelola 1 unit hal. 370 - - ++ + ++ ++
Bev erage HD Penner
7 m2 1 unit 7 m2
Storage Pengelola 1 unit hal. 370 - - ++ + +++ ++
Gudang
Minuman Pengelola 9 m2 HD Penner 1 unit 9 m2
Dingin 1 unit - - ++ + ++ ++

Data Arsitek
Dishw ash 14,8 m2 1 unit 14,8 m2
hal. 130
Room Stew ard 1 unit - - ++ + + ++
Daily
HD Penner
Refrigerat 4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Food & hal. 370
Priv ate or Pengelola 1 unit - - ++ + +++ ++
Beverage
Veg.
Cooler Cook - - ++ + +++ ++
Fish
1 9,5 m2 HD Penner 1 unit 9,5 m2
Cooler Cook - - ++ + +++ ++
Meat
Cooler Cook unit - - ++ + +++ ++
Veg.
Preparati
on Cook - - ++ + ++ ++
Fish
Data Arsitek
Tabel 3.18 Besaran Ruang Zona Food & Beverage

Preparati 1 8,4 m2 1 unit 8,4 m2


hal. 130
on Cook - - ++ + ++ ++
Meat
Preparati
on Cook unit - - ++ + ++ ++
Gudang
6 m2 Studi Ruang 1 unit 6 m2
Gas Pengelola 1 unit - - ++ + ++ ++
Janitor / HD Penner
4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Toilets Pengelola 1 unit hal. 370 - - ++ + + ++
Total Luas Food & Beverage
228,8 m2
(m2)
Sirkulasi (20%) 45,76 m2
Subtotal Luas Keseluruhan
274,56 m2
(m2)
62
Loading HD Penner
9,5 m2 1 unit 9,5 m2
Dock Purchasing 1 unit hal. 372 - + ++ +++ - -
Locked HD Penner
4,5 m2 1 unit 4,5 m2
Storage 1 unit hal. 372 - + ++ +++ - -
Receiv ing HD Penner
11,5 m2 1 unit 11,5 m2
Area Purchasing 1 unit hal. 372 - + ++ ++ + -
Receiving & Trash
Priv ate HD Penner
Storage Campact 9,5 m2 1 unit 9,5 m2
hal. 372
or Pengelola 1 unit - + ++ + - -
Total Luas Receiving &
35 m2
Storage (m2)
Sirkulasi (20%) 7 m2
Subtotal Luas Keseluruhan
42 m2
(m2)

Toilet
termasuk
Pengunju 10 orang 45 m2 HRP Law son 1 unit 45 m2
difable
ng Pengunjung hal. 201 - - ++ ++ - -
termasuk
4 orang 8,1 m2 Data Arsitek urinoir & 1 unit
Toilet
Pria w astafel 18,8 m2 - - ++ ++ - -
Karyaw an
termasuk
4 orang 10,7 m2 Data Arsitek 1 unit
Wanita w astafel - - ++ ++ - -
termasuk
ruang
Mushola Staff/Pengunjung 20 orang 26,4 m2 Studi Ruang 1 unit 26,4 m2
shalat &
w udhu - - ++ ++ - -
General HD Penner
46,5 m2 1 unit 46,5 m2
Storage Pengelola 1 unit hal. 372 - - ++ + - -

Semi HRP Law son


Service Area 12,9 m2 1 unit 12,9 m2
Publik hal. 239
Pantry Pengelola 1 unit - - ++ ++ - -

10 10 m2 HRP Law son 1 unit 10 m2


Lobby Lift Staff/Pengunjung orang
Lift
4,7 m2 Data Arsitek 4 unit 18,8 m2
Barang Staff 1 unit - - ++ ++ - -
Lift
Penumpa 10 orang 4,3 m2 Studi Ruang 8 unit 34,4 m2
Tabel 3.19 Besaran Ruang Zona Receiving & Storage, Service

ng Pengunjung - - ++ ++ - -
Tangga
Kebakara 17,4 m2 Data Arsitek 8 unit 139,2 m2
n Staff/Pengunjung 1 unit - - ++ ++ - -
Total Luas Service Area (m2) 352 m2
Sirkulasi (20%) 70,4 m2
Subtotal Luas Keseluruhan
422,4 m2
(m2)
63
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 40 m2
Pompa Carpentry 1 unit 40 - - ++ ++ ++ ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 6 m2
Panel Plumbing 1 unit 6 - - ++ ++ - ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 15 m2
LVMDP Electrical 1 unit 15 - - ++ ++ + ++
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 40 m2
Genset Mechanical 1 unit 40 - - ++ ++ - ++
Ruang
Bahan
m2 Asumsi 1 unit 15 m2
Bakar
Genset Electrical 1 unit 15
Engineering &
Priv ate Ruang
Mechanical m2 Data Arsitek 1 unit 12 m2
Mesin Lift Mechanical 1 unit 12

m2 Data Arsitek 1 unit 1 m2


Shaft Plumbing 1 unit 1
Ruang
Controllin m2 Data Arsitek 1 unit 3 m2
g M &E 1 unit 3
Ruang
m2 Asumsi 1 unit 120 m2
Gardu Electrical 1 unit 120
Total Luas Service Area (m2) 252 m2
Sirkulasi (20%) 50,4 m2
Subtotal Luas Keseluruhan
302,4 m2
(m2)
Tabel 3.20 Besaran Ruang Zona Engineering & Mechanical
64
BAB 4
KONSEP PERANCANGAN

4.1 Elaborasi Tema


Elaborasi tema merupakan bagian yang membantu dalam proses desain,
dengan begitu konsep dari proyek ini memiliki ciri khas tersendiri dan memiliki
karakter yang menarik dan berbeda dengan yang lainnya.

Tabel 4.1 Elaborasi Tema

HOTEL BINTANG EMPAT ARSITEKTUR ORGANIK


-Aspek yang mengedepankan desain bentuk
-Hotel Bintang Empat merupakan
massa & ruang, material, serta
sebuah bentuk akomodasi yang
menyesuaikan alam sekitarnya secara
cukup berkelas untuk umum yang
dinamis.
dikelola secara komersial.
-Konsep dari arsitektur organik yaitu
-Hotel Bintang Empat dengan jenis
terintegerasi dengan baik terhadap tapak dan
MEAN resort hotel berarti sebuah jasa
memiliki sebuah kesatuan, komposisi yang
pariwisata yang memenuhi 5 jenis
saling berkaitan yaitu berisi bangunan dan
kriteria pelayanan yaitu akomodasi,
lingkungan yang ada di sekitarnya, maka
fasilitas rekreasi, outlet penjualan,
arsitektur organik adalah pendekatan desain
hiburan, serta pelayanan makanan &
yang mengharmonisasikan antara ruang-
minuman.
ruang luar dan ruang dalam.
-Hotel Bintang Empat memiliki
kriteria yang cukup banyak terkait
kebutuhan ruang karena pelayanan
& fasilitasnya diatas rata-rata yaitu
Perancangan arsitektur dengan mengangkat
memiliki min. 50 kamar, dan min. 3
tema arsitektur organik perlu menempatkan
kamar suite.
zoning dan merancang bentuk massa
-Mempunyai 2 buah dining room,
PROBLEM terhadap tapak yang menyesuaikan dengan
salah satunya coffee shop.
alam sekitarnya secara dinamis & mengikuti
-Terdapat function room, toko obat,
aliran energi dari alam sehingga menjadi
sarana rekreasi & olahraga seperti
sebuah satu kesatuan dan harmoni.
fitness, kolam renang, dll.
-Terdapat main kitchen, banquet
kitchen, pastry & bakery, serta
restaurant kitchen.

65
66

Sambungan Tabel 4.1


-Sebagian besar konsep dasar bangunan
-Site berada di Jl. Raya Lembang,
arsitektur organik bersumber dari inspirasi
Setiabudhi, Kab. Bandung Barat
alam yang direfleksikan melalui kepedulian
dengan kdb 20%, klb 0,7, dan kdh
arsitek terhadap proses-proses dan bentuk
76%
FACTS alam yang diproduksinya.
-Site berada di kawasan wisata &
-Refleksi tersebut diwujudkan dalam
komersil.
berbagai hal, misalnya dalam bentuk
-Site merupakan lahan berkontur &
biomorfik, penataan ruang dalam & luar,
dekat dengan alam.
material, dll.
-Memenuhi kebutuhan pengguna
atau wisatawan terhadap fasilitas -Perletakkan bangunan sesuai arah angin
yang ada pada hotel dengan aman & dan cahaya untuk memanfaatkan potensi
nyaman. tersebut.
-Hotel membutuhkan pengaturan -Menyesuaikan rancangan bentuk massa
NEEDS
pembagian ruang-ruang yang baik dengan lingkungan, mengoptimalkan cut &
serta akses yang jelas antara fill.
karyawan, service dan tamu. -Menempatkan ruang yang berhubungan
-Pemisahan antara back of house langsung dengan alam.
dan front of house.
Dapat merancang bangunan hotel
bintang empat dengan jenis resort -Penerapan pendekatan arsitektur organik
hotel sesuai dengan standar kriteria pada bangunan yang menghasilkan zonasi
hotel bintang empat yaitu selain ruang sesuai dengan prinsip dan fungsi dari
fasilitas penginapan berkelas juga bangunan.
GOALS memiliki fasilitas relaksasi, rekreasi -Bangunan mengoptimalisasi fungsi
dan olahraga sesuai dengan standar berdasarkan kebutuhan dan tetap
operator Archipelago sehingga memperhatikan kondisi lingkungan sekitar
melayani tamu dengan memberikan sehingga menciptakan satu kesatuan dengan
kenyamanan baik visual, rasa, lingkungannya.
maupun kenyamanan ruang.
-Membuat rancangan sebuah hotel
bintang empat yang memperhatikan
-Mengadaptasi bentuk massa bangunan
kebutuhan penggunanya serta
berdasarkan analogi biologi atau yang dapat
CONCEPT memberikan kenyamanan dengan
mengingatkan pada bentuk natural seperti
penerapan ruang-ruang terbuka
sumber dari alam dan makluk hidup.
seperti courtyard dan saling
terhubung.
KESIMPULAN ELABORASI TEMA
Hotel Bintang Empat Kota Bandung yang berlokasi di daerah Setiabudi, Lembang merupakan
sebuah akomodasi penginapan serta tempat memperoleh fasilitas lain untuk menunjang ragam
kegiatan lainnya seperti rekreasi, olahraga & relaksasi yang dikelola secara komersial untuk para
wisatawan. Bentuk dan ruangnya didesain dengan konsep dan prinsip yang mengadaptasi dari
inspirasi alam dan mengikuti aliran energi dari alam sehingga dinamis dan selaras dengan
lingkungannya.
67

4.2 Konsep Arsitektural


4.2.1 Gubahan Massa
Bentuk dirancang dengan pendekatan arsitektur organik dan konsep
menyatu dengan alam. Bentuk tersebut merupakan respon terhadap lahannya yang
berkontur. Konfigurasi bentuk dasar massa bangunan hotel ini yang merupakan
lingkaran utuh yang kemudian digeser menjadi dua bagian agar terlihat dinamis.
Pada tahap selanjutnya bentuk massa tersebut ditambahkan taman dengan kolam
ikan di tengah bangunan sebagai cooling effect yang dapat merespon potensi dan
aliran energi dari alam. Pada tahap akhir dua massa tersebut ditambahkan
connecting bridge sebagai penghubung antar dua massa (lihat Gambar 4.1).

Karena bangunan ini berfungsi sebagai resort hotel yang mengutamakan


kamar-kamar hotel mendapatkan view dan membutuhkan alur sirkulasi yang linier
maka diambilah bentuk dari analogi yaitu mata tersebut dengan bentuk melingkar
agar mencerminkan tema arsitektur organik dimana konsepnya yaitu bentuk yang
dinamis yang diambil dari bentuk-bentuk biologis.

Gambar 4.1 Gubahan Massa


4.2.2 Konsep Zoning Tapak
Gambar 4.2 menunjukkan konsep zoning tapak dibagi menjadi empat zona
yaitu zona privat, zona semi privat, zona publik, dan zona servis. Untuk zona yang
berwarna hijau adalah zona publik, dimana zona atau area ini dapat diakses atau
68

digunakan oleh pengelola dan tamu, baik tamu yang menginap di hotel ataupun
yang tidak menginap. Pada zona ini terdapat area terbuka hijau serta tempat parkir
kendaraan mobil dan motor.
Zona yang berwarna biru adalah zona yang bersifat semi privat. Zona ini
dapat diakses atau dimasuki oleh tamu yang akan menggunakan jasa hotel bintang
empat yang berada di area tapak. Pada zona ini terdapat area rekreasi yaitu taman,
kolam renang dan playground. Untuk zona yang berwarna merah hanya dapat
diakses oleh pengelola dan karyawan dari hotel itu sendiri serta dapat diakses juga
oleh tamu yang telah memesan kamar, karena zona ini bersifat privat. Terakhir,
terdapat zona yang berwarna kuning adalah area servis dan hanya dapat diakses
oleh karyawan atau pengelola dari hotel bintang empat saja.

Gambar 4.2 Konsep Zoning Tapak


4.2.3 Konsep Aksesbilitas dan Sirkulasi Tapak
Konsep aksesibilitas dan sirkulasi pada tapak dapat terlihat seperti (lihat
Gambar 4.3 dan Lampiran 2 dan 3). Untuk yang berwarna merah muda,
merupakan gambaran sirkulasi dari kendaraan yang masuk menuju tapak dan juga
menuju keluar tapak. Sedangkan, yang berwarna kuning merupakan gambaran
sirkulasi dari pejalan kaki atau pedestrian yang berada di kawasan atau area tapak.
69

Gambar 4.3 Konsep Aksesbilitas dan Sirkulasi Tapak


4.2.4 Konsep Sirkulasi Bangunan
Bangunan hotel bintang empat ini merupakan bangunan yang memiliki
taman di bagian tengah bangunan serta bentuknya yang terlihat seperti dua massa
bangunan. Maka massa bagian barat maupun timur dihubungkan oleh sebuah
connecting bridge. Disamping untuk menghubungkan dua bangungan ini,
connecting bridge pun merupakan sebuah akses menuju tiap kamar hotel yang ada
diantara dua massa bangunan tersebut sebagai alternatif untuk mempermudah
pencapaian (lihat Gambar 4.4).

Gambar 4.4 Konsep Sirkulasi Bangunan


70

4.2.5 Konsep Zoning Bangunan


Hotel Bintang Empat ini dirancang memiliki empat lantai bangunan dan satu
lantai lower ground. Lantai lower ground pada rancangan hotel bintang empat ini
difungsikan sebagai area servis yang hanya dapat diakses oleh pengelola atau
karyawan hotel (lihat Gambar 4.5 dan Lampiran 6).

Gambar 4.5 Hasil Rancangan Zonasi Lantai Lower Ground

Ruang-ruang di lantai dasar dibagi kedalam 6 zona yaitu publik, privat,


semi privat, servis, pengelola, dan utilitas. Pembagian zona tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.Area lantai dasar bangunan hotel bintang empat ini
didominasi oleh area publik yang terdiri dari lobby, resepsionis, seat lounge, coffee
shop, travel corner, dan restoran.

Terdapat juga area semi privat yaitu ruang spa dan ruang gym. Sedangkan
area privat terdiri dari ruang-ruang kerja pengelola dan karyawan (lihat Gambar
4.6 dan Lampiran 7). Selain itu terdapat ruang terbuka pada bagian tengah
bangunan, ruang terbuka tersebut sebagai pemisah antara dua massa bangunan dan
berfungsi sebagai meeting point dan courtyard.
71

Gambar 4.6 Hasil Rancangan Zonasi Lantai Dasar

Sedangkan area lantai 1 didominasi oleh area semi privat dan privat. Zona
semi privat merupakan zona function area yaitu meeting room dan ballroom. Area
bersifat privat terdiri dari kamar-kamar tamu hotel yaitu kamar standard dan kamar
deluxe (lihat Gambar 4.7 dan Lampiran 8).

Gambar 4.7 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 1


72

Area lantai 2 terdiri dari zona privat yaitu kamar-kamar tamu hotel. Terdiri
dari kamar standard dan deluxe (lihat Gambar 4.8 dan Lampiran 9).

Gambar 4.8 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 2

Lantai 3 merupakan zona privat yang terdiri dari kamar-kamar tamu dengan
tipe standard, deluxe, dan suites (lihat Gambar 4.9 dan Lampiran 10).

Gambar 4.9 Hasil Rancangan Zonasi Lantai 3


73

4.2.6 Konsep Pengolahan Fasad Bangunan


Konsep pengolahan fasad pada bangunan hotel bintang empat ini adalah
arsitektur organik, dimana desainnya memperlihatkan kesan alami dan dinamis.
Pada tampak barat bangunan hotel bintang empat diberi secondary skin dengan
material imitation wood sebagai sun shading untuk memberikan kesan adanya
permainan bentuk sehingga menarik, serta sebagai penanda entrance bangunan.
Selain itu fasad bangunan juga dibuat lebih menarik dengan penggunaan
vertical timber cladding (lihat Gambar 4.10 dan Lampiran 13) sebagai penguat
tema arsitektur organik serta sebagai pembeda antara area lantai dasar dan lantai
selanjutnya.
Fasad pada tampak timur bangunan hotel (lihat Gambar 4.11 dan
Lampiran 13) terbentuk dari balkon-balkon kamar hotel yang bermaterialkan
imitation wood. Serta adanya green wall pada lantai dasar sebagai penambah kesan
alami dan menyatu dengan alam.

Gambar 4.10 Tampak Depan Bangunan

Gambar 4.11 Tampak Belakang Bangunan


74

4.3 Konsep Struktur


Berikut ini adalah konsep struktur dari perencanaan bangunan Mild Hotel
Bandung.

4.3.1 Sistem Struktur dan Kontruksi


Gambar 4.12 menunjukkan pondasi yang akan digunakan pada bangunan
ini, yaitu pondasi bore pile dengan pile cap beton bertulang terhubung dengan sloof
struktur. Karena karakteristik bore pile yang menyerupai sekrup, sehingga dapat
menanggung beban dari struktur bentang lebar (pada bagian ballroom) yang saling
menarik.
Keuntungan menggunakan bored piled :
1. Alat bore pile praktis saat mobilisasi.
2. Pengoperasian alat bore pile yang sederhana.
3. Alat bore pile tidak menimbulkan getaran atau gangguan suara.
4. Harga jasa bor pile relatif murah.
5. Bore pile hanya memerlukan waktu yang singkat dalam pengerjaannya,
biasanya waktu yang diperlukan hanya 1 minggu. Tidak ada resiko kenaikan
tanah dan penurunan pondasi bangunan juga merupakan manfaat bore pile.

Gambar 4.12 Pondasi Bore pile


Sumber : Google, diakses 8 Juni 2019
Struktur bangunan menggunakan kolom beton bertulang untuk keamanan
korosi, pengerjaan yang mudah dan konvensional. Pemilihan beton bertulang juga
dipilih dengan alasan biaya yang murah (lihat Gambar 4.13).
75

Gambar 4.13 Kolom & Beton Bertulang


Sumber : Google, diakses 8 Juni 2019

Untuk bagian upperstructure, khususnya untuk bentang lebar (pada area


ballroom) menggunakan struktur rangka atap flat truss dengan penutup atap metal
sheet (lihat Gambar 4.14, 4.15 dan Lampiran 20).

Gambar 4.14 Rangka Atap Flat Truss


Sumber : Google, diakses 8 Juni 2019

Gambar 4.15 Isometri Struktur


76

4.3.2 Perhitungan Dimensionering


Berikut ini adalah perhitungan – perhitungan dimensionering untuk modul
kolom, balok, plat lantai serta jumlah anak tangga (lihat Gambar 4.16 dan
Lampiran 14,15,16).
1. Modul Kolom
Modul yang digunakan untuk bangunan hotel ini adalah 7,4 m x 7,2 m serta
6,0 m x 8,1 m dengan pertimbangan untuk menyesuaikan dengan modul
kamar hotel.

Gambar 4.16 Modul Kolom


2. Perhitungan Kolom Beton Modular
Berikut ini adalah perhitungan kolom beton yang akan dipakai pada
bangunan hotel bintang empat yang juga merupakan kolom struktur utama
pada bangunan ini.
N x L1 x L2 x 0,12 kg/cm² = 100 kg x A²
4 x 720 x 740 x 0,12 kg/cm² = 100 kg x A²
255.744 = 100 kg x A²
A² = 255.744 / 100
A² = 2557,44
A = 50,5 cm → 55 cm
maka kolom yang dipakai berukuran 55 cm x 55 cm
77

3. Perhitungan Balok Beton


- Balok Induk
L1 = 740
B1
h1 = 1/12 x L1
= 1/12 x 740 cm
= 61,6 cm ~ 65 cm
b1 = 2/3 x h1
= 2/3 x 62 cm
= 41,3 cm ~ 45 cm
balok induk yang digunakan adalah 65 cm x 45 cm
B1
h1 = 1/12 x L1
= 1/12 x 810 cm
= 67,5 cm ~ 70 cm
b1 = 2/3 x h1
= 2/3 x 70 cm
= 46,6 cm ~ 50 cm
balok induk yang digunakan adalah 70 cm x 50 cm
- Balok Anak
H = Tbi , B = 2/3H
H = 50 cm
B = 2/3 x 50 cm = 33,3 cm → 35 cm
4. Perhitungan Plat Lantai
L1 & L2 = 1/30 X L1
= 1/30 X 740
= 24,6 cm → 25 cm

Karena menurut persyaratan plat lantai bisa menahan untuk bentang sebesar 16 m2,
maka dibutuhkan balok anak untuk menahan beban dari beban hidup dan
78

beban mati dari bangunan. Ukuran L1 adalah 7,4 m dan ukuran L2 juga
8.1m, maka bentang tersebut akan di bagi menjadi 2 Jadi 740 / 2 = 370

Untuk mencari tebal plat lantai


L= 1/30 X 370 cm
L= 12,3 cm

Karena menurut persyaratan yang mengharuskan tebal minimal plat lantai


adalah 12, maka plat lantai dibulatkan menjadi 12cm.
5. Perhitungan Tangga
Berikut ini adalah perhitungan jumlah anak tangga yang akan dipakai pada
bangunan stasiun ini.
H = 5.00 m
O = 17 cm
P. Langkah = 65 cm
Optrede
(500/17) – 1 = 28 anak tangga
Antrede
A + Optrede = P. Langkah
A + 28 = 65
A = 65 – 28
A = 37
H = 4.00 m
O = 17cm
P. Langkah = 65cm
Optrede
(400/17) – 1 = 23 anak tangga
Antrede
A + Optrede = P. Langkah
A + 42 = 65
A = 65 – 23
A = 42
79

4.4 Konsep Utilitas


Konsep utilitas pada bangunan Hotel Bintang Empat ini terbagi menjadi
beberapa sistem, antara lain:
4.4.1 Sistem Air Bersih
- Kebutuhan Air Bersih Per Orang Per Hari : 135 liter
- Diketahui :
Kebutuhan air bersih untuk 213 orang (126 orang tamu hotel + 87 orang
karyawan hotel) per hari dalam sebuah hotel :
213 orang/hari x 135 l/hari/orang = 28.755 liter (15% biasanya adalah
untuk air panas)
Asumsi waktu penggunaan air (efektif) : Pukul 07.00 – 21.00 = 14 jam
Asumsi waktu tidak menggunakan air (tidak efektif) : Pukul 21.00 –
07.00 = 10 jam
Asumsi total air yang dikeluarkan perjam : 10 l/menit x 60 menit = 600
l/jam
Total air yang dikeluarkan dalam 14 jam : 14 jam x 600 l/jam = 8.400 l
Total air yang dibutuhkan dalam 1 hari : 28.755 liter
- Solusi :
Kapasitas tangki air bersih minimum : 28.755 l – 8.400 l = 20.355 dm3 =
20,355 m3
Volume reservoir bawah (2/3 kebutuhan air bersih) = 2/3 x 20,355 m3 =
13,57 m3 → 14 m3 Dibagi 2 tangki 7 m3 & 7 m3
Tangki A : 2 m x 2 m x 1,75 m, Tangki B : 2 m x 2 m x 1,75 m
Volume reservois atas (1/3 kebutuhan air bersih) = 20,355 m3 – 14 m3 =
6,355 m3 → 7 m3 = 2 m x 2 m x 1,75 m
213 orang memerlukan reservoir atas V = 7 m3 dan reservoir bawah V =
14 m3
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan skema dari sistem utilitas air
bersih yang akan dipakai pada bangunan hotel bintang empat (lihat Gambar 4.17).
80

Gambar 4.17 Skema Utilitas Air Bersih


4.4.2 Sistem Air Kotor dan Air Hujan
Berikut ini adalah perhitungan dan gambar skema dari sistem utilitas air
kotor yang akan dipakai pada bangunan hotel bintang empat (lihat Gambar 4.18).
Perhitungan dimensi septic tank:
Rumus 1 Va = QOT
Rumus 2 Vl = OLP
Diketahui : O = 213 orang
L = 40 l/orang/tahun
P = 2 tahun
T = 1 hari
Q = 200 l/orang/hari
Solusi :
Va = volume air dalam septic tank
= QOT = 200 l/orang/hari x 213 orang x 1 hari
= 42.600 l = 42.600 dm3 = 42,6 m3
Vl = volume lumpur yang mengendap (m3)
= OLP = 213 orang x 40 l/orang/tahun x 2 tahun
81

= 17.040 l = 17.040 dm3 = 17,04 m3


Tu = tinggi ruang bebas air = 30 cm = 0,3 m
VT = Va + Vl = 42,6 m3 + 17,04 m3
= 59,64 m3 → 60 m3
Dimensi septic tank (p x l x t) = 6 m x 5 m (asumsi) x 2 m (asumsi)
= 6 m x 5 m x (2 m + 0,30 m) = 6 m x 5 m x 2,30 m
Dimensi septic tank (p x l x t) adalah 10 m x 5 m x 2,3 m

Gambar 4.18 Skema Utilitas Air Kotor dan Air Hujan

4.4.3 Sistem Penanggulangan Kebakaran


Bangunan hotel bintang empat yang direncanakan ini terdapat tangga
darurat, lift/shaft pemadam kebakaran serta fasilitas pelengkap alat pemadam
kebakaran yang harus selalu di cek kualitas nya agar selalu siap digunakan apabila
82

terjadi kebakaran. Pada area site juga menyediakan jalur untuk pemadam kebakaran
dan hardstanding untuk mobil pemadam kebakaran. Selain itu terdapat hydrant-
hydrant halaman pada area site sebagai suatu sistem pencegah kebakaran yang
membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya
digunakan oleh mobil pemadam kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan
dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil
pemadam kebakaran (lihat Gambar 4.19).

Gambar 4.19 Skema Utilitas Penanggulangan Kebakaran


4.4.4 Sistem Elektrikal
Sistem elektrikal merupakan suatu rangkaian peralatan penyediaan daya
listrik untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah dalam sebuah
bangunan. Dalam rangkaian peralatan yang disediakan meliputi sarana penyesuaian
83

tegangan listrik (trafo/transformator), sarana penyaluran utama (Kabel feeder) dan


panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) dan
panel distribusi utama di tiap gedung (SDP / Sub Distribution Panel) dan terakhir
panel-panel di tiap lantai untuk penerangan, panel stop kontak, panel stop kontak.
Berikut ini skema utilitas sistem elektrikal pada bangunan yang berasal dari PLN
dan juga Genset (lihat Gambar 4.20).

Gambar 4.20 Skema Utilitas Elektrikal


4.4.5 Sistem Pengkondisian Udara

Berikut ini skema utilitas mengenai sistem pengkondisian udara pada


bangunan hotel bintang empat. Bangunan hotel ini menggunakan sistem
pengkondisian udara yaitu VRV (Variable Refrigerant Volume) (lihat Gambar
4.21).
84

Sistem VRV ini merupakan pengembangan dari super multy split system ,
dikeluarkan oleh Daikin. Komponen VRV terdiri dari outdoor unit dan beberapa
indoor unit. Sistem ini tidak memerlukan ducting, tetapi cukup dengan pipa ϕ111
untuk distribusi ke indoor unit. Berikut perhitungan pengkondisian udara sistem
VRV.

Luas Lantai Dasar = 2113 m2


Kebutuhan PK Indoor Unit per lantai bangunan = 2113 m2 : 18 m2/PK = 117,3 ~
118 PK
Luas Lantai 1 = 2413 m2
Kebutuhan PK Indoor Unit per lantai bangunan = 2413 m2 : 18 m2/PK = 134,05 ~
134 PK Luas Lantai 2 = 1037 m2
Kebutuhan PK Indoor Unit per lantai bangunan = 1037 m2 : 18 m2/PK = 57,61 ~
58 PK
Luas Lantai 3 = 1037 m2
Kebutuhan PK Indoor Unit per lantai bangunan = 1037 m2 : 18 m2/PK = 57,61 ~
58 PK
*PK per Indoor unit dipilih 2 PK/unit
Jumlah indoor unit lantai dasar = 118 : 2 PK = 59 Indoor Unit
Jumlah indoor unit lantai 1 = 134 PK : 2 PK = 67 Indoor Unit
Jumlah indoor unit lantai 2 = 58 : 2 PK = 29 Indoor Unit
Jumlah indoor unit lantai 3 = 58 : 2 PK= 29 Indoor Unit
Jumlah total PK yang diperlukan adalah 184 Indoor Unit *PK per Indoor unit
dipilih 2 PK/unit Kekuatan 1 Outdoor Unit sampai 30 PK, maka pemilihan Indoor
Unit 2 PK
= Jumlah indoor unit yang mampu dilayani tiap 1 outdoor unit
= 30 PK : 2 PK = 15 PK
= Jumlah outdoor unit
= 184 unit : 15 PK = 12,26 ~ 13 Outdoor Unit
85

Gambar 4.21 Skema Utilitas Pengkondisian Udara


4.4.6 Sistem Penangkal Petir
- Ionisasi
R = H tg a
H = h . x 3 < x < 6 h < 10 m h = Saat biasa H = Saat mendung (tinggi
maya)
Pada tipe tertentu zona perlindungan dapat mencapai radius 150 meter.
R = H tg 45°
H=8m.x3<4<6|R=H.1H=8m.4
H = 32 m | R = 32 . 1 = 32 m
- Franklin
Maksimal tinggi Batang Peninggi h 25 m.
86

Lebih tinggi dari 25 m memakai tower.


Sudut perlindungan di puncak kerucut 45°, 60° & jarang yg 30°
Keterangan :
1. Kepala penangkal petir
2. Batang peninggi
3. Down conductor
4. Sistem pentanahan

Gambar 4.22 Skema Utilitas Penangkal Petir


87

4.4.7 Sistem Komunikasi dan Tata Suara


Berikut ini adalah skema dari sistem komunikasi dan tata suara yang akan
direncanakan pada bangunan Hotel Bintang Empat ini (lihat Gambar 4.23 dan
4.24).
Alur Utilitas Sistem Komunikasi :
Perumtel → PABX → MDF → TBE Telepon Tiap Unit → TBT Tiap Lantai

Gambar 4.23 Skema Utilitas Sistem Komunikasi


88

Alur Utilitas Sistem Tata Suara :


Am /Fm Tunner, Cd, Paging, Mp3 Player, Dll → Mixer →
Equalizier.Amplifier → Sound System

Gambar 4.24 Skema Utilitas Sistem Tata Suara


4.4.8 Sistem Transportasi dalam Bangunan dan Pembuangan Sampah
Alur utilitas pembuangan sampah :
Sampah dari bangunan → tempat penampungan sampah → tempat
pembuangan akhir (lihat Gambar 4.20).
Sedangkan untuk sistem transportasi, yaitu menggunakan transportasi
vertikal berupa lift kapasitas 1000 car/kg jumlah muatan 15 orang, dengan
kecepatan lift 60-150 m/menit. Sistem lift berupa traction system (Cara kerja sistem
ini dengan menarik ke atas sebuah kabin (car) dengan penggantung kabel baja, rel,
89

dan beban pengimbang (counter weight) oleh motor listrik). Untuk transportasi
diagonal pada bangunan ini adalah berupa tangga (lihat Gambar 4.25).

Gambar 4.25 Skema Utilitas Sistem Transportasi dan Pembuangan Sampah


BAB 5
RANCANGAN PERKIRAAN BIAYA DAN METODA MEMBANGUN

5.1 Estimasi Rencana Anggaran Biaya


RAB (Rencana Anggaran Biaya) merupakan perhitungan biaya bangunan
berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang akan di
bangun pada suatu perancangan, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan nantinya. Berikut ini adalah rincian dari
rencana anggaran biaya dalam proses pembangunan Hotel Bintang Empat Setiabudi
Bandung.
5.1.1 Harga Tanah
a. Harga Tanah per m2 = 3.000.000 rupiah
b. Luas Tanah = 21.600 m2
c. Total Harga Tanah = 64.800.000.000 rupiah
5.1.2 Harga Fisik Bangunan
a. Kontruksi area non kamar = 15.000.000 rupiah/ m2
Luas area non kamar = 3.489 m2
Total = 52.335.000.000 rupiah
b. Kontruksi area kamar = 400.000.000 rupiah/kamar
Jumlah Kamar = 54 kamar
Total = 21.600.000.000 rupiah
c. Total Harga Fisik Bangunan
= 52.335.000.000 rupiah + 21.600.000.000 rupiah
= 73.935.000.000 rupiah
5.1.3 Total Perkiraan Biaya
a. Lansekap (15% dari harga fisik bangunan)
= 73.935.000.000 rupiah x 15% = 11.090.250.000 rupiah
b. Pematangan Tanah (10% dari harga fisik bangunan)
= 73.935.000.000 rupiah x 10% = 7.393.500.000 rupiah
c. Biaya MEP (35% dari harga fisik bangunan)
= 73.935.000.000 rupiah x 35% = 25.877.250.000 rupiah
90
91

d. Biaya Konsultan dll (2% dari harga fisik bangunan)


= 73.935.000.000 rupiah x 2% = 1.478.700.000 rupiah
e. Total Perkiraan Biaya
= 64.800.000.000 rupiah + 73.935.000.000 rupiah + 11.090.250.000
rupiah + 7.393.500.000 rupiah + 25.877.250.000 rupiah +
1.478.700.000 rupiah
= 184.574.700.000 rupiah

5.2 Break Even Point


5.2.1 Prakiraan Biaya Modal
Biaya Langsung + Biaya tak langsung (perijinan,pajak, dan lain-lain) +
Modal Kerja
= 184.574,7 juta + 600 juta + 100 juta
= 185.274,37 juta rupiah
5.2.2 Analisis Profitabilitas
a. Pendapatan Kamar
• Kamar Standard 39 kamar
Senin – Jumat (asumsi perhari terisi 60%)
= 1 juta rupiah x 24 kamar x 261 hari
= 6.264 juta rupiah
Weekend (asumsi perhari terisi 80%)
= 1.5 juta rupiah x 32 kamar x 104 hari
= 4.992 juta rupiah
• Kamar Deluxe 12 kamar
Senin – Jumat (asumsi perhari terisi 50%)
= 2 juta rupiah x 6 kamar x 261 hari
= 3.132 juta rupiah
Weekend (asumsi perhari terisi 80%)
= 2.5 juta rupiah x 10 kamar x 104 hari
= 2.600 juta rupiah
92

• Kamar Suite 3 kamar


Senin – Jumat (asumsi perhari terisi 50%)
= 4 juta rupiah x 2 kamar x 261 hari
= 2.088 juta rupiah
Weekend (asumsi perhari terisi 80%)
= 4.5 juta rupiah x 3 kamar x 104 hari
= 1.404 juta rupiah
• Total Pendapatan Kamar
= 20.462 juta rupiah
b. Pendapatan Meeting Room
= 1 juta rupiah x 2 ruang x 8 jam x 180 hari
= 2.880 juta rupiah
c. Pendapatan Ballroom
= 0,5 juta rupiah x 250 orang (kapasitas ballroom) x 180 hari
= 22.500 juta rupiah
d. Pendapatan Restoran
= 0,1 juta rupiah/orang x 180 orang x 365 hari
= 6.570 juta rupiah
e. Pendapatan Coffee Shop
= 0,75 juta rupiah/orang x 40 orang x 365 hari
= 10.950 juta rupiah
f. Pendapatan Fitness Center (member)
= 0,1 juta rupiah/orang x 25 orang x 365 hari
= 912,5 juta rupiah
g. Pendapatan Spa
= 0,1 juta rupiah/orang x 4 orang x 365 hari
= 146 juta rupiah
h. Pendapatan Laundry
= 0,1 juta rupiah/orang x 80 orang x 365 hari
= 2.920 juta rupiah
93

i. Pendapatan Parkir
= 0,01 juta rupiah/kendaraan x 60 kendaraan x 365 hari
= 219 juta rupiah
j. Total Pendapatan Pertahun
= 67.560 juta rupiah
5.2.3 Prakiraan Biaya Operasional
a. Gaji Pegawai (25% pendapatan)
= 25% x 67.560 juta rupiah = 16.890 juta rupiah
b. PPN (10% pendapatan)
= 10% x 67.560 juta rupiah = 6.756 juta rupiah
c. Depresiasi Bangunan (5% pendapatan)
= 5% x 67.560 juta rupiah = 3.378 juta rupiah
d. Biaya Operasional (15% pendapatan)
= 15% x 67.560 juta rupiah = 10.134 juta rupiah
e. Biaya Lain-lain (5% pendapatan)
= 5% x 67.560 juta rupiah = 3.378 juta rupiah
f. Total Biaya Operasional
= 40.536 juta rupiah
5.2.4 Analisis Break Even Point
Break Even Point/Titik Impas adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau
keuntungan. Break Even Point untuk proyek ini akan mengalami keuntungan pada
tahun ke tujuh. Diasumsikan bahwa pendapatan dan biaya operasional tiap
tahunnya sesuai dengan analisa pendapatan dan operasional tiap tahun.
Tabel 5.1 Break Even Point
tahun Keterangan Pengeluaran Pendapatan Jumlah uang
ke-
0 Pembangunan -185.274,37 Juta -185.274,37 Juta
1 Biaya 40.536 Juta -158.250,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
2 Biaya 40.536 Juta -131.226,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
94

Sambungan Tabel 5.1


3 Biaya 40.536 Juta -104.202,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
4 Biaya 40.536 Juta -77.178,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
5 Biaya 40.536 Juta -50.154,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
6 Biaya 40.536 Juta -23.130,37 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
7 Biaya 40.536 Juta 3893,63 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun
8 Biaya 40.536 Juta 30.917,63 Juta
Operasional
Pendapatan 67.560 Juta
Pertahun

5.3 Metoda Membangun


Metode membangun menjelaskan mengenai tahapan pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilakukan secara umum. Berikut adalah tahapan-tahapan pekerjaan
pembangunan hotel bintang empat ini.

5.3.1 Tahap Persiapan


Terdapat beberapa tahapan pekerjaan persiapan, antara lain:
1. Pembuatan Pagar Keliling
Pembuatan pagar proyek ini adalah suatu kewajiban dalam proses suatu
pembangunan.
Hal ini dikarenakan untuk pemisah antara area proyek dan area non proyek,
pagar ini juga di fungsikan untuk menjamin keamanan kerja di lingkungan proyek
serta melindungi wajah kota. Konstruksi pagar proyek dibuat dengan menggunakan
dinding seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang–tiang besi yang diikat
dengan baut, sehingga konstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsinya untuk
menjamin keamanaan pekerjaan pembangunan.
2. Pembersihan Lokasi Pekerjaan
95

Pembersihan lokasi dilakukan pada awal tahap pembangunan. Pembersihan


ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
pembangunan.
Serta dilakukan pembersihan dari kegiatan umum dibagian yang akan
dibangun sehingga hanya ada kegiatan pembangunan dan orang yang
berkepentingan yang berada di dalam area pembangunan. Selain membersihkan
dari kegiatan lain, pada area pembangunan juga dilakukan pekerjaan yang terdiri
dari pembersihan lahan/lokasi dari pepohonan yang mengganggu,
halangan-halangan, semak-semak, sampah, dan bahan lainnya yang menggangu
keberadaannya.
3. Pekerjaan Pengukuran & Pemasangan Bouwplank
Tahap selanjutnya setelah pembersihan lokasi pekerjaan adalah pengukuran
area yang akan dibangun dan dilakukan pemasangan bouwplank. Bouwplank
adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) serta menentukan ketinggian/elevasi
lantai. bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan bouwplank dilakukan
pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak
terbongkar saat penggalian pondasi.
4. Pemasangan Papan Nama Proyek
Papan proyek dipasang di tempat yang dapat terlihat jelas dan diberi nama
proyek. Papan nama proyek berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain:
- Nama Kegiatan
- Pekerjaan yang harus dilaksanakan
- Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
- Sumber dana
- Jangka waktu
- Nama penyedia jasa.
5. Pembuatan Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang
Pelaksanaan suatu pekerjaan khususnya pekerjaan konstruksi sangat
diperlukannya pembuatan direksi keet dan gudang dimana fungsi direksi keet
adalah sebagai kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional semua kegiatan
96

pekerjaan dilapangan yang didalamnya merupakan tempat semua staf pelaksana


lapangan untuk melakukan koordinasi mengenai pelaksanaan pekerjaan.
Sedangkan los kerja berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi para
pekerja. Selain itu dilakukan pembuatan gudang yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan bahan/material yang akan dipergunakan sebagai material untuk
pelaksanaan pekerjaan.
6. Mobilisasi dan Demobilisasi Alat dan Material
Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan alat dan
material ke lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek
sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat
angkutan darat (truk besar) atau alat angkut air. Mobilisasi alat dilakukan setelah
mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7 hari setelah mendapat surat perintah
mulai kerja.

Gambar 5.1 Lokasi Site


5.3.2 Tahap Pekerjaan Tanah
Pekerjaan galian:
- Pekerjaan tanah dimulai dengan identifikasi jenis tanah pada area yang
akan dibangun. Setelah dilakukan identifikasi, dilakukan penggalian
tanah untuk persiapan pemasangan pondasi pada bangunan hotel bintang
empat. Pemeriksaan kemungkinan adanya prasarana lingkungan yang
melintasi atau berada disekitar area galian.
- Menentukan batasan daerah galian menggunakan alat bantu marking
koordinat.
97

Pekerjaan urugan:
- Menyiapkan tahan urug.
- Mempersiapkan lokasi area yang akan diurug.
- Urugan tanah dilakukan lapis demi lapis sesuai spesifikasi dan setiap
lapis diikuti dengan pemadatan.
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat yang sesuai seperti
stamper, baby roller atau alat pemadam lainnya.
5.3.3 Tahap Pekerjaan Pondasi
Setelah persiapan dan pekerjaan tanah telah selesai lalu dilanjutkan dengan
pemasangan pondasi. Pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile. Pembuatan
pondasi diawali dengan penggalian untuk pondasi yang telah disesuaikan dengan
ukuran pondasi yang telah diperhitungkan (bor pile) yaitu diameter 60 cm.
Pemasangan bor pile dilakukan dengan menggunakan alat pancang hidrolik.
Apabila pekerjaan bor pile telah selesai, barulah penggalian untuk pile cap
yang direncanakan dibawah permukaan tanah, lubang galian disesuaikan dengan
ukuran pile cap yang direncanakan dibawah permukaan tanah.
Tulangan yang berasal dari bor pile di sambungkan ke tulangan pile cap,
agar bor pile dengan pile cap menjadi satu kesatuan yang kokoh. Setelah selesai
pekerjaan bor pile dan poer disambungkan dengan pekerjaan sloof. Ukuran sloof
sama dengan ukuran balok induk yaitu 70/50 cm. Tulangan dari pile cap kemudian
di sambungkan dengan sloof.

Gambar 5.2 Pekerjaan Pondasi dan Sloof


5.3.4 Tahap Pekerjaan Struktur Kolom dan Balok Beton
Setelah pekerjaan pondasi, pile cap dan sloof selesai dipasang, dilanjutkan
dengan pemasangan struktur balok dan kolom (lihat Gambar 5.3). Pekerjaan
kolom dan balok struktur bangunan hotel bintang empat ini menggunakan material
98

beton dengan pertimbangan kekuatan dan proteksi terhadap kebakaran. Berikut


langkah-langkah pekerjaan struktur beton.
- Pola pengukuran.
- Pemasangan bekisting.
- Pemasangan tulangan.
- Pengecoran. Pengecoran dilakukan secara bertahap tiap lantai dengan
tulangan dari lantai sebelumnya disambungkan ke tulangan lantai
berikutnya.
- Pemadatan adukan.
- Pelepasan bekisting.
- Perawatan beton

Gambar 5.3 Pekerjaan Kolom dan Balok Beton


5.3.5 Tahap Pengecoran

Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang


berlaku (SNI Beton 03-2847 Tahun 2002) dengan jenis beton yang akan
dilaksanakan sesuai dengan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB). Pekerjaan
pengecoran terdiri dari pengecoran plat lantai, pengecoran tangga, pengecoran
ramp, serta pengecoran kolom dan balok. Pengecoran pada balok dan plat lantai
memiliki volume yang masif, sehingga perlu menggunakan concrete pump. Dari
concrete pump beton ready mix akan dipompa dan dialirkan ke elemen struktur
yang akan di cor. Pompa dapat disesuaikan dengan cara disambung atau dilepas,
serta terdapat pemutar pipa sehingga penuangan beton dapat dilakukan secara
merata. Pengecoran tangga, kolom, dan balok menggunakan beton ready mix
dengan metode bekisting.
99

5.3.6 Tahap Pekerjaan Atap


Selanjutnya setelah pemasangan balok dan kolom selesai dilakukan
pengecoran untuk atap dak beton. Setelah atap dak beton dipasang lalu dilanjutkan
dengan pemasangan struktur atap bentang lebar (bagian ballroom) yaitu
menggunakan rangka flat truss dengan material penutup atap berupa metal sheet
(lihat Gambar 5.4).

Gambar 5.4 Pekerjaan Atap


5.3.7 Tahap Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing (lihat Gambar 5.5, 5.6, 5.7 dan Lampiran 22, 23)
terdiri dari pekerjaan pemasangan dinding, pekerjaan plafon, pekerjaan lantai, dan
pekerjaan pengecatan dan pemasangan secondary skin. Berikut penjelasan
mengenai pekerjaan-pekerjaan finishing.
1. Pemasangan Dinding, Plafon dan Lantai.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan dinding dan lantai pada eksterior
maupun interior bangunan. Pada saat pemasangan dinding diperhatikan juga
tentang peletakan bukaan pada bangunan untuk memasang kaca dan rangkanya.
Langkah-langkah pemasangan dinding diantaranya :
- Pemasangan dinding bata pada setiap ruang yang ada pada bangunan.
Setelah sudah kuat selanjutnya adalah plesteran terhadap dinding tesebut.
- Kemudian dilanjutkan dengan pengacian pada dinding tersebut agar
dinding tersebut rata dan terlihat siap untuk proses selanjutnya. Ketika
pemasangan dinding terdapat juga pemasangan kusen untuk jendela dan
pintu.
100

Setelah dinding dirasa sudah selesai selanjutnya adalah pemasangan plafond


dengan langkah langkah sebagai berikut :
- Pengangkatan material plafon dan material rangka plafon ke lantai yang
akan di pasangkan plafon dari gudang material dengan alat bantu.
- Pemasangan rangka plafon dengan mengukur ketinggian plafon yang
dari lantai, dan dibawah alat utilitas seperti sprinkler. Setelah
pemasangan rangka plafon dengan rangka hollow 4 cm x4 cm dilanjutkan
dengan pemasangan plafon yang bermaterial gypsum. Selanjutnya
membuat lubang pada plafon yang digunakan untuk pemasangan
sprinkler, lampu, serta speaker untuk yang diletakan pada plafon.

Pekerjaan lantai berdasarkan penggunaan lantai berbeda beda sesuai dengan


fungsi dari ruangan yang diolah. Langkah-langkah pemasangan lantai :
- Pengangkutan material lantai dari gudang material ke setiap lantai pada
bangunan. Setelah plat lantai, dinding dan plafon selesai dikerjakan
selanjutnya adalah pemasangan lapisan lantai. diawali dengan pemberian
pasir dan plesteran pada plat lantai yang berguna untuk antisipasi gempa.
- Dilanjutkan dengan pemasangan material lantai sesuai pola lantai.
material lantai yang digunakan adalah granite tile & keramik.

Gambar 5.5 Interior Lobby


101

Gambar 5.6 Interior Seat Lounge

Gambar 5.7 Interior Kamar Hotel


102

2. Pengecatan dan Pemasangan Secondary Skin.


Tahap ini adalah tahap terakhir dimana bangunan mulai dicat lalu
dilanjutkan dengan pemasangan secondary skin di keseluruhan bangunan (lihat
Gambar 5.8).

Gambar 5.8 Fasad Bangunan


3. Tahap Finishing dan Pembersihan Site.
Tahap ini merupakan tahap finishing site (lihat Gambar 5.9, 5.10 dan
Lampiran 21). Setelah semua instalasi dalam bangunan selesai, hal selanjutnya
yang perlu dilakukan adalah :
a. Membersihkan site.
Site dibersihkan dari sampah sampah sisa proyek, seperti sampah beton,
kayu, dan sisa material.
b. Menata landscape site di tata landscape atau pertamanannya agar site
terlihat lebih indah dan tidak kotor.
c. Membuat titik lampu pada site lampu merupakan faktor yang dapat
memperindah site sehingga memperlihatkan bangunan yang ada
menjadi lebih baik.
103

d. Membersihkan bangunan tahap ini sangat penting demi keberhasilan


suatu proyek bangunan, karena bangunan yang telah kita bangun
dengan konsep dan desain yang baik, apabila kondisinya juga bersih,
maka bangunan baik secara interior maupun eksterior.

Gambar 5.9 Perspektif Eksterior

Gambar 5.10 Perspektif Eksterior


LAMPIRAN
AR - 1

LAMPIRAN 1 Guidelines Operator Hotel


Archipelago International (Hotel, Resorts & Residence)

Archipelago International memiliki beberapa brand hotel seperti, Kamuela


& Royal Kamuela (luxury villa), Grand Aston (bintang 5), Aston (bintang 4), The
Alana (bintang 4), Harper (bintang 4), Quest Hotel (bintang 3), Neo (bintang 3),
Fave Hotel (bintang 2), dan selain own brand, ada beberapa property lain yang
dikelola oleh Archipelago namun menggunakan brand dari owner property.
Diantara perencanaan arsitektur yang mengacu kepada konsep desain, yang
paling penting adalah untuk penempatan fungsi atau zonasi. Zona-zona tersebut
tidak boleh bertabrakan satu sama lain, terutama zona kerja staff hotel dan zona
tamu hotel. Daftar berikut adalah panduan bagi pemilik hotel, arsitek, desainer
interior dan konsultan MEP untuk membantu dalam mendesain atau konstruksi
hotel baru.
1. Lobby
Perhitungan luas minimum lobi adalah total jumlah kamar dikalikan 0.5
meter persegi. Contohnya, jika jumlah kamar 100, maka luas minimum lobi adalah
100 x 0.5 m2 = 50 meter persegi.
- Area lobi serta meja resepsionis dan concierge harus memiliki beberapa sofa
nyaman dan meja (lounge untuk duduk menunggu).
- Toilet harus berlokasi di dekatnya.
- Mungkin ada void untuk memberikan kesan langit-langit yang tinggi sehingga
tercipta ruang yang lebih terbuka dan luas.
- Lobi harus dapat dijadikan titik berangkat menuju meja resepsionis, lift, coffee
shop, ruang pertemuan dan sebagainya - ketika tamu masuk ke dalam hotel,
mereka harus dapat dengan mudah mencari lokasi lokasi tersebut tanpa harus
terus-menerus mencari signage.
- Hal-hal diatas harus mencakup beberapa persyaratan minimum sebagai berikut :
1. Meja Resepsionis.
2. Meja untuk Concierge.
3. Gudang untuk koper.
AR - 2

4. Ruang untuk tempat trolley koper.


5. Meja untuk Greeters
- untuk welcome drinks and handuk
- harus ada kulkas.
6. Toilet untuk Pria dan Wanita
2. Commercial Space
Beberapa area komersial dapat direncanakan peletakannya di area lobby
atau area yang dekat dengan lobby. Di FAVE Hotel disarankan untuk memiliki kios
kecil (mesin minuman) kecil di area lobby dikarenakan tidak terdapatnya minibar
di masing-masing kamar.
3. Restaurant atau Coffee Shop
Jumlah kapasitas kursi di Coffee Shop biasanya sejumlah 60% berbanding
dengan jumlah kamar - jadi jika hotel memiliki 200 kamar maka biasanya akan ada
120 kursi di Coffee Shop. Namun Pertimbangan khusus harus diberikan saat waktu
sarapan (biasanya lebih cepat di hotel yang terletak di pusat kota daripada di resort)
dan jika Coffee Shop akan digunakan untuk melayani makan siang, terutama tamu
yang menggunakan meeting rooms. Dalam kasus tersebut, jumlah kapasitas kursi
di coffee shop harus sama dengan jumlah kapasitas meeting rooms. Harus terdapat
area duduk dalam dan luar di setiap coffee shop.
Tabel Food & Beverage Capasities
AR - 3

4. Meeting Rooms
Tabel berikut menunjukkan kebutuhan luas untuk ruang pertemuan.
Perkiraan luas area dibagi dengan rasio akan menunjukkan berapa kapasitas ruang
rapat. Konferensi dan konvensi terpusat biasanya membutuhkan ruang yang lebih
besar, berkisar antara 30-50% lebih besar.
Tabel Function Room Capasities

Diagram dibawah menggambarkan pengaturan yang direkomendasikan


untuk fasilitas pertemuan dan perjamuan dan hubungannya terhadap ruang publik
dan kantor di hotel. Umumnya, fungsi ruang harus dipisahkan dari fasilitas umum
lainnya Segala dukungan untuk servis ruang rapat harus berada di area dekat ruang
rapat dan ballroom.

Bagan Fungsi Ruang Hotel


5. Mushola
Sebuah mushola yang didesain dengan bagus untuk tamu diperlukan dekat
dengan ruang pertemuan. Hal ini penting saat ini dan harus sebaik mungkin
desainnya.
6. Guest Room
Kategori kamar yang akan diaplikasikan, umumnya dikelompokkan antara
ruangan Standard, Superior, Deluxe, Governor Suite atau Presidential Suite, dan
AR - 4

mungkin kamar untuk tamu berkebutuhan khusus. Biasanya bak mandi hanya
digunakan dalam suite atau pada hotel berbintang 4 dan 5. Tinggi dari lantai ke
langit2 harus minimal 2.8m di area tempat tidur dan 2,4m di pintu masuk kamar
dan area kamar mandi. Soket universal harus disediakan dalam tiap kamar di atas
meja tulis.
7. Corridors
Lebar koridor harus minimal 1.5 m dan 1,8 m di sebuah hotel bintang lima.
Penerangan dapat dibuat menarik, tidak harus monoton menggunakan downlight.
Lantai harus menggunakan karpet modular. Pada hotel berbintang empat atau lima
bisa menggunakan karpet roll. Koridor di bintang empat dan lima harus memiliki
AC. Tinggi langit - langit di koridor harus minimum 2,2 meter.
8. Public Toilets
Harus ada toilet laki-laki dan perempuan serta toilet difable yang juga bisa
berfungsi ganda sebagai ruang bayi berubah - dinding yang dipasang bayi berubah
tabel harus dipasang.
9. Spa
Kebanyakan hotel bintang 3 dan di atasnya harus setidaknya memiliki spa
kecil. Spa ini dapat dioperasikan sendiri atau outsource. Jika tidak ada ruangan
untuk spa, maka layanan pijat di kamar dapat disediakan. Jika demikian, maka
harus disediakan ruang tunggu kecil di daerah BOH bagi para staff spa.
10. GYM
Pada hotel berbintang 3 ke atas, sangat dianjurkan untuk memiliki fasilitas
pusat kebugaran dengan ukuran mulai dari 30 m2 hingga 800 m2. Area yang lebih
besar dianjurkan untuk dioperasikan pihak ke-3 (outsource). Pusat kebugaran ini
dapat termasuk area spa di dalamnya.
11. Swimming Pool
Hampir semua hotel harus memiliki kolam renang baik kolam renang
dewasa maupun kolam renang anak. Desain dan peletakan kolam renang harus
dititik beratkan pada ukuran, lokasi, akses dari tamu dan lift serta bagaimana bentuk
kolam, apakah akan persegi atau berbentuk laguna.
AR - 5

12. Back of House


BOH adalah area untuk ruang-ruang seperti, ruang teknik, genset dan MEP,
workshop beserta gudangnya, serta ruang kantor seperti keuangan, penjualan, HR,
F & B, housekeeping yang meliputi daerah linen, binatu, briefing, seragam, loker
staf, staf kantin, gudang umum , gudang kering dan lainnya.
13. Kitchen
a. 60 sqcm / restaurant seat
b. 10 sqcm / ballroom and banquet seat
c. 10 sqcm / cocktail lounge seat
d. 10 sqcm / hotel guestroom
Lebar koridor minimum 1,1 meter

14. Loading Dock


Terletak di area masuk BOH, semua barang yang dikirim melalui area
loading dock. Pengiriman ini umumnya dapat mengakomodasi satu atau dua
minivan. Lantai loading dock dinaikkan untuk mempermudah memasukkan atau
mengeluarkan barang dari box minivan.
15. Drop Off
Area drop off harus tertutup atap dan cukup besar untuk Bus. Kanopi harus
cukup untuk ketinggian bus.
16. Entrance
Pintu masuk biasanya berupa kaca dan ada pintu kaca biasa. Jika ada tangga
yang mengarah ke pintu masuk, harus disediakan ramp untuk kursi roda, bagasi dan
kereta bayi. Pintu masuk harus diletakkan sedemikian rupa sehingga memudahkan
bagi para tamu untuk segera melihat Front Desk. Pintu otomatis tidak
direkomendasikan dikarenakan tamu akan selalu berdiri di daerah ini.
17. Car Parking
Penyediaan parkir yang memadai dapat menjadi unsur penting baik dalam
penganggaran dan perencanaan konseptual untuk hotel atau pusat konvensi dan
referensi juga harus dilakukan dengan peraturan lokal. Perlu disediakan area parkir
motor untuk karyawan.

Anda mungkin juga menyukai