Anda di halaman 1dari 5

HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

HUBUNGAN ANTARA HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN

DOSEN PEMBIMBING

Devita Permatasari

Disusun oleh :

Dwi Prasetyo Widodo (21317820)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

UNIVERSITAS GUNADARMA
Pengertian Hukum Pranata Pembangunan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah, atau undang-undang, peraturan, dan
sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat.

Sedangkan Pranata adalah system tingkah laku sosial yang bersidat resmi serta adat istiadat dan norma
yang mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai kompleksbutuhan
manusia dalam masyarakat institusi.

Lalu pembangunan adalah proses, cara pembuatan membangun (infrastruktur) pembangunan prasarana.

Dan dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa HukumPranata Pembangunan adalah
peraturan resmi yang mengikat dan mengatur suatu sistem dan organisasi dalam proses pembangunan
prasarana infrastruktur untuk mewujudkan kesejahteraan hidup.

Struktur Hukum Pranata Pembangunan di Indonesia

1. Legislatif (MPR-DPR), pembuat produk hokum


2. Eksekutif (presiden-pemerinta), pelaksana per UU yang dibantu oleh kepolisian (POLRI)
selaku institusi yang berwenang melakukan Penyidikan : JAKSA yang melakukan penuntutan
3. Yudikatif (MA-MK) sbg lembaga penegak keadilan
4. Mahkamah Agung (MA) beserta Pengadilan Tinggi (PT) & Pengadilan Negeri (PN) se-
Indonesia mengadili perkara yg kasuistik; Sedangkan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili
perkara peraturan PerUU
5. Lawyer, pihak yg mewakili klien utk berperkara di pengadilan, dsb.

Hubungan Antara Hukum Dan Pranata Pembangunan


bagan tersebut adalah contoh hubungan hukum dan pranata pembangunan. Dari pengertian sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa pranata adalah suatu sistem tingkah laku dan hukum adalah suatu
peraturan/perundang-undangan. Pranata pembangunan menjadi suatu sistem yang diikat oleh peraturan /
undang-undang agar memiliki nilai hukum, sehingga keduanya sangat berhubungan.

Hukum dan Pranata Pembangunan diperlukan untuk menjamin agar suatu pembangunan dapat berjalan
dengan lancar.Keduanya dibutuhkan untuk saling melengkapi didalam melaksanakan suatu
pembangunan.

Tugas dan kewajiban masing-masing pihak

1. Pemberi Tugas (Owner)


Pihak pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan
kepentingannya atas hasil pekerjaan tersebut, atau wakilnya yang ditunjuk dalam Pekerjaan.

2. Manajemen Konstruksi (Construction Management)


Bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas dalam memimpin, mengkoordinir,dan mengawasi
pelaksaan pekerjaan di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
Dalam menjalankan tugasnya MK dibantu oleh beberapa orang yang masing-masing mempunyai keahlian
dalam disiplin ilmu yang diperlukan proyek.

3. Konsultan Perencana Arsitektur (Architectural Consultant)


Badan/Organisasi yang berada langsung di bawah owner, karena memegang peranan penting untuk
perencanaan awal/konsep desain dari segi arsitektur dan estetika ruangan.

Tugasnya yaitu:

Membuat gambar/desain dan dimensi bangunan secara lengkap dengan spesifikasi teknis, fasilitas dan
penempatannya.

Menentukan spesifikasi bahan bangunan untuk finishing pada bangunan proyek ini.

Membuat gambar-gambar rencana dan syarat-syarat teknis secara administrasi untuk pelaksanaan proyek.

Membuat perencanaan dan gambar-gambar ulang atau revisi bilamana diperlukan.

Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan.

4. Konsultan Perencana Struktur (Structural Consultant)


Badan/Organisasi yang bertugas merencanakan dan merancang struktur yang sesuai dengan keinginan
pemilik proyek melalui kontraktor utama, baik struktur atas maupun struktur bawah dengan
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: kondisi tanah, fungsi bangunan, bentuk bangunan (segi
arsitektur), kondisi lahan, serta kondisi alamnya. Tugas & wewenangnya:

Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Membuat rancangan detail yang meliputi pembuatan gambar-gambar detail serta rincian volume
pekerjaan.

Memberikan penjelasan atas permasalahan yang timbul selama masa konstruksi.

5. Konsultan Perencana Mekanik & Elektrik (Mechanical / Electrical Consultant)


Badan/Organisasi yang ahli dalam bidang Mechanical dan Electrical.

Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik serta berbagai perlengkapan utilitas
seperti misalnya AC, perlengkapan penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan
sound system sesuai dengan keadaan dan fungsi bangunan.

Memberikan penjelasan pada waktu rapat, menyusun dokumen pelaksanaan dan melakukan pengawasan
berkala dan melaporkannya pada kontraktor utama.

Contoh pengandaian proyek

Deskripsi proyek

Kasus proyek :

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).
Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas
merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Lokasi : Jl. Ir H. Juanda No.51, Bakti Jaya, Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat 16418
Owner : Dhea Adella Hamzah Arstitek : Sigit Wijiono Kontraktor : PT. Tata
Mulia Nusantara

Sekian dan terima kasih, maaf bila ada kesalahan

Sumber :

https://www.scribd.com/document/355740922/Hukum-Pranata-Pembangunan
https://www.slideshare.net/RizkiKamaratih1/bab-2-kajian-teori-hukum-pranata-pembangunan-
80433303

Anda mungkin juga menyukai