Anda di halaman 1dari 19

STUDIO

PERANCANGAN ARSITEKTUR
S1 ARSITEKTUR
Tim Dosen
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

1. Aspek-aspek Dasar
Apakah itu Arsitektur :
Istilah ‘arsitektur’ sering dipakai, namun jarang
ada orang yang memakai secara sama. Di
kamus istilah tersebut disamakan dengan
“seni bangunan”.
• Etimologi bahwa “arsitektur” secara harfiah
sebagai “seni pertukangan yang pertama
dan dasar”. Dalam makna tersebut
tersembunyi istilah “pengetahuan” berkaitan
“ilmu” yang memegang dan membahas
pengetahuan tersebut.
• Pada hakikatnya arsitektur adalah sintesis
tiga lingkungan dasar.
(lihat pada gambar 3)
Bidang arsitektur bersifat interdisipliner yang
melibatkan banyak bidang lain, termasuk
ilmu eksakta maupun nonesakta. Arsitektur
meliputi skala makro (kota) sampai mikro
(perabotan rumah).
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Siapa “sang Arsitek” :


Berdasarkan makna arsitektur tersebut, maka sang arsitek adalah “tukang pertama”
dalam bidangnya. Profesi arsitek memang sudah lama diberi nama lain, misalnya
“tukang kepala (kayu)” atau “ahli bangunan” pada Abad Pertengahan di Eropa.
Dalam lingkungan jawa-Hindu, profesi arsitek tersebut lama dipegang oleh para
pedanda, karena arsitektur dianggap holistik (termasuk profan dan sakral).

Apakah tugas aesitek?manakah kemampuan yang dituntut dari seorang arsitek


yang baik?O.M. Ungers menetapkan sebagai berikut :
•Seorang arsitek memiliki kemampuan secara luas dan mendalam untuk
menggabungkan bagian-bagian tunggal kedalam kesatuan yang disusun pada
tingkat hirarki yang lebih tinggi, sehingga bagian-bagian tersebut bermakna lebih
besar pula daripada sebelumnya.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Siapa “sang Arsitek” :


Kemampuan seorang arsitek dapat diungkapkan
dalam lingkungan formal dan informal, misalnya
dalam budaya indonesia, pengetahuan cara
membangun rumah tradisional lama sekali
diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga
makna arsitekturalnya menjadi umum.(lihat pada
gambar) Sangat disayangkan pengetahuan
tersebut secara umum sudah banyak yang
hilang, karena dianggap kuno dan tidak memiliki
relevansi dalam arsitektur modern saat ini. Hal ini
terjadi secara lahiriah tanpa prinsip dan aturan
digunakan dalam arsitekturnya yang juga dapat
berlaku dalam arsitektur modern.

Tampak dan bentuk arsitektur dapat berbeda,


karena bersifat subyektif, tetapi prinsip dan
aturan yang berbeda dalam arsitektur tetap
sama, karena bersifat objektif.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Mengapa dibutuhkan “teori arsitektur” :


Pada zaman kuno di Indonesia, prinsip dan aturan
arsitektur tertentu menjadi standar secara umum
dalam pembangunan lingkungan, baik untuk
bangunan publik maupun privat. Stanadar tersebut
(pengetahuan arsitektur yang disepakati bersama)
tidak berlaku lagi dalam arsitektur modern di
Indonesia. Akibatnya pembangunan dalam bidang
arsitektur sering di dasarkan pada kriteria subjektif
yang hanya dipegang oleh satu individu atau
kelompok saja. Sehingga sering kali terjadi
pertentangan arsitektur dalam satu kawasan.

Hal ini terjadi karena dalam zaman globalisasi ini


sering “dibicarakan” semua bahasa arsitektur
secara sekaligus dalam satu tempat, sehingga
terlalu banyak pihak dan citra arsitektur menutupi
pengetahuan kriteria dan aspek dasar yang
berlangsung dalam satu kawasan.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Kriteria dalam penilaian arsitektur :


Dalam realistis pembangunan arsitektur sering tersembunyi (black-box), dan
penilaian arsitektur hanya dapat didasarkan pada kriteria “suka-tidak suka” yang
subyektif. Situasi tersebut menurunkan kualitas arsitektur di Indonesia, karena
ketentuan standar arsitektur dalam satu lingkungan tidak dapat disetujui lagi secara
objektif, dan tidak ada dasar kriterianya.

Kesulitan penilaian arsitektur tersebut disebabkan karena ambiguitas dalam


anggapan tentang arsitektur yang berlangsung di indonesia.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Dari mana munculnya ambiguitas dalam arsitektur di Indonesia ?


Ambiguitas dalam arsitektur di Indonesia berasal dari perkembangan sejarahnya.
Sejak awal zaman hunian di Asia, termasuk Indonesia, semua kriteria arsitektur
bersifat dan berkembang secara arkais-ritual. Kemudian pada zaman koloni, orang
belanda memperkenalkan arsitektur berdasarkan kriteria klasik-estetis Eropa yang
berasal dari budaya Yunani kuno. Kemudian sejak awal abad ke-20 kriteria tersebut
menjadi paling dominan di seluruh dumia, sehingga menjadi standar juga dalam
penddikan arsitektur di Indonesia dengan dukungan dari sistem pendidikan
Belanda.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

Akibat banyaknya orang Indonesia (termasuk


ahli arsitektur) “terpecah” di antara kedua
dasaran tersebut, sehingga para kritikus
arsitektur pada saat ini juga sering hanya
membicarakan aspek sekunder, karena aspek
primer yang ada sulit digabungkan antara
kedua dasar tersebut yang sekarang berada
dalam lingkungan Indonesia.

Oleh sebab itu sangat penting untuk


memahami pengetahuan dasar tentang dan
prinsip primer yang berlangsung dalam bidang
arsitektur. Pengetahuan baru tersebut akan
mendukung para arsitek untuk menerjemahkan
semua aspek dan kriteria arsitektur tersebut
dalam lingkungan lokal sesuai dengan potensi
dan kekayaan pengetahuan lokal yang
dipegang serta dikembangkan dalam profesi
arsitek di Indonesia.
PENDEKATAN DALAM PERANCANGAN ARSITEKTUR

Teori Dasar Perancangan Arsitektur

1. Hubungan Arsitektur dengan Bidang Sastra

Dimensi tersebut dibahas di subbidang berikut ini, yaitu :


Statistik, sintaksis, sematik, dan pragmatik.
Konsep & Tema dalam Arsitektur

Konsep dalam perancangan arsitektur

•Fungsi (aktifitas, kelompok, zoning)


•Ruang (kebutuhan, jenis, volume, proporsi ruang berdasarkan aktivitas)
•Geometri (sirkulasi, bentuk, dan dimensi, imajinasi)
•Konteks (Tapak, fisika bangunan, hal-hal yang khusus
•Struktur (sistem bangunan, pemakaiaan bahan)
•Utilitas (mekanikal, elektrikal)
•Ekonomi (biaya investasi, operasional, perawatan)
•Faktor manusia (persepsi, perilaku)
Konsep & Tema dalam Arsitektur

Sumber Konsep

•Buku-buku atau majalah arsitektur


•Mempelajari bangunan sejenis atau yang mempunyai problem yang sama
•Melihat konsep-konsep lama yang sudah terbukti baik
•Mengadakan diskusi/brainstorming dengan arsitek lain
•Mencatat/mentranfer isu-isu pokok yang sedang berkembang

Menguji Konsep dapat dilakukan dengan cara


•Membandingkan dengan teori-teori yang sudah teruji dengan baik
•Berdasarkan standar-standar dalam perancangan arsitektur
•Mengadakan umpan balik (feedback)
Konsep & Tema dalam Arsitektur

2. Tema
Pengertian :
Tema dalam konteks perancangan arsitektur adalah suatu titik berangkat dari
proses perancangan. Perancangan dapat ditentukan dari tema yang dipakai (secara
tematik), walaupun dalam merancang juga dapat dilakukan tanpa adanya tema. Tema
bukan merupakan tujuan perancangan, tetapi merupakan pilihan yang akan diambil
dalam proses merancang.

Fungsi Tema
•Sebagai acuan dasar dalam menciptakan obyek (fisik maupun non fisik)
•Memperkuat konteks perancangan (berdasarkan ; penampilan, fungsi, kenyamanan
dan lingkungan)

Tema Perancanagan dapat di cari berdasarkan :


•Konteks perancangan
•Keadaan tempat (setting)
•Potensi dan kendala taak dan lingkungannya
•Aliran/langgam arsitektur
•Diambil dari teori-teori
Kebutuhan Ruang Arsitektur

Merancang Bangunan
Pengertian :
(White. 1986; 70-75)
Merancang Bangunan adalah sebuah proses pendalaman sebuah penjelajahan
ide yang melibatkan berbagai masukan komponen yang mempengaruhi. Proses
demi proses yang secara bertahap akhirnya membentuk suatu karya arsitektur.

Kebutuhan ruang sangat dipengaruhi oleh tuntutan kegiatan yang dihitung


secara rinci dan secara tiga dimensi atas hasil dari penentuan jumlah pengguna
dengan segala pola-pola gerak dan ukuran serta termasuk peralatan pendukung
kegiatan.

(Frick, Wilder. 2006; 18)


Keberadaan aktifitas manusia sangat tergantung pada tempat dimana manusia
berada/keberadaannya, dan kecenderungan manusia selalu memilih tempat
beraktifitas yang sangat sesuai kebutuhannya, inilah tantangan seorang arsitek
dalam membentuk sebuah ruang besrta bangunannya.
Kebutuhan Ruang Arsitektur

Merancang Bangunan
(Mulyani. 2006; 16)
Hubungan antara kegiatan manusia dan ketergantungan pada tempat tidak
hanya terjadi pada organisasi bangunan rumah, melainkan juga sampai pada
organisasi setiap ruang.

Jadi keberhasilan menentukan program ruang dalam bangunan akan


mencerminkan keberhasilan dalam perancangan desain. Pada umumnya
kehidupan didalam ruang yang dibangun oleh manusia. Istilah ruang tidak
hanya berupa ruang dalam, melainkan juga ruang luar yang dibentuk oleh
dinding, rumah atau tanaman.

Kualitas kenyamanan sifat dan bentuk ruang akan mempengaruhi jiwa


penghuni. Secara jasmani dan rohani, mutu ruang dapat dirasakan melalui
suhu, cahaya,warna bahan bangunan ataupun kebisingan. Maka dari itu arsitek
maupun penghuni harus memahami ruang dan sifatnya.

Pemahaman ruang dan lingkungan merupakn dasar dari pola tingkah laku
manusia, hubungan kegiatan dengan kebutuhan ruang ada 3 yaitu : kebutuhan
individu, kebutuhan fungsional bersama, serta kegiatan multi fungsional.
ANALISIS LINGKUNGAN, IKLIM DAN TAPAK

Analisis sebuah tapak diperlukan guna mendapatkan sebuah alternatif yang


paling baik sebuah tapak yang dapat digunakan untuk sebuah restoran, resto
maupun cafe yang seminimal mungkin mengakibatkan dampak negative
terhadap sekitarnya, namun dapat penghuninya mampu menggunakan secara
aman dan nyaman.

Dalam beraktifitas didalam bangunan penghuni selalu terikat ada hubungan


dengan kondisi diluar bangunan, sehingga segala interaksi antara dalam dan
luar rumah selalu berhubungan dan diselaraskan.

Demikian juga dalam menganalisis ruang diluar, kondisi tapak, iklim dan
lingkungan menjadi bagian ukuran keberhasilan perancangan.

Keterhubungan analisis diatur menjadi kelompok utama iklim dan tapak, ukuran
dan bentuk tapak mencakup daerah sempadan dan daerah tidak terpakai,
kondisi topografi, karakter yang menonjol, saluran air dan keadaan tapak,
vegetasi yang harus dilestarikan, view dari dan ke tapak, arus pejalan kaki dan
kendaraan disekitar tapak, arah lintasan matahari sepanjang tahun, pergerakan
udara
ANALISIS LINGKUNGAN, IKLIM DAN TAPAK

Pemilihan Tapak (berkelompok) harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan


proyeknya. Misalnya tapak untuk resto & cafe paling tidak harus mempunyai
aksesbilitas tinggi, lingkungan yang dapat mendukung aktivitas dan citra
lingkungan/lokasi, selain ada kriteria lainnya yang akan mendukung keberadaan
proyek tersebut.
ANALISIS LINGKUNGAN, IKLIM DAN TAPAK

 Ketentuan Minimal Pemilihan Survey tapak


1. Tapak secara fisik bisa di buktikan berupa tanah kosong, Tidak memiliki
tapak yang berdiri bangunan konservasi atau bangunan yang masih baik.
2. Ukuran tapak diukur secara nyata, panjang, lebar dan konfigurasi bentuk
tapak (tidak dikarang) dan dicocokkan dengan peta garis dan foto udara (ikut
ditampilkan sebagai pembanding)
3. Kontur tanah di rinci secara nyata melalui peta garis dan diterjemahkan
kedalam kondisi nyata hasil penyesuaian peta garis. Bila peta garis memuat
kontur per 2,5 m, maka peta garis yang saudara per garis adalah 1.00 m.
4. Data tapak berupa kondisi permukaan tanah, perkerasan atau tanah lapang,
data dan jenis dan jumlah pohon.
5. Data diluar tapak, berupa saluran, tiang telepon dan listrik, penerangan jalan,
digambarkan penampang jalan yang ada di depan tapak
ANALISIS LINGKUNGAN, IKLIM DAN TAPAK

6. Kondisi batas tapak digambarkan secara nyata meliputi batas tapak dengan
sekelilingnya.
7. Data spesifik yang bisa diangkat untuk potensi disain, misal ; lerengan,
ditunjukan dengan kontur tanah, bangunan sekitarnya sebagai respon desain,
vegetasi sebagai aspek pendukung desain.
8. Arah mata angin, gerakan angin, lintasan matahari diperhitungkan bujur edar
lintasan.
9. Diperkuat dengan peta garis sehingga kelihatan konturnya.
10. Arah potensi view baik, pemandangan yang kurang baik.
11. Data sungai dan sumber-sumber alam lainnya, apa bila ada
12. Data tapak dilengkapi dengan foto tapak dan kelilingnya.
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR & SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai