Anda di halaman 1dari 11

ASAS PERANCANGAN

ARSITEKTUR
MERANCANG ADALAH SEBUAH PROSES.
BAGI SEORANG PERANCANG, ASAS
P E R A N C A N G A N M E R U PA K A N S A L A H S AT U
‘ S E N J ATA’ D A L A M P R O S E S T E R S E B U T. A S A S
MENJADI SEMACAM LANDASAN PEMIKIRAN BAGI
PERANCANG DALAM MENENTUKAN GAGASAN
R A N C A N G A N N YA , J U G A S E B A G A I P E D O M A N D A N
PENGARAH BAGI PROSES MERANCANG.

A S A S - A S A S T E R S E B U T A N TA R A L A I N :
• asas estetika,
• asas fungsional,
• asas rasional,
• asas simbolik, dan
• asas psikologik.
Asas estetika sangatlah
erat hubungannya dengan aspek venustas
dari arsitektur yang diungkapkan oleh Vitruvius.
Penekanannya terutama pada wujud arsitektur sebagai objek
rupa yang terkait dengan impresi visual.

Sebuah objek arsitektur dibuat estetis melalui penataan


bentuk, bahan (warna/ tekstur), ukuran, dan letak, dengan
memperhatikan prinsip-prinsip unity, order, dan coherence

Bird Nest Olympic Stadium di Beijing, dibangun sebagai sebuah


grand architectural statement dari Kota Beijing sebagai
penyelenggara olimpiade kala itu
Asas fungsional arsitektur menurut pemikiran
Mayall mengedepankan fungsi dan peran arsitektur,
bagaimana arsitektur itu bertugas dan apa perannya bagi
manusia dan dunia.

Asas fungsionalitas dalam hal ini sering dirancukan


dengan asas utilitarianism yang mengedepankan guna
arsitektur. Padahal, fungsi dan guna merupakan dua hal
yang berbeda
Fungsi arsitektur lebih cenderung kepada tujuan
dibuatnya arsitektur itu sendiri, sebagai contoh
sebagai sebuah tempat berlindung, sebagai sebuah
pernyataan status, sebagai cerminan budaya, sebagai
penanda waktu, sebagai penanda kekuasaan, dsb.
Sementara guna lebih merujuk kepada bagaimana arsitektur
itu dimanfaatkan oleh manusia, apakah ia menjadi sebuah
rumah tinggal, rumah sakit, bank, kantor, sekolah, dsb. Asas
fungsional sendiri meliputi sepuluh prinsip perancangan, yakni
principle of totality, time, value, resources, synthesis,
literation, change, relationships, competence, dan
service.

Villa Savoye, karya rancang Le Corbusier yang ternama dan sarat


dengan asas rasional dalam konsepnya
Asas berikutnya, yakni asas rasional, menekankan pada
fungsi arsitektur sebagai sebuah wadah aktifitas manusia
serta mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas.

Sebagai sebuah wadah, maka ia dapat menjadi penyesuai


perilaku manusia yang beraktifitas di dalamnya.

Pengolahan ruang yang terjadi banyak dipengaruhi pemikiran


bagaimana nantinya ruang itu akan digunakan dan
bagaimana arsitektur memenuhi kebutuhan ruang
tersebut dengan efektif dan efisien
Penerapan asas rasional sendiri sebagian
besar dapat ditemukan pada bangunan
berlanggam modern.

Piramida Louvre, penerjemahan kembali kemegahan masa lampau melalui


bentuk piramid dan teknik konstruksi modern
Selanjutnya, asas simbolik merupakan asas yang
menyertakan sejarah dalam proses merancangnya.
Namun, sejarah yang dimaksud di sini bukanlah sejarah
yang terkait peristiwa maupun identitas lokal, melainkan
kenangan-kenangan akan arsitektur masa lalu yang
dibangkitkan lagi melalui karya-karya masa kini.
Asas simbolik ini erat hubungannya dengan fungsi
arsitektur sebagai sebuah penyampai pesan.

Dan penyelesaiannya tentu tidak akan lepas dari upaya agar


pesan tersebut dapat ditangkap oleh orang yang
mengapresiasinya.

Dengan demikian, salah satu penekanan pada asas ini


adalah wujud objek, bukannya bentuk seperti pada asas
rasional yang mengedepankan keefektifan ruang terkait
guna bangunan.
Yang terakhir, asas psikologik.
Asas ini berusaha menggabungkan antara asas rasional
dan simbologi.

Dalam asas ini, pemakai karya rancangan dapat berpartisipasi


dalam rancangannya.

Asas psikologik berupaya menimbulkan respon dari


pengguna dan merangsang fantasinya. Gubahan-gubahan
dalam asas ini akan turut mempengaruhi pola perilaku
manusia
Meskipun ada banyak asas dalam perancangan arsitektur
yang kelihatannya terpisah, dalam penerapannya, masing-
masing asas tersebut tetap memiliki andil dalam
membentuk suatu karya arsitektur.

Karena, penggunaan asas dalam merancang bukanlah suatu


pilihan, melainkan prioritas.

ehingga, bukan tidak mungkin suatu karya arsitektur


melibatkan masing-masing asas tersebut dalam proses
perancangannya, hanya saja dalam porsi yang berbeda-
beda, yang satu mungkin lebih menonjol daripada yang
lain

Anda mungkin juga menyukai