ABSTRAK
Dalam “ber-arsitektur” kita tidak akan pernah lepas dari istilah “fungsi”. Namun
istilah fungsi seringkali dibatasi pada pengertian fungsi sebagai wadah aktivitas
manusia baik didalam maupun diluar bangunan. Pengertian yang sempit ini
mengakibatkan penyalahtafsiran makna “arsitektur” dan “bangunan”. Sangat
dimungkinkan kita sebagai arsitek akan dihadapkan dengan sebuah obyek yang
menjalankan satu atau beberapa atau bahkan seluruh fungsi. Keadaan dimana
arsitektur memiliki kemampuan untuk menjalankan serta melaksanakan berbagai
fungsi dikatakan sebagai Multifungsionalitas Arsitektur (Josep Prijotomo, 1998).
Seiring dengan perkembangan pemikiran multifungsi ini, beberapa orang, baik yang
berkecimpung dalam bidang arsitektur maupun orang yang berada diluar arsitektur
mencoba untuk melontarkan beberapa fungsi yang dapat dilaksanakan oleh
arsitektur. Salah satu tokoh yang mengemukakan teori ini adalah C. Norberg Schulz.
Dalam artikel ini, penulis akan mendefinisikan 4 poin utama yang dijabarkan oleh
Schulz dalam bukunya yang berjudul “Intention in Architecture”.
Norberg-Schulz meyakini bahwa fungsi arsitektur tidak dapat ditinjau secara fisik
saja, tapi juga harus secara sosiokultural. Karena itu ia mengelaborasi konsep teoritiknya
tentang fungsi arsitektur dengan mengajukan sejumlah kategori fungsi arsitektur, yang
diuraikan dalam 4 poin yaitu :
Kesimpulan