Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP-PRINSIP DESAIN DALAM ARSITEKTUR

Ada tujuh prinsip desain dalam arsitektur yaitu keseimbangan (balance), irama,
kesatuan (unity), ritme, keselarasan (harmoni), skala, dan kesebandingan (proporsi).

1. Proporsi
Proporsi adalah suatu prinsip, tidak hanya dari arsitek tetapi dari kehidupan
sehari-hari, misalnya: hukum proporsi alam bahwa bintang bersinar di malam
hari, air sungai mengalir ke laut, dan sebagainya.
Dari kenyataan ini bahwa arsitektur adalah sesuatu yang berkualitas baik seni
dan proporsi. Dalam arsitektur, proporsi dijelaskan sebagai berikut:
a. Menurut Vitruvius (1486), proporsi adalah sesuatu yang berhubungan dengan
ukuran dengan ukuran dari seluruh aspek pekerjaan dan bagian tertentu yang
dijadikan standar.
b. Menurut Alberti, proporsi berasal dari kata concinnities, yang artinya suatu
keberhasilan kombinasi dari angka dan ukuran.
Jadi proporsi merupakan hubungan antar bagian dari suatu desain atau
hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Oleh karena itu suatu
perbandingan akan merupakan dasar dari setiap sistem proporsi yaitu suatu nilai
yang memiliki harga tetap, dapat digunakan sebagai pembanding yang lain.
Bahwa, suatu proporsi yang baik terletak pada hubungan antara bagian-bagian
suatu bangunan atau antara bagian bangunan dengan bangunan secara
keseluruhan.

2. Keseimbangan (balance)
Menggambarkan keharmonisan atau kesesuaian dalam pengaturan atau proporsi
dari bagian suatu elemen di dalam desain atau komposisi suatu situasi, atau
keadaan yang seimbang diantara bagian-bagian yang berlainan.
Keseimbangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keseimbangan
simetris dan keseimbangan asimetris.
Contoh keseimbangan simetris misalnya peletakan bangunan dengan bobot dan
jarak visual sama terhadap titik pusat imajiner. Dengan keseimbangan simetri,
ruangan berkesan luas atau suasana resmi, dan tenang. Agar kesan monoton
dan kaku dapat dihilangkan, dapat digunakan perbedaan warna, bentuk, atau
ukuran pada benda yang disimetriskan.
Contoh keseimbangan asimetri misalnya peletakan benda yang berbeda bobot
visualnya di sekitar titik pusat atau sumbu. Perimbangan benda berat, dengan
meletakkan benda ringan dengan jarak jauh dari sumbu (tekstur kasar, warna
hangat, ukuran besar dan motif ramai akan berkesan berat). Dalam kondisi
tertentu, yang tidak bisa dihindarkan, keseimbangan dapat dibuat dengan cara
perabot berat dikombinasi dengan warna dan tekstur ringan, atau perabot ringan
dikombinasi dengan warna dan tekstur berat.

3. Irama
Sesuatu pergerakan yang ditampakkan/diakibatkan oleh adanya elemen-elemen
lain misalnya: garis bentuk dan pola, arus pergerakan yang diperlihatkan melalui
bayangan-bayangan sinar yang terjadi, dan penekanan yang ada, mirip seperti
irama musik yang diulang-ulang.
Irama dapat dibentuk atau diciptakan dengan cara:
a. Perulangan
Pemakaian 2 elemen atau lebih dengan tujuan untuk mengarahkan mata
bergerak menuju arah tertentu. Misalnya: Hitam – Putih , Besar – Kecil
b. Gradasi
Efek pemakaian gradasi akan terasa lebih dinamis dari pada pemakaian
perulangan sehingga mengarahkan pandangan menuju pada satu titik tertentu.
Misalnya: Gradasi dari warna gelap – terang.

4. Skala
Skala adlh ukuran (besar/kecil) yang terlihat jelas dan memiliki tujuan tertentu.
Skala sebuah bangunan ialah kesan yang ditimbulkan bangunan itu mengenai
ukuran besarnya. skala biasanya diperoleh dengan besarnya bangunan
dibandingkan dengan unsur-unsur berukuran manusiawi yang ada di sekitarnya.

Macam-macam skala: Skala heroik, Skala natural, Skala intim


Skala Heroik:
Ukuran atau besaran bangunan yang melebihi ukuran
umumnya(monumental,tugu pahlawan,gedung pemerintahan)
Bertujuan membuat bangunan nampak besar untuk membangkitkansemangat
dan kekuatan serta kekaguman.
Skala Natural :
ukuran atau besaran bangunan/ massa terlihat sebagaimana adanya
skala ini merupakan bangunan dengan besaran yang hanya fungsional
(bangunan komersil, toko, rumah tinggal dan lain-lain)
Skala Intim :
Ukuran atau besaran bangunan yang menampilkan image/asumsi lebih kecil .

5. Kesatuan
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur
menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling
menunjang dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan
tidak kurang. Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain.
Ide yang dominan akan membentuk kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-
unsur rupa yang dipilih disusun dengan atau untuk mendukung tema.

6. Ritme
Ritme dapat kita rasakan. Ritme terjadi karena adanya pengulangan pada bidang
atau ruang yang menyebabkan kita dapat merasakan adanya perakan, getaran,
atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain. Gerak dan pengulangan tersebut
mengajak mata mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya.

7. Harmoni (keselarasan)
Keselarasan Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai
keteraturan tatanan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam
desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan,
kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang.
Keselarasan (harmoni) bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai
keserasian seluruh rancangan penyajian.
PROPORSI

Pada bangunan ini bisa dilihat proporsi dari bagian kolom-kolom dari bangunan yang
memiliki ukuran dan perbandingan yang sama, sehingga mengimbangi bagian atap
bangunan yang terlalu melebar, jika kolom-kolom pada bangunan dihilangkan maka
proporsi bangunan tersebut akan aneh.
Pada bangunan tadjmahal ini bisa dilihat hubungan dari pilar-pilar yang ada disebelah
kiri dan kanan bangunan dengan banguna utamanya menghasilkan proporsi yang baik.
Ukurang pilar yang besar mengimbangi bangunan utama sehingga tidak menimbulkan
ketimpangan dan bagian kubah atas yang besar juga mempengaruhi proporsi dari
bangunan.

Pada bangunan ini proporsi didapat dari hubungan dari kolom-kolom besar yang ada di
depan bangunan dengan bagian badan bangunan yang besar dan lebar juga hubungan
pada bagian tanggga depan, jalan untuk masuk ke bangunan yang melebar kesamping
dan menutupi kaki bangunan.sehingga bagian kolomnya sengaja dibuat besar dan tinggi
untuk mengumbangi bagian bangunan yang lain, yang lebih dominan, untuk
menghasilkan proporsi yang baik.
Banguna ini memiliki proporsi yang baik . hal itu dilihat dari bentuk atas bangunan yang
dominan dapat ditutupi atau disamarkan dengan bagian depan bangunan dan menara
yang ada di bagian samping bangunan sehingga proporsi dari bangunan ini seimbang.

Sama seperti bangunan sebelumnya proporsinya di dapat dari hubungan antara bagian
depan bangunan yang menutupi dominasi dari bagian atap atau atas bangunan.
Pada banguna ini proporsi didapat dari perbandingan antara bagian atas dan badan
bangunan memiliki perbandingan yang sama. Dimana bagian atas dari setiap bangunan
sengaja tidak dibuat besar sehingga tidak memunculkan unsur yang dominan.
KESEIMBANGAN

Pada banguna ini keseimbangan didapat karena adanya bangunan gitar diantara bagian
bangunan dari piano tersebut. Jika bangunan gitar dihilangkan maka akan terjadi ketidak
seimbangan dari bangunan piano tersebut, dimana salah satu bagian bangunan akan
terlihat lebih dominan sehingga untuk menutupi bagian dominan tersebut maka
dibangun sebuah bangunan dibagian yang tidak dominan.
Pada bangunan ini keseimbangan didapat dari unsur warna dan penambahan bentuk
pada badan bangunannya. Untuk menyamarkan bagian banguna di sebelah kiri yang
memiliki bagian depan atau teras yang lebih panjang dari bagian bangunan sebelah
kanan, maka pada bagian di sebelah kanan ditambahkan balkon dan dibuat juga bagian
seperti dinding berwarna putih disebelahnya. Sehingga tidak ada bagian pada bangunan
yang lebih dominan.
KESATUAN

Kenapa bangunan ini memiliki kestuan? Itu karena bagian antar bangunan saling
melengkapi tidak ada bagian yang berlebihan. Hal itu dilihat karena bagian atas
bngunan yang sudah memiliki bentuk yang dekontruksi maka bagian badan banguna
sengaja dibuat polos atau biasa sehingga tidak menimbulkan kesan bangunan yang
berlebihan tetapi saling melengkapi.
SKALA

Skala pada gambar adlah skala monumental dimana jika seseorang berada didalam
sebuah bangunan yang memiliki skala monumental maka orang tersebut akan terlihat
sangat kecil seperti pada gambar, juga akan menimbulkan perasaan yyang tertekan
atau was-was karena ruangan atau bangunan yang mana dia berada didalam sangat
besar.
Pada gambar ini, banguna tersebut juga menggunakan skala heroik yang menimbulkan
kesan yang megah dan sangat besar.
IRAMA

Pada bangunan colosseum terjadi irama pengulangn bentuk pada setiap dinding
bangunanya. Disetiap dindingnya terdapat bentuk yang sama dan ukuran yang sama
pula. Sehingga ketika seseorang melihat ke bangunan tersebut maka pandangan mata
akan tertuju pada perulangan bentuk atau iramanya.

Pada banguna Orestad memiliki pola perulangan pada perulangan bentuk disetiap
dinding bangunannya sama seperti pola perulangan pada bangunan colosseum. Akan
tetapi jika pada colosseum hanya terjadi pola perulangan bentuk maka pada bangunan
orestad, bukan hanya pola perulangan bentuk yang terjadi akan tetapi juga ada pola
perulangan pada warnanya.

Anda mungkin juga menyukai