Konsep Analogi
OLEH: KELOMPOK 1
Abstrak
Daftar Isi
BAB I ..........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN .........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................................4
1.4 Manfaat ...........................................................................................................................4
BAB II .........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ...........................................................................................................................5
2.1 Pengertian Analogi secara Umum ..................................................................................5
2.2 Pengertian Konsep Analogi Menurut Para Ahli ..............................................................5
(a) Analogi menurut Karina Moraes Zarzar .....................................................................5
(b) Analogi Menurut Chris Abel .......................................................................................5
(c) Analogi Menurut Geoffrey Broadbent .........................................................................6
(d) Analogi Menurut P. Duerk ...........................................................................................8
(e) Analogi Menurut Wayne O. Attoe ...............................................................................9
2.3 Ciri - Ciri Konsep Analogi ...............................................................................................12
2.4 Penerapan Konsep Analogi Pada Desain Bangunan .....................................................13
BAB III ......................................................................................................................................26
PENUTUP .................................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................26
3.2 Saran ..............................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
Arsitektur merupakan media komunikasi visual antara sang perancang (dalam hal
ini adalah arsitek) dengan pengguna serta pengamat bangunan tersebut. Di dalam
mengkomunikasikan hasil rancangannya, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh seorang arsitek, salah satunya adalah melalui penggunaan Analogi. Tetapi uraian
yang menjabarkan secara lengkap mengenai apa dan bagaimana analogi itu masih sangat
terbatas. Untuk itu akan dikaji mengenai apakah analogi itu, apakah manfaat analogi,
apakah ciri- ciri analogi serta bagaimana cara menganalogikan sesuatu.
Proses Analogi adalah proses yang membantu kita untuk menafsirkan suatu hal
baru dan tidak biasa, dengan menggunakan pengalaman-pengalaman umum yang
diperoleh di masa lalu atau yang telah kita miliki sebelumnya. Dalam dunia arsitektur,
penggunaan metoda analogi bukanlah merupakan suatu hal baru, metoda analogi mulai
tahap yang paling awal dalam proses berarsitektur digunakan sebagai landasan berpikir
untuk menghadirkan suatu karya arsitektur, dan juga digunakan sebagai landasan dalam
melakukan pengkajian dan penelitian terhadap arsitektur.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk membantu pembaca dalam
memahami konsep analogi.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Metode Perancangan
Bangunan Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik , Universitas Udayana.
1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat untuk membantu pembaca dalam memahami lebih dalam
tentang konsep analogi sehingga dapat menerapkan dalam desain dengan tepat.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Penggunaan struktur atau susunan yang tidak sama dengan fungsi sumbernya.
Sifat dasar dan fungsi dari karakter dari benda yang dijadikan sumber analogi harus
benar-benar diteliti secara tepat. Terdapat tiga karakter analogi, yaitu:
a. Positif analogi, sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda terlihat jelas.
b. Negatif analogi, sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda tidak jelas.
c. Netral analogi, sifat dasar dan fungsi tidak spesifik di antara tiap ide yang
berbeda, dalam hal ini perlu dicari lagi kesamaan dan perbedaan diantara
keduanya.
1. Prakmatik
2. Ikonik
3. Analogik
a. Analogi langsung
b. Analogi personal
d. Analogi fantasi
Analogi ini menggambarkan keadaan yang lebih indah atau ideal untuk
menciptakan sumber ide bagi pemecahan masalah.
1. Analogi Matematika
Dalam analogi ini, angka dan geometri merupakan dasar yang penting
untuk mengambil keputusan dalam arsitektur.
2. Analogi Biologis
Teori arsitektur yang berdasarkan analogi biologis terdapat dua bentuk,
yaitu:
3. Analogi Romantis
1. Menyatakan asosiasi
2. Model Ekspresionis
5. Analogi Mekanik
7. Analogi Adhocis
9. Analogi Dramaturgi
Sebagai contoh adalah the piloti of savage hut dari Le Corbusier, disini konfigurasi
dari piloti telah dipindahkan. Tetapi sifat materialnya tidak. Yang dimaksud dengan piloti of
savage hut adalah sejenis konstruksi panggung yang digunakan pada gubug pemburu (savage
hut). Dimana dengan konstruksi panggung tersebut, lantai dasar bangunan hanya berupa
kolom-kolom, sedangkan bangunan yang bersifat massif berdiri di atas kolom-kolom
tersebut, sehingga tidak mengganggu/merusak kondisi tanah aslinya. Tetapi kolom-kolom
pangguna yang pada bangunan aslinya terbuat dari kayu, pada bangunan hasil karya LC
kolom-kolomnya terbuat dari beton. Hal ini merupakan upaya LC dalam menciptakan suatu
hubungan yang harmonis antara bangunan dengan lingkungannya. Konfigurasi piloti ini telah
banyak diterapkan pada desain-desain LC, antara lain Maison Citrohan, Villa Savoye dan lain-
lain.
Sebagai contoh, adaptasi sistem mekar dan kuncup pada bunga yang diaplikasikan ke
sistem pintu dan jendela
• Tersirat: Sebagai contoh Bangunan Taj Mahal menggambarkan rasa cinta seorang
raja terhadap istrinya.
Dari perilaku cacing tersebut akhirnya Brunel menemukan ide tentang alat yang bisa dipakai
turun ke dalam air sehubungan dengan masalah konstruksi bangunan di bawah air yang
tengah dihadapinya.
City of Arts and Sciences terletak di ujung tenggara dari bekas palung sungai
Turia, yang dikeringkan dan dialihkan setelah bencana banjir pada tahun 1957. Dasar
sungai tua diubah menjadi taman cekung yang indah.
Dirancang oleh Santiago Calatrava dan Félix Candela, proyek ini memulai
tahap pertama konstruksi pada Juli 1996, dan diresmikan pada 16 April 1998 dengan
pembukaan L'Hemisfèric. Konsep analogi yang dimunculkan oleh sang arsitek adalah
bola mata. Konsep ini tidak hanya diterapkan untuk bentuk saja namun juga struktur,
material hingga fasad. Konsep bola mata untuk mendasari bentuk bangunan
Bangunan memiliki perkiraan luas permukaan 13.000 m². Bangunan diselesaikan pada
tahun 1998. Desainnya menyerupai kelopak mata yang terbuka untuk mengakses
kolam air di sekitarnya. Bagian bawah kolam terbuat dari kaca, menciptakan ilusi mata
secara keseluruhan. Planetarium ini berbentuk setengah bola dalam struktur beton
dengan panjang 110 meter dan lebar 55,5 meter. Penutupnya terbuat dari awning
aluminium memanjang yang dilipat ke atas secara kolektif untuk membentuk atap
soleil yang terbuka di sepanjang sumbu mata yang melengkung. Ini terbuka untuk
mengungkapkan kubah, "iris" mata, yang merupakan planetarium atau teater Ominax.
Turning Torso dirancang oleh arsitek Spanyol, Santiago Calatrava, yang juga
menciptakan patung yang menginspirasinya. Gedung ini merupakan pencakar langit
tertinggi di Swedia yang menampung 147 apartemen beserta ruang olahraga, sauna,
dan ruang konferensi. Setiap apartemennya memiliki jendela miring, dinding
lengkung, dan ruangan berbentuk unik. Turning Torso adalah gedung apartemen
dengan 54 lantai dan tinggi total 179. Desainnya terinspirasi oleh bentuk dari sebuah
pahatan patung oleh Santiago Calatrava yang disebut Twisting Torso. Twisting Torso
yang menjadi ide untuk membangun Turning Torso bertujuan untuk menciptakan
kembali pencakar langit di Malmö sejak penghancuran Kockums Crane pada 2002,
yang terletak 1 km dari Turning Torso.
Turning Torso dilengkapi dengan spesifikasi yang tinggi. Bagian dalam dipoles
fitur aula lantai batu kapur, menggunakan bahan-bahan dari wilayah Jamtland utara
Swedia. Batu yang sama juga digunakan pada kusen jendela. Ubin kamar mandi yang
dilengkapi dengan permukaan granit dan Underfloor Heating.
Menara ini mengambil analogi dari pergerakan tubuh manusia, yaitu bentuk
tulang belakang yang dipilin. Dengan analogi seperti itu, menara ini memberi
pembelajaran mengenai ‘movement’ dan ‘structure’.
“… The very idea of a structure is synonymous with stability, static and rigid
organisation of elements in space.” (Tzonis & Lefaivre, 1995:10)
Dari kutipan pernyataan diatas tergambarkan bahwa struktur itu adalah sesuatu
yang sifatnya statis dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan pergerakan.
Bahkan struktur seakan menetralkan pergerakan itu sendiri. Namun, Calatrava sadar
bahwa di dalam struktur itu sendiri terdapat movement yang tidak dapat dihindarkan
lagi pasti akan terjadi. Walaupun tampaknya ‘immobile’ atau tidak dapat bergerak,
sebenarnya struktur itu sendiri berada pada suatu pergerakan yang konstan.
Gedung di atas adalah gedung Museum Tsunami atau disebut juga "Rumoh
Aceh Escape Hill" di Aceh, yang didesain oleh dosen arsitektur Institut Teknologi
Bandung (ITB), yaitu M Ridwan Kamil yang meraih juara pertama pada sayembara
desain museum tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Ridwan
mengikuti lomba desain berjudul "Rumoh Aceh as "Escape Hill"dari seluruh
Indonesia.
Gambar 3.2. Tampilan Interior
Jika dilihat dari desain konsep, Rumoh Aceh Escape Building yang akan
dibangun di atas areal 10.000m2 itu mengambil ide dasar rumoh Aceh yakni rumah
tradisional masyarakat Aceh, berupa bangunan rumah panggung. Desain gambar yang
tertuang dalam karya M Ridwan Kamil memperlihatkan pada lantai pertama bangunan
museum adalah ruang terbuka seperti rumah tradisional Aceh.
Gambar itu bermakna bahwa ruangan terbuka itu dapat dimanfaatkan sebagai
ruang publik dan jika terjadi banjir atau tsunami, maka laju air yang datang tidak akan
terhalangi. Selain itu, dalam desain terdapat unsur tradisional antara lain berupa tari
Saman yang diterjemahkan dalam kulit luar bangunan eksterior. Sementara, denah
bangunan merupakan analogi dari epicenter sebuah gelombang laut tsunami.
Museum tsunami juga mengandung nilai-nilai religi, seperti ruang yang disebut
"The Light of God"Ruang berbentuk sumur silinder itu menyorotkan cahaya ke atas
sebuah lubang dengan tulisan arab "Allahâ"dan dinding sumur silinder dipenuhi nama
para korban.
Dalam desain gambar tersebut juga terlihat sebuah lorong sempit dan remang.
Melalui lorong itu kita bisa melihat air terjun di sisi kiri dan kanannya yang
mengeluarkan suara gemuruh air. Lorong itu untuk mengingatkan para pengunjung
pada suasana tsunami.
Bentuk Sculpture dari kapel: Suatu bentuk yang brutal (brutalism), dengan
penggunaan bahan-bahan beton di ekspos, menimbulkan kesan kasar, tidak
selesai, kontras, dan polos tanpa warna.
Arsitektur, dengan permainan 3 elemen utama arsitektur, yaitu atap, dinding, dan
lantai.
Pada bangunan ini, efek visual dari bentuk bangunan menimbulkan asosiasi-
asosiasi, seperti yang diungkapkan oleh Francoise Choay dalam bukunya tentang
Le Corbusier dimana Ronchamp Chapel diasosiasikan sebagai menara pengawas
di hamparan kaki bukit.
Gambar 4.2
Karya Le Corbuzier yang satu ini banyak sekali dimiripkan dengan bermacam-
macam objek seperti telapak tangan yang membuka seolah berdoa, atau juga
seperti kapal laut, bentuk bebek, topi pelukis dan masih banyak lagi. Namun
secara umum The Chapelle of Notre-Dame-du-Hautin Ronchamp, bentuknya
dianalogikan seperti cakupan kedua tangan yang sedang memohon. hal ini sesuai
dengan pengertian analogi menurut Duerk. Bangunan The Chapelle of Notre-
Dame-du-Hautin masuk juga kedalam Analogi simbolik. Analogi simbolik sendiri
merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang sudah dikenal secara umum.
Akan tetapi, arti dari bangunan tersebut ternyata berbeda dengan apa
yang dimaksud dari Le Corbuzier sendiri. Broadbent menuturkan bahwa inspirasi
dari Ronchamp Chapel ini berasal dari sebuah cangkang kepiting yang secara
tidak sengaja ditemukan oleh Le Corbuzier pada saat sedang berjalan-jalan di
Pulau Long Island. Notre Dame Du Haut Ronchamp adalah sebuah kapel atau
gereja kecil yang terletak di kota Ronchamp, kurang lebih 300 KM sebelah timur
kota Paris. Notre Dame terletak dalam sebuah komplek yang di dalamnya terdapat
restoran dan tempat bermain anak. Komplek tersebut terletak di punggung
pegunungan Des Vosges, dengan pemandangan perbukitan di sekelilingnya.
Gamabar 4.3
Bentuk Ronchamp Capel merupakan komposisi bidang – bidang lengkung seperti
kurva dan komposisi ketebalan dinding yang bervariasi sehingga secara
keseluruhan bangunan terlihat seperti massa seni patung (sklupture).
Strukturnya sebagian besar terbuat dari beton dan relatif kecil, tertutup
oleh dinding tebal, dengan atap terbalik yang ditopang pada kolom yang tertanam
di dalam dinding, seperti layar yang mengepul dalam arus angin di puncak bukit.
Di bagian interior, ruang yang tersisa antara dinding dan atap diisi dengan jendela
clerestory , serta cahaya asimetris dari bukaan dinding, berfungsi untuk lebih
memperkuat sifat sakral ruang dan memperkuat hubungan bangunan dengan
sekitarnya. Pencahayaan di bagian dalam lembut dan tidak langsung, dari jendela
clerestory dan memantul dari dinding kapel yang bercat putih dengan menara
yang menonjol.
Bagian utama struktur terdiri dari dua buah membran beton yang
membentuk cangkang yang merupakan atap bangunan. Atapnya didukung oleh
penyangga pendek yang merupakan bagian dari permukaan vertical beton yang
dilapisi dengan gunite yang mengatukan dinding batu Vosges tua yang disediakan
oleh kapel sebelumnya yang dihancurkan oleh pemboman.
5. Beijing National Stadium, Beijing, China. - Jacques Herzog and Pierre de Meuron
of Herzog
Stadion Nasional Beijing, juga dikenal sebagai Stadion Nasional, atau bahasa
sehari-hari sebagai Bird's Nest, adalah sebuah stadion di Beijing, Cina. Stadion ini
dirancang untuk digunakan di seluruh Olimpiade 2008 dan Paralimpiade.
Gambar 5.1. Tampak Depan
Konsep awal dari desain Herzog & de Meuron adalah merancang sebuah karya
arsitektur yang tidak hanya akan menjadi arena olahraga para olimpiade 2008,
namun juga sebuah jarya yang menggambarkan nilai-nilai budaya China serta
menjadi ikon baru bagi Beijing. Sesuai dengan persyaratan dari Beijing
Manucipal Planning Commission, bangunan juga harus dapat terus berfungsi
sebagai ruang public bagi masyarakat Kota Beijing
Gambar 5.2. Tampak Atas
Desain mangkok pada bangunan ini memiliki karakter mengundang orang untuk
masuk dan berkumpul, hal ini sejalan dengan karakter masyarakat china yang
suka berkumpul dan beraktifitas di ruang-ruang public. Bentuk dasar dari stadium
ini adalah elips melingkar yang dalam hal ini mewakili symbol surge dan
kebudayaan china .
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengertian dan penerapan yang telah dijabarkan, analogi
merupakan suatu konsep desain yang berdasarkan pada kemiripan satu hal
dengan sesuatu yang lain, bisa berupa bangunan lain, hal-hal yang terdapat di
alam, suasana, karakter, maupun benda-benda hasil buatan tangan atau
pemikiran. Kemiripan di antara keduanya menjadi dasar terjadinya bentuk yang
lain. Desain yang baru mengambil sifat, pola, atau unsur sebuah benda yang di
desain menjadi bentuk yang berbeda.
3.2 Saran
Pembuatan makalah ini menyadarkan penyusun bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan butuh perkembangan agar lebih baik lagi kedepannya.
lain. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi menciptakan
Admin. 2013. Turning Torso Karya Arsitektur Monumental. Dapat ditemukan dalam
www.edupaint.com. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020, Pukul 18.43.
Admin. 2012. City of Arts and Sciences. Dapat ditemukan dalam www.arcspace.com.
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020, Pukul 19.20.