ARSITEKTUR
ABSTRAK
Arsitektur adalah merupakan media komunikasi visual antara sang perancang (dalam hal
ini adalah arsitek) dengan pengguna serta pengamat bangunan tersebut. Didalam
mengkomunikasikan hasil rancangannya, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
oleh seorang arsitek, salah satunya adalah melalui penggunaan Analogi.
Tetapi uraian yang menjabarkan secara lengkap mengenai apa dan bagaimanakah analogi
itu masih sangat terbatas.
Untuk itu akan dikaji mengenai apakah analogi itu, apakah manfaat analogi, apakah ciri-
ciri analogi serta bagaimana cara menganalogikan sesuatu.
Diharapkan melalui kajian ini Analogi dapat digunakan sebagai salah satu saluran
kreativitas bagi seorang Arsitek untuk mengkomunikasikan hasil rancangannya.
ABSTRACT
Architecture is a visual communication media between an Architect and user and also
building observer. There are some methods for architect to communicate his design, one
of them is an analogy approach.
But literature about that analogy is very limited.
For that reason, in this paper would be studied about what is analogy, the benefit of
analogy, characteristic of analogy and how to analog something.
Hopefully, by this analogy studied, could be used as one of creativity channel for
Architect to communicate his design.
Pendahuluan
Proses Analogi adalah proses yang membantu kita untuk menafsirkan suatu hal baru dan
tidak biasa, dengan menggunakan pengalaman-pengalaman umum yang diperoleh di
masa lalu atau yang telah kita miliki sebelumnya.
Dalam dunia arsitektur, penggunaan metoda analogi bukanlah merupakan suatu hal baru,
metoda analogi mulai tahap yang paling awal dalam proses berarsitektur digunakan
sebagai landasan berpikir untuk menghadirkan suatu karya arsitektur, dan juga digunakan
sebagai landasan dalam melakukan pengkajian dan penelitian terhadap arsitektur.
Metoda analogi sangat bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang konfigurasi
yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu atau konfigurasi yang berkaitan dengan
budaya lokal atau budaya-budaya yang telah populer, yaitu dengan melakukan
pencampuran antara ide-ide baru dengan pengalaman masa lalu yang diungkapkan dalam
1
wujud gambaran, sehingga akan terjadi dialektika antara bentuk dan figure(gambaran).
Bentuk sebagai konfigurasi kemurnian ide, sedangkan figure(gambaran) disini sebagai
konfigurasi yang menggunakan metode analogi untuk memberikan gambaran yang
mudah dimengerti dan dipahami oleh masyarakat berdasarkan pengalaman masa lalunya.
Metodologi
Menggunakan metode deskriptif, akan dilakukan kajian literatur mengenai analogi
menurut beberapa pakar arsitektur, untuk selanjutnya hasil kajian tersebut akan
dirangkum untuk mendapatkan penjelasan yang sistematis mengenai apa dan bagaimana
analogi tersebut.
Analogi
Menurut Keith J. Holyoak dan Paul Thagard (dalam Zarzar, 2008 : 9) analogi dapat
digunakan dengan bermacam cara, salah satunya adalah sebagai alat komunikasi
seseorang didalam mengekspresikan pemikirannya secara tidak langsung.
Jika kita menganalogikan dua buah benda, kita akan melihat kemiripannya, dengan kata
lain suatu benda analog dengan benda lainnya jika mereka mempunyai beberapa
kesamaan, analogi yang berbeda dapat terjadi pada benda yang sama tergantung latar
belakang dan tujuan seseorang didalam mempersepsikannya.
Menurut Holyoak dan Thagard (dalam Zarzar, 2008 : 11) pemikiran secara analogi
mempunyai tiga hal dasar yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan. Analogi
ditekankan untuk mengidentifikasi struktur/susunan parallel antara sumber dan benda
obyek. Setiap elemen benda obyek harus terhubung dengan hanya satu elemen pada
sumber (dan sebaliknya).
Kata “analogi” digunakan jika berhubungan dengan pemindahan karakteristik dari suatu
sumber ke suatu obyek/proses.
Dua jenis pemindahan karakteristik pada analogi adalah :
1. Hanya pada konfigurasi elemen-elemennya.
Sebagai contoh adalah the piloti of savage hut dari Le Corbusier, disini
konfigurasi dari piloti telah dipindahkan. Tetapi sifat materialnya tidak.
Yang dimaksud dengan piloti of savage hut adalah sejenis konstruksi panggung yang
digunakan pada gubug pemburu (savage hut). Dimana dengan konstruksi panggung
tersebut, lantai dasar bangunan hanya berupa kolom-kolom, sedangkan bangunan yang
bersifat massif berdiri di atas kolom-kolom tersebut, sehingga tidak
mengganggu/merusak kondisi tanah aslinya. Tetapi kolom-kolom pangguna yang pada
bangunan aslinya terbuat dari kayu, pada bangunan hasil karya LC kolom-kolomnya
terbuat dari beton. Hal ini merupakan upaya LC dalam menciptakan suatu hubungan yang
harmonis antara bangunan dengan lingkungannya. Konfigurasi piloti ini telah banyak
2
diterapkan pada desain-desain LC, antara lain Maison Citrohan, Villa Savoye dan lain-
lain.
Metafora
Juga seperti analogi, dalam kamus Collins Cobuild (dalam Zarzar, 2008 : 9), metafora
dideskripsikan sebagai cara imajinatif didalam menggambarkan sesuatu dengan
mengarahkan kepada benda lainnya yang mempunyai kesamaan kualitas yang ingin
diekspresikan.
Dalam hal ini analogi dan metafora merupakan sinonim, tetapi metafora digunakan lebih
kepada sesuatu yang melambangkan.
3
Sebagai contoh : pekerja „kerah putih‟ yang lebih melambangkan pekerja kantoran dan
bukannya pekerja yang memakai baju berkerah putih, dalam hal ini melambangkan
karakteristik sekelompok masyarakat dalam lingkungan bisnis tertentu.
Mimesis
Dalam bahasa jerman berarti tiruan.
Hilde Heynen dalam Architecture and Modernity, A Critique (dalam Zarzar, 2008 : 9)
menulis “Selama mimesis diartikan sebagai penggambaran atau reproduksi dari suatu
benda nyata, maka akan sulit dilihat kehadirannya pada arsitektur. Mimesis akan dapat
ditemukan jika seseorang mendefinisikan mimesis tidak hanya sekedar mengkopi, tetapi
lebih mengarah pada persamaan dan perbedaan bentuk, pada pertalian atau hubungan
antara dua buah benda.
Kemudian Heynen mengekplornya pada ide mimesis dari Theodore Adorno, mengenai
dua karakter seni. Menurut Adorno seni mempunyai dua karakter, yaitu heteronomous
yang ditentukan oleh masyarakat dan autonomous yang berdasarkan pada hanya prinsip-
prinsip desain dari desainernya itu sendiri.
Kata mimesis digunakan jika berbicara mengenai sikap pemindahan karakteristik dari
suatu sumber ke suatu obyek/proses.
Melalui mimesis, arsitektur mampu mempengaruhi seseorang untuk bereaksi sesuai yang
diharapkan.
Sebagai contoh Jewish Museum, Berlin karya Daniel Libeskind, dimana Libeskind
menggunakan proses mimesis bintang David dalam autonomous momen untuk
menghasilkan bentuk dari Jewish Museum., dia juga menggunakan mimesis untuk
mempengaruhi secara psikologis agar seseorang tertarik masuk ke dalam bangunan
tersebut.
4
1. Memperpanjang pengetahuan kita di dalam memahami arsitektur melalui penandaan
dan pemaknaannya sebagai suatu bentuk dari suatu kebudayaan.
2. Merupakan suatu metoda yang dapat dipertanggungjawabkan dan teliti di dalam
melakukan penyelidikan dunia arsitektur.
3. Sebagai suatu sistem komunikasi sosial di dalam menjelaskan produk arsitektural
kepada lingkungannya.
Analogi sebagai sarana untuk mengerti arsitektur akan sia-sia dan
membingungkan jika cara yang digunakan tidak tepat, untuk itu harus benar-benar diteliti
dahulu bagaimana sifat dasar dan fungsi dari karakter benda yang kita gunakan sebagai
analogi.
Terdapat 3 karakter analogi (Ian Barbour, dalam Abel, 1997 : 99-100) :
1. Positif Analogi : Sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda terlihat jelas.
2. Negatif Analogi : Sifat dasar dan fungsi antara dua ide yang berbeda tidak jelas,
sehingga diperlukan penjelasan mengenai perbedaannya.
3. Netral Analogi : Sifat dasar dan fungsi tidak spesifik diantara tiap ide yang berbeda,
dalam hal ini perlu dicari lagi kesamaan dan perbedaan diantara keduanya.
Penggunaan analogi membutuhkan suatu proses pendalaman di dalam melakukan
penyelidikan subyek yang tidak dikenal untuk dapat dijelaskan melalui pengibaratan
benda yang telah kita kenal.
5
Ada tiga type analogi :
1. ANALOGI PERSONAL : Desainer menempatkan dirinya sebagai salah satu aspek
dalam masalah desain.
Contoh : Jika saya adalah sebuah balok, apa yang saya rasakan, apa yang membebani
saya, apa yang harus saya lakukan dan lain-lain.
2. ANALOGI LANGSUNG : Masalah desain dikaitkan dengan ilmu lainnya seperti seni,
sains atau teknologi.
Contoh : Brunel sedang menghadapi masalah dengan konstruksi bangunan di bawah air,
kemudian dia meneliti perilaku cacing teredo yang menyelubungi badannya seperti
tabung dan mengeborkan badannya tersebut ke dalam kayu.
Dari perilaku cacing tersebut akhirnya Brunel menemukan ide tentang alat yang bisa
dipakai turun ke dalam air sehubungan dengan masalah konstruksi bangunan di bawah air
yang tengah dihadapinya.
3. SIMBOLIK ANALOGI : Desainer mencoba menemukan inti dari arti khusus pada
masalah desain, biasanya secara verbal.
Contoh : Lukisan Duchamp‟s nude descending staircase menggambarkan analogi
simbolik dari ruang dan waktunya relativitas Einstein, dimana lukisan tersebut
merepresentasikan gerakan tiga dimensional seseorang melalui empat dimensional waktu
pada suatu gambar kanvas dua dimensional.
Mekanisme Synectics dimulai dengan menceritakan masalah yang ada, dianalisa dan
didiskusikan untuk dapat dimengerti, kemudian difokuskan pada satu masalah desain dan
baru diputuskan jenis analogi yang dipakai. Dapat juga digunakan kombinasi dari ketiga
analogi tersebut. (Broadbent, 1980: 349-353)
6
2. Dua benda dikatakan sama jika mempunyai kesamaan dalam
beberapa hal, maka keduanya akan mempunyai kesamaan pula
pada hal lainnya.
Beberapa jenis Analogi yang digunakan oleh Duerk hampir sama dengan Broadbent,
yaitu Analogi langsung, analogi personal dan analogi Simbolik, hanya saja disini Duerk
menambahkan analogi yang keempat yaitu analogi Fantasi.
7
3. ANALOGI SIMBOLIK : Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang sudah
dikenal umum.
Contoh : bentuk amphitheater seperti telapak tangan, Sydney Opera House seperti kapal
yang sedang berlayar di pelabuhan, suatu kandang anjing seperti kotak penyimpanan
yang menarik bagi anjing atau kucing.
8
V. Kajian Analogi menurut Wayne O. Attoe (Snyder, 1979 : 40-53)
Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur, para ahli
teori seringkali mendasarkan diri pada analogi-analogi.
Berikut ini adalah beberapa analogi yang berulang-ulang digunakan oleh para ahli teori
untuk menjelaskan arsitektur :
A. ANALOGI MATEMATIS : Ilmu hitung dan geometri merupakan dasar penting bagi
pengambilan keputusan dalam arsitektur. Bangunan-bangunan yang dirancang menurut
bentuk-bentuk murni dan angka-angka primer atau lambang akan sesuai dengan tatanan
alam semesta. “penampang emas” atau “nomor emas” paling sering disebut sebagai
tuntunan yang tepat untuk rancangan arsitektur. Yaitu perbandingan 1 : 1,618.
9
Gambar 10. Contoh Analogi Biologis
Germany Pavillion, atap pneumatik suatu bangunan Ekspo yang dapat diubah,
diperluas, digandakan, dipisah.
(Sumber : arch.mcgill.ca),
10
Gambar 12. Contoh Analogi Linguistik model Tatabahasa
Rumah panggung kayu dipahami sebagai rumah tinggal di daerah tropis lembab
(Sumber : rumah.com)
11
E. ANALOGI MEKANIK : Le Corbusier : Rumah adalah sebuah mesin yang dihuni.
Bangunan seperti mesin-mesin seyogyanya menyatakan apa sesungguhnya mereka dan
apa yang mereka lakukan, tidak menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan yang
tidak relevan dalam bentuk gaya-gaya.
Sebuah bangunan modern “harus setia pada diri sendiri, tembus pandang dan bersih dari
kedustaan atau hal-hal sepele untuk menyesuaikan dengan dunia mekanisasi dan
transportasi masa kini.
12
H. ANALOGI BAHASA POLA : Perancangan arsitektur merupakan tugas
mengidentifikasi pola-pola baku kebutuhan-kebutuhan dan jenis-jenis baku dari tempat-
tempat untuk memuaskan kebutuhan itu. Pendekatan tipologis/pola menganggap bahwa
hubungan lingkungan-perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan yang
digabungkan perancang untuk membuat sebuah bangunan atau suatu rona kota. Cth :
Pondok Lansia (Christopher Alexander)
Rangkuman :
Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas tersebut, dapat disarikan bahwa :
1. Menurut Holyoak & Thagard (dalam Zarzar, 2008), analogi merupakan
pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal
yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu
kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan.
2. Menurut Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan
arsitektur.
Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :
Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan
(identitas).
Metoda dalam penyelidikan arsitektur
Bahasa komunikasi sosial
Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi
maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi
dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.
3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan
analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur.
Dari proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual
yang telah dikenal sebelumnya.
4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat
arsitektur.
Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal
dari dua benda yang berbeda.
5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur.
Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana.
13
Daftar Pustaka :
Abel, Chris (1997), Architecture and Identity, Architectural Press, An imprint of
Butterworth-Heinemann
Broadbent, Geoffrey (1980), Design in Architecture
Duerk, Donna P (1993), Architectural Programming, Van Nostrand reinhold
Company, Inc - USA.
Snyder, Catanese (1979), Introduction to Architecture, edisi terjemahan bahasa
Indonesia, Erlangga
Zarzar, K. Moraes and Guney, A. (2008), Understanding Meaningful
Environments, IOS Press TU Delft
14