Anda di halaman 1dari 10

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

. (NOC) (NIC)
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Airway Management
Batasan Karakteristik : jam diharapkan mampu mempertahankan □ Buka jalan nafas menggunakan head tilt chin lift
□ Batuk yang tidak efektif kebersihan jalan nafas dengan kriteria : atau jaw thrust bila perlu
□ Dispnea NOC : □ Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
□ Gelisah Respiratory status : Airway Patency □ Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
□ Kesulitan verbalisasi □ Respirasi dalam batas normal nafas buatan (NPA, OPA, ETT, Ventilator)
□ Mata terbuka lebar □ Irama pernafasan teratur □ Lakukan fisioterpi dada jika perlu
□ Ortopnea □ Kedalaman pernafasan normal □ Bersihkan secret dengan suction bila diperlukan
□ Penurunan bunyi nafas □ Tidak ada akumulasi sputum □ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
□ Perubahan frekuensi nafas □ Batuk berkurang/hilang tambahan
□ Perubahan pola nafas □ Kolaborasi pemberian oksigen
□ Sianosis □ Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
□ Sputum dalam jumlah yang □ Monitor RR dan status oksigenasi (frekuensi,
berlebihan irama, kedalaman dan usaha dalam bernapas)
□ Suara nafas tambahan □ Anjurkan pasien untuk batuk efektif
□ Tidak ada batuk □ Berikan nebulizer jika diperlukan
Faktor yang berhubungan : Asthma Management
Lingkungan : □ Tentukan batas dasar respirasi sebagai pembanding
□ Perokok □ Bandingkan status sebelum dan selama dirawat di
□ Perokok pasif rumah sakit untuk mengetahui perubahan status
□ Terpajan asap pernapasan
Obstruksi jalan nafas : □ Monitor tanda dan gejala asma
□ Adanya jalan nafas buatan
□ Benda asing dalam jalan nafas □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan usaha
□ Eksudat dalam alveoli dalam bernapas
□ Hiperplasia pada dinding bronkus
□ Mukus berlebih
□ Penyakit paru obstruksi kronis
□ Sekresi yang tertahan
□ Spasme jalan nafas
Fisiologis :
□ Asma
□ Disfungsi neuromuskular
□ Infeksi
□ Jalan nafas alergik
2 Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC
Batasan Karakteristik : jam diharapkan pola nafas pasien teratur Oxygen Therapy
□ Bradipnea dengan kriteria : □ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
□ Dispnea NOC : □ Pertahankan jalan nafas yang paten
□ Fase ekspirasi memanjang Respiratory status : Ventilation □ Siapkan peralatan oksigenasi
□ Ortopnea □ Respirasi dalam batas normal (dewasa: □ Monitor aliran oksigen
□ Penggunaan otot bantu pernafasan 16-20x/menit) □ Monitor respirasi dan status O2
□ Penggunaan posisi tiga titik □ Irama pernafasan teratur □ Pertahankan posisi pasien
□ Peningkatan diameter anterior- □ Kedalaman pernafasan normal □ Monitor volume aliran oksigen dan jenis canul
posterior □ Suara perkusi dada normal (sonor) yang digunakan.
□ Penurunan kapasitas vital □ Retraksi otot dada □ Monitor keefektifan terapi oksigen yang telah
□ Penurunan tekanan ekspirasi □ Tidak terdapat orthopnea diberikan
□ Penurunan tekanan inspirasi □ Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
□ Penurunan ventilasi semenit □ Taktil fremitus normal antara dada kiri □ Monitor tingkat kecemasan pasien yang
□ Pernafasan bibir dan dada kanan kemungkinan diberikan terapi O2
□ Pernafasan cuping hidung □ Ekspansi dada simetris
□ Pernafasan ekskursi dada □ Tidak terdapat akumulasi sputum
□ Pola nafas abnormal (mis., irama, □ Tidak terdapat penggunaan otot bantu
frekuensi, kedalaman) napas
□ Takipnea

Faktor yang berhubungan


□ Ansietas
□ Cedera medulaspinalis
□ Deformitas dinding dada
□ Deformitas tulang
□ Disfungsi neuromuskular
□ Gangguan muskuluskeletal
□ Gangguan Neurologis (misalnya :
elektroenselopalogram(EEG)
positif, trauma kepala, gangguan
kejang)
□ Hiperventilasi
□ Imaturitas neurologis
□ Keletihan
□ Keletihan otot pernafasan
□ Nyeri
□ Obesitas
□ Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
□ Sindrom hipoventilasi
3 Risiko syok Setelah diberikan asuhan keperawatan selama NIC:
Faktor risiko : …..x…. jam diharapkan tidak terjadi syok Shock Prevention
□ Hipoksemia dengan kriteria hasil : □ Monitor tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
□ Hipoksia NOC: RR)
□ Hipotensi Shock Severity: Anaphylactic □ Posisikan pasien untuk memaksimalkan perfusi
□ Hipovolemia □ Tidak terjadi penurunan sistolik secara □ Perbaiki jalan napas pasien jika diperlukan
□ Infeksi drastis □ Monitor tanda-tanda kegagalan pernapasan (PaO2
□ Sepsis □ Tidak terjadi penurunan diastolik rendah, PaCO2 tinggi)
□ Sindrom respons inflamasi secara drastis □ Kolaborasi pemberian O2 atau ventilasi mekais
sistemik (systemic inflammatory □ Tidak terjadi peningkatan heart rate jika diperlukan
response syndrome (SIRS)) secara drastis □ Kolaborasi pemberian cairan infus
□ Tidak ada aritmia □ Lakukan pemeriksaan EKG pada pasien
□ Tidak ada suara napas tambahan Anaphylaxis Management
(wheezing dan stridor) □ Kolaborasi pemberian epinephrine yang
□ Tidak ada dispneu diencerkan 1:1000 disesuaikan dengan usia pasien
□ Edema berkurang/hilang □ Monitor tnda-tanda syok seperti kesulitan
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran bernapas, aritmia, kejang, dan hipotensi
NOC: □ Kolaborasi pemberian spasmolitik, anti histamin
Shock Severity: Cardiogenic atau kortikosteroid jika ada reaksi alergi (urtikaria,
□ MAP dalam batas normal (60-100) angioedema, atau bronkospasme)
□ Tidak terjadi penurunan tekanan Cardiac care
sistolik secara drastis □ Monitor status kardiovaskuler
□ Tidak terjadi penurunan tekanan □ Monitor pernapasan untuk tanda gejala dari gagal
diastolik secara drastis jantung
□ CRT < 3 detik □ Evaluasi kejadian nyeri dada sebelum masuk
□ Tidak terjadi peningkatan heart rate rumah sakit
secara drastis □ Lakukan pengkajian komperhensif pada sirkulasi
□ Nadi teraba kuat perifer
□ Nyeri dada berkurang □ Monitor hasil laboratorium (mis. elektrolit)
□ Tidak ada peningkatan RR secara Bleeding reduction
drastis □ Identifikasi penyebab perdarahan
□ Tidak ada sianosis □ Monitor jumlah perdarahan
□ Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas □ Monitor kadar hematokrit
normal □ Kolaborasi pemberian transfusi darah
NOC:
Shock Severity: Hypopholemic
□ MAP dalam batas normal (60-100)
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
sistolik secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Tidak terjadi peningkatan heart rate
secara drastis
□ CRT < 3 detik
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada peningkatan RR secara
drastis
□ Tidak ada sianosis
□ Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas
normal
□ Hematocrit dalam batas normal
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
NOC:
Shock Severity: Neurogenic
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
sistolik secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada perubahan RR secara drastis
□ Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas
normal
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Tidak terjadi penurunan suhu tubuh
NOC:
Shock Severity: Septic
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
sistolik secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada peningkatan RR secara
drastis
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Tidak terjadi perubahan suhu tubuh
secara drastis
4 Kekurangan volume cairan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Fluid Management
Batasan Karakteristik: …..x…. jam diharapkan masalah kekurangan □ Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan retensi
□ Haus volume cairan dapat teratasi dengan kriteria cairan (peningkatan BUN, penurunan hematokrit,
□ Kelemahan hasil : peningkatan osmolaritas urin)
□ Kulit kering NOC: □ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan nadi)
□ Membrane mukosa kering Fluid Balance □ Monitor hemodinamik status (MAP)
□ Peningkatan frekuensi nadi □ Tekanan darah dalam batas normal □ Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
□ Peningkatan hematokrit □ MAP dalam batas normal
□ Peningkatan konsentrasi urine □ Denyut nadi dalam batas normal Fluid Monitoring
□ Peningkatan suhu tubuh □ Tidak terjadi penurunan kesadaran □ Monitor input dan output cairan
□ Penurunan berat badan tiba-tiba □ Kadar hematocrit dalam batas normal
□ Penurunan haluaran urine □ Kadar serum elektrolit (BUN dan
□ Penurunan pengisian vena osmolaritas urin) dalam batas normal)
□ Penurunan tekanan darah □ Turgor kulit elastis
□ Penurunan tekanan nadi □ Intake dan output cairan 24 jam
□ Penurunan turgor kulit seimbang
□ Penurunan turgor lidah
□ Penurunan volume nadi
□ Perubahan status mental
Faktor yang berhubungan :
□ Kegagalan mekanisme regulasi
□ Kehilangan cairan aktif
5 Gangguan nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh berhubungan 1. Nutritional Status : Food and fluid Nutrition Management
dengan ketidakmampuan untuk Intake 1. Kaji adanya alergi makanan.
mengabsorpsi nutrisi, 2. Weight : Body Mass, yang 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
ketidakmam-puan untuk dibuktikan dengan indikator menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
mencerna makanan, faktor sebagai berikut: dibutuhkan pasien.
psikologis. (1-5 = tidak pernah, jarang, 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
kadang-kadang, sering, atau selalu) Fe.
Kriteria Hasil : 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
1. Adanya peningkatan berat badan dan vitamin C.
sesuai dengan tujuan. 5. Berikan substansi gula.
2. Berat badan ideal sesuai dengan 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi badan. tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
3. Mampu mengidentifikasi 7. Berikan makanan yang terpilih (sudah
kebutuhan nutrisi. dikonsultasikan dengan ahli gizi).
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi. 8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
5. Tidak terjadi penurunan berat makanan harian.
badan yang berarti. 9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan.
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal.
2. Monitor adanya penurunan berat badan.
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan.
4. Monitor interaksi anak atau orangtua selama
makan.
5. Monitor lingkungan selama makan.
6. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan.
7. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi.
8. Monitor turgor kulit.
9. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah.
10. Monitor mual dan muntah.
11. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht.
12. Monitor makanan kesukaan.
13. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.
14. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva.
15. Monitor kalori dan intake nuntrisi.
16. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet.

Anda mungkin juga menyukai