Anda di halaman 1dari 13

DASAR HUKUM

PENGELOLAAN BMN YANG BERASAL DARI


PELAKSANAAN KONTRAK KERJA SAMA
KEGIATAN USAHA HULU MIGAS
BUTIR PEMBAHASAN

1.
1. LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG

2.
2. PENGELOLAAN
PENGELOLAAN BMN
BMN HULU
HULU MIGAS
MIGAS

3.
3. DEFINISI
DEFINISI PEMANFAATAN
PEMANFAATAN BMN
BMN

4.
4. PENERIMAAN
PENERIMAAN NEGARA
NEGARA MIGAS
MIGAS
1.
1. LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG
1. Surat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 124/90/MEM.S/2019
tanggal 2 April 2019 hal Pemanfaatan BMN Eks KKS Terminasi
Permintaan kepada Menkeu untuk meninjau kembali rencana pengenaan Biaya
Pemanfaatan BMN Eks Terminasi.
2. Peraturan Menteri Keuangan No 89/PMK.06/2019 yang mulai berlaku tanggal 19
Juni 2019
Salah satu ketentuannya mengatur mengenai Pemanfaatan BMN Eks Terminasi.
3. Pernyataan resmi dari Indonesian Petroleum Association (IPA) melalui surat
kepada:
 Menteri Sekretaris Negara No. 313/BOD/19 tanggal 3 September 2019 hal
Masukan IPA Terkait Regulasi yang Menunjang Pertumbuhan Ekonomi;
 Surat Indonesian Petroleum Association kepada Menteri ESDM No. 376/BOD/19
tanggal 18 Oktober 2019 hal Penerapan Peraturan Menteri Keuangan No.
89/PMK.06/2019;
Yang pada prinsipnya menyatakan bahwa beberapa ketentuan dalam PMK 89:
 Menambah lapisan birokrasi
 Mengurangi minat investor asing di Indonesia
 BMN selama digunakan dalam kegiatan usaha hulu tidak dikenakan biaya
pemanfaatan
1. LATAR BELAKANG

4. Instruksi Presiden No. 7 tahun 2019 tgl 22 November 2019 tentang Percepatan
Kemudahan Berusaha
Presiden menginstruksikan kepada para pimpinan K/L untuk mengidentifikasi dan
mengkaji peraturan perundang-undangan yang dinilai menghambat kemudahan
berusaha dan investasi di masing-masing K/L.

5. Surat Kepala SKK Migas kepada Menteri Keuangan dan Menteri ESDM No. SRT-
0923.SKKMA0000/2019/S0 tgl 31 Desember 2019 hal Pemanfaatan/Pengelolaan
BMN Eks Terminasi
 Mengusulan pembebasan biaya Pemanfaatan BMN Eks Terminasi untuk
menggairahkan iklim investasi.
 BMN yang masih digunakan dalam kegiatan usaha hulu migas dikelola oleh SKK
Migas.

6. Surat Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas kepada DJKN-Kemenkeu dan Sekjen-
KESDM No. SRT-0923/SKKMA0000/2019/S0 tgl 31 Desember 2019
Penyampaian position paper pengelolaan BMN Hulu Migas sesuai ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
1. LATAR BELAKANG

7. Amanat Presiden RI kepada para Pimpinan K/L dalam Ratas tentang


Peningkatan Produksi Minyak Bumi Nasional tanggal 4 Maret 2020, yang risalah
rapatnya telah disampaikan oleh Sekretaris Kabinet melalui surat nomor
R-0050/Seskab/DKK/03/2020 tgl 10 Maret 2020
 Terus melakukan reformasi regulasi, penyederhaanan birokrasi, pemangkasan
aturan-aturan yang mengambat, pemberian insentif yang menarik, dan
pemberian sistem kontrak yang atraktif dalam rangka meningkatkan investasi
di hulu migas yang masih terus di bawah target dan peningkatan produksi
minyak bumi nasional.
 agar mengupayakan peningkatan produksi minyak bumi nasional dapat
terwujud.
2. PENGELOLAAN BMN HULU MIGAS

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 35 TAHUN 2004


TENTANG KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Pasal 78 ayat:
(1) Seluruh barang dan peralatan yang secara langsung digunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu yang
dibeli Kontraktor menjadi milik/kekayaan negara yang pembinaannya dilakukan oleh pemerintah
dan dikelola oleh Badan Pelaksana.
(4) Kontraktor dapat menggunakan barang dan peralatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
selama berlakunya Kontrak Kerja Sama.

Pasal 81 ayat:
(5) Pengelolaan barang dan peralatan yang dipergunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu
dilakukan oleh Badan Pelaksana.
(5) Dalam hal Kontrak Kerja Sama telah berakhir, barang dan peralatan Kontraktor wajib diserahkan
kepada pemerintah untuk ditetapkan kebijakan pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PERATURAN PEMERINTAH NO. 27 TAHUN 2017 TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN
DAN PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Pasal 4 ayat (1)


Seluruh barang dan peralatan yang dibeli oleh Kontraktor dalam rangka Operasi Perminyakan menjadi
barang milik negara yang pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah dan dikelola oleh SKK Migas.
2. PENGELOLAAN BMN HULU MIGAS

Salah satu dari beberapa hal penting dari PMK 135 tahun 2009 jo PMK 165 tahun
2010 yang kemudian tidak lagi dicantumkan di PMK 89 tahun 2019 adalah ketentuan
di Pasal 2, ayat 2, yang berbunyi:

a) Barang Milik Negara yang masih digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan


usaha hulu minyak dan gas bumi belum ditetapkan status penggunaannya.
 Ketentuan ini telah selaras dengan yang telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 Tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas
Bumi (“PP 35”) Pasal 81, ayat 1, yang berbunyi “Pengelolaan barang dan peralatan
yang dipergunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu dilakukan oleh Badan Pelaksana”.

b) Barang Milik Negara yang telah tidak digunakan dalam penyelenggaraan


kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi wajib diserahkan kepada Pemerintah
untuk ditetapkan status penggunaannya.”
 Ketentuan ini telah selaras dengan yang telah diatur dalam PP 35 Pasal 81, ayat 5,
yang berbunyi:
“Dalam hal Kontrak Kerja Sama telah berakhir, barang dan peralatan Kontraktor
wajib diserahkan kepada pemerintah untuk ditetapkan kebijakan
pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.”
3. DEFINISI PEMANFAATAN BMN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Pasal 1 angka 10
Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/ Daerah yang tidak digunakan
untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/ Lembaga/satuan kerja perangkat
daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak mengubah status
kepemilikan.
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 68 TAHUN 2015
TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pasal 2
tugas menyelenggarakan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempunyai
urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89 /PMK.06/2019
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
YANG BERASAL DARI PELAKSANAAN KONTRAK KERJA SAMA
KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
Pasal 1 angka 11
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang selanjutnya disebut Kementerian Teknis
adalah kementerian yang kewenangan, tugas, dan fungsinya meliputi
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
3. DEFINISI PEMANFAATAN BMN
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2014
TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
Pasal 1 angka 10
Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/ Daerah yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian / Lembaga/satuan kerja perangkat daerah
dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 78/PMK.06/2014 TENTANG


TATA CARA PELAKSANAAN PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA
Pasal 1 angka 9
Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasi BMN dengan tidak mengubah status
kepemilikan.

Prinsip Umum
Pasal 4 ayat (1)
Pemanfaatan BMN dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan negara.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89 /PMK.06/2019 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
YANG BERASAL DARI PELAKSANAAN KONTRAK KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
Pasal 1 angka: 18
18. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN Hulu Migas yang belum atau tidak digunakan
secara optimal dengan tidak mengubah status kepemilikan.
4. PENERIMAAN NEGARA MIGAS

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 35 TAHUN 2004


TENTANG KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI
Pasal 52 :
1) Kontraktor yang melaksanakan Kegiatan Usaha Hulu wajib membayar penerimaan Negara yang
berupa pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
3) penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas:
a. bagian Negara;
b. pungutan Negara yang berupa iuran tetap dan iuran eksplorasi dan Eksploitasi;
c. bonus-bonus.

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 68 TAHUN 2015


TENTANG KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pasal 9
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan minyak dan gas
bumi.

Pasal 10
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pengusahaan,
keteknikan, keselamatan kerja, lingkungan, dan pembangunan sarana dan prasarana tertentu, serta
pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak sektor minyak dan gas bumi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
4. PENERIMAAN NEGARA MIGAS

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 89 /PMK.06/2019 TENTANG


PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA YANG BERASAL DARI PELAKSANAAN
KONTRAK KERJA SAMA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

Pasal 1
23. Pemanfaatan BMN Eks Terminasi adalah Pemanfaatan BMN Hulu Migas eks
Kontraktor yang Kontrak Kerja Samanya telah berakhir dalam jangka waktu
tertentu oleh Kontraktor Alih Kelola penerus wilayah kerja yang sama,
dengan membayar biaya Pemanfaatan kepada negara.
24. Biaya Pemanfaatan adalah sejumlah uang yang disetorkan ke Kas Negara
oleh Kontraktor Alih Kelola atas Pemanfaatan BMN Eks Terminasi yang
ditetapkan oleh Pengelola Barang.
KESIMPULAN

1. Pengelolaan BMN yang masih dipergunakan dalam Kegiatan Usaha Hulu


Migas dilakukan oleh Badan Pelaksana.  PP 35/2004
2. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak digunakan untuk
Kegiatan Usaha Hulu.  PP 27/2014
3. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Kegiatan Usaha Hulu
Migas terdiri atas:
a. bagian Negara;
b. pungutan Negara yang berupa iuran tetap dan iuran eksplorasi dan Eksploitasi;
c. bonus-bonus.
 PP 35/2004

Diperlukan perubahan atas beberapa ketentuan dalam PMK 89


tahun 2019.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai