A1. PENDAHULUAN
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-LST-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 4
1.2 FILOSOFI DAN DASAR HUKUM ............................................................................................. 6
1.2.1 Dasar Hukum ...................................................................................................... 6
1.2.2 Gambaran Umum .............................................................................................. 7
1.2.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan .......................................................................... 7
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................... 8
1.4 RUANG LINGKUP ...................................................................................................................... 8
1.4.1 Uraian Kegiatan .................................................................................................. 8
1.4.2 Batasan Kegiatan ................................................................................................ 8
1.5 MANFAAT KEGIATAN PERENCANAAN ............................................................................... 9
1.6 HASIL KEGIATAN....................................................................................................................... 9
1.6.1 Keluaran (Output) .............................................................................................. 9
1.6.2 Hasil (Outcome) .................................................................................................. 9
1.7 JADWAL PELAKSANAAN ...................................................................................................... 10
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
o Sidoarjo
o Rusun Jabotabek
Dalam roadmap tersebut terlihat wilayah Kabupaten Bogor termasuk dalam
roadmap FEED dan DEDC untuk tahun 2011.
Dengan dasar latar belakang seperti yang disampaikan diatas, serta sebagai
langkah lanjutan dari studi kelayakan jaringan distribusi gas untuk konsumen
sektor rumah tangga yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bogor Dinas Pertambangan dan tertuang dalam ”Pekerjaan Penyusunan
Desain Pipa Gas Alam Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor” pada tahun
2006, maka Pemerintah Kabupaten Bogor memilih 6 Perumahan untuk
dilakukan kegiatan perencanaan, yang akan meliputi pembuatan FEED ( Front
end Engineering Design) dan DEDC (Detail Engineering Design for
Construction), Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta Dokumen Pelelangan
Pekerjaan. Hasil dari kegiatan perencanaan ini akan dijadikan sebagai acuan
oleh Kontraktor dalam pembangunan jaringan distribusi gas kota Bogor.
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1. LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Organisasi Pelaksana Pekerjaan
BAB III. Metodologi
BAB IV. Konseptual Desain
BAB V. Hasil Kajian Studli Kelayakan
BAB VI. Perkembangan dan Rencana Selanjutnya
2. LAPORAN PERTENGAHAN
Dokumen 1. Draft Front End Engineering Design (FEED)
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Metodologi
BAB III. Hasil Survey
BAB IV.1 Desain Basis Proses
IV.2 Desain Basis Sipil
IV.3 Desain Basis Perpipaan
IV.4 Desain Basis Instrumen
IV.5 Desain Basis Elektrikal
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Lampiran
PENDAHULUAN
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
A2. METODOLOGI
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-RPT-002
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
METODOLOGI ............................................................................................................................ 4
1.1 METODOLOGI UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................. 4
1.2 METODOLOGI UNTUK SETIAP TAHAPAN KEGIATAN ........................................... 7
1.2.1 Metodologi Pelaksanaan Survey & Pengumpulan Data ............................... 7
1.2.2 Metodologi Pelaksanaan FEED & DEDC .......................................................... 11
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
Persiapan
Tahap Studi
Literatur
Konsolidasi &
Koordinasi
Tahap Survei
Konsolidasi &
Koordinasi
Tahap Pembuatan
Sistem Prosedur
Tahap Pembuatan
Gambar
Tahap Penyusunan
Dokumen
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
2. Tahap Survey
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
8. Penyusunan dokumen:
a) Dokumen teknis
b) Dokumen ekonomis
c) Dokumen administrasi
d) Dokumen perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Dari metodologi umum pada Sub Bab 3.1. diatas, maka dapat dipilah-pilah
kembali kedalam metodologi yang lebih khusus. Dimana metodologi untuk
setiap tahapan-tahapan kegiatan tersebut meliputi :
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Tahapan ini merupakan langkah penting untuk melakukan verifikasi hasil studi
kelayakan (feasibility study) yang akan dijadikan referensi yang
menggambarkan rute jaringan gas yang akan dibangun dan kondisi rumah
Tangga. Hasil-hasil survey akan dijadikan salah satu data primer untuk langkah
awal pelaksanaan Front End Engineering (FEED) dan Detail Enginnering
Design for Construction (DEDC), yang harus dilakukan oleh konsultan
perencana pembangunan jaringan pipa pipa distribusi gas bumi untuk
Kabupaten Bogor. Pengumpulan data untuk menentukan rumah tangga
terpilih akan dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan Pengadaan Data
digital dan survei Topografi.
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
B. Tahap Pengolahan
B1. Menyamakan Sistem Koordinat Citra Satelit atau Foto Udara dengan
Peta Awal
C. Pengumpulan Data
i. Data Pipa Transmisi dan sumber gas yang ada, yaitu pencarian data
yang berkaitan dengan rencana peta jaringan pipa yang akan
direncanakan, berikut dengan karakteristik gas supply yang mengalir
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
energi.
E. Survey Lapangan
Survey Lapangan akan dilakukan pada tempat dan kondisi yang memang
tidak dimungkinkan diperoleh data dari instansi terkait, ataupun
dikarenakan diperlukannya data aktual, seperti misalnya :
i. Data utilitas dari instansi terkait dengan jalur yang akan digunakan
dalam konstruksi konstruksi jaringan pipa antara lain: PLN, PDAM,
Telkom, Dinas Pekerjaan Umum ,dll.
ii. Data kependudukan, antara lain melakukan pertemuan, koordinasi
dengan beberapa instansi dilapangan bahkan terjun dalam
masyarakat secara langsung. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan
beberapa data aktual, seperti data yang paling penting adalah data
Peminat yang menghendaki sambungan gas bumi, tapi juga perlu
data kondisi lapangan seperti misalnya untuk mengetahui jumlah
kepala keluarga di dalam suatu wilayah dilengkapi dengan lokasi
perumahan dan alamat, dimana data seperti ini tidak dapat diperoleh
hanya dari pengumpulan data atau studi literatur.
iii. Data Jalur Transmisi dan Distribusi yang ada dan terdekat serta
sumber gas yang terdekat termasuk Kapasitas yang ada, karakteristik
gas dan kemungkinan bisa tidaknya mensupplay gas untuk
keperluan rumah tangga.
iv. Data lingkungan pembangunan jaringan pipa gas Kabupaten Bogor.
Contoh : Prediksi perubahan lingkungan akibat dari konstruksi jalur
pipa gas terhadap kegiatan masyarakat, alam (polusi udara, air,
suara) saat pra dan pasce konstruksi.
Hasil survey dan pengumpulan data yang dilakukan, juga merupakan
verifikasi terhadap study awal yang digunakan sebagai referensi untuk
memberikan gambaran kondisi terakhir yang dapat digunakan sebagai
acuan perencanaan.
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Front End Engineering & Design (FEED) merupakan salah satu tahapan
penting dalam pendesainan suatu proyek dan dilakukan pada saat awal
proses keteknikan (engineering). Adapun tujuan dilakukannya desain
konseptual adalah untuk memberikan acuan agar desain yang dihasilkan
sesuai dengan sasaran yang diinginkan dan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada
tahapan pembuatan FEED ini ditentukannya sekitar 80% dari keseluruhan
biaya perencanaan konstruksi suatu proyek pembangunan jaringan pipa gas
distribusi ke rumah tangga. Berikut adalah metodologi yang digunakan :
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Konsep metodologi dari pembuatan FEED dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Dimana pembuatan FEED dimulai dari penetapan data-data, asumsi, standar-
standar serta metode yang akan digunakan dalam pendesainan. Variabel
tersebut mutlak dipersiapkan secara seksama dengan mengutamakan
keakuratan serta kesesuaian terhadap proses yang akan diaplikasikan.
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Spesifikasi
Data sheet
Desain Basis dan Gambar Process Flow Diagram (PFD)
Desain Basis dan Gambar Process & Instrument Diagram (P&ID)
Plot Plan General
Simulasi Proses Jaringan
Untuk alur kerja proses pembuatan PFD dan P&ID dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Gambar 1.7. Process Flow Diagram (PFD) Metering & Regulating Sector (MR/S)
Kode dan Standard yang akan diterapkan dalam pekerjaan pembuatan FEED
dan DEDC untuk jaringan pipa distribusi gas bumi untuk Kabupaten Bogor ini
antara lain adalah:
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
A.
B.
C.
D.
E.
-
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
C. Sipil
Berdasarkan hasil survey pengumpulan data ditempat/ instansi terkait
dan survey lapangan, seperti antara lain dan tidak terbatas pada hasil soil
investigation dan peta fungsi lahan, termasuk didalamnya pengumpulan
data dari jaringan infrastruktur serta utilitas yang sudah terbangun ( as-
built) serta bekerja sama dengan tim mekanikal/ perpipaan (yang
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Sementara itu untuk draft FEED dan DEDC, proses persetujuan dengan tim
teknis, dimulai dengan pengumpulan data yang diperlukan untuk
penyusunan basic design yang terdiri dari filosofi design, data-data dan
perhitungan, data material dan peralatan serta standard, code dan spesifikasi
yang berlaku. Basic design yang disusun berdasarkan analisa atas dokumen-
dokumen itu kemudian direview dan diverifikasi dan dilakukan perhitungan
pada jalur-jalur kritis. Jika memenuhi ketentuan keamanan dan code/standard
yang berlaku, maka proses dilanjutkan dengan pelaksanaan review atas
rincian dan perhitungan design (jika sudah dibuat). Jika hasil analisa ini
METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
START
YA
TIDAK
Codes, standard satified?
Safe?
YA
Design Approved
FINISH
METODOLOGI
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-LST-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
A General
1 JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Pendahuluan A4 1
2 JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Metodologi A4 1
3 JGB00-ALL-GEN-LST-001 Technical Document Register (TDR) A4 1
4 JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Prosedur Penomoran Dokumen A4 1
5 JGB00-ALL-GEN-PCD-002 SOP A4 1
6 JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Prosedur Hot Tapping A4 1
7 JGB00-ALL-GEN-PCD-004 Safety Procedure A4 1
8 JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Pengujian Hidrostatik A4 1
9 JGB00-ALL-GEN-PCD-006 Proteksi Katodik A4 1
10 JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Backfilling A4 1
11 JGB00-ALL-GEN-PCD-008 Basic Preliminary Survey A4 1
12 JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Desain Basis A4 1
13 JGB00-ALL-GEN-PCD-010 Teknik Menggambar A4 1
14 JGB00-ALL-GEN-PCD-011 Meter dan Regulator Station A4 1
15 JGB00-ALL-GEN-PCD-012 Offtake Station A4 1
16 JGB00-ALL-GEN-PCD-013 Pipa dan Aksesoris Material A4 1
17 JGB00-ALL-GEN-PCD-014 Prosedur Penurunan Pipa A4 1
18 JGB00-ALL-GEN-PCD-015 Prosedur Survei Konstruksi A4 1
Persiapan Dokumen Pekerjaan Pengadaan
19 JGB00-ALL-GEN-PCD-016 A4 1
dan Konstruksi
Persiapan Dokumen Rancangan Anggaran
20 JGB00-ALL-GEN-PCD-017 A4 1
Biaya
21 JGB00-ALL-GEN-PCD-018 Emergency Response Procedure A4 1
B Proses
1 JGB00-ALL-PRO-RPT-001 Desain Basis Proses A4 1
2 JGB00-ALL-PRO-DWG-001 BFD Jargas Bumi A3 1
3 JGB00-ALL-PRO-DWG-002 PFD MRS A3 1
4 JGB00-ALL-PRO-DWG-003 P&ID MRS A3 1
5 JGB00-ALL-PRO-DWG-004 Diagram Alir Jaringan Gas Kabupaten Bogor A3 1
C Sipil
1 JGB00-ALL-SIP-RPT-001 Desain Basis Sipil A4 1
2 JGB00-ALL-SIP-DWG-001 Standard Profil Penempatan Utilisasi A3 1
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
3 JGB00-ALL-SIP-DWG-002 Konsep Valve Box A3 1
4 JGB00-ALL-SIP-DWG-003 Perbaikan Pipa Gas dalam Tanah A3 1
5 JGB00-ALL-SIP-DWG-004 Standard Perlintasan dengan Jalan Raya A3 1
Standard Perlintasan dengan Saluran Air
6 JGB00-ALL-SIP-DWG-005 A3 1
Tertutup dan Terbuka
Standard Konstruksi Pipa Servis dari Pipa
7 JGB00-ALL-SIP-DWG-006 A3 1
Induk Sampai Kompor
8 JGB00-ALL-SIP-DWG-007 Standard Perlintasan dengan Sungai A3 1
Tipikal Detail Pemasangan Pipa Gas dalam
9 JGB00-ALL-SIP-DWG-008 A3 1
Tanah
10 JGB00-ALL-SIP-SPE-001 Spesifikasi untuk Sipil dan Struktur A4 1
Spesifikasi Umum untuk Perbaikan Galian
11 JGB00-ALL-SIP-SPE-002 A4 1
Pipa
12 JGB00-ALL-SIP-SPE-003 Spesifikasi untuk Marka Gas A4 1
Sipil Perumahan
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
26 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
27 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
28 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
29 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
30 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
31 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
32 JGB01-GCP-SIP-DWG-002 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
33 JGB03-HPJ-SIP-DWG-001 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
34 JGB03-HPJ-SIP-DWG-002 A3 1
Servis
35 JGB03-HPJ-SIP-DWG-003 Rencana Instalasi Jalur Pipa Gas A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
36 JGB03-HPJ-SIP-DWG-004 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
37 JGB03-HPJ-SIP-DWG-005-SHEET 1 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
38 JGB03-HPJ-SIP-DWG-005-SHEET 2 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
39 JGB03-HPJ-SIP-DWG-006 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
40 JGB01-PSI-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
41 JGB01-PSI-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
42 JGB01-SPP-SIP-DWG-001 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
43 JGB02-BCE-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
44 JGB02-BCE-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
45 JGB02-BCE-SIP-DWG-002-SHEET 1 A3 1
Servis
46 JGB02-BCE-SIP-DWG-002-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
47 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 1 A3 1
Servis
48 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
49 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
50 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
51 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
52 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
53 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 4 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
54 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 5 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
55 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 6 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
56 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 7 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
59 JGB00-STD-SIP-DWG-004 Standar Perlintasan dengan Jalan Raya A3 1
60 JGB00-STD-SIP-DWG-005 Standar Perlintasan dengan Sungai A3 1
Standar Perlintasan dengan Saluran Air
61 JGB00-STD-SIP-DWG-006 A3 1
terbuka dan tertutup
Standar Konstruksi Pipa Service dari Pipa
62 JGB00-STD-SIP-DWG-007 A3 1
Induk Sampai Kompor
63 JGB00-STD-SIP-DWG-008 Standar Marker Post A3 1
64 JGB00-STD-SIP-DWG-009 Konsep Valve Box A3 1
65 JGB00-STD-SIP-DWG-010 Standar Papan Tanda Pengaman Proyek A3 1
66 JGB00-STD-SIP-DWG-011 Standar Papan Nama Proyek A3 1
67 JGB00-STD-SIP-DWG-012 Standar Instalasi Pipa Gas Untuk Pelanggan A3 1
68 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 1 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
69 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 2 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
70 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 3 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
71 JGB00-STD-SIP-DWG-014 Regulator Sector A3 1
D Perpipaan
1 JGB00-ALL-PIP-RPT-001 Desain Basis Perpipaan A4 1
2 JGB00-ALL-PIP-DWG-001 Perpipaan Detail Pemasangan A3 1
3 JGB00-ALL-PIP-DWG-002 Gas Meter Rumah Tangga A3 1
4 JGB00-ALL-PIP-DWG-003 Regulator Sektor A3 1
5 JGB00-ALL-PIP-DWG-004 Standard Instalasi Pipa Gas untuk Pelanggan A3 1
Standard Instalasi Pipa Gas (Sifon dan Valve
6 JGB00-ALL-PIP-DWG-005 A3 1
dengan Spindle)
Detail Koneksi Pipa Servis PE dengan Pipa
7 JGB00-ALL-PIP-DWG-006 A3 1
Baja dan Ductile Iron
8 JGB00-ALL-PIP-SPE-001 Spesifikasi Material Pipa A4 1
E Instrumentasi
1 JGB00-ALL-INS-RPT-001 Desain Basis Instrumentasi A4 1
2 JGB00-ALL-INS-DWG-001 Gambar Standard untuk Piping A3 1
3 JGB00-ALL-INS-DWG-002 Gambar Standard untuk Piping A3 1
Spesifikasi Gas Metering dan Regulator
4 JGB00-ALL-INS-SPE-001 A4 1
Rumah Tangga
F Elektrikal
1 JGB00-ALL-ELE-RPT-001 Desain Basis Elektrikal A4 1
2 JGB00-ALL-ELE-DWG-001 Single Line Diagram Shelter Penghubung A3 1
3 JGB00-ALL-ELE-DWG-002 Grounding Cable Layout A3 1
4 JGB00-ALL-ELE-DWG-003 Lighting Layout Gas MRS A3 1
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
5 JGB00-ALL-ELE-DWG-004 Perlindungan Katodik - Sacrificial Anode A3 1
Spesifikasi Sistem Proteksi Katodik Sacrificial
6 JGB00-ALL-ELE-SPE-001 A4 1
Anode
7 JGB00-ALL-ELE-SPE-002 Spesifikasi Pekerjaan Listrik A4 1
8 JGB00-ALL-ELE-SPE-003 Spesifikasi UPS A4 1
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
23 JGB00-ALL-RJP-DWG-001 A3 1
Kabupaten Bogor 1
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
24 JGB00-ALL-RJP-DWG-002 A3 1
Kabupaten Bogor 2
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
25 JGB00-ALL-RJP-DWG-003 A3 1
Kabupaten Bogor 3
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
26 JGB00-ALL-RJP-DWG-004 A3 1
Kabupaten Bogor 4
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
27 JGB00-ALL-RJP-DWG-005 A3 1
Kabupaten Bogor 5
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
28 JGB00-ALL-RJP-DWG-006 A3 1
Kabupaten Bogor 6
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
29 JGB00-ALL-RJP-DWG-007 A3 1
Kabupaten Bogor 7
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
30 JGB00-ALL-RJP-DWG-008 A3 1
Kabupaten Bogor 8
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
31 JGB00-ALL-RJP-DWG-009 A3 1
Kabupaten Bogor 9
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
32 JGB00-ALL-RJP-DWG-010 A3 1
Kabupaten Bogor 10
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
33 JGB00-ALL-RJP-DWG-011 A3 1
Kabupaten Bogor 11
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
34 JGB00-ALL-RJP-DWG-012 A3 1
Kabupaten Bogor 12
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
35 JGB00-ALL-RJP-DWG-013 A3 1
Kabupaten Bogor 13
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
36 JGB00-ALL-RJP-DWG-014 A3 1
Kabupaten Bogor 14
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
37 JGB00-ALL-RJP-DWG-015 A3 1
Kabupaten Bogor 15
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
38 JGB00-ALL-RJP-DWG-016 A3 1
Kabupaten Bogor 16
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
39 JGB00-ALL-RJP-DWG-017 A3 1
Kabupaten Bogor 17
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Pondok
40 JGB01-PSI-RJP-DWG-001 A3 1
Sukahati Indah
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Surya
41 JGB01-SPP-RJP-DWG-001 A3 1
Praja Permai
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
42 JGB01-BCE-RJP-DWG-001 A3 1
Cibinong Endah 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
43 JGB01-BCE-RJP-DWG-002 A3 1
Cibinong Endah 2
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
44 JGB01-BCE-RJP-DWG-003 A3 1
Cibinong Endah 3
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bojong
45 JGB01-BDB-RJP-DWG-001 A3 1
Depok Baru
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Graha
46 JGB02-GCP-RJP-DWG-001 A3 1
Cipta Permai 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Graha
47 JGB02-GCP-RJP-DWG-002 A3 1
Cipta Permai 2
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan
48 JGB02-CGA-RJP-DWG-001 A3 1
Cibinong Griya Asri 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan
49 JGB02-CGA-RJP-DWG-002 A3 1
Cibinong Griya Asri 2
TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Kelurahan
50 JGB03-HPJ-RJP-DWG-001 A3 1
Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
51 JGB03-HPJ-RJP-DWG-002 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
52 JGB03-HPJ-RJP-DWG-003 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
53 JGB03-HPJ-RJP-DWG-004 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
54 JGB03-HPJ-RJP-DWG-005 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
55 JGB03-HPJ-RJP-DWG-006 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
H Datasheet
1 JGB001-ALL-SHEET-001 Emergency Shut Down Valve A4 1
2 JGB001-ALL-SHEET-002 Pressure Control Valve A4 1
3 JGB001-ALL-SHEET-003 Scrubber A4 1
4 JGB001-ALL-SHEET-004 Gas Filter MRS A4 1
5 JGB001-ALL-SHEET-005 MP Regulator A4 1
6 JGB001-ALL-SHEET-006 Gas Turbine Meter A4 1
7 JGB001-ALL-SHEET-007 Regulator RS A4 1
8 JGB001-ALL-SHEET-008 Pressure Gauge A4 1
9 JGB001-ALL-SHEET-009 Pressure Transmitter A4 1
10 JGB001-ALL-SHEET-010 Diff. Pressure Transmitter A4 1
11 JGB001-ALL-SHEET-011 Thermocouple, RTD, Thermowell & Testwell A4 1
12 JGB001-ALL-SHEET-012 Temperature Gauge dan Well A4 1
13 JGB001-ALL-SHEET-013 Temperature Transmitter A4 1
14 JGB001-ALL-SHEET-014 3 (three) Pen Recorder A4 1
15 JGB001-ALL-SHEET-015 Gas Meter A4 1
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 TUJUAN
Semua dokumen teknis yang harus dikeluarkan untuk Proyek Jaringan Gas Bumi
untuk Rumah Tangga di Kabupaten Bogor harus dinomori sesuai dengan
dokumen ini. Ini termasuk dokumen, gambar, lembar data, lembar perhitungan,
spesifikasi, dan Data Vendor.
Dokumen yang sudah diberi nomor akan dipertahankan sepanjang durasi
proyek. Dokumen yang direvisi dan diganti, harus memiliki status yang
ditunjukkan di Lembar Kontrol Detail Engineering dan tidak akan dipergunakan
kembali.
1.2 DEFINISI
Index Revisi
Index revisi adalah tanda yang ditunjukkan untuk untuk mengidentifikasi revisi
terkini dari dokumen. Tanda revisi akan mengubah setiap isi dokumen. Tanda
revisi akan muncul di Kotak Revisi pada judul dokumen, tetapi dalam kotak yang
terpisah.
Status Dokumen
Tanda ini ditujukan untuk menunjukkan status kerja seperti "Dikeluarkan untuk
Review", "Dikeluarkan Persetujuan", "Disetujui untuk Tender", "Untuk Informasi"
dll untuk dokumen dan gambar. Status dokumen juga akan muncul di Kotak
Revisi judul dokumen / gambar, tetapi dalam kotak yang terpisah
Urutan Identifikasi
Tipe Dokumen
Kode Disiplin
Kode Area
Kode Referensi Proyek
Tanda ini harus dipisahkan oleh tanda hubung. Karakter ini hanya dapat
digunakan sebagai karakter pemisah.
Pada situasi tertentu, saat dokumen proyek dibatalkan, karena persyaratan teknik,
maka nomor dokumen harus dibatalkan dan tidak akan digunakan untuk
dokumen lain
Kode Referensi Proyek
Kode Referensi Proyek untuk proyek ini :
Kode Deskripsi
JGB00 Jaringan Gas Bogor keseluruhan (umum)
JGB01 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Sukahati
JGB02 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Tengah
JGB03 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Harapan Jaya
Kode Area
Kode Area untuk proyek ini adalah sebagai berikut:
Kode Deskripsi
ALL Keseluruhan perumahan (umum)
SHI Kelurahan Sukahati
TGH Kelurahan Tengah
HPJ Kelurahan Harapan Jaya
CGA Perumahan Cibinong Griya Asri
BCI Perumahan Bumi Cibinong Indah
PSI Perumahan Pondok Sukahati Indah
SPP Perumahan Surya Praja Permai
GCP Perumahan Graha Cipta Permai
BDB Perumahan Bojong Depok Baru
Kode Disiplin
Kode Disiplin untuk proyek ini adalah sebagai berikut:
Kode Disiplin Disiplin
GEN General/Umum
PRO Process
MEC Mekanikal
PIP Piping
SIP Sipil
INS Instrumentation
ELE Electrical
SAF Safety, Health and Environment
SPE Spesifikasi
MIN Minat
RJP Rencana Jalur Pipa
Tipe Dokumen
Deskripsi dibawah ini menjelaskan tipe dukumen yang ada di judul gambar dan
daftar dokumen; kata kunci tipe dokumen adalah sebagai berikut:
Tipe Dokumen Disiplin
RPT Report
PCD Procedure
LST List
CAL Calculation Sheet
DS Data Sheet
SPC Specifications
DWG Drawing
GEN General
SD Standard Drawing
MTO Material Take Off
Urutan Identifikasi:
Tiga digit angka harus ditunjukkan untuk menjelaskan setiap dokumen saat
urutan awal dokumen - dokumen ini dihasilkan, dimulai dari 001 yang merujuk
dengan urutan kode – kode sebelumnya seperti kode proyek, kode area, kode
disiplin, dan tipe dokumen.
Nomor Lembaran
Satu digit angka digunakan untuk menunjukkan nomer dokumen : 1, 2, 3, dsb
dalam teknikal dokumen resmi.
Urutan Identifikasi
Tipe Dokumen (Lihat
bagian 3.3)
Kode Disiplin (Lihat
bagian 3.2)
Isi V
Kode Referensi Project
Semua Dokumen dan Gambar harus mengandung “Index Revisi” per setiap detil
yang diberikan. Index Revisi harus dimunculkan di kotak terpisah pada kolom
“revisi” di kotak judul.
Index Revisi :
Setiap dokumen hars dimunculkan pada huruf revisi index dimulai dari “A” (yaitu.
A, B, C, D, E) untuk revisi status.
Ketika Client mengambil tahap IFA, huruf tunggal harus dimunculkan dengan
identifikasi 0 (IFB) sebagai status revisi.
Seluruh dokumen dan gambar harus ditandai dan ditanggali dengan lokasi yang
cocok dengan pembuat dan pengecek pada setiap revisi saat tahapan
“pengajuan”. Pada tahap IFB, dokumen dan gambar pada kategori Client
Approval didesain oleh Client.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-002
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1 UMUM ....................................................................................................................... 6
1.1 PENGERTIAN UMUM ................................................................................................. 6
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................................ 6
1.3 LINGKUP OPERASIONAL .......................................................................................... 6
1.3.1 Pekerjaan Phisik Jaringan Distribusi Gas Bumi................................. 6
1.3.2 Perijinan .......................................................................................................... 7
1.3.3 Gambar Kerja ................................................................................................ 7
1.3.4 Standar dan Spesifikasi ............................................................................... 8
1.3.5 HSE (Health, Safety, and Environment) ................................................ 8
1.3.6 Mutu................................................................................................................. 9
1.3.7 Rencana Kerja Pelaksanaan .................................................................... 9
1.3.8 Pelaporan ..................................................................................................... 10
1.3.9 Waktu Kerja ................................................................................................ 10
2 PEKERJAAN PERSIAPAN .................................................................................... 11
2.1 DIREKSI KEET DAN PAPAN NAMA PROYEK ................................................... 11
2.2 PENGUKURAN DAN PEMATOKAN .................................................................... 11
2.3 PEMBERSIHAN TRASE............................................................................................. 12
2.4 PENGAMANAN ........................................................................................................ 12
3 PEKERJAAN PENGADAAN & PENANGANAN MATERIAL ......................... 14
3.1 PENYEDIAAN MATERIAL ....................................................................................... 14
3.2 PENGANGKUTAN MATERIAL .............................................................................. 14
3.3 PENYIMPANAN MATERIAL ................................................................................... 15
4 PEKERJAAN PENGGALIAN ............................................................................... 16
4.1 SYARAT-SYARAT PENGGALIAN ........................................................................... 16
4.2 BENTUK GALIAN...................................................................................................... 16
4.3 ARAH JALUR GALIAN ............................................................................................ 17
4.4 PERSIMPANGAN DENGAN UTILITAS LAIN ...................................................... 18
4.5 PENGGALIAN UNTUK PENEMPATAN VALVE ................................................ 19
4.6 KONDISI-KONDISI KHUSUS ................................................................................... 19
5 PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA.............................................................. 20
5.1 STANDAR PENYAMBUNGAN............................................................................... 20
5.2 PENYAMBUNGAN FUSI HARUS DILAKUKAN DENGAN PERKAKAS DAN
PROSEDUR YANG TELAH DISETUJUI OLEH PROYEK DAN MENGIKUTI
SALAH SATU METODE BERIKUT ......................................................................... 20
1 UMUM
1.1 PENGERTIAN UMUM
1.2.1 Agar pelaksana tugas baik dari Penyedia barang/jasa maupun Direksi
Pengawas (pihak Pemilik Proyek) mempunyai pedoman dan
pemahaman yang sama dalam pelaksanaan proyek termaksud.
1.2.2 Dengan adanya SOP, bisa diketahui dengan jelas ruang lingkup
pekerjaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan, sehingga keraguan/kesimpang-
siuran penafsiran dari petugas-petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek tersebut bisa dihilangkan, atau paling tidak bisa dikurangi.
1.2.3 Untuk menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan, dan meningkatkan
efisiensi dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan sehingga bisa
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan target yang akan dicapai,
dikarenakan adanya petunjuk atau SOP yang sudah dibakukan
tersebut.
adalah:
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pengadaan dan Penanganan Material
Pekerjaan Bongkaran dan Galian
Pekerjaan Penyambungan Pipa
Pekerjaan Penurunan Pipa, Perlindungan Khusus Valve dan
Pengeboran
Pekerjaan Pengurugan dan Pembersihan
Pekerjaan Pengujian
Pekerjaan Bangunan
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Khusus
1.3.2 Perijinan
Sebelum memulai pekerjaan atau memasuki daerah tertentu, Penyedia
barang/Jasa wajib meminta atau persetujuan guna pemasangan pipa
gas bertekanan dari Instansi-Instansi Pemerintah yang terkait, seperti
Pemerintah Daerah, Kantor Wilayah dan sebagainya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di wilayah setempat. Proyek/Pemberi
Tugas akan membantu dalam pengurusan ijin-ijin tersebut yang mana
penyelesaian maupun biayanya tetap merupakan beban dan tanggung
jawab Penyedia barang/jasa. Keterlambatan dalam perolehan ijin-ijin
tidak bisa dijadikan alasan oleh Penyedia Barang dan Jasa untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
Apabila jalur pemasangan pipa memotong jalan keluar/masuk atau
pekarangan rumah, kantor atau bangunan/fasilitas lainnya, maka
Penyedia barang/Jasa harus memberitahukan pemiliknya sebelum
dilakukan penggalian untuk mendapatkan persetujuan Pemilik.
1.3.3 Gambar Kerja
Gambar-gambar yang terlampir dalam Dokumen Kontrak dan diberikan
ke Penyedia barang/Jasa selama pelaksanaan pekerjaan adalah
merupakan bagian dari Dokumen Kontrak sehingga merupakan hal
yang mengikat bagi penyedia Barang/Jasa.
Penyedia barang/Jasa harus memeriksa dengan teliti gambar-gambar
dalam dokumen yang telah diterima dari Pemberi Tugas atau Direksi
Pengawas dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan dan bila
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 7 of 38
1.3.6 Mutu
Semua jenis material dan peralatan yang akan atau harus disupply
oleh Penyedia barang/ jasa harus sesuai dengan mutu/kualitas yang
telah ditentukan dan mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
Untuk pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
membuat Rencana Kualitas Proyek (Project Quality Plant) yang diketahui
dan disetujui oleh Pengguna Jasa atau PPK, sebelum Penyedia
Barang/Jasa melaksanakan pekerjaan untuk proyek Pembangunan
Jaringan Distribusi Gas Bumi tersebut.
1.3.7 Rencana Kerja Pelaksanaan
i) Rencana Kerja
Penyedia barang/jasa harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
dan jadwal secara menyeluruh dan terperinci, baik pekerjaan utama,
sementara maupun pengadaan tenaga, material dan peralatan sesuai
dengan waktu/ schedule yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Penyedia barang/jasa harus selalu mengevaluasi, merubah atau
memperbaiki jadwal kerja setiap bulan sekali dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas, jika ada perubahan. Perubahan-
perubahan yang terjadi tetap merupakan tanggung jawab penyedia
barang dan jasa kecuali yang diakibatkan “force majeur”.
ii) Bagan Organisasi
Penyedia barang/jasa wajib menyerahkan bagan organisasi lapangan
berikut personilnya yang lengkap demi terlaksananya pekerjaan dengan
baik.
Bagan organisasi tersebut antara lain mencakup:
a) Manager Lapangan
b) Pengawas Pekerjaan Pemasangan Pipa
c) Pengawas Pekerjaan Sipil
d) Tenaga Adminsitrasi, Keuangan dan Logistik
e) Tenaga Keamanan
f) Koordinator Peralatan, Kendaraan dan Transportasi.
g) Tukang Las (welder) bersertifikat
Penunjukan personil lapangan harus diberitahukan kepada Direksi
Pengawas. Bilaselama pelaksanaan dinilai bahwa personil tersebut tidak
mampu melaksanakan pekerjaan, maka Direksi Pengawas berhak
memberhentikan dan penyedia barang dan jasa harus segera
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 9 of 38
2 PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 DIREKSI KEET DAN PAPAN NAMA PROYEK
a) Direksi Keet
Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan Direksi keet/ Site Office yang
digunakan sebagai kantor lapangan. Direksi Keet harus ditempatkan pada lokasi
yang sedemikian rupa di lokasi proyek sehingga mobilisasi tenaga, material dan
peralatan mudah dilaksanakan selama masa konstruksi.
Selain menyediakan direksi keet, kontraktor agar menyediakan gudang tertutup
untuk kebutuhan penyimpanan material, peralatan serta barang-barang lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Ukuran gudang adalah
sedemikian rupa sehingga cukup untuk menyimpan semua barang-barang
kebutuhan proyek sesuai kebutuhan proyek. Setelah semua pekerjaan telah
selesai dikerjakan, maka direksi keet dan bangunan lainnya harus dibongkar dan
boleh dimiliki oleh Kontraktor.
b) Papan Nama Proyek
Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek di
depan Direksi Keet pada tempat yang mudah dilihat oleh umum. Ukuran, bentuk
dan spesifikasi akan ditentukan kemudian oleh Pemberi tugas. Bila pekerjaan
sudah selesai, maka Kontraktor harus membongkar papan nama proyek
tersebut.
c) Kebutuhan Air dan Listrik
Penyedia Barang/Jasa agar menyediakan, dengan biayanya sendiri, listrik dan
penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan, serta air
kerja dan air minum atau air bersih untuk pegawai/petugas pelaksanaan proyek.
menunjukkan as jalur pipa gas. Marka gas dipasang pula pada tempat-tempat
khusus seperti crossing jalan, sungai, perubahan arah (elbow) dan sebagainya.
Keamanan marka gas yang sudah terpasang harus terjamin dalam arti tidak
mudah hilang, dan cukup kuat.
Detail marka gas lihat dalam standard drawing.
Tempat di sepanjang jalur pemasangan pipa gas harus dibersihkan dari pohon-
pohon, semak-semak, dan rintangan lain supaya pelaksanaan pemasangan pipa
gas dapat dilaksanakan dengan mudah dan baik. Apabila jalur pipa melalui
daerah pertamanan atau jalur hijau yang penuh dengan rintangan, maka hanya
tempat yang benar–benar diperlukan untuk pipa yang harus digali.
Akar-akar pohon yang terlihat didalam lubang galian harus dipotong dan
dibersihkan sehingga keamanan pipa terjamin dengan baik. Bila terjadi
pemotongan pohon baik milik Negara maupun milik masyarakat, maka sebelum
melakukan pemotongan Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pelaksana untuk mendapat persetujuan.
2.4 PENGAMANAN
(satu) meter. Ujung pipa yang keluar kendaraan harus diberikan tanda yang
mudah dilihat oleh pengemudi kendaraan lain, dengan maksud pengamanan
dan pipa harus diletakkan di atas balok atau bahan lain dan tidak diperkenankan
diletakkan diatas kendaraan tanpa alas untuk menghindari kemungkinan
kerusakan. Pipa PE harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung.
4 PEKERJAAN PENGGALIAN
4.1 SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
i. Dasar Galian
Dasar galian harus benar-benar rata dan bebas dari segala macam kotoran
seperti batu-batuan, akar, kayu, sampah dan sebagainya. Pada bagian
tanah berbatu atau tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi Pengawas,
galian harus diurug pasir sedalam 15 cm sebagai alas pipa sesuai ketentuan
tersebut diatas.
Direksi Pengawas akan memeriksa lubang galian dan bila tidak memenuhi
syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau kebersihannya kurang,
maka Kontraktor wajib memperbaiki galian tersebut.
arah dapat digunakan natural bend dan tidak perlu elbow atau sebaliknya, maka
untuk pelaksanaannya harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pelaksana.
a. Di Bawah Tanah
Bila pipa gas bersimpangan atau sejajar dengan utilitas lain, maka pipa harus
dipasang dengan jarak 250 mm dari utilitas tersebut sesuai standar drawing. Jadi
dimungkinkan kedalaman tanah yang digali melebihi ketentuan pada pasal 4.2.
Untuk kondisi seperti ini Penyedia barang dan jasa harus memperhatikan hal
tersebut.
Pada saat penggalian, utilitas umum dibawah tanah harus diamankan. Segala
kerusakan yang timbul pada utilitas tersebut karena penggalian merupakan
tanggung jawab Kontraktor. Bila diperlukan untuk memindahkan sementara,
Penyedia Barang/Jasa harus meminta ijin dari instansi yang berwenang dengan
catatan akan segera diperbaiki bila pipa telah selesai dipasang.
Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan merusak saluran-saluran air yang
ada pada jalur penggalian. Dalam keadaan yang terpaksa dan seijin Direksi
Pengawas, Kontraktor dapat melakukannya dengan tujuan memudahkan
penggalian dan harus disediakan fasilitas sementara untuk memindahkan aliran
air. Bila pemasangan pipa telah dilaksanakan, maka aliran air harus dipindahkan
kembali seperti keadaan semula, Semua biaya yang timbul untuk mengatasi hal
seperti dijelaskan diatas merupakan beban Kontraktor.
b. Di Atas Tanah
Bila di atas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon atau sarana
lainnya, maka Kontraktor agar mengamankannya dengan mengadakan dan
memasang penyangga atau memindahkan untuk sementara atas seijin instansi
yang berwenang dengan catatan akan segera diperbaiki seperti keadaan
semula bila pemasangan pipa telah dilaksanakan.
c. Saluran Air
Tanpa seijin Direksi Pengawas, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
perusakan pada saluran-saluran air yang ada disekitar tempat pemasangan pipa
gas. Dalam keadaan terpaksa, dengan memudahkan penggalian dan
pemasangan pipa gas, aliran air dapat dipindahkan untuk sementara dengan
catatan bahwa setelah pemasangan pipa selesai, aliran tersebut dapat
dikembalikan seperti keadaan semula.
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 18 of 38
Standar yang digunakan untuk pipa PE adalah Standar Nasional Indonesia (SNI)
13-3507-1994 Konstruksi Sistem Pipa Polyethylene untuk gas bumi, kecuali
ditetapkan lain oleh Ditjen MIGAS. Kontraktor diharuskan mengikuti
sepenuhnya ketentuan yang tercantum pada standar tersebut.
a. Penyediaan Operator
Mengingat pentingnya operator PE dalam menyelesaikan pemasangan jaringan
pipa maka adalah mutlak bahwa Kontraktor harus memiliki operator PE yang
telah mempunyai sertifikat dari MIGAS, dalam jumlah yang cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan.
b. Pengetesan Operator
Sebelum operator yang dimaksud mulai melaksanakan tugasnya, mereka harus
lulus dari suatu “Fusion Qualification Test” yang dilakukan Ditjen MIGAS. Testing
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan teknis dari operator-
operator tersebut.
Testing tersebut akan dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan
pipa yang disediakan oleh Ditjen MIGAS dengan menggunakan prosedur
penyambungan yang telah disetujui. Selanjutnya hasil penyambungan dari
setiap operator akan diperiksa dengan tekanan udara atau cara lain yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas.
c. Pengetesan Ulang
Pemilik mempunyai hak untuk mengadakan pengetesan ulang dari operator
yang ada, bila hal tersebut dianggap perlu. Selanjutnya Pemilik juga mempunyai
hak untuk menghentikan pekerjaan atau mencabut ijin kerja dari seorang
operator yang hasil kerjanya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya
yang ditimbulkan karena hal tersebut diatas menjadi beban dari Penyedia
Barang dan Jasa/kontraktor.
c) Ujung-ujung pipa yang akan disambung, satu sama lainnya harus rata
sehingga apabila kedua ujung tersebut dipertemukan, maka tidak akan ada
kelihatan celah tembus pandang pada sekeliling pertemuan kedua ujung
tadi.
d) Ujung-ujung benar-benar bulat sebelum penyambungan dilaksanakan.
Apabila ternyata ada perubahan bentuk pada salah satu atau kedua ujung
yang akan disambungkan, maka kedua ujung tersebut terlebih dahulu harus
dibulatkan dengan mempergunakan “Rerounding Tool “ sehingga coupler
dapat dimasukkan dengan mudah dan bebas untuk diputar atau digeser.
e) Kedua ujung harus dibersihkan dari oli, minyak dan sejenisnya dengan
mempergunakan pelarut seperti alkohol, spirtus dan pelarut lainnya.
f) Setiap ujung yang akan disambungkan, permukaan luarnya harus dikerik
(discrap) dengan mempergunakan scrapper, dan juga harus benar-benar
kering.
Meskipun sambungan telah selesai dilaksanakan dengan hasil baik namun clamp
belum boleh dilepas atau digerakkan sebelum sambungan itu cukup dingin.
Sambungan masih harus didinginkan selama waktu tertentu menurut jenis dan
diameternya (lihat nama plat masing-masing merek).
Disini diberikan contoh lama pendinginan waktu minimum yang dibutuhkan
sebagai berikut :
Diameter Waktu yang dibutuhan Catatan
20 mm – 32 mm 10 menit
40 mm - 50 mm 15 menit
63 mm - 90 mm 20 menit
Lebih besar dari 90 30 menit
mm
Untuk saddle 10 menit Keperluan
Minimal
a) Besarnya mismatch yang diijinkan antara dua pipa yang akan disambung
didalam mesin penyambung, maksimum 1 (satu) mm pada setiap titik
sekeliling pipa.
b) Mismatch yang diijinkan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 180
(seratus delapan puluh) mm maksimum 10 % dari tebal dinding pipa.
c) Semua bead lasan luar (external weld beads) harus dilepas dengan alat yang
standar dan diperiksa.
d) Bead harus diberi nomor yang ditulis pada sambungan pipa dengan
permanen maker dan dibuatkan laporan tersendiri untuk pemeriksaan
pengawas Direksi Pengawas. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan terhadap
semua Sambungan Fusi Butt.
Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan sudah terletak di dalam lubang
galian, harus ditutup dengan plug atau cap atau cara lain yang disetujui oleh
Proyek, untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran yang berupa batu, kayu,
sampah dan juga air serta binatang. Tutup tersebut baru boleh dilepas apabila
pekerjaan akan dilaksanakan
Pemasangan Valve
Valve (kerangan) yang akan dipasang pada saluran pipa ini adalah Ball Valve
yang penempatannya seperti terlihat dalam gambar rencana atau ditetapkan
oleh Pemberi Tugas.
Pengeboran
Penyeberangan dengan jalan pengeboran harus dilakukan dengan
menggunakan “Mechanical Auger“ atau alat lain yang disetujui oleh Pemberi
Tugas. Dalam pelaksanaan pengeboran ini harus digunakan pipa selubung
(casing) yang disediakan oleh Pemborong/Kontraktor, kecuali ditentukan lain.
Yang dimaksud dengan biaya pengeboran adalah semua biaya yang diperlukan
untuk kegiatan tersebut, termasuk didalamnya biaya penggalian dan
pengurugan tempat mesin bor, extra material dan lain sebagainya serta
penyambungan yang diperlukan.
Bila dalam pengeboran terjadi rongga diantara lubang bor dengan pipa, maka
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 26 of 38
rongga tersebut harus diisi dengan adukan semen dengan komposisi I Semen: 3
Pasir dan disemprotkan kedalam rongga tersebut sehingga rongga tersebut
terjamin penuh.
Bahan urugan yang dipakai adalah tanah urug bekas galian yang bebas dari
pecahan-pecahan batu, bahan-bahan tajam, gumpalan tanah, sampah dan sisa
logam lainnya, Pengurugan galian yang berisi air harus dikeringkan dengan
memompa air tersebut keluar. Pasir yang dipergunakan harus disetujui lebih
dahulu oleh Direksi Pengawas sebelum material tersebut dipakai.
Jenis material urugan yang dipakai diatas tanah urug tersebut diatas, adalah
sesuai yang disebutkan dalam standar drawing
a) Semua pengurugan harus dipadatkan lapis demi lapis dari dasar sampai
kepermukaan lubang galian. Hanya alat-alat yang tidak mengakibatkan
kerusakan pada pipa yang boleh digunakan. Pemadatan pengurugan lubang
galian paling sedikit sama dengan kepadatan tanah di sekitar lubang tersebut.
b) Dibawah permukaan jalan, sayap jalan atau tempat-tempat yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus menggunakan material yang
ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan dipadatkan secara mekanis lapis
demi lapis. Sedangkan ketebalan lapisan tersebut tidak boleh lebih dari 250
cm.
c) Apabila Dinas Pekerjaan Umum menganggap bahwa pemadatan tersebut
belum memenuhi syarat maka Pemborong harus memperbaikinya kembali
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Penyedia barang dan jasa melaksanakan pekerjaan perbaikan dari sarana sarana
yang dirusak selama masa pelaksanaan pemasangan pipa, misalnya perbaikan
jalan, berm, taman, jalan masuk dan sebagainya, kecuali perbaikan tersebut
dilakukan oleh pihak PU sesuai dengan ketentuan yang ada. Pelaksanaan
pekerjaan perbaikan ini mengikuti peraturan atau ketentuan yang berlaku dari
Pemerintah Daerah setempat sehingga Kontraktor harus mengerti betul
mengenai peraturan dan ketentuan yang ada, misalnya dengan membeli
peraturan atau ketentuan yang dibutuhkan.
8 PEKERJAAN PENGUJIAN
8.1 UMUM
8.3 PENGUJIAN
Setelah pengujian pipa di atas selesai dilaksanakan dengan hasil baik, kemudian
dilakukan pembilasan seluruh pipa dan bagian-bagian dengan cara pengisian
Nitrogen.
a) Pembilasan Langsung
Pembilasan harus tidak dilaksanakan pada pipa induk yang bercabang
kecuali bila setiap pencabangan dapat diisolir dan dibilas sendiri.
Panjang maksimum pipa induk tanpa pencabangan yang boleh dibilas
langsung dapat dilihat pada TABEL-1 Dibawah ini.
Laju minimum pembilasan ditentukan pada TABEL-2. Hal ini dapat
dipantau dengan memasang pengukur aliran (Flow Meter).
Ukuran Nominal Pipa (mm) Panjang Max. Pipa Pipa Induk (M)
TABEL-2
Ukuran Nominal Pipa (mm) Ukuran Nominal Pipa Vent Laju Minimum Pembilasan
Lihat Catatan-1 (mm) m3/jam (standard) Lihat
Catatan -2
50 25 4.25
80 25 11
100 25 17
150 50 38
200 50 68
250 50 106
3000 80 153
400 80 273
Catatan:
1. Untuk ukuran nominal pipa besar dari 200 mm pada pembilasan Langsung,
Direksi Pengawas atau yang berwenang harus memberikan pertimbangan.
2. Laju minimum dihitung dari kecepatan pembilasan 0,6/ detik.
TABEL-3
Kebutuhan Minimum Gas Ns/
Ukuran Nominal Pipa (mm)
Pembilasan setiap panjang 10M (m3)
100 0.13
150 0.3
200 0.5
250 0.8
300 1.2
400 2.0
450 2.5
600 4.5
750 7.0
900 10.0
1050 13.5
1200 17.5
9 PEKERJAAN BANGUNAN
9.1 Standar yang dipakai dalam pelaksanaan bangunan
Standar Nasional Indonesia.
9.3 Spesifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan dan material yang akan dipasok
harus/wajib mengikuti ketentuan yang ada, terkecuali di tentukan lain oleh
Direksi Pengawas.
9.4 Perizinan atas bangunan yang akan dilaksanakan, harus sudah didapatkan
sebelum pelaksanaan bangunan tersebut dimulai.
10 PEKERJAAN PENGECATAN
10.1 LINGKUP PEKERJAAN
Semua permukaan luar pekerjaan dinding bata, beton dan atau struktur baja
maupun kayu harus dilakukan pengecatan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan seperti tersebut dibawah.
Untuk semua jenis material cat yang akan dipakai dalam proyek ini, Penyedia
Barang/jasa harus mengajukan contoh masing-masing material lengkap dengan
spesifikasinya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa yang
diwakili oleh Direksi Pengawas.
10.2 STANDAR
1. Cat Dinding
Sebelum dinding dilakukan pengecatan, permukaan dinding harus di haluskan
terlebih dahulu. Setelah dinding/tembok dihaluskan baru kemudian dilakukan
pengecatan dasar hingga rata dan kemudian dilakukan pelapisan cat penutup
atau finishing. Cat penutup sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 3 (tiga)
lapis, dengan metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi
produk cat tersebut.
2. Cat Kayu
Semua permukaan kayu yang akan dicat, permukaan harus di amplas sampai
halus, kemudian diteruskan dengan pekerjaan cat dasar/meni. Sebelum
melakukan pengecatan penutup, maka semua permukaan kayu harus dilakukan
pendempulan atau plamuur untuk mendapatkan permukaan yang halus dan
rata. Penutupan cat dilakukan sekurang-kurang sebanyak 3 (tiga) lapis, dengan
metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi produk cat
3. Cat Besi
Semua permukaan besi/baja yang akan dilakukan pengecatan harus dilakukan
pembersihan atau cleanning untuk menghilangkan kotoran-kotoran maupun
karat yang ada dengan mempergunakan alat sikat baja/wire brush baik dengan
cara manual maupun mekanis.
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 35 of 38
Setelah permukaan besi/baja bersih dari semua kotoran, maka pengecatan dasar
bisa dilakukan hingga mencapai ketebalan yang ditentukan. Setelah cat dasar
mencapai kekeringan yang diharapkan sesuai petunjuk dalam brosur, maka
pengecatan lapis kedua dan ketiga (finishing) bisa dilakukan, dengan metode
yang dilakukan seperti petunjuk dalam spesifikasi produk cat tersebut.
11 PEKERJAAN KHUSUS
11.1 PEKERJAAN PEMBUATAN METERING REGULATOR STATION (MR/S)
a) Standar
Peraturan yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
SNI (Standar Nasional Indonesia)
b) Cara Pelaksanaan
Penyedia barang /Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar,
spesifikasi dan gambar-gambar yang diberikan.
Kontraktor harus memasang dan membuat marker post pada jarak setiap 500 m,
pada setiap jembatan dan pada tempat-tempat khusus lainnya yang akan
ditentukan oleh Direksi Pengawas seperti posisi Valve, pencabangan dan
sebagainya. Bentuk dan ukuran marker post dapat dilihat pada gambar Standar
marker Post.
Kontraktor harus memasang dan membuat patok gas sebagai tanda-tanda jalur
pipa gas. Patok gas ini dipasang pada setiap jarak 50 m dan tempat-tempat
khusus lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi Pengawas. Bentuk dan ukuran
patok gas dilihat pada gambar standar.
Pekerjaan crossing adalah crossing jalan raya, jalan keluar/masuk gedung atau
bangunan, dan sungai. Pelaksanaan atau cara melakukan crossing adalah open
cut dan atau pengeboran (boring) dengan mesin bor. Pemilihan cara
pelaksanaan adalah berdasarkan izin yang diberikan oleh Instansi berwenang
dan alasan teknis.
Crossing Jalan
Crossing jalan raya/umum
Penyeberangan harus dilaksanakan dengan cara pengeboran sehingga lalu
lintas kendaraan tidak terganggu. Alat yang digunakan untuk pengeboran
adalah “MECHANICAL AUGER” atau alat lain tidak diperkenankan melakukan
pengeboran dengan cara (Gangsir).
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-003
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
Berikut adalah acuan kode, standar, dan dasar hukum dalam pembuatan
prosedur Hot Tapping:
1. Undang Undang No. 23 Tahun 1977, Tentang : Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2001, Tentang : Minyak dan Gas
Bumi.
3. Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 1979, Tentang Keselamatan Kerja
pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
4. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor:
06p/0746/M.pe/1991, Tentang : Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas
Instalasi, Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi.
5. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor :
300.K/38/M.pe/1977, Tentang : Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
Minyak dan Gas Bumi.
Mesin hot tap yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
Mesin Tapping 3” to 12”
Type Mesin : 660b
Merk : TDW – USA
Kapasitas Bor : 3” s/d 12”
Ratting : # 80 s/d # 300
Power : Hydraulic – Diesel Engine
Boring Bar Travel : 42”
Max. Working Pressure : 1480 Psig (100 Barg) at 100F
Operating Temperature : -20 F to 700 F at 700 Psig (48 Barg)
Berat : 283 Kg
Panjang dengan measuring rod : 2.087 meter
Kelengkapan mesin untuk pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Adapter : 4” s/d 12” RF # 600
Cutter :
3” Std. OD : 80mm / 67mm c/w Pilot Drill
4” Std. OD : 100mm / 87.3mm c/w Pilot Drill
6” Std. OD : 150mm / 138.9mm c/w Pilot Drill
8” Std. OD : 200mm / 185.8mm c/w Pilot Drill
10” Std. OD : 250mm / 241.3mm c/w Pilot Drill
12” Std. OD : 300mm / 292.1mm c/w Pilot Drill
Venting : Bleed Valve
Hoses : High Pressure
Tool Set : Lengkap
B. Data Pipa Distribusi (Sumber)
Diameter : 4”
Spesifkasi : API 5L Gr. B.
C. Data Pipa Sambungan (Tapping-MRS)
Diameter : 2”
Spesifikasi : API 5L Gr.B
Jenis Coating :
Proteksi Cathodic : Sacrificial Anodes
Maximum Operating Pressure :
Tekanan/Suhu Design :
Inspeksi Las : Dye Penetrant & Ultrasonic Test
(ASME V)
D. Material
A. Penggalian
B. Pencegahan
C. Peralatan/Perlengkapan
a) Alat Las
Pilot drills
Hot type drilling machine adapter
Stopple plugging machine untuk tujuan lain
Hydraulic power unit
tekanan tidak melebihi tekanan desain pipa (1.1 dari tekan operasi
maksimum).
9) Lakukan pengeboran atau bor tapp pada pipa existing sampai selesai.
Setelah selesai valve ditutup kembali dan bleeder valve dapat dibuka
sehingga pekerjaan hot taping selesai dilakukan.
10) Hasil potongan bagian pipa existing yang biasa disebut coupon tidak
diperkenankan jatuh ke dalam pipa existing, oleh karena itu pilot drill
yang berfungsi untuk menahan coupon tersebut dari tekanan gas
biasanya diperlengkapi dengan alat penggerak mekanis (U-Rod).
Masalah teknis biasanya berkisar pada human error dan unjuk kerja atau
pemilihan alat hot tapping yang tidak tepat, karena mengabaikan
prosedur dan spesifikasi pekerjaan hot tapping. Oleh karena itu dalam
pekerjaan hot tapp ini sangat dibutuhkan orang yang ahli dan
berpengalaman sehingga permasalahan yang terjadi dapat di
minimalkan.
G. Reinstatement
P= 2.S.t
x F. E. T
D
Dimana :
P : Tekanan Operasi (psi)
S : Kuat ulur spesifikasi (psi)
Pada saat pengelasan tekan aliran gas harus dikontrol dan tidak boleh
melebihi hasil perhitungan tekanan maksimum pada ketebalan
minimum daerah HAZ
Pada area ini kekerasan bahan makin bertambah tetapi keliatan/
kelenturan bahan berkurang, sehingga nilai kuat ulur bahan juga
berubah (dibawah nilai spesifikasi < 35000 Psi)
Berikut adalah contoh perhitungan ketebalan minimum pipa
Specified Min Yield Strength (S) :35000 Psi
Design Factor (F) :0.3 (General Pipe Spesification)
Longitudinal Joint Factor (E) :1 (API 5L table 841.115A)
Operating Pressure (P) :25 Barg (363 Psig) (#300)
:16 Barg (232 Psig) (#150)
Temperature Derating Factor (T)
Normal Temperature 250° F or Less :1 (API 5L table 841.116A)
Operation Hot Tapping Temperature 400° F :0.9 (API 5L table 841.116A)
Temperature of Metal at Base HAZ :800°F
Ketebalan minimum dinding pipa saat operasi pelaksanaan hot tapping
400°F adalah:
Untuk pipa existing dia 6 inch
( P D)
Tr
2 S F E T
363 6
Tr = 0.1152 inch ≈ 2.927 mm
2 35000 0.3 1 0.9
T Actual 0.238 inch > dibanding tebal yang disyaratkan T Required 0.1152
inch
t (Required)
Size Thickness Nominal Thickness Actual
calculation
No. Grade Ratting
Diameter (mm) (inch) (mm) (inch) (inch) (mm)
0.039370079 25.4
t (Required)
Size Thickness Nominal Thickness Actual
calculation
No. Grade Ratting
Diameter (mm) (inch) (mm) (inch) (inch) (mm)
0.039370079 25.4
1.5 PENGELASAN
1.9 PERSONIL
Agar terlaksananya pekerjaan Hot Tapping dengan baik dan benar serta
selamat maka dibutuhkan Personil yang bertanggung jawab antara lain
yaitu:
1. Koordinator : 1 orang.
2. Petugas Stasiun Gas : 2 orang.
3. Team Survey : 2 orang.
4. Crew Kend. Pemadam Kebakaran : 6 orang.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-004
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PROSEDUR KESELAMATAN
1.1 TUJUAN
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
dan keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05
tahun 1996.
1.5.1 Perencanaan
Periksa prosedur untuk menilai dan mengidentifikasi resiko kegiatan,
peralatan, produk dan jasanya sudah ada.
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
c) Pastikan alat pelindung diri: pakaian, helm, masker (pelindung mata dan
muka), pelindung kaki, pelindung pendengaran, dll, harus tersedia dan
dalam kondisi bersih dan layak pakai dan jumlahnya harus
diperhitungkan serta aman.
d) Pencegahan dan pengendalian kebakaran. Periksa dan identifikasi daerah
rawan kebakaran dan menyediakan peralatan pemadam kebakaran
beserta aksesorisnya yang sesuai.
e) Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan Periksa laporan hasil investigasi
kecelakaan bila terjadi kecelakaan seperti: Kecelakaan fatal, kebakaran,
luka-luka ringan dan berat dll. Dan laporkan dalam kurun waktu 48 jam
untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
1.7 KOMUNIKASI
a) Excavation (Penggalian)
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
c) Peralatan Listrik
1.9 PENGELASAN
c) Periksa mesin las dan potong busur listrik apakah sudah dibumikan
dengan kabelnya.
d) Perika ampere listrik yang digunakan sesuai dengan WPS dan PQR yang
ditetapkan.
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
4. Daerah 3 meter disekitar MRS dibuat bebas dari bahan kimia/ tempat
penyimpanan/ instalasi bangunan lainnya
5. Memastikan bahwa tidak ada peralatan listrik, sambungan kabel litrik
yang disimpan dan ditanam pada jarak 3 meter dari MRS
6. Menjauhkan potongan transisi (sambungan pipa PE hingga ke MRS)
yang ditanam didalam pasir halus dan dilindungi oleh ruangan RCC
Saat digunakan:
1. Menyiapkan sedikitnya ada satu bubuk kimia kering/ storage pressure
(DCP/ABC) yang tipenya alat pemadam api dengan kapasitas 10 Kg
yang diletakkan didekat MRS. Alat pemadam api tambahan disediakan
dekat lokasi dimana gas digunakan, seperti boiler, burner, heater, dan
lain-lain.
2. Membuat papan tanda “Dilarang merokok/ tidak boleh ada pekerjaan
menimbulkan percikan api” dan memberikan kontak nomor darurat
dekat dengan MRS
3. Menjaga kondisi tanah yang berada disekitar MRS agar tetap aman
4. Menghubungi ruang kontrol, CUGL untuk perubahan atau modifikasi
internal pipa gas
5. Jangan mengoperasikan atau mengotak-atik komponen MRS. Hal ini
dapat membahayakan keselamatan
6. Jangan membiarkan pekerjaan yang dapat menghasilkan pekerjaan api
(contoh: welding, cutting, grinding) didaerah 3 meter sekitar MRS
7. Jangan menyimpan bahan apapun selain komponen tetap dari MRS
Keadaan darurat:
1. Menutup kebocoran gas/ api, menghentikan aliran gas dengan
menutup masukan dan keluaran yang terdapat di MRS. Menghubungi
ruang control CUGL
2. Ketika proses start up setelah aliran gas dihentikan, pastikan bahwa
valve masukan gas ke MRS dibuka, karena dengan membuka valve
secara tiba-tiba dapat merusak meteran.
SAFETY PROCEDURE
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-005
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
PENGUJIAN HIDROSTATIK.................................................................................................................4
1.1. LINGKUP DAN TUJUAN ......................................................................................................4
1.2. REFERENSI ................................................................................................................................4
1.3. AKTIVITAS PENGUJIAN .......................................................................................................4
1.3.1. Persiapan ......................................................................................................................4
1.3.2. Penekanan ...................................................................................................................7
1.3.3. Depressurization .................................................................................................... 10
1.3.4. Dewatering .............................................................................................................. 10
1.3.5. Swabbing .................................................................................................................. 10
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
1.2. REFERENSI
1.3.1. Persiapan
Periksa apakah pengujian dilaksanakan oleh orang yang
berpengalaman.
Sesuaikan P & ID’s dengan sistem yang akan dites. (hanya
untuk station).
Periksa apakah internal pressure vessel, instrument dan
peralatan lain yang tidak disertakan dalam pengetesan telah
dilepas, di tutup atau disumbat. (hanya untuk station).
Verifikasi apakah relief valve dan rupture disk sudah dilepas,
ditutup atau disumbat. (hanya untuk station).
Cek lokasi test blind. (hanya untuk station).
Verifikasi control valve stroke sudah pada posisi terbuka.
(hanya untuk station).
Verifikasi bahwa manual valve sudah dalam posisi terbuka.
(hanya untuk station).
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1.3.2. Penekanan
Uji tekan
Tekanan Tes minimal harus sesuai dengan ketentuan ANSI B 31.8
Periksa apakah prosedur uji tekan sudah disetujui oleh yang
berwenang.
Filling dan Gauging
o Daerah yang akan diuji harus terisi dengan air.
o Dua bi-directional pigs harus digunakan selama pengisian.
o Air bersih harus diisikan di depan pigs pertama sejauh kurang
lebih 1-2 km. Sedang untuk diantara dua pigs pengisian air
kurang lebih harus 1 km panjang pipa.
o Pada bi-directional pig kedua dipasang alumunium gauging
plat dengan tebal 6 mm dan diameter 95% dari internal
diameter terkecil.
o Periksa bahwa plat gauging tidak menunjukkan ada kerusakan
berat di permukaannya setelah melewati pipa uji.
o Bila ada kerusakan yang terdeteksi pada permukaan plat
gauging, harus dilakukan investigasi secepatnya. Bila dari
investigasi dinilai bahwa kerusakan tidak bisa diterima, alat
caliper harus digunakan untuk mencari lokasi kerusakan
sepanjang jalur pipa.
o Periksa air pengisian apakah telah di saring dengan
menggunakan 2 sistem penyaringan. Pertama penyaring di
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1.3.3. Depressurization
Periksa bahwa saat penyelesaian uji hydrostatis, tekanan pada
area yang diuji harus dikurangi sampai dengan kecepatan tidak
lebih dari 1 bar/menit.
Verifikasi apakah vent valves dan drain valves telah dipindahkan
dan disumbat (las seal) seperti yang dipersyaratkan.
Bila pengujian gagal, bagian yang gagal harus di perbaiki atau
diganti. Pipa yang rusak harus dipotong. Untuk area yang gagal
uji harus di lakukan uji hydrostatis lebih lanjut.
Bila ditemukan penyok atau melengkung setelah pengujian
dilakukan, pipa pre-test harus dipakai untuk mengganti bagian
pipa yang rusak dan kedua sambungan tersebut harus diperiksa
dengan metode NDT yang sesuai.
1.3.4. Dewatering
Periksa bahwa persyaratan umum ini harus dilakukan.
Jadwal pengaturan pembuangan air harus terdapat pada
jadwal pengujian. Area pengujian harus dikosongkan dari air
dengan menggunakan filling dan bidirectional pig yang telah di
pasangi plat gauging dan digerakkan dengan air yang
dikompress.
Air harus disaring dengan menggunakan keranjang penyaring
yang dilepaskan pada akhir saluran hisap. Saat pig di terima di
test head, kedua test head tersebut harus di potong dari area
jalur pipa dan diganti dengan pigging manifold.
Dewatering pigs akan menggunakan satu foam pig dan satu
Bidi Pig. Pembersihan dengan pig run dilakukan sampai
mendapatkan hasil berikut:
o Tak ada lagi air, debu atau partikel yang terdorong di
depan pig saat pig tiba di manifold penerimaan pigging.
o Pencatatan pig yang melalui area yang bertujuan untuk
pembersihan dan dewatering harus tetap dijaga.
1.3.5. Swabbing
Periksa medium yang digunakan dalam operasi swabbing.
Periksa dew point meter pada kedua ujung pipa.
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
PENGUJIAN HIDROSTATIK
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-006
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.3 PROSEDUR
1.3.1 Persiapan Material
• Memeriksa Seluruh Material Agar Sesuai dengan Spesifikasi Material
serta Desain yang Telah Dibuat
• Bila Material yang Dipasang Disediakan oleh Penyedia Jasa, maka
Diperlukan Adanya Spesifikasi Material Pemasangan Sistem
Perlindungan Katodik Sebagai Berikut:
a) Anoda
b) Ferro silicon dan cole breeze (sistem arus tanding)
c) Transformer rectifier (sistem arus tanding)
d) Insulating joint
e) Cat primer, moulding dan coating
- Jumlah tiang ukur serta jarak tiang ukur harus sesuai dengan
disain yang dibuat
- Lokasi penempatan harus aman dari gangguan akibat kendaraan
serta gangguan lain
• Pemasangan Groundbed Sebagai Berikut:
- Material yang diisyaratkan adalah: coke breeze ukuran kecil dan
besar, ferro silikon iron anode, kabel penghubung, clamp kabel,
test box, scothcast (penyambung kabel)
- Bentuk dan dimensi dari lubang galian untuk groundbed harus
sesuai standar gambar
- Dasar galian harus kering sehingga memudahkan proses
pemasangan silikon iron dan coke breeze
• Pemasangan Tiang Ukur dan Kelengkapannya Sebagai Berikut:
- Pemasangan pelat CP, penyambungan kabel penghubung,
pembalutan pelat CP, pemasangan tiang ukur
- Desain pemasangan tiang ukur harus sesuai dengan standar
gambar
- Pengelasan pelat CP ke permukaan pipa harus dilaksanakan
sebelum transformer rectifier dioperasikan untuk melindungi
transformer rectifier dari aliran listrik akibat dari pengelasan pelat
CP tersebut
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-006
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.3 PROSEDUR
1.3.1 Persiapan Material
• Memeriksa Seluruh Material Agar Sesuai dengan Spesifikasi Material
serta Desain yang Telah Dibuat
• Bila Material yang Dipasang Disediakan oleh Penyedia Jasa, maka
Diperlukan Adanya Spesifikasi Material Pemasangan Sistem
Perlindungan Katodik Sebagai Berikut:
a) Anoda
b) Ferro silicon dan cole breeze (sistem arus tanding)
c) Transformer rectifier (sistem arus tanding)
d) Insulating joint
e) Cat primer, moulding dan coating
- Jumlah tiang ukur serta jarak tiang ukur harus sesuai dengan
disain yang dibuat
- Lokasi penempatan harus aman dari gangguan akibat kendaraan
serta gangguan lain
• Pemasangan Groundbed Sebagai Berikut:
- Material yang diisyaratkan adalah: coke breeze ukuran kecil dan
besar, ferro silikon iron anode, kabel penghubung, clamp kabel,
test box, scothcast (penyambung kabel)
- Bentuk dan dimensi dari lubang galian untuk groundbed harus
sesuai standar gambar
- Dasar galian harus kering sehingga memudahkan proses
pemasangan silikon iron dan coke breeze
• Pemasangan Tiang Ukur dan Kelengkapannya Sebagai Berikut:
- Pemasangan pelat CP, penyambungan kabel penghubung,
pembalutan pelat CP, pemasangan tiang ukur
- Desain pemasangan tiang ukur harus sesuai dengan standar
gambar
- Pengelasan pelat CP ke permukaan pipa harus dilaksanakan
sebelum transformer rectifier dioperasikan untuk melindungi
transformer rectifier dari aliran listrik akibat dari pengelasan pelat
CP tersebut
A10. BACKFILLING
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-007
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
BACKFILLING ...................................................................................................................................... 4
1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ................................................................................. 4
1.2. REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.3. PROSEDUR ............................................................................................................................ 4
1.4. LAMPIRAN ............................................................................................................................ 5
BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
BACKFILLING
a) Tujuan
1.2. REFERENSI
1.3. PROSEDUR
BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1.4. LAMPIRAN
BACKFILLING
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-008
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.2. REFERENSI
1. Umum
Membuat rute survey yang berdasarkan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
1.1 Jarak terpendek dari ROW
1.2 Kondisi tanah sedatar mungkin
1.3. Rintangan (Obstacle) minimal
1.4. Lokasi: diluar atau di batas kota
1.5. Rendah biaya
6. Investigasi Awal
• Periksa peta daerah kerja dari pemda setempat untuk
menentukan rencana jalur pipa yang akan dilalui.
• Periksa arah yang akan dilalui jalur pipa dari peta.
• Pastikan jalur ideal yang akan dilewati dari pembangunan
jalur pipa.
• Pastikan jalur aktual yang akan dilewati dari pembangunan
jalur pipa.
• Dari informasi yang ada di peta tersebut, tentukan daerah-
daerah rintangan (obstacles) yang akan dilalui jalur pipa.
• Pastikan jenis-jenis obstacle yang didapat.
• Periksa garis-garis bantu dipeta tersebut untuk menentukan
koordinat sementara sebagai informasi awal untuk kondisi
daerah tersebut.
7. Survey Lapangan
• Periksa langkah awal yang dilakukan dalam menentukan
rencana jalur pipa.
• Periksa investigasi yang dimulai dari pipa existing yang ada
dan berakhir pada titik lokasi end user.
• Periksa pemetaan dengan menggunakan salah satu dari
instrument penentu atau kombinasi theodolit/ peralatan
pengukur jarak elektronik (EDM). Penentuan kelurusan harus
berlanjut dan harus didasarkan pada jarak horizontal.
• Periksa daerah yang akan dilalui jalur pipa dengan cara
menelusuri daerah tersebut baik dari darat maupun udara
agar didapat jarak jalur pipa yang terpendek.
• Pastikan kondisi tanah, strukturnya, dll.
• Pastikan daerah-daerah rintangan (obstacles) yang akan
dilewati jalur pipa.
• Pastikan rencana jalur pipa alternatif yang sedikit mungkin
daerah obstaclenya apabila memang harus melewati jalur
daerah obstacle tersebut.
• Periksa beberapa instalasi terpasang untuk menghindari
penumpukan.
• Periksa tanda pada peta mengenai posisi, kedalaman, tipe
instalasi dll.
• Pastikan koordinat-koordinat sementara dari hasil investigasi
tadi untuk mempermudah pengecekan dan penentuan titik-
titik atau daerah yang akan dilalui jalur pipa nanti.
• Pastikan rencana ROW sementara setelah koordinat-koordinat
sementara tersebut ditentukan.
• Pastikan semua hasil investigasi di atas dalam mendapat
persetujuan dari client.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-009
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
DESAIN BASIS..................................................................................................................................................... 4
1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ................................................................................................. 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)........................................................................................ 4
1.3 KARAKTERISTIK UMUM...................................................................................................................... 4
1.4 PENGUMPULAN DATA ..................................................................................................................... 4
1.5 ANALISA KEBUTUHAN DAN PASOKAN GAS....................................................................... 5
1.6 PENENTUAN RUTE JALUR PIPA ................................................................................................... 5
1.7 DESAIN KONSEPSIONAL .................................................................................................................. 6
1.8 PEMILIHAN MATERIAL DAN SPESIFIKASI................................................................................ 6
1.9 ANALISIS TEKNO EKONOMI ........................................................................................................... 7
DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DESAIN BASIS
Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standar:
• Prosedur Standar perencanaan Jaringan pipa Transmisi Gas – PT
Perusahaan Gas Negara (Persero ) No: PSP-0-33-01 thn 2001.
DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
• Verifikasi bahwa penentuan rute jalur pipa harus memenuhi kriteria yang
tercantum dalam prosedur penentuan rute untuk jaringan pipa PT.
Perusahaan Gas Negara N0. PSP-0-33-01, bab 6.6.
• Verifikasi bahwa sebelum melakukan survey harus ditentukan dulu
koridor jalur pipa, yang bertujuan untuk memilih jalur pipa yang
DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
• Verifikasi bahwa hasil dalam analisa jaringan yang akan dibangun harus
sudah memasukan pemilihan spesifikasi pipa dan komponen utamanya.
• Verifikasi bahwa sistematik/prosedur tahapan analisa jaringan sesuai
dengan prosedur analisis jaringan pipa gas dari DITJEN MIGAS No PSP-0-
33-01.
• Verifikasi dari hasil analisa jaringan pipa gas tersebut diatas harus
diverifikasi dengan melakukan analisa hydraulic calculation untuk seluruh
jaringan yang terkait dan memasukan konsumen yang kebutuhan gasnya
besar dan fluktuatif.
• Verifikasi bahwa jika hasil analisa jaringan pipa gas, setelah dilaksanakan
analisa hydraulic tersebut diatas tidak menghasilkan yang positif/ desain
tidak layak sesuai kriteria yang ditentukan oleh DITJEN MIGAS maka
proses desain harus diulangi bembali
DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DESAIN BASIS
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-010
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
MENGGAMBAR TEKNIK.................................................................................................................. 4
1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP .................................................................................... 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)............................................................................ 4
1.3 DEFINISI .................................................................................................................................... 4
1.4 DRAFTING................................................................................................................................ 5
1.5 PROSEDUR ............................................................................................................................... 5
1.6 DEFINISI FORM....................................................................................................................... 6
1.7 DEMANSIONING................................................................................................................... 7
MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
MENGGAMBAR TEKNIK
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan acuan dan standar yang
akan dipakai dalam membuat gambar teknis yang berhubungan dengan
pekerjaan pipeline.
Ruang lingkup dari prosedur ini yaitu segala aktifitas gambar pada pekerjaan
pipeline untuk proyek Pipa gas yang akan dikerjakan
Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
• Prosedur Standar perencanaan Jaringan pipa Transmisi Gas – PT
Perusahaan Gas Negara (Persero ) No: PSP-0-33-01 thn 2001.
1.3 DEFINISI
MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1.4 DRAFTING
1.5 PROSEDUR
a) Sebelum memulai drafting, berikan tanda issue dari ‘A’ di tengah atas dari
lingkaran issue atau issue block.
MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
e) Kendali Revisi
• Nomor revisi ditujukan untuk menunjukkan tingkat yang terbaru
atas pekerjaan engineering bagi pihak luar (seperti vendor,
customer, licensors, etc.).
• Nomor revisi dimulai dengan inisial tingkatan kerja dan selanjutnya
diikuti oleh angka 1, 2, 3, 4 … pada tiap langkah revisi.
• Sebelum dikeluarkan untuk pihak luar, engineering drawing yang
terbaru dan sudah direvisi harus ditandatangani oleh drafter,
Engineer yang ditugaskan, Kepala Bagian dan bila diperlukan oleh
Project Manager sebagai prosedur persetujuan.
• Saat tidak ada amandemen atau revisi dan perubahan engineering
drawing, nomor revisi harus diubah.
Contoh:
Rev. 3 A.F.D
Rex. 4 A.F.D
Pada issue final untuk klien atau untuk penggunaan kantor, berikan
tanda Δ dan “tanda awan” tidak boleh dihapus.
MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
1.7 DEMANSIONING
Seluruh ukuran dimension harus dalam metric dan tanda dimensi dapat
dihilangkan. Bila diperlukan untuk menggunakan unit pengukuran lain, harus
ditetapkan dengan jelas.
MENGGAMBAR TEKNIK
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-011
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 TUJUAN
Prosedur ini mencakup semua kegiatan inspeksi dalam pengadaan Meter dan
Regulator Station.
1.3 REFERENSI
a) Periksa P & ID dari proses dan detail peralatan sudah menunjukkan spesifikasi,
tipe, jenis pekerjaan pipa dan perlengkapan serta identifikasi dari semua
komponen. Periksa gambar P & ID sudah mendapat persetujuan sebelum
dilanjutkan ke desain rinci dan perolehan komponen.
b) Periksa Konfigurasi Umum
check valve yang diukur untuk melepas tidak lebih dari 1% dari kapasitas
aliran regulator.
• Check valve harus bertipe ’Wafer’ dan mampu menahan tekanan balik
sebesar 10 bar untuk item 1,2,3,4 dan 15 bar untuk item 5, dan
mempunyai differential pressure tidak melebihi 0.1 bar.
• Isolasi valve manual harus sesuai dengan spesifikasi API 6D atau
ekivalennya, dan tahan api sesuai dengan API 607 atau ekivalennya.
Semua valve harus diuji coba dengan udara (air seat tested) dan dilengkapi
dengan indikator kedudukannya dan pegangan yang bisa digerakkan
berupa tuas atau setir.
• Aliran regulator isolation valve dan meter dalam satu lubang dengan
ventilasi pada bodinya yang memungkinkan penutupan double block and
bleed. Flow regulator isolation valve dengan diameter nominal 4 inchi atau
lebih harus berupa “trunion mounted ball valve“.
• Sistem listrik yang terpasang pada station meter regulator harus
dioperasikan dengan battery (accu) dengan ketahanan batery lebih dari
dua tahun kondisi operasi normal. Perlengkapan elektronik harus dibuat
sesuai dengan BASEEFA Eex. 1611c T4 (Zone 2) atau standar ekivalen
untuk standar keselamatan pada peralatan yang dioperasikan secara terus-
menerus pada kondisi apapun yang memenuhi IP65 atau ekivalennya.
• Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Filter Gas
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
• Memastikan bahwa ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun
menghasilkan perbedaan tekanan dan ukuran partikel yang terbawa gas
yang akan masuk dalam sistem meter telah sesuai dengan spesifikasi
yang diminta (DP max 15 psi dan partikel max 10 – 50 micron).
• Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos / diverifikasi
oleh PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Tersedianya semua prosedur,
WPS/PQR, sertifikat welder, data engineering design yang diperlukan
• Sistem PCV ini terdiri dari 2 jalur paralel, dengan satu operasi dan satunya
standby.
• Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
• Perakitan di lapangan beserta kalibrasi/ test dilaksanakan oleh petugas
yang telah mempunyai pengalaman cukup baik dalam hal instalasi PCV.
• Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
• Pengetesan/kalibrasi telah sesuai dengan prosedur dan hasilnya
memenuhi standar pabrik pembuat.
• Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai serifikat dan
telah dilakukan fungsional test sebelum leak test.
• Dalam functional test sistem PCV, dilakukan test dengan sistem satu PCV
akan mem-back up satu sama lain secara otomatis dengan hasil yang
baik.
• Test sistem Block Valve, apakah dapat bekerja dengan baik.
• Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
• Sebelum komisioning, sistem PCV harus dilakukan leak test sesuai
prosedur yang telah disetujui.
• Sistem meter harus mendapat izin prinsip dan telah dilakukan Fabrication
Aceptance Test (FAT).
• Pelaksanaan perakitan dilaksanakan oleh Perusahaan Perakit Perekayasa
yang mempunyai ijin yang masih berlaku dari MIGAS.
• Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet, sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
• Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Meter
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
• Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
• Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai sertifikat dan
telah dilakukan fungtional test sebelum leak test.
• Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
• Pelaksanaan leak test sistem meter dengan menggunakan Nitrogen atau udara
sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
• Semua peralatan dan instrument termasuk instrument control dilakukan
Functional test dengan hasil yang baik.
• Purging dengan Nitrogen telah dilakukan sesuai prosedur yang disetujui.
• Site Acceptance Test (SAT) masing-masing meter maupun sistem meter
seri termasuk bypass line telah disetujui.
• Sistem ini diperlukan jika tekanan outlet dari sistem Pressure Control
Valve masih menghasilkan tekanan minimal jauh di atas tekanan Pipa
konsumen sehingga perlu diturunkan.
• Untuk bab ini lihat Prosedur Sistem Regulator Tekanan.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-012
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
OFFTAKE STATION
1.1 TUJUAN
Pelaksanaan konstruksi offtake station untuk jaringan pipa distribusi baik untuk
tekanan tinggi maupun tekanan menengah.
1.3 REFERENSI
1.4 UMUM
OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
a) Ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun, besarnya jumlah cairan yang
akan ditangkap, serta ukuran partikel-partikel yang akan terbawa gas setelah
vessel disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta.
b) Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos/ diverifikasi oleh
PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Kontraktor harus menyediakan semua
prosedur, WPS/PQR, sertifikat welder, data engineering design yang
diperlukan (antara lain perhitungan - ukuran, kekuatan, tebal dinding, sesuai
dengan standar yang belaku).
c) Hydrotest Vessel telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang disetujui
dan dihadiri petugas yang bewenang antara lain PGN, PJIT/ MIGAS.
d) Pressure safety valve (PSV) telah ditest dan mendapat ijin dari MIGAS
e) Semua instrumentasi yang terpasang di Vessel mempunyai serifikat dan telah
terpasang dengan baik.
f) Pelaksanaan leak test sistem vessel dengan menggunakan Nitrogen atau
udara sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
g) Prosedur pelaksanaan purging dan gas in telah disetujui dan diverifikasi ulang
dilapangan sebelum dilaksanakan.
a) Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Filter Gas
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
b) Memastikan bahwa ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun
menghasilkan perbedaan tekanan dan ukuran partikel yang terbawa gas
yang akan masuk dalam sistem meter telah sesuai dengan spesifikasi
yang diminta (DP max 15 psi dan partikel max 10 – 50 micron).
c) Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos/ diverifikasi
oleh PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Tersedianya semua prosedur, WPS/
PQR, sertifikat welder, data engineering design yang diperlukan (antara
OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
a) Sistem PCV ini terdiri dari 2 jalur paralel, dengan satu operasi dan satunya
standby.
b) Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
c) Perakitan di lapangan beserta kalibrasi/ test dilaksanakan oleh petugas
yang telah mempunyai pengalaman cukup baik dalam hal instalasi PCV.
d) Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
e) Pengetesan/ kalibrasi telah sesuai dengan prosedur dan hasilnya
memenuhi standar pabrik pembuat.
f) Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai serifikat dan
telah dilakukan fungsional test sebelum leak test.
g) Dalam functional test sistem PCV, dilakukan test dengan sistem satu PCV
akan mem-back up satu sama lain secara otomatis dengan hasil yang
baik.
h) Test sistem Block Valve, apakah dapat bekerja dengan baik.
i) Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
j) Sebelum komisioning, sistem PCV harus dilakukan leak test sesuai
prosedur yang telah disetujui.
OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
a) Sistem meter harus mendapat izin prinsip dan telah dilakukan Fabrication
Aceptance Test (FAT).
b) Pelaksanaan perakitan dilaksanakan oleh Perusahaan Perakit Perekayasa
yang mempunyai ijin yang masih berlaku dari MIGAS.
c) Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet, sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
d) Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Meter
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
e) Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
f) Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai sertifikat dan
telah dilakukan fungtional test sebelum leak test.
g) Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
h) Pelaksanaan leak test sistem meter dengan menggunakan Nitrogen atau udara
sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
i) Semua peralatan dan instrument termasuk instrument control dilakukan
Functional test dengan hasil yang baik.
j) Purging dengan Nitrogen telah dilakukan sesuai prosedur yang disetujui.
k) Site Acceptance Test (SAT) masing-masing meter maupun sistem meter
seri termasuk bypass line telah disetujui.
a) Sistem ini diperlukan jika tekanan outlet dari sistem Pressure Control
Valve masih menghasilkan tekanan minimal jauh di atas tekanan Pipa
konsumen sehingga perlu diturunkan.
b) Untuk bab ini lihat Prosedur Sistem Regulator Tekanan.
OFFTAKE STATION
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-013
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
1. ANSI B16.1 – Cast Iron Pipe Flanged Fitting.
2. ANSI B16.5 – Steel Pipe Flanges and Flanged Fittings.
3. ANSI B16.9 – Factory-made Wroght Steel Butt welding Fittings.
4. ANSI B16.11 – Forged Steel Fittings, Socket Welding and Threaded.
5. ANSI B16.20 – Metallics Gaskets for Pipe Flanges – Ring Joint, Spiral
sound and Jacketed.
6. ANSI B16.21 – Non-metallic Gasket for Pipe Flanges.
7. ANSI B16.34 – Valves – Flanged and Butt welding Ends.
8. API 5L – Specification for Line Pipe.
9. API 6D – Specification for Pipeline Valves.
10. API 600 – Steel Gate Valve, Flange and Butt welding Ends.
11. API 602 – Compact Gate Valves.
12. ASME B31.3 – Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping
13. ASME B31.8 – Gas Transmission and Distribution Piping System.
14. MSS-SP-44 – Steel Pipe Line Flanges.
15. MSS-SP-72 – Ball Valves with Flanged or Buttwelding Ends.
16. MSS-SP-75 – Specification for High Test Wrought Welding Fittings.
17. MSS-SP-84 – Valves-Socket Welding and trheaded
a) Periksa persyaratan dasar untuk pipa dan aksesoris material harus sesuai
dengan persyaratan dari spesifikasi DITJEN MIGAS dan peraturan
pemerintah lokal.
b) Pastikan bahwa semua pipa dan aksesori material sesuai dengan ANSI
B31.8 kecuali persediaan khusus.
c) Pastikan bahwa pipa dibuat sesuai dengan standar API 5L edisi terakhir
dan API 6D untuk valve.
d) Pastikan spesifikasi Pipa digunakan untuk memilih pipa, valve and fitting
sesuai dengan design service dan ANSI pressure class.
e) Pastikan bahwa pipa, valve dan fitting dapat dibeli dan diterima dengan
mill test report dan tanda sesuai standar yang digunakan dan spesifikasi
DITJEN MIGAS.
f) Pastikan bahwa cast iron atau malleable iron tidak digunakan pada proses
hydrocarbon.
g) Pastikan bahwa panjang minimum pipe pup lebih besar dari 150 mm atau
satu diameter pipa.
1.4 DESAIN
a. Pastikan bahwa line sizing memenuhi criteria yang ada di API 5L.
b. Pastikan bahwa actual diameter pipe ends dan body dapat dihitung dari
mengukur keliling, toleransi ukuran dapat dilihat di Appendix table A.
c. Pastikan bahwa material dan tebal pipa dapat dihitung sesuai ASME B31.8
dan berhubungan dengan tabel untuk masing-masing kondisi dan
kebutuhan tekanan.
d. Pastikan komposisi karbon ekivalen dengan analisis produk untuk semua
material dan tidak lebih dari 0.40 persen, kecuali ada persetujuan PGN.
Komposisi karbon dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Catatan:
Service: BD – Blowdown (contoh)
Piping Service Class: A – Non-Corrosive D – Air, etc
Piping Pressure Class: A ANSI 150 B ANSI 300 C ANSI 600, etc
Facility Designation: 10 Trunkline 24 Offshore.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-014
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 TUJUAN
1.3 REFERENSI
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-015
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 TUJUAN
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan metode kerja survei ROW
sesuai dengan panjang jalur pipa yang akan dikonstruksi dengan panjang
yang telah ditentukan
Prosedur ini meliputi semua kegiatan survei jalur pipa yang terdiri dari
peninjauan lokasi, identifikasi obstacle, pengukuran dan pematokan.
1.3 REFERENSI
Prosedur ini mengacu kepada dokumen standar survei konstruksi yang dibuat
oleh PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
1.4.1 Umum
Secara umum kegiatan yang dilakukan dalam prosedur survei konstruksi
adalah sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Data-data Relevan
Pemeriksaaan ini dilakukan terhadap data-data terkumpul yang relevan
tentang jalur pipa yang akan dibangun
b) Pemeriksaan Perubahan Data
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa data-data perubahan rute
yang terjadi dari posisi sebelumnya
c) Pemeriksaan Data Lainnya
Selain kedua jenis data di atas terdapat data-data lainnya sebagai
berikut:
o Rintangan yang dihadapi dakan pelaksanaan konstruksi:
- Utilitas existing PAM, PLN, Telpon dan instalasi bawah tanah
lainnya.
- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir
dll.
Demikianlah Prosedur Survei Konstruksi ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-016
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 UMUM
Tender adalah suatu proses atau cara untuk mendapatkan vendor atau
kontraktor yang akan dipilih sebagai penyedia material maupun pelaksana
pekerjaan yang akan diberikan. Selain beberapa persiapan tender yang harus
dilakukan oleh pemilik proyek, harus juga dipersiapkan dokumen tender yang
terdiri dari:
Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta dokumen Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) merupakan salah satu produk engineering yang akan dipisahkan
sesuai dokumen ilmu masing-masing. Keseluruhan dokumen tersebut diatas,
akan dibukukan oleh panitia tender, untuk disampaikan kepada peserta
tender pada saat proses pembukaan atau pengambilan dokumen tender.
Dokumen tender tersebut hanya akan diberikan kepada calon peserta tender
yang sudah lulus tahap pra-kualifikasi.
Persiapan
Pengajuan
Dokumen Pembentukan Panitia Tender
Tender oleh
Peserta Tender :
- Organisasi Penilaian Prakulaifikasi
Perusahaan
Perusahaan
- Kemampuan Pemilihan Peserta tender
Teknis
- Kemampuan
Keuangan Undangan Peserta
- Reputasi
Perusahaan
Aanwizing
Pembukaan Tender
Evaluasi
Dari panitia yang terbentuk, team harus membuat sebuah organisasi, susunan
pengurus lengkap dengan pembagian tugas masing –masing personil yang
jelas agar tidak ada pekerjaan yang saling tumpang tindih, dan akhirnya
semua pekerjaan menjadi lancar, efisien dan Tender yang dimaksudkan bisa
berhasil sesuai harapan.
1.3 PRAKUALIFIKASI
A. Organisasi Perusahaan
Dari organisasi perusahaan yang ada akan bisa dilihat struktur organisasi
yang ada dan siapa saja key person-nya. Dari bentuk organisasinya bisa
dilihat juga bagaimana nantinya Kontraktor tersebut akan menjalankan
proyek.
B. Kemampuan Teknis
Seperti juga tenaga inti (key person), dari jajaran tenaga pendukung
teknik yang ada akan bisa diperkirakan kemampuan secara teknis dari
perusahaan yang bersangkutan.
C. Kemampuan Keuangan
D. Pengalaman kerja
dari data pengalaman kerja tersebut, akan bisa dilihat apakah perusahaan
tersebut pernah melakukan pekerjaan yang sama. Sehingga dari proses
prakualifikasi tersebut sudah bisa diketahui perusahaan mana saja yang
cocok untuk proyek yang direncanakan owner tersebut.
E. Reputasi Perusahaan
Dari pra-kualifikasi yang dikirim oleh para Kontraktor, tim pelaksana tender
akan melakukan evaluasi dan pencocokan/ verifikasi dari segi administrasi
maupun dari segi kemampuan teknisnya.
Untuk melakukan penilaian yang akurat, dalam hal ini team tender harus
menyiapkan kolom tabulasi yang akan memuat dari semua item yang
ditanyakan, agar bisa dilakukan penilaian dan pembobotan secara
keseluruhan.
Untuk mendapatkan kepastian dari para Kontraktor yang telah diundang, dan
dalam rangka mendapatkan kepastian termaksud, Kontraktor diharuskan
untuk segera mengirimkan kesediannya untuk mengikuti pelelangan tersebut
dalam waktu paling kurang 2 (dua) hari sebelum Pelanggan di laksanakan.
A. Aanwizing
Aanwizing adalah rapat penjelasan pelelangan yang meliputi antara lain
adalah masalah :
a) Masalah Administrasi
b) Masalah Teknik
B. Pembukaan Tender
Acara pembukaan pada pelelangan terbuka, para Kontraktor diharuskan
memasukkan dokumen proposal tendernya pada hari dan jam yang telah
ditetapkan dalam rapat penjelasan aanwizing.
Sesuai kelaziman hanya dari Kontraktor yang lulus secara teknis saja yang
bisa mengikuti pelelangan secara Financial&Commercial dan akan
C. Evaluasi
Dalam melakukan penilaian secara teknis maupun commercial, panitia
tender akan menyiapkan penilaian secara angka yang berupa scorring
untuk masing-masing item criteria.
Dari hasil nilai secara keseluruhan yang di jumlahkan, akan didapat nilai
tertinggi yang akan dipakai sebagai penentu kemenangan atas pelelangan
tersebut.
Tanpa adanya prosedur yang tepat dan dapat diverifikasi akan sulit
mendapat hasil yang baik dan menjaga kelancaran pekerjaan agar tidak
terjadi overlapping atau tumpang tindih.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-017
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 UMUM
kondisi pasar tentang stock material yang ada serta kondisi peralatan
yang akan dibutuhkan, sehingga dalam melakukan perhitungan
anggaran biaya, nantinya kontraktor bisa memastikan harga material
serta harga sewa peralatan yang akan dipakai dalam menyusun anggaran
semuanya telah memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin akan
timbul sepanjang pelaksanaan proyek.
4) Melakukan survey masalah tenaga kerja lokal, terutama untuk tenaga ahli
/ skill, agar nanti dapat direncanakan dengan pasti, dari mana saja
tenaga kerja yang akan kita pakai. Dengan adanya kepastian dari awal
tentang kondisi tenaga kerja yang ada di masing-masing daerah maka
mobilisasi tenaga kerja akan terlaksana dengan baik.
Biaya tidak langsung adalah komponen dari rencana anggaran biaya (RAB)
yang dialokasikan untuk biaya-biaya sebagai pendukung agar terlaksananya
pelaksanaan proyek.
8. Biaya Asuransi
Dokumen RAB ini akan dijadikan pegangan oleh Pemilik Proyek untuk
menyiapkan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan fisik proyek.
A. Komponen pertama
2) Harga kontrak.
5) Jaminan pertanggungan.
6) Pajak, asuransi
7) Penghentian pekerjaan
B. Komponen kedua
1) Design engineering
5) Pengendalian mutu
C. Komponen ketiga
D. Komponen keempat
Bertitik tolak dari pemikiran bahwa akan banyak dijumpai permasalahan dan
kesulitan dalam proses pelaksanaan kegiatan proyek, yang berarti akan
mempertinggi resiko terhadap kesuksesan proyek, untuk itu kontrak merupakan
hal yang harus diadakan dan harus dibuat selengkap mungkin agar bisa menjadi
pedoman untuk pengendalian dan pedoman pelaksanaan proyek bagi kedua belah
pihak baik bagi kontraktor maupun bagi owner atau pemberi tugas.
PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK
DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-018
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
DAFTAR ISI
1.1 TUJUAN
• Kehidupan manusia
• Citra Perusahaan
Prosedur ini diaplikasikan untuk semua situasi darurat yang berlaku di lokasi
konstruksi gas kota. Semua personel dan kontraktor mematuhi prosedur ini
selama keadaan darurat.
1.4 DEFINISI
2. Tingkat 2 - “Situasi di luar kontrol ERT dan bantuan dari tim penyelamat
pemerintah diperlukan dan bahaya yang dapat mempengaruhi
keselamatan sekitar, publik, dan lingkungan.”
6. Semua kendaraan ditarik dari jalur jalan dan mematikan mesin sekaligus
mengambil kunci dari percikan api.
A. Kebakaran
2. Semua orang segera menuju Muster Point atau area aman (di venting point)
dan bersiap menunggu instruksi lebih lanjut dari ETL.
3. ETL akan menginstruksikan semua tim yang bertugas dalam situasi darurat
dan segera secara tepat melalui telepon, radio, atau langsung menuju
kantor.
Ketika terjadi kebocoran gas/ ledakan pada tempat kerja, orang yang
menemuka kebocoran/ ledakan harus mengikuti langkah-langkah berikut:
3. ETL akan menginstruksikan semua tim yang bertugas dalam situasi darurat
dan segera secara tepat melalui telepon, radio, atau langsung menuju
kantor.
Odorant merupakan senyawa kimia mudah terbakar, berbau tajam dan dalam
konsentrasi tertentu dapat membahayakan kesehatan dan juga
mengkontaminasi lingkungan.
Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota, di bawah ini adalah
prosedurnya:
• ETL akan memonitor situasi dan mengkontak BMG sesegera mungkin pada
saat yang sama juga mengkontak Manajer Proyek dan Manajer K3PL.
Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota maka prosedurnya bisa
dilihat di bawah:
• ETL akan memonitor situasi pada saat yang sama menghubungi Manajer
Proyek dan Manajer K3PL
• ETL akan menghubungi polisi untuk investigasi area dan mencari sumber
bom tersebut.
- Proses evakuasi
E. Cedera
• Detektor Gas
• Spark Arrestor