Anda di halaman 1dari 242

FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH

TANGGA DI KABUPATEN BOGOR


PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A1. PENDAHULUAN

0 8 NOV „11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-LST-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 2 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 4
1.2 FILOSOFI DAN DASAR HUKUM ............................................................................................. 6
1.2.1 Dasar Hukum ...................................................................................................... 6
1.2.2 Gambaran Umum .............................................................................................. 7
1.2.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan .......................................................................... 7
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................................... 8
1.4 RUANG LINGKUP ...................................................................................................................... 8
1.4.1 Uraian Kegiatan .................................................................................................. 8
1.4.2 Batasan Kegiatan ................................................................................................ 8
1.5 MANFAAT KEGIATAN PERENCANAAN ............................................................................... 9
1.6 HASIL KEGIATAN....................................................................................................................... 9
1.6.1 Keluaran (Output) .............................................................................................. 9
1.6.2 Hasil (Outcome) .................................................................................................. 9
1.7 JADWAL PELAKSANAAN ...................................................................................................... 10

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 3 of 14

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga terutama


didasarkan pada UU No 22 tahun 2001 dan Peraturan Presiden No 5 tahun
2006. UU No 22 tahun 2001 mengamanatkan penyelenggaraan kegiatan
usaha minyak dan gas bumi harus dapat menjamin efisiensi dan efektifitas
tersedianya minyak dan gas bumi, baik sebagai sumber energi maupun bahan
baku untuk kebutuhan dalam negeri. Sedangkan Peraturan Presiden RI No 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi alternatif sebagai substitusi BBM dalam
rangka mengurangi subsidi BBM, khususnya minyak tanah yang digunakan
oleh sektor rumah tangga. Untuk itu Pemerintah melakukan langkah-langkah
strategis diantaranya adalah pemanfaatan energi alternatif seperti gas bumi
untuk mengganti penggunaan BBM untuk sektor rumah tangga dan
pelanggan kecil. Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi konsumsi
BBM sehingga dapat meningkatkan keamanan pasokan bahan bakar ( fuel
security of supply), tercapainya keseimbangan bauran energi, dan penurunan
subsidi minyak tanah.
Meskipun ketersediaan gas bumi di Indonesia melimpah, masih ada kendala
yaitu tidak semua wilayah memiliki sumber dan jaringan distribusi gas bumi,
untuk itu pengadaan gas bumi untuk rumah tangga hanya bisa dilakukan
pada wilayah-wilayah yang mempunyai sumber gas bumi atau wilayah-
wilayah yang dilalui atau berdekatan dengan Jaringan gas bumi, baik
Jaringan transmisi (Jaringan jarak Jauh) maupun Jaringan distribusi (jaringan
jarak pendek). Pemerintah sampai saat ini hanya membangun jaringan gas
bumi apabila dianggap nilai keekonomiannya cukup tinggi.
Jaringan distribusi gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga memang
memerlukan investasi yang cukup besar, akan tetapi dalam jangka panjang
masih tetap bisa menguntungkan apalagi kalau ditinjau dari sudut
kepentingan pemerintah, dimana pemerintah akan mendapat keuntungan
ganda yaitu akan mengurangi subsidi minyak tanah selain dari keuntungan
ekonomis.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 4 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Berikut merupakan rencana Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah


Tangga untuk beberapa wilayah di Indonesia (terutama yang dekat dengan
sumber gas bumi)

Gambar 1. 1. Roadmap Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga


Seperti terlihat dalam Roadmap di atas pada tahun 2011 ada 2 (dua) kegiatan
utama dalam pembangunan jargas rumah tangga, yaitu:
1. FEED dan DEDC untuk :
o Bogor
o Cirebon
o Jambi
o Prabumulih
o Kalidawir Sidoarjo
2. Konstruksi Pembangunan Jaringan Gas

o Bontang, Kalimantan Timur


o Sengakang, Sulawesi Selatan
o Bekasi

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 5 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

o Sidoarjo
o Rusun Jabotabek
Dalam roadmap tersebut terlihat wilayah Kabupaten Bogor termasuk dalam
roadmap FEED dan DEDC untuk tahun 2011.
Dengan dasar latar belakang seperti yang disampaikan diatas, serta sebagai
langkah lanjutan dari studi kelayakan jaringan distribusi gas untuk konsumen
sektor rumah tangga yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Bogor Dinas Pertambangan dan tertuang dalam ”Pekerjaan Penyusunan
Desain Pipa Gas Alam Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor” pada tahun
2006, maka Pemerintah Kabupaten Bogor memilih 6 Perumahan untuk
dilakukan kegiatan perencanaan, yang akan meliputi pembuatan FEED ( Front
end Engineering Design) dan DEDC (Detail Engineering Design for
Construction), Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta Dokumen Pelelangan
Pekerjaan. Hasil dari kegiatan perencanaan ini akan dijadikan sebagai acuan
oleh Kontraktor dalam pembangunan jaringan distribusi gas kota Bogor.

1.2 FILOSOFI DAN DASAR HUKUM

1.2.1 Dasar Hukum

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi


- Pasal 3c, bahwa penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas
bumi harus menjamin efisiensi dan efektifitas tersedianya minyak dan
gas bumi sebagai sumber energi maupun bahan baku untuk
kebutuhan dalam negeri.
- Pasal 8 ayat 2, bahwa pemerintah wajib menjamin ketersediaan dan
kelinearan penditribusian BBM yang merupakan komoditas vital dan
menguasai hajat hidup orang banyak di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2) Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional, bahwa dalam mempercepat pelaksanaan penggunaan energi
alternatif sebagai pengganti substitusi BBM dalam rangka mengurangi
subsidi BBM khususnya minyak tanah yang digunakan oleh rumah
tangga, sehingga meningkatkan fuel security of supply agar tercapai
keseimbangan energy mix.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 6 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

3) Surat Direktur Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan RI, Nomor S-


2011/ AG/ 2009 tanggal 23 Juli 2009, hal revisi SP-SAPSK Ditjen Miyak
dan Gas bumi DESDM TA 2009 (Revisi 2, STAP-0393/AG/2008)

1.2.2 Gambaran Umum

Sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2001 yang mengamanatkan


penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus menjamin
efisiensi dan efektifitas tersedianya minyak dan gas bumi, baik sebagai
sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan dalam negeri
serta Peraturan Presiden RI nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional agar diambil langkah-langkah penggunaan energi alternatif
sebagai substitusi BBM dalam rangka mengurangi subsidi BBM khususnya
minyak tanah yang digunakan oleh sektor rumah tangga.
Salah satu sumber energi alternatif BBM yang prospektif adalah gas bumi.
Indonesia memiliki cadangan gas sebesar 157.14 TSCF, terbukti 104.80 TSCF,
potensial 48.74 TSCF per 1 Januari 2010. Pasokan gas yang berlimpah itu,
baru bisa digunakan masyarakat secara luas jika tersedia jaringan
infrastruktur pipa transmisi dan distribusi gas bumi yang menghubungkan
sumber-sumber gas dari berbagai wilayah di Indonesia ke pengguna rumah
tangga dan pelanggan kecil.
Langkah-langkah strategis pemerintah dalam upaya pemanfaatan energi
alternatif pengganti BBM adalah peningkatan penggunaan bahan bakar gas
bumi untuk sektor rumah tangga dan pelanggan kecil akan mengurangi
konsumsi BBM sehingga dapat meningkatkan fuel security of supply,
tercapainya keseimbangan bauran energi dan penurunan subsidi minyak
tanah.
Langkah strategis pemerintah tersebut salah satunya adalah dengan
mengembangkan jaringan distribusi gas bumi, dalam hal ini jaringan pipa
distribusi gas bumi yang akan dibangun oleh Pemerintah untuk kota Bogor.

1.2.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Dalam rangka melakukan perhitungan secara komprehensif tentang


kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan (panjang pipa, diameter
pipa, jumlah valve, dll) sebelum dilaksanakannya pembangunan jaringan gas
untuk rumah tangga yang dituangkan dalam isometric drawing dan hal-hal

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 7 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

yang dibutuhkan dalam konstruksi jaringan gas, serta melakukan


perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS).
Saat ini upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi untuk
rumah tangga dan pelanggan kecil terhambat karena terbatasnya
infrastruktur yang menghubungkan gas bumi tersebut dikarenakan kendala
keekonomian sehingga badan usaha belum tertarik mengembangkannya.
Oleh karena itu perlu keterlibatan pemerintah untuk mempercepat
penggunaan bahan bakar gas tersebut melalui “Pembangunan FEED dan
DEDC Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga di
Kabupaten Bogor”.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan penyusunan dokumen teknis,


dokumen ekonomis, dan dokumen administrasi, serta perhitungan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS) yang berisikan data-data dan besaran kebutuhan dana
yang dibutuhkan dalam pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah
tangga.
Tujuan Kegiatan ini adalah melakukan penyusunan dokumen teknis,
dokumen ekonomis, dokumen administrasi, serta dokumen perhitungan
Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Uraian Kegiatan

“Pembuatan Front End Engineering Design (FEED) dan Detail Engineering


Design for Construction (DEDC) pembangunan Jaringan Gas bumi Untuk
Kabupaten Bogor ”

1.4.2 Batasan Kegiatan

Batasan kegiatan “ Pembuatan Front End Engineering Design (FEED) dan


Detail Engineering Design for Construction (DEDC) pembangunan Jaringan
Gas bumi Untuk Kabupaten Bogor ” meliputi :
1) Tahap Studi Literatur
- Mengidentifikasi hasil data sekunder dari studi kelayakan ( Feasibility
Study) pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah susun di
Kabupaten Bogor.
2) Tahap Survei
Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 8 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

- Melakukan pengukuran secara langsung ke lokasi untuk


mengumpulkan data (data primer) dan mengidentifikasi peta potensi
sumber gas
- Melakukan pengukuran secara langsung ke lokasi untuk
mengumpulkan data (data primer) dan mengidentifikasi peta potensi
pengguna (konsumen).
- Rancangan rantai suplai dan distribusi ke rumah tangga
- Identifikasi masing-masing wilayah (geografi, topografi, geologi,
demografi, strata sosial, ekonomi, dll).
3) Tahap Konsolidasi dengan instansi Pemerintah, pemangku kepentingan
(stake holder), dan Lembaga lainnya
4) Tahap Pembuatan Gambar
- Data-data dituangkan dalam bentuk Isometric drawing
5) Penyusunan Dokumen
6) Setelah diketahui sarana dan prasarana pembangunan jaringan gas
bumi untuk rumah Tangga, kemudian dilakukan perhitungan biaya yang
dibutuhkan dan dituangkan dalam Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

1.5 MANFAAT KEGIATAN PERENCANAAN

1. Manfaat bagi pemerintah adalah mengurangi beban subsidi minyak


tanah, mensukseskan program diversifikasi energi dan mensukseskan
program langit biru
2. Manfaat bagi masyarakat adalah tersedianya energi yang murah dan
bersih serta teralirinya gas untuk rumah tangga

1.6 HASIL KEGIATAN

1.6.1 Keluaran (Output)

Tersedianya dokumen rancangan kelayakan teknis, ekonomis, administrasi


dan perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) lingkup pekerjaan
pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kabupaten Bogor

1.6.2 Hasil (Outcome)

Tersedianya rencana pembangunan infrastruktur pipa gas bumi untuk


rumah tangga di Kabupaten Bogor

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 9 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.7 JADWAL PELAKSANAAN

Waktu kegiatan berlangsung selama 4 (empat) bulan. Mulai bulan September


sampai dengan bulan Desember 2011

Tabel 1. 1. Jadwal Pelaksanaan


Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Perencanaan
3 Pengumpulan Data Awal (Studi Literatur)
Konsolidasi (1) dengan Instansi Pemerintah (Ditjen
4 Migas, BPH, ESDM, Pemda, Dinas), dan stake
holder (KPS)
Pengumpulan Data Primer (Survei)
 Pemetaan Sumber Gas
 Pemetaan Potensi Konsumen Rumah Tangga
 Trace Rencana Jalur Pipa dari Sumber Gas ke
5 Konsumen Rumah Tangga Potensial
 Identifikasi utilitas yang terdapat di dalam
tanah/jalan raya/saluran air
 Rancangan rantai suplai dan distribusi ke rumah
susun
 Identifikasi masing-masing wilayah
6 Konsolidasi (2) dengan lembaga lainnya
Tahap Pembuatan FEED
 Penetapan design dasar prosess
 Penetapan design dasar elektrikal dan
instrumentasi
7
 Penetapan design dasar mekanikal
 Penetapan Design basis sipil

 Inventarisasi dan verifikasi spesifikasi gas bumi


 Penetapan Hasil Survey Perumahan dan Jalur
Pemipaan
Tahap Pembuatan DEDC
 Penetapan kapasitas design, umur design dan
tekanan design
 Penetapan ukuran (sizing) diameter dan
ketebalan pipa
8
 Penetapan spesifikasi/datasheet MRS, RS, valves
& Fitting, pipa, bejana tekan, elektrikal, coating,
catodic protection dan instrumentasi
 Penetapan filosofi operasi
 Penetapan filosofi konstruksi
Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 10 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


No. Kegiatan
1 2 3 4 5
 Penetapan filosofi QA/QC
Pembuatan Gambar
 Gambar Rencana Jalur Pipa
 Mekanikal dan Perpipaan
 Process & Instrument Diagram
9
 Sipil dan Struktur
 Elektrikal
 Instrument
 Standard Drawing
Pembuatan Sistem Prosedur
 konstruksi,
 pembersihan jalur,
 penanganan/ pengangkutan/ penyimpanan/
inspeksi pipa dan fitting,
 pekerjaan galian,
10  penjajaran dan penurunan pipa,
 perlintasan,
 penyambungan pipa dan fitting,
 penimbunan galian,
 uji hydrostatic/pneumatic,
 recommissioning dan commissioning,
 survey as build drawing, dan lain-lain
Penyusunan Dokumen
 Dokumen Teknis
11  Dokumen Ekonomis
 Dokumen Administrasi
 Dokumen Perhitungan RAB
Penyampaian Laporan
 Laporan Pendahuluan
12
 Laporan Pertengahan (Kemajuan)
 Laporan Akhir

Sistem pelaporan terdiri dari :


1) Laporan Pendahuluan/Inception Report, memuat gambaran awal
kegiatan yang meliputi latar belakang, tujuan dan metodologi,
pengumpulan data yang dilakukan serta informasi lain yang dapat
menjelaskan hasil pekerjaan
2) Laporan Pertengahan/Intermediate Report, memuat hasil pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan
Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 11 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

3) Laporan Akhir/Final Report, memuat seluruh hasil akhir pelaksanaan


pekerjaan yang telah dilakukan

Presentasi terdiri dari :

1) Presentasi I adalah presentasi Laporan Pendahuluan/Inception Report


2) Presentasi II adalah presentasi laporan Pertengahan/Intermediate Report
3) Presentasi III adalah presentasi Laporan Akhir/Final Report

Adapun Outline laporan yang akan disampaikan adalah sebagai berikut:

1. LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Organisasi Pelaksana Pekerjaan
BAB III. Metodologi
BAB IV. Konseptual Desain
BAB V. Hasil Kajian Studli Kelayakan
BAB VI. Perkembangan dan Rencana Selanjutnya

2. LAPORAN PERTENGAHAN
Dokumen 1. Draft Front End Engineering Design (FEED)
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Metodologi
BAB III. Hasil Survey
BAB IV.1 Desain Basis Proses
IV.2 Desain Basis Sipil
IV.3 Desain Basis Perpipaan
IV.4 Desain Basis Instrumen
IV.5 Desain Basis Elektrikal

Dokumen 2. Draft Detail Engineering Design for Construction (DEDC)


BAB I. Pendahuluan
BAB II. Basis Desain
BAB III. Perhitungan Ketebalan Pipa
BAB IV. Analisa Hidraulik
BAB V. Survei Konstruksi
BAB VI. Persiapan Jalur Pipa
BAB VII. Penanganan Pengangkutan Inspeksi Pipa dan Fitting

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 12 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

BAB VIII. Pekerjaan Galian Pipa


BAB IX. Penjajaran dan Penurunan
BAB X. Perlintasan
BAB XI. Penyambungan Pipa dan Fitting
BAB XII. Pemasangan Pipa Induk dan Pipa Servis
BAB XIII. Perbaikan Kembali
BAB XIV. Penimbunan Galian
BAB XV. Pemasangan Valve
BAB XVI. Uji Pneumatis
BAB XVII. Commisioning
BAB XVIII. As Build Drawing
BAB XIX. Spesifikasi dan Desain MRS ( Metering / Regulating Station)
BAB XX. Pedoman Dasar Desain Instrumentasi
Lampiran
3. LAPORAN AKHIR
Dokumen 1. Front End Engineering Design (FEED)
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Rencana Jalur Pipa
BAB III. Proyeksi Volume Pasokan dan Permintaan Gas Bumi
BAB IV. Spesifikasi Gas Bumi
BAB V. Perencanaan Jaringan Pipa Gas
BAB VI. Keekonomian
BAB VII. Analisa Terhadap Lingkungan
BAB VIII. Kesimpulan
Lampiran
Dokumen 2. Detail Engineering Design for Construction (DEDC)
BAB I. Pendahuluan
BAB II. Basis Desain Proses
BAB III. Filosofi Operasi
BAB IV. Perhitungan Ketebalan Pipa
BAB V. Analisa Hidraulik
BAB VI. Basis Desain Jaringan Pipa Distribusi
BAB VII. Desain MRS dan Fasilitas Pendukungnya
BAB VIII. Prosedur Konstruksi Jaringan Pipa
BAB IX. Prosedur Jaminan Kualitas dan Kontrol

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 13 of 14

PENDAHULUAN
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

BAB X. Gambar Desain Rinci dan Bill of Quantity


BAB XI. Spesifikasi Teknis Material Jaringan Perpipaan
BAB XII. Analisa Harga Satuan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
BAB XIII. Dokumen Pengadaan Material Jaringan Perpipaan
BAB XIV. Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
BAB XV. Prosedur Standar Pengoperasian Konstruksi
BAB XVI. Kesimpulan

Lampiran

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Page 14 of 14

PENDAHULUAN
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A2. METODOLOGI

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-RPT-002
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 2 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

METODOLOGI ............................................................................................................................ 4
1.1 METODOLOGI UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................. 4
1.2 METODOLOGI UNTUK SETIAP TAHAPAN KEGIATAN ........................................... 7
1.2.1 Metodologi Pelaksanaan Survey & Pengumpulan Data ............................... 7
1.2.2 Metodologi Pelaksanaan FEED & DEDC .......................................................... 11

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 3 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

METODOLOGI

1.1 METODOLOGI UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metodologi umum pelaksanaan pekerjaan ditunjukkan dalam skema diagram


alir di bawah ini.

Persiapan

Tahap Studi
Literatur

Konsolidasi &
Koordinasi

Tahap Survei

Konsolidasi &
Koordinasi

Tahap Pembuatan Tahap Pembuatan


FEED DEDC

Tahap Pembuatan
Sistem Prosedur

Tahap Pembuatan
Gambar

Tahap Penyusunan
Dokumen

Gambar 1. 1. Metodologi Umum Pelaksanaan Pekerjaan

Penjelasannya tahapannya adalah sebagai berikut.

1. Tahap Studi Literatur

Mengindentifikasi hasil data sekunder dari studi kelayakan ( Feasibility Study)


Pembangunan Jaringan Gas untuk Rumah Tangga.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 4 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

2. Tahap Survey

a) Melakukan pengukuran secara langsung ke lokasi untuk


mengumpulkan data (data primer) dan mengidentifikasi peta pontesi
sumber gas.
b) Melakukan pengukuran secara langsung ke lokasi untuk
mengumpulkan data (data primer) dan mengidentifikasi peta potensi
pengguna (konsumen).
c) Melakukan identifikasi utilitas yang terdapat di dalam tanah/jalan
raya/saluran air yang akan dibangun jaringan pipa gas bumi.
d) Rancangan rantai suplai dan distribusi ke rumah tangga kabupaten
bogor.
e) Identifikasi masing-masing wilayah (geografi, topografi, geologi,
demografi, strata sosial ekonomi, dll).

3. Tahap Konsolidasi dan koordinasi dengan Instansi Pemerintah baik


pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, Stake holder, dan lembaga
lainnya

4. Tahap pembuatan FEED meliputi antara lain:

a) Penetapan design dasar prosess (basic design process).


Hal ini menyangkut :
 Plot Plan Perumahan dan aliran pipa gas
 Simulasi proses dan pipa

b) Penetapan design dasar elektrikal dan instrumentasi (basic design


electrical & instrumentation)
Hal ini menyangkut :

 Sistem elektrikal dan instrumentasi di dalam dan luar bangunan

c) Penetapan design dasar mekanikal dan perpipaan (basic design


mechanical and piping)yaitu spesifikasi komponen pipa dan peralatan
yang digunakan
d) Penetapan design basis sipil, yang meliputi:
 Data crossing
 Spesifikasi Penggalian dan Penimbunan
e) Inventarisasi dan verifikasi spesifikasi gas bumi yang akan digunakan.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 5 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

f) Hasil Survei Jalur dan perumahan yang meliputi:


 Peta Digital
 Peta Topografi
 Survey Minat

5. Tahap pembuatan DEDC meliputi antara lain:

a) Penetapan kapasitas design, umur design dan tekanan design


b) Penetapan ukuran (sizing) diameter dan ketebalan pipa dengan
mempertimbangkan pembebanan (load) berdasarkan metode yang
ditetapkan standar dan kaidah keteknikan yang baik.
c) Penetapan spesifikasi/datasheet MRS, RS, valves & Fitting, pipa, bejana
tekan, elektrikal, coating, catodic protection dan instrumentasi.
d) Penetapan filosofi operasi (system distribusi/simulasi hidrolik, MRS, RS,
Sistem pengukuran, sistem utilitas, gas management, keselamatan
sistem perpipaan, dll)
e) Penetapan filosofi konstruksi (perancangan jalur, konfigurasi galian,
crossing jalan raya/kereta api/sungai, pembuatan prosedur konstruksi
jaringan pipa, dll)
f) Penetapan filosofi QA/QC

6. Tahap pembuatan sistem prosedur:

SOP konstruksi antara lain survey konstruksi, pembersihan jalur,


penanganan/pengangkutan/penyimpanan/inspeksi pipa dan fitting,
pekerjaan galian, penjajaran dan penurunan pipa, perlintasan,
penyambungan pipa dan fitting, penimbunan galian, uji
hydrostatic/pneumatic, recommissioning dan commissioning, survey as build
drawing dll.

7. Tahap Pembuatan Gambar

Data-data dituangkan di dalam isometric drawing.

8. Penyusunan dokumen:

a) Dokumen teknis
b) Dokumen ekonomis
c) Dokumen administrasi
d) Dokumen perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 6 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Penyusunan dokumen teknis akan dilakukan dengan mengumpulkan


data sekunder, mengenai gambaran infrastruktur gas bumi untuk
rumah tangga dan gambaran aturan/standard/referensi yang berlaku.
Berdasarkan data dan informasi yang dilakukan untuk mendapatkan
gambaran umum tersebut, selanjutnya dilakukan survei penerapan
standard. Dari data-data dan informasi yang telah dikumpulkan pada
saat survei, dilakukan evaluasi dan analisis terhadap perolehan data,
setelah itu mulai dilakukan penyusunan dokumen teknis.

1.2 METODOLOGI UNTUK SETIAP TAHAPAN KEGIATAN

Dari metodologi umum pada Sub Bab 3.1. diatas, maka dapat dipilah-pilah
kembali kedalam metodologi yang lebih khusus. Dimana metodologi untuk
setiap tahapan-tahapan kegiatan tersebut meliputi :

a. Metodologi pelaksanaan survey dan pengumpulan data


b. Metodologi pelaksanaan FEED dan DEDC
c. Metodologi persiapan dokumen manajemen proyek
d. Metodologi persiapan dokumen Standard Operating Procedure (SOP)
Konstruksi
e. Metodologi persiapan dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB)/
perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
f. Metodologi persiapan dokumen konsep kontrak EPC
g. Metodologi konsolidasi dengan instansi pemerintah, stake holder dan
lembaga lain

1.2.1 METODOLOGI PELAKSANAAN SURVEY & PENGUMPULAN DATA

Metodologi yang akan diterapkan dalam pelaksanaan survey ini adalah


sebagai berikut:

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 7 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Gambar 1. 2. Diagram Alir Metodologi Pelaksanaan Survey dan Pengumpulan Data

Tahapan ini merupakan langkah penting untuk melakukan verifikasi hasil studi
kelayakan (feasibility study) yang akan dijadikan referensi yang
menggambarkan rute jaringan gas yang akan dibangun dan kondisi rumah
Tangga. Hasil-hasil survey akan dijadikan salah satu data primer untuk langkah
awal pelaksanaan Front End Engineering (FEED) dan Detail Enginnering
Design for Construction (DEDC), yang harus dilakukan oleh konsultan
perencana pembangunan jaringan pipa pipa distribusi gas bumi untuk
Kabupaten Bogor. Pengumpulan data untuk menentukan rumah tangga
terpilih akan dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan Pengadaan Data
digital dan survei Topografi.

A. Pengadaan Data Digital Dan Survei Topografi :

A.1. Pengumpulan Data

- Pengadaan data berupa foto udara dan atau citra satelit

- Mengumpulkan data-data historis yang telah ada sebelumnya.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 8 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

A.2. Pengukuran Dilapangan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan koordinat-


koordinat titik ikat yang nantinya akan digunakan untuk menjadikan
peta awal (hasil dari pengumpulan data) menjadi peta yang ter-
georeference.

B. Tahap Pengolahan

Pada tahap ini dilakukan pengabungan data hasil pengukuran


dilapangan dengan peta awal yang belum ter-geo-reference, kegiatanya
sebagai berikut :

B1. Menyamakan Sistem Koordinat Citra Satelit atau Foto Udara dengan
Peta Awal

B2. Membuat Peta Planimertik/ Detail Yang Geo-reference

Untuk menyakinkan akurasi dari peta georeference pertama,


dilakukan rektifikasi dengan titik-titik kontrolnya adalah koordinat-
koordinat titik-titik objek taktis yang telah diperoleh dari hasil
pengukuran dilapangan.

B3. Membuat Kontur

Kontur dibuat dari citra satelit/ foto udara dengan menggunakan


softwere conturing.

B4. Membuat Peta Garis

- Menggabungkan Peta Detail, Kontur, dan Citra Satelit/ Foto Udara


dengan meng-overlay-kan ketiga layer tersebut.

- Dilakukan updating layer seperti bangunan dan jalan baru


dengan proses dijitasi.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah aktifitas untuk pencarian data awal, melalui


pengumpulan data dari beberapa instansi terkait, antara lain adalah :

i. Data Pipa Transmisi dan sumber gas yang ada, yaitu pencarian data
yang berkaitan dengan rencana peta jaringan pipa yang akan
direncanakan, berikut dengan karakteristik gas supply yang mengalir

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 9 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

ii. Data infrastruktur, merupakan hasil pengumpulan data untuk


mengetahui ketersediaan serta spesifikasi infrastruktur yang sudah
ada, baik yang terlihat di permukaan seperti jalan, jembatan, tower
listrik, stasiun pemancar ataupun infrastruktur yang tertanam
didalam tanah di area rencana jaringan gas bumi ke rumah tangga di
Kabupaten Bogor. Data-data inftastruktur akan diambil dari instansi
masing-masing yang terkait, dan juga akan dilihat langsung ke
lapangan untuk memastikan kondisi dan lokasi yang sebenarnya.
iii. Data demografi atau kependudukan, termasuk dengan kondisi sosial
ekonomi dan sosialisasi. Data yang dimaksud bertujuan untuk
mengetahui kondisi penduduk sekaligus mendata calon-calon
konsumen yang akan menggunakan gas bumi. Pencarian data ini
diawali dengan melakukan kegiatan sosialisasi ke pemerintah daerah
setempat dan masyarakat.
iv. Data regulasi wilayah setempat, antara lain adalah studi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW), perijinan sesuai dengan terbitan
otonomi daerah, dan lain-lain. Data ini diperlukan untuk
menentukan jalur pipa dan menentukan koordinasi pengurusan
perijinan terkait dengan perencanaan pembangunan jaringan pipa
distribusi gas bumi.
D. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan salah satu aktifitas yang perlu dilakukan sebelum


diadakan kegiatan survey lapangan dan dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data lapangan. Dalam melakukan sosialisasi untuk
penggunaan gas kota di masyarakat, maka akan dilakukan kerja sama
dengan instansi pemerintah pemrakarsa yaitu Ditjen Migas dan
Pemerintah daerah setempat, seperti pihak kecamatan dan kelurahan,
bahkan RT/ RW dan pengelola rumah tangga di Kabupaten Bogor.
Sosialisasi ini akan meliputi penyampaian informasi mengenai cara
penggunaan gas kota dalam kehidupan sehari-hari, berapa biaya yang
harus dikeluarkan, kelebihan dan keuntungannya, termasuk persiapan
bagaimana untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan gas
kota sebagai salah satu pengganti minyak tanah dan menjadi calon
pelanggan, yang sejalan dengan program pemerintah mengenai konversi

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 10 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

energi.

E. Survey Lapangan

Survey Lapangan akan dilakukan pada tempat dan kondisi yang memang
tidak dimungkinkan diperoleh data dari instansi terkait, ataupun
dikarenakan diperlukannya data aktual, seperti misalnya :

i. Data utilitas dari instansi terkait dengan jalur yang akan digunakan
dalam konstruksi konstruksi jaringan pipa antara lain: PLN, PDAM,
Telkom, Dinas Pekerjaan Umum ,dll.
ii. Data kependudukan, antara lain melakukan pertemuan, koordinasi
dengan beberapa instansi dilapangan bahkan terjun dalam
masyarakat secara langsung. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan
beberapa data aktual, seperti data yang paling penting adalah data
Peminat yang menghendaki sambungan gas bumi, tapi juga perlu
data kondisi lapangan seperti misalnya untuk mengetahui jumlah
kepala keluarga di dalam suatu wilayah dilengkapi dengan lokasi
perumahan dan alamat, dimana data seperti ini tidak dapat diperoleh
hanya dari pengumpulan data atau studi literatur.
iii. Data Jalur Transmisi dan Distribusi yang ada dan terdekat serta
sumber gas yang terdekat termasuk Kapasitas yang ada, karakteristik
gas dan kemungkinan bisa tidaknya mensupplay gas untuk
keperluan rumah tangga.
iv. Data lingkungan pembangunan jaringan pipa gas Kabupaten Bogor.
Contoh : Prediksi perubahan lingkungan akibat dari konstruksi jalur
pipa gas terhadap kegiatan masyarakat, alam (polusi udara, air,
suara) saat pra dan pasce konstruksi.
Hasil survey dan pengumpulan data yang dilakukan, juga merupakan
verifikasi terhadap study awal yang digunakan sebagai referensi untuk
memberikan gambaran kondisi terakhir yang dapat digunakan sebagai
acuan perencanaan.

1.2.2 Metodologi Pelaksanaan FEED & DEDC

Skema Tahapan Kegiatan Pembangunan Jaringan Transmisi dan Distribusi


Gas Bumi tahun 2010 adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar
berikut.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 11 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Gambar 1. 3. Skema Tahapan Kegiatan Pembangunan Jargas

Secara garis besar terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

1) Feasibility Study (studi kelayakan)


2) Design (FEED dan DEDC)
3) Procurement & Construction (pengadaan dan konstruksi)
4) Start Up & commisioning (uji coba)
5) Hand Over (operasional)

Front End Engineering & Design (FEED) merupakan salah satu tahapan
penting dalam pendesainan suatu proyek dan dilakukan pada saat awal
proses keteknikan (engineering). Adapun tujuan dilakukannya desain
konseptual adalah untuk memberikan acuan agar desain yang dihasilkan
sesuai dengan sasaran yang diinginkan dan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Pada
tahapan pembuatan FEED ini ditentukannya sekitar 80% dari keseluruhan
biaya perencanaan konstruksi suatu proyek pembangunan jaringan pipa gas
distribusi ke rumah tangga. Berikut adalah metodologi yang digunakan :

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 12 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Gambar 1. 4. Metodologi Penyusunan FEED dan DEDC

Konsep metodologi dari pembuatan FEED dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Dimana pembuatan FEED dimulai dari penetapan data-data, asumsi, standar-
standar serta metode yang akan digunakan dalam pendesainan. Variabel
tersebut mutlak dipersiapkan secara seksama dengan mengutamakan
keakuratan serta kesesuaian terhadap proses yang akan diaplikasikan.

Sasaran pendesainan suatu jaringan pipa distribusi rumah tangga, transportasi


dan pelanggan kecil adalah diperolehnya gambaran teknis yang meliputi
supply-distribution network & route plan serta basic engineering design yang
akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan
keputusan/kebijakan pengembangan jaringan pipa distribusi gas rumah
tangga, transportasi dan pelanggan kecil pada suatu lokasi potensial yang
dipilih.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 13 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Gambar 1. 5. Tahap Pembuatan FEED

A. Penetapan basis disain proses (basic design process)

Dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil study kelayakan


(FS) serta hasil survey atau pengumpulan data umum yang berisi data-
data spesifikasi serta volume supply gas, karekteristik gas dan kebutuhan
gas ditingkat konsumen maka disiplin ilmu teknik kimia dan atau ahli
pengolahan gas bumi khususnya yang berkaitan dengan proses transmisi
dan distribusi gas akan mempersiapkan basis disain serta deskripsi proses
yang akan berlangsung.

Deskripsi proses ini akan dikembangkan lebih lanjut untuk dapat


mengetahui disain peralatan yang diperlukan serta sistem perpipaan
yang akan dilakukan oleh disiplin mekanikal dan perpipaan. Dengan
dasar serta referensi dari deskripsi proses ini, maka dapat dikembangkan

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 14 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

lebih lanjut sehingga menjadi dokumen-dokumen yang mudah


dimengerti oleh disiplin lain yang terkait. Dokumen dokumen tersebut
antara lain seperti dibawah :

 Spesifikasi
 Data sheet
 Desain Basis dan Gambar Process Flow Diagram (PFD)
 Desain Basis dan Gambar Process & Instrument Diagram (P&ID)
 Plot Plan General
 Simulasi Proses Jaringan
Untuk alur kerja proses pembuatan PFD dan P&ID dapat dilihat pada
Gambar dibawah ini

Gambar 1. 6. Diagram Alir Kerja Pembuatan PFD dan P&ID

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 15 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Gambar 1.7. Process Flow Diagram (PFD) Metering & Regulating Sector (MR/S)

Gambar 1. 8.Piping & Intrumentation Diagram (P&ID) MR/S

Kode dan Standard yang akan diterapkan dalam pekerjaan pembuatan FEED
dan DEDC untuk jaringan pipa distribusi gas bumi untuk Kabupaten Bogor ini
antara lain adalah:

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 16 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Tabel 1. 1. Referensi (Kode dan Standard)


No. Standar Keterangan
1 Kepmen No: Kriteria tekanan distribusi gas
300.k/38/M.PE/1997
2 SNI13-3474-2002 Asistem Perpipaan Transmisi dan Gas
(ASME/ANSI B.31-8)
3 ASME B31.8 Gas Transmission and Distribution
Piping Systems

B. Mekanikal dan Perpipaan

Secara umum ruang lingkup perencanaan mekanikal meliputi pekerjaan :


- Menentukan jalur jaringan pipa distribusi
- Melakukan pengaturan penurunan tekanan yang ada di titik
sambungan (hot tapping) di pipa transmisi yang sudah ada menjadi
tekanan yang sesuai dengan kebutuhan peralatan pelanggan rumah
tangga
- Menentukan ukuran diameter dan pipa distribusi yang digunakan
- Menentukan perencanaan peralatan sistem perpipaan dan
pengaliran gas
Perencanaan mekanikal dan perpipaan pada proyek ini secara umum
akan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan cakupan rumah
Tangga yang telah ditentukan dengan menggunakan referensi dari data
proses, karakteristik dan komposisi supply gas, serta mengacu pada
konsep usulan diagram alir rancangan jaringan pipa gas.

Berdasarkan data-data yang ada maka akan disusun konseptual dan


perhitungan untuk perencanaan mekanikal dan perpipaan seperti
langkah-langkah dibawah ini.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 17 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

A. 

B. 

C. 
D.

E.




 -


Gambar 1. 9. Diagram Alir Penentuan Simulasi Proses dan Pipa


1. Menentukan Perencanaan Jalur Jaringan Distribusi Gas
Terdapat dua (2) langkah kerja atau sistematika besar yang harus
dipenuhi dalam melakukan perencanaan jaringan distribusi gas bumi,
yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Inventarisasi pengumpulan data
Dimana data utama yang diperlukan adalah sebagai berikut :
i. Data pasokan gas alam; informasi yang sangat diperlukan
berkaitan dengan kondisi gas alam aliran pipa
transmisi/distribusi yang akan menjadi sumber utama jaringan
pipa distribusi, antara lain adalah komposisi gas, tekanan serta
suhu (temperatur)
ii. Informasi konsumen; informasi konsumen yang memiliki
karakteristik unik untuk setiap rumah tangga yang diperlukan
antara lain adalah jenis konsumen rumah tangga, jumlah
anggota rumah tangga, pola penggunaan bahan bakar yang

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 18 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dipengaruhi oleh jenis kegiatan dalam rumah tangga, termasuk


didalamnya adalah jenis alat (termasuk kompor) serta jumlah
dan kapasitas alat yang dipergunakan, ukuran luas ruangan dan
pendapatan atau standard hidup
iii. Data pemetaan; selain dari data topografi, jalur rencana
perpipaan, yang termasuk dalam data pemetaan adalah data
demografi yang memberikan gambaran luasan, sebaran serta
tingkat kepadatan penduduk.
iv. Data dan informasi rencana pengembangan wilayah dari
pemerintah daerah setempat, dimana hal ini akan diperlukan
untuk perencanan umur rencana yang ditetapkan
b. Perhitungan dan simulasi
Selain jumlah sumber dan komposisi sumber gas, pola dan
kecenderungan penggunaan bahan bakar, beserta jumlah dan
jenis peralatan yang dipergunakan oleh konsumen merupakan
faktor utama yang akan dijadikan input pada saat melakukan
simulasi sistem jaringan. Jenis dan jumlah peralatan akan menjadi
dasar kebutuhan gas dalam satuan kcal/jam di setiap rumah
tangga.

Simulasi tersebut diatas merupakan bagian dari analisa supply


demand (analisa pasokan dan kebutuhan), dimana penentuan
kapasitas pasokan ditentukan dengan melihat kapasitas disain dan
operasional dari offtake station (stasiun pengumpul), dalam hal ini
juga memperhitungkan rencana pengembangan pipa jaringan
sekitar jaringan pipa termasuk perkembangan penggunaan gas di
masa depan.

2. Menentukan Peralatan Perubah Tekanan Gas


Tekanan maksimum pada suatu sistem distribusi di perkotaan pada
umumnya memiliki batas maksimum 7 bar, meskipun dalam
aktualisasi pengoperasian, sebagian besar dari sistem tidak
dioperasikan pada kisaran tepat tekanan tersebut. Ada beberapa
tingkatan jenis tekanan yang diaplikasikan pada jaringan distribusi
gas yang saling berhubungan satu dengan yang lain, yaitu :

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 19 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Tabel 1. 2. Tingkatan Jenis Tekanan Distribusi Gas


Tingkat Tekanan Kisaran Operasi Material Pipa

Rendah 0 ~ 100 mbar Polyethylene

Sedang 100 mbar ~ 4 bar Polyethelene

Tinggi 4 ~ 7 bar Steel

Sistem tekanan rendah akan diaplikasikan untuk pelayanan


konsumen rumah tangga, dimana tekanan pada titik-titik cluster atau
penyerahan akan diatur sedemikian rupa untuk tetap berada
dibawah tekanan maksimum 50 mbar. Kondisi ini dimaksudkan
untuk tetap menjaga pasokan gas tetap konsisten serta berada dalam
kondisi aman untuk meminimalkan kemungkinan terjadi kebocoran.
Dengan mempertimbangkan inisiasi biaya yang ditimbulkan serta
perhitungan faktor keamanan yang lebih ketat, sangat
dimungkinkan untuk pengoperasian gas pada tekanan lebih tinggi,
dimana untuk jumlah pasokan gas yang sama, dapat diperlukan
ukuran pipa yang lebih kecil dan luas lahan pelayanan yang lebih
kecil.
3. Menentukan Ukuran diameter Jaringan Pipa Gas

Terminologi sistem analisa jaringan diperlukan untuk


menggambarkan analisa dan disain dari jaringan dengan
menggunakan komputer secara keseluruhan dilengkapi dengan input
skema unit dari dari rumah-rumah tangga yang dimaksudkan untuk
mendapatkan optimalisasi perancangan pipa berdasarkan kriteria-
kriteria yang diterapkan. Kalkulasi secara detail akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan softwere khusus untuk aliran Gas.

C. Sipil
Berdasarkan hasil survey pengumpulan data ditempat/ instansi terkait
dan survey lapangan, seperti antara lain dan tidak terbatas pada hasil soil
investigation dan peta fungsi lahan, termasuk didalamnya pengumpulan
data dari jaringan infrastruktur serta utilitas yang sudah terbangun ( as-
built) serta bekerja sama dengan tim mekanikal/ perpipaan (yang

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 20 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

mempersiapkan jalur perpipaan gas), tim sipil akan melakukan


perencanaan pekerjaan sipil dan struktur pendukung, seperti antara lain
dan tidak terbatas pada:
i. Pondasi untuk peralatan dan pipa distribusi gas
ii. Sistem struktur jembatan perlintasan pipa diatas sungai
iii. Sistem perlintasan pipa melalui bawah dasar sungai
iv. Sistem perlintasan pipa melalui jalan umum/raya dan jalan
perumahan
v. Sistem perlintasan pipa melalui saluran irigasi/pengairan
vi. Valve box/manhole
vii. Struktur gorong-gorong untuk melindungi pipa yang melintasi jalan
kereta api
viii. Pondasi beserta bangunan kendali ( MR/S )
ix. Pondasi untuk peralatan distribusi gas di area bangunan kendali
x. Sistem galian tanah
Adapun tatacara dalam merencanakan pekerjaan sipil dan struktur dalam
rangka untuk mendapatkan hasil pekerjaan sipil dan struktur/ konstruksi
yang effisien dilihat dari sisi kekuatan, kestabilan, keamanan, umur
bangunan, waktu pelaksanaan/ jadwal serta pembiayaan, maka team
perencanaan akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut dan tidak
terbatas pada,
1) Mengumpulkan dan menganalisa data dari tim survey baik yang
didapatkan dari instansi teknis terkait dipusat maupun didaerah
dan/atau pengukuran secara langsung dilapangan terkait, agar
nantinya perencanaan yang dibuat sesuai dengan tata lingkungan
yang disyaratkan sehingga produk yang dibuat akan sesuai dengan
kebutuhan.
2) Menggunakan semua peraturan-peraturan, standar nasional yang
bersifat wajib serta international code lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan perencanaan struktur dan sipil
dibidang gas bumi.
3) Mengumpulkan data spesifikasi dari material - material yang akan
dipakai sebagai dasar/ acuan dalam melakukan perencanaan.
4) Berdasarkan semua hasil temuan yang didapatkan diatas, baik

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 21 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dipusat maupun didaerah terkait serta dengan koordinasi lintas


instansi baik dipusat maupun didaerah , maka akan dipersiapkan
dahulu konsep perencanaannya. Setelah konsep ini disetujui semua
pihak terkait, maka barulah team akan melangkah maju ke tahap
perencanaan meliputi dokumen-dokumen pekerjaan perhitungan,
pembuatan spesifikasi teknis, gambar perencanaan, biaya proyek,
dsb.nya. Adapun parameter yang akan diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam pembuatan konsep adalah antara lain dan
tidak terbatas pada aspek-aspek:
 Lokasi proyek
 Constructability
 Fabrikasi
 Transportasi
 biaya
 Keselamatan/Safety
 Jadwal waktu/Schedule
 Perijinan
 Operasional
 Pemeliharaan
 Umur proyek
 Kemungkinan pengembangan/perluasan dikemudian hari
 Lingkungan/environmental
5) Kemudian melakukan detail perencanaan pekerjaan sipil dan
perhitungan struktur/ konstruksi dengan memakai data-data yang
telah diperoleh yang meliputi antara lain, kondisi lapangan
berdasarkan hasil survey, peraturan-peraturan serta standar nasional
dan internasional code lainnya dibidang gas serta detail perencanaan
sipil dan perhitungan konstruksi yang berlaku dan data-data
material yang ada. Dalam perencanaan pekerjaan sipil dan struktur/
konstruksi, team sipil akan juga memperhatikan dan
mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti constructability,
transportasi material kelapangan, fabrikasi, keselamatan, kemudahan
dalam pemeliharaan serta operasional serta kemungkinan adanya
pengembangan/ perluasan dari sistim jaringan yang akan dibangun

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 22 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dikemudian hari serta aspek lingkungan/ environment yang


memenuhi persyaratan. Dalam perencanaan, team juga akan
memperhatikan keadaan infrastruktur dan utilitas yang sudah ada,
sehingga pekerjaan pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan lancar,
tanpa adanya gangguan yang berarti pada kondisi infrastruktur dan
utilitas yang sudah ada ( as-built).
6) Selanjutnya hasil perencanaan diatas tersebut diajukan untuk
mendapatkan approval guna dipakai sebagai dokumen pelaksanaan
pekerjaan konstruksi.
7) Setelah mendapatkan persetujuan atau approval, kemudian team
Sipil melakukan pendistribusian dokumen sesuai dengan kebutuhan
lapangan dan berdasarkan peraturan administrasi yang ada dan
berlaku.
Dengan langkah – langkah tersebut diatas diharapkan dari mulai masa
pengumpulan data dan survey lapangan, pembuatan konsep,
perencanaan sampai dengan masa pelaksanaan, proyek tersebut akan
berjalan dengan lancar dan akan bisa mencapai target sesuai yang
diharapkan.
D. Instrumentasi Dan Elektrikal
Tujuan utama Perencanaan instrumentasi dan elektrikal lebih ditekankan
untuk kepentingan akibat adanya sistem control gas yang ada pada saat
operasional, terutama pada sistem metering dan regulator setelah
tapping point di pipa transmisi/distribusi eksisting.

Semua peralatan Instrumentasi dan kelistrikan akan mengikuti peraturan


dan standar-standar yang berlaku di secara Nasional dan internasional.

Sementara itu untuk draft FEED dan DEDC, proses persetujuan dengan tim
teknis, dimulai dengan pengumpulan data yang diperlukan untuk
penyusunan basic design yang terdiri dari filosofi design, data-data dan
perhitungan, data material dan peralatan serta standard, code dan spesifikasi
yang berlaku. Basic design yang disusun berdasarkan analisa atas dokumen-
dokumen itu kemudian direview dan diverifikasi dan dilakukan perhitungan
pada jalur-jalur kritis. Jika memenuhi ketentuan keamanan dan code/standard
yang berlaku, maka proses dilanjutkan dengan pelaksanaan review atas
rincian dan perhitungan design (jika sudah dibuat). Jika hasil analisa ini

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 23 of 24

METODOLOGI
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

memenuhi ketentuan keamanan dan ketentuan codes/standard yang berlaku,


maka proses berakhir. Jika rincian dan perhitungan belum ada/belum dibuat
atau belum memenuhi ketentuan keamanan dan ketentuan codes/standard
yang berlaku, maka perlu dilakukan klarifikasi dengan tim teknis. Alur
persetujuan dapat dilihat pada flowchart berikut :

START

1. Dokumen2 Basic Design :


 Filosofi, PFD
 Data dan Calculation Sheets
 Daftar material dan peralatan
2. Codes, Standars, Spesification

Review dan verifikasi basic Engineering Design dan


Calculation Jalur-jalur kritis
Revisi

Codes, standard TIDAK


satified? Klarifikasi dengan tim teknis
Safe?

YA

Review Detail Design dan Calcualtion

TIDAK
Codes, standard satified?
Safe?

YA

Design Approved

FINISH

Gambar 1. 10. Diagram Alir Persetujuan Dokumen FEED dan DEDC

Doc No. JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Page 24 of 24

METODOLOGI
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A3. TECHNICAL DOCUMENT REGISTER (TDR)

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-LST-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 2 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

TECHNICAL DOCUMENT REGISTER (TDR) ........................................................................... 4

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 3 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TECHNICAL DOCUMENT REGISTER (TDR)

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size

A General
1 JGB00-ALL-GEN-RPT-001 Pendahuluan A4 1
2 JGB00-ALL-GEN-RPT-002 Metodologi A4 1
3 JGB00-ALL-GEN-LST-001 Technical Document Register (TDR) A4 1
4 JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Prosedur Penomoran Dokumen A4 1
5 JGB00-ALL-GEN-PCD-002 SOP A4 1
6 JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Prosedur Hot Tapping A4 1
7 JGB00-ALL-GEN-PCD-004 Safety Procedure A4 1
8 JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Pengujian Hidrostatik A4 1
9 JGB00-ALL-GEN-PCD-006 Proteksi Katodik A4 1
10 JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Backfilling A4 1
11 JGB00-ALL-GEN-PCD-008 Basic Preliminary Survey A4 1
12 JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Desain Basis A4 1
13 JGB00-ALL-GEN-PCD-010 Teknik Menggambar A4 1
14 JGB00-ALL-GEN-PCD-011 Meter dan Regulator Station A4 1
15 JGB00-ALL-GEN-PCD-012 Offtake Station A4 1
16 JGB00-ALL-GEN-PCD-013 Pipa dan Aksesoris Material A4 1
17 JGB00-ALL-GEN-PCD-014 Prosedur Penurunan Pipa A4 1
18 JGB00-ALL-GEN-PCD-015 Prosedur Survei Konstruksi A4 1
Persiapan Dokumen Pekerjaan Pengadaan
19 JGB00-ALL-GEN-PCD-016 A4 1
dan Konstruksi
Persiapan Dokumen Rancangan Anggaran
20 JGB00-ALL-GEN-PCD-017 A4 1
Biaya
21 JGB00-ALL-GEN-PCD-018 Emergency Response Procedure A4 1

B Proses
1 JGB00-ALL-PRO-RPT-001 Desain Basis Proses A4 1
2 JGB00-ALL-PRO-DWG-001 BFD Jargas Bumi A3 1
3 JGB00-ALL-PRO-DWG-002 PFD MRS A3 1
4 JGB00-ALL-PRO-DWG-003 P&ID MRS A3 1
5 JGB00-ALL-PRO-DWG-004 Diagram Alir Jaringan Gas Kabupaten Bogor A3 1

C Sipil
1 JGB00-ALL-SIP-RPT-001 Desain Basis Sipil A4 1
2 JGB00-ALL-SIP-DWG-001 Standard Profil Penempatan Utilisasi A3 1

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 4 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
3 JGB00-ALL-SIP-DWG-002 Konsep Valve Box A3 1
4 JGB00-ALL-SIP-DWG-003 Perbaikan Pipa Gas dalam Tanah A3 1
5 JGB00-ALL-SIP-DWG-004 Standard Perlintasan dengan Jalan Raya A3 1
Standard Perlintasan dengan Saluran Air
6 JGB00-ALL-SIP-DWG-005 A3 1
Tertutup dan Terbuka
Standard Konstruksi Pipa Servis dari Pipa
7 JGB00-ALL-SIP-DWG-006 A3 1
Induk Sampai Kompor
8 JGB00-ALL-SIP-DWG-007 Standard Perlintasan dengan Sungai A3 1
Tipikal Detail Pemasangan Pipa Gas dalam
9 JGB00-ALL-SIP-DWG-008 A3 1
Tanah
10 JGB00-ALL-SIP-SPE-001 Spesifikasi untuk Sipil dan Struktur A4 1
Spesifikasi Umum untuk Perbaikan Galian
11 JGB00-ALL-SIP-SPE-002 A4 1
Pipa
12 JGB00-ALL-SIP-SPE-003 Spesifikasi untuk Marka Gas A4 1

Sipil Jalur Utama


Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
13 JGB00-ALL-SIP-DWG-001 A3 1
Jalan dan Sungai Sektor 1
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
14 JGB00-ALL-SIP-DWG-002 A3 1
Jalan Sektor 2
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
15 JGB00-ALL-SIP-DWG-003 A3 1
Jalan Sektor 3
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
16 JGB00-ALL-SIP-DWG-004 A3 1
Jalan dan Sungai Sektor 4
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
17 JGB00-ALL-SIP-DWG-006 A3 1
Jalan Sektor 6
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
18 JGB00-ALL-SIP-DWG-009 A3 1
Jalan Sektor 9
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
19 JGB00-ALL-SIP-DWG-010 A3 1
Jalan Sektor 10
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
20 JGB00-ALL-SIP-DWG-013 A3 1
Jalan Sektor 13
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
21 JGB00-ALL-SIP-DWG-015 A3 1
Jalan dan Sungai Sektor 15
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
22 JGB00-ALL-SIP-DWG-017 A3 1
Jalan dan Sungai Sektor 17
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
23 JGB00-ALL-SIP-DWG-018 A3 1
Jalan dan Sungai Sektor 18
Layout Serta Detail serta Detail Perlintasan
24 JGB00-ALL-SIP-DWG-019 A3 1
Jalan Sektor 19

Sipil Perumahan
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
26 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
27 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
28 JGB02-CGA-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
29 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
30 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 5 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
31 JGB01-GCP-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
32 JGB01-GCP-SIP-DWG-002 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
33 JGB03-HPJ-SIP-DWG-001 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
34 JGB03-HPJ-SIP-DWG-002 A3 1
Servis
35 JGB03-HPJ-SIP-DWG-003 Rencana Instalasi Jalur Pipa Gas A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
36 JGB03-HPJ-SIP-DWG-004 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
37 JGB03-HPJ-SIP-DWG-005-SHEET 1 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
38 JGB03-HPJ-SIP-DWG-005-SHEET 2 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
39 JGB03-HPJ-SIP-DWG-006 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
40 JGB01-PSI-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
41 JGB01-PSI-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
42 JGB01-SPP-SIP-DWG-001 A3 1
Servis
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
43 JGB02-BCE-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
44 JGB02-BCE-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
45 JGB02-BCE-SIP-DWG-002-SHEET 1 A3 1
Servis
46 JGB02-BCE-SIP-DWG-002-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
47 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 1 A3 1
Servis
48 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
49 JGB02-BCE-SIP-DWG-003-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
Layout Perlintasan Jalan Pada Jalur Pipa
50 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 1 A3 1
Servis
51 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 2 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
52 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 3 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
53 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 4 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
54 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 5 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
55 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 6 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1
56 JGB01-BDB-SIP-DWG-001-SHEET 7 Detail Perlintasan Jalan Pada Pipa Servis A3 1

Sipil Standar Drawing


Profil Penempatan Utilitas di Sepanjang
56 JGB00-STD-SIP-DWG-001 A3 1
Jalan Perkotaan
Sistem kontruksi Perbaikan Kembali dan
57 JGB00-STD-SIP-DWG-002 A3 1
Perlindungan Pipa Gas
Standar Penempatan Pipa Gas Di Sepanjang
58 JGB00-STD-SIP-DWG-003 A3 1
Jalan Sesuai Status Jalan

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 6 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
59 JGB00-STD-SIP-DWG-004 Standar Perlintasan dengan Jalan Raya A3 1
60 JGB00-STD-SIP-DWG-005 Standar Perlintasan dengan Sungai A3 1
Standar Perlintasan dengan Saluran Air
61 JGB00-STD-SIP-DWG-006 A3 1
terbuka dan tertutup
Standar Konstruksi Pipa Service dari Pipa
62 JGB00-STD-SIP-DWG-007 A3 1
Induk Sampai Kompor
63 JGB00-STD-SIP-DWG-008 Standar Marker Post A3 1
64 JGB00-STD-SIP-DWG-009 Konsep Valve Box A3 1
65 JGB00-STD-SIP-DWG-010 Standar Papan Tanda Pengaman Proyek A3 1
66 JGB00-STD-SIP-DWG-011 Standar Papan Nama Proyek A3 1
67 JGB00-STD-SIP-DWG-012 Standar Instalasi Pipa Gas Untuk Pelanggan A3 1
68 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 1 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
69 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 2 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
70 JGB00-STD-SIP-DWG-013 Sheet 3 Detail Kolom dan Pondasi Bangunan MRS A3 1
71 JGB00-STD-SIP-DWG-014 Regulator Sector A3 1

D Perpipaan
1 JGB00-ALL-PIP-RPT-001 Desain Basis Perpipaan A4 1
2 JGB00-ALL-PIP-DWG-001 Perpipaan Detail Pemasangan A3 1
3 JGB00-ALL-PIP-DWG-002 Gas Meter Rumah Tangga A3 1
4 JGB00-ALL-PIP-DWG-003 Regulator Sektor A3 1
5 JGB00-ALL-PIP-DWG-004 Standard Instalasi Pipa Gas untuk Pelanggan A3 1
Standard Instalasi Pipa Gas (Sifon dan Valve
6 JGB00-ALL-PIP-DWG-005 A3 1
dengan Spindle)
Detail Koneksi Pipa Servis PE dengan Pipa
7 JGB00-ALL-PIP-DWG-006 A3 1
Baja dan Ductile Iron
8 JGB00-ALL-PIP-SPE-001 Spesifikasi Material Pipa A4 1

E Instrumentasi
1 JGB00-ALL-INS-RPT-001 Desain Basis Instrumentasi A4 1
2 JGB00-ALL-INS-DWG-001 Gambar Standard untuk Piping A3 1
3 JGB00-ALL-INS-DWG-002 Gambar Standard untuk Piping A3 1
Spesifikasi Gas Metering dan Regulator
4 JGB00-ALL-INS-SPE-001 A4 1
Rumah Tangga

F Elektrikal
1 JGB00-ALL-ELE-RPT-001 Desain Basis Elektrikal A4 1
2 JGB00-ALL-ELE-DWG-001 Single Line Diagram Shelter Penghubung A3 1
3 JGB00-ALL-ELE-DWG-002 Grounding Cable Layout A3 1
4 JGB00-ALL-ELE-DWG-003 Lighting Layout Gas MRS A3 1

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 7 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
5 JGB00-ALL-ELE-DWG-004 Perlindungan Katodik - Sacrificial Anode A3 1
Spesifikasi Sistem Proteksi Katodik Sacrificial
6 JGB00-ALL-ELE-SPE-001 A4 1
Anode
7 JGB00-ALL-ELE-SPE-002 Spesifikasi Pekerjaan Listrik A4 1
8 JGB00-ALL-ELE-SPE-003 Spesifikasi UPS A4 1

Hasil Survey (Topografi dan Rencana


G
Jalur Pipa)
Laporan Survei Lapangan Perumahan
1 JGB00-ALL-SUR-RPT-001 A4 1
Kabupaten Bogor
Laporan Survei Minat Pemasangan Jaringan
2 JGB00-ALL-MIN-RPT-001 A4 1
Gas Bumi Perumahan Kabupaten Bogor
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
3 JGB00-ALL-TOP-DWG-001 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 1)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
4 JGB00-ALL-TOP-DWG-002 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 2)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
5 JGB00-ALL-TOP-DWG-003 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 3)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
6 JGB00-ALL-TOP-DWG-004 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 4)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
7 JGB00-ALL-TOP-DWG-005 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 5)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
8 JGB00-ALL-TOP-DWG-006 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 6)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
9 JGB00-ALL-TOP-DWG-007 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 7)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
10 JGB00-ALL-TOP-DWG-008 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 8)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
11 JGB00-ALL-TOP-DWG-009 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 9)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
12 JGB00-ALL-TOP-DWG-010 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 10)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
13 JGB00-ALL-TOP-DWG-011 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 11)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
14 JGB00-ALL-TOP-DWG-012 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 12)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
15 JGB00-ALL-TOP-DWG-013 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 13)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
16 JGB00-ALL-TOP-DWG-014 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 14)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
17 JGB00-ALL-TOP-DWG-015 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 15)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
18 JGB00-ALL-TOP-DWG-016 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 16)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
19 JGB00-ALL-TOP-DWG-017 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 17)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
20 JGB00-ALL-TOP-DWG-018 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 18)
Gambar Topografi Survei (GTS) Perumahan
21 JGB00-ALL-TOP-DWG-019 A3 1
Kabupaten Bogor (Topografi 19)
22 JGB00-ALL-TOP-DWG-020 Rencana Instalasi Pipa Gas Kabupaten Bogor A3 1

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 8 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
23 JGB00-ALL-RJP-DWG-001 A3 1
Kabupaten Bogor 1
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
24 JGB00-ALL-RJP-DWG-002 A3 1
Kabupaten Bogor 2
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
25 JGB00-ALL-RJP-DWG-003 A3 1
Kabupaten Bogor 3
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
26 JGB00-ALL-RJP-DWG-004 A3 1
Kabupaten Bogor 4
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
27 JGB00-ALL-RJP-DWG-005 A3 1
Kabupaten Bogor 5
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
28 JGB00-ALL-RJP-DWG-006 A3 1
Kabupaten Bogor 6
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
29 JGB00-ALL-RJP-DWG-007 A3 1
Kabupaten Bogor 7
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
30 JGB00-ALL-RJP-DWG-008 A3 1
Kabupaten Bogor 8
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
31 JGB00-ALL-RJP-DWG-009 A3 1
Kabupaten Bogor 9
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
32 JGB00-ALL-RJP-DWG-010 A3 1
Kabupaten Bogor 10
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
33 JGB00-ALL-RJP-DWG-011 A3 1
Kabupaten Bogor 11
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
34 JGB00-ALL-RJP-DWG-012 A3 1
Kabupaten Bogor 12
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
35 JGB00-ALL-RJP-DWG-013 A3 1
Kabupaten Bogor 13
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
36 JGB00-ALL-RJP-DWG-014 A3 1
Kabupaten Bogor 14
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
37 JGB00-ALL-RJP-DWG-015 A3 1
Kabupaten Bogor 15
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
38 JGB00-ALL-RJP-DWG-016 A3 1
Kabupaten Bogor 16
Rencana Jalur Pipa (RJP) Pipa Utama di
39 JGB00-ALL-RJP-DWG-017 A3 1
Kabupaten Bogor 17
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Pondok
40 JGB01-PSI-RJP-DWG-001 A3 1
Sukahati Indah
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Surya
41 JGB01-SPP-RJP-DWG-001 A3 1
Praja Permai
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
42 JGB01-BCE-RJP-DWG-001 A3 1
Cibinong Endah 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
43 JGB01-BCE-RJP-DWG-002 A3 1
Cibinong Endah 2
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bumi
44 JGB01-BCE-RJP-DWG-003 A3 1
Cibinong Endah 3
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Bojong
45 JGB01-BDB-RJP-DWG-001 A3 1
Depok Baru
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Graha
46 JGB02-GCP-RJP-DWG-001 A3 1
Cipta Permai 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan Graha
47 JGB02-GCP-RJP-DWG-002 A3 1
Cipta Permai 2
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan
48 JGB02-CGA-RJP-DWG-001 A3 1
Cibinong Griya Asri 1
Rencana Jalur Pipa Gas Perumahan
49 JGB02-CGA-RJP-DWG-002 A3 1
Cibinong Griya Asri 2

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 9 of 10

Technical Document Register (TDR)


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TDR FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR
Date : 21 Desember 2011
Revision :1
Doc.
No. Doc. No. Description Qty Remarks
Size
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Kelurahan
50 JGB03-HPJ-RJP-DWG-001 A3 1
Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
51 JGB03-HPJ-RJP-DWG-002 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
52 JGB03-HPJ-RJP-DWG-003 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
53 JGB03-HPJ-RJP-DWG-004 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
54 JGB03-HPJ-RJP-DWG-005 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya
Rencana Jalur Pipa Gas Bumi Pemukiman
55 JGB03-HPJ-RJP-DWG-006 A3 1
Kelurahan Harapan Jaya

H Datasheet
1 JGB001-ALL-SHEET-001 Emergency Shut Down Valve A4 1
2 JGB001-ALL-SHEET-002 Pressure Control Valve A4 1
3 JGB001-ALL-SHEET-003 Scrubber A4 1
4 JGB001-ALL-SHEET-004 Gas Filter MRS A4 1
5 JGB001-ALL-SHEET-005 MP Regulator A4 1
6 JGB001-ALL-SHEET-006 Gas Turbine Meter A4 1
7 JGB001-ALL-SHEET-007 Regulator RS A4 1
8 JGB001-ALL-SHEET-008 Pressure Gauge A4 1
9 JGB001-ALL-SHEET-009 Pressure Transmitter A4 1
10 JGB001-ALL-SHEET-010 Diff. Pressure Transmitter A4 1
11 JGB001-ALL-SHEET-011 Thermocouple, RTD, Thermowell & Testwell A4 1
12 JGB001-ALL-SHEET-012 Temperature Gauge dan Well A4 1
13 JGB001-ALL-SHEET-013 Temperature Transmitter A4 1
14 JGB001-ALL-SHEET-014 3 (three) Pen Recorder A4 1
15 JGB001-ALL-SHEET-015 Gas Meter A4 1

Harga Perkiraan Sendiri dan


I
Kerangka Acuan Kerja
Bill of Quantity (BQ) Pembangunan Jaringan
1 JGB00-ALL-GEN-BOQ-001 Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga A4 1
Perumahan Kabupaten Bogor Jawa Barat
2 JGB00-ALL-GEN-AHS-001 Analisis Harga Satuan A4 1
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Pembangunan
Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah
3 JGB00-ALL-GEN-HPS-001 A4 1
Tangga Perumahan Kabupaten Bogor Jawa
Barat
Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengadaan dan
Pembangunan Fisik Jaringan Pipa Distribusi
4 JGB00-ALL-GEN-KAK-001 A4 1
Gas Bumi Untuk Rumah Tangga di
Kabupaten Bogor

Doc No. JGB00-ALL-GEN-LST-001 Page 10 of 10

Technical Document Register (TDR)


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A4. PROSEDUR PENOMORAN DOKUMEN

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-001
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO DATE DESCRIPTION

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 2 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR PENOMORAN DOKUMEN ........................................................................ 4


1.1 TUJUAN.............................................................................................................. 4
1.2 DEFINISI .............................................................................................................. 4
1.3 STRUKTUR IDENTIFIKASI DOKUMEN................................................................. 4
1.4 STRUKTUR IDENTIFIKASI DOKUMEN VENDOR ................................................ 7
1.4.1 Kode Referensi Proyek............................................................................. 7
1.4.2 Urutan Identifikasi................................................................................... 7
1.4.3 Jumlah Lembar Dokumen....................................................................... 7
1.5 REVISI DOKUMEN .............................................................................................. 8

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 3 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR PENOMORAN DOKUMEN

1.1 TUJUAN

Semua dokumen teknis yang harus dikeluarkan untuk Proyek Jaringan Gas Bumi
untuk Rumah Tangga di Kabupaten Bogor harus dinomori sesuai dengan
dokumen ini. Ini termasuk dokumen, gambar, lembar data, lembar perhitungan,
spesifikasi, dan Data Vendor.
Dokumen yang sudah diberi nomor akan dipertahankan sepanjang durasi
proyek. Dokumen yang direvisi dan diganti, harus memiliki status yang
ditunjukkan di Lembar Kontrol Detail Engineering dan tidak akan dipergunakan
kembali.

1.2 DEFINISI

Index Revisi
Index revisi adalah tanda yang ditunjukkan untuk untuk mengidentifikasi revisi
terkini dari dokumen. Tanda revisi akan mengubah setiap isi dokumen. Tanda
revisi akan muncul di Kotak Revisi pada judul dokumen, tetapi dalam kotak yang
terpisah.
Status Dokumen
Tanda ini ditujukan untuk menunjukkan status kerja seperti "Dikeluarkan untuk
Review", "Dikeluarkan Persetujuan", "Disetujui untuk Tender", "Untuk Informasi"
dll untuk dokumen dan gambar. Status dokumen juga akan muncul di Kotak
Revisi judul dokumen / gambar, tetapi dalam kotak yang terpisah

1.3 STRUKTUR IDENTIFIKASI DOKUMEN

Semua dokumen dan gambar akan diidentifikasikan dengan nomer identifikasi


sesuai dengan format berikut :

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 4 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

XXX XXX XXX XXX XXX

Urutan Identifikasi
Tipe Dokumen
Kode Disiplin
Kode Area
Kode Referensi Proyek

Tanda ini harus dipisahkan oleh tanda hubung. Karakter ini hanya dapat
digunakan sebagai karakter pemisah.
Pada situasi tertentu, saat dokumen proyek dibatalkan, karena persyaratan teknik,
maka nomor dokumen harus dibatalkan dan tidak akan digunakan untuk
dokumen lain
Kode Referensi Proyek
Kode Referensi Proyek untuk proyek ini :
Kode Deskripsi
JGB00 Jaringan Gas Bogor keseluruhan (umum)
JGB01 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Sukahati
JGB02 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Tengah
JGB03 Jaringan Gas Bogor Kelurahan Harapan Jaya

Kode Area
Kode Area untuk proyek ini adalah sebagai berikut:
Kode Deskripsi
ALL Keseluruhan perumahan (umum)
SHI Kelurahan Sukahati
TGH Kelurahan Tengah
HPJ Kelurahan Harapan Jaya
CGA Perumahan Cibinong Griya Asri
BCI Perumahan Bumi Cibinong Indah
PSI Perumahan Pondok Sukahati Indah
SPP Perumahan Surya Praja Permai
GCP Perumahan Graha Cipta Permai
BDB Perumahan Bojong Depok Baru

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 5 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Kode Disiplin
Kode Disiplin untuk proyek ini adalah sebagai berikut:
Kode Disiplin Disiplin
GEN General/Umum
PRO Process
MEC Mekanikal
PIP Piping
SIP Sipil
INS Instrumentation
ELE Electrical
SAF Safety, Health and Environment
SPE Spesifikasi
MIN Minat
RJP Rencana Jalur Pipa

Tipe Dokumen
Deskripsi dibawah ini menjelaskan tipe dukumen yang ada di judul gambar dan
daftar dokumen; kata kunci tipe dokumen adalah sebagai berikut:
Tipe Dokumen Disiplin
RPT Report
PCD Procedure
LST List
CAL Calculation Sheet
DS Data Sheet
SPC Specifications
DWG Drawing
GEN General
SD Standard Drawing
MTO Material Take Off

Urutan Identifikasi:
Tiga digit angka harus ditunjukkan untuk menjelaskan setiap dokumen saat
urutan awal dokumen - dokumen ini dihasilkan, dimulai dari 001 yang merujuk
dengan urutan kode – kode sebelumnya seperti kode proyek, kode area, kode
disiplin, dan tipe dokumen.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 6 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Nomor Lembaran
Satu digit angka digunakan untuk menunjukkan nomer dokumen : 1, 2, 3, dsb
dalam teknikal dokumen resmi.

1.4 STRUKTUR IDENTIFIKASI DOKUMEN VENDOR

Berdasarkan tujuan pengontrolan dokumen, semua dokumen yang diterima dari


vendor, sebagai kebutuhan untuk Vendor List Document yang berisi purchase
order, harus diisi dengan V pada kotak kedua sesuai dengan yang dijelaskan
berikut ini:

XXX X XX XXX XXX

Urutan Identifikasi
Tipe Dokumen (Lihat
bagian 3.3)
Kode Disiplin (Lihat
bagian 3.2)
Isi V
Kode Referensi Project

1.4.1 Kode Referensi Proyek.


Kode referensi proyek untuk proyek ini berdasarkan point 3.1

1.4.2 Urutan Identifikasi :


Tiga digit angka harus ditunjukkan untuk menjelaskan setiap dokumen saat
urutan awal dokumen - dokumen ini dihasilkan, dimulai dari 001 yang
merujuk dengan urutan kode – kode sebelumnya seperti kode proyek, kode
area, kode disiplin, dan tipe dokumen. Definisi ini sesuai dengan bagian 3.2
dan 3.3

1.4.3 Jumlah Lembar Dokumen


Satu digit angka digunakan untuk menunjukkan nomer dokumen : 1, 2, 3,
dsb dalam teknikal dokumen resmi.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 7 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.5 REVISI DOKUMEN

Semua Dokumen dan Gambar harus mengandung “Index Revisi” per setiap detil
yang diberikan. Index Revisi harus dimunculkan di kotak terpisah pada kolom
“revisi” di kotak judul.
Index Revisi :
Setiap dokumen hars dimunculkan pada huruf revisi index dimulai dari “A” (yaitu.
A, B, C, D, E) untuk revisi status.
Ketika Client mengambil tahap IFA, huruf tunggal harus dimunculkan dengan
identifikasi 0 (IFB) sebagai status revisi.
Seluruh dokumen dan gambar harus ditandai dan ditanggali dengan lokasi yang
cocok dengan pembuat dan pengecek pada setiap revisi saat tahapan
“pengajuan”. Pada tahap IFB, dokumen dan gambar pada kategori Client
Approval didesain oleh Client.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-001 Page 8 of 8

Prosedur Penomoran Dokumen


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A5. STANDARD OPERATION PROCEDURE

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-002
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 2 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI
1 UMUM ....................................................................................................................... 6
1.1 PENGERTIAN UMUM ................................................................................................. 6
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................................ 6
1.3 LINGKUP OPERASIONAL .......................................................................................... 6
1.3.1 Pekerjaan Phisik Jaringan Distribusi Gas Bumi................................. 6
1.3.2 Perijinan .......................................................................................................... 7
1.3.3 Gambar Kerja ................................................................................................ 7
1.3.4 Standar dan Spesifikasi ............................................................................... 8
1.3.5 HSE (Health, Safety, and Environment) ................................................ 8
1.3.6 Mutu................................................................................................................. 9
1.3.7 Rencana Kerja Pelaksanaan .................................................................... 9
1.3.8 Pelaporan ..................................................................................................... 10
1.3.9 Waktu Kerja ................................................................................................ 10
2 PEKERJAAN PERSIAPAN .................................................................................... 11
2.1 DIREKSI KEET DAN PAPAN NAMA PROYEK ................................................... 11
2.2 PENGUKURAN DAN PEMATOKAN .................................................................... 11
2.3 PEMBERSIHAN TRASE............................................................................................. 12
2.4 PENGAMANAN ........................................................................................................ 12
3 PEKERJAAN PENGADAAN & PENANGANAN MATERIAL ......................... 14
3.1 PENYEDIAAN MATERIAL ....................................................................................... 14
3.2 PENGANGKUTAN MATERIAL .............................................................................. 14
3.3 PENYIMPANAN MATERIAL ................................................................................... 15
4 PEKERJAAN PENGGALIAN ............................................................................... 16
4.1 SYARAT-SYARAT PENGGALIAN ........................................................................... 16
4.2 BENTUK GALIAN...................................................................................................... 16
4.3 ARAH JALUR GALIAN ............................................................................................ 17
4.4 PERSIMPANGAN DENGAN UTILITAS LAIN ...................................................... 18
4.5 PENGGALIAN UNTUK PENEMPATAN VALVE ................................................ 19
4.6 KONDISI-KONDISI KHUSUS ................................................................................... 19
5 PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA.............................................................. 20
5.1 STANDAR PENYAMBUNGAN............................................................................... 20
5.2 PENYAMBUNGAN FUSI HARUS DILAKUKAN DENGAN PERKAKAS DAN
PROSEDUR YANG TELAH DISETUJUI OLEH PROYEK DAN MENGIKUTI
SALAH SATU METODE BERIKUT ......................................................................... 20

Doc No. JGB00- ALL-GEN-PCD-002 Page 3 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

5.3 PENILAIAN KEMAMPUAN OPERATOR PE ....................................................... 21


5.4 PENYIAPAN SAMBUNGAN ................................................................................... 21
5.5 ALIGNMENT CLAMP ............................................................................................... 22
5.6 PENYAMBUNGAN (FUSION) ................................................................................ 22
5.6.1 Penyambungan Pipa PE dengan Pipa PE ........................................... 23
5.6.2 Penyambungan Pipa PE dengan Pipa Besi/Steel.............................. 23
5.6.3 Sambungan Fusi Butt (Butt Fusion)...................................................... 23
5.6.4 Sambungan Fusi Listrik............................................................................. 23
5.7 PEMASANGAN SADDLE ........................................................................................ 24
5.8 PENDINGINAN PENYAMBUNGAN .................................................................... 24
5.9 PEMERIKSAAN KUALITAS SAMBUNGAN (FUSI BUTT) ................................ 24
6 PENURUNAN PIPA, PERLINDUNGAN KHUSUS VALVE DAN
PENGEBORAN ..................................................................................................... 26
6.1 PENURUNAN PIPA .................................................................................................. 26
6.2 UJUNG DARI PIPA YANG TELAH DIPASANG.................................................. 26
7 PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMBERSIHAN ...................................... 28
7.1 BAHAN URUGAN .................................................................................................... 28
7.2 PEMADATAN PENGURUGAN.............................................................................. 28
7.3 PENUTUPAN LUBANG GALIAN, PEMBUANGAN SISA TANAH DAN
PEMBERSIHAN .......................................................................................................... 28
7.4 PERBAIKAN KEMBALI ............................................................................................. 29
8 PEKERJAAN PENGUJIAN................................................................................... 30
8.1 UMUM ......................................................................................................................... 30
8.2 CLEANING/PEMBERSIHAN ................................................................................... 30
8.3 PENGUJIAN ............................................................................................................... 30
8.4 PURGING ATAU PEMBILASAN ............................................................................ 30
9 PEKERJAAN BANGUNAN.................................................................................. 34
10 PEKERJAAN PENGECATAN .............................................................................. 35
10.1 LINGKUP PEKERJAAN ....................................................................................... 35
10.2 STANDAR .............................................................................................................. 35
10.3 CARA PELAKSANAAN ....................................................................................... 35
11 PEKERJAAN KHUSUS .......................................................................................... 37
11.1 PEKERJAAN PEMBUATAN METERING REGULATOR STATION (MR/S)37
11.2 MARKER POST ...................................................................................................... 37
11.3 PATOK GAS........................................................................................................... 37
11.4 PEKERJAAN CROSSING..................................................................................... 37
Doc No. JGB00- ALL-GEN-PCD-002 Page 4 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

11.5 WARNING MARKER TAPE ................................................................................ 38


11.6 BATAKO PENGAMAN ....................................................................................... 38
11.7 GAMBAR KERJA, GAMBAR PELAKSANAAN DAN DOKUMENTASI .... 38

Doc No. JGB00- ALL-GEN-PCD-002 Page 5 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1 UMUM
1.1 PENGERTIAN UMUM

SOP adalah standar/pedoman tertulis yang dipergunakan sebagai panduan


pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai target sesuai tujuan organisasi atau
proyek, serta, SOP merupakan tata cara atau tahapan proses pekerjaan yang
dibakukan dan harus dilaksanakan serta mengikat antara dua pihak, antara
Penyedia barang/jasa dengan Pengguna Jasa atau Pemberi Tugas dalam
melaksanakan proyek ini.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Agar pelaksana tugas baik dari Penyedia barang/jasa maupun Direksi
Pengawas (pihak Pemilik Proyek) mempunyai pedoman dan
pemahaman yang sama dalam pelaksanaan proyek termaksud.
1.2.2 Dengan adanya SOP, bisa diketahui dengan jelas ruang lingkup
pekerjaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan, sehingga keraguan/kesimpang-
siuran penafsiran dari petugas-petugas yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek tersebut bisa dihilangkan, atau paling tidak bisa dikurangi.
1.2.3 Untuk menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan, dan meningkatkan
efisiensi dalam melakukan pelaksanaan pekerjaan sehingga bisa
mencapai hasil yang optimal sesuai dengan target yang akan dicapai,
dikarenakan adanya petunjuk atau SOP yang sudah dibakukan
tersebut.

1.3 Lingkup Operasional

Standar Operasional Prosedur tersebut, wajib dilaksanakan dan dipakai untuk


seluruh aktivitas pelaksanaan proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Gas
Bumi, dari sejak pekerjaan persiapan dimulai hingga pelaksanaan pekerjaan
utama dan finishing serta pekerjaan non teknis lainnya.
Adapun jenis pekerjaan–pekerjaan dan/atau aktivitas yang dimaksudkan dalam
pelaksanaan proyek Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi tersebut adalah
meliputi antara lain:
1.3.1 Pekerjaan Phisik Jaringan Distribusi Gas Bumi
Pekerjaan phisik yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang dan
Jasa dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan borongan tersebut

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 6 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

adalah:
 Pekerjaan Persiapan
 Pekerjaan Pengadaan dan Penanganan Material
 Pekerjaan Bongkaran dan Galian
 Pekerjaan Penyambungan Pipa
 Pekerjaan Penurunan Pipa, Perlindungan Khusus Valve dan
Pengeboran
 Pekerjaan Pengurugan dan Pembersihan
 Pekerjaan Pengujian
 Pekerjaan Bangunan
 Pekerjaan Pengecatan
 Pekerjaan Khusus

1.3.2 Perijinan
Sebelum memulai pekerjaan atau memasuki daerah tertentu, Penyedia
barang/Jasa wajib meminta atau persetujuan guna pemasangan pipa
gas bertekanan dari Instansi-Instansi Pemerintah yang terkait, seperti
Pemerintah Daerah, Kantor Wilayah dan sebagainya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di wilayah setempat. Proyek/Pemberi
Tugas akan membantu dalam pengurusan ijin-ijin tersebut yang mana
penyelesaian maupun biayanya tetap merupakan beban dan tanggung
jawab Penyedia barang/jasa. Keterlambatan dalam perolehan ijin-ijin
tidak bisa dijadikan alasan oleh Penyedia Barang dan Jasa untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
Apabila jalur pemasangan pipa memotong jalan keluar/masuk atau
pekarangan rumah, kantor atau bangunan/fasilitas lainnya, maka
Penyedia barang/Jasa harus memberitahukan pemiliknya sebelum
dilakukan penggalian untuk mendapatkan persetujuan Pemilik.
1.3.3 Gambar Kerja
Gambar-gambar yang terlampir dalam Dokumen Kontrak dan diberikan
ke Penyedia barang/Jasa selama pelaksanaan pekerjaan adalah
merupakan bagian dari Dokumen Kontrak sehingga merupakan hal
yang mengikat bagi penyedia Barang/Jasa.
Penyedia barang/Jasa harus memeriksa dengan teliti gambar-gambar
dalam dokumen yang telah diterima dari Pemberi Tugas atau Direksi
Pengawas dari waktu ke waktu selama pelaksanaan pekerjaan dan bila
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 7 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

ditemukan kesalahan atau ketidakjelasan maka Penyedia Barang/Jasa


agar memberitahukan kepada Direksi Pengawas dan minta penjelasan
atau klarifikasi darinya.
1.3.4 Standar dan Spesifikasi
Semua pekerjaan, material dan peralatan yang akan dilaksanakan dan
disediakan Penyedia barang/jasa harus sesuai dengan standar dan
spesifikasi sebagai berikut:
 American National Standard Institute (ANSI) B.31.8 and 845222
the Latest Edition
 American Society for Testing and Material (ASTM)
 KEPMEN No.300.K/38/M.PE/1997
 Standard Nasional Indonesia SNI (13-3507-1994, 13-3502-1994, 13-
7994-1994.)
 Binamarga / PU
 AISC
 ACI
 ASME
 Peraturan-Peraturan Pemerintah setempat
Dengan alasan tertentu, Penyedia barang/Jasa dapat mengusulkan
standar atau spesifikasi lain yang ekuivalen dengan standar atau
spesifikasi yang telah ditentukan dan harus mendapatkan persetujuan
dari Direksi Pengawas sebelum digunakan, akan tetapi bila terjadi
kejanggalan dalam pelaksanaannya, walaupun telah disetujui, tetap
menjadi tanggung jawab Penyedia barang/jasa dan tidak dapat
menuntut Direksi Pengawas atau pemilik Proyek dalam bentuk apapun.
1.3.5 HSE (Health, Safety, and Environment)
Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan
jaringan distribusi gas bumi ini, harus melaksanakan fungsi Kesehatan,
Keselamatan Kerja dan Harmonisasi aspek lingkungan selama periode
pelaksanaan proyek tersebut kepada seluruh steakholder.
Untuk memanifestasikan hal tersebut, sebelum pelaksanaan proyek
dimulai, Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan menyerahkan
Program/Rencana Pelaksanaan HSE proyek tersebut kepada Pengguna
Jasa yang diwakili oleh Direksi Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 8 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3.6 Mutu
Semua jenis material dan peralatan yang akan atau harus disupply
oleh Penyedia barang/ jasa harus sesuai dengan mutu/kualitas yang
telah ditentukan dan mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.
Untuk pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
membuat Rencana Kualitas Proyek (Project Quality Plant) yang diketahui
dan disetujui oleh Pengguna Jasa atau PPK, sebelum Penyedia
Barang/Jasa melaksanakan pekerjaan untuk proyek Pembangunan
Jaringan Distribusi Gas Bumi tersebut.
1.3.7 Rencana Kerja Pelaksanaan
i) Rencana Kerja
Penyedia barang/jasa harus membuat rencana pelaksanaan pekerjaan
dan jadwal secara menyeluruh dan terperinci, baik pekerjaan utama,
sementara maupun pengadaan tenaga, material dan peralatan sesuai
dengan waktu/ schedule yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas.
Penyedia barang/jasa harus selalu mengevaluasi, merubah atau
memperbaiki jadwal kerja setiap bulan sekali dan harus mendapatkan
persetujuan Direksi Pengawas, jika ada perubahan. Perubahan-
perubahan yang terjadi tetap merupakan tanggung jawab penyedia
barang dan jasa kecuali yang diakibatkan “force majeur”.
ii) Bagan Organisasi
Penyedia barang/jasa wajib menyerahkan bagan organisasi lapangan
berikut personilnya yang lengkap demi terlaksananya pekerjaan dengan
baik.
Bagan organisasi tersebut antara lain mencakup:
a) Manager Lapangan
b) Pengawas Pekerjaan Pemasangan Pipa
c) Pengawas Pekerjaan Sipil
d) Tenaga Adminsitrasi, Keuangan dan Logistik
e) Tenaga Keamanan
f) Koordinator Peralatan, Kendaraan dan Transportasi.
g) Tukang Las (welder) bersertifikat
Penunjukan personil lapangan harus diberitahukan kepada Direksi
Pengawas. Bilaselama pelaksanaan dinilai bahwa personil tersebut tidak
mampu melaksanakan pekerjaan, maka Direksi Pengawas berhak
memberhentikan dan penyedia barang dan jasa harus segera
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 9 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

mengganti dengan personil baru yang lebih baik kemampuannya.


1.3.8 Pelaporan
Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan dan menyediakan secara
rutin laporan harian, mingguan dan bulanan sesuai form dari Pemberi
Tugas yang ada.
1) Laporan Harian
Laporan Harian berisi tentang hasil pelaksanaan pekerjaan harian
antara lain kondisi cuaca, staf dan tenaga yang dipergunakan, material
dan peralatan yang dipakai, material yang dipesan, prestasi pekerjaan
serta informasi lain yang dapat menjelaskan hasil pekerjaan.
2) Laporan Mingguan
Laporan mingguan dibuat setiap minggu dan berisi prestasi pekerjaan
yang telah dilaksanakan pada minggu tersebut dalam bentuk volume
dan bobot pekerjaan.
3) Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat setiap akhir bulan pelaporan. Laporan ini
berisi progress phisik pekerjaan sampai dengan bulan bersangkutan dan
perkiraan progress phisik pada bulan berikutnya termasuk juga S-Curve.

1.3.9 Waktu Kerja


Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia barang/jasa wajib
memperhatikan hari Libur/ Besar yang berlaku secara Nasional maupun
setempat.
Bila Penyedia barang/jasa menghendaki pelaksanaan pekerjaan diluar
jam kerja atau yang tidak dapat dilakukan pada jam kerja normal, maka
paling lambat 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya harus sudah
memberitahukan kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya. Bila Penyedia barang/jasa melanggar ketentuan, maka
Direksi Pengawas berhak membongkar pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
Pengawas-pengawas lapangan yang ditunjuk oleh Direksi Pengawas
akan bekerja maksimum 60 (enam puluh) jam per minggu. Kelebihan
jam kerja dari pengawas lapangan karena kegiatan Penyedia
barang/jasa akan merupakan beban dari Penyedia barang/jasa.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 10 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

2 PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1 DIREKSI KEET DAN PAPAN NAMA PROYEK

a) Direksi Keet
Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan Direksi keet/ Site Office yang
digunakan sebagai kantor lapangan. Direksi Keet harus ditempatkan pada lokasi
yang sedemikian rupa di lokasi proyek sehingga mobilisasi tenaga, material dan
peralatan mudah dilaksanakan selama masa konstruksi.
Selain menyediakan direksi keet, kontraktor agar menyediakan gudang tertutup
untuk kebutuhan penyimpanan material, peralatan serta barang-barang lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Ukuran gudang adalah
sedemikian rupa sehingga cukup untuk menyimpan semua barang-barang
kebutuhan proyek sesuai kebutuhan proyek. Setelah semua pekerjaan telah
selesai dikerjakan, maka direksi keet dan bangunan lainnya harus dibongkar dan
boleh dimiliki oleh Kontraktor.
b) Papan Nama Proyek
Penyedia Barang/Jasa harus membuat dan memasang papan nama proyek di
depan Direksi Keet pada tempat yang mudah dilihat oleh umum. Ukuran, bentuk
dan spesifikasi akan ditentukan kemudian oleh Pemberi tugas. Bila pekerjaan
sudah selesai, maka Kontraktor harus membongkar papan nama proyek
tersebut.
c) Kebutuhan Air dan Listrik
Penyedia Barang/Jasa agar menyediakan, dengan biayanya sendiri, listrik dan
penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan, serta air
kerja dan air minum atau air bersih untuk pegawai/petugas pelaksanaan proyek.

2.2 PENGUKURAN DAN PEMATOKAN

Penyedia barang/Jasa agar mengerjakan pengukuran dan pematokan dimana


sebelumnya wajib meminta petunjuk dari Direksi Pengawas untuk pengarahan
atau penjelasan peleksanaannya pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan
penggalian. Semua bahan, peralatan, tenaga kerja yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan pengukuran ini biaya yang timbul menjadi beban
Kontraktor.
Pengukuran dilaksanakan di sepanjang jalur pemasangan pipa gas dan pada
jarak tertentu harus dipasang marka gas dimana marka gas tersebut akan

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 11 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

menunjukkan as jalur pipa gas. Marka gas dipasang pula pada tempat-tempat
khusus seperti crossing jalan, sungai, perubahan arah (elbow) dan sebagainya.
Keamanan marka gas yang sudah terpasang harus terjamin dalam arti tidak
mudah hilang, dan cukup kuat.
Detail marka gas lihat dalam standard drawing.

2.3 PEMBERSIHAN TRASE

Tempat di sepanjang jalur pemasangan pipa gas harus dibersihkan dari pohon-
pohon, semak-semak, dan rintangan lain supaya pelaksanaan pemasangan pipa
gas dapat dilaksanakan dengan mudah dan baik. Apabila jalur pipa melalui
daerah pertamanan atau jalur hijau yang penuh dengan rintangan, maka hanya
tempat yang benar–benar diperlukan untuk pipa yang harus digali.
Akar-akar pohon yang terlihat didalam lubang galian harus dipotong dan
dibersihkan sehingga keamanan pipa terjamin dengan baik. Bila terjadi
pemotongan pohon baik milik Negara maupun milik masyarakat, maka sebelum
melakukan pemotongan Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
Pelaksana untuk mendapat persetujuan.

2.4 PENGAMANAN

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua kebutuhan pengamanan


untuk menghindari resiko-resiko pekerjaan yang mungkin terjadi selama masa
konstruksi seperti kecelakaan kerja, kerusakan atau kehilangan barang milik
proyek, gangguan lalu lintas dan lain sebagainya dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada serta keinginan Direksi Pengawas.
Penyedia Barang/Jasa harus memberitahukan Direksi Pengawas bila saat
pelaksanaa pekerjaan terjadi kecelakaan dilokasi pekerjaan, baik yang
menimbulkan kematian atau luka maupun kerusakan barang milik proyek.
Pada setiap jalan atau persimpangan yang sedang ada pelaksanaan pekerjaan
pemasangan pipa, Kontraktor harus membuat tanda-tanda pekerjaan/
pemberitahuan yang bisa dimengerti oleh umum.
Apabila ada pekerjaaan galian yang berbahaya bagi pemakai jalan atau berada
di daerah yang ramai, apalagi pekerjaan dilakukan pada malam hari, maka
Kontraktor harus mengadakan pengamanan sedemikian rupa ditempat tersebut.
Jika hal tersebut dilalaikan oleh Kontraktor, maka segala akibat yang ditimbulkan
menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 12 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

a) Dinding pengaman dan Rambu-rambu


Untuk memenuhi kebutuhan pengaman tersebut, Kontraktor agar menyediakan
dinding pengaman, rambu-rambu dan plat baja untuk jalan sementara. Dinding
pengaman berfungsi sebagai pembatas antara jalur lalu lintas dengan gundukan
galian disepanjang jalur pipa gas. Jumlah kebutuhan dinding pengaman
disesuaikan kebutuhan dan keinginan Direksi Pelaksana.
Rambu-rambu pengaman dimaksudkan sebagai tanda peringatan kepada
masyarakat agar berhati-hati karena ada pemasangan pipa gas. Rambu-rambu ini
harus dipasang di tempat yang mudah di lihat dan jarak yang cukup dari tempat
pekerjaan.
b) Pemadam Kebakaran
Selain kebutuhan pengamanan seperti di jelaskan diatas, Kontraktor agar
menyediakan semua peralatan maupun perlengkapan pemadam kebakaran
guna mencegah kemungkinan timbulnya kebakaran disekitar lokasi pekerjaan.
Penyedian tersebut harus memenuhi persyaratan atau ketentuan yang berlaku
mengenai Pemadam Kebakaran. Selain menyediakan peralatan dan
perlengkapan, Kontraktor harus dapat menggunakannya bahkan bila diperlukan
harus mempekerjakan seorang ahli atau operator pemadam kebakaran.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 13 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

3 PEKERJAAN PENGADAAN & PENANGANAN MATERIAL


Penyedia barang/Jasa wajib menyediakan, mengelola dan memelihara semua bahan
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, baik yang disediakan Pemilik
Proyek maupun oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.

3.1 PENYEDIAAN MATERIAL

Penyedia barang/Jasa agar menyediakan semua material disamping yang


disediakan oleh Pemilik Proyek (jika ada). Adapun material yang disediakan oleh
Penyedia Barang dan Jasa/Kontraktor, adalah sebagai berikut:
a) Semua material sesuai dengan BQ (Bill of Quantity)
b) Material petunjuk (Marker Post, Marker Tape, Patok Gas dan Batako
Pengaman)
c) Material pendukung untuk semua pekerjaan
d) Semua kebutuhan untuk tanda-tanda pengamanan dan peringatan
e) Material untuk penyambungan pipa PE
f) Material lain yang tidak disebutkan oleh Pemilik Proyek, namun diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan pada proyek tersebut sehingga sistem bisa
berfungsi.
Semua material yang akan dipakai pada proyek ini harus diajukan terlebih dahulu
kepada Pengguna jasa, dalam hal ini diwakili oleh Direksi Pengawas, untuk
mendapatkan persetujuannya, sebelum material tersebut didatangkan ke proyek
tersebut.

3.2 PENGANGKUTAN MATERIAL

Penyedia Barang/Jasa atau Kontraktor harus mengerti dan memahami


ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Instansi - Instansi Pemerintah,seperti
Pemda, DLLAJR dan sebagainya mengenai penggunaan Jalan umum atau Jalan
raya bagi kendaraan berat. Ijin-ijin yang diperlukan berkaitan dengan hal
tersebut diatur harus diusahakan Penyedia Barang dan Jasa sendiri. Resiko-resiko
yang mungkin terjadi selama pengangkutan seperti kecelakaan, kerusakan
material, dan atau peralatan yang diangkut menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan keterlambatan karena pengangkutan tidak bisa diajukan sebagai masa
perpanjangan waktu pelaksanaan proyek. Jenis kendaraan yang dipakai adalah
yang kapasitasnya harus sesuai dengan berat dan panjang pipa dan dalam
kondisi yang baik. Pipa tidak boleh menonjol keluar dari kendaraan sepanjang 1

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 14 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

(satu) meter. Ujung pipa yang keluar kendaraan harus diberikan tanda yang
mudah dilihat oleh pengemudi kendaraan lain, dengan maksud pengamanan
dan pipa harus diletakkan di atas balok atau bahan lain dan tidak diperkenankan
diletakkan diatas kendaraan tanpa alas untuk menghindari kemungkinan
kerusakan. Pipa PE harus dilindungi terhadap sinar matahari secara langsung.

3.3 PENYIMPANAN MATERIAL

Penyedia Barang/Jasa wajib menyiapkan tempat penyimpanan (gudang)


material yang memadai dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang disampaikan
oleh Manufacturer khususnya untuk barang-barang yang harus ada perlakuan
khusus, seperti pipa serta perlengkapannya, Portland Cement/semen dan
barang-barang lain agar barang-barang yang dipakai dalam pelaksanaan proyek
tersebut kualitasnya bisa terjaga.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 15 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

4 PEKERJAAN PENGGALIAN
4.1 SYARAT-SYARAT PENGGALIAN

 Standard yang dipakai untuk pelaksanaan penggalian adalah peraturan


Pemerintah Daerah setempat dan ketentuan penggalian Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas bumi (MIGAS).
 Penggalian dapat dilakukan bila ijin penggalian sudah diperoleh baik dari
Instansi Pemerintah maupun swasta/pribadi yang menguasai lokasi
tersebut.
 Sarana-sarana untuk pengamanan, penimbunan dan sebagainya seperti
dinding pengaman, box penampung tanah sudah harus tersedia.
 Kondisi dibawah tanah agar diusahakan diketahui seperti letak instalasi
listrik, air, telepon atau gas sehingga pada saat melakukan penggalian
dapat dihindari adanya kecelakaan kerja dan kerusakan pada instalasi
tersebut.
 Kondisi lubang galian harus diusahakan selalu kering.

4.2 BENTUK GALIAN

Penggalian dilakukan dengan bentuk dan ketentuan sebagai berikut:


a. Galian pada saat berlangsungnya pekerjaan pelaksana hanya dibenarkan
melaksanakan pekerjaan secara bertahap pada setiap penggalian
sepanjang 100 (seratus) meter untuk galian pipa dan selanjutnya sudah
harus dipasang/ditanam selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
yang kemudian diikuti dengan perbaikan sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan.
b. Semua material bekas galian harus segera diangkut keluar lokasi pekerjaan
dan tidak dibenarkan ditimbun di badan jalan atau di trotoar.
c. Pada tahap penggalian 100 (seratus) meter berikutnya, tanah bekas
galian tersebut diurug/ditimbun kedalam lubang galian sebelumnya
yang sudah terpasang instalasinya seperti tersebut diatas.
d. Apabila karena sesuatu dan lain hal terpaksa ada lubang galian
penyambungan/pengetesan dimana tidak ada kegiatan pekerjaan (misalnya
menunggu material, alat-alat bantu, jadwal pemadaman, alat pengetesan)
maka lubang tersebut harus diberi pengaman yang rapat serta memadai
dan diberi rambu yang jelas.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 16 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

e. Batas waktu yang diperkenankan untuk lubang tersebut adalah maksimal


hanya 24 (dua puluh empat) jam. Apabila dalam waktu tersebut Kontraktor
tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya, maka lubang tersebut harus
diurug/ditutup.
f. Apabila setelah diadakan penelitian kualitas di lapangan ternyata pekerjaan
dimaksud tidak memenuhi syarat/spesifikasi teknis yang ditetapkan, maka
Kontraktor memperbaiki/ menyempurnakan kembali pekerjaan yang
dimaksud.
g. Pipa induk yang digelar didaratan wajib ditanam, dengan kedalaman
minimum 1000 mm dari permukaan tanah/jalan, tidak tergantung pada
material pipa dan diameter dari pipa, diukur dari permukaan atas pipa
sampai dengan permukaan jalan. Kedalaman ini seandainya dikurangi
hanya atas ijin dari Direksi Pengawas yang berwenang.
h. Lebar galian:
 Lebar Bawah : Sesuai standard drawing
 Lebar Atas : Sesuai standard drawing
 Lebar galian untuk Tie in : Untuk keperluan pemasangan Tapping
Saddle dan Branching Saddle atau fitting-fitting harus dibuat lubang
galian yang lebarnya sedemikian rupa sehingga pelaksanaan
pemasangan dan pemeriksaan sambungan dapat dilakukan dengan
sempurna.

i. Dasar Galian
Dasar galian harus benar-benar rata dan bebas dari segala macam kotoran
seperti batu-batuan, akar, kayu, sampah dan sebagainya. Pada bagian
tanah berbatu atau tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi Pengawas,
galian harus diurug pasir sedalam 15 cm sebagai alas pipa sesuai ketentuan
tersebut diatas.
Direksi Pengawas akan memeriksa lubang galian dan bila tidak memenuhi
syarat yang ditentukan seperti kedalaman, lebar atau kebersihannya kurang,
maka Kontraktor wajib memperbaiki galian tersebut.

4.3 ARAH JALUR GALIAN

Lubang galian harus dibuat selurus mungkin agar tidak menyulitkan


pemasangan pipa, sedangkan perubahan arah jalur galian disesuaikan dengan
sudut bend (elbow) yang telah ditentukan. Bila menurut Kontraktor perubahan

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 17 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

arah dapat digunakan natural bend dan tidak perlu elbow atau sebaliknya, maka
untuk pelaksanaannya harus ada persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pelaksana.

4.4 PERSIMPANGAN DENGAN UTILITAS LAIN

a. Di Bawah Tanah
Bila pipa gas bersimpangan atau sejajar dengan utilitas lain, maka pipa harus
dipasang dengan jarak 250 mm dari utilitas tersebut sesuai standar drawing. Jadi
dimungkinkan kedalaman tanah yang digali melebihi ketentuan pada pasal 4.2.
Untuk kondisi seperti ini Penyedia barang dan jasa harus memperhatikan hal
tersebut.
Pada saat penggalian, utilitas umum dibawah tanah harus diamankan. Segala
kerusakan yang timbul pada utilitas tersebut karena penggalian merupakan
tanggung jawab Kontraktor. Bila diperlukan untuk memindahkan sementara,
Penyedia Barang/Jasa harus meminta ijin dari instansi yang berwenang dengan
catatan akan segera diperbaiki bila pipa telah selesai dipasang.
Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan merusak saluran-saluran air yang
ada pada jalur penggalian. Dalam keadaan yang terpaksa dan seijin Direksi
Pengawas, Kontraktor dapat melakukannya dengan tujuan memudahkan
penggalian dan harus disediakan fasilitas sementara untuk memindahkan aliran
air. Bila pemasangan pipa telah dilaksanakan, maka aliran air harus dipindahkan
kembali seperti keadaan semula, Semua biaya yang timbul untuk mengatasi hal
seperti dijelaskan diatas merupakan beban Kontraktor.
b. Di Atas Tanah
Bila di atas jalur penggalian terdapat tiang-tiang listrik, telepon atau sarana
lainnya, maka Kontraktor agar mengamankannya dengan mengadakan dan
memasang penyangga atau memindahkan untuk sementara atas seijin instansi
yang berwenang dengan catatan akan segera diperbaiki seperti keadaan
semula bila pemasangan pipa telah dilaksanakan.
c. Saluran Air
Tanpa seijin Direksi Pengawas, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan
perusakan pada saluran-saluran air yang ada disekitar tempat pemasangan pipa
gas. Dalam keadaan terpaksa, dengan memudahkan penggalian dan
pemasangan pipa gas, aliran air dapat dipindahkan untuk sementara dengan
catatan bahwa setelah pemasangan pipa selesai, aliran tersebut dapat
dikembalikan seperti keadaan semula.
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 18 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

4.5 PENGGALIAN UNTUK PENEMPATAN VALVE

Kedalaman lubang galian untuk penempatan valve dilaksanakan sesuai standar


drawing. Penggalian tambahan untuk penyangga valve harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tanah aslinya tidak terlalu banyak terganggu.

4.6 KONDISI-KONDISI KHUSUS

Pada lokasi-lokasi penggalian dimana terdapat genangan air atau permukaan


air tanah cukup tinggi, maka Kontraktor agar mengusahakan cara-cara
penggalian yang baik sehingga kemungkinan longsor dapat dihindari, seperti
membuat dinding penahan atau lainnya, juga memompa air keluar dari galian
(dewatering) sehingga lubang galian kering dan tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan pengelasan. Kontraktor dapat mengajukan usul pelaksanaan untuk
mengatasi kondisi ini.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 19 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

5 PEKERJAAN PENYAMBUNGAN PIPA


5.1 STANDAR PENYAMBUNGAN

Standar yang digunakan untuk pipa PE adalah Standar Nasional Indonesia (SNI)
13-3507-1994 Konstruksi Sistem Pipa Polyethylene untuk gas bumi, kecuali
ditetapkan lain oleh Ditjen MIGAS. Kontraktor diharuskan mengikuti
sepenuhnya ketentuan yang tercantum pada standar tersebut.

5.2 PENYAMBUNGAN FUSI HARUS DILAKUKAN DENGAN PERKAKAS DAN


PROSEDUR YANG TELAH DISETUJUI OLEH PROYEK DAN MENGIKUTI SALAH
SATU METODE BERIKUT:

a. Fusi Butt (Butt Fusion)


Penyambungan ini memanfaatkan panas dan tekanan dalam waktu tertentu.
Dimana kedua ujung material yang akan disambung, dipanaskan hingga
meleleh. Kemudian dengan tekanan tertentu ditekan hingga menyatu/melebur
(fusi).
Fasenya terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Fase pemanasan awal
2. Fase Pemanasan
3. Fase penyambungan dan pendinginan
Bagian-bagian mesin Butt Fusion terdiri atas :
1. Badan mesin
2. Penyerut (Facer/milling)
3. Pemanas (Heater)
4. Penjepit (Insert Clamp/Liner Clamp)
5. Pengatur hidrolik (hydraulic control)
b. Fusi Listrik (Electro Fusion)
Pada penyambungan jenis ini yang berperan sebagai pemanas adalah kumparan
yang tertanam didalam fitting/socket-nya. Pada saat pin terminal dihubungkan ke
listrik, maka kumparan pemanas akan melelehkan permukaan dalam socket dan
permukaan luar pipa. Sehingga setelah meleleh, maka kedua sisi tersebut akan
saling menyatu/melebur (fusi)
1. Pemipaan
- Untuk diameter pipa 63 mm dan lebih kecil maka memakai sambungan
Electro Fusion

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 20 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

- Untuk diameter pipa 90 mm dan lebih besar memakai sambungan Butt


Fusion
2. Fitting
Semua sambungan pipa dengan fitting menggunakan Electro Fusion

5.3 PENILAIAN KEMAMPUAN OPERATOR PE

a. Penyediaan Operator
Mengingat pentingnya operator PE dalam menyelesaikan pemasangan jaringan
pipa maka adalah mutlak bahwa Kontraktor harus memiliki operator PE yang
telah mempunyai sertifikat dari MIGAS, dalam jumlah yang cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan.
b. Pengetesan Operator
Sebelum operator yang dimaksud mulai melaksanakan tugasnya, mereka harus
lulus dari suatu “Fusion Qualification Test” yang dilakukan Ditjen MIGAS. Testing
tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan teknis dari operator-
operator tersebut.
Testing tersebut akan dilakukan dengan menggunakan potongan-potongan
pipa yang disediakan oleh Ditjen MIGAS dengan menggunakan prosedur
penyambungan yang telah disetujui. Selanjutnya hasil penyambungan dari
setiap operator akan diperiksa dengan tekanan udara atau cara lain yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas.
c. Pengetesan Ulang
Pemilik mempunyai hak untuk mengadakan pengetesan ulang dari operator
yang ada, bila hal tersebut dianggap perlu. Selanjutnya Pemilik juga mempunyai
hak untuk menghentikan pekerjaan atau mencabut ijin kerja dari seorang
operator yang hasil kerjanya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Biaya
yang ditimbulkan karena hal tersebut diatas menjadi beban dari Penyedia
Barang dan Jasa/kontraktor.

5.4 PENYIAPAN SAMBUNGAN

a) Semua pipa dan fitting harus diperiksa bentuk potongannya, kedalaman


goresan atau cacat lainnya sebelum digunakan. Material yang rusak tidak
boleh digunakan dan harus disimpan tersendiri di Gudang sebelum barang
yang rusak tersebut dikeluarkan dari proyek.
b) Sebelum pipa disambung, bagian dalam pipa harus diperiksa dan bebas dari
benda asing. Ujung-ujungnya harus ditutup sementara.
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 21 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

c) Ujung-ujung pipa yang akan disambung, satu sama lainnya harus rata
sehingga apabila kedua ujung tersebut dipertemukan, maka tidak akan ada
kelihatan celah tembus pandang pada sekeliling pertemuan kedua ujung
tadi.
d) Ujung-ujung benar-benar bulat sebelum penyambungan dilaksanakan.
Apabila ternyata ada perubahan bentuk pada salah satu atau kedua ujung
yang akan disambungkan, maka kedua ujung tersebut terlebih dahulu harus
dibulatkan dengan mempergunakan “Rerounding Tool “ sehingga coupler
dapat dimasukkan dengan mudah dan bebas untuk diputar atau digeser.
e) Kedua ujung harus dibersihkan dari oli, minyak dan sejenisnya dengan
mempergunakan pelarut seperti alkohol, spirtus dan pelarut lainnya.
f) Setiap ujung yang akan disambungkan, permukaan luarnya harus dikerik
(discrap) dengan mempergunakan scrapper, dan juga harus benar-benar
kering.

5.5 ALIGNMENT CLAMP

Sebelum penyambungan dilaksanakan, pipa harus diletakkan pada tempat yang


rata dan ditumpu sehingga pipa tidak melengkung. Untuk menjaga kelurusan
dan ketepatan penyambungan serta menghindari terjadinya gerakan atau
pergeseran selama penyambungan dilaksanakan, maka kedua ujung pipa yang
akan disambung harus diikat dengan mempergunakan Clamp.
Untuk keperluan ini bisa saja mempergunakan ’”Short Twin Clamp, Double Twin
Clamp, Adjustable Twin Clamp, Alinment Clamp atau sejenisnya”, tidak
diperbolehkan menggunakan Clamp yang tidak standar. Sebaiknya dihindari
adanya pelaksanaan penyambungan di dalam lubang galian. Clamp hanya
boleh dilepaskan setelah masa pendinginan sambungan (fusion cooling time)
dilampaui.

5.6 PENYAMBUNGAN (FUSION)

 Penyambungan harus betul-betul memperhatikan tata cara penyambungan


yang benar dengan memperhatikan spesifikasi setiap material yang akan
dipasang, serta peralatan yang akan digunakan. Setiap material/merek
dagang, mempunyai spesifikasi yang saling berbeda satu sama lainnya,
sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.
 Penyambungan pada waktu hujan sebaiknya dihindari, namun apabila
dikehendaki maka seluruh peralatan fusi, ujung-ujung pipa yang akan
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 22 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

disambung serta material sambungan harus betul-betul terhindar dari


percikan air sehingga ujung-ujung yang akan disambung betul- betul kering.
5.6.1 Penyambungan Pipa PE dengan Pipa PE
Dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.
 Fusi Butt untuk diameter lebih besar dari 63 mm
 Fusi Listrik untuk diameter 63 mm atau lebih kecil.
5.6.2 Penyambungan Pipa PE dengan Pipa Besi/Steel
Dalam hal Penyedia Barang/Jasa atau Pemborong atau Kontraktor
diharuskan untuk menyediakan sendiri material, maka Pemborong
harus memilih jenis Transition Fittings yang cocok untuk keperluan
tersebut. Pemborong supaya menjelaskan jenis dari Transition Fitting
yang akan digunakan dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas. Dalam hal material disediakan oleh pemberi Tugas,
Pemborong akan diberitahu jenis Transition fitting yang akan
dipergunakan pada hari Aanwizing atau paling tidak pada saat
pelaksanaan pekerjaan.
5.6.3 Sambungan Fusi Butt (Butt Fusion)
 Permukaan yang telah dibersihkan dengan scrapper tidak boleh
disentuh.
 Setelah fase pemanasan tercapai, sambungan fusi harus dilakukan.
 Pipa harus ditahan dan ditopang untuk menghindari pergerakkan
selama fase pemanasan dan penyambungan.
 Pipa panjang harus ditopang untuk menghindari pelengkungan
akibat berat sendiri.
 Fusi atau permukaan yang pernah mengalami masa pemanasan,
tidak boleh dipanasi ulang. Jika fusi gagal, maka posisi yang baru
tidak boleh kurang dari 250 mm dari pinggir luar posisi yang gagal.
Jarak yang diijinkan antara 2 sambungan yang berdekatan minimal
4 (empat) kali diameter luar.
 Uji tekan tidak dilakukan sebelum sambungan dingin.
5.6.4 Sambungan Fusi Listrik
 Pipa yang terbuat dari PE-A dapat disambungkan dengan PE-X
dengan prosedur Fusi listrik.
 Petunjuk dan cara penyambungan pipa dengan Fusi Listrik harus
mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat fitting PE.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 23 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

5.7 PEMASANGAN SADDLE

Saddle yang dimaksud disini adalah:


1. Tapping Saddle
2. Branch Saddle
Pemborong/Kontraktor supaya memperhatikan cara pelaksanaan saddle yang
baik dan benar sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditentukan. Sebelum
pelaksanaan pemasangan saddle, terlebih dahulu dilaksanakan persiapan
permukaan berupa pembersihan, digreassing dan scrapping. Pemasangan
saddle hanya boleh dilaksanakan apabila permukaan telah siap dan betul-betul
kering.

5.8 PENDINGINAN PENYAMBUNGAN

Meskipun sambungan telah selesai dilaksanakan dengan hasil baik namun clamp
belum boleh dilepas atau digerakkan sebelum sambungan itu cukup dingin.
Sambungan masih harus didinginkan selama waktu tertentu menurut jenis dan
diameternya (lihat nama plat masing-masing merek).
Disini diberikan contoh lama pendinginan waktu minimum yang dibutuhkan
sebagai berikut :
Diameter Waktu yang dibutuhan Catatan
20 mm – 32 mm 10 menit
40 mm - 50 mm 15 menit
63 mm - 90 mm 20 menit
Lebih besar dari 90 30 menit
mm
Untuk saddle 10 menit Keperluan
Minimal

Lamanya pendinginan dapat dilihat pada setiap fitting.

5.9 PEMERIKSAAN KUALITAS SAMBUNGAN (FUSI BUTT)

a) Besarnya mismatch yang diijinkan antara dua pipa yang akan disambung
didalam mesin penyambung, maksimum 1 (satu) mm pada setiap titik
sekeliling pipa.
b) Mismatch yang diijinkan untuk pipa dengan diameter lebih besar dari 180
(seratus delapan puluh) mm maksimum 10 % dari tebal dinding pipa.
c) Semua bead lasan luar (external weld beads) harus dilepas dengan alat yang
standar dan diperiksa.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 24 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

d) Bead harus diberi nomor yang ditulis pada sambungan pipa dengan
permanen maker dan dibuatkan laporan tersendiri untuk pemeriksaan
pengawas Direksi Pengawas. Pemeriksaan ini harus dilaksanakan terhadap
semua Sambungan Fusi Butt.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 25 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

6 PENURUNAN PIPA, PERLINDUNGAN KHUSUS VALVE


DAN PENGEBORAN
6.1 PENURUNAN PIPA

(1) Tanpa hadirnya Direksi Pengawas, penyedia barang/jasa atau Kontraktor


tidak diperkenankan menurunkan pipa kedalam lubang galian.
(2) Penurunan pipa hanya diperbolehkan dengan cara dan alat yang telah
disetujui oleh Direksi Pengawas.
(3) Sebelum penurunan pipa, Direksi Pengawas harus yakin bahwa lubang
galian aman.
(4) Penurunan pipa kedalam lubang galian harus dilaksanakan dengan hati-hati
untuk menghindari terjadinya goresan terhadap pipa ketika bersentuhan
dengan dinding dan dasar galian.
(5) Selama penurunan pipa tidak seorangpun diperkenankan berada didalam
lubang galian dibawah pipa yang tergantung.

6.2 UJUNG DARI PIPA YANG TELAH DIPASANG

Ujung-ujung pipa yang telah tersambung dan sudah terletak di dalam lubang
galian, harus ditutup dengan plug atau cap atau cara lain yang disetujui oleh
Proyek, untuk menghindari masuknya kotoran-kotoran yang berupa batu, kayu,
sampah dan juga air serta binatang. Tutup tersebut baru boleh dilepas apabila
pekerjaan akan dilaksanakan
Pemasangan Valve
Valve (kerangan) yang akan dipasang pada saluran pipa ini adalah Ball Valve
yang penempatannya seperti terlihat dalam gambar rencana atau ditetapkan
oleh Pemberi Tugas.
Pengeboran
Penyeberangan dengan jalan pengeboran harus dilakukan dengan
menggunakan “Mechanical Auger“ atau alat lain yang disetujui oleh Pemberi
Tugas. Dalam pelaksanaan pengeboran ini harus digunakan pipa selubung
(casing) yang disediakan oleh Pemborong/Kontraktor, kecuali ditentukan lain.
Yang dimaksud dengan biaya pengeboran adalah semua biaya yang diperlukan
untuk kegiatan tersebut, termasuk didalamnya biaya penggalian dan
pengurugan tempat mesin bor, extra material dan lain sebagainya serta
penyambungan yang diperlukan.
Bila dalam pengeboran terjadi rongga diantara lubang bor dengan pipa, maka
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 26 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

rongga tersebut harus diisi dengan adukan semen dengan komposisi I Semen: 3
Pasir dan disemprotkan kedalam rongga tersebut sehingga rongga tersebut
terjamin penuh.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 27 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

7 PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMBERSIHAN


7.1 BAHAN URUGAN

Bahan urugan yang dipakai adalah tanah urug bekas galian yang bebas dari
pecahan-pecahan batu, bahan-bahan tajam, gumpalan tanah, sampah dan sisa
logam lainnya, Pengurugan galian yang berisi air harus dikeringkan dengan
memompa air tersebut keluar. Pasir yang dipergunakan harus disetujui lebih
dahulu oleh Direksi Pengawas sebelum material tersebut dipakai.
Jenis material urugan yang dipakai diatas tanah urug tersebut diatas, adalah
sesuai yang disebutkan dalam standar drawing

7.2 PEMADATAN PENGURUGAN

a) Semua pengurugan harus dipadatkan lapis demi lapis dari dasar sampai
kepermukaan lubang galian. Hanya alat-alat yang tidak mengakibatkan
kerusakan pada pipa yang boleh digunakan. Pemadatan pengurugan lubang
galian paling sedikit sama dengan kepadatan tanah di sekitar lubang tersebut.
b) Dibawah permukaan jalan, sayap jalan atau tempat-tempat yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas, Pemborong harus menggunakan material yang
ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan dipadatkan secara mekanis lapis
demi lapis. Sedangkan ketebalan lapisan tersebut tidak boleh lebih dari 250
cm.
c) Apabila Dinas Pekerjaan Umum menganggap bahwa pemadatan tersebut
belum memenuhi syarat maka Pemborong harus memperbaikinya kembali
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

7.3 PENUTUPAN LUBANG GALIAN, PEMBUANGAN SISA TANAH DAN


PEMBERSIHAN

a) Penutupan lubang galian


Setelah pipa dimasukkan kedalam lubang galian, lubang tersebut harus
segera diurug. Dalam keadaan apapun tidak boleh ada lubang galian yang
telah berisi pipa yang tidak dilakukan pengurugan.
b) Pembuangan Sisa-sisa Tanah
Sisa–sisa tanah bekas galian harus disingkirkan ke tempat-tempat yang
ditentukan oleh Pemberi Tugas atau Instansi lain yang berwenang.
c) Pembersihan
Apabila pekerjaan pemasangan pipa telah selesai maka sisa-sisa tanah, batu
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 28 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

atau kotoran-kotoran dan sampah dari sisa-sisa pekerjaan kontruksi harus


dibersihkan. Jalan, Pertamanan dan lain sebagainya harus ditinggalkan
dalam keadaan baik dan bersih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh proyek, Dinas Pekerjaan Umun atau Instansi yang berwenang

7.4 PERBAIKAN KEMBALI

Penyedia barang dan jasa melaksanakan pekerjaan perbaikan dari sarana sarana
yang dirusak selama masa pelaksanaan pemasangan pipa, misalnya perbaikan
jalan, berm, taman, jalan masuk dan sebagainya, kecuali perbaikan tersebut
dilakukan oleh pihak PU sesuai dengan ketentuan yang ada. Pelaksanaan
pekerjaan perbaikan ini mengikuti peraturan atau ketentuan yang berlaku dari
Pemerintah Daerah setempat sehingga Kontraktor harus mengerti betul
mengenai peraturan dan ketentuan yang ada, misalnya dengan membeli
peraturan atau ketentuan yang dibutuhkan.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 29 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

8 PEKERJAAN PENGUJIAN
8.1 UMUM

a) Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pemeriksaan/pengetesan terhadap


sambungan pipa yang telah diselesaikannya. Kontraktor harus menyediakan
tenaga kerja dan peralatan pada waktu dan tempat yang diperlukan
sehingga dapat dilakukan pemeriksaan/pengetesan dari material yang
digunakan serta mengetahui kemampuan Kontraktor dalam melaksanakan
tugasnya.
b) Semua kesalahan atau kerusakan yang dianggap oleh Pemberi Tugas
disebabkan karena kesalahan Kontraktor dalam melaksanakan tugasnya
harus segera di ubah dan diperbaiki.

8.2 CLEANING/ PEMBERSIHAN

a) Cleaning dilakukan dengan menggunakan udara untuk membersihkan


kotoran-kotoran dan air yang berada pada pipa yang dipasang.
b) Pekerjaan ini dilakukan bertahap dan di ulang hingga kondisi dalam pipa
benar-benar bersih dan dituangkan dalam Berita Acara.
c) Cleaning dilaksanakan pada setiap pencabangan dan tekanan udara yang
dipakai tidak boleh melebihi tekanan 6 (enam) Bar.

8.3 PENGUJIAN

Pengujian dilakukan sesuai dengan Standard SNI 13-3507 – 1994.

8.4 PURGING ATAU PEMBILASAN

Setelah pengujian pipa di atas selesai dilaksanakan dengan hasil baik, kemudian
dilakukan pembilasan seluruh pipa dan bagian-bagian dengan cara pengisian
Nitrogen.
a) Pembilasan Langsung
 Pembilasan harus tidak dilaksanakan pada pipa induk yang bercabang
kecuali bila setiap pencabangan dapat diisolir dan dibilas sendiri.
 Panjang maksimum pipa induk tanpa pencabangan yang boleh dibilas
langsung dapat dilihat pada TABEL-1 Dibawah ini.
 Laju minimum pembilasan ditentukan pada TABEL-2. Hal ini dapat
dipantau dengan memasang pengukur aliran (Flow Meter).

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 30 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

b) Pembilasan Tidak Langsung


 Ketentuan Umum
Semua pipa yang panjangnya melebihi ketentuan pada TABEI-1 harus
dibilas dengan metode pembilasan tidak langsung dan laju minimum untuk
pembilasan tidak langsung ditentukan pada TABEL-2. Untuk pipa induk
yang lebih panjang dari 250 mm, pembilasan sekat dapat digunakan
sebagai pengganti cara pembilasan bertahap karena alasan ekonomis.
 Pada pipa induk yang bercabang harus dilakukan pembilasan bertahap,
dimulai pada cabang yang terdekat dari titik pengisian. Pencabangan
berikutnya harus dibilas secara berurutan dan terakhir adalah
pencabangan terjauh dari titik pengisian. Kebutuhan minimal Gas Nitrogen
untuk menyelesaikan pembilasan dapat pada TABEL-3.
 Untuk pipa induk yang bercabang, setiap pencabangan harus di isolir
dan dibilas tersendiri. Volume gas Nitrogen (N2) penyekat harus tidak
kurang dari 10 (sepuluh) % dari volume pipa.
Pengisian pipa dengan nitrogen selesai bila pada ujung pipa yang lain
kandungan oxigennya kurang dari 3 (tiga) % yang dapat dibaca dengan
oxygen detector. Apabila hasil pemeriksaan sambungan dan test
dinyatakan gagal oleh Proyek, maka Kontraktor harus mengulangi test
tersebut dari awal sampai hasilnya dinyatakan baik oleh Pemberi Tugas.
Biaya yang diakibatkan oleh hal tersebut diatas, seluruhnya menjadi
beban Penyedia Barang Jasa/ Kontraktor.
Penyerahan terakhir dari pekerjaan ini dilakukan bilamana Acceptance
Test telah selesai dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
TABEL-1

Ukuran Nominal Pipa (mm) Panjang Max. Pipa Pipa Induk (M)

Sampai dengan 63 mm Tidak Dibatasi


Lebih besar 63 mm – 100 mm 250
Lebih besar 100 mm – 150 mm 120
Lebih besar 150 mm – 200 mm 70
Lebih besar 200 mm – 250 mm 50
Lebih besar 250 mm – 300 mm 30
Lebih besar 300 mm TIDAK DIPERKENANKAN

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 31 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

TABEL-2

Ukuran Nominal Pipa (mm) Ukuran Nominal Pipa Vent Laju Minimum Pembilasan
Lihat Catatan-1 (mm) m3/jam (standard) Lihat
Catatan -2

Pembilasan Langsung atau Tidak Langsung

50 25 4.25

80 25 11

100 25 17

150 50 38

200 50 68

250 50 106

3000 80 153

Hanya Untuk Pembilasan Tidak Langsung

400 80 273

450 100 345

600 150 613

Catatan:
1. Untuk ukuran nominal pipa besar dari 200 mm pada pembilasan Langsung,
Direksi Pengawas atau yang berwenang harus memberikan pertimbangan.
2. Laju minimum dihitung dari kecepatan pembilasan 0,6/ detik.

TABEL-3
Kebutuhan Minimum Gas Ns/
Ukuran Nominal Pipa (mm)
Pembilasan setiap panjang 10M (m3)
100 0.13
150 0.3
200 0.5
250 0.8
300 1.2

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 32 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Kebutuhan Minimum Gas Ns/


Ukuran Nominal Pipa (mm)
Pembilasan setiap panjang 10M (m3)

400 2.0
450 2.5
600 4.5
750 7.0
900 10.0
1050 13.5
1200 17.5

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 33 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

9 PEKERJAAN BANGUNAN
9.1 Standar yang dipakai dalam pelaksanaan bangunan
 Standar Nasional Indonesia.

9.2 Peil bangunan

Penentuan semua peil bangunan yang akan dibangun harus mendapatkan


persetujuan dari Direksi Pengawas dan harus memperhatikan kondisi lokasi
yang ada. Bila daerah termaksud sering kali terkena dan atau dimungkinkan
dalam waktu yang akan datang terendam air/banjir, maka peil bangunan
harus dibuat sedemikian rupa sehungga akan terhindar dari musibah banjir.

9.3 Spesifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan dan material yang akan dipasok
harus/wajib mengikuti ketentuan yang ada, terkecuali di tentukan lain oleh
Direksi Pengawas.

9.4 Perizinan atas bangunan yang akan dilaksanakan, harus sudah didapatkan
sebelum pelaksanaan bangunan tersebut dimulai.

9.5 Urutan pekerjaan (sequen pekerjaan) harus dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan atau praktek kebiasaan, yang akan membuat kualitas pekerjaan
memenuhi target dan sesuai kualitas yang dipersyaratkan.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 34 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

10 PEKERJAAN PENGECATAN
10.1 LINGKUP PEKERJAAN

Semua permukaan luar pekerjaan dinding bata, beton dan atau struktur baja
maupun kayu harus dilakukan pengecatan sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan seperti tersebut dibawah.
Untuk semua jenis material cat yang akan dipakai dalam proyek ini, Penyedia
Barang/jasa harus mengajukan contoh masing-masing material lengkap dengan
spesifikasinya, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa yang
diwakili oleh Direksi Pengawas.

10.2 STANDAR

Standar yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah:


 Standar Nasional Indonesia
 Spesifikasi produk dari manufacturer

10.3 CARA PELAKSANAAN

1. Cat Dinding
Sebelum dinding dilakukan pengecatan, permukaan dinding harus di haluskan
terlebih dahulu. Setelah dinding/tembok dihaluskan baru kemudian dilakukan
pengecatan dasar hingga rata dan kemudian dilakukan pelapisan cat penutup
atau finishing. Cat penutup sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak 3 (tiga)
lapis, dengan metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi
produk cat tersebut.
2. Cat Kayu
Semua permukaan kayu yang akan dicat, permukaan harus di amplas sampai
halus, kemudian diteruskan dengan pekerjaan cat dasar/meni. Sebelum
melakukan pengecatan penutup, maka semua permukaan kayu harus dilakukan
pendempulan atau plamuur untuk mendapatkan permukaan yang halus dan
rata. Penutupan cat dilakukan sekurang-kurang sebanyak 3 (tiga) lapis, dengan
metode pelaksanaan pengecatan sesuai petunjuk dalam spesifikasi produk cat
3. Cat Besi
Semua permukaan besi/baja yang akan dilakukan pengecatan harus dilakukan
pembersihan atau cleanning untuk menghilangkan kotoran-kotoran maupun
karat yang ada dengan mempergunakan alat sikat baja/wire brush baik dengan
cara manual maupun mekanis.
Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 35 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Setelah permukaan besi/baja bersih dari semua kotoran, maka pengecatan dasar
bisa dilakukan hingga mencapai ketebalan yang ditentukan. Setelah cat dasar
mencapai kekeringan yang diharapkan sesuai petunjuk dalam brosur, maka
pengecatan lapis kedua dan ketiga (finishing) bisa dilakukan, dengan metode
yang dilakukan seperti petunjuk dalam spesifikasi produk cat tersebut.

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 36 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

11 PEKERJAAN KHUSUS
11.1 PEKERJAAN PEMBUATAN METERING REGULATOR STATION (MR/S)

a) Standar
Peraturan yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
SNI (Standar Nasional Indonesia)
b) Cara Pelaksanaan
Penyedia barang /Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar,
spesifikasi dan gambar-gambar yang diberikan.

11.2 MARKER POST

Kontraktor harus memasang dan membuat marker post pada jarak setiap 500 m,
pada setiap jembatan dan pada tempat-tempat khusus lainnya yang akan
ditentukan oleh Direksi Pengawas seperti posisi Valve, pencabangan dan
sebagainya. Bentuk dan ukuran marker post dapat dilihat pada gambar Standar
marker Post.

11.3 PATOK GAS

Kontraktor harus memasang dan membuat patok gas sebagai tanda-tanda jalur
pipa gas. Patok gas ini dipasang pada setiap jarak 50 m dan tempat-tempat
khusus lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi Pengawas. Bentuk dan ukuran
patok gas dilihat pada gambar standar.

11.4 PEKERJAAN CROSSING

Pekerjaan crossing adalah crossing jalan raya, jalan keluar/masuk gedung atau
bangunan, dan sungai. Pelaksanaan atau cara melakukan crossing adalah open
cut dan atau pengeboran (boring) dengan mesin bor. Pemilihan cara
pelaksanaan adalah berdasarkan izin yang diberikan oleh Instansi berwenang
dan alasan teknis.
Crossing Jalan
 Crossing jalan raya/umum
Penyeberangan harus dilaksanakan dengan cara pengeboran sehingga lalu
lintas kendaraan tidak terganggu. Alat yang digunakan untuk pengeboran
adalah “MECHANICAL AUGER” atau alat lain tidak diperkenankan melakukan
pengeboran dengan cara (Gangsir).

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 37 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Crossing Jalan di komplek perumahan dan Keluar atau Masuk bangunan


Crossing jalan di komplek perumahan dan jalan keluar masuk bangunan
dilakukan dengan open cut
Crossing Sungai
Cara melaksanakan penyeberangan sungai adalah dengan Jembatan.

11.5 WARNING MARKER TAPE

Penyedia Barang/Jasa wajib membuat/memasang Warning Marker Tape yaitu


suatu lembaran plastik berwarna kuning sepanjang lubang galian. Warning
Marker Tape hanya dipasang pada jalan raya/jalan umum.

11.6 BATAKO PENGAMAN

Penyedia Barang dan Jasa/Kontraktor harus memasang batako pengaman


ukuran 20x40 cm, tebal 5 cm dengan jarak dari ujung ke ujung 20 cm sepanjang
jalur pipa, batako pengaman hanya dipasang pada jalan raya/umum.

11.7 GAMBAR KERJA, GAMBAR PELAKSANAAN DAN DOKUMENTASI

Penyedia Barang/Jasa atau Kontraktor wajib membuat foto-foto dokumentasi,


gambar pelaksanaan atau shop drawing dan as Built drawing (gambar hasil
pelaksanaan).
a) Gambar Kerja (Shop Drawing)
Penyedia barang/jasa atau Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan
untuk pelaksanaan proyek.
b) As-built Drawing
As-built drawing harus dibuat yang menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari
setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c) Dokumentasi
Foto dibuat berukuran kartu pos, berwarna dan rangkap tiga serta dimasukkan
kedalam album ukuran besar. Foto-foto tersebut harus menggambarkan:
 Uraian kegiatan dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan
 Peristiwa-peristiwa yang khusus
 Gambar pelaksanaan di setiap progress termin
 Dan lain-lain

Doc No. JGB00-ALL-GEN-PCD-002 Page 38 of 38

STANDARD OPERATION PROCEDURE


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A6. PROSEDUR HOT TAPPING

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-003
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-003 Page 2 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR HOT TAPPING ....................................................................................................... 4


1.1 PENJELASAN UMUM DAN RUANG LINGKUP .................................................. 4
1.1.1 Penjelasan Umum .................................................................................. 4
1.1.2 Ruang Lingkup ....................................................................................... 4
1.2 KODE, STANDAR DAN DASAR HUKUM .............................................................. 4
1.3 DATA HOT TAPPING................................................................................................... 5
1.3.1 Data Umum ......................................................................................................5
1.3.2 Data Teknis .......................................................................................................5
1.4 PROSEDURE HOT TAPPING ..................................................................................... 8
1.4.1 Lingkup Pekerjaan Hot Tapping ......................................................... 8
1.4.2 Perhitungan Tekanan Operasi Maksimum Pada Pipa Existing ... 15
1.5 PENGELASAN .............................................................................................................. 16
1.5.1 Persiapan Pada Pipa Existing ............................................................. 16
1.5.2 Persiapan Penyetelan Split Tee .......................................................... 17
1.5.3 Pengelasan Memanjang/ Longitudinal Welding .......................... 17
1.5.4 Pengelasan Melingkar (Circumferential Welding) ........................ 17
1.5.5 Pengetesan Hasil Pengelasan ............................................................ 18
1.5.6 Pengeboran / Hot Tapping................................................................ 18
1.6 HOT-TAP CHECK LIST ACTIVITY ............................................................................ 18
1.7 KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN HOT TAPPING ........................... 19
1.7.1 Peralatan Keselamatan Kerja ............................................................. 20
1.7.2 Peralatan Pelindung Diri (Apd) ......................................................... 20
1.7.3 Peralatan Tambahan ........................................................................... 20
1.8 TANGGAP DARURAT ............................................................................................... 21
1.8.1 Koordinasi Lapangan .......................................................................... 21
1.8.2 Evakuasi.................................................................................................. 21
1.9 PERSONIL ...................................................................................................................... 21

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 3 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR HOT TAPPING

1.1 PENJELASAN UMUM DAN RUANG LINGKUP

1.1.1 Penjelasan Umum


Hot Tapping adalah salah satu teknik penyambungan pipa dengan
pencabangan, dimana pada waktu pelaksanaan penyambungan, aliran
gas pada pipa existing tidak perlu dihentikan. Posisi pencabangan dari
pada sambungan pipa boleh terpasang secara tegak lurus atau mendatar,
atau juga secara menyudut dengan kemiringan tertentu, Hal ini
disesuaikan dengan kondisi disekitar pipa existing tersebut.

1.1.2 Ruang Lingkup


Prosedur ini dibuat untuk memberikan detail metode pelaksanaan hot
tapping pada pipa distribusi gas milik PT. Perusahaan Gas Negara
(Pesero), Tbk. yang dihubungkan dengan pipa jaringan gas kabupaten
Bogor yang nantinya akan digunakan untuk supply gas pada para
pelanggan.

1.2 KODE, STANDAR DAN DASAR HUKUM

Berikut adalah acuan kode, standar, dan dasar hukum dalam pembuatan
prosedur Hot Tapping:
1. Undang Undang No. 23 Tahun 1977, Tentang : Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
2. Undang Undang RI No. 22 Tahun 2001, Tentang : Minyak dan Gas
Bumi.
3. Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 1979, Tentang Keselamatan Kerja
pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
4. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor:
06p/0746/M.pe/1991, Tentang : Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas
Instalasi, Peralatan dan Teknik yang dipergunakan dalam Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi.
5. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor :
300.K/38/M.pe/1977, Tentang : Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
Minyak dan Gas Bumi.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 4 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

6. Peraturan Menteri No.15 Tahun 2008, Tentang Pemberlakuan Standar


Nasional Indonesia mengenai Sistem Perpipaan Transmisi dan Distribusi
Gas sebagai Standar Wajib yaitu SNI 13-3474-2002.
7. Prosedur Pengelasan Hot Tapping Mengacu kepada Standar API 1104
(SNI 13-3472 Rev.2002) & 1107 (SNI 13-4129-1996) (Pengelasan Saluran
Pipa dan Fasilitas yang terkait).

1.3 DATA HOT TAPPING

Berikut akan dijelaskan data yang diperlukan untuk mengerjakan prosedur


hot tapping:

1.3.1 Data Umum


Pemakai : Direktorat Jenderal Migas
Proyek : Jaringan Gas Kabupaten Bogor
Lokasi : Bogor

1.3.2 Data Teknis


A. Data Mesin Hot Tapping

Mesin hot tap yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah sebagai
berikut:
Mesin Tapping 3” to 12”
 Type Mesin : 660b
 Merk : TDW – USA
 Kapasitas Bor : 3” s/d 12”
 Ratting : # 80 s/d # 300
 Power : Hydraulic – Diesel Engine
 Boring Bar Travel : 42”
 Max. Working Pressure : 1480 Psig (100 Barg) at 100F
 Operating Temperature : -20 F to 700 F at 700 Psig (48 Barg)
 Berat : 283 Kg
 Panjang dengan measuring rod : 2.087 meter
Kelengkapan mesin untuk pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
 Adapter : 4” s/d 12” RF # 600

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 5 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Cutter :
3” Std. OD : 80mm / 67mm c/w Pilot Drill
4” Std. OD : 100mm / 87.3mm c/w Pilot Drill
6” Std. OD : 150mm / 138.9mm c/w Pilot Drill
8” Std. OD : 200mm / 185.8mm c/w Pilot Drill
10” Std. OD : 250mm / 241.3mm c/w Pilot Drill
12” Std. OD : 300mm / 292.1mm c/w Pilot Drill
 Venting : Bleed Valve
 Hoses : High Pressure
 Tool Set : Lengkap
B. Data Pipa Distribusi (Sumber)

 Diameter : 4”
 Spesifkasi : API 5L Gr. B.
C. Data Pipa Sambungan (Tapping-MRS)

 Diameter : 2”
 Spesifikasi : API 5L Gr.B
 Jenis Coating :
 Proteksi Cathodic : Sacrificial Anodes
 Maximum Operating Pressure :
 Tekanan/Suhu Design :
 Inspeksi Las : Dye Penetrant & Ultrasonic Test
(ASME V)
D. Material

Seluruh material tanpa terkecuali harus sesuai dengan code dan


standard manufaktur yang diperkenankan oleh Ditjen Migas, spesifikasi
untuk fitting dan material piping lainnya.
a) Tee
Prosedure ini tidak diperuntukkan untuk spherical, atau conduit barrel
split tee. Saat menerima tee, periksa nota kedatangan atau dokumen
pengiriman yang meliputi:
 Ukuran Main dan Branch
 Klas Flange
 Spesifikasi Material

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 6 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Ketebalan Split tee (Wall Thicness)


 Profil pengelasan
 Backing Strips
 Raised Face joint
 Lock-o-ring Flanges (jika diperlukan)
b) Stopple Valve
Valve pada penyambungan hot tap dapat berupa block valve atau
control valve yang harus dapat membuang material coupon setelah
operasi pemotongan untuk jalur baru. Valve yang sesuai adalah a ball
valve atau gate valve bukan plug atau buterfly valve, dan harus
memenuhi kriteria:
 Mempunyai kelas yang sesuai
 Lubang bor harus sesuai dengan mesin bor dan stople-nya jika
diperlukan
 Panjang valve berikut muka flange harus diperiksa guna
memastikan mesin bor hot tapping dapat menembus valve dan hot
tap tee. Pengoperasian mesin bor harus dikonsultasikan dengan
perhitungan komputer pada kondisi jarak mesin yang kritis
c) Gasket
Gasket yang digunakan disesuaikan dengan standar dan spesifikasi yang
ada dan dalam kondisi bagus dengan tidak terlihat ada cacat pada
material tersebut
d) Elektroda
Electrode yang digunakan harus mengacu pada Welding Prosedure
Specification, dalam kondisi baik dengan tidak terlihat cacat pada
casingnya selama pengiriman. Electrode tidak diperkenankan digunakan
jika ditemukan tanda-tanda antara lain:
 Disbonding dari Flux terhadap kawat las
 Flux Chipped dari bagian ke electrode
 Nampak cracking pada lapisan flux
 Kondisi basah
Proses pengelasan membutuhkan penyerapan hidrogen tingkat rendah,
oleh karenanya jika basah dan terjadi kerusakan lapisan, electrode tidak

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 7 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dapat digunakan dan tidak diperkenankan untuk menjemur kawat las


guna memperbaiki kondisi tersebut.
Electorode yang digunakan berupa low hidrogen, kering dan
dimasukkan dalam oven selama satu jam pada suhu 150°C sebelum
digunakan.

1.4 PROSEDURE HOT TAPPING

1.4.1 LINGKUP PEKERJAAN HOT TAPPING


Pekerjaan hot tapping yaitu metode dalam membuat pencabangan pipa
ke pipa existing dimana sistem existing tersebut bekerja dalam pipa
bertekanan (dalam kondisi opersional) dengan kata lain gas didalam pipa
existing tersebut tetap mengalir tanpa gangguan operasional.
Posisi pemasangan split tee dapat dipasang secara tegak lurus, mendatar
atau secara menyudut dengan kemiringan tertentu, disesuaikan dengan
kondisi disekitar pipa existing.

A. Penggalian

Penggalian dilakukan dengan manual sampai mendapatkan bagian pipa


existing yang akan dilakukan hot tap. Lubang galian harus memberikan
ruang kerja yang cukup agar welder dapat melakukan pengelasan
dengan baik dan tidak terganggu oleh utilitas lain. Shelter harus
disediakan untuk menghindari kotoran dan angin selama pengelasan

B. Pencegahan

Memasang rambu-rambu serta melokalisir lokasi pelaksanaan dengan


pagar pengaman guna menjamin keselamatan pejalan kaki serta lokasi
sekitar dan hanya orang yang berwenang yang dapat memasuki area
tersebut
Sebelum eksekusi, perlu dilakukan pendataan kembali terhadap peralatan
yang dipersiapkan telah lengkap dan sesuai dengan pelaksanaan kerja
yang aman. Jika diperlukan dipersiapkan pula pompa guna membuang
air yang mungkin tergenang dalam lobang galian.
Jika diperkirakan terjadi longsoran pada dinding galian, maka diperlukan
tambahan dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah tersebut

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 8 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

harus dapat menahan bahaya longsoran pada dinding galian serta


penempatannya harus menjamin dapat memberikan ruang yang cukup
dalam pelaksanaan hot taping

C. Peralatan/Perlengkapan
a) Alat Las

Semua peralatan harus dipersiapkan dengan baik, sebelum


pelaksanaan pengelasan split tee dimulai. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah:
 Mesin Las dalam kondsi baik, sesuai untuk pengelasan busur shield
metal arc welding (SMAW). Suplai arus dan tegangan minimal 70
Ampere dan Voltage 30 V.
 Satu mesin dipergunakan oleh satu Welder.
 Welding Lead (Kabel Las) bebas dari sambungan atau isolasi yang
terbuka, diameter kabel harus memadai untuk menghindari
penurunan arus listrik.
 Oven kawat las dalam kondisi baik dan berfungsi sebagai mana
mestinya.
 Oxygene/Acytelyne torch tersedia berikut selang, regulator dan
torchnya untuk preheat
 Tang Ampere 0-600 A, untuk mendeteksi arus listrik pada saat
pengelasan.
 U Clamp sesusai dengan diameter split tee dipergunakan pada
saat penyetelan split tee pada pipa existing.
 Racun Api untuk mencegah terjadinya kebakaran.
b) Alat Bor Tap

 Mesin untuk membor pipa (drilling machine berbagai type,


disesuaikan dengan ukuran pipa serta exiating pressure)
 Valve (all valve, type full bore)
 Mata bor, shell cutter
 Fitting (split tee atau weld o let, sesuai ukuran yang dbutuhkan)
 Blind flange
 Plate type drilling machine adapter

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 9 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Pilot drills
 Hot type drilling machine adapter
 Stopple plugging machine untuk tujuan lain
 Hydraulic power unit

D. Sistem Kerja Hot Tapping

Sistem kerja hot tapping cukuplah sederhana, tapi memerlukan


penanganan khusus agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk menghubungkan pipa pencabangan ke pipa existing diperlukan
split tee yang akan menjadi satu kesatuan dengan pipa pencabangan
baru sebagai outlet connector.
Sebuah alat drilling mesin biasanya berisi bor telescopic, penggerak
hidrolik dan alat-alat potong, dihubungkan ke sandwich valve dan split
tee untuk membuat lubang pada pipa existing.
Split tee (untuk pencabangan pipa existing) harus di joint bersama,
menyatu dengan keliling permukaan pipa dan dilakukan pengelasan
pada arah memanjang atau melingkar. Apabila drilling mesin dan shell
cutter telah selesai membuat pelubangan serta bekerja dengan baik,
maka alat tersebut siap dipindahkan. Setelah alat dipindahkan valve
yang terpasang pada split tee difungsikan untuk mengalirkan dan
menghentikan aliran gas melalui pipa pencabangan baru tersebut.

E. Prosedur Pekerjaan Hot Tapping

Sebelum melakukan pekerjaan pengelasan hot tapping dan bor tapping


yang perlu diperhatikan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan prosedur untuk pengelasan dan syarat-yarat untuk
pengelasan meliputi :
a. Welder dan welding prosedur harus sesuai API 1104, WPS/PQR
maupun sertifikasi welder harus sesuai dan disetujui oleh Ditjen
Migas.
b. Gunakan electrode las dengan tipe low-hydrogen AWS – E 7018
untuk menghindari kemungkinan defect seperti; crack, porosity,
dll. Electrode las harus disimpan dalam dry-rod oven.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 10 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

c. Kurangi welding gap di fillet weld hingga minimum (1/8 inch


maximum).
d. Usahakan 1/16 sampai 3/16 inch gap pada longitudinal weld.
e. Gunakan backing strip agar pengelasan tidak berhubungan
langsung dengan pipa existing. Material backing strip yang
dipergunakan sama dengan material pipa existing (API 5L Gr.B)
dengan ketebalan 1-2mm.
2) Perhatikan jenis pipa existing yang akan di hot tapping apakah sudah
sesuai spesifikasinya dengan WPS/PQR yang dipergunakan.
3) Valve, fiting dan aksesoris disesuaikan dengan ukuran pipa existing
dan pipa pencabangan.
4) Perhatikan dalam memilih diameter cutter.
5) Check ovality dari Split Tee.
6) Check kondisi sebelum pengelasan Split tee :
a. Pasang tenda untuk mengantisipasi bila cuaca hujan atau angin
kencang pada waktu pengelasan.
b. Bersihkan pipa dengan gerinda kawat, pada posisi pipa yang
akan dipasang Split Tee hingga bersih dari kotoran, coating dan
lain-lain.
c. Periksa secara visual permukaan pipa apakah ada cacat yang
mengganggu.
d. Periksa ketebalan pipa pada tempat yang akan di las dengan
ultrasonic Thickness Gauge apakah ketebalan pipa memenuhi
syarat untuk dilakukan pekerjaan Hot Tapping.
e. Besihkan bagian split tee yang akan di las hingga bersih dari cat,
karat dan kotoran lainnya.
f. Bila pada tempat pengelasan lembab, maka harus dikeringkan
hingga kelembaban tidak terjadi.
g. Pastikan posisi split tee sudah sesuai dengan gambar kerja yang
disetujui sebelumnya.
h. Lakukan dye penetrant test pada setiap layer pengelasan baik
circum maupun longitudinal.
8) Setelah mesin bor tapp sudah terpasang diatas valve pipa existing
lakukan pneumatic test dengan Nitrogen selama 30 menit dengan

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 11 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

tekanan tidak melebihi tekanan desain pipa (1.1 dari tekan operasi
maksimum).
9) Lakukan pengeboran atau bor tapp pada pipa existing sampai selesai.
Setelah selesai valve ditutup kembali dan bleeder valve dapat dibuka
sehingga pekerjaan hot taping selesai dilakukan.
10) Hasil potongan bagian pipa existing yang biasa disebut coupon tidak
diperkenankan jatuh ke dalam pipa existing, oleh karena itu pilot drill
yang berfungsi untuk menahan coupon tersebut dari tekanan gas
biasanya diperlengkapi dengan alat penggerak mekanis (U-Rod).

F. Permasalahan pada Hot Tapping

Masalah teknis biasanya berkisar pada human error dan unjuk kerja atau
pemilihan alat hot tapping yang tidak tepat, karena mengabaikan
prosedur dan spesifikasi pekerjaan hot tapping. Oleh karena itu dalam
pekerjaan hot tapp ini sangat dibutuhkan orang yang ahli dan
berpengalaman sehingga permasalahan yang terjadi dapat di
minimalkan.

G. Reinstatement

Perbaikan kembali harus dilakukan paling tidak seperti keadaan asalnya,


namun jika sudah ada kesepakatan dengan instansi terkait maka
perbaikan kembali harus berdasarkan kesepakatan yang ada.

H. Perhitungan Ketebalan Dan Tekanan

Rumus Perhitungan Tekanan Maksimum


Rumus perhitungan yang dipergunakan untuk menentukan persyaratan
ketebalan minimum dan untuk menentukan tekanan operasi maksimum
yang diijinkan untuk pekerjaan Hot Tapping ini berdasarkan ketentuan
design standard MIGAS sebagai berikut:

P= 2.S.t
x F. E. T
D

Dimana :
P : Tekanan Operasi (psi)
S : Kuat ulur spesifikasi (psi)

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 12 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

t : Tebal dinding nominal pipa (inch)


D : Diameter luar nominal pipa (inch)
F : Faktor design tipe konstruksi (=0,3)
T : Faktor penurunan suhu
E : Faktor sambungan memanjang / longitudinal
Tekanan maksimum yang terbaca pada pressure gauge dapat segera
diketahui di lokasi Hot Tap pada sisi Up Stream (inlet) pada existing valve.
Tekanan ini penting sekali untuk diketahui sebelum pengelasan dimulai
dan tekanan ini tidak boleh melebihi ketentuan yang didapat setelah
dilakukan perhitungan untuk hot tapping.
Saluran pipa yang terpasang terbuat dari baja karbon dengan Standar
API 5L Grade B yang memiliki kuat ulur minimum 35000 Psi.

I. Rumus Perhitungan Minimum

Pada saat pengelasan tekan aliran gas harus dikontrol dan tidak boleh
melebihi hasil perhitungan tekanan maksimum pada ketebalan
minimum daerah HAZ
Pada area ini kekerasan bahan makin bertambah tetapi keliatan/
kelenturan bahan berkurang, sehingga nilai kuat ulur bahan juga
berubah (dibawah nilai spesifikasi < 35000 Psi)
Berikut adalah contoh perhitungan ketebalan minimum pipa
Specified Min Yield Strength (S) :35000 Psi
Design Factor (F) :0.3 (General Pipe Spesification)
Longitudinal Joint Factor (E) :1 (API 5L table 841.115A)
Operating Pressure (P) :25 Barg (363 Psig) (#300)
:16 Barg (232 Psig) (#150)
Temperature Derating Factor (T)
Normal Temperature 250° F or Less :1 (API 5L table 841.116A)
Operation Hot Tapping Temperature 400° F :0.9 (API 5L table 841.116A)
Temperature of Metal at Base HAZ :800°F
Ketebalan minimum dinding pipa saat operasi pelaksanaan hot tapping
400°F adalah:
Untuk pipa existing dia 6 inch
( P  D)
Tr 
2 S  F  E T

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 13 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

363  6
Tr  = 0.1152 inch ≈ 2.927 mm
2  35000  0.3  1  0.9
T Actual 0.238 inch > dibanding tebal yang disyaratkan T Required 0.1152
inch

Untuk pipa existing dia 12 inch


( P  D)
Tr 
2 S  F  E T
232  12
Tr  = 0.147 inch ≈ 3.741 mm
2  35000  0.3  1  0.9
T Actual 0.3187 inch > dibanding tebal yang disyaratkan T Required 0.147
inch

Untuk pipa existing dia 16 inch


( P  D)
Tr 
2 S  F  E T
232  16
Tr  = 0.196 inch ≈ 4.9886 mm
2  35000  0.3  1  0.9
T Actual 0.425 inch > dibanding tebal yang disyaratkan T Required 0.196
inch

Tabel 1 Hasil Perhitungan Tebal Minimum Pipa Existing

t (Required)
Size Thickness Nominal Thickness Actual
calculation
No. Grade Ratting
Diameter (mm) (inch) (mm) (inch) (inch) (mm)
0.039370079 25.4

1 API 5L 150 16 12.7 0.500 10.795 0.425 0.1964 4.9886

2 API 5L 150 12 9.525 0.375 8.096 0.319 0.1473 3.7415

3 API 5L 150 10 9.271 0.365 7.880 0.310 0.1228 3.1179

4 API 5L 150 8 8.179 0.322 6.952 0.274 0.0982 2.4943

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 14 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

t (Required)
Size Thickness Nominal Thickness Actual
calculation
No. Grade Ratting
Diameter (mm) (inch) (mm) (inch) (inch) (mm)
0.039370079 25.4

5 API 5L 150 6 7.112 0.280 6.045 0.238 0.0737 1.8707

6 API 5L 150 4 6.02 0.237 5.117 0.201 0.0491 1.2472

7 API 5L 300 6 7.112 0.280 6.045 0.238 0.1152 2.9270

8 API 5L 300 4 6.02 0.237 5.117 0.201 0.0768 1.9514

1.4.2 Perhitungan tekanan operasi maksimum pada pipa existing


Tebal minimum pada saat Hot Tapping adalah tebal laminasi wall thickness –
tebal pada are HAZ.
Asumsi tebal yang digunakan untuk menahan tekanan internal pada saat
dinding pipa mengalami pemanasan akibat pengelasan. Berdasarkan fusion
line pada hasil uji laboratorium berkisar antara ± 2 mm dengan pembatasan
60% dari T Actual yang diasumsikan sebagai daerah lelehan akibat busur las,
maka tebal yang diperlukan.
Contoh perhitungan tekanan operasi maksimum pada pipa existing
Untuk pipa existing dia 16”
T Actual – T lelehan = 10.795 -2 = 8.795 mm

60% dari T actual = 0.6 x 10.795 = 6.477 mm


T kritis = 6.477 mm = 0.255 inch

Untuk pipa existing dia 10”


T Actual – T lelehan = 7.88 -2 = 5.788 mm

60% dari T actual = 0.6 x 7.88 = 4.7282 mm


T kritis = 4.7282 mm = 0.186 inch

Dengan demikian tekanan operasi maksimum pada saat dilaksanakan


pengelasan Hot Tapping adalah sebagai berikut:
2 S  t  F  E T
P min 
D

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 15 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Untuk diameter 16” #150


2  35000  0.255  0.3  0.867
P min   290.174 Psig ≈ 20.01 Barg
16
Untuk diameter 10” #150
2  35000  0.186  0.3  0.867
P min   339.923 Psig ≈ 23.37 Barg
10
Dengan demikian tekanan operasi 16 Bar, tidak perlu diturunkan saat
pelaksanaan pengelasan Hot Tapping dilaksanakan. Berikut ini hasil kalkulasi
untuk diameter pipa existing .

Tabel 2 Perhitungan Tekanan maximum pada pipa existing


No. Grade Ratting Size Thickness 60% * t Actual Pmin
Actual Actual lelehan
Diameter (mm) (inch) (mm) (inch) (mm) (Psig) (Barg)
25.4
(1) (2) (3) (4)=60%*(2) (5)=25.4*(4) (6) (7)=0.069*(6)
1 API 5L 150 16 10.795 0.425 2.000 0.2550 6.4770 290.174 20.01
2 API 5L 150 12 8.096 0.319 2.000 0.1913 4.8578 290.174 20.01
3 API 5L 150 10 7.880 0.310 2.000 0.1862 4.7282 338.923 23.37
4 API 5L 150 8 6.952 0.274 2.000 0.1642 4.1713 373.753 25.77
5 API 5L 150 6 6.045 0.238 2.000 0.1428 3.6271 433.327 29.88
6 API 5L 150 4 5.117 0.201 2.000 0.1209 3.0702 550.188 37.93
7 API 5L 300 6 6.045 0.238 2.000 0.1428 3.6271 433.327 29.88
8 API 5L 300 4 5.117 0.201 2.000 0.1209 3.0702 550.188 37.93

1.5 PENGELASAN

Pengelasan Split Tee mengacu pada :


WPS No.:010-NK/WPS/API 1104/V/09 (2.375” to 12.75”)
PQR No.:010-NK/PQR/API 1104/V/09
WPS No.: 011-NK/WPS/API 1104/V/09 (>12,75 “)
PQR No.: 011-NK/WPS/API 1104/V/09
1.5.1 Persiapan Pada Pipa Existing
Persiapan yang harus dilakukan pada pipa existing antara lain:
 Pembersihan coating dan permukaan pipa yang akan dilakukan hot
tapping dengan cara manual (mechanical tool) dengan
menggunakan wire brush pada permukaan pipa existing.
 Pengujian ovalitas (jika diperlukan)

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 16 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Pemeriksaan wall thickness dengan alat Ultrasonic Wall Thickness di


area hot tapping harus dilakukan sebelum dilakukan hot tapping.
Area hot tapping harus bebas dari cacat laminasi.
 Posisi yang dipilih untuk pelaksanaan pengelasan dan hot tap di
hindarkan tepat diatas long seam weld pipa existing
1.5.2 Persiapan Penyetelan Split Tee
 Split Tee yang tersedia tanpa dudukan tempat penyisipan backing
strip, oleh sebab itu permukaan Split Tee yang dipersiapkan untuk
pengelasan longitudinal dibentuk sedemikian rupa terlebih dahulu
untuk penempatan backing strip.
 Untuk menempatkan Split Tee pada pipa existing dipergunakan U
clamp yang sesuai dengan diameter Split Tee.
 Setelah Split Tee dipasang pada pipa existing dengan
mempergunakan U clamp, maka disisipkan backing strip pada
masing-masing sisi longitudinal Split tee.
1.5.3 Pengelasan Memanjang/Longitudinal Welding
 Putuskan sistem perlindungan katodik
 Pengelasan dimulai dari tengah split tee dengan arah menuju luar
badan Split Tee, dimana kedua juru las melakukan pengelasan
dengan arah berlawanan, pada pelaksanaan pengelasan split tee
dilaksanakan oleh dua orang juru las.
 Setelah pengelasan memanjang selesai setiap layernya, dilakukan
pemeriksaan/test dengan Dye Penetrant pada seluruh permukaan
pengelasan memanjang dan melingkar secara bersamaan.
1.5.4 Pengelasan Melingkar (Circumferential Welding)
 Setelah pengelasan Melingkar selesai setiap layernya, dilakukan
pemeriksaan/test dengan Dye Penetrant pada seluruh permukaan
pengelasan.
 Bilamana pada pengelasan Layer pertama, tidak terdapat cacat las,
maka pengelasan dapat dilanjutkan pada layer selanjutnya dengan
metode yang sama sampai selesai.
 Pengujian ultrasonic test dilakukan setelah Dye Penetrant test terakhir
dilakukan. Pengelasan dinyatakan selesai bilamana tidak terdapat
cacat lasan.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 17 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.5.5 Pengetesan Hasil Pengelasan


 Setelah hasil pengelasan dengan NDT dinyatakan baik, maka pasang
Ball Valve diatas split tee dengan menggunakan spiral wounded
gasket.
 Pasang Hot Tap adaptor diatasnya komplit dengan gasketnya, dan
lakukan test dengan mempergunakan Nitrogen (N2).
 Pressure test tidak boleh melebihi tekanan design pada pipa existing,
tekanan ditahan selama 30 menit.
 Pemeriksaan kebocoran dapat dilakukan dengan air sabun atau
sejenisnya.
 Selama pengujian dengan Nitrogen (N2) berlangsung tidak boleh
ada penurunan tekanan.
1.5.6 Pengeboran / Hot Tapping
 Pasang Cutter Holder
 Pasang Cutter sesuai degan diameter yang dikehendaki
 Pasang Pilot Drill
 Pasang Bleeder Valve
 Lakukan Pengukuran
 Pasang Tapping machine diatas Tapping Valve
 Pastikan Pilot drill diperpanjang dengan cara diputar mengikuti arah
jarum jam, sampai Pilot Drill menyentuh dinding pipa existing
 Pasang Hot Tapping hos pada kompresor, dan breather valve dibuka
 Hidupkan kompresor dan Hot Tapping dimulai
 Setelah ukuran yang dikehendaki telah dicapai maka Hot Tapping
selesai, naikkan boring bar sampai ke adaptor. Kemudian tutup ball
valve dan Hot Tapping mesin dilepaskan dari valve.
 Lakukan pemasangan blind flange.

1.6 HOT-TAP CHECK LIST ACTIVITY

Check List Activity Hot Tapping


No. Description PT. NK PGN
1 Penentuan lokasi Hot-Tap X X

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 18 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

No. Description PT. NK PGN


2 Pengukuran ketebalan X X
3 Data Teknik: Operating Pressure, X
Flow, Velocity, Temperature
4 Galian, pembukaan Coating X
5 Mesin Las dan Perlengkapan X
6 Pengelasan X
7 Hot-Tap Procedure X
8 Alat angkat/crane X
9 Hot-Tap & Perlengkapan X
10 Kunci Pipa, Kunci Pas, Ring X
11 Inspektur Las X
12 Testing X
13 Pressure Test + N2 X
14 Tenaga Pembantu X
15 Hot-Tap Technician X
16 Safety Equipment X
17 Izin – izin X
18 Scaffolding X
19 Hot - Tap Split Tee X
20 Ball Valve, Gasket, Mur Baut X
21 Pemutusan Kathodic Protection X
22 Pompa Banjir X
23 Blower X

1.7 KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN HOT TAPPING

Sebelum mengadakan pegelasan, kondisi berikut ini harus diperhatikan :


a. Minimum seluas 25 m2 pada lokasi pengelasan harus bebas dari
keramaian dan keberadaan masyarakat. Pasang rambu-rambu
peringatan bahwa pekerjaan yang berlangsung dilokasi beresiko
tinggi.
b. Alat pemadam kebakaran harus tersedia dilokasi agar sewaktu-waktu
dapat segera dipergunakan apabila terjadi bahaya kebakaran.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 19 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

c. Pemeriksaan yang seksama dan teliti perlu dilakukan untuk


memastikan bahwa tidak ada kebocoran gas pada pipa existing
digunakan alat FID atau CGI, sehingga pelaksanaan Hot Tapping ini
dapat dilakukan dengan aman dan lancar.
d. Seluruh peralatan pengelasan dan alat bor harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga pelaksanaan pekerjaan ini dapat berjalan
baik dan lancar.
e. Koordinasi dengan pihak distrik dimana tempat Hot tapping
dilakukan.
1.7.1 Peralatan Keselamatan Kerja
a. Tabung Pemadam Kebakaran/ Fire Extinguisher jenis kebakaran Gas
b. Kipas angin guna menjaga selalu tersedianya udara dalam lubang
kerja.
c. Safety belt agar bisa menarik pekerja dari dalam lubang secepatnya
apabila terjadi keadaan darurat.
d. Tangga darurat disiapkan agar pekerja yang ada dalam lokasi (lubang
galian Hot Tapping) dapat segera keluar.
e. Mobil Ambulance disiapkan di lokasi untuk mengantisipasi terjadinya
bahaya.
f. Mobil Pemadam Kebakaran jenis kebakaran gas disiapkan dilokasi Hot
Tapping.
1.7.2 Peralatan Pelindung Diri (Apd)
a. Helm
b. Safety Shoes
c. Apron Las (jaket las)
d. Sarung tangan Las
e. Kedok las
f. Wear pack
1.7.3 Peralatan Tambahan
a. Generator
b. Pompa Air
c. Crane
d. Barikade

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 20 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.8 TANGGAP DARURAT

1.8.1 Koordinasi Lapangan


Untuk menghadapi situasi darurat, maka langkah-langkah berikut
dipersiapkan antara lain :
 Penyediaan kendaraan yang dilengkapi dengan hand phone di lokasi
pekerjaan.
 Penyediaan mobil pemadam kebakaran atau fire hydrant secukupnya
 Penyediaan kabupatenk P3K dan mobil ambulance serta tenaga
paramedic di lokasi pekerjaan
 Penyediaan gas detector.
 Menentukan koordinator yang dapat bertanggung jawab di lokasi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini koordinator yang bertanggung
jawab adalah Kontraktor Pelaksana dan bekerjasama dengan Ditjen
Migas serta Distrik PT. PGN setempat.
1.8.2 Evakuasi
Siapkan Emergency Respon koordinasi tanggap darurat. Apabila terjadi
kecelakaan yang menimpa salah satu atau beberapa pekerja maka korban
harus segera dievakuasi/ dibawa ke rumah sakit rujukkan terdekat
dengan mobil ambulans.
Apabila keadaan darurat terjadi oleh karena kebocoran gas, maka
koordinator lapangan dengan alat komunikasi melakukan tindakan
pencegahan penyebaran gas disekitar lokasi dengan cara :
 Koordinasi dengan Distrik PT. PGN yang terkait
 Koordinasi dengan pihak instasi terkait (Pihak Kepolisian, PMK,
Ambulans, dan Rumah Sakit terdekat)

1.9 PERSONIL

Agar terlaksananya pekerjaan Hot Tapping dengan baik dan benar serta
selamat maka dibutuhkan Personil yang bertanggung jawab antara lain
yaitu:
1. Koordinator : 1 orang.
2. Petugas Stasiun Gas : 2 orang.
3. Team Survey : 2 orang.
4. Crew Kend. Pemadam Kebakaran : 6 orang.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 21 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

5. Crew Kend. Storing : 2 orang.


6. Crew Kend. Ambulans / P3K : 3 orang.
7. Juru Las / Welder : 2 orang.
8. Fitter : 1 orang.
9. Helper : 4 orang.
10. Operator Hot Tapping Machine : 2 orang.
Demikianlah Prosedur Hot Tapping ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-003 Page 22 of 22

PROSEDUR HOT TAPPING


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A7. SAFETY PROCEDURE

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-004
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 2 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR KESELAMATAN ......................................................................................................4


1.1 TUJUAN ...........................................................................................................................4
1.2 RUANG LINGKUP...........................................................................................................4
1.3 DOKUMEN ACUAN.......................................................................................................4
1.4 PENANGGUNG JAWAB...............................................................................................4
1.5 PERSYARATAN UMUM .................................................................................................5
1.5.1 Perencanaan...................................................................................................... 5
1.5.2 Penerapan dan Operasi .................................................................................. 5
1.6 ALAT KESELAMATAN DAN PENYELAMATAN ........................................................5
1.7 KOMUNIKASI ..................................................................................................................6
1.8 PROSEDUR RINCI ...........................................................................................................6
1.9 PENGELASAN .................................................................................................................7
1.10 PENGELASAN DAN PEMOTONGAN LISTRIK ..........................................................7
1.11 PENGELASAN DAN PEMOTONGAN GAS ...............................................................7
1.12 TINDAKAN PENCEGAHAN LISTRIK ...........................................................................8
1.13 PENCEGAHAN KEBAKARAN ......................................................................................8
1.14 PENCEGAHAN KEBAKARAN ......................................................................................8

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 3 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR KESELAMATAN

1.1 TUJUAN

Prosedur ini untuk memverifikasi bahwa keamanan dan keselamatan (safety)


dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi telah dilaksanakan telah sesuai
dengan standar, aturan dan spesifikasi baik Nasional maupun International,
untuk mencegah maupun mengurangi potensi bahaya yang dapat terjadi
dalam konstruksi.

1.2 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup pengendalian mutu dari segi safety terkadap


pelaksanaan konstruksi.

1.3 DOKUMEN ACUAN

a) 29 CFR Part 1904 OSHA: Record Keeping and Reporting.


b) 29 CFR Part 1910.1 – 1500 OSHA: General Standard.
c) 29 CFR Part 1926.1 – 1060 OSHA: Construction Standard.
d) Indonesian Ministry of Labor Regulation No. 05 of 1996: Health and Safety
Management System.
e) HSE Publication: Construction Information Sheet No. 8, Safety in
Excavations.
f) CITB Construction Site Safety: Excavation.
g) CITB Construction Site Safety: Plant and Equipment and Electricity on Site.
h) British Standard BS 7121 Code of practice for safe use of cranes.
i) HSG 85 Electricity at Work: safe working practices 1993.
j) HSG 141 Electrical safety on construction sites 1995.
k) CITB Construction Site Safety: Electricity on Site.
l) HSG 168 Fire Safety in Construction.
m) CITB Construction Site Safety: Fire Prevention and Control on Site.

1.4 PENANGGUNG JAWAB

Kontraktor menjamin bahwa mereka mampu melakukan pekerjaan sesuai


dengan semua kebijaksanaan keselamatan dari Ditjen Migas yang sesuai
dengan peraturan Pemerintah Indonesia dan Sistem Manajemen Kesehatan

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 4 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dan keselamatan kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05
tahun 1996.

1.5 PERSYARATAN UMUM

1.5.1 Perencanaan
Periksa prosedur untuk menilai dan mengidentifikasi resiko kegiatan,
peralatan, produk dan jasanya sudah ada.

1.5.2 Penerapan dan Operasi


a) Periksa bahwa instruksi khusus sudah diberikan kepada supervisor
kontraktor mengenai tanggung jawab atas keselamatan peralatan dan
personil selama keadaan operasi normal dan darurat.
b) Periksa bahwa karyawan sudah mengetahui prosedur kerja, praktek
kerja aman dan aturan keselamatan, standar dan tugas-tugas pada
keadaan darurat dan semua peraturan yang terkait.
c) Periksa bahwa jadwal pertemuan keselamatan bersama antara Ditjen
Migas dan kontraktor pada interval waktu yang disetujui dan untuk
mendiskusikan semua masalah keselamatan dan efektifitasnya sudah
dibuat.
d) Periksa semua dokumentasi prosedur terkait.
Periksa kesiapan pada keadaan darurat. Kontraktor harus menetapkan
prosedur kesiapan dan ketanggapan yang meliputi prosedur evakuasi,
identifikasi masalah dan reaksi terhadap kecelakaan dan keadaan
darurat.

1.6 ALAT KESELAMATAN DAN PENYELAMATAN

a) Periksa peralatan pertolongan yang sesuai, pengungsian darurat,


peralatan dan persediaan medis berfungsi dengan baik dan
memungkinkan diperlukan pada keadaan darurat.
b) Periksa tindakan pencegahan dan penyelamatan diantaranya sbb:
• Memelihara barrier dan alat keselamatan lain untuk memperkecil
bahaya.
• Melarang merokok dan menyalakan api kecuali di daerah aman.
• Memelihara dan mempersiapkan peralatan medis dan prosedur gawat
darurat.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 5 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

c) Pastikan alat pelindung diri: pakaian, helm, masker (pelindung mata dan
muka), pelindung kaki, pelindung pendengaran, dll, harus tersedia dan
dalam kondisi bersih dan layak pakai dan jumlahnya harus
diperhitungkan serta aman.
d) Pencegahan dan pengendalian kebakaran. Periksa dan identifikasi daerah
rawan kebakaran dan menyediakan peralatan pemadam kebakaran
beserta aksesorisnya yang sesuai.
e) Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan Periksa laporan hasil investigasi
kecelakaan bila terjadi kecelakaan seperti: Kecelakaan fatal, kebakaran,
luka-luka ringan dan berat dll. Dan laporkan dalam kurun waktu 48 jam
untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.

1.7 KOMUNIKASI

Pastikan semua pemancar radio yang dipergunakan harus diperiksa dan


disetujui petugas berwenang dan hanya boleh menggunakan frekuensi yang
telah ditentukan dan semua personil yang menggunakan pemancar radio
telah mengetahui semua instruksi yang dikeluarkan.

1.8 PROSEDUR RINCI

a) Excavation (Penggalian)

Sebelum penggalian dimulai harus mendapat Surat Ijin Kerja Aman.


• Sebelum penggalian, pastikan letak utilitas atau instalasi yang berada
di bawah tanah pada area tersebut diketahui dan ditopang selama
penggalian untuk mengantisipasi longsor atau terkubur.
• Periksa galian dengan kedalaman ≥ 1.5 m yang memungkinkan
terjadi pergerakan tanah harus dijaga dengan shoring system dan
diberi jalan keluar seperti tangga, sedangkan jembatan
penyeberangan sementara bagi pekerja diatas parit harus
mempunyai lebar minimum 0.6 m dan cukup kuat dengan rel
pengaman.
• Periksa penggalian yang ada pekerja dan bahan galian lain
didalamnya harus diletakkan sekurang-kurangnya 0.6 m dari tepi
penggalian.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 6 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Pastikan pekerja tidak boleh berjalan dekat ujung galian untuk


menghindari longsor dan terpeleset.

b) Permesinan Dan Peralatan

c) Peralatan Listrik

• Periksa semua instalasi listrik harus sesuai peraturan dan mendapat


persetujuan dari ahli listrik sebelum digunakan.
• Periksa semua kabel listrik harus dipasang dengan penghubung
sesuai standar yang berlaku dan diperiksa secara rutin kondisinya.
• Periksa semua suplai listrik harus disesuaikan dan harus mendapat ijin.

1.9 PENGELASAN

Periksa beberapa daftar analisa keselamatan pengelasan sbb:


1. Pastikan pengelasan dan pemotongan hanya dibolehkan pada kondisi
non-gas dan cairan yang berbahaya.
2. Periksa ijin petugas keamanan setempat dan Surat Ijin Kerja Aman.
3. Pastikan Juru las yang berpengalaman dan ahli serta bersertifikasi dan
punya bukti kualifikasi yang masih berlaku serta mengerti WPS dan PQR.

1.10 PENGELASAN DAN PEMOTONGAN LISTRIK

a) Periksa elektroda yang digunakan

b) Periksa kabel-kabel yang digunakan apakah terbuka atau terisolasi.

c) Periksa mesin las dan potong busur listrik apakah sudah dibumikan
dengan kabelnya.

d) Perika ampere listrik yang digunakan sesuai dengan WPS dan PQR yang
ditetapkan.

e) Periksa ruang tempat pengelasan apakah ditempat tertutup atau terbuka.

f) Periksa apakah ada alat pemadam kebakaran disekitar lokasi pengelasan

1.11 PENGELASAN DAN PEMOTONGAN GAS

1. Periksa jenis gas yang akan digunakan untuk mengelas.


2. Cek kondisi tabung gas yang diterima.
3. Periksa bagian sambungan antar selang yang dipakai.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 7 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

4. Pastikan selang yang digunakan untuk menentukan mana asetilen dan


oksigen.
5. Gunakan air sabun untuk mendeteksi kebocoran gas.

1.12 TINDAKAN PENCEGAHAN LISTRIK

1. Periksa semua peralatan, penghantar listrik dan kabel harus sesuai


dengan tujuan penggunaan, diisolasi dan dirawat secara benar.
2. Periksa apakah peralatan listrik sudah dibumikan.
3. Bedakan kabel untuk keperluan sinyal dengan kabel yang digunakan
untuk listrik tegangan menengah atau tinggi.
4. Periksa peralatan listrik yang tidak terpakai hendaknya dilepas dari
koneksi-koneksi listrik.
5. Periksa peralatan listrik yang akan digunakan agar lulus uji kelayakan.
6. Periksa marka untuk lokasi kabel listrik yang berbahaya.
7. Periksa support-support yang diperlukan kabel untuk mencegah
kerusakan.
8. Periksa apakah alat pemadam kebakaran tersedia dekat lokasi

1.13 PENCEGAHAN KEBAKARAN

1. Periksa dan identifikasi semua jenis material yang mudah terbakar.


2. Pelajari prosedur standar pemadaman api sesuai dengan tingkatan
kebakaran yang terjadi.
3. Periksa ketersediaan pemadam api portable.
4. Periksa ketersediaan sumber air dan lokasinya.
5. Periksa alat-alat pemadam kebakaran yang telah diinspeksi dan
dipelihara secara teratur.

1.14 PENCEGAHAN KEBAKARAN

1. Untuk lokasi MRS sebaiknya berada di tempat terbuka dan dekat


dengan gerbang dan titik tapping.
2. Membuat jalan masuk MRS yang bebas dari hambatan dari pintu
gerbang ke tempat MRS dibangun
3. Menyediakan pondasi yang tepat untuk MRS (seperti yang disarankan
oleh CGUL)

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 8 of 9

SAFETY PROCEDURE
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

4. Daerah 3 meter disekitar MRS dibuat bebas dari bahan kimia/ tempat
penyimpanan/ instalasi bangunan lainnya
5. Memastikan bahwa tidak ada peralatan listrik, sambungan kabel litrik
yang disimpan dan ditanam pada jarak 3 meter dari MRS
6. Menjauhkan potongan transisi (sambungan pipa PE hingga ke MRS)
yang ditanam didalam pasir halus dan dilindungi oleh ruangan RCC

Saat digunakan:
1. Menyiapkan sedikitnya ada satu bubuk kimia kering/ storage pressure
(DCP/ABC) yang tipenya alat pemadam api dengan kapasitas 10 Kg
yang diletakkan didekat MRS. Alat pemadam api tambahan disediakan
dekat lokasi dimana gas digunakan, seperti boiler, burner, heater, dan
lain-lain.
2. Membuat papan tanda “Dilarang merokok/ tidak boleh ada pekerjaan
menimbulkan percikan api” dan memberikan kontak nomor darurat
dekat dengan MRS
3. Menjaga kondisi tanah yang berada disekitar MRS agar tetap aman
4. Menghubungi ruang kontrol, CUGL untuk perubahan atau modifikasi
internal pipa gas
5. Jangan mengoperasikan atau mengotak-atik komponen MRS. Hal ini
dapat membahayakan keselamatan
6. Jangan membiarkan pekerjaan yang dapat menghasilkan pekerjaan api
(contoh: welding, cutting, grinding) didaerah 3 meter sekitar MRS
7. Jangan menyimpan bahan apapun selain komponen tetap dari MRS

Keadaan darurat:
1. Menutup kebocoran gas/ api, menghentikan aliran gas dengan
menutup masukan dan keluaran yang terdapat di MRS. Menghubungi
ruang control CUGL
2. Ketika proses start up setelah aliran gas dihentikan, pastikan bahwa
valve masukan gas ke MRS dibuka, karena dengan membuka valve
secara tiba-tiba dapat merusak meteran.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-004 Page 9 of 9

SAFETY PROCEDURE
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A8. PENGUJIAN HIDROSTATIK

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-005
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 2 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI
PENGUJIAN HIDROSTATIK.................................................................................................................4
1.1. LINGKUP DAN TUJUAN ......................................................................................................4
1.2. REFERENSI ................................................................................................................................4
1.3. AKTIVITAS PENGUJIAN .......................................................................................................4
1.3.1. Persiapan ......................................................................................................................4
1.3.2. Penekanan ...................................................................................................................7
1.3.3. Depressurization .................................................................................................... 10
1.3.4. Dewatering .............................................................................................................. 10
1.3.5. Swabbing .................................................................................................................. 10

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 3 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PENGUJIAN HIDROSTATIK

1.1. LINGKUP DAN TUJUAN

Prosedur ini adalah pedoman untuk penginspeksian selama


pengujian hydrostatic terhadap pipa penyalur. Prosedur ini
mencakup aktifitas minimal yang akan dilakukan selama pengujian
hydrotest di PT PGN (Persero).

1.2. REFERENSI

• Gas Transmission and Distribution Piping System ANSI/ASME B


31.8
• API Spec 5L
• API Spec 6D
• Migas Regulation SPM 50.54.2-1992/W
• SK Mentamben No. 300.K/38/ M.PE /1997
• Kep. Dirjen Minyak dan Gas Bumi No. 84.K/38/DJM/1998

1.3. AKTIVITAS PENGUJIAN

1.3.1. Persiapan
 Periksa apakah pengujian dilaksanakan oleh orang yang
berpengalaman.
 Sesuaikan P & ID’s dengan sistem yang akan dites. (hanya
untuk station).
 Periksa apakah internal pressure vessel, instrument dan
peralatan lain yang tidak disertakan dalam pengetesan telah
dilepas, di tutup atau disumbat. (hanya untuk station).
 Verifikasi apakah relief valve dan rupture disk sudah dilepas,
ditutup atau disumbat. (hanya untuk station).
 Cek lokasi test blind. (hanya untuk station).
 Verifikasi control valve stroke sudah pada posisi terbuka.
(hanya untuk station).
 Verifikasi bahwa manual valve sudah dalam posisi terbuka.
(hanya untuk station).

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 4 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Verifikasi bahwa sizing pompa dan rating pompa sudah


sesuai.
 Verifikasi bahwa pompa sudah dilengkapi dengan pressure
relieve valve.
 Cek semua punch list dengan category “A” sudah diselesaikan.
 Review Dokumen

Periksa dokumen pengetesan, antara lain :


 Dokumen Pipa Salur (ukuran, panjang, kelas, sertifikat, dll.).
 Klarifikasi QC Clearance terhadap kelengkapan dan
persetujuannya untuk pekerjaan NDT dan coating.
 Profil Jalur untuk menggambarkan dan menentukan:
- Ketinggian maksimal dan minimal
- Stress yang terjadi.
- Rencana pressure test sepanjang jalur pipa .
- Penghitungan teknis.
- Jadwal tanggal dan Durasi pengujian.
- Lokasi pengujian dan Durasi pengujian.
- Diagram skematik dari persiapan pengujian.
- Clearance report untuk internal cleaning dan pigging.
- Laporan Uji Laboratorium terhadap sumber air.
- Dokumen pengujian
Pemeriksaan keselamatan selama pengujian berlangsung:
 Periksa Ijin dan otoritas lokal (jika diperlukan) pemberitahuan
terhadap penduduk di sekitar jalur pipa dan pihak terkait
lainnya.
 Pemeriksaan tanda berbahaya di tempat yang terlihat pada
daerah sekitar pelaksanaan pengujian.
 Lokasi penempatan peralatan pengujian harus ditandai
dengan jelas dan orang yang tidak berkepentingan tidak
diperbolehkan masuk.
 Verifikasi apakah tanda larangan untuk bekerja di area lokasi
pengujian sudah tersedia.
 Untuk pengujian jalur pipa dan peralatan sementara yang
tidak ditimbun, harus diletakkan pada jarak yang aman dari

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 5 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

tempat umum dan harus dipasang penghalang untuk


menghindari orang yang tidak memiliki ijin untuk masuk ke
lokasi pengetesan.

Peralatan Uji Dan Fasilitas


 Periksa apakah sudah tersedia peralatan uji yang mencakup
mobil tes kabin, pompa pengisian dan penekanan, kompresor,
test end manifold, pigs, instrumentasi, recorder, peralatan dan
material yang mungkin dibutuhkan dalam penggunaan air
seperti strainer, setting tank, dll.
 Test end manifold harus dilengkapi dengan end closure, by
pass valve dan pipa, untuk memudahkan pembersihan serta
gauging pigs bisa dilepas dengan aman dan diterima secara
berurutan.
 Periksa semua lasan pada test end manifold telah diuji dengan
NDT untuk pembuktian ketahanan strukturnya. Manifold dan
rangkaian lainnya harus diuji tekan, paling tidak untuk
menentukan tekanan maksimal dalam pengujian tekanan jalur
pipa.
 Test end manifold dan rangkaian lainnya harus diinspeksi
setiap kali akan digunakan lagi. Bila ada kemungkinan
kerusakan harus dilakukan inspeksi lebih jauh, perbaikan dan
pengujian jika perlu dilakukan.
 Selang fleksibel harus berpelindung dan juga harus
mempunyai tekanan kerja aman, paling tidak sama dengan uji
tekanan pada uji manifold.

Verifikasi terhadap peralatan test:


 Sertifikat dari flow meter, dead weight tester, pressure gauges,
pressure dan thermometer yang akan digunakan dalam
pengujian harus masih berlaku.
 Pressure gauge, pressure recorder dan dead weight tester
harus memiliki rentang maksimal 1½ - 4 kali pegujian tekanan.
 Pressure test gauge harus diperiksa pada dead weight tester
selama pengujian dilakukan.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 6 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Persediaan air, Kualitas dan Perawatan:


 Periksa jalur sambungan dan peralatan pada pompa air,
penyaringan, lakukan klarifikasi dan pengujian kimia bila
diminta.
 Periksa sample dari semua air yang akan digunakan untuk
pengujian dan periksa sertifikat dari semua contoh analisa
sample.
 Berdasarkan pengujian, untuk air yang tersimpan di jalur pipa
lebih dari 21 hari ,rentang pH yang bisa diterima adalah 6-7.5.
Untuk air yang disimpan kurang dari 21 hari, rentang pH yang
diperbolehkan antara 5 dan 8.

1.3.2. Penekanan
 Uji tekan
Tekanan Tes minimal harus sesuai dengan ketentuan ANSI B 31.8
 Periksa apakah prosedur uji tekan sudah disetujui oleh yang
berwenang.
 Filling dan Gauging
o Daerah yang akan diuji harus terisi dengan air.
o Dua bi-directional pigs harus digunakan selama pengisian.
o Air bersih harus diisikan di depan pigs pertama sejauh kurang
lebih 1-2 km. Sedang untuk diantara dua pigs pengisian air
kurang lebih harus 1 km panjang pipa.
o Pada bi-directional pig kedua dipasang alumunium gauging
plat dengan tebal 6 mm dan diameter 95% dari internal
diameter terkecil.
o Periksa bahwa plat gauging tidak menunjukkan ada kerusakan
berat di permukaannya setelah melewati pipa uji.
o Bila ada kerusakan yang terdeteksi pada permukaan plat
gauging, harus dilakukan investigasi secepatnya. Bila dari
investigasi dinilai bahwa kerusakan tidak bisa diterima, alat
caliper harus digunakan untuk mencari lokasi kerusakan
sepanjang jalur pipa.
o Periksa air pengisian apakah telah di saring dengan
menggunakan 2 sistem penyaringan. Pertama penyaring di

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 7 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

tempatkan di tepian sungai (selang hisap dari booster pump)


dan yang kedua diletakkan di tanki air.
o Periksa bahwa pada area downhill, backpressure harus
disesuaikan dengan ujung penerima, untuk mencegah pig
mundur kembali. Setelah semua pigs yang terisi air sudah
diterima, semua air harus dikeluarkan dari pipa.
 Pengukuran selama pengisian air
Periksa apakah selama pengisian air, data berikut harus dicatat:
o Waktu pergi dan datang pigs
o Pemakaian air dalam m3 setiap 30 menit.
o Suhu air isian dalam °C, setiap 30 menit.
o Backpressure harus secara otomatis dan terus menerus dicatat
dengan pencatat tekanan.
 Penaikan Tekanan
o Periksa bahwa test uji telah disaksikan dan ditandatangani oleh
Migas.
o Periksa apakah vents telah dibuka saat pengisian.
o Periksa apakah test header yang telah tersambung dekat
dengan pompa, pencatat temperatur dan tekanan yang sudah
terkalibrasi, test gauge, dead weight tester dan flow meter atau
penghitung stroke agar dapat dimonitor secara akurat.
o Periksa bahwa positive displacement pompa sudah berada
dekat dengan lokasi pengisian.
o Periksa dari 95% sampai dengan maksimum pengujian
tekanan, kecepatan pengisian 0.1 bars/menit.
o Periksa bahwa pressure relief valve telah terpasang pada
pompa.
o Periksa pipa dan peralatan yang terbuka untuk memastikan
tidak ada kebocoran yang terjadi.
o Jika ditemukan kebocoran, pengujian harus dihentikan dan
kebocoran harus diperbaiki.
 Periode stabilisasi
Periksa apakah setelah periode pengisian stabilisasi telah di
jaga untuk maksimal selama 48 jam (2x24 jam). Ketika

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 8 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

perbedaan temperatur kurang dari 2°C, stabilisasi harus di


evaluasi ulang selama kurang dari 48 jam.
 Pengukuran saat Stabilisasi
o Periksa bahwa tekanan selama periode stabilisasi telah
secara otomatis dan terus menerus dicatat oleh pencatat
tekanan dan temperatur.
o Periksa bahwa temperatur dinding pipa dan temperatur
dasar di lokasi kabin telah diukur paling tidak setiap 30
menit.
 Tightness Test
o Saat area pengujian telah di berikan tekanan dan
distabilisasikan, tekanan harus tetap diberikan minimal
untuk waktu dua puluh empat (24) jam.
o Periksa bahwa uji tekanan minimal telah mengacu pada
titik tertinggi dari area yang di uji.
o Hasil penghitungan uji tekanan harus mengacu pada
ASME/ANSI B 31.8.
o Hasil penghitungan jumlah air yang diperlukan dan jumlah
air sebenarnya yang dibuang tidak boleh melebihi 6 %.
o Hitung waktu koresponden, tekanan (pada dead weight
tester) dan ambient temperatur telah tercatat setiap 30
menit.
o Periksa bahwa temperatur koresponden dinding pipa telah
dicatat setiap 6 jam; minimal harus menggunakan 3
temperatur probe.
o Tekanan hidrostatis dan atmosfir harus secara otomatis dan
terus menerus dicatat dengan menggunakan pencatat
tekanan dan pencatat barometer.
 Evaluasi Pengujian
Pengujian Hidrostatis harus bisa diterima ketika variasi tekanan
sama dengan atau lebih kecil dari 0.2% pressure test dan tidak
terdeteksi adanya kebocoran.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 9 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3.3. Depressurization
 Periksa bahwa saat penyelesaian uji hydrostatis, tekanan pada
area yang diuji harus dikurangi sampai dengan kecepatan tidak
lebih dari 1 bar/menit.
 Verifikasi apakah vent valves dan drain valves telah dipindahkan
dan disumbat (las seal) seperti yang dipersyaratkan.
 Bila pengujian gagal, bagian yang gagal harus di perbaiki atau
diganti. Pipa yang rusak harus dipotong. Untuk area yang gagal
uji harus di lakukan uji hydrostatis lebih lanjut.
 Bila ditemukan penyok atau melengkung setelah pengujian
dilakukan, pipa pre-test harus dipakai untuk mengganti bagian
pipa yang rusak dan kedua sambungan tersebut harus diperiksa
dengan metode NDT yang sesuai.

1.3.4. Dewatering
Periksa bahwa persyaratan umum ini harus dilakukan.
 Jadwal pengaturan pembuangan air harus terdapat pada
jadwal pengujian. Area pengujian harus dikosongkan dari air
dengan menggunakan filling dan bidirectional pig yang telah di
pasangi plat gauging dan digerakkan dengan air yang
dikompress.
 Air harus disaring dengan menggunakan keranjang penyaring
yang dilepaskan pada akhir saluran hisap. Saat pig di terima di
test head, kedua test head tersebut harus di potong dari area
jalur pipa dan diganti dengan pigging manifold.
 Dewatering pigs akan menggunakan satu foam pig dan satu
Bidi Pig. Pembersihan dengan pig run dilakukan sampai
mendapatkan hasil berikut:
o Tak ada lagi air, debu atau partikel yang terdorong di
depan pig saat pig tiba di manifold penerimaan pigging.
o Pencatatan pig yang melalui area yang bertujuan untuk
pembersihan dan dewatering harus tetap dijaga.
1.3.5. Swabbing
 Periksa medium yang digunakan dalam operasi swabbing.
 Periksa dew point meter pada kedua ujung pipa.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 10 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

 Periksa flow meter untuk pengukuran jumlah drying gel, air,


udara atau gas inert yang diperlukan pada operasi swabbing di
tiap bagian.
 Periksa bahwa air yang keluar sudah bersih dari semua partikel
dengan diameter 50 microns atau lebih.
 Periksa bahwa peningkatan berat foam pigs tidak lebih dari
25% dari berat asli foam pig setelah swabbing terakhir.
 Periksa bahwa swabbing terahir harus menggunakan foam pig
yang baru dan berwarna putih.
 Periksa jika dari hasil swabbing ternyata belum bersih, maka
operasi swabbing harus diulang sampai didapatkan hasil yang
memuaskan.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-005 Page 11 of 11

PENGUJIAN HIDROSTATIK
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A9. PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-006
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-006 Page 2 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR PEMSASANGAN PROTEKSI KATODIK........................................................... 4


1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ...................................................................................... 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD) ............................................................................. 4
1.3 PROSEDUR ................................................................................................................................ 4
1.3.1 Persiapan Material ......................................................................................... 4
1.3.2 Rumah T/R dan Fasilitasnya ........................................................................ 5
1.3.3 Pemasangan Arus Tanding ......................................................................... 6
1.3.4 Pemasangan Penyekat/ Insulating Sebagai Berikut ............................... 7
1.3.5 Pemeriksaan Hasil Pemasangan Sistem Katodik ..................................... 7

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 3 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR PEMSASANGAN PROTEKSI KATODIK


1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pembuatan prosedur ini dilakukan sebagai pedoman dalam melakukan
inspeksi dalam pemasangan sacrificial anoda dan impressed current untuk
perlindungan pipa gas dari korosi.
Prosedur ini meliputi standar minimum untuk pemasangan cathodic
protection, pengujian dan pembagian jenis proteksi katoda yang digunakan
pada pipa
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)
Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
• RP 01-69-92 Nace Recommended Practise Control of Corrotion on under
ground Submerged Metallic Piping System.
• RP 0675 – 88 NACE Recommended Practise “Control of External”
• RP B401DNV Recommended Practise Cathodic Protection Design (1993).
• BS 7361 British Standard “Cathodic Protection- Part 1 Code of Practice for
land and Marine Application”.

1.3 PROSEDUR
1.3.1 Persiapan Material
• Memeriksa Seluruh Material Agar Sesuai dengan Spesifikasi Material
serta Desain yang Telah Dibuat
• Bila Material yang Dipasang Disediakan oleh Penyedia Jasa, maka
Diperlukan Adanya Spesifikasi Material Pemasangan Sistem
Perlindungan Katodik Sebagai Berikut:
a) Anoda
b) Ferro silicon dan cole breeze (sistem arus tanding)
c) Transformer rectifier (sistem arus tanding)
d) Insulating joint
e) Cat primer, moulding dan coating

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 4 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3.2 Rumah T/R dan fasilitasnya


• Pemasangan Sistem Sacrifice Anode Pemasangan Sistem Sacrifice node
untuk Pipa yang Sedang Dalam Konstruksi Harus Dilaksanakan
bersamaan dengan Pemasangan Pipa Tersebut
• Untuk Pipa Existing yang Belum Dipasang Sistem Perlindungan
Katodik, Pemasangan Dapat Dilakukan dengan Membuat Lubang
Galian di Lokasi yang Telah Ditentukan
• Lokasi Anoda dan Tiang Ukur Sebagai Berikut:
a) Lokasi tiang ukur telah ditempatkan pada lokasi yang mudah
dicapai dan tidak menyulitkan pada saat pengukuran
b) Lokasi tiang ukur aman dari gangguan lalu lintas
• Pembuatan Lubang Galian Sebagai Berikut:
- Harus atas persetujuan petugas proyek maupun petugas Ditjen
Migas
- Bentuk dan ukuran lubang sesuai dengan standar gambar
- Dasar dari lubang galian harus kering dan bebas dari lumpur
• Pemasangan Pelat CP Sebagai Berikut:
- Bentuk dan ukuran pelat CP sesuai dengan gambar
- Pengelasan pelat CP pada permukaan pipa haya dapat dilakukan
juka dalam pipa tersebut belum dilakukan hydrostatic test. Bila
sudah, pengelasan pelat CP diganti dengan Pin Brazing atau
Thermit welding
- Pemasangan pelat CP dilakukan bersamaan dengan pengelasan
pipa di atas permukaan tanah dan dilakukan oleh welder
berkualitas
- Hasil pengelasan pelat CP diuji menggunakan dry penetrant
- Waktu pemasangan pelat CP, permukaan harus bersih dari segala
kotoran
• Pemasangan Anoda Sebagai Berikut:
- Harus atas persetujuan dari petugas Ditjen Migas
- Posisi penanaman anoda di dalam sesuai dengan gambar
- Kabel penghubung anoda diperiksa agar berfungsi dengan baik
- Pengukuran potensial anoda dilakukan sebelum pengurungan
untuk memastikan bahwa anoda dapat berfungsi dengan baik

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 5 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Menggabungkan Anoda ke Pipa dengan Menggunakan Kabel


penghubung yang Digulung pada Tiang Ukur.
• Pembalutan Pelat CP Sebagai Berikut:
- Pembalutan pipa sebaiknya dilakukan saat pelat CP berada di atas
tanah
- Bila terpaksa dilaksanakan dalam lubang galian, harus ada celah
selebar 30 cm antara bagian permukaan pipa dan dasar galian
untuk memudahkan pembalutan
- Material yang digunakan dalam pembalutan CP: Moulding, putty,
lapisan primer, PE tape (inner tape)
- Sebelum melakukan pembalutan, permukaan pipa dan coating
harus bersih
• Pemasangan Tiang Ukur Sebagai Berikut:
- Spesifikasi dari tiang serta kedalaman tiang ukur harus seusai
gambar
- Posisi penempatan tiang ukur harus aman dan tidak mengganggu
pemakai jalan serta mendapat persetujuan darii Ditjen Migas

1.3.3 Pemasangan Arus Tanding


• Perlindungan dilakukan dengan cara menyambungkan pipa yang akan
dilindungi ke unit transformer rectifier (terminal -) dimana disisi lain dari
transformer rectifier (terminal +) dihubungkan dengan grounbed
(gabungan beberapa silicon iron).
Pada sistem ini tiang ukur yang dipasang ada dua jenis, pertama
digunakan sebagaipenghubung antara transformer rectifier dan pipa
sedangkan jenis kedua digunakan untuk memonitor jangkauan
proteksi dan transformer rectifier sepanjang jalur pipa.
• Penentuan Lokasi Groudbed dan Transformer Rectifier Sebagai Berikut:
- Lokasi groundbed dan transformer berada di satu lokasi dan
mempunyai akses dari jalan raya untuk memudahkan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan
- Pemasangan arus tandingan dilaksanakan bersamaan dengan
pemasangan konstruksi pipa sehingga sistem dapat dioperasikan
pada saat pipa selesai dipasang
• Penentuan Lokasi Tiang Ukur Sebagai Berikut:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 6 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

- Jumlah tiang ukur serta jarak tiang ukur harus sesuai dengan
disain yang dibuat
- Lokasi penempatan harus aman dari gangguan akibat kendaraan
serta gangguan lain
• Pemasangan Groundbed Sebagai Berikut:
- Material yang diisyaratkan adalah: coke breeze ukuran kecil dan
besar, ferro silikon iron anode, kabel penghubung, clamp kabel,
test box, scothcast (penyambung kabel)
- Bentuk dan dimensi dari lubang galian untuk groundbed harus
sesuai standar gambar
- Dasar galian harus kering sehingga memudahkan proses
pemasangan silikon iron dan coke breeze
• Pemasangan Tiang Ukur dan Kelengkapannya Sebagai Berikut:
- Pemasangan pelat CP, penyambungan kabel penghubung,
pembalutan pelat CP, pemasangan tiang ukur
- Desain pemasangan tiang ukur harus sesuai dengan standar
gambar
- Pengelasan pelat CP ke permukaan pipa harus dilaksanakan
sebelum transformer rectifier dioperasikan untuk melindungi
transformer rectifier dari aliran listrik akibat dari pengelasan pelat
CP tersebut

1.3.4 Pemasangan Penyekat/ Insulating Sebagai Berikut:


o Mengacu kepada prosedur pengelasan insulating joint
o Pada setiap lokasi pemasangan penyekat harus dipasang tiang ukur
(joint box) yang berfungsi untuk memonitor sistem perlindungan katodik
pada sisi penyekat

1.3.5 Pemeriksaan Hasil Pemasangan Sistem Katodik:


a) Pengukuran Hasil Pemasangan dengan Menggunakan Alat Ukur:
• Multimeter digital dengan pembanding Cu/ CuSO4
• Meger pada kedua sisi penyekat
b) Persyaratan yang Harus Dipenuhi dari Hasil Pengukuran:
• Untuk sistem sacrifice anode proteksi yang diukur oleh alat
multimeter dengan pembanding Cu/ CuSO4 minimum 850mV

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 7 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Untuk sistem arus tandingan potensial proteksi pada titik terjauh


dari transformer rectifier minimum 850mV dan potensial
maksimum pada tiang ukur terdekat dengan transformer rectifier
2000mV dengan alat ukur multimeter dan sebagai pembanding
Cu/ CuSO4
• Untuk menghindari adanya kontak langsung antara pipa gas
dengan instalasi pipa bawah tanah maka digunakan penyekat
berupa karet tebal untuk memisahkan kedua struktur metal
tersebut.

Bila paket pemasangan sistem proteksi katodik merupakan bagian terpisah


dari paket pemasangan pipa, maka perlu dilakukan pengujian sistem proteksi
katodik dengan menggunakan sistem arus tandingan dimana 3 buah pipa
diameter 2“ dengan panjang kurang lebih 1 m dijadikan groundbed
sementara dan accu 12 v digunakan sebagai sumber tegangan (transformer)
sementara.
Demikianlah Prosedur Pemasangan Proteksi Katodik ini kami buat agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 8 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A9. PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-006
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-006 Page 2 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR PEMSASANGAN PROTEKSI KATODIK........................................................... 4


1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ...................................................................................... 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD) ............................................................................. 4
1.3 PROSEDUR ................................................................................................................................ 4
1.3.1 Persiapan Material ......................................................................................... 4
1.3.2 Rumah T/R dan Fasilitasnya ........................................................................ 5
1.3.3 Pemasangan Arus Tanding ......................................................................... 6
1.3.4 Pemasangan Penyekat/ Insulating Sebagai Berikut ............................... 7
1.3.5 Pemeriksaan Hasil Pemasangan Sistem Katodik ..................................... 7

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 3 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR PEMSASANGAN PROTEKSI KATODIK


1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
Pembuatan prosedur ini dilakukan sebagai pedoman dalam melakukan
inspeksi dalam pemasangan sacrificial anoda dan impressed current untuk
perlindungan pipa gas dari korosi.
Prosedur ini meliputi standar minimum untuk pemasangan cathodic
protection, pengujian dan pembagian jenis proteksi katoda yang digunakan
pada pipa
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)
Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
• RP 01-69-92 Nace Recommended Practise Control of Corrotion on under
ground Submerged Metallic Piping System.
• RP 0675 – 88 NACE Recommended Practise “Control of External”
• RP B401DNV Recommended Practise Cathodic Protection Design (1993).
• BS 7361 British Standard “Cathodic Protection- Part 1 Code of Practice for
land and Marine Application”.

1.3 PROSEDUR
1.3.1 Persiapan Material
• Memeriksa Seluruh Material Agar Sesuai dengan Spesifikasi Material
serta Desain yang Telah Dibuat
• Bila Material yang Dipasang Disediakan oleh Penyedia Jasa, maka
Diperlukan Adanya Spesifikasi Material Pemasangan Sistem
Perlindungan Katodik Sebagai Berikut:
a) Anoda
b) Ferro silicon dan cole breeze (sistem arus tanding)
c) Transformer rectifier (sistem arus tanding)
d) Insulating joint
e) Cat primer, moulding dan coating

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 4 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3.2 Rumah T/R dan fasilitasnya


• Pemasangan Sistem Sacrifice Anode Pemasangan Sistem Sacrifice node
untuk Pipa yang Sedang Dalam Konstruksi Harus Dilaksanakan
bersamaan dengan Pemasangan Pipa Tersebut
• Untuk Pipa Existing yang Belum Dipasang Sistem Perlindungan
Katodik, Pemasangan Dapat Dilakukan dengan Membuat Lubang
Galian di Lokasi yang Telah Ditentukan
• Lokasi Anoda dan Tiang Ukur Sebagai Berikut:
a) Lokasi tiang ukur telah ditempatkan pada lokasi yang mudah
dicapai dan tidak menyulitkan pada saat pengukuran
b) Lokasi tiang ukur aman dari gangguan lalu lintas
• Pembuatan Lubang Galian Sebagai Berikut:
- Harus atas persetujuan petugas proyek maupun petugas Ditjen
Migas
- Bentuk dan ukuran lubang sesuai dengan standar gambar
- Dasar dari lubang galian harus kering dan bebas dari lumpur
• Pemasangan Pelat CP Sebagai Berikut:
- Bentuk dan ukuran pelat CP sesuai dengan gambar
- Pengelasan pelat CP pada permukaan pipa haya dapat dilakukan
juka dalam pipa tersebut belum dilakukan hydrostatic test. Bila
sudah, pengelasan pelat CP diganti dengan Pin Brazing atau
Thermit welding
- Pemasangan pelat CP dilakukan bersamaan dengan pengelasan
pipa di atas permukaan tanah dan dilakukan oleh welder
berkualitas
- Hasil pengelasan pelat CP diuji menggunakan dry penetrant
- Waktu pemasangan pelat CP, permukaan harus bersih dari segala
kotoran
• Pemasangan Anoda Sebagai Berikut:
- Harus atas persetujuan dari petugas Ditjen Migas
- Posisi penanaman anoda di dalam sesuai dengan gambar
- Kabel penghubung anoda diperiksa agar berfungsi dengan baik
- Pengukuran potensial anoda dilakukan sebelum pengurungan
untuk memastikan bahwa anoda dapat berfungsi dengan baik

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 5 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Menggabungkan Anoda ke Pipa dengan Menggunakan Kabel


penghubung yang Digulung pada Tiang Ukur.
• Pembalutan Pelat CP Sebagai Berikut:
- Pembalutan pipa sebaiknya dilakukan saat pelat CP berada di atas
tanah
- Bila terpaksa dilaksanakan dalam lubang galian, harus ada celah
selebar 30 cm antara bagian permukaan pipa dan dasar galian
untuk memudahkan pembalutan
- Material yang digunakan dalam pembalutan CP: Moulding, putty,
lapisan primer, PE tape (inner tape)
- Sebelum melakukan pembalutan, permukaan pipa dan coating
harus bersih
• Pemasangan Tiang Ukur Sebagai Berikut:
- Spesifikasi dari tiang serta kedalaman tiang ukur harus seusai
gambar
- Posisi penempatan tiang ukur harus aman dan tidak mengganggu
pemakai jalan serta mendapat persetujuan darii Ditjen Migas

1.3.3 Pemasangan Arus Tanding


• Perlindungan dilakukan dengan cara menyambungkan pipa yang akan
dilindungi ke unit transformer rectifier (terminal -) dimana disisi lain dari
transformer rectifier (terminal +) dihubungkan dengan grounbed
(gabungan beberapa silicon iron).
Pada sistem ini tiang ukur yang dipasang ada dua jenis, pertama
digunakan sebagaipenghubung antara transformer rectifier dan pipa
sedangkan jenis kedua digunakan untuk memonitor jangkauan
proteksi dan transformer rectifier sepanjang jalur pipa.
• Penentuan Lokasi Groudbed dan Transformer Rectifier Sebagai Berikut:
- Lokasi groundbed dan transformer berada di satu lokasi dan
mempunyai akses dari jalan raya untuk memudahkan dalam
pengoperasian dan pemeliharaan
- Pemasangan arus tandingan dilaksanakan bersamaan dengan
pemasangan konstruksi pipa sehingga sistem dapat dioperasikan
pada saat pipa selesai dipasang
• Penentuan Lokasi Tiang Ukur Sebagai Berikut:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 6 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

- Jumlah tiang ukur serta jarak tiang ukur harus sesuai dengan
disain yang dibuat
- Lokasi penempatan harus aman dari gangguan akibat kendaraan
serta gangguan lain
• Pemasangan Groundbed Sebagai Berikut:
- Material yang diisyaratkan adalah: coke breeze ukuran kecil dan
besar, ferro silikon iron anode, kabel penghubung, clamp kabel,
test box, scothcast (penyambung kabel)
- Bentuk dan dimensi dari lubang galian untuk groundbed harus
sesuai standar gambar
- Dasar galian harus kering sehingga memudahkan proses
pemasangan silikon iron dan coke breeze
• Pemasangan Tiang Ukur dan Kelengkapannya Sebagai Berikut:
- Pemasangan pelat CP, penyambungan kabel penghubung,
pembalutan pelat CP, pemasangan tiang ukur
- Desain pemasangan tiang ukur harus sesuai dengan standar
gambar
- Pengelasan pelat CP ke permukaan pipa harus dilaksanakan
sebelum transformer rectifier dioperasikan untuk melindungi
transformer rectifier dari aliran listrik akibat dari pengelasan pelat
CP tersebut

1.3.4 Pemasangan Penyekat/ Insulating Sebagai Berikut:


o Mengacu kepada prosedur pengelasan insulating joint
o Pada setiap lokasi pemasangan penyekat harus dipasang tiang ukur
(joint box) yang berfungsi untuk memonitor sistem perlindungan katodik
pada sisi penyekat

1.3.5 Pemeriksaan Hasil Pemasangan Sistem Katodik:


a) Pengukuran Hasil Pemasangan dengan Menggunakan Alat Ukur:
• Multimeter digital dengan pembanding Cu/ CuSO4
• Meger pada kedua sisi penyekat
b) Persyaratan yang Harus Dipenuhi dari Hasil Pengukuran:
• Untuk sistem sacrifice anode proteksi yang diukur oleh alat
multimeter dengan pembanding Cu/ CuSO4 minimum 850mV

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 7 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Untuk sistem arus tandingan potensial proteksi pada titik terjauh


dari transformer rectifier minimum 850mV dan potensial
maksimum pada tiang ukur terdekat dengan transformer rectifier
2000mV dengan alat ukur multimeter dan sebagai pembanding
Cu/ CuSO4
• Untuk menghindari adanya kontak langsung antara pipa gas
dengan instalasi pipa bawah tanah maka digunakan penyekat
berupa karet tebal untuk memisahkan kedua struktur metal
tersebut.

Bila paket pemasangan sistem proteksi katodik merupakan bagian terpisah


dari paket pemasangan pipa, maka perlu dilakukan pengujian sistem proteksi
katodik dengan menggunakan sistem arus tandingan dimana 3 buah pipa
diameter 2“ dengan panjang kurang lebih 1 m dijadikan groundbed
sementara dan accu 12 v digunakan sebagai sumber tegangan (transformer)
sementara.
Demikianlah Prosedur Pemasangan Proteksi Katodik ini kami buat agar dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-006 Page 8 of 8

PROSEDUR PEMASANGAN PROTEKSI KATODIK


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A10. BACKFILLING

REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-007
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Page 2 of 5

BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

BACKFILLING ...................................................................................................................................... 4
1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ................................................................................. 4
1.2. REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.3. PROSEDUR ............................................................................................................................ 4
1.4. LAMPIRAN ............................................................................................................................ 5

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Page 3 of 5

BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

BACKFILLING

1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

a) Tujuan

Tujuan prosedur ini adalah untuk memastikan pekerjaan penimbunan


untuk distribusi dilaksanakan sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
dipersyaratkan.
b) Ruang Lingkup
Aktifitas yang harus diperhatikan dan dipastikan dalam pekerjaan
penimbunan pipa onshore adalah:
a. Persiapan sebelum proses penimbunan pipa.
b. Proses pelaksanaan penimbunan pipa.
c. Proses akhir pelaksanaan penimbunan pipa.

1.2. REFERENSI

a. Gas Transmission and Distribution Piping System ASME B 31.8.


b. 2.1. MIGAS Regulation SPM.50.54.1-1991/W
c. SK Menteri No. 300K/38/M.PE/1997
d. PGN Standard Procedure For Construction Engineering of Natural Gas
Distribution and Transmission Pipeline-Onshore

1.3. PROSEDUR

a) Kegiatan yang harus diperiksa sebelum pelaksanaan penimbunan pipa


antara lain:
• Kerusakan pada lapisan pelindung sambungan dan lapisan pelindung
pipa telah diperbaiki dan telah di tes dengan holiday detector.
• Material penimbun telah bebas dari batu yang berukuran lebih besar dari
150 mm, sampah atau material yang tidak layak yang dapat merusak pipa
atau lapisan pelindung pipa
• Material penimbun dipisahkan antara material yang di sekeliling pipa dan
material yang di atas pipa.
• Operator dan peralatan mempunyai sertifikat/ ijin dari pihak yang terkait.
• Material penyangga yang layak telah tersedia bila diperlukan.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Page 4 of 5

BACKFILLING
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• As-built informasi telah lengkap untuk dilakukan penimbunan.


• Verifikasi tentang record profil pipa dan pemasangan cathodic protection
test leads.
• Verifikasi persetujuan/ ijin dari pihak yang berwenang untuk memulai
backfilling.
b) Kegiatan yang harus dilakukan dan diperiksa selama proses penimbunan
antara lain:
• Tidak ada gerakan menyamping pada pipa saat material pertama
diletakkan diatas pipa.
• Pada hari pipa diturunkan, material asli harus bebas dari batu, sampah
atau material yang tidak layak digunakan untuk penimbunan setinggi 150
mm dari permukaan atas pipa yang sepenuhnya telah mengisi alas/ dasar
galian, tidak ada pipa yang dibiarkan terbuka selama semalam,
pengurugan harus diselesaikan selama 48 jam.
• Pemasangan marker tape yaitu suatu lembaran plastik berwarna kuning
sepanjang lobang galian 300 mm diatas pipa pada as lobang galian.
c) Untuk tahap akhir, proses penimbunan kegiatan yang harus diperiksa
antara lain:
• Pada tahap penyelesaian penimbunan pada level tertentu, grader dengan
alat grade berada pada bagian tengah diatas pipa melakukan sedikitnya
satu kali lintasan untuk memadatkan material penimbun disesuaikan
kondisi dan lokasi tanah/ landasan.

1.4. LAMPIRAN

• Lampiran 1 Laporan pengurugan kembali galian.


• Lampiran 2 Gambar.
• Lampiran 3 Check List.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-007 Page 5 of 5

BACKFILLING
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A11. BASIC PRELIMINERY SURVEY

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-008
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-008 Page 2 of 6

BASIC PRELIMINARY SURVEY


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

BASIC PRELIMINERY SURVEY ............................................................................... 4


1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP............................................................... 4
1.2. REFERENSI.......................................................................................................... 4
1.3. PROSEDUR RINCI ............................................................................................. 4

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-008 Page 3 of 6

BASIC PRELIMINARY SURVEY


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

BASIC PRELIMINERY SURVEY

1.1. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan dari dilaksanakannya prosedur basic preliminary survey ini


adalah untuk menentukan jalur pipa yang akan dibangun sehingga
memudahkan pelaksanaan konstruksi jalur pipa.
Basic Preliminary Survey ini adalah prosedur yang menerangkan
peninjauan lokasi untuk pemasangan jalur pipa dan identifikasi
obstacle (rintangan) dimana jalur pipa akan dibangun pada lokasi
tersebut sebelum penentuan jalur pipa ditentukan.

1.2. REFERENSI

Untuk referensi dokumen dari basic preliminary survey bisa


didapatkan dengan mengikuti standar:
• Dokumen standar dari DITJEN MIGAS
• Gambar informasi dari Pemda

1.3. PROSEDUR RINCI

Untuk prosedur dari Basic preliminary survey ini dijabarkan sebagai


berikut :

1. Umum
Membuat rute survey yang berdasarkan asumsi-asumsi sebagai
berikut:
1.1 Jarak terpendek dari ROW
1.2 Kondisi tanah sedatar mungkin
1.3. Rintangan (Obstacle) minimal
1.4. Lokasi: diluar atau di batas kota
1.5. Rendah biaya

2. Memeriksa langkah–langkah yang disiapkan untuk mengetahui


kelayakan dan kejelasan rute jalur pipa.
3. Memeriksa peta topografi dan peta lokasi secara umum yang
berisikan informasi tentang ketinggian tanah, kedalaman tanah,
sungai, hutan, daerah pemukiman penduduk dll., letak dari pipa

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-008 Page 4 of 6

BASIC PRELIMINARY SURVEY


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

existing sampai titik lokasi end user untuk melengkapi data


survey.
4. Memeriksa data-data yang relevan tentang rencana jalur pipa
yang akan dibuat dan membuat dokumentasinya.
5. Memeriksa beberapa data berikut:
• Obstacles (rintangan): rintangan yang akan menghalangi
pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti: sungai, gunung
atau pegunungan, lembah, utilitas existing PAM, kabel
telepon, kabel PLN, bangunan semi permanen, dsb.
• Kondisi lapangan (jalan, struktur tanah, dll) dilakukan
pencatatan dengan laporan tertulis dan pemotretan untuk
melihat rencana jalur-jalur pipa yang akan dilewati. Kegiatan
ini dilakukan untuk memberi informasi awal tentang keadaan
lapangan sebelum pekerjaan konstruksi.
• Persilangan dengan lintasan kereta api, sungai, parit, dll.
• Laporan tentang kondisi disekitar rencana jalur pipa untuk
memberikan informasi apakah melewati daerah perkantoran,
pasar, dll.
• Periksa hasil verifikasi yang akan didokumentasikan.

6. Investigasi Awal
• Periksa peta daerah kerja dari pemda setempat untuk
menentukan rencana jalur pipa yang akan dilalui.
• Periksa arah yang akan dilalui jalur pipa dari peta.
• Pastikan jalur ideal yang akan dilewati dari pembangunan
jalur pipa.
• Pastikan jalur aktual yang akan dilewati dari pembangunan
jalur pipa.
• Dari informasi yang ada di peta tersebut, tentukan daerah-
daerah rintangan (obstacles) yang akan dilalui jalur pipa.
• Pastikan jenis-jenis obstacle yang didapat.
• Periksa garis-garis bantu dipeta tersebut untuk menentukan
koordinat sementara sebagai informasi awal untuk kondisi
daerah tersebut.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-008 Page 5 of 6

BASIC PRELIMINARY SURVEY


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Pastikan jarak terpendek dan paling sedikit didapati obstacle


dari pipa existing yang ada sampai titik lokasi end user pada
rencana pembangunan jalur pipa tersebut.

7. Survey Lapangan
• Periksa langkah awal yang dilakukan dalam menentukan
rencana jalur pipa.
• Periksa investigasi yang dimulai dari pipa existing yang ada
dan berakhir pada titik lokasi end user.
• Periksa pemetaan dengan menggunakan salah satu dari
instrument penentu atau kombinasi theodolit/ peralatan
pengukur jarak elektronik (EDM). Penentuan kelurusan harus
berlanjut dan harus didasarkan pada jarak horizontal.
• Periksa daerah yang akan dilalui jalur pipa dengan cara
menelusuri daerah tersebut baik dari darat maupun udara
agar didapat jarak jalur pipa yang terpendek.
• Pastikan kondisi tanah, strukturnya, dll.
• Pastikan daerah-daerah rintangan (obstacles) yang akan
dilewati jalur pipa.
• Pastikan rencana jalur pipa alternatif yang sedikit mungkin
daerah obstaclenya apabila memang harus melewati jalur
daerah obstacle tersebut.
• Periksa beberapa instalasi terpasang untuk menghindari
penumpukan.
• Periksa tanda pada peta mengenai posisi, kedalaman, tipe
instalasi dll.
• Pastikan koordinat-koordinat sementara dari hasil investigasi
tadi untuk mempermudah pengecekan dan penentuan titik-
titik atau daerah yang akan dilalui jalur pipa nanti.
• Pastikan rencana ROW sementara setelah koordinat-koordinat
sementara tersebut ditentukan.
• Pastikan semua hasil investigasi di atas dalam mendapat
persetujuan dari client.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-008 Page 6 of 6

BASIC PRELIMINARY SURVEY


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A12. DESAIN BASIS

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-009
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 2 of 7

DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

DESAIN BASIS..................................................................................................................................................... 4
1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP ................................................................................................. 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)........................................................................................ 4
1.3 KARAKTERISTIK UMUM...................................................................................................................... 4
1.4 PENGUMPULAN DATA ..................................................................................................................... 4
1.5 ANALISA KEBUTUHAN DAN PASOKAN GAS....................................................................... 5
1.6 PENENTUAN RUTE JALUR PIPA ................................................................................................... 5
1.7 DESAIN KONSEPSIONAL .................................................................................................................. 6
1.8 PEMILIHAN MATERIAL DAN SPESIFIKASI................................................................................ 6
1.9 ANALISIS TEKNO EKONOMI ........................................................................................................... 7

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 3 of 7

DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DESAIN BASIS

1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mereview atau memverifikasi


alur/tahapan-tahapan pelaksanaan desain basis sesuai dengan standar yang
berlaku.
Tahapan-tahapan pelaksanaan desain basis (pengumpulan data, analisa
kebutuhan dan pasokan gas, survey route, konsep desain, hydraulic analysis
dan analisa keekonomian)

1.2 REFERENSi (KODE DAN STANDARD)

Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standar:
• Prosedur Standar perencanaan Jaringan pipa Transmisi Gas – PT
Perusahaan Gas Negara (Persero ) No: PSP-0-33-01 thn 2001.

1.3 KARAKTERISTIK UMUM

Verifikasi bahwa tahapan yang akan dilaksanakan dalam dalam pembuatan


desain basis adalah sesuai dengan dokumen prosedur operational PT.
Perusahaan Gas Nasional (Persero) No. Dok. PO 04.1.03, 16 Agusatus 2004 Rv.
03

1.4 PENGUMPULAN DATA

• Verifikasi bahwa data yang dikumpulkan pasokan gas, kebutuhan gas,


harga-harga material) harus yang masih berlaku untuk proyek tersebut
dan disahkan oleh yang berwenang atau tim khusus.
• Verifikasi bahwa data kebutuhan gas adalah hasil survey terakhir yang
sudah dibakukan oleh tim survey yang berwenang dan telah disahkan
sebagai data untuk proyek.
• Verifikasi bahwa data pasokan gas harus masih berlaku dan harus
dikonfirmasikan kapada nara sumbernya. Termasuk besarnya cadangan
dan deliverability.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 4 of 7

DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Verifikasi bahwa dalam analisa pasokan gas dapat dimungkinkan


menambah data pasokan gas dari sumber gas di sekitar jalur yang akan
dilalui.
• Verifikasi bahwa data rute jaringan pipa dan peta hasil survey dari
feasibility study yang lalu, yang akan digunakan dalan analisa harus data
yang masih berlaku.
• Verifikasi bahwa dalam analisa sudah termasuk Studi AMDAL.

1.5 ANALISA KEBUTUHAN DAN PASOKAN GAS

• Verifikasi bahwa possible demand dan projected demand yang akan


dipakai untuk evaluasi telah merupakan hasil evaluasi oleh tim khusus
untuk itu.
• Verifikasi bahwa sebelum mengadakan perencanaan sistem jaringan
perlu dipastikan besarnya beban desain.
• Verifikasi bahwa besarnya beban desain harus dilakukan terhadap setiap
kategori pelanggan dan mengamati beban puncaknya serta
mempertimbangkan perilakunya dalam numeric beban.
• Verifikasi bahwa kriteria penentuan beban desain harus sesuai deangan
ketentuan dalam standar PGN N0. PSP-0-33-01, Desember 2001.
• Pastikan bahwa evaluasi pasokan gas harus berdasarkan cadangan gas
yang belum terserap oleh jaringan pipa/consumer lain.
• Verifikasi bawah data dan palaksanaan evaluasi pasokan gas harus sesuai
dengan kriteria dan ketentuan analisa pasokan dari standar PGN. No: PSP-
0-33-01, Desember 2001.
• Verifikasi bahwa dalam analisa keseimbangan Kebutuhan dan Pasokan
Gas (Gas Balance), hasilnya tidak tercapai kondisi balance maka desain
harus dihentikan.

1.6 PENENTUAN RUTE JALUR PIPA

• Verifikasi bahwa penentuan rute jalur pipa harus memenuhi kriteria yang
tercantum dalam prosedur penentuan rute untuk jaringan pipa PT.
Perusahaan Gas Negara N0. PSP-0-33-01, bab 6.6.
• Verifikasi bahwa sebelum melakukan survey harus ditentukan dulu
koridor jalur pipa, yang bertujuan untuk memilih jalur pipa yang

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 5 of 7

DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

terpendek dan ekonomis dengan memperhatikan aspek legalitas, sosial,


K3, lingkungan dan engineering.
• Verifikasi bahwa penentuan rute pendahuluan yang terdapat dalam
koridor yang diinginkan, yang telah mengidentifikasi segala aspek seperti
yang tercantum dalam Procedure DITJEN MIGAS - Penentuan Route
Pendahuluan, harus dilaksanakan dulu sebelum melakukan evaluasi dan
penentuan final route.
• Verifikasi bawa Penentuan kelas Lokasi harus sesuai dengan standar
ANSI/ASME B31.8 dan SK. Menteri Pertambangan dan Energi No:
300.K/38/M.PE/1997.
• Verifikasi bahwa kriteria diterima (accepted) atau tidaknya (rejected) rute
jalur pipa yang dianalisa, harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

1.7 DESAIN KONSEPSIONAL

• Verifikasi bahwa hasil dalam analisa jaringan yang akan dibangun harus
sudah memasukan pemilihan spesifikasi pipa dan komponen utamanya.
• Verifikasi bahwa sistematik/prosedur tahapan analisa jaringan sesuai
dengan prosedur analisis jaringan pipa gas dari DITJEN MIGAS No PSP-0-
33-01.
• Verifikasi dari hasil analisa jaringan pipa gas tersebut diatas harus
diverifikasi dengan melakukan analisa hydraulic calculation untuk seluruh
jaringan yang terkait dan memasukan konsumen yang kebutuhan gasnya
besar dan fluktuatif.
• Verifikasi bahwa jika hasil analisa jaringan pipa gas, setelah dilaksanakan
analisa hydraulic tersebut diatas tidak menghasilkan yang positif/ desain
tidak layak sesuai kriteria yang ditentukan oleh DITJEN MIGAS maka
proses desain harus diulangi bembali

1.8 PEMILIHAN MATERIAL DAN SPESIFIKASI

• Verifikasi bahwa pemilihahan material, spesifikasi materil dan penyusunan


besarnya anggaran biaya harus dilakukan setelah konsep desain layak
dan diterima/ disetujui.

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 6 of 7

DESAIN BASIS
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Verifikasi bahwa kriteria desain dan digram alir pemilihan material,


spesifikasi (a.l spesifikasi dan tebal pipa, beserta komponen lainnya) harus
sesuai denga porsedur DITJEN MIGAS No. PSP-0-33-01.
• Verifikasi bahwa Pengkajian Kelayakan Teknis yang akan menentukan
dapat tidaknya proses lanjut dari Konseptional Design, harus mengacu
pada ketentuan prosedur DITJEN MIGAS – No.PSP-0-33-01.

1.9 ANALISIS TEKNO EKONOMI

• Verifikasi bahwa analisa tekno-ekonomi harus dilakukan dengan


beberapa alternatif dari sumber data yang establish dan akurat yang telah
disetujui, untuk mendapatkan nilai optimum.
• Verifikasi bahwa persyaratan, kriteria dan diagram alir analisa kekonomian
jaringan pipa gas harus memenuhi standar prosedur analisa tekno
ekonomi jaringan pipa gas dari DITJEN MIGAS No: PSP-0-33-01 tahun
2001.
• Verifikasi bahwa estimasi biaya investasi seperti teknik estimasi; Proyeksi
aliran kas; Penentuan Premi Resiko dan Penentuan Alternatif yang terbaik
harus mengacu pada standar Prosedur Analisis keekonomian DITJEN
MIGAS No. PSP-0-33-01 tahun 2001.
• Verifikasi bahwa hasil dari analisa keekonomian dari beberapa alternatif
proyek, yang akan dipertimbangkan harus memberikan nilai Net Present
Value positif (NPV >0).
• Verifikasi bahwa kriteria penentuan alternative yang optimum didasarkan
pada besarnya Internal Rate of Return (IRR) yang harus lebih besar dari
Risk Ajusted Discount Rate (RADR)

No Dok. JGB00-ALL-GEN-PCD-009 Page 7 of 7

DESAIN BASIS
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A13. MENGGAMBAR TEKNIK

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-010
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 2 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

MENGGAMBAR TEKNIK.................................................................................................................. 4
1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP .................................................................................... 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)............................................................................ 4
1.3 DEFINISI .................................................................................................................................... 4
1.4 DRAFTING................................................................................................................................ 5
1.5 PROSEDUR ............................................................................................................................... 5
1.6 DEFINISI FORM....................................................................................................................... 6
1.7 DEMANSIONING................................................................................................................... 7

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 3 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

MENGGAMBAR TEKNIK

1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan acuan dan standar yang
akan dipakai dalam membuat gambar teknis yang berhubungan dengan
pekerjaan pipeline.
Ruang lingkup dari prosedur ini yaitu segala aktifitas gambar pada pekerjaan
pipeline untuk proyek Pipa gas yang akan dikerjakan

1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDARD)

Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
• Prosedur Standar perencanaan Jaringan pipa Transmisi Gas – PT
Perusahaan Gas Negara (Persero ) No: PSP-0-33-01 thn 2001.

1.3 DEFINISI

Engineering drawing didefinisikan sebagai hal yang disiapkan pada proses


dasar data dan termasuk sebagai data yang diperlukan untuk mendisain
secara rinci. Engineering drawing digunakan dengan tujuan:
a) Pekerjaan Engineering.
b) Persetujuan Licensor atau feed back terhadap licensor concerning.
c) Penetapan dan sebagai informasi dasar terhadap pabrik pembuat.
d) Pekerjaan lapangan.
e) Persetujuan Costumer.
f) Pencatatan dan penyimpanan sebagai pengalaman.

Definisi dari ‘Issue’ adalah untuk mengeluarkan engineering drawing baru


atau versi revisi yang berisi beberapa tambahan dan atau amandemen untuk
penggunaan in-house. Definisi dari ‘Revision’ adalah untuk mengeluarkan
engineering drawing baru tersebut pada penggunaan ke luar (terutama
vendor dan customer, terkadang tidak ada perubahan). Sebelum penggunaan
‘Issue’ atau ‘Revision’ penting sekali untuk menyiapkan gambar-gambar yang
berhubungan dengan tingkat engineering.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 4 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.4 DRAFTING

Menggambar teknik harus menggunakan peralatan CAD (Computer Aided


Drafting), yang mana memiliki utilitas untuk mengkonversi gambar ke format
DXF. (Auto CAD R14 Basis).
Drafting secara umum bisa saja tidak berdasarkan skala.
Metode standar projection harus merupakan metode third angle.
Tujuan projecting harus diindikasikan dengan ‘view mark’.

1.5 PROSEDUR

a) Sebelum memulai drafting, berikan tanda issue dari ‘A’ di tengah atas dari
lingkaran issue atau issue block.

b) Sebelum meneruskan penggambaran ke pencetakkan, berikan tanggal di


tengah bawah pada issue circle atau issue block. Penanggalan diatur
dengan format bulan/hari/tahun.
• 5.2.1. Bulan dan tanggal : bentuk Arabic
• 5.2.2. Tahun : 2 digit terendah A.D

contoh : Januari 14, 2005 : 01/11/’05


c) Jika gambar asli forwarder perlu dimodifikasi, maka perlu diambil tindakan
vsebagai berikut :
• Hapus letter issue dan tanggal sebelum pekerjaan modifikasi dimulai.
• Isi issue letter (secara alphabetical) setelah surat issue yang dihapus.
Pada setiap revisi, issue letter harus dibagi menurut B, C, D ….
• Beri tanggal sebelum melanjutkan ke pencetakan.
d) Jika sebuah drawing di cetak tanpa ada amendment atau tambahan,
biarkan issue letter dan tanggalnya seperti sebelumnya, walaupun
deskripsinya diubah. Sebagai contoh, saat deskripsi diubah dari A.F.D ke
A.F.C tanpa ada revisi, issue letter dan tanggal diubah menjadi seperti
berikut:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 5 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

e) Kendali Revisi
• Nomor revisi ditujukan untuk menunjukkan tingkat yang terbaru
atas pekerjaan engineering bagi pihak luar (seperti vendor,
customer, licensors, etc.).
• Nomor revisi dimulai dengan inisial tingkatan kerja dan selanjutnya
diikuti oleh angka 1, 2, 3, 4 … pada tiap langkah revisi.
• Sebelum dikeluarkan untuk pihak luar, engineering drawing yang
terbaru dan sudah direvisi harus ditandatangani oleh drafter,
Engineer yang ditugaskan, Kepala Bagian dan bila diperlukan oleh
Project Manager sebagai prosedur persetujuan.
• Saat tidak ada amandemen atau revisi dan perubahan engineering
drawing, nomor revisi harus diubah.

Contoh:
Rev. 3 A.F.D
Rex. 4 A.F.D
Pada issue final untuk klien atau untuk penggunaan kantor, berikan
tanda Δ dan “tanda awan” tidak boleh dihapus.

1.6 DEFINISI FORM

• ‘Gambar Lokasi’/Location Drawing, periksa posisi tiap kolom dari title


block area, nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama
PIC, kolom pengesahan, skala drawing), kolom Note, posisi arah utara.
• ‘Gambar Jalur’/Line Drawing, periksa kolom untuk title block area, nama
klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC, kolom
pengesahan, skala drawing), kolom Note, posisi arah utara dan lokasi
general.
• ‘Gambar Skematik’/Schematic Drawing, periksa kolom untuk title block
area, nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC,
kolom pengesahan, skala drawing), kolom Note, rancangan data area
(material, dimension, spesifikasi, volume, remark).

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 6 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• ‘Gambar Isometrik’/ Isometric Drawing, periksa kolom untuk title block


area, nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC,
kolom pengesahan, tanggal, kolom tanda tangan PIC, skala drawing),
kolom Note, rancangan data area (material, dimension, spesifikasi,
volume, remark).
• ‘Gambar Legenda’/ Legend Drawing, periksa kolom untuk title block area,
nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC, kolom
pengesahan, tanggal, kolom tanda tangan PIC, skala drawing) kolom
Note.
• ‘Daftar Material’/ List Of Material, periksa kolom untuk title block area,
nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC, kolom
pengesahan, tanggal, kolom tanda tangan PIC, skala drawing) kolom
Note.
• ‘Gambar Seksi’/Section Drawing, periksa kolom untuk title block area,
nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC, kolom
pengesahan, tanggal, kolom tanda tangan PIC, skala drawing) kolom
Note, rancangan data area (material, dimension, spesifikasi, volume,
remark), orientasi arah utara dan general drawing.
• ‘Gambar Detail’/ Detail Drawing, periksa kolom untuk title block area,
nama klien, kolom untuk logo klien dan general note (nama PIC, kolom
pengesahan, tanggal, kolom tanda tangan PIC, skala drawing), kolom
Note, posisi arah utara.

1.7 DEMANSIONING

Seluruh ukuran dimension harus dalam metric dan tanda dimensi dapat
dihilangkan. Bila diperlukan untuk menggunakan unit pengukuran lain, harus
ditetapkan dengan jelas.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-010 Page 7 of 7

MENGGAMBAR TEKNIK
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A14. METER DAN REGULATOR STATION

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-011
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 2 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

METER DAN REGULATOR STATION .......................................................................................... 4


1.1 TUJUAN ................................................................................................................................. 4
1.2 RUANG LINGKUP ............................................................................................................... 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.4 PEMERIKSAAN SPESIFIKASI KERJA .............................................................................. 4
1.5 DESAIN DAN ALIRAN PROSES ...................................................................................... 4
1.6 KONSTRUKSI FILTER GAS ................................................................................................ 6
1.7 KONSTRUKSI PENGATUR TEKANAN (PRESSURE CONTROL VALVE-PCV) ... 7
1.8 KONSTRUKSI SISTEM METER .......................................................................................... 8
1.9 KONSTRUKSI SISTEM REGULATOR DAN PENGATUR TEKANAN..................... 8

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 3 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

METER DAN REGULATOR STATION

1.1 TUJUAN

Prosedur ini dibuat sebagai pedoman untuk melakukan inspeksi dalam


pembuatan Meter dan Regulator station untuk industri sesuai dengan standar
spesifikasi yang telah ditentukan.

1.2 RUANG LINGKUP

Prosedur ini mencakup semua kegiatan inspeksi dalam pengadaan Meter dan
Regulator Station.

1.3 REFERENSI

• API Spec 5L : Specification for Line Pipe.


• API Spec 6D : Specification for Pipeline Valves.
• API Std 1104 : Welding of Pipelines and Related Facilities.
• AGA No. 7 : Measurement of Gas by Turbine Meter.
• ASME B 16.5 : Pipe Flanges and Flanged Fitting.
• ASME B31.8 : Gas Transmission and Distribution Piping Systems.

1.4 PEMERIKSAAN SPESIFIKASI KERJA

• Periksa bahwa meter regulator station sudah sesuai dengan tekanan


desain dan mempunyai tingkat akurasi lebih baik dari 1% volume.
• Periksa bahwa meter regulator station sudah sesuai dengan gambar desain
dan mempunyai proses komposisi gas sesuai dengan yang diinginkan.
• Periksa apakah meter regulator station sudah didesain untuk kandungan
kontaminan dari gas.

1.5 DESAIN DAN ALIRAN PROSES

a) Periksa P & ID dari proses dan detail peralatan sudah menunjukkan spesifikasi,
tipe, jenis pekerjaan pipa dan perlengkapan serta identifikasi dari semua
komponen. Periksa gambar P & ID sudah mendapat persetujuan sebelum
dilanjutkan ke desain rinci dan perolehan komponen.
b) Periksa Konfigurasi Umum

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 4 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Stream pada stasiun pengatur tekanan harus dilengkapi dengan fasilitas


aliran cadangan (stand by) yang mempunyai kapasitas dan desain
keseluruhan sama dengan aliran utama.
• Tersedia by pass meter sehingga unit meter dapat dipindahkan dari jalur
utama tanpa menghentikan aliran pasokan gas.
c) Periksa Komponen-komponen aliran:
• Semua sambungan perpipaan didesain dengan velocity maksimum 20
meter/detik untuk gas sebelum filter dan 40 meter/detik untuk gas
sesudah filter pada kondisi sama. Persyaratan ini tidak berlaku untuk tube
meter dan kerangan regulator dimana berlaku spesifikasi pembuat.
• Sambungan pada aliran gas masuk dan keluar harus dipasang insulating
joint untuk mengisolasi secara proteksi katodik yang disegel oleh pabrik
pembuat sebanyak dua unit.
• Valve darurat harus dapat bergerak/beroperasi dengan cepat kurang dari
satu detik untuk mendeteksi kelebihan tekanan di hulu. Semua kerangan
harus dilengkapi dengan sarana mekanis untuk membuka dan terlindung
dari penutupan tidak sengaja karena getaran mesin.
• Gas filter harus didesain dan dibuat sesuai dengan standar ASME VIII atau
BS 5500 atau yang sejenis. Elemen dari filter harus mempunyai pressure
drop tidak lebih dari 0.1 bar dengan ukuran saringan 50 mikron. Pada
aliran utama di dalam filter harus dilengkapi dengan kunci pengaman
untuk penutup yang dapat menutup dengan cepat untuk mencegah
terlepasnya filter akibat tekanan.
• Meter turbine harus merupakan turbin dengan tipe aliran penuh dan
sesuai dengan standar pencatatan aliran gas yang diakui, tube meter yang
di desain khusus, indeks meter integral dan dilengkapi peralatan koreksi
aliran terus-menerus sesuai dengan tekanan dan temperatur standar PGN.
Semua meter dan korektor harus dikalibrasi dan disyahkan oleh Direktorat
Metrologi, Departemen Industri dan Perdagangan.
• Valve pengatur tekanan harus ada di dalam konfigurasi kendali
monitor/aktif dengan ketepatan pengendalian keluar lebih baik dari 5%
dari tekanan setting dalam semua kondisi.
• Masing-masing pengatur tekanan (regulator) harus dilengkapi dengan
relief valve untuk pelepasan ke atmosfir diantara valve regulator aktif dan

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 5 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

check valve yang diukur untuk melepas tidak lebih dari 1% dari kapasitas
aliran regulator.
• Check valve harus bertipe ’Wafer’ dan mampu menahan tekanan balik
sebesar 10 bar untuk item 1,2,3,4 dan 15 bar untuk item 5, dan
mempunyai differential pressure tidak melebihi 0.1 bar.
• Isolasi valve manual harus sesuai dengan spesifikasi API 6D atau
ekivalennya, dan tahan api sesuai dengan API 607 atau ekivalennya.
Semua valve harus diuji coba dengan udara (air seat tested) dan dilengkapi
dengan indikator kedudukannya dan pegangan yang bisa digerakkan
berupa tuas atau setir.
• Aliran regulator isolation valve dan meter dalam satu lubang dengan
ventilasi pada bodinya yang memungkinkan penutupan double block and
bleed. Flow regulator isolation valve dengan diameter nominal 4 inchi atau
lebih harus berupa “trunion mounted ball valve“.
• Sistem listrik yang terpasang pada station meter regulator harus
dioperasikan dengan battery (accu) dengan ketahanan batery lebih dari
dua tahun kondisi operasi normal. Perlengkapan elektronik harus dibuat
sesuai dengan BASEEFA Eex. 1611c T4 (Zone 2) atau standar ekivalen
untuk standar keselamatan pada peralatan yang dioperasikan secara terus-
menerus pada kondisi apapun yang memenuhi IP65 atau ekivalennya.

1.6 KONSTRUKSI FILTER GAS

• Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Filter Gas
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
• Memastikan bahwa ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun
menghasilkan perbedaan tekanan dan ukuran partikel yang terbawa gas
yang akan masuk dalam sistem meter telah sesuai dengan spesifikasi
yang diminta (DP max 15 psi dan partikel max 10 – 50 micron).
• Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos / diverifikasi
oleh PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Tersedianya semua prosedur,
WPS/PQR, sertifikat welder, data engineering design yang diperlukan

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 6 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

(antara lain perhitungan ukuran, kekuatan, dan tebal dinding, sesuai


dengan standar yang belaku).
• Hydrotest Vessel telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang disetujui
dan dihadiri petugas yang bewenang antara lain PGN, PJIT/MIGAS
• Semua instrumentasi yang terpasang di Vessel mempunyai sertifikat dan
telah terpasang dengan baik.
• Pelaksanaan leak test sistem vessel dengan menggunakan Nitrogen atau
udara sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
• Prosedur pelaksanaan purging dan gas in telah disetujui dan diverifikasi ulang
dilapangan sebelum dilaksanakan.

1.7 KONSTRUKSI PENGATUR TEKANAN (PRESSURE CONTROL VALVE-PCV)

• Sistem PCV ini terdiri dari 2 jalur paralel, dengan satu operasi dan satunya
standby.
• Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
• Perakitan di lapangan beserta kalibrasi/ test dilaksanakan oleh petugas
yang telah mempunyai pengalaman cukup baik dalam hal instalasi PCV.
• Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
• Pengetesan/kalibrasi telah sesuai dengan prosedur dan hasilnya
memenuhi standar pabrik pembuat.
• Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai serifikat dan
telah dilakukan fungsional test sebelum leak test.
• Dalam functional test sistem PCV, dilakukan test dengan sistem satu PCV
akan mem-back up satu sama lain secara otomatis dengan hasil yang
baik.
• Test sistem Block Valve, apakah dapat bekerja dengan baik.
• Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
• Sebelum komisioning, sistem PCV harus dilakukan leak test sesuai
prosedur yang telah disetujui.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 7 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.8 KONSTRUKSI SISTEM METER

• Sistem meter harus mendapat izin prinsip dan telah dilakukan Fabrication
Aceptance Test (FAT).
• Pelaksanaan perakitan dilaksanakan oleh Perusahaan Perakit Perekayasa
yang mempunyai ijin yang masih berlaku dari MIGAS.
• Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet, sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
• Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Meter
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
• Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
• Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai sertifikat dan
telah dilakukan fungtional test sebelum leak test.
• Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
• Pelaksanaan leak test sistem meter dengan menggunakan Nitrogen atau udara
sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
• Semua peralatan dan instrument termasuk instrument control dilakukan
Functional test dengan hasil yang baik.
• Purging dengan Nitrogen telah dilakukan sesuai prosedur yang disetujui.
• Site Acceptance Test (SAT) masing-masing meter maupun sistem meter
seri termasuk bypass line telah disetujui.

1.9 KONSTRUKSI SISTEM REGULATOR DAN PENGATUR TEKANAN

• Sistem ini diperlukan jika tekanan outlet dari sistem Pressure Control
Valve masih menghasilkan tekanan minimal jauh di atas tekanan Pipa
konsumen sehingga perlu diturunkan.
• Untuk bab ini lihat Prosedur Sistem Regulator Tekanan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-011 Page 8 of 8

METER DAN REGULATOR STATION


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A15. OFFTAKE STATION

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-012
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 2 of 7

OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

OFFTAKE STATION ........................................................................................................................... 4


1.1 TUJUAN ................................................................................................................................. 4
1.2 RUANG LINGKUP ............................................................................................................... 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.4 UMUM .................................................................................................................................... 4
1.5 KONSTRUKSI PENANGKAP CAIRAN DAN KOTORAN/SLUDGE CUTCHER . 5
1.6 KONSTRUKSI FILTER GAS ................................................................................................ 5
1.7 KONSTRUKSI PENGATUR TEKANAN (PRESSURE CONTROL VALVE-PCV) ... 6
1.8 KONSTRUKSI SISTEM METER .......................................................................................... 7
1.9 KONSTRUKSI SISTEM REGULATOR DAN PENGATUR TEKANAN..................... 7

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 3 of 7

OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

OFFTAKE STATION

1.1 TUJUAN

Tujuan prosedur ini sebagai verifikasi bahwa design engineering dan


konstruksi Offtake Station untuk jaringan distribusi gas, sesuai dengan rencana
dan spesifikasi yang diperlukan serta standar yang berlaku.

1.2 RUANG LINGKUP

Pelaksanaan konstruksi offtake station untuk jaringan pipa distribusi baik untuk
tekanan tinggi maupun tekanan menengah.

1.3 REFERENSI

a) ASME VIII Div I.


b) AGA 3
c) AGA 9
d) ANSI B31.8

1.4 UMUM

a) Perencanaan offtake station harus mencakup:


• Sistem pembersihan/penangkap cairan atau kotoran dari pipa jaringan
transmisi.
• Sistem pengatur (penurunan) tekanan dan safety.
• Sistem filtrasi gas.
• Sistem pengukuran gas (Meter Gas).
• Sistem Meter Regulasi untuk supply gas ke konsumen, jika diperlukan.
b) Hal-hal yang harus diperiksa sebelum memulai pelaksanaan konstruksi Sistem
Offtake Station antara lain:
• Detail gambar konstruksi, plot plan, P&ID, PFD dan prosedur-prosedur,
yang telah disetujui.
• Data sistem operasi Pipa Distribusi Gas, terutama tekanan dan besarnya
aliran dan kondisi gas yang diperlukan pada waktu penyambungan ke
pipa existing.
• Sistem penyambungan ke pipa existing dengan Hot Tapping atau hanya
dengan menyambung ke flange existing yang sudah tersedia.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 4 of 7

OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Jika penyambungan dengan Sistem Pipa Distribusi menggunakan sistem


Hot Tapping, maka prosedur Hot Tapping harus terpisah dari prosedur ini.

1.5 KONSTRUKSI PENANGKAP CAIRAN DAN KOTORAN/SLUDGE


CUTCHER

a) Ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun, besarnya jumlah cairan yang
akan ditangkap, serta ukuran partikel-partikel yang akan terbawa gas setelah
vessel disesuaikan dengan spesifikasi yang diminta.
b) Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos/ diverifikasi oleh
PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Kontraktor harus menyediakan semua
prosedur, WPS/PQR, sertifikat welder, data engineering design yang
diperlukan (antara lain perhitungan - ukuran, kekuatan, tebal dinding, sesuai
dengan standar yang belaku).
c) Hydrotest Vessel telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang disetujui
dan dihadiri petugas yang bewenang antara lain PGN, PJIT/ MIGAS.
d) Pressure safety valve (PSV) telah ditest dan mendapat ijin dari MIGAS
e) Semua instrumentasi yang terpasang di Vessel mempunyai serifikat dan telah
terpasang dengan baik.
f) Pelaksanaan leak test sistem vessel dengan menggunakan Nitrogen atau
udara sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
g) Prosedur pelaksanaan purging dan gas in telah disetujui dan diverifikasi ulang
dilapangan sebelum dilaksanakan.

1.6 KONSTRUKSI FILTER GAS

a) Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Filter Gas
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
b) Memastikan bahwa ukuran dan sistem vessel yang akan dibangun
menghasilkan perbedaan tekanan dan ukuran partikel yang terbawa gas
yang akan masuk dalam sistem meter telah sesuai dengan spesifikasi
yang diminta (DP max 15 psi dan partikel max 10 – 50 micron).
c) Engineering design vessel yang akan dibangun telah lolos/ diverifikasi
oleh PJIT yang ditunjuk oleh MIGAS. Tersedianya semua prosedur, WPS/
PQR, sertifikat welder, data engineering design yang diperlukan (antara

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 5 of 7

OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

lain perhitungan ukuran, kekuatan, dan tebal dinding, sesuai dengan


standar yang belaku).
d) Hydrotest Vessel telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang disetujui dan
dihadiri petugas yang bewenang antara lain PGN, PJIT/ MIGAS
e) Semua instrumentasi yang terpasang di Vessel mempunyai sertifikat dan
telah terpasang dengan baik.
f) Pelaksanaan leak test sistem vessel dengan menggunakan Nitrogen atau udara
sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
g) Prosedur pelaksanaan purging dan gas in telah disetujui dan diverifikasi ulang
dilapangan sebelum dilaksanakan.

1.7 KONSTRUKSI PENGATUR TEKANAN (PRESSURE CONTROL VALVE-PCV)

a) Sistem PCV ini terdiri dari 2 jalur paralel, dengan satu operasi dan satunya
standby.
b) Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
c) Perakitan di lapangan beserta kalibrasi/ test dilaksanakan oleh petugas
yang telah mempunyai pengalaman cukup baik dalam hal instalasi PCV.
d) Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
e) Pengetesan/ kalibrasi telah sesuai dengan prosedur dan hasilnya
memenuhi standar pabrik pembuat.
f) Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai serifikat dan
telah dilakukan fungsional test sebelum leak test.
g) Dalam functional test sistem PCV, dilakukan test dengan sistem satu PCV
akan mem-back up satu sama lain secara otomatis dengan hasil yang
baik.
h) Test sistem Block Valve, apakah dapat bekerja dengan baik.
i) Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
j) Sebelum komisioning, sistem PCV harus dilakukan leak test sesuai
prosedur yang telah disetujui.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 6 of 7

OFFTAKE STATION
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.8 KONSTRUKSI SISTEM METER

a) Sistem meter harus mendapat izin prinsip dan telah dilakukan Fabrication
Aceptance Test (FAT).
b) Pelaksanaan perakitan dilaksanakan oleh Perusahaan Perakit Perekayasa
yang mempunyai ijin yang masih berlaku dari MIGAS.
c) Material yang akan dipasang telah sesuai dengan data sheet, sertifikat
dan spesifikasi yang diminta.
d) Tersedianya semua detail gambar, prosedur dan manual sistem Meter
yang telah disetujui DITJEN MIGAS untuk konstruksi, termasuk
dokumentasi yang diperlukan antara lain sertifikat dan petunjuk
pemasangan dilapangan.
e) Menggunakan peralatan angkat yang memadai, aman dan dalam
kondisi baik pada waktu pemasangan.
f) Semua instrument termasuk instrument kontrol mempunyai sertifikat dan
telah dilakukan fungtional test sebelum leak test.
g) Pipa/spool telah lolos pemeriksaan NDT dan telah dilakukan Hydrotest
tersendiri.
h) Pelaksanaan leak test sistem meter dengan menggunakan Nitrogen atau udara
sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan tidak ada kebocoran.
i) Semua peralatan dan instrument termasuk instrument control dilakukan
Functional test dengan hasil yang baik.
j) Purging dengan Nitrogen telah dilakukan sesuai prosedur yang disetujui.
k) Site Acceptance Test (SAT) masing-masing meter maupun sistem meter
seri termasuk bypass line telah disetujui.

1.9 KONSTRUKSI SISTEM REGULATOR DAN PENGATUR TEKANAN

a) Sistem ini diperlukan jika tekanan outlet dari sistem Pressure Control
Valve masih menghasilkan tekanan minimal jauh di atas tekanan Pipa
konsumen sehingga perlu diturunkan.
b) Untuk bab ini lihat Prosedur Sistem Regulator Tekanan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-012 Page 7 of 7

OFFTAKE STATION
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A16. PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-013
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 2 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL.................................................................................................................. 4


1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP..................................................................................................... 4
1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDAR) ............................................................................................... 4
1.3 KARAKTERISTIK UMUM ....................................................................................................................... 5
1.4 DESAIN ...................................................................................................................................................... 5
1.5 DOKUMENTASI DESAIN ..................................................................................................................... 6

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 3 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL

1.1 TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menentukan dan memastikan


persyaratan standar minimum untuk pipa dan aksesoris material yang akan
digunakan dalam konstruksi pipa saluran onshore.
Prosedur ini mencakup seluruh aktifitas yang berhubungan dengan
persediaan pipa dan aksesoris material untuk saluran pipa onshore Distribusi
gas, yang dimiliki oleh PGN.

1.2 REFERENSI (KODE DAN STANDAR)

Untuk referensi dokumen dari Pipa dan aksesoris material bisa didapatkan
dengan mengikuti kode dan standard:
1. ANSI B16.1 – Cast Iron Pipe Flanged Fitting.
2. ANSI B16.5 – Steel Pipe Flanges and Flanged Fittings.
3. ANSI B16.9 – Factory-made Wroght Steel Butt welding Fittings.
4. ANSI B16.11 – Forged Steel Fittings, Socket Welding and Threaded.
5. ANSI B16.20 – Metallics Gaskets for Pipe Flanges – Ring Joint, Spiral
sound and Jacketed.
6. ANSI B16.21 – Non-metallic Gasket for Pipe Flanges.
7. ANSI B16.34 – Valves – Flanged and Butt welding Ends.
8. API 5L – Specification for Line Pipe.
9. API 6D – Specification for Pipeline Valves.
10. API 600 – Steel Gate Valve, Flange and Butt welding Ends.
11. API 602 – Compact Gate Valves.
12. ASME B31.3 – Chemical Plant and Petroleum Refinery Piping
13. ASME B31.8 – Gas Transmission and Distribution Piping System.
14. MSS-SP-44 – Steel Pipe Line Flanges.
15. MSS-SP-72 – Ball Valves with Flanged or Buttwelding Ends.
16. MSS-SP-75 – Specification for High Test Wrought Welding Fittings.
17. MSS-SP-84 – Valves-Socket Welding and trheaded

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 4 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3 KARAKTERISTIK UMUM

a) Periksa persyaratan dasar untuk pipa dan aksesoris material harus sesuai
dengan persyaratan dari spesifikasi DITJEN MIGAS dan peraturan
pemerintah lokal.
b) Pastikan bahwa semua pipa dan aksesori material sesuai dengan ANSI
B31.8 kecuali persediaan khusus.
c) Pastikan bahwa pipa dibuat sesuai dengan standar API 5L edisi terakhir
dan API 6D untuk valve.
d) Pastikan spesifikasi Pipa digunakan untuk memilih pipa, valve and fitting
sesuai dengan design service dan ANSI pressure class.
e) Pastikan bahwa pipa, valve dan fitting dapat dibeli dan diterima dengan
mill test report dan tanda sesuai standar yang digunakan dan spesifikasi
DITJEN MIGAS.
f) Pastikan bahwa cast iron atau malleable iron tidak digunakan pada proses
hydrocarbon.
g) Pastikan bahwa panjang minimum pipe pup lebih besar dari 150 mm atau
satu diameter pipa.

1.4 DESAIN

a. Pastikan bahwa line sizing memenuhi criteria yang ada di API 5L.
b. Pastikan bahwa actual diameter pipe ends dan body dapat dihitung dari
mengukur keliling, toleransi ukuran dapat dilihat di Appendix table A.
c. Pastikan bahwa material dan tebal pipa dapat dihitung sesuai ASME B31.8
dan berhubungan dengan tabel untuk masing-masing kondisi dan
kebutuhan tekanan.
d. Pastikan komposisi karbon ekivalen dengan analisis produk untuk semua
material dan tidak lebih dari 0.40 persen, kecuali ada persetujuan PGN.
Komposisi karbon dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

CE = C+ Mn/6 + (Cr+Mo+V)/15 + (Ni+Cu)/15


e. Pastikan bahwa mechanical properties requirement tidak boleh di bawah
ketentuan minimum. Lihat Appendix table B.
f. Tes Charpy V-notch sesuai dengan ASTM A370 dapat disesuaikan juga
pada fitting atau flange dengan ANSI 600 dan kondisi gas lebih tinggi.
Tiga ukuran specimen utuh dibutuhkan untuk tiap-tiap tes sebagai notch.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 5 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

g. Pastikan bahwa harga tertinggi disesuaikan dengan spesifikasi material


dari ASTM.
h) Pastikan bahwa kekerasan body base material dan main part dari valve
tidak lebih dari 22 HRC sesuai dengan ASTM E18, atau tidak lebih 248
HV10 sesuai dengan ASTM E92.
i) Pastikan bahwa Emergency Shutdown (ESD) dan Shut down (SD) valve
merupakan weld end valves.
j) Pastikan bahwa ESD mempunyai fire-safe trim dan didisain untuk kondisi
fail-last, remote closed/local closed, local open.
k) Pastikan bahwa piping line identification dapat ditandai untuk nominal
line size, service line number, piping service class and piping pressure
class.
Contoh :
• Nominal Line Size :5
• Service : PL
• Line Number :0001
• Piping Service :A
• Piping Pressure Class : A

Catatan:
Service: BD – Blowdown (contoh)
Piping Service Class: A – Non-Corrosive D – Air, etc
Piping Pressure Class: A ANSI 150 B ANSI 300 C ANSI 600, etc
Facility Designation: 10 Trunkline 24 Offshore.

1.5 DOKUMENTASI DESAIN

Periksa semua dokumentasi disain, minimal sebagai berikut :


a) General arrangement, cross sectional dan detail drawing, dilengkapi
dengan partlist dan penjelasan konstruksi material.
b) Daftar harga dari commissioning spare yang direkomendasikan.
c) Daftar harga dari spare part yang direkomendasikan untuk pelaksanaan
selama dua tahun.
d) Daftar harga untuk peralatan khusus.
e) Pelaksanaan secara manual.5
f) Inspection and Test Plan (ITP).

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 6 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

g) Laporan manufacturing dan Inspeksi.


h) Daftar heat number.
i) Laporan quality control lainnya atau serifikat yang bisa diterima lainnya.
j) DITJEN MIGAS akan menyetempel dan menandatangani dokumen
tersebut untuk persetujuan bagi yang memenuhi persyaratan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-013 Page 7 of 7

PIPA DAN AKSESORIS MATERIAL


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A17. PROSEDUR PENURUNAN PIPA

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-014
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-014 Page 2 of 5

PROSEDUR PENURUNAN PIPA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR PENURUNAN PIPA .................................................................................................... 4


1.1 TUJUAN ................................................................................................................................. 4
1.2 RUANG LINGKUP ............................................................................................................... 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.4 AKTIFITAS PENGECEKAN................................................................................................ 4

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-014 Page 3 of 5

PROSEDUR PENURUNAN PIPA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR PENURUNAN PIPA

1.1 TUJUAN

Pembuatan prosedur ini dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan


penurunan pipa telah sesuai dengan standar dan spesifikasi yang
dipersyaratkan

1.2 RUANG LINGKUP

Memastikan pelaksanaan pekerjaan penurunan pipa untuk mencegah


terjadinya tegangaan berlebih dan kerusakan pada pipa dan lapisan
pelindungnya

1.3 REFERENSI

• API 11117 (Lowering in Service Pipelines)


• Standard Procedure for Construction and Engineering of Natural Gas
Distribution and Transmission Pipeline Onshore

1.4 AKTIFITAS PENGECEKAN

Pengecekan dalam proses penurunan pipa ke dalam lubang galian adalah


sebagai berikut:
a) Peralatan
Hanya sling, sabuk atau cradles yang telah disetujui yang akan
digunakan untuk proses penurunan pipa
b) Verifikasi Jumlah Peralatan
Jumlah peralatan harus mencukupi agar tekanan pipa tetap dalam
kondisi minimum. Jarak maksimum antara dua side boom terdekat
adalah 3 sambungan pipa yang dijajarkan untuk semua ketebalan pipa
c) Minimum Kedalaman Lubang Galian
Minimum kedalaman lubang galian adalah 1 meter dari permukaan atas
pipa. Sedang lebar minimum galian adalah 400 mm lebih dari diameter
luar pipa
d) Lubang Galian
Lubang Galian harus bebas dari material sisa, berbagai macam logam,
ranting, kerikil atau batu-batuan tajam dan material keras lainnya

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-014 Page 4 of 5

PROSEDUR PENURUNAN PIPA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

e) Verifikasi Sertifikat Pengelasan, NDT dan coating


Sudah terdapat sertifikat dari bagian Quality Control tentang semua
pengelasan, NDT dan coating dari pipa yang akan diturunkan
f) Verifikasi Ujung Pipa
Apakah semua ujung pipa yang terbuka telah ditutup dengan penutup
pipa
g) Holiday Test
Dilaksanakan sebelum pipa diturunkan, apabila terjadi kebocoran pada
lapisan coating harus segera diperbaiki
h) Persyaratan Daerah Berbatu
Pada daerah berbatu dan lokasi-lokasi lain dimana material asli bisa
merusak lapisan luar pipa, lapisan pelindung pasir harus dimasukkan ke
dalam dasar parit setiap 6 meter atau kurang dengan ketinggian
minimum 150 mm di atas titik tertinggi dari dasar galian
i) Peletakkan Pipa
Peletakkan pipa harus sesuai dengan bentuk tanah dan tidak boleh ada
tekanan dari luar agar tegangan pipa tetap dalam kondisi minimum
j) Verifikasi Aktifitas Penurunan Pipa
Harus dituangkan dalam bentuk laporan harian dan disiapkan oleh
supervisor
Demikianlah Prosedur Penurunan Pipa ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-014 Page 5 of 5

PROSEDUR PENURUNAN PIPA


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-015
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-015 Page 2 of 6

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI ................................................................................................ 4


1.1 TUJUAN ................................................................................................................................. 4
1.2 RUANG LINGKUP ............................................................................................................... 4
1.3 REFERENSI ............................................................................................................................ 4
1.4 PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI................................................................................. 4
1.4.1 Umum ................................................................................................................... 4
1.4.2 Pengukuran ........................................................................................................ 5
1.4.3 Pemasangan Patok .......................................................................................... 5

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-015 Page 3 of 6

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI

1.1 TUJUAN

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan metode kerja survei ROW
sesuai dengan panjang jalur pipa yang akan dikonstruksi dengan panjang
yang telah ditentukan

1.2 RUANG LINGKUP

Prosedur ini meliputi semua kegiatan survei jalur pipa yang terdiri dari
peninjauan lokasi, identifikasi obstacle, pengukuran dan pematokan.

1.3 REFERENSI

Prosedur ini mengacu kepada dokumen standar survei konstruksi yang dibuat
oleh PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.

1.4 PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI

1.4.1 Umum
Secara umum kegiatan yang dilakukan dalam prosedur survei konstruksi
adalah sebagai berikut:
a) Pemeriksaan Data-data Relevan
Pemeriksaaan ini dilakukan terhadap data-data terkumpul yang relevan
tentang jalur pipa yang akan dibangun
b) Pemeriksaan Perubahan Data
Prosedur ini dilakukan dengan memeriksa data-data perubahan rute
yang terjadi dari posisi sebelumnya
c) Pemeriksaan Data Lainnya
Selain kedua jenis data di atas terdapat data-data lainnya sebagai
berikut:
o Rintangan yang dihadapi dakan pelaksanaan konstruksi:
- Utilitas existing PAM, PLN, Telpon dan instalasi bawah tanah
lainnya.
- Bangunan semi permanen: warung, kios, taman, tempat parkir
dll.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-015 Page 4 of 6

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

o Kondisi dan Keadaan Jalan di Sekitar Jalur Sebelum Penggalian


Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa, mencatat, dan
mempotret hasilnya.
o Lalu Lintas di Sekitar Rencana Jalur Pipa yang Dekat dengan
Perumahan, Pasar dll.
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa dan mencatat hasilnya.
o Jalur Pipa yang Berhubungan Langsung dengan Perlintasan Kereta
Api, Sungai, Jalan dll
Kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa dan mencatat hasilnya.
o Memastikan Semua Hasil Verifikasi di Atas Sudah Mendapat
Persetujuan Ditjen Migas
1.4.2 Pengukuran
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pengukuran:
a) Memastikan Pengukuran Dilakukan dari Titik Awal Pipa Sumber (Pipa
Distribusi PGN) Sampai Titik Lokasi End User
b) Memastikan Pengukuran Menggunakan Alat yang Sudah Mendapat
Persetujuan
1.4.3 Pemasangan Patok
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pemasangan patok:
a) Memastikan Apakah Jalur Digambar Rencana Sesuai dengan Gambar
yang disetujui Pemda
b) Memeriksa Perbedaan Posisi yang Terjadi dan Menyesuaikan dengan
Posisi yang Disepakati
c) Memastikan Posisi Semua Utilitas Lain yang Sudah Terpasang Sejajar
Maupun Menyilang Lebih Dulu Terhadap Jalur Pipa Sudah
Dikoordinasikan dengan Pemda Setempat.
d) Memeriksa Ulang Posisi Tersebut untuk Memastikan Kebenarannya
dengan Menggunakan Alat Bantu Seperti Pipa atau Cable Locator dll.
e) Memastikan Tanda pada Peta Bila Terdapat Informasi Lokasi yang Baru
Mengenai Posisi, Kedalaman dan Jenis Utilitasnya.
f) Memastikan juga Dipasang Patok Baru yang Berbeda Warna di
Lapangan Sebagai Pembeda dengan yang Sudah Ada.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-015 Page 5 of 6

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

g) Memastikan Ukuran Patok 6 x 6 x 60 cm Berwarna Merah yang Berada


pada Aspal dan Badan Jalan.
h) Memeriksa Pemasangan Patok Setiap Interval 50 m.
i) Memeriksa Perubahan Arah yang Terjadi dan Memasang Patok Ukur
Jarak yang Lebih Dekat
j) Memastikan Patok Ukur yang Dipasang Berwarna Merah
k) Memastikan Lokasi Penyebarangan Jalan, Rel Kereta Api, Sungai
Dipasang Patok Berwarna Merah
l) Memeriksa Pemasangan Patok Tersebut pada Dua Lokasi: Awal dan
Akhir Crossing
m) Memeriksa Patok Tersebut Menunjukan “as” dari Saluran Pipa Gas yang
Dipasang
n) Memastikan Dipasang Papan Inspeksi Disetiap 1 km dengan Jarak Pipa
Sesuai dengan Trace Gambar Rencana
o) Memeriksa Angka Identifikasi Patok dari Titik Awal Kerja:
- Contoh Patok: KP 0+100 yang berarti lokasi tersebut 0 km dan
100 m dari titik awal kerja
p) Memastikan Bangunan (Warung, Kios, dll) yang Terkena Jalur pada
Gambar Peta Teridentifikasi.
q) Memastikan Pohon-pohon Pelindung, Taman yang Terkena Jalur pada
Gambar Peta Teridentifikasi
r) Memastikan Pohon-pohon yang Boleh Ditebang Diberi Tanda di Dalam
Peta
s) Memastikan Memberi Tanda di Peta terhadap Jalur Pipa yang Harus
Digeser.
t) Memastikan Beberapa Tempat yang Dianggap Perlu (Tiang Listrik,
Telepon, dll) dicatat dan difoto kondisi awalnya.
u) Memastikan Kondisi Jalan (Aspal, Daerah Milik Jalan, dll) Baik Jumlah
Maupun Kualitasnya (Hotmix, Penetrasi, dll) yang Terkena Jalur Pipa
Dicatat dan Difoto

Demikianlah Prosedur Survei Konstruksi ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dengan sebaik-baiknya.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-015 Page 6 of 6

PROSEDUR SURVEI KONSTRUKSI


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A19. PERSIAPAN DOKUMEN


PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-016
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 2 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI .................... 4


1.1 UMUM ....................................................................................................................................... 4
1.2 PEMBENTUKAN PANITIA ................................................................................................... 5
1.3 PRAKUALIFIKASI .................................................................................................................... 6
1.4 PEMILIHAN KONTRAKTOR PESERTA TENDER ........................................................ 7
1.5 UNDANGAN TENDER ........................................................................................................ 7
1.6 PERSIAPAN DOKUMEN STANDARD OPERATING PROCEDURE......................... 9

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 3 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN


KONSTRUKSI

1.1 UMUM

Tender adalah suatu proses atau cara untuk mendapatkan vendor atau
kontraktor yang akan dipilih sebagai penyedia material maupun pelaksana
pekerjaan yang akan diberikan. Selain beberapa persiapan tender yang harus
dilakukan oleh pemilik proyek, harus juga dipersiapkan dokumen tender yang
terdiri dari:

1. Dokumen persyaratan administrasi yang memberikan batasan secara


administratif yang harus dipenuhi oleh calon peserta tender pengadaan
dan pelaksanaan fisik atau disebut juga Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2. Dokumen persyaratan teknis yang memberikan persyaratan teknis yang


harus dimiliki ataupun harus dipersiapkan dan dilakukan oleh peserta
tender pengadaan dan pelaksanaan fisik

3. Dokumen enjiniring berupa gambar dan rincian material yang diperlukan


sebagai referensi atau gambaran proyek yang akan diberikan atau bisa
disebut Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

4. Dokumen spesifikasi berupa referensi persyaratan teknis yang harus


dipenuhi terkait dengan penyediaan barang/ material ataupun
pelaksanaan pekerjaan fisik.

Dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta dokumen Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) merupakan salah satu produk engineering yang akan dipisahkan
sesuai dokumen ilmu masing-masing. Keseluruhan dokumen tersebut diatas,
akan dibukukan oleh panitia tender, untuk disampaikan kepada peserta
tender pada saat proses pembukaan atau pengambilan dokumen tender.
Dokumen tender tersebut hanya akan diberikan kepada calon peserta tender
yang sudah lulus tahap pra-kualifikasi.

Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam persiapan tender disajikan


dalam diagram alir berikut:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 4 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Persiapan

Pengajuan
Dokumen Pembentukan Panitia Tender
Tender oleh
Peserta Tender :
- Organisasi Penilaian Prakulaifikasi
Perusahaan
Perusahaan
- Kemampuan Pemilihan Peserta tender
Teknis
- Kemampuan
Keuangan Undangan Peserta
- Reputasi
Perusahaan
Aanwizing

Pembukaan Tender

Evaluasi

Pengumuman Pemenang Tender

Gambar 1. Diagram Alir Persiapan Tender

1.2 PEMBENTUKAN PANITIA

Sebelum Tender dilaksanakan, Owner berkewajiban untuk membentuk


Panitia Tender terlebih dahulu. Tujuan dari dibentuknya panitia tender adalah
adanya sebuah team yang khusus bertanggung jawab penuh dan dapat
menjamin keberhasilan atas terselenggaranya tender yang dimaksudkan.

Dari panitia yang terbentuk, team harus membuat sebuah organisasi, susunan
pengurus lengkap dengan pembagian tugas masing –masing personil yang
jelas agar tidak ada pekerjaan yang saling tumpang tindih, dan akhirnya
semua pekerjaan menjadi lancar, efisien dan Tender yang dimaksudkan bisa
berhasil sesuai harapan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 5 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.3 PRAKUALIFIKASI

Prakualifikasi adalah salah satu cara untuk mengetahui dan mendapatkan


data sebuah Perusahaan atau lebih secara mendalam tentang keadaan/
kondisi Kontraktor yang dinominasikan, melalui jawaban Kontraktor dari
daftar isian pertanyaan Owner yang sudah dikirimkan dimana daftar
pertanyaan tersebut sudah diolah dan dipersiapkan oleh Team tender sesuai
kebutuhan evaluasi.

Pada prinsipnya prakualifikasi adalah untuk saringan pertama guna memilih


Kontraktor, yang menurut asumsi awal bahwa Kontraktor yang lulus
prakualifikasi tersebut layak untuk mengikuti tender dan mampu untuk
mengerjakan proyek yang dimaksudkan.

Adapun pertanyaan – pertanyaan yang diberikan ke Kontraktor adalah


meliputi dari beberapa aspek yang meliputi antara lain adalah:

A. Organisasi Perusahaan

Dari organisasi perusahaan yang ada akan bisa dilihat struktur organisasi
yang ada dan siapa saja key person-nya. Dari bentuk organisasinya bisa
dilihat juga bagaimana nantinya Kontraktor tersebut akan menjalankan
proyek.

B. Kemampuan Teknis

Seperti juga tenaga inti (key person), dari jajaran tenaga pendukung
teknik yang ada akan bisa diperkirakan kemampuan secara teknis dari
perusahaan yang bersangkutan.

C. Kemampuan Keuangan

Faktor ini sangat menentukan juga, karena setiap perjalanan proyek


seringkali masalah dana akan menjadi kendala yang cukup berarti. Tanpa
adanya cash flow yang memadai dan atau tanpa adanya back up dana
yang mencukupi perjalanan proyek akan tersendat-sendat lantaran
kekurangan dana.

D. Pengalaman kerja

Pengalaman proyek dari sesuatu perusahaan akan sangat membantu


owner dalam memilih Kontraktor yang paling cocok untuk ditunjuk
sebagai Kontraktor untuk menangani proyek dari owner nantinya. Karena

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 6 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

dari data pengalaman kerja tersebut, akan bisa dilihat apakah perusahaan
tersebut pernah melakukan pekerjaan yang sama. Sehingga dari proses
prakualifikasi tersebut sudah bisa diketahui perusahaan mana saja yang
cocok untuk proyek yang direncanakan owner tersebut.

E. Reputasi Perusahaan

Hal tersebut memang sangat subyektif, namun dari para personnelnya/


key person-nya yang punya nama baik, serta dari penghargaan-
penghargaan yang diterima oleh Kontraktor dari para pemberi tugas dari
proyek-proyek yang pernah ditangani, bisa disimpulkan perusahaan
tersebut punya nama baik atau reputasi dibidangnya sehubungan dengan
pelaksanaan proyek.

1.4 PEMILIHAN KONTRAKTOR PESERTA TENDER

Dari pra-kualifikasi yang dikirim oleh para Kontraktor, tim pelaksana tender
akan melakukan evaluasi dan pencocokan/ verifikasi dari segi administrasi
maupun dari segi kemampuan teknisnya.

Untuk melakukan penilaian yang akurat, dalam hal ini team tender harus
menyiapkan kolom tabulasi yang akan memuat dari semua item yang
ditanyakan, agar bisa dilakukan penilaian dan pembobotan secara
keseluruhan.

Berdasarkan patokan-patokan nilai dan bobot dari masing-masing item yang


sudah tersedia, kemudian team tender bisa memulai melakukan pengisian
nilai dan bobot dari semua item sehingga akhirnya bisa didapat hasil nilai
secara keseluruhan dari masing- masing Kontraktor sehingga bisa diketahui
perusahaan mana yang lolos dan yang mana yang tidak lolos dalam masa
Pra-kualifikasi tersebut.

Dari data penilaian tersebut kemudian team tender bisa memutuskan


Kontraktor dengan cara yang fair/ adil, mana saja Kontraktor yang bisa
diundang untuk mengikuti Pekerjaan Pelelangan proyek yang dimaksudkan.

1.5 UNDANGAN TENDER

Berdasarkan hasil dari prakualifikasi yang telah ditetapkan, kemudian team


tender akan mengirimkan Undangan Pelelangan kepada Kontraktor untuk
berpartisipasi atas rencana pembangunan proyek yang dimaksud.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 7 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Untuk mendapatkan kepastian dari para Kontraktor yang telah diundang, dan
dalam rangka mendapatkan kepastian termaksud, Kontraktor diharuskan
untuk segera mengirimkan kesediannya untuk mengikuti pelelangan tersebut
dalam waktu paling kurang 2 (dua) hari sebelum Pelanggan di laksanakan.

A. Aanwizing
Aanwizing adalah rapat penjelasan pelelangan yang meliputi antara lain
adalah masalah :

a) Masalah Administrasi

b) Masalah Teknik

c) Tanya jawab tentang pelelangan

d) Kunjungan ke site/ lapangan/ lokasi

Diharapkan dengan adanya aanwizing tersebut ada kesamaan pengertian


dari apa yang diharapkan oleh Owner lewat pertemuan panitia tender
dengan para Kontraktor.

Karena dalam aanwizing itu para Kontraktor bisa mengajukan pertanyaan -


pertanyaan baik dari segi administrasi maupun segi teknis yang dipandang
dari sisi Kontraktor masih membutuhkan tambahan penjelasan ataupun
klarifikasi dari Owner.

Dari hasil pelaksanaan rapat aanwizing, panitia tender akan membuat


berita acara aanwizing, dan harus didistribusikan ke para kontraktor
pengikut rapat. Risalah aanwizing tersebut akan mengikat dan merupakan
bagian dalam dokumen kontrak nantinya, untuk kepentingan Kontraktor
dengan pemberi tugas.

B. Pembukaan Tender
Acara pembukaan pada pelelangan terbuka, para Kontraktor diharuskan
memasukkan dokumen proposal tendernya pada hari dan jam yang telah
ditetapkan dalam rapat penjelasan aanwizing.

Pada pembukaan tender termaksud dokumen proposal Kontraktor yang


telah masuk akan dilakukan penelitian atau verifikasi apakah dari masing-
masing pengikut tender tersebut mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

Sesuai kelaziman hanya dari Kontraktor yang lulus secara teknis saja yang
bisa mengikuti pelelangan secara Financial&Commercial dan akan

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 8 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

mengikuti evaluasi yang selanjutnya.

C. Evaluasi
Dalam melakukan penilaian secara teknis maupun commercial, panitia
tender akan menyiapkan penilaian secara angka yang berupa scorring
untuk masing-masing item criteria.

Sebagai contoh, panitia akan memberikan angka 100 (seratus) atau 90


(sembilan puluh)atau 60 (enam puluh) pada masing-masing kriteria sesuai
dengan data yang diperoleh berdasarkan kelengkapan atau kebenaran/
kelayakan (reasonable) datanya.

Dari hasil nilai secara keseluruhan yang di jumlahkan, akan didapat nilai
tertinggi yang akan dipakai sebagai penentu kemenangan atas pelelangan
tersebut.

D. Penentuan Pemenang Tender


Sesuai keterangan tersebut diatas, kemudian panitia tender akan
menentukan siapa Kontraktor yang memenangkan untuk pelaksanaan
proyek tersebut. Kemudian dari penentuan tersebut kemudian Panitia
tender/ pelelangan akan memberitahukan kepada para Kontraktor.

Demikianlah langkah-langkah pelelangan/ tender yang harus dilakukan sampai


dengan Owner mendapatkan dan menentukan pemenang pada pelelangan
termaksud.

1.6 PERSIAPAN DOKUMEN STANDARD OPERATING PROCEDURE

Dokumen Standard Operating Procedure (SOP) merupakan dokumen yang


memberikan persyaratan garis besar pelaksanaan yang harus dipenuhi oleh
Kontraktor maupun oleh pengelola. Secara garis besar ada 2 (dua) SOP yang
akan menjadi acuan :

1. SOP untuk pelaksanaan pekerjaan. SOP ini dipersiapkan setelah


melakukan Construction Planning, mempelajari kondisi wilayah serta
mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan. Didalam SOP pelaksanaan,
memuat juga persyaratan pelaksanaan mulai dari persiapan, sistem
keselamatan yang harus dilakukan, sistem kerja yang akan dilakukan,
pengawasan yang harus diterapkan termasuk juga sistem pengelolaan
buangan konstruksi.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 9 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

2. Sementara itu SOP untuk pengelolaan. SOP ini dipersiapkan berdasarkan


disain proses yang sudah dibuat, sistem distribusi dan kontrol yang
diterapkan baik dari sisi teknis maupun keselamatan lingkungan dan
konsumen.

Prosedur-prosedur yang harus dibuat untuk melaksanakan sebuah proyek


tentunya harus mencakup dari semua lingkup proyek yang dikerjakan.
Kumpulan prosedur kerja yang harus dibuat minimal akan meliputi antara lain
adalah:

1) Prosedur desain engineering


2) Prosedur pengadaaan material
3) Prosedur pelaksanaan konstruksi
4) Prosedure pengawasan proyek
5) Prosedure Pengetesan
Garis besar prosedur kegiatan desain engineering, pengadaaan material,
pelaksanaan konstruksi dan pelaksanaan pengawasan adalah seperti yang
dipaparkan sebagai berikut :

A. Prosedur Desain Engineering


Kegiatan desain engineering pada dasarnya hanya dilakukan di kantor
pusat dan di proyek bilamana diperlukan untuk pekerjaan tertentu yang
muncul akibat perubahan yang ada di lapangan dan mendesak untuk
segera dilaksanakan.

Proses pengerjaan secara bertingkat dari studi awal, merencanakan,


evaluasi, perhitungan sampai menjadi gambar cetak biru, memerlukan
prosedur untuk mengatur dan menentukan format untuk review,
persetujuan (approval) atau sampai produk akhir.

Tanpa adanya prosedur yang tepat dan dapat diverifikasi akan sulit
mendapat hasil yang baik dan menjaga kelancaran pekerjaan agar tidak
terjadi overlapping atau tumpang tindih.

B. Prosedur Pengadaan Material


Penanganan kegiatan pengadaan perlu perhatian yang tidak kalah
pentingnya dengan desain engineering, dikarenakan sifatnya melibatkan
organisasi diluar perusahaan, seperti supplier, manufaktur dan transporter
juga instansi pemerintah (Bea Cukai), sehingga prosedur yang harus

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 10 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

disusun juga mempertimbangkan peraturan-peraturan dan praktek


pekerjaan yang telah ditetapkan.

Untuk itu Kontraktor dalam melakukan pengadaan material proyek, harus


meliputi aktivitas yang diatur dalam pengadaan material diantaranya
adalah harus:

1) Mengajukan daftar supplier yang akan dipakai dalam membantu


pengadaan material proyek termaksud.

2) Mengajukan contoh material yang akan dibeli atau didatangkan.

3) Menyertakan sertifikat, spesifikasi atau bukti lain untuk mendapatkan


persetujuan Owner.

4) Data test laboratorium (bila ada).

C. Prosedur Pelaksanaan Konstruksi


Sifat kegiatan konstruksi yang dominan adalah melibatkan sejumlah besar
tenaga kerja lapangan dengan kecakapan khusus sesuai dengan tugas
mereka masing-masing dan juga melibatkan peralatan mesin-mesin
maupun mesin alat pengangkat.

Dalam melakukan pekerjaan proyek Kontraktor harus membuat


perencanaan yang cukup matang dan detail, sehingga pelaksanaan
proyek akan berjalan sesuai dengan rencana waktu yang direncanakan
dan sesuai dengan kualitas yang dicanangkan dan telah disepakati oleh
Kontraktor.

Untuk merealisasikan target-target tersebut Kontraktor harus meyerahkan


perencanaan project yang lengkap kepada Owner sebelum pekerjaan
dimulai, diantaranya adalah:

1) Organisasi proyek yang dilengkapi dengan penjelasan tugas dari


masing-masing petugas (Job discription) yang akan terlibat dalam
penanganan proyek tersebut.

2) Membuat skedul kerja, S curve dan Bar chart.

3) Membuat metode kerja untuk item-item pekerjaan pokok.

4) Membuat gambar kerja detail untuk pekerjaan yang perlu ketelitian


tertentu.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 11 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

5) Membuat uraian/spesifikasi pekerjaan konstruksi.


6) Membuat prosedure pengetesan.

Diharapkan dengan adanya data tersebut diatas pelaksanaan proyek akan


berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang
memuaskan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-016 Page 12 of 12

PERSIAPAN DOKUMEN PEKERJAAN PENGADAAN DAN KONSTRUKSI


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A20. PERSIAPAN DOKUMEN


RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERIKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-017
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 2 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA ............................................ 4


1.1 UMUM .................................................................................................................................... 4
1.2 BIAYA LANGSUNG ............................................................................................................ 4
1.3 BIAYA TIDAK LANGSUNG............................................................................................. 5
1.4 PERSIAPAN DOKUMEN KONTRAK.............................................................................. 6

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 3 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN


BIAYA

1.1 UMUM

Dokumen ini dalam KAK dikatagorikan dalam Dokumen Ekonomi. Rencana


Anggaran Biaya (RAB) adalah data yang memuat perincian biaya dari masing-
masing jenis pekerjaan, material dan biaya peralatan (biaya langsung) serta
ditambah biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan dalam hubungannya
dengan pelaksanaan proyek.

1.2 BIAYA LANGSUNG

Biaya langsung adalah biaya pemakaian/penggunaan material, peralatan dan


upah kerja dari seluruh item pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan
proyek, yang tersurat dalam kontrak dan sesuai dengan spesifikasi yang ada.

Untuk mendapatkan perincian biaya langsung, langkah-langkah yang harus


dilaksanakan oleh kontraktor diantaranya adalah:

1) Mereview keseluruhan dokumen kontrak, sehingga dalam membuat


anggaran biaya tersebut tidak ada yang tertinggal dan semua pekerjaan
yang akan dilaksanakan sudah sesuai dengan spesifikasi yang ada dan
telah sesuai dengan peraturan-peraturan, code dan standar yang telah
disepakati.

Langkah tersebut mutlak harus dilakukan karena tanpa adanya langkah


ini kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan mungkin saja akan
mengalami ketidak sesuaian pada hasil pekerjaan, yang pada nantinya
akan terjadi adanya biaya tambahan yang semestinya tidak boleh
terjadi.

2) Mempersiapkan Take of Quantity dan Material, atau sering juga disebut


perincian kuantitas/volume pekerjaan dan jenis material yang akan
dilaksanakan.

Untuk pekerjaan pada item ini, kontraktor harus menghitung dengan


ketelitian yang cukup memadai/ akurat, karena biaya langsung tersebut
memiliki porsi yang cukup besar terhadap biaya keseluruhan proyek.

3) Melakukan survey harga maupun minta penawaran dari vendor juga


No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 4 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

kondisi pasar tentang stock material yang ada serta kondisi peralatan
yang akan dibutuhkan, sehingga dalam melakukan perhitungan
anggaran biaya, nantinya kontraktor bisa memastikan harga material
serta harga sewa peralatan yang akan dipakai dalam menyusun anggaran
semuanya telah memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin akan
timbul sepanjang pelaksanaan proyek.

4) Melakukan survey masalah tenaga kerja lokal, terutama untuk tenaga ahli
/ skill, agar nanti dapat direncanakan dengan pasti, dari mana saja
tenaga kerja yang akan kita pakai. Dengan adanya kepastian dari awal
tentang kondisi tenaga kerja yang ada di masing-masing daerah maka
mobilisasi tenaga kerja akan terlaksana dengan baik.

1.3 BIAYA TIDAK LANGSUNG

Biaya tidak langsung adalah komponen dari rencana anggaran biaya (RAB)
yang dialokasikan untuk biaya-biaya sebagai pendukung agar terlaksananya
pelaksanaan proyek.

Pada dasarnya biaya tidak langsung meliputi diantaranya adalah:

1. Biaya Kantor pusat

2. Biaya Kantor Proyek ( Direksi Keet )

3. Biaya Management pelaksanaan proyek,

4. Biaya Pekerjaan sementara proyek.

5. Biaya Mobilisasi dan demobilisasi Tenaga kerja dan Alat.

6. Biaya Operasional proyek

7. Biaya Mess Karyawan dan mess pekerja

8. Biaya Asuransi

9. Biaya perizinan dan Koordinasi.

10. Biaya Kontingensi

11. Biaya Overhead dan Profit

Diharapkan dengan telah terpenuhinya komponen-komponen biaya tersebut


diatas, maka akan tercipta Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang bisa
memenuhi kebutuhan proyek.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 5 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

Dokumen RAB ini akan dijadikan pegangan oleh Pemilik Proyek untuk
menyiapkan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan fisik proyek.

1.4 PERSIAPAN DOKUMEN KONTRAK

Dokumen kontrak yang dimaksudkan disini adalah dokumen kontrak yang


diperlukan untuk kegiatan EPC atau pembangunan fisik jaringan pipa
distribusi gas bumi, yang merupakan tindak lanjut setelah terpilihnya
pemenang tender.

Rancangan kontrak EPC biasanya akan terdiri dari beberapa kelompok


komponen yang berbeda-beda fungsinya. Sebagai ilustrasi, dibawah ini
adalah rancangan kontrak lump sum untuk proyek EPC.

1) Komponen pertama, yang akan berisi pokok- pokok persetujuan (article


of agreement)
2) Komponen kedua, berisi syarat-syarat umum (general agreement)
3) Komponen ketiga, akan memuat syarat-syarat khusus (special agreement)
4) Komponen keempat, biasanya memuat uraian lingkup kerja, spesifikasi
teknik dan gambar design engineering.

Untuk mendapatkan gambaran secara detail, dibawah ini disampaikan


penjelasannya.

A. Komponen pertama

Memuat materi pokok rencana persetujuan antara pemilik dan kontraktor.


Bila telah ditandatangani, akan menjadi inti dari dokumen kontrak. Masalah
yang menyangkut hal-hal komersial dimuat dalam komponen ini.

1) Pernyataan persetujuan kedua belah pihak

2) Harga kontrak.

3) Tanggal mulai berlaku (effective date)

4) Jadwal penyelesaian pembangunan

5) Jaminan pertanggungan.

6) Pajak, asuransi

7) Penghentian pekerjaan

8) Pengurangan dan penambahan pekerjaan.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 6 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

9) Keadaan force majeure (kahar)

10) Pengaturan hak kepemilikan.

11) Persengketaan, arbitrasi.

B. Komponen kedua

Memuat syarat-syarat umum yang memberikan definisi bagaimana


pekerjaan harus dilaksanakan.

Petunjuk dan prosedur meliputi hal-hal seperti berikut:

1) Design engineering

2) Pengadaan material dan jasa

3) Konstruksi dan subkontrak

4) Perencanaan, pengendalian biaya dan jadwal

5) Pengendalian mutu

6) Laporan kemajuan proyek

7) Korespondensi dan sistem arsip

8) Prosedur persetujuan, keuangan dan pembayaran.

9) Penyelesaian dan penutupan proyek.

C. Komponen ketiga

Memuat syarat-syarat khusus seperti berikut:

1) Pengadaan material dan jasa yang ditanggung oleh pemberi tugas


(kalau ada )

2) Lingkup kerja khusus seperti training

3) Kondisi-kondisi lain yang berada di luar komponen kedua yang perlu


diketahui oleh kontraktor.

D. Komponen keempat

Memuat uraian perincian lingkup kerja proyek secara menyeluruh, termasuk


kriteria dan spesifikasi. Dalam spesifikasi dijelaskan segala sesuatu yang tidak
bisa ditunjukkan dalam bentuk gambar, misalnya mutu peralatan yang
diinginkan, kriteria kerja yang dipakai, dan lain-lain yang merupakan
kelengkapan dari gambar, spesifikasi, yang terdiri dari bagian berikut ini:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 7 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1) Rincian lingkup pekerjaan

2) Lingkup kerja disain dan engineering

3) Code dan standar serta satuan ukuran

4) Gambar – gambar yang lengkap dengan keterangan yang cukup


memadai.

Bertitik tolak dari pemikiran bahwa akan banyak dijumpai permasalahan dan
kesulitan dalam proses pelaksanaan kegiatan proyek, yang berarti akan
mempertinggi resiko terhadap kesuksesan proyek, untuk itu kontrak merupakan
hal yang harus diadakan dan harus dibuat selengkap mungkin agar bisa menjadi
pedoman untuk pengendalian dan pedoman pelaksanaan proyek bagi kedua belah
pihak baik bagi kontraktor maupun bagi owner atau pemberi tugas.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-017 Page 8 of 8

PERSIAPAN DOKUMEN RANCANGAN ANGGARAN BIAYA


FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
PT. OPSI MITRA INTEGRITAS

A21. EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE

0 8 NOV ‘11 IFB


REV TANGGAL DESKRIPSI DISIAPKAN DIPERKSA DISETUJUI CLIENT

PENGGUNAAN ATAU PENYALINAN KEMBALI DOKUMEN INI SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
DILARANG KECUALI DENGAN IZIN TERTULIS DARI PEMILIK

JOB NO. P11001

DOCUMENT NO.
FEED DAN DEDC PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI JGB00-ALL-GEN-PCD-018
UNTUK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BOGOR
FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

LEMBAR KONTROL REVISI

REV. NO TANGGAL DESKRIPSI

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 2 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

DAFTAR ISI

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE................................................................... 4


1.1 TUJUAN............................................................................................................... 4
1.2 RUANG LINGKUP .............................................................................................. 4
1.3 REFERENSI DAN DOKUMEN YANG BERKAITAN ....................................... 4
1.4 DEFINISI ............................................................................................................... 4
1.4.1 Control Post (CP) ........................................................................... 4
1.4.2 Emergency Control Centre (ECC) ................................................5
1.4.3 On Scene Commander (OSC) ......................................................5
1.4.4 Emergency Response Team (ERT) ...............................................5
1.4.5 Emergency Team Leader (ETL) ....................................................5
1.5 DETAIL PROSEDUR ........................................................................................... 5
1.5.1 Respon Darurat Secara Umum ....................................................5
1.5.2 Pemberitahuan Keadaan Darurat ...............................................7
1.5.3 Daftar Kontak Darurat ................................................................ 10
1.5.4 Control Post (Cp)......................................................................... 10

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 3 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE

1.1 TUJUAN

Prosedur ini menjamin bahwa situasi darurat di lokasi konstruksi gas di


kabupaten Bogor secara tepat direspon dan ditangani dengan cara yang
aman dan efisien. Selain itu juga menggarisbesari dan mengkordinasi respon
yang dibutuhkan untuk mengkontrol atau meminimasi dampak, yang
mungkin dapat mengakibatkan:

• Kehidupan manusia

• Kontrol jumlah pekerja di area konstruksi

• Lingkungan, Properti, atau Aset

• Citra Perusahaan

1.2 RUANG LINGKUP

Prosedur ini diaplikasikan untuk semua situasi darurat yang berlaku di lokasi
konstruksi gas kota. Semua personel dan kontraktor mematuhi prosedur ini
selama keadaan darurat.

1.3 REFERENSI DAN DOKUMEN YANG BERKAITAN

 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No PER-05/MEN1996, Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

 Keselamatan kerja Pipa Penyaluran Minyak & Gas Bumi, Nomor


300 K/38/M-PE/1997

1.4 DEFINISI

1.4.1 Control Post (CP)


Control Post ditetapkan pada area darurat. CP berfungsi untuk
mengumpulkan Tim Respon Darurat, untuk mendiskusikan dan
menyediakan arahan dan terhadap situasi darurat. Control Post berlokasi
pada jarak yang aman dan juga bertanggung jawab untuk menangani
peralatan, menyediakan perawatan/ pertolongan pertama, penyegaran dan
sebagainya.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 4 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1.4.2 Emergency Control Centre (ECC)


Ruangan yang didesain dalam Construction Office (CO) pada
1.4.3 On Scene Commander (OSC)
Pihak yang bertugas atau Kordinator Komisioning atau Supervisor Pipa Gas
Comisioning atau Supervisor Kompresor, bertanggung jawab dan
mengkordinasi situasi darurat dan menyediakan petunjuk efektif kepada Tim
Respon Darurat. Selain itu mereka juga memberi petunjuk kepada tim
penyelamat pada situasi darurat dan memberi penjelasan singkat mengenai
operasi system transmisi gas.
1.4.4 Emergency Response Team (ERT)
Personel yang telah terlatih pada pemadaman kebakaran dan pertolongan
pertama, menjadi yang pertama menuju tempat kejadian setelah
diinformasikan.
1.4.5 Emergency Team Leader (ETL)
Menjadi pengawas atau manajer konstruksi, yang menjamin ECC dan CO
berfungsi penuh untuk mendukung kelancara konstruksi.

1.5 DETAIL PROSEDUR

1.5.1 Respon Darurat Secara Umum


A. Tingkat darurat dideklarasikan oleh ETL melalui kategori di bawah:

1. Tingkat 1 - Situasi dapat dikontrol oleh ERT di tempat kerja dan


bahayanya tidak mempengaruhi keselamatan fasilitas sekitar, publik, dan
lingkungan. “ Pada lingkup tertentu membutuhkan minimal keterlibatan
tim penyelamat dari Pemada Kebakaran/RS/Puskesmas untuk
meminimasi kerusakan pada fasilitas.

2. Tingkat 2 - “Situasi di luar kontrol ERT dan bantuan dari tim penyelamat
pemerintah diperlukan dan bahaya yang dapat mempengaruhi
keselamatan sekitar, publik, dan lingkungan.”

3. Tingkat 3 - "Ketika kejadian di luar control kapasitas tim konstruksi


bahkan dengan bantuan dari pihak berwenang lokal, organisasi
organisasi pertolongan bersama dan lingkungan sekitar, dan/atau
kejadian yang dapat menyebabkan konsekuensi serius terhadap
fasilitas/pekerja dan pabrik sekitar, public, lingkungan, dan juga potensi

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 5 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

bahaya yang dapat mengganggu citra perusahaan dan opereasi


kedepannya.”

B. Kejadian Melibatkan Perlunya Erp, Contohnya :

1. Pipeline blowouts atau rupture.

2. Kebakaran pada Pipeline.

3. Kerusakan property dengan cedera yang serius atau kematian.

4. Pengeluaran gas yang tidak terkontrol (metering station, block valve,


Compressor station)

5. Kerusakan yang meluas terhadap daratan dan kepada lingkungan,


contoh: banijr, longsor, erosi yang berpengaruh pada fasilitas.

6. Tiap kejadian/kecelakaan yang terjadi disekitar fasilitas DITJEN MIGAS


yang berpotensi menyebabkan bencana besar.

C. Status Keadaan Darurat

Ketika tim darurat (ketua tim) mengumumkan keadaan darurat dan


memberitahukan dengan alarm/sinyal yang ada, diikuti dengan tindakan
awal di tempat secara normal tapi dengan rangkaian tindakan yang cepat:

1. Semua konstruksi berhenti beroperasi, untuk membuat tempat kerja


aman.

2. Semua peralatan harus di shut down untuk menghilangkan setiap


sumber nyala api.

3. Semua pekerjaa panas harus dihentikan.

4. Semua sakelar listrik harus dipotong/ dimatikan (tidak untuk kasus


kebocoran gas).

5. Semua mesin seperti mesin pengelas, generator, peralatan dan


kendaraan berat harus dihentikan.

6. Semua kendaraan ditarik dari jalur jalan dan mematikan mesin sekaligus
mengambil kunci dari percikan api.

7. Supervisor, engineer, mandor dan semua pekerja siap di tempat dengan


kelompoknya untuk menunggu instruksi lebih lanjut di Muster Point
(Assembly Point).

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 6 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

8. Shut down sistem sesuai dengan prosedur operasi.

1.5.2 Pemberitahuan Keadaan Darurat


Jika keadaan darurat di tempat kerja, alarm area kerja harus dibunyikan dan
semua personel harus keluar menuju muster point yang ditetapkan:
PEMBERITAHUAN KEJADIAN / DARURAT
Komunikasi pertama untuk CO berkaitan dengan kejadian.
Semua panggilan dapat dianggap asli dan direspon dengan tepat.
KEPADA SIAPA? PENERIMA PESAN YANG DIHARAPKAN
Orang yang menemukan situasinya. SIAPA? Nama Pemanggil
DIMANA? Lokasi darurat dan lingkungannya
APA? Apa yang terjadi
STATUS? Stuasi kejadian saat itu

A. Kebakaran

Ketika kebakaran terjadi di tempat kerja, yang pertama menemukan harus


mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Membunyikan tanda bahaya

2. Semua orang segera menuju Muster Point atau area aman (di venting point)
dan bersiap menunggu instruksi lebih lanjut dari ETL.

3. ETL akan menginstruksikan semua tim yang bertugas dalam situasi darurat
dan segera secara tepat melalui telepon, radio, atau langsung menuju
kantor.

4. Jika memungkinkan untuk mengatasi kebakaran dengan menggunakan alat


pemadam kebakaran terdekat atau tindakan lain yang tepat, tapi jangan
membahayakan dirinya sendiri.

5. Mengikuti urutan alur komunikasi darurat untuk berkordinasi dengan pihak


lain.

B. Kebocoran Gas / Ledakan

Ketika terjadi kebocoran gas/ ledakan pada tempat kerja, orang yang
menemuka kebocoran/ ledakan harus mengikuti langkah-langkah berikut:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 7 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

1. Membunyikan tanda bahaya

2. Semua aktivitas dihentikan langsung dan semua orang meninggalkan


lokasi menuju Muster Point untuk bersiap dan menunggu instruksi lebih
lanjut dari ETL.

3. ETL akan menginstruksikan semua tim yang bertugas dalam situasi darurat
dan segera secara tepat melalui telepon, radio, atau langsung menuju
kantor.

4. Menjaga jarak aman dari bocoran dengan barikade dan memindahkan


area yang berangin. (Arah angin dengan wind shock).

C. Terpapar Substansi Berbahaya ata Beracun (Odorant)

Odorant merupakan senyawa kimia mudah terbakar, berbau tajam dan dalam
konsentrasi tertentu dapat membahayakan kesehatan dan juga
mengkontaminasi lingkungan.

D. Gempa Bumi dan Banjir


1) Gempa Bumi

Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota, di bawah ini adalah
prosedurnya:

• Semua orang menuju Muster Point atau berada di sebelah meja

• ETL akan memonitor situasi dan mengkontak BMG sesegera mungkin pada
saat yang sama juga mengkontak Manajer Proyek dan Manajer K3PL.

• ETL akan mengkonfirmasi bahwa kejadian benar-benar membutuhkan


penanganan yang spesifik untuk evakuasi personel jika perlu
2) Banjir

Jika kejadian di atas terjadi di area proyek gas kota maka prosedurnya bisa
dilihat di bawah:

• Semua orang menuju tempat yang tinggi

• Semua perangkat listrik harus di shut down jika membahayakan koneksi


listrik.

• Semua dokumen penting diselamtkan ke lokasi aman.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 8 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• ETL akan memonitor situasi pada saat yang sama menghubungi Manajer
Proyek dan Manajer K3PL

• ETL akan mengkonfirmasi bahwa kejadian benar-benar membutuhkan


penanganan yang spesifik untuk evakuasi personel jika perlu.
3) Kerusuhan / Demonstrasi

Tiap pekerja yang mengobservasi sinyal terjadinya demonstrasi harus segera


melaporkan situasinya kepada kepala keamanan. Sinyal yang paling jelas dari
demonstrasi adalah sekelompok orang yang menuju proyek konstruksi gas kota.

Harus merupakan kebijakan di lokasi konstruksi bahwa pekerja tidak diharapkan


untuk mengambil tindakan untuk menghentikan para demonstran. Melaporkan
kejadian dan membiarkan pihak keamanan menanganinya. Tanggung jawab
keamanan adalah untuk menjaga personel dan fasilitas.

Selama mendengar peringatan bahaya, semua pekerja berhenti bekerja,


mengamankan area kerja/peralatan (mengunci peralatan, ruang, dan gedung)
dan pergi menuju Muster Point. Setelah semua personel ditentukan/hadir,
personel menunggu instruksi selanjutnya dari kepala keamanan. Semua
kendaraan diparkir di dekat kantor seaman mungkin.
4) Ancaman Bom

• Semua orang yang menerima ancaman bom langsung memberitahukan


ETL.

• ETL akan menghubungi polisi untuk investigasi area dan mencari sumber
bom tersebut.

• ETL sesegera mungkin melakukan total evakuasi menuju Muster Point


dengan membunyikan alarm.

• ETL mengkordinasikan polisi selama dan sesudah investigasi.

• ETL akan menghubungi Manajer Projek dengan detail berikut:

- Tindakan yanga akan dilakukan

- Kronologi ancaman bom untuk mengetahui dasarnya.

- Pengamanan yang dilakukan segera dengan melibatkan pollisi

• Sesudah kejadian ETL akan menyediakan laporan yang berisi:

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 9 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

- Kronologi ancaman bom

- Proses evakuasi

- Menutup area yang terlibat

- Investigasi bersama polisi

- Laporan investigasi polisi

- Penyiapan sketsa dan foto

E. Cedera

Ketika cedera terjadi, responder pertama menginformasikan supervisor


lapangan dan petugas keselamatan yang bertugas dengan segera dengan
tindakan yang mungkin seperti radio, telepon, atau langsung memberitahu.
Laporan dibuat secara jelas dengan menyediakan nama reporter, lokasi, dan
garis besar investigasi. Tempat terjadinya cedera dijaga untuk investigasi
kecelakaan. Pertolongan pertama harus diberikan pada penanganan orang
terluka, dan berada di bawah kendali paramedis.

1.5.3 Daftar Kontak Darurat


A. CO, GTM, ECC dan MCC harus siap kapanpun dengan nomor kontak
darurat dan alamat commissioning/personel operasi dan tim penyelamat
relevan.

B. CO memperbarui nomor kontak darurat dengan yang terbaru dan


alamatnya juga.

C. CO memperbarui jadwal personel on call untuk memudahkan


emanggilan selama terjadi keadaan darurat.

1.5.4 Control Post (Cp)


A. Perlengkapan :

• Kendaraan dengan radio komunikasi

• Personnel Protective Equipment (PPE)

• Detektor Gas

• Barrier tapes / Traffic Cones

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 10 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE


FRONT END ENGINEERING DESIGN (FEED) DAN DETAIL ENGINEERING DESIGN FOR CONSTRUCTION
(DEDC) PEMBANGUNAN JARINGAN GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA
DI KABUPATEN BOGOR

• Perangkat pertolongan pertama

• Explosion Proof Hand Held Radio / Loud Hailer

• Spark Arrestor

• Explosion Proof Beacon Light / Torch light

Untuk tahap awal keadaan darurat tingkat 1, kendaraan ERT dilengkapi


dengan radio komunikasi bisa dianggap sebagai CP. Jika keadaan darurat
pada tingkat 2 atau 3, ECC menetapkan EC dengan fasilitas yang memadai.

B. Fungsi CP tidak hanya terbatas seperti pada di bawah:

• Mengarahkan control darurat oleh ERT.

• Mengontrol keramaian dan lalu lintas (jika berdekatan dengan akses


jalan raya dan public).

• Memperbarui kejadian darurat (termasuk pembaruan terhadap


kerusakan property dan cedera/kematian)

• Menangani aliran komunikasi (ECC, GTM dan tim penyelamat)

• Mengkontrol dan memonitor logistik atau peralatan yang diterima


dan dikeluarkan.

C. CP menyusun fasilitas pertolongan pertama dan evakuasi medis untuk


membawa orang yang cedera menuju rumah sakit.

No Dok. JGB00 -ALL-GEN-PCD-018 Page 11 of 11

EMERGENCY RESPONSE PROCEDURE

Anda mungkin juga menyukai