Anda di halaman 1dari 3

Pemanfaatan Gas Flare untuk LPG

I. Latar Belakang
Gas Flare adalah gas yang dihasilkan oleh kegiatan eksplorasi dan produksi atau
pengolahan minyak atau gas bumi yang dibakar karena tidak dapat ditangani oleh
fasilitas produksi atau pengolahan yang tersedia sehingga belum termanfaatkan.
Disamping itu volumnya kecil, lokasi yang jauh dari konsumen serta belum tersedianya
infrastruktur seperti jaringan transmisi gas bumi mengakibatkan gas tersebut tidak
dapat dialirkan ke konsumen.
Permen ESDM no Permen ESDM No. 31 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Pembakaran Gas Suar Bakar (Flaring) Pada Kegiatan Usaha Migas, Bab II mengatur
tentang Pembakaran Gas Suar Bakar. KKKS atau pemegang izin usaha pengolahan
dapat melakukan pembakaran gas suar bakar (flaring) jika volume gas suar bakar tidak
melebihi batasan:
a) 3% dari gas umpan (feed gas) untuk lapangan gas bumi.
b) Rata-rata harian dalam 6 bulan sebesar 5 MMSCFD untuk lapangan minyak bumi.
c) 0,3% dari gas bumi intake kilang gas bumi.
d) 0,8% dari minyak bumi intake kilang minyak bumi.
Apabila volume Gas suar bakar melebihi batasan, maka wajib melakukan kajian
optimalisasi pemanfaatan Gas Suar Bakar. Salah satu alternatif pemanfaatan gas flare
adalah dengan membangun kilang mini LPG.

II. Tinjauan Pustaka


Teknologi Kilang LPG
LPG dapat dihasilkan dari pemrosesan crude di kilang minyak dan pemisahan
komponen C3 dan C4 dari gas bumi maupun gas flare. Perolehan LPG dari lapangan
gas bumi sangat tergantung dari komposisi gas alam yang dihasilkan dilapangan
tersebut. Pemisahan C3 dan C4 dari gas bumi merupakan suatu opsi jika terdapat pasar
yang ekonomis untuk produk LPG atau jika kandungan komponen C 3 dan C4 dari gas
bumi tersebut terlalu tinggi sehingga menyebabkan produk akhir gas bumi yang akan
dialirkan melalui pipa mudah mengembun. Pemisahan komponen C 3 dan C4 dapat
dilakukan secara terintegrasi difasilitas pengolahan gas.
Proses Pemisahan komponen C3 dan C4 dari gas bumi dalam teknologi Kilang LPG
yang terintegrasi dalam proses produksi di lapangan gas adalah sebagai berikut:
a) Pemisahan dengan cara penyerapan komponen C 3 dan C4 oleh hidrokarbon cair
ringan, diikuti dengan pemisahan kembali komponen C 3 dan C4 dari hidrokarbon
cair dengan destilasi,
b) Pemisahan dengan cara mendinginkan gas dalam siklus refrigran hingga
dibawah titik embunnya, sehingga gas-gas tersebut tersebut terpisah sebagai
produk cair,
c) Pemisahan dengan cara pendinginan gas, dengan memanfaatkan peristiwa
penurunan temperature gas jika dikurangi tekanannya secara mendadak
sehingga komponen C3 dan C4 mengalami pengembunan,
d) Pemisahan komponen C3 dan C4 dengan menggunakan membrane dengan
ukuran pori sedemikian sehingga komponen yang lebih ringan (komponen C 1
dan C2) mampu menerobos membrane sedangkan komponen LPG tertinggal
(komponen C3 dan C4).

III. Rancangan Kilang LPG


Teknologi ektrasi komponen LPG dari gas flare yang dipilih adalah proses kriogenik
yang banyak diaplikasikan di kilang LPG berbahan bahan baku gas bumi maupun gas
flare. Pada teknologi ini, fraksi LPG dikondensasi dari aliran gas bumi, cairan yang
terpisahkan kemudian difraksionasi untuk memisahkan komponen-komponen LPG.
Diagram alir proses rancangan Kilang LPG sebagai berikut:
1. Kompresi
Gas flare dinaikan tekanan dari 50 psi menjadi sekitas 500 psi. Pemilihan tekanan
operasi 500 psi tersebut berdasarkan kondisi operasi yang umum pada kilang LPG
2. Dehidrasi
Proses dehidrasi adalah untuk mengurangi kandungan airnya, proses tersebut
dilakukan dengan menggunakan larutan Triethylene Glycol (TEG).
3. Pendinginan dam Pemisahan
Prose pendinginan menggunan proses gas heat exchanger serta pendingin luar dengan
menggunakan propane. Gas umpan bertekanan tinggi didinginkan dalam gas/gas heat
exchanger yang memanfaatkan pendingin dari gas produk atas Deethanizer serta gas
dingin dari produk atas cold separatord dialirkan ke dalam gas/liquid heat exchanger.
4. Fraksionasi LPG
Unit fraksionasi terdiri dari deethanizer dan debutanizer. Deethanizer digunakan untuk
memisahkan LPG dari komponen LPG dari komponen yang lebih ringan seperti etana
dan metana, sedangkan debutanizer untuk memisahkan LPG dari komponen yang lebih
berat (C5+).
IV. Keekonomian Kilang LPG
Input analisis keekonomian:
Produk :
LPG (ton per hari) = 73,3
Kondensat (barel per hari) = 207,2
Lean Gas (MMSCFD) = 8,052
Bahan Baku:
Gas Input Volume (MMSCFD) = 10
Gas Output Volume (MMSCFD) = 8,052
Aspek Ekonomi:
Harga Jual LPG (US$/ton) = 500
Harga Jual Kondensat (US$/barel) = 52
Harga Jual Lean Gas (US$/MMBTU) 2,5

Hasil Perhitungan Keekonomian sebagai berikut:


Parameter Hasil
Biaya investasi (US$) 13.735.988
Service Life (tahun) 10
NPV (US$) 43.859.000
IRR (%) 75
POT 1,34

Anda mungkin juga menyukai