Anda di halaman 1dari 7

Makalah Seminar Kerja Praktek

PERKIRAAN KEBUTUHAN DAYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN JUMLAH FLUIDA


DAN PENAMBAHAN FASILITAS PADA HEAVY OIL OPERATION UNIT
Arie Sukma Setya Putra, Abdul Syakur ST, MT.
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Email : remidi_74@yahoo.com
Abstrak
Teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang pesat hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan
tersebut, keberadaan minyak bumi sebagai sumber energi utama belum tergantikan. Sementara, kebutuhan akan
minyak bumi akan terus meningkat di saat ketersediaannya yang semakin terbatas.
Pada sistem produksi di PT. Chevron Pacific Indonesia, kebutuhan daya sangat diperhitungkan karena
peranannya yang sangat fundamental terhadap keberlangsungan siklus produksi. Dalam rangka pelaksanaan
Energy Management yang baik, diperlukan perkiraan kebutuhan daya yang akurat sehingga proses produksi dapat
berlangsung secara tepat, efektif dan efisien. Selain itu juga, kebutuhan daya yang akurat juga sangat diperlukan
agar kebutuhan daya dari Heavy Oil Operation Unit selaku departemen yang menaungi proses produksi dapat
tercukupi sesuai kebutuhannya oleh Departemen Power, Generation, and Transmission (PG&T) selaku penyedia
daya bagi fasilitas di PT. Chevron Pacific Indonesia.
Laporan kerja praktek ini berisi tentang perkiraan kebutuhan daya dengan menggunakan pendekatan
jumlah fluida dan penambahan fasilitas, karena dua aspek ini adalah aspek yang menjadi basis pelaksanaan sistem
produksi minyak mentah di Heavy Oil. Dua aspek ini memiliki pengaruhnya masing-masing terhadap kebutuhan
daya pada proses produksi. Pada laporan ini juga akan dijabarkan mengenai karakteristik dari metode masingmasing, langkah-langkah yang diperlukan, serta hasil dari pelaksanaan metode perkiraan daya tersebut.
Diharapkan hasil dari perkiraan daya ini dapat digunakan sebagai pembanding metode perkiraan kebutuhan daya
yang sudah ada.
Kata kunci : Energy Management, Heavy Oil, perkiraan kebutuhan daya

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Chevron Pacific Indonesia adalah
perusahaan
minyak
yang
memberikan
sumbangan minyak terbesar di Indonesia yang
produksi minyak per harinya bisa mencapai
340.000 barrel per hari. Untuk memenuhi
produksi yang sangat banyak tersebut,
diperlukan konsumsi daya yang sangat besar
untuk dapat menyuplai segala kebutuhan
fasilitas yang ada di Heavy Oil Operation Unit,
antara lain Producer, Automatic Well Test
(AWT), Manual Well Test (MWT), Casing
Vapor Collection (CVC), Central Gathering
Station (CGS), dan Steam Station (SS).
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kebutuhan daya pada Heavy Oil Operation Unit,
antara lain jumlah fluida, jumlah fasilitas yang
menggunakan daya listrik, jumlah fasilitas yang
beroperasi, penambahan atau pengurangan
fasilitas, dll. Karena faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh,
maka
dibutuhkan
Energy
Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

Management yang baik demi mendapatkan


perkiraan kebutuhan daya yang efisien untuk
masa yang akan datang.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini
adalah untuk memprediksi kebutuhan daya di
Heavy Oil Operation Unit untuk beberapa tahun
ke depan, sehingga diharapkan terjadi
keselarasan antara jumlah daya yang disuplai
oleh pembangkit (COGEN) dengan jumlah daya
yang dibutuhkan untuk proses produksi di Heavy
Oil Operation Unit.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas di dalam
Laporan Kerja Praktek ini adalah memprediksi
seberapa besar perkiraan kebutuhan daya pada
sistem produksi di Heavy Oil Operation Unit,
Duri, Riau dalam periode bulan Januari 2009
hingga Agustus 2021.

Metode perkiraan daya yang akan dibahas


hanya 2 (dua) metode, yakni pendekatan jumlah
fluida dan pendekatan penambahan fasilitas.
II. DASAR TEORI
Proses produksi pada PT. Chevron Pacific
Indonesia, Duri adalah proses pengolahan
minyak mentah dari sumur produksi menjadi
minyak dengan standar yang telah ditentukan
yaitu kadar air kurang dari 1%.
Untuk mencapai standar itu banyak tahapan
proses yang harus dilewati di mana proses yang
ada di station-station produksi saling
berhubungan satu sama lain demi mencapai
proses yang efisien, efektif, dan ramah
lingkungan.
2.1 Heat Management
Heat Management adalah pengaturan
jumlah panas yang akan dialirkan ke dalam
reservoir untuk mengoptimalisasi panas yang
dibutuhkan oleh proses produksi.
Konsep dari Heat Management adalah 3R
(Right Steam, Right Place, Right Time), artinya
penggunaan uap yang diinjeksikan ke dalam
reservoir secara tepat waktu, tepat lokasi, dan
tepat sasaran.

Gambar 2.1 Diagram Dasar Heat Management

2.2 Fasilitas Produksi Heavy Oil


2.2.1 Well Test Station
Well Test Station merupakan station antara
sumur produksi dengan CGS di mana
pengetesan sumur produksi dilakukan. Tujuan
dari pengetesan ini untuk mengevaluasi kuantitas
Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

fluida dan performance dari sumur secara


berkelanjutan sejak sumur berproduksi. Selain
itu, Well Test juga berfungsi untuk mengecek
produksi individual tiap sumur, sehingga semua
fasilitas lain seperti CVC, CGS, dll dapat
mengetahui sebab saat terjadinya penurunan
produksi.
Ada 2 macam pengetesan sumur yang
dilakukan di Duri, yaitu Manual Well Test dan
Automatic Well Test.
2.2.2 Casing Vapor Collection (CVC)
CVC merupakan suatu unit produksi yang
umumnya terletak di test station yang berfungsi
mengumpulkan fluida yang tersalurkan melalui
casing line sumur produksi dengan jalur pipa
sendiri. Di mana dalam CVC ini dilakukan
proses pemisahan antara uap cairan gas dan
pasir. Semua fluida yang terproduksi dari casing
line dialirkan ke dalam Casing Vapor Collection
Separator untuk diproses.
2.2.3 Central Gathering Station (CGS)
CGS adalah stasiun pengumpul fluida dari
sumur produksi yang akan bergabung untuk
dipisahkan minyak dan airnya. Fluida yang
diproduksi dari sumur melalui pipa produksi dan
pipa CVC akan bergabung menuju ke CGS
(Central Gathering Station). Di CGS fluida
tersebut akan di proses sebelum disalurkan ke
Dumai untuk dijual.
Proses-proses yang terjadi di CGS meliputi :
1. Pengolahan
minyak
(Oil
Treatment
Process/OTP).
2. Pengolahan
Air
(Water
Treatment
Process/WTP).
3. Slop Oil Plant dan Foul Fluid Production.
4. Condensate Treatment Facilities.
5. Sand Removal Facility (SRF).
2.2.4 Steam Station
Metode peningkatan produksi minyak yang
dilakukan di lapangan Duri menggunakan
penginjeksian uap (steam flooding). Steam
flooding adalah suatu metode untuk mengurangi
viskositas minyak berat. Panas dari injeksi uap
mengurangi viskositas minyak saat uap
mendorong minyak dari sumur injektor ke sumur
produksi. Steam flooding adalah suatu metode
peningkatan perolehan (tertiary recovery).

Untuk memenuhi kebutuhan akan uap panas


(steam) ini, diperlukan suatu sistem pembangkit
uap (steam generator). Steam generator
menghasilkan uap panas yang dibutuhkan untuk
proses produksi. Uap panas yang dihasilkan akan
diinjeksikan ke dalam sumur injeksi (well
injector).

motor sudah mencapai n1, kita kurangi arus


masukan motor sampai nilai TM = TL. Torsi
resultan akan bernilai nol sehingga kecepatan
putar motor di titik n1 tidak akan bertambah
ataupun berkurang lagi.

2.3 Prinsip Kerja Motor Listrik


Seringkali kita temukan motor-motor listrik
digunakan untuk menggerakkan beban mekanis,
seperti generator, pompa, dll. Pada sistem seperti
ini, ada 3 faktor penting yang perlu
dipertimbangkan: torsi yang dihasilkan oleh
motor, torsi yang dibutuhkan oleh beban, dan
kecepatan putar.

Gambar 2.3 Motor Berputar Searah Jarum Jam


TM = TL

Maka, dapat disimpulkan bahwa beban


berpengaruh terhadap arus masukan motor.
Semakin besar bebannya maka torsi TL yang
dihasilkan beban tersebut juga semakin besar,
sehingga torsi TM yang dibutuhkan untuk bisa
memutar shaft juga semakin besar. Untuk
menghasilkan torsi motor TM yang besar maka
diperlukan arus masukan I yang besar pula.
Gambar 2.2 Motor Listrik Dikopel dengan
Beban Mekanis

Misal, kita memiliki sebuah motor listrik


yang dikopel ke beban dengan menggunakan
shaft
(sabuk).
Beban
tersebut
selalu
menghasilkan torsi TL yang konstan, dan
arahnya selalu berlawanan arah jarum jam. Di
sisi lain, motor menghasilkan torsi TM yang
searah dengan jarum jam, dan nilainya dapat
divariasi dengan menambah atau mengurangi
arus masukan I.
Saat motor ini tidak bekerja, maka TM = TL.
Karena nilai torsinya sama dan saling
mengurangi, maka torsi resultan yang bekerja di
shaft adalah nol, sehingga motor tidak berputar.
Misal kita menginginkan motor berputar
searah jarum jam dengan kecepatan n1. Untuk
itu, kita harus menambah arus masukan motor
supaya motor menghasilkan torsi TM yang
nilainya melebihi TL. Torsi resultan pada shaft
akan searah jarum jam sehingga memutar motor
searah jarum jam. Kecepatan motor akan terus
bertambah seiring dengan waktu. Saat kecepatan
Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

III. PERKIRAAN KEBUTUHAN DAYA


PADA HEAVY OIL OPERATION UNIT
3.1 Penggunaan Daya pada Heavy Oil
Operation Unit Saat Ini.
Berdasarkan data penggunaan daya aktual di
Heavy Oil pada periode bulan Januari 2009 Agustus 2013, didapatkan nilainya rata-rata
konsumsi daya per bulannya sangat fluktuatif.
Hal ini terjadi karena konsumsi daya pada
bagian produksi di Duri Field maupun Kulin
juga naik turun. Adapun penyebab naik turunnya
kebutuhan daya ini antara lain karena adanya
sumur yang dimatikan karena sudah tidak
memproduksi lagi, ataupun penambahan fasilitas
tiap tahunnya sebagai pelaksanaan dari Well
Program di Operating Engineering.
Berdasarkan data produksi di Duri Field dan
Kulin, dapat disajikan grafik konsumsi daya di
Heavy Oil pada setiap bulannya, yakni:

kebutuhan daya untuk beberapa tahun ke


depan dengan melihat aspek fluida
berdasarkan data forecast fluida. Faktor
yang digunakan adalah 0,0571. Sehingga,
untuk menentukan perkiraan daya atau daya
forecast
berdasarkan
fluida
dapat
digunakan rumus sebagai berikut:

Dimana, Pforecast = Daya perkiraan (KW)

Gambar 3.1 Grafik Kebutuhan Daya Aktual (KW)


periode Januari 2009 Agustus 2013

3.2 Forecast Kebutuhan Daya pada Heavy Oil


Operation Unit.
3.2.1 Forecast Kebutuhan Daya Berdasarkan
Fluida
Forecast kebutuhan daya berdasarkan
fluida didapat dengan melihat aspek fluida.
Aspek fluida disini sangat penting karena aspek
inilah sangat menentukan jumlah kebutuhan
daya untuk beberapa tahun ke depan.
Pada forecast ini, data fluida dari tahun
2009 digunakan sebagai base data.
Berikut
ini
adalah
langkat-langkah
menentukan
perkiraan
kebutuhan
daya
berdasarkan fluida, yakni:
a. Menentukan nilai daya aktual.
Daya aktual didapat dari membagi
jumlah energi listrik total Heavy Oil per
bulan dengan jumlah jam di tiap bulannya,
berdasarkan rumus:

Dimana, Pactual = Daya aktual (KW)


Sehingga diperoleh nilai daya aktual tiap
bulannya dalam satuan KW.
b.

Menentukan nilai daya forecast.


Daya forecast diperoleh dengan
memperhitungkan faktor Fluid/MW yang
didapatkan berdasarkan perhitungan data
historikal 4 tahun terakhir. Faktor
Fluid/MW adalah faktor yang digunakan
untuk menentukan seberapa besar perkiraan

Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

Dengan menggunakan langkah-langkah


diatas, kita dapatkan data daya aktual (KW) dan
daya forecast (KW) berdasarkan jumlah fluida.
Apabila disajikan dalam grafik, maka didapat
hasil sebagai berikut:

Gambar 3.2 Grafik Perbandingan Daya Aktual, Daya


Forecast dan Fluida hingga Bulan Agustus 2021

3.2.2 Forecast Kebutuhan Daya Berdasarkan


Penambahan Fasilitas
Pada forecast berdasarkan penambahan
fasilitas, konsumsi daya di masa depan dihitung
berdasarkan jumlah mesin-mesin listrik yang
beroperasi dan menjumlahkannya menjadi daya
total. Berikut tahapan dari proses forecast ini :
a. Pengambilan Base Data
Base data merupakan data acuan dimana
data ini dijadikan titik permulaan dari analisa
daya di masa mendatang. Base data digunakan
data Heavy Oil Field Facility List dari
Production and Meaesurement Facility,
Operating Engineering, Maintainance &
Facility, Heavy Oil, PT. Chevron Pacific
Indonesia pada tahun 2009.

Tabel 4.10 Base Data


Bulan

Daya SS
(KW)

Daya
CGS
(KW)

Daya
AWT
&
MWT
(KW)

Jan-09

17,053

18,992

3,118

Daya
Injector

Daya
Producer
(KW)

P total
(KW)

70,482

129,59

Dari tabel di atas terlihat bahwa konsumsi


daya pada Injector adalah nol. Hal ini
dikarenakan pada Injector, energi yang
digunakan dalam proses injeksi uap ke tanah
adalah dengan energi uap tanpa menggunakan
peralatan yang mengkonsumsi daya listrik.
b. Kebutuhan daya Steam Station, CGS,
AWT&MWT, CVC
Untuk Steam Station, CGS, CVC, Injector
daya dalam Kilo Watt (KW) akan bernilai sama
dengan base data karena pada unit-unit tersebut
relatif tidak banyak terjadi penambahan fasiitas.
Hal ini terjadi karena jumlah fluida yang
diproses dalam unit-unit tersebut relatif sama
atau bahkan cenderung berkurang karena adanya
proyek konsolidasi.
Berikut adalah beberapa proyek konsolidasi
yang berdampak berkurangnya besar konsumsi
daya dalam unit tersebut.
Tabel 4.11 Proyek Konsolidasi Heavy Oil
No.

Deskripsi

Konsolidasi
CSS 4C
dan 5A

2
3
4
5

Konsolidasi
CSS-5B
Konsolidasi
CSS-5C
Konsolidasi
CGS 4
Konsolidasi
CGS1

Informasi
Detil
Mematikan
1 Station di
CSS 4C
danCSS 5A
Mematikan
CSS 5 B
Mematikan
CSS 5 C
Mematikan
CGS4
Mematikan
CGS 1

Waktu
Pelaksanaan

Daya
yang
Hilang

Januari 2011

2625 KW

Desember
2012

1446 KW

Juni 2013

1160 KW

Mei 2014

1258 KW

Juni 2018

3925 KW

Meskipun tidak berdampak besar pada total


konsumsi daya, namun proyek-proyek tersebut
secara akumulatif akan menurunkan daya Heavy
Oil.
c. Kebutuhan daya Producer Unit
Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

Berbeda dengan yang lain, pada producer unit


digunakan sebagai variabel kontrol dalam
forecast ini. Berdasarkan base data, producer
mengkonsumsi 47% daya total Heavy Oil.
Pada producer unit, mesin listrik paling vital
digunakan adalah motor listrik sebagai
penggerak pompa angguk. Ada dua jenis motor
listrik yang paling banyak digunakan, yaitu 3
phase induction motor 20 HP dan 30 HP. Dalam
keseluruhan Heavy Oil dapat kita asumsikan
bahwa 50% pompa angguk Heavy Oil
menggunakan motor 20 HP dan 50% yang lain
adalah 30%.
Maka, kita dapatkan nilai daya total untuk
producer dengan rumus:

Atau
Dimana,
P = Daya pada producer unit (KW)
n = jumlah sumur dalam satu bulan
Untuk mengimbangi hasil produksi, jumlah
sumur dari tahun ke tahun akan bertambah
seiring dengan proyek yang direncanakan. Hal
ini mengakibatkan daya pada Producer unit
akan relatif bertambah berdasarkan mesin listrik
yang dioperasikan.
d. Penentuan faktor pengali
Faktor pengali merupakan model yang
digunakan untuk menyeimbangkan antara total
bruto yang nilainya terlalu besar dengan data
actual sehingga didapatkan nilai yang lebih
rasional. Faktor pengali ini juga mendefinisikan
sebagai faktor-faktor luar yang tidak dapat
diperhitungkan dalam forecast agar didapat nilai
yang lebih nyata.
Penentuan faktor pengali didapatkan dengan
membandingkan antara daya aktual (Januari
2013 Agustus 2013) dengan daya bruto Heavy
Oil (Januari 2013 Agustus 2013). Selanjutnya
faktor pengali didapatkan dari rata-rata selama
januari 2013 sampai Agustus 2013.
Daya bruto Heavy Oil didapatkan dari
penjumlahan konsumsi daya dari unit Producer,
AWT&MWT, CVC, CGS dan SS sesuai
persamaan :


Dan data aktual adalah data konsumsi listrik
sampai Agustus 2013 dari PG&T sebagai
department yang mengatur besarnya supply ke
seluruh unit PT. CPI
e. Penentuan Power Forecast
Ini merupakan tahap akhir dari forecast
dimana power forecast didapatkan dari perkalian
faktor pengali dengan total bruto Heavy Oil.
Faktor pengali yang nilainya tetap akan
dijadikan acuan hingga 2021 dengan besaran
yang selalu berubah adalah daya bruto.
Dengan menggunakan langkah-langkah
diatas, kita mendapatkan hasil forecast berupa
grafik perkiraan kebutuhan daya berdasarkan
penambahan fasilitas pada periode Januari 2009
- Agustus 2021 sebagai berikut:

Gambar 3.3 Grafik Perbandingan Daya Aktual dan


Daya Forecast berdasarkan Penambahan Fasilitas
hingga Bulan Agustus 2021

3.3 Perbandiangan Kedua Metode Forecast


3.3.1 Forecast berdasarkan Fluida.
a. Kelebihan.
Relevan dengan teori kerja motor.
Menggunakan faktor rasio berdasarkan

aspek bisnis dan pembagian daya.

Lebih sederhana dalam pembuatan


forecast.
b. Kekurangan.
Tidak memperhitungkan
minimum
current draw dari motor.
Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

Forecast daya hanya berdasarkan


forecast fluida.
Faktor rasio tidak fleksibel.

3.3.2 Forecast berdasarkan Penambahan


Fasilitas.
a. Kelebihan.
Data disajikan lebih detil.
Forecast mudah disesuaikan dengan
kebutuhan.
Disajikan dalam per unit Heavy Oil
Operation.
b. Kekurangan.
Tidak semua motor bekerja pada nilai
ratingnya.
Membutuhkan data yang akurat.
Tidak memperhitungkan fluida sebagai
fungsi beban.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Manajemen
energi
adalah
proses
perencanaan serta operasi dari unit produksi
yang mengkonsumsi energi dengan tujuan
untuk konservasi sumber daya perlindungan
iklim dan penghematan biaya produksi.
2. Forecast kebutuhan daya pada Heavy Oil
Operation PT. Chevron Pacific Indonesia
adalah salah satu bentuk manajemen energi
dimana koordinasi energi listrik dapat
disinergikan antara Power Demand dengan
Power Supply.
3. Forecast kebutuhan daya Heavy Oil
Operation dapat dilakukan dengan dua
metode, yaitu Forecast berdasarkan Fluida
dan Forecast berdasarkan Penambahan
Fasilitas.
4. Forecast
daya
berdasarkan
fluida
merupakan metode forecast dengan
menitikberatkan
pada
ketergantungan
jumlah daya pada besar fluida dan juga
memasukkan faktor Fluid/MW.
5. Pada
forecast
berdasarkan
fluida,
kebutuhan daya di masa depan adalah
identik dengan besar fluida pada masa itu
juga dan akan cenderung turun dari 2014
hingga 2021.
6. Forecast berdasarkan Penambahan Fasilitas
adalah forecast yang menitikberatkan pada
perhitungan daya dari tiap komponen listrik

yang ada dan dihitung berdasarkan nilai


rating motornya.
7. Pada Forecast berdasarkan Penambahan
Fasilitas, kebutuhan daya di masa yang
akan datang adalah cenderung naik pada
setiap tahunnya seiring dengan penambahan
sumur pada Producer Unit.
4.2 Saran
1. Waktu satu bulan merupakan waktu yang
sangat singkat untuk membuat sebuah
program Integrated Production Sistem
Optimization (IPSO) dalam bentuk forecast
kebutuhan daya Heavy Oil Operation
sehingga akan lebih maksimal bila waktu
diperpanjang sesuai yang dibutuhkan.
2. Karena perhitungan sangat bergantung pada
data masukan, maka data diharapkan lebih
update dan akurat sehingga dapat terbentuk
forecast yang lebih presisi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Karrasik, J. Igor and Roy Carter. 1960.
Centrifugal Pumps, Selection, Operation, and
Maintenance. New York : McGraw-Hill.
[2] Mustaqim,
Hanif.
2012.
Condition
Monitoring Turbin Gas di Central Gas Turbin
Power Generation & Trannsmission Duri. Duri :
PT CPI
[3] Ngawir, Wendy. 2011. Critical Surface
Facility MonitoringTest Station 6 Ne Di Pt.
Chevron Pacific Indonesia. Duri : PT. CPI
[4] Team O&TC-Human Resources. 2004.
Dasar-dasar Keselamatan & Operasi. Duri : PT.
Caltex Pacific Indonesia.
[5] Wildi,
Theodore.
2002.
Electrical
Machines, Drives, and Power Systes. Ohio :
Prentice Hall.
[6] http://www.chevron.com/
[7] http://www.yaskawa.com/site/Home.
nsf/home/home.html

Makalah Kerja Praktek PT. Chevron Pacific Indonesia

BIODATA
Arie Sukma Setya Putra
21060110130078
Dilahirkan di Surabaya, Jawa
Timur pada tanggal 3 Januari
1993. Riwayat pendidikan: SD
Negeri Kelapa Dua Wetan 02
Pagi Jakarta Timur, SMP
Negeri 2 Semarang, SMA
Negeri 3 Semarang. Pada
tahun 2010, penulis melanjutkan studi di Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro Semarang, Konsentrasi Ketenagaan
dan sampai saat ini masih menempuh
pendidikan Strata-1 (S-1).
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Abdul Syakur, ST. MT.


NIP. 197204221999031004

Anda mungkin juga menyukai