Anda di halaman 1dari 22

Low Production Rate

Well
Dita Indah Sari
191910801007
Production Rate / Tingkat Produksi

1
Tingkat produksi minyak adalah tingkat per unit waktu di mana minyak
diproduksi di sumur. Produksi minyak diukur dalam barel dan tingkat
produksi dilaporkan dalam barel per hari. Kinerja suatu sumur minyak
dapat diperkirakan dengan indeks produktivitasnya.
2
Selama umur sumur, tingkat produksi minyak mungkin lebih rendah
dari yang diharapkan.

4
Faktor Penyebab Menurunnya Produkti
vitas Sumur

Properties Fluida Komplesi Sumur Formation Damage Umur Sumur

Viskositas fluida besar Ketidaksempurnaan Perusakan/penurunan Hilangnya


Densitas fluida besar yang terjadi pada permeabilitas di sekitar kemampuan fluida
komplesi sumur. Misal daerah lubang bor. untuk naik ke
adanya alat yang tidak permukaan.
berfungsi atau
performanya kurang.
Hydraulic Fracture Acidizing Artificial Lift

Cara Meningkatkan
Produktivitas Sumur
Hydraulic Fracture

Hydraulic fracturing adalah proses membuat rekahan atau jalur


mengalirnya fluida reservoir ke lubang sumur dengan
menginjeksikan frac fluid dengan tekanan diatas tekanan rekah
formasi tersebut. Formasi yang mengalami perekahan, terus
diinjeksikan menggunakan fluida untuk memperlebar rekahan
yang telah terjadi. Rekahan yang terjadi akan diganjal dengan
proppant berupa pasir dengan tujuan agar rekahan tidak akan
menutup kembali.
Acidizing

Acidizing adalah salah satu proses perbaikan terhadap sumur


untuk menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi
dalam upaya peningkatan laju produksi dengan melarutkan
sebagian batuan, dengan demikian akan memperbesar saluran
yang tersedia atau barangkali lebih dari itu membuka saluran
baru sebagai akibat adanya pelarutan atau reaksi antara acid
dengan batuan.

Jenis Acidizing :
1. Matrix Acidizing
2. Acid Fracturing
3. Acid Washing
Matrix Acidizing
Matrix acidizing yang dilakukan pada sandstone dan karbonat menggunakan volume
acid yang relative kecil (100 galon/ft) untuk menghilangkan kerusakan formasi di sekitar
lubang sumur (penetrasi radial 5ft atau lebih). Matrix acidizing dipompakan pada kondisi
tekanan yang cukup rendah untuk mencegah terjadi rekahnya batuan reservoir.

Matrix acidizing diterapkan terutama untuk menghilangkan kerusakan yang disebabkan


oleh pengeboran, penyelesaian, dan pengerjaan ulang cairan dan padatan yang
diendapkan dari air atau minyak yang diproduksi (yaitu, kerak atau parafin ).
Acid Fracturing
Teknik pengasaman ini umumnya hanya digunakan untuk batuan karbonat
(limestone/dolomite). Perbandingannya dengan matrix acidizing, acid fracturing biasanya
membutuhkan lebih banyak jumlah larutan asam untuk dipompakan, dan asam dipompa
dengan kecepatan dan tekanan yang lebih tinggi daripada pemompaan matrix acidizing.
Pada umumnya, dimana area penggunaan matrix acidizing yang bagus, maka
penggunaan acid fracturing akan lebih bagus lagi di area tersebut
Acid Washing
Acid washing merupakan suatu operasi yang didesain untuk mengurangi dan
menghilangkan scale yang terdapat di lubang sumur atau untuk membuka lubang
perforasi yang tersumbat. Acid washing ini akan mengisi asam ke dalam lubang sumur
dan merendamnya (soaking)selama beberapa saat. Asam dalam jumlah dan konsentrasi
tertentu diinjeksikan melalui annulus (metode bullhead) atau diantarkan langsung ke
interval-interval tertentu di lubang sumur (metode coiled tubing), sehingga asam akan
bereaksi dengan endapan scale di sekitar lubang perforasi atau di sekitar lubang sumur.
Untuk penelitian ini, teknik acidizing yang digunakan adalah acid washing
Artificial Lift

Artificial lift merupakan sebuah mekanisme untuk mengangkat


hidrokarbon, umumnya minyak bumi, dari dalam sumur keatas
permukaan. Ini biasanya dikarenakan tekanan reservoirnya
tidak cukup mampu tinggi untuk mendorong minyak sampai ke
atas permukaan maupun tidak ekonomis jika mengalir secara
alami.
Gas Lift
Metode artificial lift di mana gas disuntikkan ke dalam tabung produksi untuk mengurangi
tekanan hidrostatik kolom fluida. Pengurangan yang dihasilkan dalam tekanan lubang
bawah memungkinkan cairan reservoir memasuki lubang sumur pada laju aliran yang
lebih tinggi. Gas injeksi biasanya disampaikan menuruni tubing- casing anulus dan
memasuki jalur produksi melalui serangkaian katup gas-lift. Posisi katup gas lift, tekanan
operasi dan tingkat injeksi gas ditentukan oleh kondisi baik yang spesifik.
Electrical Submersible Pump (ESP) system
ESP adalah pompa sentrifugal yang terdiri dari susunan beberapa stages (tingkat)
dipasang pada poros pompa. Satu stage terdiri dari satu impeller dan satu diffuser. Prinsip
kerja dari pompa ESP ini adalah arus listrik dari transformer disalurkan ke peralatan bawah
permukaan melalui kabel listrik yang di klem pada tubing, dimana motor listrik akan
mengubah arus listrik menjadi energi mekanik yang berputar pada kecepatan relatif
konstan, kemudian memutar pompa (Impeller) melewati poros motor (shaft) yang
disambungkan dengan bagian protector, kemudian energi kinetis fluida diubah menjadi
energi potensial oleh diffuser, sehingga fluida tersebut akan dapat dihisap oleh impeller
pada stage yang berikutnya. Proses ini berlangsung secara terus-menerus hingga stage
terakhir, sehingga fluida akan dapat naik ke permukaan melalui tubing. Setiap tingkat
(stage) yang digunakan akan sangat menentukan besarnya kapasitas produksi
pemompaan.
PC Pump
Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah satu jenis pompa yang digunakan dalam
industri perminyakan sebagai alat pengangkatan buatan. PCP merupakan salah satu
alternatif yang baik untuk pengangkatan buatan karena mempunyai kekompakan dan
efisiensi yang tinggi dengan biaya yang rendah dibandingkan pompa lainnya.
PCP merupakan pompa yang mempunyai prinsip kerja sebagai positive displacement
pump. PCP mempunyai dua komponen utama yang berada dibawah permukaan, yaitu
rotor dan stator. Rotor berbentuk single helix dan berputar dalam stator yang berbentuk
double helix. Rotor tersebut digerakkan oleh rod yang dihubungkan dengan motor yang
berada di permukaan. Perputaran rotor dalam stator akan membentuk rongga yang
seolah–olah bergerak ke atas dengan membawa fluida produksi ke permukaan.
Hydraulic Pump
Hydraulic pumping adalah usaha pengangkatan fluida menggunakan bantuan fluida lain
yang disebut sebagai power fluid. Prinsip dari power fluid ini adalah dengan bantuan
fluida tersebut dapat menggerakkan piston A dan dan piston A akan menggerakkan
piston B. Sedangkan bila power fluid tersebut dipakai untuk mempercepat production
fluid dengan sistem nozzle, maka hal tersebut disebut sebagai jet pumping. Hydroulic
Pump biasanya digunakan pada sumur minyak yang mengandung natural gas. Di sinilah
kelebihan dari hydroulic pump jika dibandingkan dengan pompa angguk ataupun ESP, Ia
bisa meredam natural gas tersebut dengan hidrolik
Beam Pump
Jenis yang paling umum dari artificial lift ini adalah beam pumping yang mana equipment
ini terdiri dari sucker rod string dan sucker rod pum. Pada sumur-sumur onshore, beam
pumping ini juga biasa disebut dengan jack pump atau pompa angguk yang merupakan
metoda artificial lift tradisional dan biasanya digunakan pada sumur dangkal kurang dari
200 meter.

Cara kerja dari beam pumping ini adalah prime mover (biasanya motor listrik) yang
bertindak sebagai sumber penggerak akan menghasilkan gerak rotasi lalu gerakan ini
diubah menjadi gerakan naik turun oleh pumping unit, yaitu pitman dan assembly crank.
Kemudian gerakan naik turun ini akan digunakan oleh horse head untuk menggerakkan
plunger yang berada di dalam sumur. Pada saat Up Stroke, plunger akan bergerak ke
atas dan di bawah plunger terjadi penurunan tekanan sehingga tekanan dasar sumur
akan lebih besar dari tekanan di dalam pompa maka mengakibatkan standing valve
tertutup karena tekanan minyak dalam barrel pompa lebih besar dari tekanan dasar
sumur. Sedangkan, pada bagian atasnya yaitu travelling valve akan terbuka oleh minyak
karena turunnya plunger. Selanjutnya minyak akan masuk ke dalam tubing dan naik ke
atas permukanaan. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang.
LogoType

Studi Kasus
Evaluasi Hasil Aplikasi Hydraulic Fracturing Pada Reservoir
Karbonat Sumur BCN-28 di Struktur APP PT Pertamina EP
Asset 2 Pendopo Field

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PT Pertamina EP dalam rangka Metode yang digunakan untuk
mengoptimalkan produksi melakukan memproduksi minyak pada sumur
berbagai inovasi terhadap sumur di BCN-28 dilakukan inovasi dengan
struktur APP, termasuk salah satunya mengaplikasikan hydraulic fracturing
di sumur BCN-28. Sumur BCN-28 pada reservoir karbonat.
memiliki permeabilitas rendah yaitu 5
mD, cadangan sisa 201 MSTB dengan
tekanan reservoir 1721 sedangkan laju
aktualnya hanya 8 bopd.
Fluida perekah yang digunakan pada stimulasi hydraulic fracturing pada sumur BCN-28 adalah
Spectra Frac 4000, yang merupakan fluida berbahan dasar air. Lapisan BRF merupakan formasi
yang terdiri dari Limestone sehingga fluida perekah yang digunakan itu kompatibel dengan batuan
reservoir, fluida ini juga masih mampu stabil hingga temperatur 350°F. Additive yang ditambahkan
pada fluida perekah ini antara lain, GW-27 sebagai gelling agent, XLW-56 sebagai crosslinker
(fluida perekah masih perlu ditambahkan crosslinker untuk meningkatkan nilai viskositasnya
sehingga mampu membawa proppant pada lokasi yang diinginkan di dalam rekahan dan
menghindari terjadinya settling proppant pada saat pemompaan), breaker berjenis GBW-5
berfungsi memecahkan rantai polymer sehingga viskositas fluida perekah menjadi encer
(viscositasnya turun), surfactant berjenis (berfungsi memperkecil tegangan permukaan, serta
mempermudah terbentuknya rekahan dan juga untuk mencegah terjadinya emulsi), buffers berjenis
BF-7L berfungsi menstabilkan kadar pH dari fluida perekahnya dan berfungsi sebagai bactericides
untuk mengurangi laju pertumbuhan reaksi bakteri serta Clatrol dan KCl sebagai clay stabilizer
untuk menghindari menyebarnya clay pada saat berubahnya tekanan dan temperatur dalam aliran
fracturing fluid.
Hasil

Permeabilitas formasi setelah rekahan :

Geometri rekahan
Permeabilitas rekahan rata-rata Produktivity Index
Analisis Laju Aktual
Thank you

Anda mungkin juga menyukai