Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

FLUIDA RESERVOIR

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN REDWOOD VISCOMETER

Disusun Oleh :

Nama : Dita Indah Sari

Nim : 191910801007

Kelompok/kelas : 12/Teknik Perminyakan

Asisten :-

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
I. Judul
Pengukuran Viskositas Dengan Redwood Viscometer

II. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

- Mengukur viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu


pengaliran (dalam detik).
- Menghitung Viscosity Index (VI) suatu sampel minyak.
III. Tinjauan Pustaka
3.1 Viskositas
Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari
aliran yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viskometer mengukur
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan
itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air).
Dan bila cairan itu mengalir lambat, maka dikatakan cairan itu viskositas tinggi.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung
silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat
digunakan baik untuk cairan maupun gas. Menurut poiseulle, jumlah volume
cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu (Dudgale. 1986).

Viskositas biasanya diterima sebagai “kekentalan” atau penolakan


terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada
aliran dapat dipikir sebagai cara untuk mengukur gesekan fluid. Prinsip dasar
penerapan viskositas digunakan dalama sifat alir zat cair atau rgeologi. Rheologi
merupakan ilmu tentang sifat alir suatu zat. Rheologi terlibat dalam pembuatan,
pengemasan atau pemakaian, konsistensi, stabilitas dan ketersediaan hayati
sediaan (Moechtar, 1990).

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada
gas, hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripadagas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan
turun dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak
terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya
tekanan (Martin, 1993).

Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan


bertambahnya waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui
sewaktu material cetak dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena
viskositas material cetak kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran akan
sama dengan kosistensi regular pada 3 menit (Martin, 1993).
Makin tinggi viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Bila
viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan
justru menurun jika temperatur dinaikkan (Martin, 1993).

Pada hukum aliran viskositas Newton menyatakan hubungan antara gaya-


gaya mekanika dari suatu aliran viskos. Geseran dalam viskositas (fluida) adlah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran
viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang tersebut. Suatu bidang
permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan
permukaan atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan
fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang berkerja pada lapidan fluida
(Dudgale, 1986).

3.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Viskositas

3.2.1 Tekanan

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak
dipengaruhi oleh tekanan.

3.2.2 Temperatur

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan
naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya
memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi
antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.

3.2.3 Kehadiran Zat Lain

Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan


seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin
adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin
maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.

3.2.4 Ukuran dan Berat Molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,
larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran
lambat sehingga viskositas juga tinggi.

3.2.5 Berat Molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak (Bird, 1987).

3.3 Viskositas Dinamik

Viskositas dinamik merupakan suatu sifat fluida yang menghubungkan antara


tegangan geser dengan laju perubahannya. Viskositas dinamik dinotasikan dengan
(η), yaitu sama dengan rasio tegangan geser terhadap kemiringan kecepatan,
sehingga dalam satuan SI dinyatakan dengan N.s/m^2 = kg/m s = Pa s. Satuan cgs
yang setara, dyn.s/cm^2 adalah satuan viskositas yang umum digunakan yang
disebut poise, dimana 1 poise = 0,1 N.s/m^2.

Jika terdapat suatu partikel melingkar dengan jari-jari r, yang diberi gaya F dan
bergerak dengan kecepatan v melalui fluida denganviskositas η, untuk aliran non
turbulen didapatkan suatu hubungan sebagai berikut:

F=6 πμrv

Persamaan di atas disebut sebagai persamaan hukum Stokes. Besaran viskositas η


juga dapat dinyatakan melalui suatu cairan yang melewati tabung kapiler dengan
menggunakan persamaan Poiseuille:

Pπ4r t
μ=
8 VL

dimana, (t) adalah waktu yang dibutuhkan untuk volume cairan (V) mengalir
melewati tabung kapiler dengan panjang (L) dan jari-jari (r) pada tekanan tertentu
(P). Viskositas sebagian besar fluida atau cairan bergantung pada perubahan suhu,
yaitu berkurang dengan bertambahnya suhu. Hal ini berbeda dengan gas, karena
viskositas suatu gas bertambah dengan peningkatan suhu, karena semakin
besarnya aktivitas molekul ketika suhu meningkat (Tis’atul, 2016).

3.4 Viskositas Kinematik

Viskositas kinematik merupakan ukuran kekentalan atau tahanan dalam fluida


untuk mengalir oleh rapat jenisnya sendiri. Jika ditinjau dari sifat fisisnya,
viskositas kinematik juga dapat dikatakan sebagai kemampuan perambatan energi
dalam suatu medium fluida tertentu. Sifat fisis yang ditunjukkan oleh viskositas
kinematik fluida disebabkan oleh proses gerak partikel fluida akibat adanya suatu
gaya yang membuat partikel-partikel fluida tersebut bergerak. Partikel-partikel
yang bergerak merambatkan suatu energi satu sama lain dengan kecepatan
tertentu. Viskositas kinematik dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

μ
v=
rho

dimana, υ adalah viskositas kinematik, dan η adalah viskositas dinamik atau


viskositas absolut. Satuan SI viskositas kinematik dinyatakan dengan m^2/s , atau
biasanya diukur dengan satuan St (Stokes), dimana 1 St = 100 mm^2 /s = 1
cm^2/s (Tis’atul, 2016).

3.5 Hukum Stokes

Hukum Stokes menyatakan bahwa apabila sebuah benda bergerak dengan


kecepatan (v) dalam suatu fluida dengan nilai koefisien viskositas tertentu, benda
tersebut akan mengalami gaya gesek fluida yang disebut gaya stokes (Fs) (Bias
ET al, 2013).
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
- Redwood Viscometer
- Oil cup
- Termometer
- Oil Cup Thermometer
- Flask 50 cc
- Heater
- Picnometer
- Stopwatch
- Sampel crude oil
- Valve
4.2 Skema Kerja

Crude Oil

 dibersihkan oil cup dengan bensin atau eter, lalu dinginkan.


Masukkan sampel ke dalam oil cup sampai batas.
 dipanaskan waterbath sampai beberapa derajat di atas temperatur
percobaan.
 ditempatkan flask di bawah orifice.
 dicatat waktu pengaliran 50 cc sampel dengan membuka valve dan
menjalankan stopwatch apabila temperatur sampel telah konstan
pada temperatur percobaan.
 dimatikan stopwatch bila sampel telah mencapai 50 cc.
 diulangi langkah – langkah di atas bila perubahan temperatur
selama percobaan melebihi 1%.
 diulangi percobaan di atas untuk temperatur 100, 140, 180 dan 210
°F.
 ditentukan SG sampel pada tiap temperatur percobaan tersebut
dengan ometer.

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
5.1.1 Pengukuran densitas dengan picnometer

Tabel 5.1 Hasil Pengukuran densitas picnometer


5.1.2 Pengukuran viskositas kinematik dan dinamis

Tabel 5.2 Hasil Pengukuran viskositas kinematik dan dinamis


5.1.3 Pengukuran Viscosity Index

Gambar 5.1 Hasil Pengukuran Viscosity Index


5.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama, kita menghitung nilai densitas dari Crude oil
menggunakan picnometer. Volume picnometer disini adalah 5 ml. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 5 kali. Uji densitas yang pertama menghasilkan nilai rho
sebesar 0,956, yang kedua 0,958, yang ketiga 0,96 , yang keempat 0,958 dan yang
terakhir 0,956. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan rho rata-ratanya adalah
0,9576. Nilai rho rata-rata ini nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai
viskositas dinamis.
Percobaan yang kedua adalah menghitung viskositas kinematik dan dinamis.
Perhitungan yang pertama adalah viskositas kinematik. Untuk menghitung
viskositas kinematik digunakan rumus :

0,00269 t− ( 1,79t )
0,00269 dan 1,79
Temperatur VS Viskositas didapatkan dari persamaan
Kinemati k konversi viskositas
Viskositas Kinematik

25.000 kinematik pada skala


20.000
15.000 𝑣 (cst) redwood 43<t<100. Dari
10.000
5.000
perhitungan tersebut
0.000 didapatkanlah hasil
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Temperatur
viskositas kinematik dalam
satuan cm²/s selanjutnya
kita konversi satuannya ke
dalam cst dan didapatkan hasil seperti yang ada di tabel 5.2. Dari hasil tersebut
dapat kita gambarkan dalam grafik hubungan antara Temperatur dengan
Viskositas Kinematik.
Gambar 5.2 Grafik hubungan antara temperatur vs viskositas kinematik
Berdasarkan grafik tersebut dapat kita lihat bahwa semakin tinggi temperatur
maka nilai viskositas kinematik semakin rendah.
Selanjutnya, yaitu menghitung viskositas dinamis, awalnya menghitung viskositas
dinamis dalam satuan gr/cm.s dengan membagi viskositas kinematik (cm²/s)
dengan densitas dan akan didapatkan hasil seperti pada tabel 5.2. Selanjutnya
viskositas dinamis (gr/cm.s) dikonversi ke cp dan didapatkan hasil seperti pada
tabel 5.2. Dari hasil tersebut dapat kita gambarkan dalam grafik hubungan antara
Temperatur dengan Viskositas Dinamis.
Gambar 5.3 Grafik
Temperatur VS Viskositas Dinamis hubungan antara
25.000 temperatur vs viskositas
VISKOSITAS DINAMIS

20.000 dinamis
15.000
Berdasarkan grafik
10.000
tersebut dapat kita lihat
5.000
bahwa semakin tinggi
0.000
0 1 2 3 4 5 6 7 temperatur maka nilai
TEMPERATUR viskositas dinamis akan
semakin kecil.
𝜇 (cp)
Dari kedua data diatas
dapat disimpulkan
bahwa semakin tinggi temperatur maka nilai viskositas akan semakin kecil. Hal
ini sudah sesuai dengan teori yang mengatakan Jika suhu naik maka viskositas
akan turun dan begitu pula sebaliknya (Sani, 2010). Menurut Lumbantoruan dan
Yulianti (2016), suhu berhubungan erat dengan viskositas dimana semakin tinggi
suhu maka semakin kecil nilai viskositas.
Percobaan yang ketiga yaitu menghitung Viscosity Index. Persamaan Viscosity
Index yang digunakan adalah :
( antilogN ) −1
VI = +100
0,00715
Dan dari persamaan tersebut diperoleh hasil yang tertera pada gambar 5.1. Nilai H
diperoleh dari tabel ASTM D 2270-04 Standard Practice for Calculating Viscosity
Index from Kinematic Viscosity at 40 and 100°C. Viscosity index ini digunakan
sebagai dasar dalam menentukan karakteristik kekentalan fluida berhubungan
dengan perubahan temperatur.
VI. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
 Hubungan antara Viskositas dengan Temperatur adalah berbanding
terbalik. Apabila temperatur tinggi maka nilai viskositas kecil begitupun
sebaliknya.
 Nilai Viscosity Index yang didapatkan adalah 435,81 yang artinya nilai
viskositas tidak mudah terpengaruh dengan adanya perubahan temperatur.
Karena semakin besar nilai VI maka viskositas tidak akan mudah
terpengaruh temperatur begitupun sebaliknya.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini adalah :
Sebaiknya saat melakukan praktikum berhati-hati dan lebih teliti agar hasil
pengukuran lebih akurat. Lebih teliti lagi saat melihat tabel ASTM D 2270-04
Standard Practice for Calculating Viscosity Index from Kinematic Viscosity at 40
and 100°C.
Daftar Pustaka
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia
Dudgale. 1986. Mekanika Fluida Edisi 3. Jakarta : Erlangga
Lumbantoruan, P., dan E. Yulianti. 2016. Pengaruh suhu terhadap viskositas
minyak pelumas (oli). Sainmatika. 13(2): 26-34
Lutfiah, T. A. (2016). Investigasi Viskositas Kinematik dan Konstanta Dielektrik
Minyak Transformator Berdasarkan Perbedaan Warna.
Martin, A. 1993. Farmasi Fisika, edisi II, Jilid 3. Jakarta: UI Press.
Moechtar. 1990. farmasi fisik. Yogyakarta : UGM-press.
Putri, B. M., Putri, S. O., Muchtadi, F. I., & Mukhlish, F. (2015). Pembuatan
Prototipe Viskometer Bola Jatuh Menggunakan Sensor Magnet dan Bola
Magnet. Jurnal Otomasi, Kontrol & Instrumentasi, 5(2), 101.
Sani. 2010. Pengaruh Pelarut Phenol Pada Reklamasi Minyak Pelumas.
UnesaUniversity Press.
LAMPIRAN
Perhitungan terlampir di Excel.

Anda mungkin juga menyukai