Praktikum ke: 2
Hari Tanggal praktikum: Kamis, 1 oktober 2015
Tujuan:
1.Menentukan viskositas cairan dengan metode oswald
2.mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
Dasar Teori
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks
hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju
aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan
salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk
cairan maupun gas (Bird, 1993).
Viskositas adalah indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat
diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk
silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu zat. Jumlah
volume cairan yang mengalir melalui pipa per satuan waktu.
Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperature, maka
viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan.
Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kelebihan dari viskositas akan
meningkat dengan makin tingginya temperature (Bird,1993).
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan
sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya 10 cm3, bergantung pada
ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan kemudian dihisap
melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan cairan lebih
tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika
permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan
dan ketika cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi
waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat
ditentukan. Tekanan merupakan perbedaan antara kedua ujung pipa U
dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis cairan
(Respati,1981).
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya
air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir,
contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan
dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada
minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng
yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan
lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan
kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan
dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada
suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai
makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume
tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaanperbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a.
Etanol (C2H5OH)
Etanol adalah senyawa dengan formula (C2H5OH). Etanol berwujud cair,
tidak berwarna, larut dicampir dalam air, eter, kloroform dan aseton.
Etanol digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut organik, produk yang
komersial mengandung sekitar 95,96% etanol (Basri, 2003).
Kloroform ( CHCl3)
Nama sistematiknya adalah triklorometana. Zat cair yang tidak berwarna,
berbau harum dan beracun. Larut dalam alkohol,benzena dan air. Memiliki
titik leleh -65,3 0C, titik didih 61 0C. Kloroform merupakan arsenik yang
ampuh tetapi dapat merusak hati. Cara penangannya adalah dianjurkan
memakai masker dan sarung tangan dalam pemakaian kloroform karena
kloroform berbau tajam yang dapat merusak hati (Basri, 2003: Daintith,
1994).
Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah ball filler, botol
semprot 500 ml 1 buah, erlenmeyer 50 ml 1 buah, gelas beaker 5 buah,
klem oswald 1 buah, piknometer 25 ml 1 buah, pipet ukur 10 ml 2 buah,
stopwatch 1 set, termometer termostat 1 set, viskometer oswald dan
termostat.
2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol,
aquades, aseton, kloroform dan toluena.
Cara Kerja
1. menentukan rapat massa larutan
Piknometer dibersihkan kemudian ditimbang berat pikno kosong.
Larutan yg akan di uji ditambahkan kedalamnya lalu ditimbang beratnya,
hasil penimbangan dicatat.
2. menentukan viskositas larutan
Viskometer oswald dibersihkan. Viskometer di pasang di statif
secara vertikal. Sejumlah larutan tertentu dipipet sebanyak 15mL. Pada
salah satu lubang yg paling kecil dipasang filler. Larutan dipipet sampai
melebihi btas atas. Stopwatch disiapkan, ketika filler dilepas dan melalui
batas atas, stopwatch dinyalakan. Hentikan stopwatch ketika melewati
batas bawah. Catat waktu yang di butuhkan untuk melewati batas bawah.
Prosedur diulang untuk larutan aseton, kloroform, toluen, air, dan alkohol.
Hasil pengamatan
Wpikno kosong 25 mL = 19,27 gr
Data literatur massa jenis dan viskositas
Suhu
Massa jenis ()
Viskositas
(C)
30
35
40
45
(g/mL)
0,99646
0,99410
0,99220
0,99020
() (kg/ms)
0,8010
0,7295
0,6580
0,6055
45
Wpikno+air
Wpikno+tolue
45,27
40,91
45,23
40,84
45,18
40,75
45,12
40,55
na
Wpikno+aseto
39,98
39,95
39,92
39,84
n
Wpikno+alkoh
41,52
41,43
41,41
41,35
ol
Wpikno+klorof
57,24
57,21
57,16
57,11
orm
2.tabel kecepatan larutan mengalir
Sampel
Wpiknometer
30
0,92 s
0,92 s
0,75 s
0,66 s
0,50 s
Air
Toluena
Aseton
Alkohol
kloroform
Perhitungan
1. Vpikno pada suhu 30, 35, 40, dan 45
Vpikno X 0 C=
Vpikno 300 C=
( 45,27 g )19,27 g
26 g
=
=26,0924 mL
gr
gr
0,99646
0,99646
mL
mL
Vpikno 350 C=
( 45,23 g )19,27 g
25,96 g
=
=26,1141 mL
gr
gr
0,99410
0,99410
mL
mL
Vpikno 40 0 C=
( 45,18 g )19,27 g
25,61 g
=
=26,1137mL
gr
gr
0,99220
0,99220
mL
mL
Vpikno 45 0 C=
( 45,12 g )19,27 g
25,85 g
=
=26,1058 mL
gr
gr
0,99020
0,99020
mL
mL
45
0,72 s
1,10 s
0,52 s
0,62 s
0,47 s
larutan=
a. Larutan Toluena
30 C=
( 40,91 g ) 19,27 g
21,64 g
g
=
=0,8294
26,0924 mL
26,0924 mL
mL
350 C=
( 40,84 g )19,27 g
21,57 g
g
=
=0,8250
26,1141 mL
26,1141 mL
mL
40 C=
( 40,75 g )19,27 g
21,48 g
g
=
=0,8226
26,1137 mL
26,1127 mL
mL
45 0 C=
( 40,55 g )19,27 g
21,28 g
g
=
=0,8151
26,1058 mL
26,1058 mL
mL
b. Larutan aseton
30 C=
( 39,98 g )19,27 g
20,71 g
g
=
=0,7937
26,0924 mL
26,0924 mL
mL
350 C=
( 39, 95 g )19,27 g
20,68 g
g
=
=0,7919
26,1141 mL
26,1141 mL
mL
40 C=
( 39,92 g ) 19,27 g
20,65 g
g
=
=0,7908
26,1137 mL
26,1127 mL
mL
45 0 C=
( 39,84 g )19,27 g
20,57 g
g
=
=0,7879
26,1058 mL
26,1058 mL
mL
c. Larutan alkohol
30 C=
( 41,52 g ) 19,27 g
22,25 g
g
=
=0,8527
26,0924 mL
26,0924 mL
mL
350 C=
( 41,43 g )19,27 g
22,16 g
g
=
=0,8486
26,1141 mL
26,1141 mL
mL
40 C=
( 41,41 g )19,27 g
22,14 g
g
=
=0,8476
26,1137 mL
26,1127 mL
mL
45 0 C=
( 41,35 g )19,27 g
22,08 g
g
=
=0,8458
26,1058 mL
26,1058 mL
mL
d. Larutan Kloroform
300 C=
( 57,24 g ) 19,27 g
37,97 g
g
=
=1,4552
26,0924 mL
26,0924 mL
mL
35 C=
( 57,21 g )19,27 g
37,94 g
g
=
=1,4529
26,1141 mL
26,1141 mL
mL
40 0 C=
( 57,16 g )19,27 g
37,89 g
g
=
=1,4510
26,1137 mL
26,1127 mL
mL
45 C=
( 57,11 g )19,27 g
37,84 g
g
=
=1,4495
26,1058 mL
26,1058mL
mL
t.
t .
a. Larutan Toluena
gr
kg
mL
kg 0,7548 0,6046 kg
kg
pada 30 =0,8010
=0,8010
=
=0,6595
ms
gr
ms 0,9167 0,9167 ms
ms
0,92 s .0,99646
mL
0,91 s .0,8294
gr
kg
mL
kg 0,8095 0,5905 kg
kg
pada 35 =0,7295
=0,7295
=
=0,6828
ms
gr
ms 0,8649 0,8649 ms
ms
0,87 s .0,99410
mL
0,98 s .0,8260
kg
pada 40 =0,6580
ms
gr
mL
kg 0,8226 0,5413 kg
kg
=0,6580
=
=0,6906
gr
ms 0,7838 0,7838 ms
ms
0,79 s .0,99220
mL
1,00 s .0,8226
gr
kg
mL
kg 0,8966 0,5429 kg
kg
pada 45 =0,6055
=0,6055
=
=0,7615
ms
gr
ms 0,7129 0,7129 ms
ms
0,72 s .0,99020
mL
1,10 s . 0,8151
b. Larutan aseton
gr
kg
mL
kg 0,5953 0,4768 kg
kg
pada 30 =0,8010
=0,8010
=
=0,5202
ms
gr
ms 0,9167 0,9167 ms
ms
0,92 s .0,99646
mL
0,75 s .0,7937
gr
kg
mL
kg 0,4910 0,3582 kg
kg
pada 35 =0,7295
=0,7295
=
=0,4142
ms
gr
ms 0,8649 0,8649 ms
ms
0,87 s .0,99410
mL
0,62 s . 0,7919
kg
pada 40 =0,6580
ms
gr
mL
kg 0,4666 0,3070 kg
kg
=0,6580
=
=0,3912
gr
ms 0,7838 0,7838 ms
ms
0,79 s .0,99220
mL
0,59 s .0,7908
gr
kg
mL
kg 0,4097 0,2481 kg
kg
pada 45 =0,6055
=0,6055
=
=0,3480
ms
gr
ms 0,7129 0,7129 ms
ms
0,72 s .0,99020
mL
0,52 s . 0,7879
c.larutan alkohol
gr
kg
mL
kg 0,6395 0,5123 kg
kg
pada 30 =0,8010
=0,8010
=
=0,5588
ms
gr
ms 0,9167 0,9167 ms
ms
0,92 s .0,99646
mL
0,75 s .0,8527
gr
kg
mL
kg 0,5261 0,3838 kg
kg
pada 35 =0,7295
=0,7295
=
=0,4438
ms
gr
ms 0,8649 0,8649 ms
ms
0,87 s .0,99410
mL
0,62 s . 0,8486
kg
pada 40 =0,6580
ms
gr
mL
kg 0,5002 0,3291 kg
kg
=0,6580
=
=0,4199
gr
ms 0,7838 0,7838 ms
ms
0,79 s .0,99220
mL
0,59 s .0,8478
gr
kg
mL
kg 0,4398 0,2663 kg
kg
pada 45 =0,6055
=0,6055
=
=0,3736
ms
gr
ms 0,7129 0,7129 ms
ms
0,72 s .0,99020
mL
0,52 s .0,8458
d. larutan kloroform
gr
kg
mL
kg 0,7276 0,5828 kg
kg
pada 30 =0,8010
=0,8010
=
=0,6358
ms
gr
ms 0,9167 0,9167 ms
ms
0,92 s .0,99646
mL
0,50 s .1,4552
gr
kg
mL
kg 0,6974 0,5087 kg
kg
pada 35 =0,7295
=0,7295
=
=0,5882
ms
gr
ms 0,8649 0,8649 ms
ms
0,87 s .0,99410
mL
0,48 s .1,4529
kg
pada 40 =0,6580
ms
gr
mL
kg 0,7110 0,4678 kg
kg
=0,6580
=
=0,5969
gr
ms 0,7838 0,7838 ms
ms
0,79 s .0,99220
mL
0,49 s .1,4510
gr
kg
mL
kg 0,6813 0,4125 kg
kg
pada 45 =0,6055
=0,6055
=
=0,5786
ms
gr
ms 0,7129 0,7129 ms
ms
0,72 s .0,99020
mL
0,47 s . 1,4495
Tabel Pengamatan
1. Tabel massa jenis ()
Suh
u (T)
30C
35C
40C
45C
(g/mL)
air
toluena
aseton
alkohol
Klorofor
0,99646
0,99410
0,99220
0,99020
0,8294
0,8260
0,8226
0,8151
0,7937
0,7919
0,7908
0,7879
0,8527
0,8486
0,8478
0,8458
m
1,4552
1,4529
1,4510
1,4495
2. Tabel viskositas ()
Suhu (T)
30C
35C
40C
45C
(kg/ms)
Air
0,8010
0,7295
0,6580
0,6055
Toluena
0,6595
0,6828
0,6906
0,7615
Aseton
0,5202
0,4142
0,3912
0,3480
alkohol
0,5588
0,4438
0,4199
0,3736
Kloroform
0,6358
0,5882
0,5969
0,5786
1/T
30C
35C
40C
45C
0,0333
0,0286
0,0250
0,0222
Log
Toluena
-0,1808
-0,1657
-0,1608
-0,1183
aseton
-0,2838
-0,3828
-0,4076
-0,4584
alkohol
-0,2527
-0,3528
-0,3769
-0,4276
log
Y=0,019x-0,204
=-0,204
Log A=-0,204
A=0,8155
Ambang aliran (E)
m=
E
R
-E= m . R
-E=0,019 . -0,204
E=3,876x10-3
kloroform
-0,1967
-0,2305
-0,2241
-0,2376
Log
-0.3
y= -0,054x - 0,246
=-0,246
Log A=-0,246
A=0,7819
Ambang aliran (E)
m=
E
R
-E= m . R
-E=-0,054 . -0,246
E=-0,0133
Log
-0.3
y= -0,067x - 0,199
=-0,199
Log A=-0,199
A=0,8195
Ambang aliran (E)
m=
E
R
-E= m . R
-E=-0,067 . -0,199
E=-0,0133
Log
-0.15
Linear (Grafik
-0.2 hubungan Log terhadap 1/T pada Kloroform)
f(x) = - 0.01x - 0.19
-0.25 R = 0.7
1/T
y= -0,011x - 0,193
=-0,193
Log A=-0,193
A=0,8245
Ambang aliran (E)
m=
E
R
-E= m . R
-E=-0,011 . -0,193
E=-2,123x10-3
1/
Aseto Alkoh
Klorofor
30C
a
1,2057
n
1,259
ol
1,172
35C
1,2107
9
1,262
40C
1,2157
1,2268
45C
Toluen
1/
Aseto Alkoh
Klorofor
m
0,6872
a
1,5163
n
1,922
ol
1,789
m
1,5728
7
1,178
0,6883
1,4646
3
2,414
6
2,253
1,7001
8
1,264
4
1,179
0,6892
1,4480
3
2,556
3
2,381
1,6753
5
1,269
5
1,182
1,3132
2
2,873
5
2,676
1,7283
0,6899
1/
1.55
1.5
1.45
1.4
1.35
1.3
1.25
1.2
1/
y = -0,062x + 1,592
y=b ; c=m
b=1,592 ; c=-0,062
1/
1.5
1
0.5
0
1.2598999999999994
1.2645
1/
y = 0,299x + 1,692
y=b ; c=m
b=1,692 ; c=0,299
1.5
1/
1
0.5
0
1.1727000000000001
1/
y = 0,279x + 1,577
y=b ; c=m
b=1,577 ; c=0,279
1.1795
1/
1.75
1.7
1.65
1.6
1.55
1.5
1.45
1/
y = 0,044x + 1,558
y=b ; c=m
b=1,558 ; c=0,044
Pembahasan
Viskositas merupakan suatu ukuran yang menentukan kekentalan suatu
cairan. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan dengan
kecepatan aliran cairan,semkin tinggi viskositas maka semakin kental dan
semakin susah mengalir cairan tersebut.
Langkah pertama adalah penimbangan larutan tiap larutan untuk
menentukan massa jenis dengan menggunakan piknometer. Pengukuran
massa jenis digunakan piknometer sebagai media alat ukurnya. Pikno
yang digunakan memiliki volume 25 mL. Pertama pastikan piknometer
dalam keadaan bersih dan kering, karena akan dilakukan proses
penimbangan. Jika terdapat zat pengotor atau piknometer dalam keadaan
basah dapata dipastikan bahwa pengukuran berat piknometer pun kurang
akurat. Stelah pikno ditimbang dalam keadaan kosong, larutan yg akan
diukur massa jenisnya dimasukkan dalam piknometer hingga volumenya
pas. Setelah mendapat data massa dan volume larutannya, kita dapat
(g/mL)
air
toluena
aseton
alkohol
Klorofor
m
1,4552
1,4529
1,4510
1,4495
dipengaruhi oleh suhu ini
(kg/ms)
air
0,8010
0,7295
0,6580
Toluena
0,6595
0,6828
0,6906
Aseton
0,5202
0,4142
0,3912
Alkohol
0,5588
0,4438
0,4199
Kloroform
0,6358
0,5882
0,5969
45C
0,6055
0,7615
0,3480
0,3736
0,5786
1/
1/
Tolue
Aset
Alkoh
Klorofo
Toluen
30
na
1,205
on
1,25
ol
1,172
rm
0,6872
99
35
1,210
1,26
1,178
0,6883
28
Aseton
Alkohol
Klorofo
a
1,5163 1,9223
1,7896
rm
1,5728
1,4646 2,4143
2,2533
1,7001
40
1,215
1,26
1,179
45
45
1,226
1,26
1,182
91
0,6892
1,4480 2,5562
2,3815
1,6753
0,6899
1,3132 2,8736
2,6767
1,7283