TERMODINAMIKA KIMIA
Oleh :
Nama : Mochammad Syehfu Aref Ghozali
NIM : 151810301043
Kelompok :1
Asisten : Eka Ditasari
1.2 Tujuan
Mengamati angka kekentalan relatif suatu zat cair dengan menggunakan air sebagai
pembanding.
Menentukan tenaga pengaktifan aliran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Hasil
4.1 Hasil
4.1 Pengolahan Data
4.1.1 Akuades
T (oC) T (K) 1/T (K) Massa t rata- g air (poise)
( )
rata (s) m
(g)
27 300 0,00333 7,402 0,58 0,96 0,8545
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang kekentalan dan energi pengaktifan aliran.
Metode yang digunakan dalam penetuan kekentalan ini yaitu metode ostwald. Metode Oswald
berdasarkan hukum Heagen Poiseuille berdasarkan prinsip waktu yang digunakan oleh fluida
tertentu untuk mengalir pada pipa kapiler akibar dari adanya gaya berat dari fluida itu sendiri.
Alat yang digunakan disebut viskometer , viskometer berbentuk seperti tabung U dan
memiliki dua pipa yang terdiri dari satu pipa kapiler dan satu pipa besar. Fluida tertentu
dimasukkan sampai batas tertentu, kemudia di sedot menggunakan ball pipet hingga mencapai
batas atas dari viskometer. Fluida tersebut kemudian dibiarkan mengalir sampai batas bawah
dari beaker. Waktu alir yang dibutuhkan oleh fluida tertentu digunakan untuk mengalir pada
pipa kapiler dibandingkan dengan fluida lain yang digunakan sebagai pembanding. Fluida
yang digunakan sebagai pembanding umumnya adalah air. Massa jenis dari zat juga diukur
dengan menggunakan alat yang diseubut piknometer. Piknometer adalah salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur massa jenis atau densitas fluida. Fluida adalah suatu zat yang bisa
mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara terus-menerus bila terkena tekanan/gaya
geser walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida
mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan
benda-benda keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida karena zat-
zat tersebut tidak bisa mengalir secara kontinu).
Semakin tinggi temperatur maka semakin rendah nilai viskositasnya, hal ini
disebabkan gaya-gaya antar partikel pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan,
dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair maka akan menyebabkan turunnya
viskositas dari zat cair tersebut. Semakin tinggi suhu maka cairan akan semakin berkurang
kekentalannya, karena kerapatan penyusun zat cair semakin renggang. Viskositas akan
menjadi lebih tinggi apabila temperatur mengalami penurunan ,karena pada saat suhu
diturunkan maka partikel-partikel penyusun zat tersebut tersebut tidak mengalami gerakan
sehingga gaya gesek yang bekerja juga semakin besar.
Langkah pertama dalam percobaan ini yaitu menentukan massa jenis. Bahan yang
digunakan yaitu aseton dan air sebagai pembanding. Pengukuran massa jenis dilakukan
dengan memasukkan zat ke dalam piknometer 10,205 mL kemudian menimbangnya sebanyak
tiga kali. Pengulangan sebanyak tiga kali ini bertujuan agar didapatkan hasil rata-rata
sehingga dapat diperoleh data yang presisi. Massa jenis zat yang diukur pertama kali adalah
massa jenis air, data diperoleh dari pembagian massa dengan mengurangkan berat piknometer
yang berisi bahan dengan piknometer kosong sehingga diperoleh massa bahan sebenarnya,
sedangkan volume diperoleh dari pengukuran dengan piknometer. Data-data tersebut
kemudian diolah sehingga diperoleh massa jenis bahan, yaitu air. Air digunakan sebagai
pembanding untuk menentukan zat yang akan dicari kekentalannya. Pengukuran bahan lain
yang digunakan sebagai bahan target adalah aseton, perlakuan yang sama dilakukan pada
aseton seperti pada air untuk mengetahui massa jenis aseton. Pengukuran massa jenis ini
dilakukan pada tiga variasi temperatur yang berbeda yaitu pada suhu 27C , 33C, dan 36C,
berdasarkan percobaan terdapat pengaruh temperatur suatu zat terhadap massa jenisnya.
Semakin tinggi temperatur , maka massa jenis akan semakin menurun. Ketika temperatur naik
maka interaksi antar molekulnya akan menurun dan pergerakan partikel menjadi lebih cepat.
Penurunan interaksi ini akan mengakibatkan rapatan molekul juga menurun sehingga
massanya juga menurun. Karena massa jenis dipengaruhi oleh massa suatu zat, maka pada
temperatur yang meningkat massa jenis suatu zat akan menurun. Sebaliknya ketika temperatur
diturunkan pergerakan partikel berkurang, interaksi antar molekunya menjadi lebih besar, dan
rapatannya meningkat sehingga massa dari suatu zat akan bertambah. Massa yang bertambah
akan menyebabkan massa jenis suatu zat meningkat.
Langkah kedua yaitu penentuan kekentalan, alat yang digunakan yaitu viskometer.
Prinsip kerja viskometer yaitu cairan yang dialirkan melalui tabung U dengan ujung pipa
kapiler yang tersambung ke pipa lain dengan ukuran yang berbeda , bagian pipa kapiler yang
berisi cairan dihisap dan diukur waktu yang dibutuhkan untuk cairan melewati tanda batas
awal dan akhir. Bahan yang digunakan yaitu air dan aseton. Air digunakan sebagai
pembanding dengan aseton. Berdasarkan percobaan dengan pengulangan sebanyak tiga kali
dengan tujuan untuk memperoleh hasil yang presisi dengan variasi suhu 27 C, 33C dan 36C
diperoleh data semakin meningkatnya suhu maka waktu yang dibutuhkan untuk cairan
melewati tanda batas semakin cepat, baik pada akuades maupun aseton.
Kekentalan suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui massa jenis dan waktu alir,
massa jenis diperoleh dengan pengukuran menggunakan piknometer sedangkan waktu alir
diperoleh dari pengukuran menggunakan viskometer. Massa jenis dan kecepatan alir zat yang
dicari kekentalannya dibandingkan dengan massa jenis dan kecepatan alir air sebagai
pembanding. Berdasarkan perhitungan diperoleh kekentalan aseton dengan air sebagai
pembanding seperti pada grafik. Hubungan kekentalan dengan temperatur dapat dijelaskan
dengan grafik hubungan ln terhadap 1/T, yaitu sebagai berikut :
Grafik ln terhadap 1/T
0.000
0 0 0 0 0 0 0
-0.100
-0.200
-0.300
-0.800
1/T
Kekentalan suatu zat juga dapat digunakan untuk mengetahui besar energi pengaktifan
dari suatu zat. Energi pengaktifan aliran adalah energi yang dibutuhkan untuk mengaktifkan
gerakan gerakan zat cair secara kontinu sehingga menghasilkan sebuah aliran. Semakin kental
suatu zat cair maka energi pengaktifan semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
kekentalan maka waktu yang dibutuhkan oleh suatu zat cair untuk bergerak mengalir akan
semakin cepat, sehingga energi pengaktifannya semakin kecil. Berdasarkan perhitungan
diperoleh energi pengaktifan untuk aseton sebesar 13,18 kJ mol-1 .
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a. Angka kekentalan zat cair dapat ditentukan dengan cara oswald menggunakan air
sebagai pembanding, dimana semakin tinggi suhu maka semakin rendah angka
kekentalannya. Berdasarkan percobaan kekentalan aseton pada variasi suhu tertentu yaitu
0,549 poise (@27C) , 0,541 poise (@33) dan 0,490 poise (@36C).
b. Besarnya tenaga pengaktifan zat cair dengan menggambarkan grafik antara ln dan 1/T
yaitu pada aseton 13,18 kJ/mol
5.2 Saran
Praktikum sebaiknya dilakukan dengan cepat dan cekatan sebab dalam hal ini
pengaruh suhu sangat menentukan tingkat kerapatan zat, apabila tidak secepat mungkin
dilakukan prosedur selanjutnya dalam praktikum secara runtut maka akan terjadi sedikit
perubahan suhu yang berpengaruh pada data.
DAFTAR PUSTAKA
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : PT. Gramedia.
gram
Volume cairan = 10,250 cm 3
m
=
v
- Akuades
9,760 g g 9,405 g g
27oC = = =0,96 o = =0,92
10,205 mL mL 33 C = 10,205 mL mL
9,316 g g
36oC = = =0,91
10,205 mL mL
- Aseton
7,402 g g
27oC = = =0,73
10,205 mL mL
7,345 g g
33oC = = =0,72
10,205 mL mL
6,696 g g
36oC = = =0,66
10,205 mL mL
2. Kekentelan
tx x
=
t air air air
- Ratarataaquades
0,58+0,57+0,59
t rata- rata = =0,58
3
0,53+ 0,46+0,51
t rata- rata = =0,50
3
0,44+0,45+0,47
t rata- rata = =0,45
3
- Ratarataaseton
0,48+0,50+0,48
t rata- rata = =0,49
3
0,46+0,46+0,46
t rata- rata = =0,46
3
Rata-rata aseton 36oC
0,43+ 0,45+0,42
t rata- rata = =0,43
3
- Menghitung kekentalan
Pengolahan Data
-0.560 0,00333
-0.614 0,00327
-0.713 0,00324
-0.200
-0.300
-0.800
1/T
y = 1585.x - 5.830
R = 0.877
E=m x R
J
E=1585 K x 8,314
mol K
J kJ
13177,96 =13,18
mol mol