TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ester
Ester merupakan turunan asam karboksilat yang gugus OH dari
karboksilnya diganti dengan gugus OR dari alkohol. Ester dapat dibuat dari
asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan alkohol.[1]
Ester, salah satu dari kelas-kelas senyawa organik yang sangat berguna,
dapat diubah menjadi aneka ragam senyawa lain. Ester lazim dijumpai dalam
alam. Lemak dan lilin adalah ester. Ester juga digunakan untuk polimer
sintetik, Dacron misalnya, adalah suatu polyester. Citarasa buah alamiah
merupakan ramuan rumit bermacam-macam ester bersama-sama dengan
senyawa organik lainnya.[2]
Ester adalah senyawa yang luasnya tersebar di alam. Ester dalam bentuk
yang sederhana cenderung menghasilkan bau wangi seperti buah-buahan.
Dalam beberapa kasus, karakterisasi rasa dan bau (wewangian) dari bunga dan
buah terdapat senyawa dengan gugus fungsional ester. Kualitas organoleptis
(bau dan aroma) dari buah dan bunga jarang ditemukan dalam single ester,
tetapi dalam campuran kompleks dimana single ester lebih dominan. Ester
sering digunakan sebagai aditif untuk meningkatkan bau dan rasa baik pada
minuman maupun makanan. Struktur ester secara umum adalah:
O
R C OR
Ester turunan dari alkana diberi nama alkil alkanoat. Gugus alkil pada
ester adalah gugus atom yang terikat pada atom oksigen (gugus R),
sedangkan gugus alkanoat adalah gugus R COO. Atom karbon gugus fungsi
masuk kedalam bagian alkanoat. Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh
asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan
kebalikan dari pengesteran.
Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusunnya, ester lazim
dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin dan lemak.
Ester buah-buahan pada suhu kamar, yang memiliki sepuluh atom karbon atau
kurang yaitu dari ester asam karboksilat suhu rendah dengan alkohol suhu
rendah, berupa zat cair yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang
air
Amil asetat merupakan perasa buatan jika dihasilkan dari campuran Cuka
dengan Amil Alkohol, dengan menambahkan Asam Sulfur sebagai katalis.
Dan alami jika dihasilkan dari menyuling Pisang dengan Pelarut.
Pada dasarnya setiap perasa buatan seperti amil asetat memiliki
kecenderungan bersifat racun. Hal ini dapat terjadi apabila penggunaannya
telah melebihi batas yang telah ditentukan. Karena meskipun senyawa ini
dapat memberikan citra rasa, senyawa ini juga berfungsi sebagai pelarut damar
dan lak.[5]
Amil asetat merupakan salah satu ester yang memiliki rumus bangun
CH3COOC5 H11. Pembuatan amil asetat biasanya melalui proses esterifikasi.
Adapun cara-cara yang dapat dipakai dalam pembuatan amil asetat adalah:
a. Pembuatan ester dari asil halida
b. Pembuatan ester dari asam anhidrid
c. Pembuatan ester dari asam amino
d. Pembuatan ester dari garam dan alkil halide
e. Pembuatan ester dari asam nitrat
f. Pembuatan ester dari karbon monoksida
g. Pembuatan ester dari asam organic[6]
CH3COOC5H11 +
amil asetat
CH3COOH
asam asetat
NaBr
natrium bromida
baku yang digunakan
dan mempunyai hasil
CH3COOC5H11 +
amil asetat
NH3
amoniak
Kekurangan dari reaksi ini adalah hasil samping yang terbentuk adalah
NH3, reaksi berjalan sangat lambat dan reaksi lebih kompleks jika di banding
reaksi yang lain, sedangkan kelebihannya dari reaksi ini adalah reaksi dapat
berjalan pada suhu dan tekanan yang rendah sehingga dapat mengurangi
bahaya ledakan pada saat reaksi.
CO2
karbon dioksida
CH3COOC5H11
amil asetat
CH3COOC5H11 +
amil asetat
H2O
air
10
11
Anita: Ci.. Usahain mekanismenya 2 lembar.. untuk yang lembar kedua gk harus
penuh kok. Yang penting kita dapat tinjauan pustakanya 10 lembar. Soalnya, kalau
yang kita sekarang masih 9 lembar, baru sampai halaman 11. Seharusnya kan
sampai halaman 12.. Terus, jangan terlalu mepet ke kanan gambar mekanisme
reaksinya.. jadinya tidak 3 cm ke kanannya. Samain 3cm kaya tulisan yang di
atas.. copy gambar mekanisme reaksinya kesini yh ci O.ya, di daftar isi ada
yang salah. Untuk diagram alir harusnya halaman 13. Terima kasih