Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUGAS

PRAKTIKUM SIMULASI PROSES


TEKNIK KIMIA
PVT ANALYSIS

NAMA : MUHAMMAD FATHI NIM : 3335200108


RIZQILLAH
KELOMPOK : D

TGL 23/03/2023 DD/MM/2023 DD/MM/2023

PARAF

DIKUMPULkAN REVISI PENGUMPULAN


iiiiiiiiiiiiiREVISI
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA 2023
A. PENDAHULUAN

PVT Analysis atau Pressure-Volume-Temperature adalah metode yang dilakukan


untuk mengetahui nilai pada sifat fisik suatu fluida reservoir. PVT Analysis bertujuan
untuk dapat menentukan berbagai parameter sifat hidrokarbon sehingga dapat
ditentukan tindakan selanjutnya yang akan ditempuh dalam mengolah crude oil dari
reservoir (Beggs, 1987). PVT Analysis memiliki beberapa jenis, diantaranya (Beggs,
1987):
1. Flash Liberation (Constant Composisition Expansion-CCE)
Flash Liberation dilakukan dengan pengujian berupa mendiamkan gas dan
larutan yang keluar dari larutan dalam minyak berada dalam kontak langsung
dengan minyak sehingga komposisinya tidak berubah selama proses berlangsung,
metode ini bertujuan untuk menentukan bubble point dan dew point pressure,
mengetahui kompressibilitas isothermal dalam keadaan diatas tekanan saturasi
pada fluida satu fasa, mengetahui kompressibilitas fasa gas, mengetahui total
volume hidrokarbon sebagai fungsi dari tekanan.
2. Differential Liberation
Differential liberation merupakan metode yang dapat mengetahui kuantitas
dari banyaknya gas yang terlepas dari minyak saat dikeluarkan dari tabung secara
berkelanjutan dari kontak dengan minyak pada saat terjadi penurunan tekanan dan
sebelum fasa liquid sampai ke equilibrium, sehingga gas tidak berada dalam
kontak dengan liquid, dengan melakukan metode ini akan didapatkan sejumlah
data berupa gas terlarut sebagai fungsi tekanan, penyusutan volume minyak
sebagai fungsi tekanan, sifat fisik gas yang terlepas dari minyak (kompressibilitas
gas dan specific gravity).
3. Separator Test
Separator test merupakan metode yang dilakukan dengan mengamati
perubahan volume fluida reservoir akibat pengaruh dari kondisi operasi, suhu dan
tekananan, serta alat separator, yang mana fluida reservoir akan melewati alat
separator lalu masuk kedalam tanki pengumpul, metode ini bertujuan untuk dapat
menentukan kondisi pemisahan paling optimal sehingga produksi minyak serta
distrubusi minyak hinga ke tanki dapat terjadi maksimal.
4. Constant Volume Depletion
Constant Volume Depletion (CVD) merupakan metode dengan menggunaka
jenis reservoir condensate sehingga dapat diketahui variasi komposisi dari
reservoir.
PVT Analysis memeliki beberapa kegunaan seperti memaksimalkan produksi
hidrokarbon yang didapatkan dalam rentang waktu yang singkat, mengetahui analisa
dari hasil komposisi utama dari proses, dan juga tingkat kemurnian minyak (Beggs,
1987). Salah satu metode mudah yang dapat membantu dalam melakukan metode
PVT Analysis adalah dengan menggunakan permodelan atau simulasi proses.
Salah satu software yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi adalah
aplikasi symmetry. Pemodelan atau simulasi dapat menentukan kondisi operasi
sedemikian rupa untuk menghasilkan produk atau output yang maksimal dan sesuai
dengan yang diinginkan, pemodelan ini dapat memudahkan dalam hal menyesuaikan
dan memprediksi data dari yang ada di lapangan dengan yang disimulasikan pada
aplikasi symmetry.

B. RUMUSAN MASALAH

PVT Analysis merupakan metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai pada sifat
fisik suatu fluida reservoir. Dalam hal ini, analisa dilakukan pada sifat fisik suatu
fluida reservoir, serta menentukan tindakan yang akan ditempuh kedepannya dalam
mengolah crude oil dari reservoir dengan berbagai parameter sifat hidrokarbon yang
ada dapat dengan menggunakan metode pendekatan Peng-Robinson.
Variabel yang diatur pada proses yaitu komponen-komponen input, diantaranya
adalah Dimethyl ether, Methanol, Water, dengan stream pertama memiliki kondisi
temperature 250-350 0C, tekanan 14,7-16,7 bar, dan mole flow 328,3-348,3 kmol/h,
serta fraksi mol dari komponen Dimethyl ether 0,00457, Methanol 0,98386, dan Water
0,01157. Sedangkan pada stream kedua yaitu temperature 364-464 0C, tekanan 13,9-
15,9 bar, dan mole flow 328,3-348,3 kmol/h, fraksi mol dari komponen Dimethyl ether
0,00457, Methanol 0,98386, dan Water 0,01157. Variabel tersebut dapat digunakan
untuk menganalisa hal berikut, yaitu :

1. Bagaimana cara membandingkan kedua stream dengan menggunakan metode


PVT analysis ?

C. STRATEGI PENYELESAIAN

Dalam penyelesaian simulasi PVT Analysis, akan dilakukan beberapa tahapan


untuk menyelesaikan simulasi ini. Algoritma penyelesaian simulasi ini dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 1. Algoritma Penyelesaian masalah perancangan PVT Analysis


1. Penyelesaian Simulasi Proses

Proses penyelesaian masalah dengan simulasi adalah dengan menyusun kedua


stream dengan kondisi proses berbeda yang disimulasikan menggunakan software
Simetri.

2. Pemilihan Model Termodinamika (Fluid Package)

Model perhitungan termodinamika yang dipakai ialah Peng-Robinson.


Property package adalah kumpulan metode khusus untuk menghitung sifat-sifat
komponen dan nilai-nilai parameter dalam simulasi. Pemilihan property package
yang sesuai merupakan hal krusial dalam sebuah simulasi. Model ini sangat ideal
untuk perhitungan VLE serta menghitung densitas liquid untuk system
hidrokarbon. Model Peng-Robinson dibuat untuk memperluas jangkauan penerapan
dan untuk meningkatkan prediksi untuk beberapa sistem non-ideal.

3. Evaluasi Parameter terhadap Proses

Evaluasi Parameter terhadap proses pada praktikum ini dengan mengubah


variabel kondisi dari kedua stream dan membandingkan perubahan di setiap
kondisi yang berbeda.

D. PENDEKATAN SIMULASI

Simulasi proses PVT Analysis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak


symetri. Adapun beberapa pendekatan yang digunakan dalam simulasi ini, yaitu :

1. Tekanan

Pada simulasi ini, tekanan menjadi variabel yang disesuaikan dengan


kondisi yang diinginkan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan tekanan.
Aplikasi symetri memiliki tools yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
tekanan.
2. Volume

Pada simulasi ini, volume menjadi variabel yang disesuaikan dengan


kondisi yang diinginkan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan tekanan.
Aplikasi symetri memiliki tools yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
volume.

3. Temperature

Pada simulasi ini, tekanan menjadi variabel yang disesuaikan dengan


kondisi yang diinginkan untuk mengetahui pengaruh dari perubahan tekanan.
Aplikasi symetri memiliki tools yang dapat digunakan untuk menentukan nilai
temperatur.

4. Stream
stream pertama memiliki kondisi temperature 250-350 0C, tekanan 14,7-
16,7 bar, dan mole flow 328,3-348,3 kmol/h, serta fraksi mol dari komponen
Dimethyl ether 0,00457, Methanol 0,98386, dan Water 0,01157. Sedangkan
pada stream kedua yaitu temperature 364-464 0C, tekanan 13,9-15,9 bar, dan
mole flow 328,3-348,3 kmol/h, fraksi mol dari komponen Dimethyl ether
0,00457, Methanol 0,98386, dan Water 0,01157. Aplikasi symetri memiliki
tools yang dapat digunakan untuk menentukan variabel-variabel tersebut.

E. PEMBAHASAN

Secara keseluruhan rangkaian peralatan PVT Analysis didesain dengan


membuat membuat dua stream untuk membandingkan perbedaan yang didapat dari
dua kondisi. Desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :.
Gambar 2. Rangkaian stream 5 dan 6

Kondisi operasi pada stream 5 dan stream 6 dibuat dengan kondisi sebagai
berikut :

Gambar 3. Kondisi operasi Stream 5 (atas) dan Stream 6 (bawah)


Setelah menentukan kondisi dari tiap-tiap stream, langkah selanjutnya
adalah dengan membandingkan hasil dari tiap stream pada tabel properties.
Berikut merupakan hasil properties pada stream 5 dan stream 6 :

Gambar 4. Properties Stream 5 (atas) dan Stream 6 (bawah)

Berdasarkan hasil properties, perbedaan stream 5 dan stream 6 dapat


dibandingkan, dimana secara sekilas stream 6 memiliki sifat fisik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan stream 5, kecuali nilai densitas massa yang
diperoleh, dimana stream 5 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai stream 6. Hal ini disebabkan oleh kondisi temperature pada stream
6 lebih tinggi dibandingkan dengan stream 5. Sedangkan untuk tekanan pada
stream 5 lebih tinggi dibandingkan dengan stream 6 yang mana hubungan
antara temperature dan tekanan adalah berbanding lurus, sehingga
menghasilkan kondisi sifat fisik pada stream 6 memiliki sifat fisik yang lebih
tinggi dibandingkan dengan stream 5, kecuali nilai densitas massa yang
diperoleh, dimana stream 5 memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai stream 6. Namun, hasil ini perlu dijabarkan dengan kondisi yang
lebih bervariasi, sehingga dilakukan simulasi dengan memvariasikan
temperatur, tekanan, dan volume yang hasilnya disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Pengaruh temperatur terhadap sifat fisik senyawa
P dan
Heat Konduktivitas
V Temperature Energy Entalpy Densitas Viskositas
capacity Termal
konstan
stream
250 1.22E+05 13425 11.6024 66.827 0.0413 1.72E-05
5
stream
300 1.55E+06 17014 10.2832 72.894 0.0488 1.88E-05
5
stream
350 1.91E+06 20904 9.293 80.096 0.0569 2.04E-05
5
stream
364 2.78E+06 30449 8.579 75.54 0.0648 2.18E-05
6
stream
414 3.13E+06 34345 7.8971 79.696 0.0727 2.36E-05
6
stream
464 3.51E+06 38456 7.3232 84.224 0.081 2.54E-05
6
Tabel 2. Pengaruh tekanan terhadap sifat fisik senyawa
T dan
Heat Konduktivitas
V Tekanan Energy Entalpy Densitas Viskositas
capacity Termal
konstan
stream
1470 1.22E+05 13425 11.6024 66.827 0.0413 1.72E-05
5
stream
1570 1.22E+06 13348 12.4572 67.166 0.0413 1.72E-05
5
stream
1670 1.21E+06 13271 13.3214 67.514 0.0413 1.72E-05
5
stream
1390 2.78E+06 30449 8.579 75.54 0.0648 2.18E-05
6
stream
1490 2.77E+06 30416 9.2118 75.649 0.0648 2.18E-05
6
stream
1590 2.77E+06 30382 9.8467 75.759 0.0648 2.18E-05
6
Tabel 3. Pengaruh volume terhadap sifat fisik senyawa
P dan
Heat Konduktivitas
T Volume Energy Entalpy Densitas Viskositas
capacity Termal
konstan
stream
328.3 1.22E+05 13425 11.6024 66.827 0.0413 1.72E-05
5
stream
338.3 1.26E+06 13424 11.6024 66.827 0.0412 1.72E-05
5
stream
348.3 1.30E+06 13425 11.6024 66.827 0.0413 1.72E-05
5
stream
328.3 2.78E+06 30449 8.579 75.54 0.0648 2.18E-05
6
stream
338.3 2.86E+06 30449 8.579 75.54 0.0648 2.18E-05
6
stream
348.3 2.95E+06 30449 8.579 75.54 0.0648 2.18E-05
6

Pada ketiga tabel di atas dapat dilihat perbedaan sifat fisik dengan variasi
tekanan, temperatur, dan volume. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kondisi
tekanan, volume, dan temperature tiap stream yang mana ketiga variabel
tersebut mempengaruhi variabel lainnya, seperti energi, viskositas, densitas, dan
lain sebagainya. Tekanan berbanding terbalik dengan volume, sedangkan
temperatur akan berbanding lurus dengan tekanan (Rohman & Mulyani, 2004).
Temperature memiliki pengaruh terhadap nilai viskositas, dimana hubungannya
adalah berbanding lurus. Selain viskositas, temperatur juga memiliki pengaruh
terhadap energi pada suatu sistem, dimana hubungannya juga berbanding lurus.
Begitupun dengan nilai konduktivitas termal, dan volume molar (Smith, Tracy,
& Farrar, 1992). Namun, hal ini berbanding terbalik pada densitas massa,
dimana densitas massa akan berbanding terbalik dengan temperatur (Smith,
Tracy, & Farrar, 1992).
Perbedaan dari komposisi komponen juga mempengaruhi variabel lain
pada kondisi operasi. Sifat fisik dan kimia yang berbeda beda dari komponen
menyebabkan banyaknya perbedaan yang bisa dipengaruhi oleh kondisi
tersebut. Ketika komposisi methanol yang lebih dominan, maka variabel
kondisi operasi akan lebih mendekati pengaruhnya terhadap methanol (Beggs,
1987).

F. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa stream 6
dengan temperatur lebih tinggi memiliki variabel energy, Entalpy, CP,
Konduktivitas Termal, dan Viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
stream 5. Sedangkan kondisi pada stream 5 memiliki nilai Densitas Massa massa
yang lebih besar dibandingkan dengan stream 6, Hal ini diakibatkan oleh
temperatur yang berbanding lurus dengan nilai energy Entalpy, CP, Konduktivitas
Termal, dan Viskositas, namun berbanding terbalik dengan nilai Densitas Massa.
Sedangkan volume juga memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan nilai
energy yang didapat.

G. DAFTAR PUSTAKA

Beggs, H. D. (1987). Oil system correlations. Texas: Society of Petroleum


Engineers.

Rohman, I., & Mulyani, S. (2004). Kimia Fisika 1. Bandung: FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.

Smith, C. S., Tracy, G. W., & Farrar, R. L. (1992). Fluid properties, in Applied
Reservoir Engineering. Oklahoma: Oil & Gas Consultants International.
H. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai