Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Fathi Rizqillah

NIM : 3335200108
Kelas : C
Mata Kuliah: Pengolahan Air dan Limbah

Resume 2 Pengolahan Air dan Limbah

Pengolahan Limbah Tekstil PT. Unitex Bogor

Gambar 1. Proses pengolahan limbah PT. Unitex Bogor

Pada pengolahan limbah PT. UNITEX BOGOR terdapat dua macam limbah
air, yaitu limbah air berwarna dan limbah air tidak berwarna. Pada prosesnya,
limbah air yang berwarna dimasukan ke tangki koagulasi, dimana pada tangki
koagulasi ini memiliki tiga tahapan dengan tiga jenis koagulan, yaitu FeSO4, kapur,
dan polimer. Penambahan koagulan akan menetralisasikan partikel-partikel padatan
terlarut sehingga dapat menggupal dan membentuk partikel-partikel yang lebih
besar. Hal ini dapat membuat proses pengendapan menjadi lebih mudah dan cepat
karena prosesnya yang menggunakan gaya gravitasi dan kecepatan turun partikel
dipengaruhi oleh massa suatu partikelnya.

Selanjutnya limbah akan dialirkan menuju tangki sedimentasi untuk


mengendapkan partikel besar di bagian bawah tangki. Sludge atau endapan yang
dihasilkan akan dipindahkan ke dalam tangki sludge. Keluaran dari tangki
sedimentasi akan dialirkan menuju bak aerasi dan dicampur dengan limbah tidak
berwarna yang sudah di screening terlebih dahulu agar limbah kasarnya hilang.
Limbah tidak berwarna ini tidak memerlukan koagulasi dan sedimentasi karena
secara nampak limbah tak berwarna ini memiliki sedikit padatan terlarut.

Pada bak aerasi, limbah diolah untuk menghilangkan zat organik dengan
bantuan bakteri. Setelah menghilangkan zat organic, limbah dimasukkan ke tangki
sedimentasi untuk mengendapkan bakteri-bakteri yang sudah mati, bakteri-bakteri
yang sudah diendapkan akan dibuang ke dalam tangki sludge. Pada tangki
sedimentasi kedua dipasang filter pada bagian keluaranya supaya bakteri-bakteri
tidak dapat melewati bagian tersebut.

Setelah melalui tangki sedimentasi kedua, limbah dialirkan menuju tangki


intermediet dan kemudian dimasukkan ke dalam tangki koagulasi kedua di mana
pada tangki ini juga terdapat tiga tahapan koagulasi dengan tiga jenis koagulan yang
berbeda, yaitu AlSO4, polimer, dan antifoam. Setelah itu, limbah dimasukkan
kembali ke tangki sedimentasi ketiga di mana sludge yang dihasilkan akan
dimasukkan ke dalam tangki sludge.

Selanjutnya limbah dimasukkan ke emergency tank dan dialirkan menuju


kolam ikan sebagai indikator untuk mengetahui limbahnya berbahaya ataupun tidak
berbahaya. Jika limbahnya masih berbahaya maka ikannya akan mati sementara
jika tidak berbahaya maka ikannya akan tetap hidup. Kemudian limbah tersebut
akan dibuang ke badan air. Pada tangki sludge, sludge dimasukkan ke tangki
koagulasi dan ditambahkan koagulan polimer lalu dimasukkan ke belt press mesin
dan dikirim baik ke pihak ketiga untuk proses lebih lanjut ataupun pada tempat
IPAL itu sendiri. Sludge kemudian dibakar melalui incenerator agar memastikan
bakteri bakteri patogen telah mati dan sludge aman untuk di gunakan. Sludge dapat
dimanfaatkan kembali untuk batako, paving block, dan lain-lain.

WWTP (Waste Water Treatment Plant)


Gambar 2. Proses waste water treatment plant

Limbah yang berasal dari berbagai industri dan perumahan akan di alirkan
menuju pump station dan dipompa ke unit pengolahan. Pada tahap awal akan
dilakukan screening untuk menghilangkan limbah kasar dan suspensi padatan yang
besar, air yang lolos akan masuk kedalam primary clarifier sedimentation untuk
dilakukan pengendapan agar terpisahkan antara zat padat dengan zat cair. Zat cair
ini akan dialirkan menuju tricking filter. Pada tricking filter atau bioreactor atau
biodigester merupakan pengolahan secara biologi dimana air akan disemprotkan ke
dalam media bahan kemudian akan tumbuh mikroba yang tidak bergerak dan
membentuk lapisan atau film yang melapisi media bahan. Selanjutnya air limbah
akan turun dari atas ke bawah melalui bahan sehingga zat organik pada air limbah
akan hilang akibat kontak air dengan lapisan tipis yang terbentuk pada media bahan
tersebut yang mengandung mikroba.

Setelah itu, limbahnya dialirkan ke secondary clarifier sedimentation untuk


dilakukan pengendapan kembali agar air semakin murni dari zat padat. Kemudian
air dialirkan menuju aeration ponds untuk dilakukan penyaringan Kembali hingga
selanjutnya dibuang ke lingkungan. Zat padat atau sludge yang merupakan hasil
dari sedimentasi berupa endapan baik pada primary clarifier maupun pada
secondary clarifier akan diolah dengan dimasukkan ke dalam digester untuk diolah
secara biologi dengan mikroba. Dari digester ini akan dihasilkan gas methan yang
akan digunakan untuk menjadi bahan bakar boiler untuk menghasilkan steam dan
menggerakkan generator sehingga akan dihasilkan listrik untuk memangkas biaya
pada pompa. Selanjutnya sludge dari digester akan dialirkan menuju sludge pond
dimana sludge akan dikeringkan dan dibakar menjadi abu yang dapat diolah
kembali menjadi produk berupa keramik, genteng, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai