Anda di halaman 1dari 6

Diagram alat instalasi dari pengolahan limbah susu

Secara umum proses pengolahan limbah susu dibagi menjadi 9 proses utama yaitu penampungan
awal, penyaringan minyak, aqualising , aerasi I, aerasi 2, sedimentation tank I, sedimentation II,
filtering, dan penampungan akhir.
Berikut ialah diagram alir instalasi pengolahan limbah cair industri susu.

Penampungan Awal
Semua air limbah yang berasal dari hasil proses produksi dialirkan menuju bak penampungan.
Dalam tahap penampungan awal, ditambahkan soda api pada bak penampungan untuk
menetralkan limbah cair tersebut. Terdapat agitator yang berfungsi untuk mengaduk limbah
dalam bak penampung agar diperoleh kondisi yang homogen.
Tangki Penampungan Awal

Penyaringan Minyak
Limbah berada dalam bak penampungan kemudian dialirkan menuju ke tangki penyaringan
minyak kasar. Proses pengaliran dilakukan dengan flowmeter agar laju aliran dari limbah dapat
diatur besar kecilnya. Dari tangki penyaringan minyak, air limbah akan di pompa masuk ke tahap
aqualising.

Aqualising
Dalam proses aqualising dilakukan proses pemisahan air dan minyak yang terdapat dalam air
limbah. Minyak yang ada akan membentuk buih karena adanya proses aqualising yang akan
dipisahkan secara otomatis ke tangki penampungan minyak. Proses aqualising dilakukan dengan
tujuan untuk memeperoleh kondisi air limbah yang homogen dan cair agar proses selanjutnya
berjalan dengan lancar.

Aerasi I
Limbah cair yang telah terpisah dari kandungan lemak dan homogen akan masuk ke tahap aerasi
I. Dalam proses ini dilakukan penambahan bakteri pengurai secara aerob.
Penambahan bakteri terdiri atas Aerobacter sp, Nitrobacter sp, Nitrosomonas sp, Lactobacillus
sp, dan Saccaromyces sp. Bakteri dikembangkan dalam bak yang berbeda sehingga bahan yang
ditambahkan dalam tahap aerasi ialah lumpur aktif. Lumpur aktif mengandung berbagai macam
jenis mikroorganisme mengingat karakteristik limbah yang heterogen. Sisa bahan organik yang
masih terdapat dalam air limbah akan diuraikan secara biokimia dan menghasilkan gas CO2 serta
sel baru. Bakteri tersebut akan berkembang biak dengan baik apabila jumlah makanannya
tercukupi. Sehingga pertumbuhan bakteri tersebut dapat dipertahankan agar dalam keadaan
konstan. Pada tahap ini, limbah cair akan mengalami pemutaran dengan cepat menggunakan
aerator yang digunakan untuk membantu menguraikan komponen yang terdapat dalam air
limbah sehinngga dapat membentuk flok biomassa dengan ukuran besar agar mempermudah
proses sedimentasi.
Tahap Aerasi I

Pengembangbiakan Mikroorganisme Pengurai

Aerasi II
Limbah yang ada dalam tangki aerasi I akan dialirkan ke aerasi II dengan bantuan dari pompa
aqualising. Dalam tahap aerasi II ini, limbah akan mengalami pemutaran dengan aerator namun
dengan kecepatan yang relatif lebih kecil dengan tujuan untuk menyempurnakan tahap aerasi I.

Tahap Aerasi II
Tangki Sedimentasi I
Limbah yang berasal dari tahap aerasi II akan menuju ke tahap sedimentasi I yaitu proses
pemisahan padatan yang terdapat dalam air limbah dengan metode pengendapan. Padatan
yang telah terpisah dengan air akan masuk ke tangki penampungan sementara cairan akan
diberikan tambahan koagulan berupa PAC.

Sedimentasi II
Setelah air limbah diberi tambahan koagulan PAC pada tahap tangki sedimentasi I, air limbah
akan masuk ke tahap sedimentasi II. Pada tahap ini cairan akan melalui alat fat trap yang
digunakan untuk menyaring lemak dalam air limbah. Sehingga air limbah yang dihasilkan dari
tahap ini memiliki kandungan lemak yang relatif rendah. Hasil sedimentasi berupa endapan yang
mengandung lemak dan padatan akan dipisahkan ke bak penampungan yang akan dimanfaatkan
sebagai pupuk untuk tanaman disekitar tempat pengolahan limbah cair.

Kolam Sedimentasi

Penyaringan
Tahap selanjutnya ialah penyaringan, air limbah akan mengalami proses penyaringan dengan
melalui 4 tangki secara berurutan agar diperoleh kondisi cairan yang jernih.
Dalam tahap penyaringan terakhir (keempat), dilakukan proses mediasi. Proses mediasi
dilakukan untuk memastikan bahwa air limbah tidak mengandung bahan berbahaya. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan menambahkan makhluk hidup seperti ikan atau eceng gondok dalam
proses penyaringan pada tangki atau kolam. Apabila mediator yang digunakan dapat hidup, dapat
dipastikan air limbah tidak mengandung berbahaya. Setelah itu, air limbah akan melalui flow
control pump yang dialirkan ke sand filter. Sand filter merupakan proses penyaringan dengan
menggunakan pasir lembut secara berturutan.
Kolam Mediasi

Penampungan Akhir
Air limbah yang telah melalui proses pengolahan akan ditampung ke tangki penampungan akhir.
Limbah yang dihasilkan sudah melalui proses mediasi dan tidak mengandung bahan berbahaya.
Umumnya air limbah yang terdapat dalam penampungan akhir cenderung memiliki pH netral (6-
7). Sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan sekitar pabrik maupun dimanfaatkan kembali.

Tangki Penampungan Akhir

Dengan menggunakan tiga kombinasi pengolahan limbah dengan menggunakan fisika kimia
dengan mikroorganisme pengurai, hasil pengolahan limbah cair yang diperoleh aman untuk
dibuang ke lingkungan maupun digunakan kembali. Dalam pemanfaatannya, biasanya air limbah
yang telah diproses digunakan sebagai sanitasi lingkungan maupun sebagai penyiraman tanaman
di sekitar area sedangkan untuk padatan yang dihasilkan dari proses pengolahan digunakan
sebagai pupuk tanaman.

Anda mungkin juga menyukai