Anda di halaman 1dari 5

Judul : Polietilena

Nama : Muhammad Rizwan Rifki

NIM : 03031181419046

1. Definisi

Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena. Polietilena
adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer, dalam bahasa komersial lebih
dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat termoplastik. Polietilena dibentuk
melalui polimerisasi dari etena, seperti yang ditunjukkan gambar berikut :

Gambar 1. Polimerisasi Polietilena

Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan molekul.
Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur kristal, dan berat
molekulnya. Jenis polietilena yang telah banyak dikenal ada tiga jenis yaitu HDPE (High
Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), dan LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene).

HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0,941g/cm3. HDPE memiliki
derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi
dan kekuatan tensil.

LDPE dicirikan dengan densitas 0,910-0,940 g/cm3. LDPE memiliki derajat tinggi terhadap
percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah menjadi struktur
kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang rendah.
Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah.
LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0,915-0,925 g/cm3/ LLDPE adalah polimer linier
dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang signifikan. LLDPE memiliki kekuatan
tensil yang lebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.

Tabel 1. Perbandingan LDPE, HDPE, dan LLDPE

LDPE HDPE LLDPE


Bahan baku etilena etilena etilena
+ butena/ heksena/
oktena
Struktur

Jenis rantai cabang pendek & cabang pendek cabang pendek


panjang
Densitas (g/cm3) 0.9100.940 >= 0.941 0.9150.925

Pembuatan LDE, HDPE, LLDPE


LDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan tinggi (1000-3000 bar) pada
suhu 80-300C.

HDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan rendah (10-80 bar) pada
suhu 70-300C.

.
LLDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan rendah (10-80 bar) pada
suhu 70-300C dengan tambahan monomer lain seperti butena, heksena, atau oktena.

Untuk mengetahui rangkaian proses dan bahan baku yang digunakan dalam memproduksi
polietilen, selanjutnya saya akan mengambil contoh proses produksi polietilen dari PT.
Chandra Asri selaku salah satu produsen polietilen terbesar di Indonesia. PT. Chandra Asri
sendiri memproduksi polietilen jenis LLDPE dan HDPE.
2. Bahan Baku

Adapun bahan baku yang digunakan untuk memproduksi LLDPE dan HDPE tersebut
adalah etilen, dimana etilen ini diambil dari Plant Ethylene milik PT. Chandra Asri sendiri.
Sedangkan untuk bahan baku pembuatan etilen pada Plant Ethylene tersebut adalah naphta
yang didatangkan dari Arab.

3. Deskripsi Proses
Untuk deskripsi proses disini akan diuraikan proses yang terjadi pada LLDPE Plant PT.
Chandra Asri. Secara garis besar proses yang terjadi di LLDPE Plant terbagi dalam beberapa
tahapan sebagaimana digambarkan pada blok diagram berikut :
Proses
Pemurnian Proses Reaksi Proses Recovery Proses Finishing
Bahan Baku

a. Proses pemurnian bahan baku


Proses pemurnian bahan baku terdiri dari :
1) Purifikasi etilen, pengotor yang dihilangkan berupa oksigen, air, dan sebagian
kecil alkohol.
2) Purifikasi comonomer, pengotor comonomer berupa gas O2, CO2, CO dan H2O.
b. Proses reaksi
Teknologi yang dipakai dalam pembuatan LLDPE ini adalah polimerisasi fase gas
(gas-phase fluidized-bed polymerization). Sistem reaksi pada LLDPE Plant terdiri
dari sebuah Fluidized Bed Reactor, Cycle Gas Compressor, Cycle Gas Cooler,
Catalyst Feeder dan Product Discharge System.
1) Fluidized Bed Reactor
Proses ini menggunakan reaktor fluidized bed dengan bagian untuk
berlangsungnya reaksi berbentuk silinder, dan bagian yang mengembang untuk
menurunkan kecepatan gas sehingga memungkinkan entrained particles
polymer jatuh kembali ke dalam unggun (bed). Tinggi reaktor dapat mencapai
25 meter, reaktor beroperasi pada tekanan 1,5-2,5 Mpa (15-25 atm) dengan
temperatur 70-95C.
Gas etilen, comonomer dan hidrogen dimasukkan ke dalam reaktor melalui
bagian bawah reaktor yang sebelumnya telah melewati tahapan pemurnian.
2) Catalyst Feeder
Catalyst feeder digunakan untuk memasukkan katalis secara terus-
menerus/berlanjut ke dalam reaktor dengan medium pembawanya adalah
Deoigenasi-nitrogen bertekanan tinggi. Katalis padat yang digunakan adalah
katalis TiCl4 digabungkan dengan co-catalyst TEAL (Try Ethyl Alumunium)
sehingga membentuk katalis Ziegler-Natta. Partikel katalis tinggal dalam reaktor
selama 2,5-4 jam.
3) Cycle Gas Compressor
Alat ini digunakan untuk mensirkulasikan gas-gas pada sistem reaksi. Aliran gas
dari bawah dan katalis dari samping akan membentuk fluidisasi, sehingga akan
terjadi reaksi polimerisasi yang akan membentuk resin polietilen.
4) Cycle Gas Cooler
Panas yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi ditransfer ke dalam Cycle Gas
Cooler dengan bantuan air pendingin untuk menjaga kestabilan temperatur di
dalam reaktor.
5) Product Discharge System
Reaktor dilengkapi dengan dua sistem pengeluaran produk yang dapat bekerja
secara bergantian. Cara kerjanya berdasarkan perbedaan ketinggian unggun di
dalam reaktor. Setiap terbentuk resin polietilen baru akan memberikan variabel
naiknya ketinggian unggun. Setelah Level Set mendeteksi ketinggian tertentu
yang telah ditetapkan dan telah mencapai delay time yang telah ditetapkan
(biasanya 5 detik), maka akan terjadi pengeluaran produk secara otomatis.
Resin polimer yang berupa powder dikeluarkan dari reaktor menuju Product
Chamber untuk selanjutnya ditransfer lagi ke Product Blow Tank (PBT), dari
PBT ditransfer ke Product Purge Bin (PPB). Keseluruhan sistem pengeluaran
inilah yang disebut Product Discharge System.
c. Proses Recovery
Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan kembali gas-gas reaktan (etilen
dan hidrogen), gas inert (nitrogen) dan cairan monomer yang tidak bereaksi.
d. Proses Finishing
1) Proses Degassing
Menggunakan alat berupa Product Purge Bin yang terdiri dari dua bagian, yaitu
bagian atas yang berfungsi menghilangkan gas hidrokarbon dan bagian bawah
berfungsi untuk menghidrolisis residu dalam resin.
2) Additive
Untuk meng-upgrade sifat-sifat dari Pellet Polietilen, maka resin polietilen
diberi zat aditif, baik berupa padat maupun cair.
3) Pelleting
Resin berupa padatan dialirkan dari PPB ke dalam ekstruder untuk dilelehkan
pada suhu 165C dengan menggunakan steam dan selanjutnya lelehan resin
dialirkan ke pelleter. Di pelleter lelehan tersebut dibentuk menjadi seperti
benang-benang tebal yang selanjutnya dipotong-potong oleh pisau pemotong
dan didinginkan secara mendadak dengan cara dikontakkan secara langsung
dengan air sehingga resin berbentuk pellet.
4) Bagging
Polietilen dialirkan ke bagging silo dengan medium udara dan selanjutnya
dikemas.

4. Kegunaan Polietilena
Polietilena digunakan pada berbagai benda untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, seperti :
1. Sebagai pembungkus makanan beku
2. Sebagai bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, dan kemasan margarin
3. Sebagai bahan pembuat pipa air
4. Sebagai bahan pembuat tempat sampah
5. Sebagai pembungkus kabel, mainan, dan tutup kemasan.
6. Sebagai bahan pembuat tas dan jaket

Anda mungkin juga menyukai