Anda di halaman 1dari 78

BASF Aktiengesellschaft

Perancangan menara distilasi meliputi:


 Kondisi Operasi (Tekanan dan Suhu)
 Jumlah “Trays”
 Posisi Umpan Masuk
 Komposisi Uap dan Cairan
 Diameter dan Tinggi Menara
 Design “Tray atau Plate”
 Bahan Konstruksi Menara
“Menentukan kondisi operasi pada menara distilasi’
Untuk multikomponen tentukan KOMPONEN KUNCI (fraksi
berat/ Hk dan fraksi ringan/Lk)

1. Trial Bubble Point Feed


 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult : (P = x .
A
PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Feed (Po) dengan Hukum
Antoine:
ln (Po) = A - ( B/(C+T))
Po = tekanan uap murni (mmHg)
T = suhu operasi (oK)
A,B,C = konstanta Antoine
 Menentukan konstanta kesetimbangan (K) = Po/P
 Jumlah komponen Feed liquid: (∑xi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Feed uap yaitu:
(∑yi =∑(xi.Ki) = 1)
2. Trial Dew Point Top:
 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult :
(P = xA. PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Top (Po) dengan
Hukum Antoine:
ln (Po) = A-(B/(C+T))
 Jumlah komponen Top uap: (∑yi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Top liquid yaitu:
(∑xi =∑(yi/Ki) = 1)
3. Trial Bubble Point Bottom
 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult :
(P = xA. PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Bottom (Po) dengan
Hukum Antoine:
ln (Po) = A-(B/(C+T))
 Jumlah komponen Bottom liquid: (∑xi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Bottom uap yaitu:
(∑yi =∑(xi.Ki) = 1)
Penentuan K dengan grafik
Contoh

• Tentukan suhu operasi dari sebuah pemisah


butana-pentana dioperasikan pada 8.3 bar
dengan komposisi umpan sebagai berikut:
K-value
Komposisi di D dan B
• Untuk memperkirakan titik embun dan titik didih, asumsinya tidak ada
komponen yang lebih berat dari pada HK yang muncul di distilat dan
tidak ada yang lebih ringan dari LH di bottom.
• For a specification of not more than 1mol of the light key in the bottom

product and not more than 1mol of the heavy key in the top product,
and a reflux ratio of 2.5,
Perhitungan Titik-Didih
Perhitungan Titik-Embun
Perhitungan Titik-Didih Umpan
B. Menentukan Jumlah “ trays” atau “ plate” (N)

 Penentuan jumlah “trays” ini bisa dihitung dengan bermacam-macam


cara, antara lain: 1) Plate to plate calculation; 2) Metode Mc. Cabe and
Thiele; 3) Metode Fenske Underwood; 4) Short cut calculation.
 Pada penentuan N ini, ada beberapa komponen yang ikut berpengaruh
yakni N min (jumlah “plate” atau “trays” minimum), R min
(perbandingan Reflux minimum), R (perbandingan reflux) dan Eo
(effisiensi “plate” ).
 Harga R biasanya selalu dibandingkan dengan R min.

1. Menentukan R dan R min:


 Batasan-batasan yang dipakai yakni sbb:

R / R min N / N min
Low level refrigeration (< - 150 oF) 1,05 – 1,1 2,5 – 3,5
High level refrigeration 1,1 – 1,2 2,0 – 3,0
Pendingin kondensor dengan air atau 1,2 – 1,5 1,8 – 2,5
udara
1) Plate to plate calculation : dengan Metode Mc. Cabe and
Thiele : perhitungan stage ideal untuk sistem biner, tidak
perlu memperhitungkan heat balance, dengan asumsi laju
alir molar konstan. Tahapan perhitungan : membuat kurva
kesetimbangan, membuat garis operasi, membuat garis
umpan (q line), membuat garis stage

2) Metode Fenske Underwood : perhitungan minimum stage


menggunakan persamaan fenske, diturunkan dari distilasi
dua komponen pada total reflux (tidak ada distilat diambil)

3) Short cut calculation :perhitungan minimum stage, feed


plate location, minimum reflux, actual stage
Apabila terdapat n komponen dalam sistem, maka dapat dipakai
Metode Fenske dan Underwood:
α i .x iD
 α  θ  R m  1, ..........pers : 11.60 (Coulson)
i

Keterangan:
 : “relative volatility” K komponen ringan dibanding dengan K komponen kunci berat
K
  LK
K HK
 : konstanta Underwood yang besarnya antara  lk dan  hk
L
Rm atau ( ) min : Reflux ratio yaitu : aliran yang balik sebagai reflux (L) dibanding dengan
D
produk hasil atas (D)

Harga  dapat dicari dari persamaan berikut :


α i .x i.f
 α  θ  1  q, .......... .......... .......... ...pers : 11.61 (Coulson)
i
Harga q dalam section 11.5.2 coulson didefinisikan sebagai :
panas yang menguap setiap1 mol feed
q
panas laten (molar) feed

nilai q = 1 , untuk umpan pada titik didihnya


q = 0 , untuk umpan pada titik embunnya
sehingga nilai θ dapat dicari dengan trial and error.

Setelah harga Rm ditemukan, maka besarnya R dapat dicari


berdasarkan batasan-batasan diatas.
2. Menentukan Jumlah Plate Teoritis Minimum
 Jumlah plate minimum (Nm), terjadi pada reflux total, Fenske mengemukakan

jumlah plate teoritis minimum adalah:

 x LK   x HK 
log    
x x
 HK  D  LK  B
(N) min  ,..............pers 11.58 (Coulson)
log α avg

Keterangan :
α  ( K LK )D
puncak K HK
K
α bawah  ( LK )B
K HK
α avg  (K LK .K HK )
3. Menentukan Plate Teoritis
Dengan bantuan Grafik: Erbar and Maddok, 1961, Gambar 11.11 (Coulson) ,
dengan harga R/(R + 1) sebagai ordinat, dan parameter Rm/(Rm + 1) maka
akan didapatkan nilai N/Nm (absis). “ N dan Nm” adalah “ Jumlah plate
teoritis dan Jumlah plate minimum t eoritis”
4. Jumlah Plate Sesungguhnya (N act)

N teoritis
a) (N) act  1
Eo (efisiensi)

b) Untuk kondensor total dan reboiler parsiil


N teoritis
(N) act  2
Eo (efisiensi)

Berdasarkan kesepakatan pada pemakaian kondensor dan


reboiler parsiil, Diperkirakan efisiensi 60 – 80 % atau biasa
diambil Eo = 70 %
C. Menentukan Posisi Umpan Masuk
Digunakan persamaan Kirkbride (1944):
2
 Nr   B  x  xB. LK  
log    0,206 log   F .. HK   ,......... .pers 11.62 (Coulson)
 Ns   D  xF . LK  x D.HK  

atau
2 0,206
 Nr   B  xF .. HK  xB. LK  
 Ns    D  x   
    F .LK  x D.HK  

N act sama dengan (Nr + Ns).


Dengan diketahui Nact dan nilai (Nr/Ns), maka diperoleh nilai Nr,
yang merupakan kondisi umpan masuk dihitung dari plate teratas.

Nr (Nrectifiying) : jumlah plate diatas umpan masuk


Ns (Nstriping) : jumlah plate dibawah umpan masuk
D. Komposisi Uap dan Cairan

 Reflux (Lo) yaitu cairan yang masuk kembali ke dalam


menara
 Lo = R x D
 Vapor yang masuk ke kondensor (V) = (R + 1) x D
 Cairan yang keluar menara (L) = Lo (q . F), q = 1
 Vapor yang kembali ke dalam menara (Vo) = L – B
MENGHITUNG DIAMETER KOLOM DISTILASI

Diameter kolom dihitung berdasarkan flooding velocity.

Untuk rancangan aliran tray yg diberikan terdapat batasan tertentu


bagi aliran gas dan cairan dimana operasi stabil diperoleh.
BEBERAPA KEJADIAN
•Flooding (Banjir)
•Laju alir uap melebihi batas
•Terjadi penurunan tajam pada efisiensi dan kenaikan pada ∆P

•Penyebabnya: cairan terbawa secara berlebihan ke talam berikutnya

karena entrainment atau cairan kembali lagi ke downcomer


•Weeping
Laju uap air terlalu rendah sehingga tidak cukup untuk menjaga level

cairan pada talam


•Coning
•Laju cairan terlalu rendah sehingga uap menekan cairan kembali
melalui lubang
•Kontaknya buruk
E. Menghitung Diameter dan Tinggi Menara

1. Laju Alir Superficial batas Flooding (FLV)

L ρV
FLV  ,..........pers. 11.82 (Coulson)
V ρL

2. Flooding Vapor Velocity (Uf)


ρ L- - ρ V
Uf  K ,......... ..pers. 11.81 (Coulson)
ρV
K  konstanta flooding, diperoleh dari Gambar 11.27 (Coulson)

3. Flooding Vapor Velocity Actual (Un)


Dipilih design persen flooding (F*) pada laju alr maksimum
= 85 % ( Gambar 11.29), sehingga dengan rumus 11.83.

Un = F* x Uf
4. Laju Alir Volumetrik Uap Maksimum (Qv)
V
QV 
ρV

5. Net Area Yang Dibutuhkan (An)


Qv
An 
Un
6. Penampang Menara (Ac)
Asumsi Downcomer area (Ad) adalah 12 %
total area, sehingga penampang menara:
An
Ac 
0,88
7. Diameter Menara (Dc)

Ac x 4
Dc 
π

Keterangan Tabulasi daerah Menara :


Berdasarkan keterangan pada halaman 568 Coulson:
 Downcomer area (Ad) = 0,12 x Ac
 Net area (An) = Ac – Ad
 Active area (Aa) = Ac – (2 x Ad)
 Hole active area (Hs) = 0,1 x Aa

8. Tinggi Menara
Dengan mengetahui jumlah plate, jarak antar plate maka
dengan menambah 2 meter dibawah untuk menampung cairan
dan 1,5 m di atas untuk mencegah entrainment (Douglas)
CONTOH
PERANCANGAN
Suatu proses distilasi kontinyu dilakukan untuk merecovery
aseton dari aliran limbah cair (air). Umpan mengandung
aseton sebanyak 10% berat. Produk aseton yang diinginkan
memiliki kemurnian minimal 98% berat dan air yang dibuang
mengandung aseton tidak lebih dari 50 ppm. Umpan berada
pada temperatur 20oC. Laju alir maksimum umpan 10.000
kg/h dan laju minimumnya sebesar 70% dari laju maksimum.
Rasio refluks (R) diketahui sebesar 1,35 atau 3 kali R
minimum.
Dengan menggunakan metode McCabe-Thiele, diperoleh
jumlah tahap teoritik sebanyak 14 tahap dengan slope garis
operasi bottom= 3,9 dan slope garis operasi top = 0,75.

Tentukan desain plate untuk kolom distilasi ini.


1. Menentukan laju alir vapour dan liquid
Top
Top product, D = = 1020 kg/h
 
Neraca massa :
V=L+D
V/D = L/D + 1
V = (R+1) D = (1,35+1) 1020 = 2397 kg/h  vapour rate

Bottom
Bottom product, B = 10.000 - 1020 = 8980 kg/h
Neraca massa : V’ + B = L’
V’ + 8980 = L’
Diketahui slope garis operasi bottom, L’/V’ = 3,9
Maka: vapour rate, V’ = 3097 kg/h
Liquid rate, L’ = 12.078 kg/h
2. Menentukan sifat fisik
Perkirakan base pressure dengan asumsi efisiensi kolom 60%
dan reboiler ekivalen dengan 1 tahap.
14 - 1
Maka jumlah tahap nyata (aktual) = 0,6 = 22

Asumsikan pressure drop per plate sebesar 100 mm air, maka :


Pressure drop kolom = 100x10-3 x 1000 x 9,81 x 22 = 21.580 Pa.
Top pressure, 1 atm (14,7 lb/in2) = 101,4 x 103 Pa
Base pressure (estimasi) = 101,4 x 103 + 21.580 = 122.980 Pa
= 1,23 bar
Dari steam tabel, diketahui base temperatur = 106oC
Maka : v = 0,77 kg/m3
L = 950 kg/m3
Surface tension 57 x 10-3 N/m
Column Area, Ac Downcomer Area, Ad

Diameter Kolom, Dc

Net Area, An Active Area, Aa

Hole Area, Ah

Anda mungkin juga menyukai