Anda di halaman 1dari 29

Polietilena

Tereftalat
(PET)

1.RIAN ADITAHA
(15521236)
2.TIYANI YUSRA
(15521242)
3.SRI REZEKI
(15521243)
4.FARAH FAUZIYYAH I
(15521245)
5.DIKA PUJI RESPHATY
(15521265)

APA ITU PET (Polietilena


Tereftalat) ???

Polietilena tereftalat
(disingkat PET, PETE atau dulu
PETP, PET-P) adalah suatu resin
polimer plastik termoplast dari
kelompok poliester. PET banyak
diproduksi dalam industri kimia
dan digunakan dalam serat
sintetis, botol minuman dan
wadah makanan, aplikasi
thermoforming, dan
dikombinasikan dengan serat kaca
dalam resin teknik. PET
merupakan salah satu bahan
mentah terpenting dalam
kerajinan tekstil.

CARA
PEMROSESAN
BAHAN

1. PENCAMPURAN

Untuk memperoleh sifat-sifat tertentu


bahan plastik biasanya dicampur
dengan bahan bahan penambah
(additive).

Bahan campuran biasanya terdiri dari:


Resin
Stabiliser
Pewarna
Plastiser
Pengisi

2. PRAPEMBENTUKAN

Sebelum dimasukkan ke dalam


mesin cetak, bahan yang telah
dicampur biasanya di cetak
dahulu dalam bentuk awal
(prapembentukan/preforming):
Bahan termoplastik,
prapembentukan dilakukan
dengan mencetak bahan
mendekati bentuk rongga
cetakan, dengan berat jenis
yang sama (berarti volumenya
juga sama), sehingga dapat
menghemat bahan baku dan
mempercepat proses
Bahan termosetting,
prapembentukan dilakukan
dengan mencetak dingin bahan

3. PROSES
PENCETAKAN

Cetak Tekan
Cetak Transfer
Cetak Injeksi Bahan Termoplastik
Cetak Injeksi Bahan Termosetting
Ekstrusi
Pelapisan Ekstrusi
Cetak Rotasi
Sistem Cetak dengan Lengan
Putar
Cetak Tiup
Mesin pembuat botol secara
kontinyu
Pembuatan Film dan Lembaran
denganProses Penggilingan
Ekstrusi Lembaran Tipis dan Film

DIAGRAM ALIR PROSES

Deskripsi Pembuatan PET cara Batch dengan


Sistem Slurry
Tranportasi TPA

TPA yang berasal dari kontainer bulk dengan bantuan N 2


bertekanan dikirim ke storage tank, kemudian menuju
scale tank untuk ditimbang, kemudian masuk ke Cyclone
untuk dipisahkan TPA dan N2 pembawa. TPA turun ke
bawah masuk ke dalam TPA Hoper, sedangkan N 2 masuk
ke Bag Filter dan sebagian TPA yang terbawa disaring
dengan Filter
Distribusi
EGClothes.
EG ditransfer dengan menggunakan pompa menuju EG
measuring, setelah ditimbang EG turun dan masuk ke
dalam mixing vessel agar bercampur dengan TPA dan
membentu slurry.

Persiapan Katalis Sb2O3

Sb2O3 mempunyai bentuk berupa serbuk kristal yang


mudah larut dalam EG panas, berfungsi untuk
mempertahankan stabilitas thermal dari reaksi pada
proses polykondensasi.

Persiapan Zat Pemburam (Dulling Agent)


Persiapan TiO2 dibuat mencapai konsentari tertentu
sesuai yang diinginkan.

Proses Mixing
Semua bahan baku dari TPA hoper dan EG measuring
dicampur sedikit demi sedikit dalam Tangki Pencampuran
dengan Anchor Agitator dilengkapi Pemecah aliran
secara konstan dengan kecepatan 50-60 rpm. Kemudian
slurry dimasukan kedalam slurry tank yang dilengkapi
jacket pendingin.

Reaksi Esterifikasi

Semua bahan baku yang sudah berbentuk slurry


dimasukan ke dalam reaktor esterifikasi (reaktor jenis
CSTR yang dilengkapi dengan pengaduk, jacket, dan
isolasi. Dengan kondisi Tempratur 250 oC, Tekanan 1
Kg/cm2G , Waktu tinggal 4 jam, Fase Cair, Konversi 97,5
%.
Reaksi yang terjadi antara TPA dan EG membentuk BHET
dan Air. Reaksi dikatakan selesai apabila H2O pada

Hasil reaksi berupa uap air dan EG berlebih naik menuju


kolom distilasi yang tersambung di bagian atas reaktor.
Uap air keluar dari bagian atas kolom dan menuju
kondenser, sedangkan EG yang terkondensasi dalam
kolom dikembalikan kedalam reaktor.
BHET dari bangian bawah reaktor esterifikasi
dikeluarkan secara grafitasi dengan bantuan gas N2
Reaksi
sebagai Polymerisasi
pendorong.
Merupakan tahap penggabungan molekul-molekul BHET
menjadi PET dengan bantuan katalis. Proses
polymerisasi berlangsung pada tekanan vakum dan
perbedaan tempatur dengan menggunakan reaktor CSTR
yang dilengkapi jacket, pengaduk, isolasi.
Tempratur awal reaktor 260 oC, dengan adanya panas
dari dowtherm dan pengadukan 44 rpm sehingga
tempratur menjadi 300 oC. BHET dalam reaktor sedikit
demi sedikit berpolimerisasi membentuk PET sedangkan
uap EG yang dihasilkan akan terhisap oleh steam ejector
dengan tekanan MPS (Medium Pressure Steam) dan LPS
(Low Pressure Steam), sedangkan air yang terbentuk di

Steam ejector menghisap uap EG juga berfungsi


memvakumkan reaktor polykondensasi. EG yang sudah
divakumkan dipisahkan dengan condensor (pendingin
air) dan eliminator sehingga EG yang tealh dipisahkan
turun kembali dengan gaya grafitasi menuju primary EG
receiver dan secondary EG receiver lalu masuk ke dalam
tangki R-EG untuk di recovery dan dipakai kembali
sebagai bahan baku bersama EG murni pada REsterifikasi.
Pengambilan EG dengan memvakumkan,
mengakibatkan pembentukan rantai molekul, semakin
panjang rantai molekul maka berat molekul semakin
Hasil
tinggi,samping
sehingga nilai viskositas intrisik akan naik sesuai
Diethylene
Glycol
(DEG)
merupakan hasil reaksi
dengan angka
yang
diinginkan.
samping dari EG berlebih dalam suasana asam.
Pembentukan DEG sangat sulit dihilangkan , namun
jumlahnya dapat diperkecil dengan mongontrol
tempratur atau menambahkan katalis Tetra Ethylene
Amonium Hidroksida (TEAH).

Proses polimerisasi berlangsung 2-3 jam diakhiri


dengan kondisi suhu 300 oC. PET yang dihasilkan
selanjutnya dialiri ke tahap extrusi

Tahap Ektrusi
PET dalam bentuk lelehan yang dihasilkan dari reaktor
polimerisasi dimasukan ke dalam die head. Disini terjadi
proses perubahan fisik dari lelehan menjadi strand
(serat dengan ukuran cukup besar). Dengan batuan N 2
bertekanan tinggi lelehan PET ditekan melalui celah
spineret yang ada dalam die head pada tempratur 291
o
C. Strand keluar dari die head (lubang spineret) setelah
mengalami pendinginan secara tiba-tiba dengan air
pada suhu 17 oC.
Selanjutnya strand masuk USG (Under Strand
Granulator) Cutter untuk dipotong kecil-kecil dengan
ukuran 3 x 3 x 5 mm. untuk mengurangi kadar air chips
PET diseprotkan dengan udara bertekanan 3 kg/cm 2G.

Reaksi
Pembentukan
Serat Poliester
(PET)

Poliester adalah suatu kategori polimer yang mengandung gugus fungsional


ester dalam rantai utamanya. Meski terdapat banyak sekali poliester, istilah
"poliester" merupakan sebagai sebuah bahan yang spesifik lebih sering
merujuk pada polietilena tereftalat (PET). Poliester termasuk zat kimia yang
alami, seperti yang kutin dari kulit ari tumbuhan, maupun zat kimia sintetis
seperti polikarbonat dan polibutirat.

Serat Poliester merupakan serat buatan yang


dibuat

dengan

mereaksikan

asam

tereftalat

dengan etilena glikol dan proses pembuatannya


dengan
asam

pemintalan

tereftalat

dihasilkan
butiran

chip

leleh

dengan
serat

selanjutnya

dimana

reaksi

dari

etilena

glikol

akan

yang
akan

padat

berbentuk

dilelehkan

dan

dilakukan proses penarikan untuk menghasilkan


serat tekstil.

Proses polimerisasi yakni penggabungan monomer-monomer


membentuk rantai dalam membentuk poliester berlangsung
dalam 2 tahap pembentukan yaitu :

esterifik
asi
polikond
ensasi

esterifik
asi

Esterifikasi merupakan tahap


pembentukan monomer. Proses
ini disebut langsung karena
gugus karboksil (-COOH-)
dari asam tereftalat dapat
dengan mudah bereaksi dengan
etilena glikol, sehingga
tidak memerlukan
katalis/pemercepat rekasi.

polikond
ensasi

Polikondensasi merupakan proses


penggabungan monomer-monomer membentuk
suatu polimer. Panjang rantai polimer
yang terbentuk dari reaksi ini
dinyatakan dalam derajat polimerisasi
yang sangat dipengaruhi oleh suhu dan
lama reaksi melalui putaran pengadukan
yang dilakukan secara bertahap. Dalam
proses ini dapat juga terjadi kerusakan
rantai polimer yang sudah terbentuk
yang diakibatkan oleh adanya Oksigen,
yang berasal dari dalam maupun dari
luar reaktor

KONDISI OPERASI

KONDISI OPERASI

PET adalah poliester aromatik yang


dihasilkan dari polimerisasi baik asam
tereftalat (TPA) atau asam dimetil ester
tereftalat (DMT) dan etilena glikol (EG).
Gelas Transisi adalah sekitar 165 C (330
F) dan bahan mengkristal pada rentang suhu
120-220 C (248 -428 F).
PET sangat sensitif terhadap kelembaban
pada
suhu
tinggi
dan
menunjukkan
kelengkungan berlebihan ketika diperkuat
dengan serat kaca. Pemajuan kristalinitas
dicapai melalui penambahan bahan pembentuk
inti dan akselerator pertumbuhan kristal.
Cetakan
kristal
menunjukkan
modulus
tinggi, gloss, dan suhu distorsi panas.
Melenting diminimalkan dengan penambahan
pengisi partikulat seperti mika. Ketika
suhu cetakan rendah digunakan, cetakan
transparan

KEGUNAAN
PET
(polyethylene
terephthalate)
biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti
botol air mineral, botol jus, dan hampir
semua botol minuman lainnya. Serta wadah
makanan, aplikasi thermoforming, dan
dikombinasikan dengan serat kaca dalam
resin teknik.
PoliethyleneTerephtalate (PET) juga
merupakan
salah
satu
bahan
mentah
terpenting dalam kerajinan tekstil dalam
pembuatan kain.

Botol
jenis
PET
(polyethylene
terephthalate) ini direkomendasikanHANYA
SEKALI PAKAI.

Kenapa?
Karena Bila terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi
panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada
botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan
zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)
dalam jangka panjang.
Jadi buat yang memakai botol bekas air mineral
untuk didinginkan di kulkas, sebaiknya ganti
botol2 tersebut jadi botol yang terbuat dari
kaca.

SEKIAN
WASSALAMUA
LAIKUM
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai