Anda di halaman 1dari 2

DESKRIPSI PROSES PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN BAHAN BAKU CPO

Pada proses pembentukan biodiesel dengan bahan baku berupa CPO (Crude Palm Oil),
harus diketahui terlebih dahulu apakah mengandung asam lemak bebas >2% atau 2% maka
harus melewati tahap esterifikasi terlebih dahulu baru kemudian melakukan tahap
transesterifikasi agar ALB tidak memiliki kecenderungan yang besar untuk membentuk sabun
selama proses terjadi. Dalam proses ini kandungan ALB-nya >2% sehingga perlu dilakukan
tahap esterifikasi agar didapatkan produk berupa metil ester. Bahan baku CPO yang berada
pada TK-01 (Tangki 1) dikeluarkan dari tangki melalui pipa dengan bantuan gaya gravitasi
menuju ke heater untuk dipanaskan hingga temperatur 110oC (+5oC, -5oC). Hal ini
dilakukan agar air pada CPO menguap karena sifat air yang mudah bereaksi dengan katalis
asam maupun basa yang dapat mengakibatkan lambatnya kerja katalis. Proses pemanasan ini
juga dikarenakan struktur CPO yang berupa semi-padatan sehingga harus dipanaskan agar
tidak membeku, lalu didinginkan menggunakan kondenser hingga temperatur 60oC agar CPO
tidak kembali membeku. Kemudian CPO dialirkan dengan bantuan pompa menuju ke
Reaktor 2. Di dalam reaktor ini CPO dicampur dengan methanol dari TK-02 dan katalis asam
sulfat (H2SO4) dari TK-03 yang sebelumnya telah dilakukan pengadukan dalam Reaktor 1
dan kemudian dialirkan melalui pipa dengan bantuan pompa menuju Reaktor 2.
Dalam Reaktor 2 terjadi proses esterifikasi pada temperatur 60oC menggunakan pengadukan
dengan kecepatan 300rpm. Perbandingan yang digunakan antara CPO dan methanol adalah
1:6 dengan hasil konversi mencapai 65%. Pada dinding luar Reaktor 2 dipasang jaket
pendingin agar temperatur selama proses bisa dijaga konstan dan methanol tidak menguap.
Keluaran dari Reaktor 2 dialirkan melalui pipa dan bantuan pompa menuju ke Separator 1
untuk memisahkan hasil proses Reaktor 2 yang berupa metil ester, CPO, air, katalis, dan sisa
methanol menjadi metil ester + CPO + uap methanol pada bagian atas Separator 1 dan
sisanya berupa H2SO4 + H2O terpisah menuju ke bagian bawah separator. Produk bawah
dari separator ini kemudian dialirkan menggunakan pipa menuju ke TK-07 sebelum
dilakukan tindakan selanjutnya. Bisa di recovery untuk menghasilkan H2SO4 pekat atau
dibuang.
Metil ester dan CPO hasil pemisahan pada Separator 1 kemudian dialirkan menggunakan
pipa dengan bantuan pompa menuju Reaktor 4 untuk melalui tahap transesterifikasi.
Sebelumnya, methanol dan katalis basa KOH dihomogenkan dalam Reaktor 3 sehingga
terbentuk Kalium Metoksida. Senyawa ini lah yang dialirkan menuju Reaktor 4. Dalam
reaktor ini terjadi proses pencampuran metil ester dan CPO dengan Kalium Metoksida selama
kurang lebih 2 jam dengan temperatur 58-65oC. Reaktor 4 ini dilengkapi pemanas dan
pengaduk, yaitu saat pemanasan juga dilakukan pengadukan dengan kecepatan kurang lebih
300 rpm. Hasil akhir dari Reaktor 4 ini adalah metil ester dengan konversi sekitar 94-98%.
Keluaran dari Reaktor 4 kemudian dialirkan ke Separator 2 untuk memisahkan gliserol dan
metil ester dengan pengendapan. Gliserol akan berada pada lapisan bawah karena berat
jenisnya yang lebih besar dari metil ester. Kemudian gliserol dipisahkan dan ditampung ke
TK-08, metil ester diambil untuk melalui proses pencucian.
Metil ester hasil kerja Separator 2 ini kemudian dialirkan ke alat Washing untuk
menghilangkan senyawa pengotor dan tidak diinginkan seperti gliserol dan methanol.
Temperatur pencucian ini dilakukan sekitar 55oC. Pencucian dilakukan hingga tercapai pH
campuran normal (pH 6.8 7.2).
Setelah mengalami pencucian, keluarannya akan dialirkan menuju ke Drier untuk
menghilangkan kadar air dalam metil ester dengan lama waktu kurang lebih 10 menit pada
suhu sekitar 130oC. proses pengeringan ini dilakukan dengan cara memberikan panas secara
sirkulasi, dimana ujung pipa sirkulasi di tempatkan di tengah permukaan cairan pada Drying.
Tahap akhirnya adalah mengalirkan metil ester yang telah dikeringkan menuju ke alat
Filterization atau proses filtrasi untuk menghilangkan partikel-partikel pengotor biodiesel saat
proses pembentukan berlangsung seperti karat atau kerak dari dinding reaktor, kerak dari
dinding pipa, ataupun kotoran dari bahan baku yang digunakan. Filtrasi ini dilakukan dengan
menggunakan filter berukuran 10 mikron.
Metil ester yang telah di filtrasi ini kemudian ditampung ke TK-06 yang telah sudah
merupakan metil ester (biodiesel) murni dan siap digunakan sebagai campuran solar ataupun
digunakan sendiri sebagai bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai