Anda di halaman 1dari 27

Prinsip dan Peralatan

Kristalisasi
oleh :
Djulius Aman Wijaya & Jekasyah Permadi
Pendahuluan

Banyak proses di industri memakai proses kristalisasi untuk membuat berbagai macam
produk organik & anorganik untuk bahan makanan dan minuman, kimia pertanian,
pengolahan hasil tambang sampai bahan farmasi dan laboratorium yang sering disebut
fine chemicals.
Kristalisasi merupakan proses pemisahan padat-cair yang mana transfer massa terjadi
pada solute dari larutan cair menjadi fasa kristal padatan murni. Kristalisasi adalah suatu
teknik yang digunakan untuk memurnikan senyawa dalam bentuk padatan dengan
berdasarkan pada prinsip kelarutan, yakni suatu zat akan lebih cepat larut dalam cairan
panas apabila dibandingkan dengan zat tersebut dalam cairan dingin.
Proses Kristalisasi

Kristalisasi adalah proses dimana partikel padatan dibentuk dari fasa homogen. Dalam proses
kristalisasi, terdiri atas dua buah kejadian besar, yakni adalah nukleasi (nucleation) dan pertumbuhan
kristal (crystal growth). Kristal dibuat pada saat nuklei dibentuk dan kemudian ditumbuhkan. Proses
kinetik dari nukelasi dan pertumbuhan kristal membutuhkan keadaan yang sangat jenuh, yang
secara umum dapat diperoleh dengan mengubah suhu, menghilangkan pelarut, atau dengan
menambahkan agen penenggelam (drowning-out agent) atau pendamping reaksi.
Prinsip Kristalisasi
Kristalisasi dapat ditinjau dari kemurnian, peolehan, kebutuhan energy, laju nukleasi dan laju
pertumbuhan.

Kristalisasi dapat ditinjau dari kemurnian, peolehan, kebutuhan energy, laju nukleasi dan laju
pertumbuhan.
Kemurnian Hasil
Kristal yang baik terbentuk dengan baik, biasanya hamper murni, tetapi masih
mengandung agregat kristal, massa zat padat itu mungkin mengandung cairan induk
bersama kristal. Bila cairan induk yang terkandung yang kemurniannya rendah itu
dikeringkan, terjadi kontaminasi dan derajat kontaminasi ini tergantung pada banyak
dan derajat ketakmurnian cairan induk yang terkandung bersama kristal.
Kesetimbangan

Dalam kristalisasi kesetimbangan


dicapai saat larutan atau larutan induk
(mother liquor) menjadi jenuh.
Kejenuhan tersebuat direpresentasikan
oleh sebuah kurva kelarutan. Kelarutan
tergantung terutama pada temperatur.
Tekanan memiliki pengaruh yang dapat
diabaikan terhadap kelarutan. Data
kelarutan diberikan dalam bentuk kurva
di mana kelarutan dalam beberapa unit
yang sesuai diplotkan dengan
temperatur.
Perolehan dan laju pertumbuhan

Pada proses kristalisasi, kristal dan cairan induk berada pada waktu yang cukup lama
sehingga mencapai keseimbangan dan cairan induk itu jenuh pada suhu akhir proses.
Perolehan kristal dapat dihitung dari konsentrasi larutan awal dan kelarutan pada suhu akhir.
Jika selama proses terjadi penguapan yang cukup besar, kuantitasnya harus diketahui atau
dapat diperkirakan.
Bila laju pertumbuhan kristal lambat diperlukan waktu yang agak panjang untuk mencapai
keseimbangan.
Nukleasi

Laju nukleasi ialah banyaknya partikel baru yang terbentuk


per satuan waktu per satuan volume magma atau larutan
induk bebas zat padat. Besaran ini merupakan parameter
kinetic pertama yang mengendalikan Distribusi ukuran
kristal.
TEORI KRISTALISASI

Kristal terbentuk dari larutan lewat jenuh (supersaturated) melalui 2 langkah, yaitu :
1. nukleasi, pembentukan inti kristal.
2. pertumbuhan kristal.
Jika semula larutan tidak berisi padatan, pembentukan inti terjadi sebelum kristal tumbuh.
Inti-inti baru secara kontinyu terbentuk, sementara inti-inti yang sudah ada tumbuh
menjadi kristal.
Driving force kedua langkah di atas adalah supersaturasi, artinya kedua
langkah tersebut tidak dapat terjadi pada larutan jenuh atau undersaturated
Tahapan Kristalisasi

1. Pembentukan inti kristal


Selama kristalisasi dapat terjadi tiga tipe pembentukan inti kristal,
yaitu :
a. Pembentukan inti kristal tipe homogen
- Molekul dalam larutan terbentuk secara bersamaan, baik berupa
moleul tunggal maupun berupa unit molekul yg berikatan sebagai
suatu gugus. Gugus tsb kemudian terbentuk terus menerus dalam
larutan lewat jenuh atau lewat dingin. Pembentukan inti krstal tipe
ini berlangsung tanpa bantuan senyawa asing di dalam larutan
b. Pembentukan inti kristal tipe heterogen
- Inti kristal tipe heterogen terdiri dari beberapa senyawa yg
berbeda.
- Pembentukan inti kristal heterogen berlangsung sebelum
pembentukan inti kristal homogen
- Adanya zat asing, seperti zat pengotor, mampu mempercepat
pembentukan inti kristal
c. Pembentukan inti kristal tipe sekunder
- Terjadi ketika kristalit berukuran kecil dipindahkan dari
permukaan kristal yg telah terbentuk dan berperan
sebagai inti kristal yg baru.
- Mekanisme yg dilakukan melalui kontak antara satu kristal
dengan kristal lainnya melalui pengadukan dalam tangki
agitasi.
Beberapa parameter yg mempengaruhi terbentuknya inti
kristal

a. Kondisi lewat dingin larutan


- Semakin dingin larutan waktu induksi (waktu yg diperlukan sampai inti kristal
terbentuk) akan semakin pendek.
b. Suhu
- Penurunan suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat.
c. Sumber inti kristal
- Inti yg terbentuk pada pembentukan tipe heterogen memiliki kecendrungan
mempercepat kristalisasi
c. Viskositas
- Ketika viskositas meningkat akibat menurunnya suhu dan
meningkatnya konsentrasi larutan, proses pembentukan
inti kristal akan terbatasi. Hal ini disebabkan
berkurangnya pergerakan molekul pembentuk inti kristal
dan terhambatnya pindah panas sebagai energi
pembetukkan inti kristal
d. Kecepatan Pendinginan
- Pendingingan yg cepat akan menghasilkan inti kristal yg
lebih banyak dibandingkan pendinginan lambat
e. Kecepatan agitasi
- Proses agitasi mampu meningkatkan laju pembentukan
inti kristal. Agitasi menyebabkan pindah massa dan
pindah panas berjalan lebih efisien.
f. Bahan tambahan dan pengotor
- bahan-bahan tambahan dapat berperan untuk
membantu atau menghambat pembentukan inti kristal
g. Densitas massa kristal
- Jumlah kristal yg terdapat dalam satu unit volume yg
terdapat dalam larutan akan berpengaruh pada tingkat
pertumbuhan setiap kristal.
Dalam industri kristalisasi, beberapa hal
yang perlu diketahui :

rendemen,
kemurnian,
bentuk dan ukuran ( tergantung data keseimbangan fase
padat - cair),
keseragaman ukuran (ada distribusi ukuran produk
kristaliser).
ALAT-ALAT KRISTALISASI

Kristaliser : batch dan kontinyu.


Dengan dasar bahwa kristalisasi terjadi jika kondisi larutan supersaturasi, maka
kristaliser harus berfungsi tempat membuat larutan supersaturasi.
Klasifikasi alat dalam membuat kondisi ini:
1. mendinginkan larutan tanpa penguapan. Contoh : tank and batch type.
2. menguapkan solven dengan sedikit atau tanpa pendinginan. Contoh:
rangkaian evaporator-kristaliser dan crystalizing evaporator.
3. kombinasi pendinginan dan evaporasi dalam adibatic evaporator vacuum
crystalizer. Contoh : vacuum crystalizer.
Alat-alat Kristalisasi

Agitated Batch Crystallizer


Cara kerja:
Air akan mengalir sepanjang gulungan kawat. Pendingin danlarutan digerakkan oleh
baling-baling yang terdapat pada tanki.

Kerugiannya:
Proses secara batch sehingga banyak waktu untuk bongkar pasang
Pada koil terjadi kritalisasi paling cepat atau banyak
Pemeliharaan dan pembersihannya lebih sulit
Swenson Walker
Crystallizer

Cara Kerja:
Larutan masuk pada ujung yang satu dengan
temperatur yang tingi dan keluar pada ujung yang lain
dengan temperatur relatif rendah. Air pendingin dapat
dialirkan di dalam jaket secara co-current ataupun
counter current. Di dalam salurannya dilengkapi
pengaduk yang horisontal sepanjang saluran.
Pengaduk tersebut berupa suatu as yang dilengkapi
dengan pengaduk bentuk helic, yang mana
disamping fungsinya sebagai pengaduk
(untukmenjadikan larutan homogen) juga untuk
mengalirkan bahan sesuai dengan arus helicnya.
Merupakan crystallizer dengan menggunakan
air sebagai media pendingin. Kadang-kadang
digunakan juga larutan garam sebagai media
pendingin. Proses yang terjadi terdiri dari:
Pembentukan larutan lewat jenuh (super
saturasi) dan Pembentukan / pertumbuhan
kristal

Cara Kerja :
Pembentukan larutan lewat jenuh(super
Crystal Cooling saturasi)
Feed merupakan larutan jenuh yang
Crystallizer tercampur dengansisa larutan dari
tangki pengkristalan lewat jenuh pada
cooler,karena adanya penururnan suhu
dihasilkan larutan lewat jenuh.

Pembentukan/pertumbuhan kristal
Larutan jenuh yang diperoleh dialirkan
dalam tangki kritalisasi sehingga terjadi
kontak dengan inti kristal dantejadi
pertumbuhan kristal. Sisa larutan setelah
dikristalisasi disirkulasi kembali dicampur
dengan feed yang masuk.
Evaporator
Crystallizer

Cara kerja :
Feed masuk pada T, kemudian masuk pada
pemanas (heater), dialirkan uap (steam
yang berada diluar tabung. Kemudian
dikeluarkan pada kondensor bagian bawah
dan dipompakan ke bejana. Diatas
evaporator ada penghisap U untuk
mengkondisikan, umumnya untuk mencapai
supersaturasi. Kemudian jika sudah jenuh
turun pada bejana dan terjadi
pertumbuhan kristal besar dan dialirkan ke
M. Kristal murni diperoleh dengan jalan
centrifugasi. Pada kristal keluarnya
dipanaskan kembali pada heater bersama-
sama feed yang masuk dan disirkulasi
kembali sehingga bekerjasecara kontinyu.
Kristal hasil dan mother liquor dikeluarkan
lewat M untuk dipisahkan kristalnya dengan
menggunakan separator atau centrifuge
Batch Vacum
Crystallizer

Cara kerja :
Feed masuk mencapai ketingggian
tertentu, kran masuk ditutup. Didalam
tangki terdapat propeller yang dijalankan
sehingga menimbulkan olakan-olakan
centrifugal didalam kristal pada larutan
lewat jenuh. Tangki krital dibuat vacuum
dengan menggunakan jetbouster dan
kondensor yang juga dipengaruhi oleh
pompa vacuum. Kemudian steam
digunakan untuk mendorong uap ke
vacuum pompa. Yang sebelumnya
dihisap oleh bouster dan dibuat vacuum,
untuk memperbesar vacuum
menggunakan kondensor. Pada
kondensor digunakan atau dilengkapi
pompa vacuum agar uap yang tidak
terkondensasi dihisap oleh pompa
vacum. Setelah penguapan tersebut
larutan lewat jenuh sehingga
mempengaruhi pertumbuhan kristal.
Kemudian kristal dikeluarkan dan lewat
induk dipisahkan dengan cara centrifugal
Continuous Swenson
Vacum Crystallizer

Cara kerja :
Sistem yang digunakan dalam operasi alat ini yaitu sistem vaccum.
Dengan adanya sistem vaccum maka uap meninggalkan tangki
menuju booster atau kondensor. Larutan umpan akan masukke
dalam pipa-turun sebelum disedot oleh pompa sirkulasi. Cairan
induk dan kristal ditarik keluar melalui pipa pengeluar yang
ditempatkan diatas pemasuk umpan didalam pipa-turun. Cairan
induk dipisahkan dari kristal didalam pemisah sentrifugal kontinue,
kristal dibawa keluar sebagai hasil atau untuk diolah lebih lanjut,
dan cairan induk didaurkan kembali kedalam pipa turun. Sebagian
cairan induk dikeluarkan dari sistem dengan pompa untuk
mencegah akumulasi ketakmurnian. Crystallizer dilengkapi
klasifikasi dan pemindahan inti kristal ukuran kristal yang lebih kecil
biasanya tidak diinginkan, sehingga harus dicegah supaya tidak
masuk dalam tangki kristalisasi dengan jalan mengalirkan ke
classifier. Untuk membantu pemisahan kristal kecil agar tidak terikut
keluar sebagai produk maka dialirkan larutan jenuh dari bawah
kaki cristallizer. Klasifikasi hanya efektif bila jumlah pertumbuhan
kristal dapat diatur. Untuk memindahkan inti kristal yang tidak
diinginkan (kelebihan inti kristal) maka magma disirkulasi melalui
separator. Dalam separator, kristal yang besar mengendap
kebawah yang kemudian bersama sama feed disirkulasi kembali,
sedang kristal yang kecil (inti kristal) bersama-sama cairan akan
dikeluarkan.
Crystal Vacum
Crystallizer

Cara Kerja :
Feed dicampur dengan cairan yang
direcycle kemudian dipompa keruang
penguap untuk diuapkan secara
adiabatic sehingga terjadi larutan
lewat jenuh. Larutan tersebut mengalir
melalui pipa tangkikristalisasi sehingga
terbentuk kristal, kemudian kristal
dikeluarkan melalui discangernya
sedangkan cairan direcycle
Continuous Crystallizer

.Magma disirkulasikan dari dasar


kristaliser yang berbentuk kerucut,
melalui pipa turun ke dalalm
pompasirkulasi yang mempunyai
tinggi tekan rendah dan kecepatan
rendah, mengalir ke atas melalui
pemanas tabung vertical yang
dipanaskan oleh uap yang kondensasi
di dalam selongsongnya dan
kemudian ke dalam tubuh alat. Uap
panas masuk melalui pemasuk
tangensial yang terletak persis di
bawah permukaan magma. Uap ini
menyebabkan terjadinya gerakan
aduk di dalam magma yang
mempermudah evaporasi kilat dan
membuat magma itu seimbang
dengan uap karena aksi kilat
adiabatic.
Draft Tube Baffle
Crystallizer

Merupakan kristalisator yang lebih


efektif dan serbaguna. Tubuh
kristalisator ini dilengkapi dengan
tabung jujut (draft tube) yang juga
berfungsi sebagai sekat untuk
mengendalikan sirkulasimagma, dan
agitator propeller yang mengarah ke
bawah untukmemberikan sirkulasi
yang terkendali di dalam kristalisator.
ADA PERTANYAAN KAKAK ??

Anda mungkin juga menyukai