Anda di halaman 1dari 7

EKSTRASI MASERASI DIGESTI

I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui proses ekstrasi meggunakan metode Digesti.

II. Teori
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah,
yaitu pada suhu 40- 50C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk
simplisia yang zat aktifnya tahan terhdap pemanasan. Dengan pemanasan
diperoleh keuntungan antara lain:
1. Kekentalan pelarut berkurang, yang dapat mengakibatkan
berkurangnya lapisan-lapisan batas.
2. Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, sehingga pemanasan
tersebut mempunyai pengaruh yang sama dengan pengadukan.
3. Koefisien difusi berbanding lurus dengan suhu absolute dan
berbanding terbalik dengan kekentalan, sehingga kenaikan suhu akan
berpengaruh pada kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan
meningkat bila suhu dinaikan.
4. Jika cairan penyari mudah menguap pada suhu yang digunakan, maka
perlu dilengkapi dengan pendingin balik, sehingga cairan akan
menguap kembali ke dalam bejana.
KLASIFIKASI dan KANDUNGAN PADA DAUN TEH

Camellia sinensis

Dedaunan Camellia sinensis

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Ericales
Famili: Theaceae
Genus: Camellia
Spesies: C. sinensis

Nama binomial

Camellia sinensis
(L.) Kuntze

Kandungan Teh Hijau Komposisi senyawa-senyawa dalam teh hijau


sangatlah kompleks yaitu protein (15-20%); asam amino seperti
teanine, asam aspartat, tirosin, triptofan, glisin, serin, valin, leusin,
arginin (1-4%); karohidrat seperti selulosa, pectin, glukosa, fruktosa,
sukrosa (5-7%); lemak dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat;
sterol dalam bentuk stigmasterol; vitamin B,C,dan E; kafein dan
teofilin; pigmen seperti karotenoid dan klorofil; senyawa volatile
seperti aldehida, alkohol, lakton, ester, dan hidrokarbon; mineral dan
elemen-elemen lain seperti Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, Zn, Mo, Se, Na, P,
Co, Sr, Ni, K, F, dan Al (5%) (Cabrera et al., 2006). Teh telah
dilaporkan memiliki lebih dari 4000 campuran bioaktif dimana
sepertiganya merupakan senyawa-senyawa polifenol. Polifenol
merupakan cincin benzene yang terikat pada gugus-gugus hidroksil.
Polifenol dapat berupa senyawa flavonoid ataupun non-flavonoid.
Namun, polifenol yang ditemukan dalam teh hampir semuanya
merupakan senyawa flavonoid (Sumpio, 2006). Senyawa flavonoid
tersebut merupakan hasil metabolisme sekunder dari tanaman yang
berasal dari reaksi kondensasi cinnamic acid bersama tiga gugus
malonyl-CoA. Banyak jenis-jenis flavonoid yang ada di dalam teh,
tetapi yang memiliki nilai gizi biasanya dibagi menjadi enam
kelompok besar (Mahmood et al., 2010). Tabel. 2.1. Jenis-Jenis
Flavonoid (Mahmood et al., 2010) Gambar 2.2. Struktur Kimia
Flavonoid (Mahmood et al.,2010) Dari senyawa-senyawa polifenol
tersebut, flavanol atau yang dikenal dengan catechin, merupakan
senyawa yang memyumbangkan berat 20-30% dari daun teh yang
kering. Senyawa catechin tidak berwarna, larut dalam air, dan
berfungsi untuk memberikan rasa pahit pada teh. Modifikasi pada
catechin dapat mengubah warna, aroma, dan rasa pada teh. Sebagai
contoh, pengurangan kadar catechin dalam teh dapat menambah
kualitas aroma dari suatu teh (Mahmood et al., 2010). Selain flavanol,
ada juga senyawa yang disebut dengan flavonol. Quercetin, myricetin,
dan kaemferol merupakan contoh flavonol utama yang menjadi ekstrak
cair dari suatu teh. Flavonol biasanya ditemukan dalam bentuk
glycosidic karena bantuk yang non-glycosidic tidak dapat larut dalam
air. Selain itu, di dalam teh juga terdapat zat kafein (Mahmood et al.,
2010 dan Turkoglu et al., 2010).
III. Alat dan Bahan
Alat :
- Wadah untuk masrasi; beaker glass, erlenmeyer, batang pengaduk,
gelas ukur, cawan, termometer, kertas saring, kompor listrik.
- Kompor/ penangas air,
- Plastik putu
Bahan;
- Serbuk simplisia tanaman daun teh 100 gr
- Alkohol 70% sebagai pelarut

IV. Prosedur Kerja


1. Timbang 100 gram serbuk simplisia daun teh dan masukan kedalam
wadah maserasi.
2. Tuangkan pelarut kedalam wadah tersebut dengan perbandingan
simplisia: pelarut (1:3), kemudian tutup dengan rapat.
3. Panaskan dengan suhu 40- 50C selama 3 jam sambil sesekali di
aduk.
4. Diamkan sampai suhu kamar.
5. Saring dengan menggunakan kertas saring sehingga diperoleh filtrat
dan ampas.
6. Filtrat dibagi 2 bagian.
7. Uapkan filtrat 1 dengan menggunakan penangas air atau rotari
evavorator sampai tersisa 10% nya.
8. Uapkan filtrat 2 dengan meggunakan peangas air atau rotari
evavorator sampai tersisa endapan.
9. Hitung rendemenya.
V. Hasil Percobaan
Diketahui filtrat simplisia daun teh 244,1 g
Filtrat dibagi 2. (244,1 g : 2 = 122,05g)
Diketahui berat cawan I = 81,5 g
II = 86,g

Setelah diuapkan:
cawan I = 106 g
Maka berat rendemen I = 106g 81,5g = 24,5g
Cawan II = 99,3 g
Maka berat rendemen II = 99,3g 86g = 13,3g

Persentase rendemen yang didapat:


Rendemen I 24,5g/122,05g = 20%
Rendemen II 13,3g/122,05g = 10,89%

VI. Pembahasan
Praktikum dilakukan di kampus STIKes Muhammadiyah Ciamis pada hari
sabtu 03 Oktober 2015. Proses ekstrasi mengunakan metode digesti
dimulai pukul 10.00-13.00 WIB. Setiap 15 menit sesekali diaduk. Dalam
suatu tanaman yang akan diambil atau akan dipisahkan komponen
kimianya dari tanaman tersebut maka tahap selanjutnya adalah ekstraksi
yang merupakan suatu cara pemisahan (isolasi) zat aktif dari suatu
simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai dan metode tertentu.
Tujuan ekstraksi yaitu untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia dengan menggunakan pelarut organik tertentu.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat
kedalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antarmuka,
kemudian berdifusi masuk kedalam pelarut.
Prosesnya adalah sebagai berikut: pelarut organik akan menembus dinding
sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan terelarut sehingga terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dan pelarut organik di luar sel. Maka larutan
terpekatakan berdifusi keluar sel, dan proses ini berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi zat aktif di dalam dan diluar sel.
Dimana ekstraksi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode,
diantaranya maserasi, perkolasi, dan infudasi. Dan untuk percobaan kali ini
digunakan sampel (simplisia) daun teh Camellia sinensis.

VII. Kesimpulan
- Dapat melakukan proses ekstrasi mengunakan metode digesti.
- ekstraksi yang merupakan suatu cara pemisahan (isolasi) zat aktif dari
suatu simplisia dengan menggunakan pelarut yang sesuai dan metode
tertentu.
- Mengunakan pelarut 70%
- Hasil ekstrasi maserasi digesti dari 2 filtrat didadapa
Rendemen I = 20%
Rendemen II= 10,8%
DAFTAR PUSTAKA

K.Heyne.1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Edisi III. Yayasan sarana Warna


Jaya. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

https://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis [Diakses pada hari sabtu 03


Oktober 2015].

Anda mungkin juga menyukai