Anda di halaman 1dari 3

.2.1.

Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 3060 cm. Daun
tanaman jahe berupa daun tunggal, berbentuk lanset dan berujung runcing. Mahkota bunga
berwarna ungu, berbentuk corong dengan panjang 2 2,5 cm. Sedangkan buah berbentuk bulat
panjang berwarna cokelat dengan biji berwarna hitam.
Berdasarkan ukuran dan warna rimpangnya, jahe dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) varietas, yaitu
jahe besar (jahe gajah), jahe kecil (jahe emprit), dan jahe merah (jahe sunti). Jahe merah dan jahe
kecil banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Sedangkan jahe besar dimanfaatkan sebagai
bumbu masak (Matondang, 2005).
Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin adalah minyak dan damar yang merupakan
campuran minyak atsiri sebagai pembawa aroma dan sejenis damar sebagai pembawa rasa.
Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, paradol, shogaol, zingerone, resin dan minyak
atsiri. Persenyawaan zingerone tidak dalam bentuk persenyawaan keton bebas, melainkan dalam
bentuk persenyawaan aldehid alifatis jenuh, terutama senyawa n-heptanal (Ravindran et al., 2005).
Secara tradisional ekstrak jahe digunakan antara lain sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk
angin, untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik,
menghilangkan rasa sakit, obat anti-mual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari
perut) dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak, serta memar
(Shukla, 2007).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan dan antikanker.
Beberapa komponen utama dalam jahe seperti gingerol, shogaol dan gingerone memiliki antioksidan
di atas Vitamin E (Kikuzaki dan Nakatani, 1993). Selain itu, jahe mampu menaikkan aktivitas salah
satu sel darah putih, yaitu sel natural killer (NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel
yang terinfeksi virus. (Zakaria et al., 1999).

Parameter Kelayakan Minuman Instan sebagai Minuman Kesehatan

Untuk menentukan kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan diperlukan parameter
tertentu yang menjadi dasar atau landasan penerimaan masyarakat terhadap produk tersebut.
Parameter tersebut ditetapkan agar keamanan dan konsistensi produk tersebut terjamin, sehingga
produk tersebut aman dan sehat untuk dikonsumsi sebagai produk pangan. Khusus untuk penelitian
ini, tinjauan kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan yang menjadi parameter aman
dan sehat untuk dikonsumsi secara umum, yaitu : parameter kelayakan minuman instan sebagai
minuman kesehatan dilihat dari komponen mutu inderawi, parameter kelayakan minuman instan
sebagai minuman kesehatan dilihat dari kandungan komponen nonzat gizi (zingiberin), dan
parameter kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan dilihat dari persyaratan
kesehatan.
Belum adanya standar mutu bahan baku alami di Indonesia, maka penentuan parameter terhadap
kadar konsumsi senyawa tertentu secara tepat dan benar belum dapat dilakukan dalam penelitian
ini. Untuk mengukur kadar konsumsi terhadap komponen/senyawa tertentu secara tepat dan benar
perlu dilakukan pengujian lanjut/khusus (Wawancara : Bambang Sudibyo, September 2004). Berikut
uraian masing-masing tinjauan parameter kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan.
1. Parameter Kelayakan Minuman Instan sebagai Minuman Kesehatan
Dilihat dari Komponen Mutu Inderawi
Kelayakan minuman instan sebagai minuman kesehatan harus memenuhi persyaratan mutu sesuai
dengan bentuk dan jenisnya. Bentuknya yang berupa serbuk, maka persyaratan mutu didasarkan
pada SNI 01-4320-1996 tentang serbuk minuman tradisional, yang didefinisikan
sebagai produk bahan minuman berbentuk serbuk atau granula yang dibuat dari campuran gula dan
rempah-rempah dengan atau penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan yang diijinkan.
.
Unsur-unsur yang dinilai secara inderawi, meliputi :
a. Warna
Warna minuman instan yaitu normal.
Minuman instan ekstrak jahe dan ekstrak mengkudu yang dihasilkan harus mempunyai warna
normal/ideal, yaitu berwarna khas seperti menyerupai warna jahe. Hal ini, disebabkan karena zat
warna pada jahe lebih dominan dari warna yang lain, sehingga warna minuman jahe khas seperti
warna kuning jahe.
b. Bau/aroma
Bau/aroma minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Bau/aroma minuman instan ekstrak
jahe beraroma khas seperti bau/aroma jahe pada minuman jahe.
c. Rasa
Rasa minuman instan yaitu normal/ideal, khas rempah. Rasa minuman instan ekstrak jahe .

2. Parameter Kelayakan Minuman Instan sebagai Minuman Kesehatan


Dilihat dari Kandungan Komponen Aktif Non Zat Gizi (oleoresin) Parameter kelayakan minuman
instan sebagai minuman kesehatan dapat dilihat dari adanya kandungan aktif nonzat gizi. Hasier
(1995) berpendapat, Sebagai bagian dari produk pangan fungsional, minuman
kesehatan harus memenuhi sifat fungsional secara fisiologis yaitu mengandung komponen aktif zat
gizi dan nonzat gizi dan dapat digunakan untuk pencegahan atau penyembuhan sesuatu
penyakit, atau mencapai kesehatan tubuh optimal (Anonim, 2004:o).
3. Parameter Kelayakan Minuman Instan sebagai Minuman Kesehatan
Dilihatdari Persyaratan Kesehatan
Dalam uraian sebelumnya, disebutkan bahwa makanan atau miuman yang memenuhi syarat
kesehatan (fungsional) adalah makanan atau minuman yang mengandung komponen aktif zat gizi
dan nonzat gizi yang dapat menyehatkan dan menyegarkan tubuh, mempunyai fungsi tertentu pada
waktu dicerna serta memberikan kegunaan tertentu dalam proses metabolisme tubuh (Anonim,
2004:q).
Syarat kesehatan makanan atau minuman juga dapat ditentukan oleh adanya komponen-komponen
tertentu yang menentukan keamanan pangan. Komponen-komponen tersebut harus mempunyai
batas ukuran/kadar aman dalam tingkatan tertentu, sehingga dapat dijadikan parameter syarat
sehat pangan. Komponen syarat kesehatan pangan yang menjadi parameter
adalah, kadar air, kadar abu, jumlah gula, cemaran logam, dan cemaran mikroba.

Minuman kesehatan adalah minuman yang mengandung unsur unsur zat gizi atau nonzat gizi baik
dalam bentuk cair, serbuk maupun tabled, dapat diminum dan memberikan efek/pengaruh terhadap
satu atau sejumlah terbatas fungsi dalam tubuh tetapi yang bersifat positif, sehingga dapat
menyehatkan pada tubuh (Muchtadi, 1996)

Anda mungkin juga menyukai