METODE REFLUK
I. TUJUAN
1. Dapat mengisolasi alkaloid kafein pada daun teh dengan menggunakan metode
refluks
2. Mengidentifikasi kafein pada daun teh dengan menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan
proses pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa
lain dan didasarkan pada prinsip kelarutan. Jenis ekstraksi ada tiga
yaitu, ekstraksi cair-cair, ekstraksi padat-cair, dan ekstraksi asambasa. Dalam percobaan 04 akan dilakukan ekstraksi padat-cair,
dimana zat yang akan diekstraksi terdapat dalam fasa padat, yaitu
kafein yang berada di dalam teh.
KAFEIN
Daun teh mengandung banyak sekali senyawa didalamnya, untuk
memisahkan kafein dari senyawa lainnya ditambahkan Na2CO3. Na2CO3 merupakan
garam non polar, yang dapat terurai di dalam air menjadi ion Na+ yang mengikat
kafein dan CO3- yang mengikat H2O membentuk HCO3 (suatu asam). Garam
kafein+Na larut dalam air. Air panas yang ditambahkan berfungsi membuka poripori dari daun teh agar ekstak daun teh dapat keluar dengan sempurna dan kafein
yang didapatkan cukup banyak.
Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain 1,3,7trimetixantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum. Bila tidak mengandung air,
kafein meleleh pada 234 0 C sampai 239 0 C dan menyublim pada suhu yang lebih
rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam
air dingin, alkohol dan beberapa pelarut organik lainnya. Kafein juga merupakan
senyawa kimia golongan alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa organik mirip alkali
yang mengandung atom nitrogen yang bersifat basa dalam cincin heterosiklik.
Karena bersifat basa, tumbuhan yang mengandung alkaloid biasanya terasa pahit.
Keberadaan alkaloid pada tumbuhan sendiri tidaklah merupakan zat metabolisme,
namun lebih merupakan senyawa metabolit sekunder yang memiliki lebih banyak
fungsi eologis daripada fungsi merabolisme itu sendiri. Beberapa ahli menyatakan
bahwa alkaloid berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan
penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa mineral untuk mempertahankan
keseimbangan ion. Tipe alkaloid yang digunakan dalam praktikum ini adalah kafein
yang diekstraksi dari Camellia sinensis sinensis.
TEH HIJAU
Teh adalah bahan minuman yang secara universal dikonsumsi
di banyak negara serta berbagai lapisan masyarakat (Tuminah,
2004). Teh juga mengandung banyak bahan-bahan aktif yang bisa
berfungsi sebagai antioksidan maupun antimikroba (Gramza et al.,
2005).
Teh hijau merupakan teh yang tidak mengalami proses
fermentasi dan banyak dikonsumsi orang karena nilai medisnya. Teh
hijau kerap digunakan untuk membantu proses pencernaan dan
juga karena kemampuannya dalam membunuh bakteri. Kandungan
polifenol
yang
membunuh
tinggi
dalam
bakteri-bakteri
teh
hijau
perusak
dan
dimanfaatkan
juga
bakteri
untuk
yang
spesies
the
yaitu
sinensis,
assamica,
dan
sinensis
dengan
nama
varietas
yang
berbeda.
Superdivisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo (bangsa)
: Theales
Familia (suku)
: Theaceae
Genus (marga)
: Camellia
Spesies (jenis)
: Camellia sinensis
2. Morfologi Tanaman
Camellia sinensis, suatu tanaman yang berasal dari famili theaceae,
merupakan pohon berdaun hijau yang memiliki tinggi 10 - 15 meter di alam bebas
dan tinggi 0,6 - 1,5 meter jika dibudayakan sendiri. Daun dari tanaman ini
berwarna hijau muda dengan panjang 5 - 30 cm dan lebar sekitar 4 cm. Tanaman ini
memiliki bunga yang berwarna putih dengan diameter 2,5 - 4 cm dan biasanya
berdiri sendiri atau saling berpasangan dua-dua (Ross, 2005). Buahnya berbentuk
pipih, bulat, dan terdapat satu biji dalam masing-masing buah dengan ukuran
sebesar kacang (Biswas, 2006).
pemanasan
pada
prosesnya),
secara
umum
yang
ralatif
konstan
dengan
adanya pendingin
balik (Depkes RI, 2000). Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya
adalah ekstraksi berkesinambungan.
Metode
ini
umumnya
digunakan
untuk
mensistesis
molekul,
atau
kerapatan
muatan
ion.
Atau
secara
campuran
berdasarkan
perbedaan
kecepatan
gunakan
untuk
memisahkan
komponen-komponen.
Seluruh
substansi
bentuk
campuran
kromatografi
menjadi
bekerja
III.
Statif
Klem refluks
Selang
Kondensor refluks
Labu alat bulat 500 mL
Corong pisah
Asbes
Api bunsen
Penyangga kaki tiga
Erlenmeyer
Beaker glass 250 mL
Aerator
Lampu UV 256
Chamber
Batang pengaduk
Plat KLT GF254
Kain flanel
Kaca arloji
Krus
Kertas saring dan kapas
Corong kaca
b. Bahan
- Kloroform
- Daun teh hijau
- Aquadest
- Etanol
- Magnesium Oxide (MgO)
IV.
CARA KERJA
1. Isolasi Alkaloid Kafein Daun Teh
- Diambil 50 g daun teh, ditambah 2 g MgO dan 250 mL aquadest
- Direfluks selama 30 menit
- Disaring dengan kain flanel (dalam kondisi panas)
- Ditambahkan larutan asam asetat tetes per tetes sampai terbentuk endapan
-
: 22,9835 g
: 22,9197 g
Rendemen
x100%
-
RF =
Baku
Jarak Noda
Samp
Sinar UV
Baku
Sampe
l
3,9 cm
el
-
4,2 cm
= 0,52
= 0,48
8 cm
8 cm
49,0434 g
= 0,13008 %
b. Perhitungan Rf
1. Jarak noda
-
Jarak Noda
Sinar Tampak
Baku
Samp
Sinar UV
Baku
Sampel
4,2 cm
3,9 cm
el
-
2. Nilai Rf
3. Nilai hRf
- hRf =
-
Sinar Tampak
Bak
u
-
Samp
el
-
Baku
4,2 cm x 100
= 52,5
Sampel
- 4,2 cm x 100
= 48,75
8 cm
8 cm
VII.
PEMBAHASAN
- Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan isolasi alkaloid kafein daun teh
254
menggunakan eluen kloroform dan etanol dengan perbandingan 99 : 11. Kristal yang
terbentuk dilarutkan terlebih dahulu dengan kloroform setelah itu ditotolkan pada plat
KLT selanjutnya dimasukkan kedalam chamber yang berisi eluen. Setelah eluen
bergerak melewati batas, kemudian diperiksa sinar tampak dan menggunakan sinar
UV 254 untuk selanjutnya dihitung nilai Rfnya.
- Nilai Rf digunakan untuk menyatakan ukuran daya pisah suatu zat
, dimana jika nilai Rfnya besar berarti daya pisah zat yang dilakukan
solvent (eluenya) maksimum sedangkan jika nilai Rfnya kecil berarti
daya pisah zat yang dilakukan solvent (eluenya) minimum. Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Rf yaitu:
Rf
= Jarak
noda
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, 177-179, Depkes RI,
Jakarta.
-
- LAMPIRAN LAMPIRAN
1. Gambar rangkaian alat Refluks
-