Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA 2

ISOLASI KAFEIN PADA KOPI

DENGAN METODE REFLUKS

Disusun Oleh :

Lita Tri Astari 1843057021

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

1
1. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Dapat mengetahui bagaimana cara mengisolasi kaffein dari kopi
b. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi dari senyawa kaffein
c. Dapat mengetahui prinsip kerja dari metode refluks
d. Dapat mengetahui sifat-sifat dari senyawa alkaloid yang terkandung di dalam
kaffein
e. Dapat mengetahui cara pemurnian senyawa dengan menggunakan metode
sublimasi
f. Mengetahui cara identifikasi koffein dengan cara murexid

2. DASAR TEORI
KOPI

Gambar. Tanaman Kopi

Klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.)


menurut Rahardjo (2012) adalah sebagai berikut :
Kigdom : Plantae
Subkigdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea

2
Spesies : Coffea sp. ( Cofffea arabica L., Coffea canephora, Coffea liberica,
Coffea excels). (Rahardjo, 2012)

Kopi merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa kimia yaitu kafein yang
merupakan salah satu senyawa organik alkaloid. Senyawa alkaloid adalah senyawa organik yang
mengandung nitrogen (biasanya) dalam bentuk siklik dan berbentuk basa. Senyawa ini tersebar
luas dalam dunia tumbuhan dan banyak di antaranya mempunyai efek fisiologis kuat
(Nurlita,2006)

Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman berbentuuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak,
bercabang dan bila dibiarkan akan mencapai tinggi 12 m. proses pengolahan kopi bubuk dibagi
atas dua tahap yaitu penyengraian dan penggilingan. Kopi merupakan sumber kafein. Kafein
merupakan senyawa alkaloid yang bersifat merangsang. Kafein banyak memiliki manfaat dan
telah banyak digunakan dalam dunia medis. Kafein dapat dibuat dari ekstrak kopi, the dan
coklat. Kafein berfungsi untuk mernagsang aktivitas susunan saraf dan meningkatkan kerja
jantung, sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan bersifat racun dengan
menghambat mekanisme susunan saraf manusia. Rumus kimia untuk kafein yaitu C 8H10N4O2,
kafein murni berbentuk Kristal panjang, berwarna putih, tidak berbau dan rasanya pahit. Didalam
biji kopi kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan aroma. Karein murni memiliki berat molekul
194.19 gr, titik leleh 236oC dan titik didih 178oC (Aisyah, 2013)

KAFEIN

Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun, the,
dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti
menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan
stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam
jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan mengkonsumsi caffeine dapat menyebabkan
gugup, gelisah, tremor, imsomnia, hipertensi, mual dan kejang. Berdasarkan FDA memeang
seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan
jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan
kecanduan obta psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari setelah
konsumsi (Kesia, 2013).

3
Kafein adalah suatu senyawa organic nama lain yaitu kafein, 1,3,7 trinotilxantin. Kristal
kafein dalam air berupa jarumjarum bercahaya. Bila tidak mengandung air, kafein meleleh dalam
suhu 234-239oC, dan menyublim pada suhu yang rendah, kafein mudah larut dalam air panas,
dan kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin dan alcohol. Secara alamiah selain dari dalam
biji kopi, terdapat pula dalam daun the, daun mete, biji kola, dan coklat. Kafein bersifat basa
lemah dan hanya dapata membentuk garam dengan basa kuat.  Di dalam biji kopi dan tumbuhan
tersebut diatas, tidak hanya terkandung kafein, tetapi juga ada tanin, glukosa, lemak, protein
dan selulosa. Pemisahan kafein dengan senyawa lainnya bergantung pada perbedaan kelarutan
masing-masing senyawa tersebut. Jika tannin terisolasi kedalam air panas, maka akan
terhidrolisis menghasilkan asam klorogenat. Asam hasil hidrolisis tannin ini akan menghasilkan
bila direaksikan dengan timbal astetat.

Struktur Xantin Struktur Kafein

Kafein yang merupakan bagian dari kelompok senyawa metilsantin, sedangkan bagian
lain dari senyawa ini dikenal sebagai trofilin dan teobromin yang salah satu sumber utamanya
adalah dari kopi. Kafein dalam kopi mampu memberikan sinyal pada otak untuk lebih cepat
merespon dan dengan cepat mengolah memori pada otak. Hal ini senada dengan apa yang
dikatakan oleh Intisari bahwa Kafein ternyata dapat menimbulkan perangsangan terhadap
susunan saraf pusat (otak), sistem pernapasan, serta sistem pembuluh darah dan jantung. Sebab
itu tidak heran setiap minum kopi dalam jumlah wajar (1-3 cangkir), tubuh kita terasa segar,
bergairah, daya pikir lebih cepat, tidak mudah lelah atau pun mengantuk. Dampak positif ini
menyebabkan orang sulit terlepas dari kebiasaan minum kopi. Karena khasiat kafein seperti
itulah, maka substansi ini juga terdapat pada pil-pil diet dan obat-obat pereda sakit (painkillers) .
Kendati tergolong sebagai perangsang tertua dunia, kafein itu sendiri baru dikenal sekitar 200
tahun lalu. Sebelumnya yang diketahui hanyalah bahwa pelbagai tanaman itu masing-masing

4
memiliki khasiatnya sendiri-sendiri. Pada 1820 kimiawan Friedrieb Ferdinand Runge dari
Jerman berhasil mengisolasi unsur kafein pada biji kopi (Fulder, 2004).

Senyawa kimia pada biji kopi dapat dibedakan atas senyawa volatil dan non volatil.
Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi kenaikan suhu.
Senyawa volatil yang berpengaruh terhadap aroma kopi antara lain golongan aldehid, keton dan
alkohol, sedangkan senyawa non volatil yang berpengaruh terhadap mutu kopi antara lain kafein,
chlorogenic acid dan senyawa-senyawa nutrisi. Senyawa nutrisi pada biji kopi terdiri dari
karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Sukrosa yang termasuk golongan karbohidrat
merupakan senyawa disakarida yang terkandung dalam biji kopi, kadarnya bisa mencapai 75%
pada biji kopi kering. Selain itu, dalam biji kopi terdapat pula gula pereduksi sekitar 1%.
Berkurangnya gula pereduksi yang disebabkan oleh penyimpanan pada suhu tinggi akan
menyebabkan turunnya mutu kopi seduhan yang dihasilkan, karena gula merupakan salah satu
komponen pembentuk aroma. Golongan asam juga dapat mempengaruhi mutu kopi, karena
merupakan salah satu senyawa pembentuk aroma kopi. Asam yang dominan pada biji kopi
adalah asam klorogenat yaitu sekitar 8 % pada biji kopi atau 4,5% pada kopi sangrai. Selama
penyangraian sebagian besar chlorogenic acids akan terhidrolisa menjadi asam kafeat dan Quinic
acid. Selain itu terdapat juga kafein yang merupakan unsur terpenting pada kopi yang berfungsi
sebagai stimulant, sedangkan kafeol merupakan faktor yang menentukan rasa. Kafein merupakan
suatu alkaloid dari metil xantin yaitu 1,3,7 trimetil xantin.

Di alam terdapat beberapa senyawa alkaloid santin, antara lain 1,3-dimetilsantin


(theophilin), 3,7-dimetilsantin (theobromine) yang banyak terdapat dalam biji coklat dan 1,3,7-
trimetilsantin (kafein) dalam kopi dan the (Bhara L.A, 2009).

ALKALOID

Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat-sifat berikut ini, alkaloid
biasanya berbentuk Kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut dalam air, larut
dalam pelarut organic seperti eganol, eter dan kloroform. Alkaloid bersifat basa pada umumnya
berasa pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis serta optis aktif.
Membentuk endapan dengan larutan asam fosfolframat, asam fosfomolibdat, asam pikrat dll
(Muderawan, 2002).

5
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di
alam.Hampir seluruh alkaloid berasal dari berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloid
mengandungatom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin heterosiklik
(Ahmad, 1986)

Alkaloid mempunyai kegiatan fisiologi yang menonjol dan sering digunakan secara luas
dalam bidang pengobatan. Alkaloid merupakan senyawa yang mempunyai satu atau lebih atom
nitrogen biasanya dalam gabungan dan sebagian dari sistem siklik (Harbone,1996).

REFLUKS

Refluks, salah satu metode dalam ilmu kimia untuk men-sintesis suatu senyawa, baik
organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang
mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut
akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut
volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan
kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor
dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Prinsip umum dari metode refluks adalah penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan
memasukkan sampel kedalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan atau larutan penyari
yang kemudian dipanaskan, dimana pemanasan ini dilakukan untuk mempercepat proses
kelarutan pada sampel. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi
sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung, sedangkan
kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang sangat besar dan sejumlah
manipulasi dari operator (Slamet, 1989).

Ekstraksi pelarut adalah proses pemisahan campuran larutan berdasarkan kecenderungan


salah satu komponen untuk terlarut dalam solvent yang digunakan. Zat cair yang mula-mula
melarutkan solut disebut sebagai diluent, sedangkan zat cair yang dikontakkan dengan solut
disebut solvent. Solvent harus memiliki sifat tidak dapat larut atau dapat larut di dalam diluent
tetapi dalam jumlah yang terbatas . Ekstraksi selalu melibatkan dua tahapan proses, yaitu
tejadinya kontak solvent dengan diluent sehingga komponen yang dapat larut (solut) berpindah
ke solvent dan pemisahan larutan dari diluent sisa. Produk yang mengandung konsentrasi solvent

6
terbesar dan konsentrasi umpan cair terkecil disebut ekstrak, dan produk yang mengandung
konsentrasi umpan cair terbesar dan konsentrasi solvent terkecil disebut rafinat (Murtono, 2009).

3. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT

No Nama Alat Gambar Fungsi Jumlah


1. Labu Alas Bulat Untuk memanaskan 1
atau mendidihkan
larutan

2. Timbangan Untuk mengukur 1


bahann yang akan
T
digunakan

3. Corong pisah Untuk mengekstraksi 1


untuk memisahkan
komponen dalam satu
campuran

1 Corong Untuk mempermudah 1


mengisi larutan

4. Cawan penguap Sebagai wadah atau 1


tempat penguapan

5. Gelas kimia Wadah untuk 2


menyimpan larutan

7
6. Erlemeyer Untuk menitrasi, 2
mencampurkan larutan

7. Satu set alat Untuk mereaksikan 1


dengan sempurna dari 2
refluks
campuran sehingga
bercampur dengan baik

8. Statif dan klem Untuk menegakkan dan 1


menjepit peralatan yang
dipakai

9. Penangas Untuk memanasi 1


larutan/bahan yang
digunakan
10. Batang penaduk Untuk mengaduk 2
bahan/larutan

11. Keras saring Digunakan untuk


menyaring larutan

12. Gelas ukur Untuk mengukur


volume larutan

8
13. Corong buncher Untuk menyering 1
larutan dari residunya

14. Lemari asam Sebagai tempat 1


penyimpanan bahan
kimia asam dengan
konsentrasi yang tinggi

15. Kaca arloji Tempat menimbang 1


bahan kimia padatan

16. Pipet tetes Mengambil cairan dalam 2


skala tetesan kecil atau
digunakan untuk
memindahkan volume
cairan yang telah terukur

2. BAHAN

NO NAMA BAHAN KONSENTRASI JUMLA FUNGSI


H
1 Serbuk kopi Padat 50 gram Sampel yang
akan diisolasi
2 Etanol Cairan 200 ml Sebagai pelarut
3 Serbuk MgO Padat 12,5 gram
4 Air Cairan 75 ml Untuk
mensuspensikan
serbuk MgO
5 Air panas Cairan 190 ml Untuk
memisahkan
larutan dari
residunya
6 Asam sulfat Cairan 12,5 ml
7 Kloroform Cairan 10 ml
8 NaOH 10% Cairan 10 ml Untuk
menghilangkan

9
warna kuning
pada larutan
9 Talk Padat 0,2 gram
10 HCL Cairan 6 tetes
11 Pottasium Cloride Cairan 6 tetes
12 Uap amonia Cairan -

4. PROSEDUR KERJA
1. ISOLASI KAFEIN
a. Timbang serbuk kopi sebanyak 50 gram
b. Tambahkan etanol sebanyak 200 ml
c. Masukkan kedalam labu alas bulat yang telah diberikan batu didih
d. Ekstraksi dengan menggunakan alat refluks yang telah dirakit terkebih dahulu
selama 30 menit
e. Tampung hasil ekstraksi didalam labu erlenmeyer
f. Timbang 12,5 gram serbuk MgO
g. Buat suspense MgO dengan menambahkan 75 ml air diatas cawan penguap
h. Kemudian saring hasil ekstraksi pelarut dan kopi dengan menggunakan kertas
saring yang dialirkan ke suspense MgO sedikit demi sedikit sambil diaduk
i. Kemudian campuran diuapkan sampai kering diatas waterbath sambil diaduk
sesekali dengan suhu 68,1oC
j. Residu yang diperoleh dididihkan dengan 125 ml air panas selama 5 menit,
saring panas-panas menggunakan corong Buchner
k. Kemudian residu sekali lagi dididihkan dengan 65 ml air panas dan disaring
panas-panas
l. Kemudian, diltrat ditambahkan 12,5 ml asam sulfat
m. Kemudian, dipekatkan hingga menjadi 1/3 volume asal diatas kompor listrik
2. PEMISAHAN DENGAN KLOROFORM
a. Filtrat yang di dapatkan disari tiga kali dalam corong pisah, msing-masing
dengan 10 ml kloroform
b. Setelah terbentuk dua lapisan, pisahkan larutan yang berwarna kuning
c. Ekstraksi kembali

10
d. Kemudian warna kuning pada larutan dihilangkan dengan menambahkan larutan
naoh 10% dan air dengan volume yang sama
e. Ambil larutan kloroform yang sudah tidak berwarna
f. Uapkan lapisan kloroform secara perlahan dengan membiarkannya di udara
terbuka dalam lemari asam hingga terbentuk Kristal

3. REKRISTALISASI DAN PEMURNIAN DENGAN SUBLIMASI


a. Cawan yang telah berisi Kristal kasar ditambahkan talk sebanyak 0,2 gram
b. Kemudian dipanaskan diatas kompor listrik diatas cawan penguap diletakkan
kaca arloji yang diatasnya terdapat kapas basah
c. Hitung isolate kofein yang terbentuk

4. IDENTIFIKASI KOFEIN DENGAN CARA MUREXID


a. 6 tetes HCL dan 6 tetes potassium chloride ditetesi pada Kristal kofein yang
terbentuk
b. Diuapkan diatas wterbath hingga cukup kering dan terbentuk bercak warna
c. Lalu diberikan uap ammonia, amati warna yang terbentuk

11
5. HASIL PRAKTIKUM

PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN GAMBAR


ISOLASI KAFEIN menghasilkan hasil ekstraksi
Isolasi ekstrak kafein dengan kafein berupa campuran
menggunakan 200 ml etanol esktrak dan pelarut cair
selama 30 menit dengan alat berwarna khitaman
refluks
Ekstrak disaring dan dicampur Setelah dicampur terbentuk
dengan suspense MgO cairan berwarna coklat tua

campuran dipanaskan diatas Ektrak yang semula berupa


penangas air hingga kering cairan setelah kering berubah
menjadi serbuk serbuk halus
berwarna coklat yang berupa
campuran isolate kafein dan
residu
residu yang diperoleh didapatkan berupa residu yaitu
dididihkan dengan 125 ml air cairan berwarna bening coklat
panaas selama 5 menit, saring
panas-panas menggunakan
corong Buchner

Residu sekali lagi didihkan Warna larutan tidak berubah


dengan 65 ml air panas dan
disaring panas-panas

12
Dipekatkan hingga menjadi Arna larutan menjadi lebih
1/3 larutan semua pekat dari sebelumnya, yaitu
berwarna coklat gelap
kehitaman

Filtrat disari tiga kali dalam Terjadi pemishan dua larutan,


corong pisah masing-masing yaitu larutan yang berwarna
dengan 10 ml kloroform kuning dan yang berwarna
bening

Warna kuning dihilangkan Warna kuning menjadi pudar


dengan menambah beberapa dan terbentuk dua lapisan
larutan NaOH 10% dan air

Uapkan lapisan kloroform Terbentuk serbuk Kristal


dengan membiarkannya di isolate kopi berwarna
udara terbuka dalam lemari kekuningan
asam

REKRISTALISASI DAN
PEMURNIAN DENGAN
SUBLIMASI
Tambahkan talk kedalam Didapatkan Kristal kaffein
cawan berisi Kristal kemudian berwarna bening dengan sedikit
dipanaskan diatas kompor kekuningan yang setelah
listrik ditimbang yaitu dari 50 gram
serbuk kopi menghasilkan 5,9
gram Kristal isolate kafein
IDENTIFIKASI KOFEIN
DENGAN CARA
MUREXID

13
6 tetes HCL dan 6 tetes Setelah cukup kering terbentuk
potassium chloride ditetesi
warna orange terang pada
pada Kristal kofein yang
terbentuk kemudian dinding cawan penguap
dipanaskan diatas waterbath

Diuapkan dengan ammonia Warna orange berubah menjadi


warna ungu terang menandakan
positif koffein

6. PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, digunakan metode sederhana dalam mengekstrak kafein pada kopi yaitu
dengan metode ekstraksi yang didasarkan pada distribusi solut dalam hal ini kafein dalam kopi
antara dua fasa yaitu fasa organik (kloroform) dan fasa anorganik (air). Sebelum melakukan
ekstraksi, kopi ditimbang sebanyak 50 gram kemudian direfluks terlebih dahulu menggunakan
pelarut etanol selama 30 menit. Karena kafein dapat larut dengan baik pada panas, sehingga
harus dilarutkan pada etanol panas yang mendidih.fungsi dari refluks ini yaitu agar dapat
menghomogenkan kopi dan pelarut dengan waktu yang cukup lama dan bertujuan menarik
senyawa kafein dari kopi karena sifat kafein yang mudah larut dalam etanol panas.

Setelah proses merefluks selesai, campuran panas disaring. Fungsi dari penyaringan ini yaitu
agar kafein yang terdapat dalam campuran kopi tadi dapat terpisah dari filtrat atau ampas kopi,
sehingga yang didapat dalam larutan kopi adalah kafein dan filtratnya. Setelah itu ditambahkan
MgO sebanyak 12,5 gram yang telah ditambahkan air 75 ml agar menjadi suspense sedikit demi
sedikit agar zat-zat pengotor dapat mengendap dan diperoleh kafein yang bebas pengotor.
Penambahan MgO dimaksudkan agar struktur kafein tidak rusak dalam larutan kopi. Setelah
ditambahkan MgO diperoleh endapan dalam filtrat. Endapan tersebut merupakan zat-zat
pengotor . maka dari itu, dilkukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk
memisahkan endapan yang terdapat dalam filtrat kafein.

14
Kemudian filtrat disaring kembali mcorong Buchner dengan cara divakum, hal ini bertujuan
untuk menghasilkan filtrat yang benar-benar bersih dari endapan atau amas yang mungkin masih
tertinggal pada filtrate, lalu residu sekali lagi dididihkan dengan 65 ml air panas disaring panas-
panas tujuannya yaitu untuk memastikan bahwa residu benar-bernar sudah hilang, kemudian
filtrate dipekatkan hingga 1/3 larutan awal, tujuannya yaitu agar mempercepat proses ektraksi
koffein dan mengurangi pelarut yang masih tertinggal

Selanjutnya filtrat kafein didinginkan dan dilakukan ekstraksi (dengan cara pengockan atau
pengadukan) dengan menggunakan pelarut kloroform. Ekstraksi dilakukan sebanyak tiga kali
dengan tujuan agar kafein pada filtrat benar-benar terpisah dan larutan dalam kloroform. Masing-
masing ditambahkan kloroform 10 ml.setelah diekstraksi terbentuk dua lapisan, lapisan atas
merupakan lapisan fasa air yang mengandung sisa garam dan Pb dan lapisan bawah atau fasa
organik merupakan lapisan yang mengandung kafein dalam kloroform. Terbentuk nya dua
lapisan disebabkan karena perbedaan massa jenis antara larutan kopi dengan kloroform, dimana
larutan kopi mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari kloroform dan perbedaan kepolaran,
larutan kopi bersifat polar sedangkan kloroform bersifat non polar. Pada saat ekstraksi, campuran
larutan harus dikocok kuat dan didiamkan sesaat agar campuran tersebut dapat terdistribusi
secara sempurna. Lapisan bawah pada corong pisah dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian
ditambahkan NaOH untuk menghilangkan warna kuning yang terbentuk oleh proses
pencampuran dengan kloroform, kemudian lapisan bawah diambil kembali.kemudian
dimasukkan kedalam lemari asam untuk menguapkan pelarut kloroform secara alami, kemudian
terbentuklah serbuk Kristal kofin

Setelah itu dilakukan proses kristalisasi dan pemurnian dengan sublimasi dengan cara serbuk
Kristal yang telah ditimbang ditambahkan 0,2 mg talk tujuan penambahan talk yaitu sebagai
syarat pemisahan sublimasi ialah prtikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih
yang besar sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat yang kemurniannya pun tinggi yang
kemudian uapnya dapat menyublim keseluruan menjadin Kristal-kristal kembali, oleh karena itu
penambahan talk diperlukan. Terbentuklah Kristal murni kofein sebanyak 5,9 gram.

Kemudian dilakukan prodes identifikasi kofein dengan menggunakan uji murexid dengan
menambahkan enam tetes HCL dan enam tetes potassium chloride sebagai pengidentifikasi
adanya koffein pada suatu senyawa yang ditetesi pada Kristal kofein yang terbentuk kemudian

15
dipanaskan diatas waterbath, lalu hasil yang didapatkan diuapkan dengan ammonia untuk
mengidentifikasi adanya kofein, terbentuk warna ungu yang mana sesuai literature warna ungu
menungjukkan postif koffein.

7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, serbuk kopi yang
diisolasi dengan cara dipanaskan dengan metode refluks dan ektraksi yang berhasil diisolasi
sehingga menghasilkan sebanyak 5,9 gram serbuk kofin, kemudian setelah dilakukan proses
pemurnian berhasil didapatkan serbuk Kristal kofein, kemudian untuk memastikan bahwa serbuk
Kristal yang tebentuk benar mengandung senyawa kofein dilakukan proses identifikasi dengan
uji murexid terbukti serbuk Kristal yang terbentuk positif mengandung kofein ditandai dengan
terbentuknya warna ungu pada cawan penguap yang telah diuapkan dengan ammonia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, 2013. Tekhnik Kimia II. Jakarta : Pramadya Paramitha

Ahmad, 1986. Metode Fitokimia,  Terbitan Kedua, diterjemahkan oleh Dr.Kosasih Padmawinata


dan Dr. Iwang Soediro, Penerbit ITB, Bandung, Hal : 70

Bhara L.A, 2009. Senyawa Steroid dari Tumbuhan Peperomia pellucida dan Uji Aktivitas Fraksi
terhadap. Plasmodium falciparum. Jurnal ITEKIMA. 2(1): 27-35

Fulder, 2004. Identifikasi Zat Pewarna Pada Saos Tomat Dengan Metode Kromatografi Lapis


Tipis. Jurnal Entropi,1(02).

Harbone,1996. Prosedur Isolasi Dengan Metode Refluks. Jakarta: Universitas Indonesia

Kesia, 2013. Metode Kurva Fito Kurva Penuntun Cara Moderen Menganalisis Tumbuhan .Edisi
4, Terjemahan Kokasih P dan Soediro L Bandung: Institut Teknology Bandung

Muderawan, 2002. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloiddari Daun Alpukat (Persea
americana Mill). Sainstek 

Murtono, 2009. Kimia organik Bahan Alam.Jakarta:Universitas Terbuka

Nurlita,2006. Antimalarialactivity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia


pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA,8(3), 33-37

Rahardjo,2012. Laporan Praktikum Kimia Organik 1 Sokletasi. Jakarta. Universitas Indonesia

Slamet, 1989. Pengantar Praktikum Kimia Oganik. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Press

17

Anda mungkin juga menyukai