Anda di halaman 1dari 22

Metabolit Sekunder

SAPONIN
SITI MUNAWARAH NURSIN 15020170001
ALVINA FAISAL 15020170008
Daftar Isi

01 Definisi 05 Identifikasi

02 Sifat Kimia, Fisika 06 Penetapan Kadar

03 Penggolongan 07 Kegunaan

04 Biosintesis 08 Contoh Tanaman


DEFINISI
SAPONIN
SAPONIN
Saponin adalah senyawa golongan glikosi
da yang aglikonnya berupa sapogenin.
Saponin juga merupakan senyawa aktif
permukaan dan bersifat seperti sabun serta
dapat dideteksi berdasarkan kemampuann
ya membentuk busa dan menghemolisis
sel darah.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA
SAPONIN
Sifat Fisika dan Kimia
SAPONIN

1 2
Sifat Kimia Sifat Fisika
1. Larut dalam air dan 1. Berbusa dalam air
etanol
2. Rasanya pahit
1. Beracun bagi hewan .
berdarah dingin

2. Tidak beracun bagi


hewan berdarah panas

3. Anti eksudatif

4. Aktivitas haemolisis
merusak sel darah merah
PENGGOLONGAN
SAPONIN
PENGGOLONGAN
SAPONIN

triterpenoid dapat mempu-


sapogenin steroid ber nyai asam oleanolat seba-
beda karena mempu- gai aglikonnya, dan asam
nyai sambungan cincin ini ditemukan juga bebas.
Meskipun demikian, dalam
A/B cis, saponin steroid
beberapa kasus aglikon
paling umum ditemukan hanya dikenal sebagai sap
dalam keluarga liliace- ogenin. Sapogenin jenis ole
ae, amaryllidaceae, dan anan jauh lebih umum dari
dioscoreaceae pada jenis ursana atau
lupana.

Saponin Steroid Saponin triterpenoid


BIOSINTESIS
SAPONIN
Biosintesis
Biosintetis pada saponin dengan steroid maupun triterpen
hampir sama. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang
diperoleh dari asetil CoA. Sebelum membentuk steroid biosintetis ini
membentuk senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang
merupakan gabungan dari dua farnesil priposfat.
Setelah membentuk squalen, maka terjadi reaksi oksidasi
pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi pemben-
tukan epoksida squalen. Senyawa ini akan terjadi siklisasi menjadi lanos-
terol yang merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid. Sedangkan
perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bentuk
cincin keempat dari kelima pada triterpen masing-masing cincin tersebut
memiliki 5 atom karbon.
IDENTIFIKASI
SAPONIN
IDENTIFIKASI
1. Skrining Fitokimia

Untuk mengidentifikasi senyawa saponin ini dapat dilakukan dengan skrin


ing fitokima.
Caranya : pada sejumlah kecil simplisia ditambahkan air panas, kemudia
n didihkan. Setelah dingin disaring. Kurang lebih 10 mL filtrat diambil, dim
asukkan kedalam tabung reaksi, lalu dikocok dengan arah vertikal selama
10 detik. Adanya penambahan busa setinggi lebih kurang 1 cm yang stabi
l pada penambahan 1 tetes HCl 0,1 N menunjukkan bahwa dalam simplis
ia tersebut terkandung senyawa golongan saponin (Mukhlis, 2006).
IDENTIFIKASI
2. Kromatografi Lapis Tipis
Analisis dengan KLT dapat digunakan untuk mengidentifikasi simplisia ya
ng kelompok kandungan kimianya telah diketahui. Identifikasi senyawa s
aponin dilakukan dengan menyediakan: (Sirait 1987)
1. Larutan zat yang diperiksa 3. Cairan eluasi
Serbuk simplisia sebanyak 2 gram d Cairan eluasi yang dapat digunakan untuk
isari dengan 10 ml etanol (70%) P d mengidentifikasi senyawa saponin adalah
engan cara merefluks selama 10 m •Klroform-metanol-air (64:50:10).
enit. Setelah didinginkan dan disarin •n-butanol-asamasetatglasial-air (50:10:4
g, filtrat diuapkan sampai 5 ml. tiap 0)
kali pemeriksaan KLT diperlukan 25- •Kloroform-metanol (95:5)
40 L sari. •Kloroform-metanol-air (70:30:4)
2. Larutan pembanding
Larutan zat pembanding 0,1% dala
m metanol P. untuk tiap kali pemerik
saan digunakan 10 L.
IDENTIFIKASI
3. UV (PereaksiPenampak)
Daerah LP
Saponin yang bersifat hemolitik dapat diamati sebagai bercak putih
pada latar belakang merah. Hemolisis dapat terjadi segera, atau sete-
Komarowsky LP lah membiarkan lempeng KLT beberapa saat, atau setelah mengering
Lempeng KLT yang telah disemprot,dipanaskan kan lempeng KLT dalam udara panas.
pada suhu 100 0C selama 5-10 menit pada le-
mari pengering, sambil terus menerus diamati. Vanilin-asam sulfat LP
Saponin akan menunjukkan bercak berwarna Dengan pereaksi ini saponin membentuk
biru, kuning dan merah. bercak biru, violet biru atau kadang-kadang
kekuningan bila diamati pada sinar biasa.
Antimon (III) klorida LP
Menunjukkan bercak berwarna violet kemeraha
n dalam sianar biasa. Bila diamati pada sinar Anisaldehid-asam sulfat LP
UV 365 nm umumnya menunjukkan bercak ber Warna bercak sama dengan warna yang
pendar violet merah, biru dan hijau. ditunjukkan pada pereaksi vanilin-asam
sulfat LP
Vanilin-asam fosfat LP
Gensenosida memberika warna violet kemerahan dalam sinar biasa bila diamati
pada sinar UV 365 nm menunjukkan bercak berpendar kemerahan atau biru. Ele
uterosida memberikan warna violet dalam sinar biasa. Bila diamati pada sinar U
V 365 nm menunjukkan bercak kuning, biru pucat dan jingga.
PENETAPAN KADAR
SAPONIN
PENETAPAN KADAR
Penetapan kadar dapat dilakukan dengan Metode gravimetri
Caranya :
ambil1,25 gram ekstrak direfkus dengan 50 ml petroleum eter pada suhu 60-80°C
selama 30 menit. Setelah dingin larutan petroleum eter dibuang dan residu yang ter-
tinggal dilarutkan dalam 50 ml etilasetat. Larutan dipindahkan kecorong pisah kemudi-
an dipisahkan larutan etil asetat. Residu yang tertinggal dilarutkan dengan n-butanolse
banyak 3 kali masing-masing dengan 50 ml. Seluruh larutan butanolik dicampur dan
diuapkan dengan rotavapor. Sisapenguapan dilarutkan dengan metanol 10 ml kemudi
an larutan ini diteteskan kedalam 50 ml dietil eter sambil diaduk. Endapan yang terben
tuk dalam campuran dituang pada kertas saring yang telah diketahui bobotnya. Endap
an diatas kertas saring kemudian dibilas dengan 10 ml dietil eter. Kertas saring dikeri-
ngkan kemudian ditimbang sampai bobot tetap. Selisih bobot kertas saring sebelum
dan sesudah penyaringan ditetapkan sebagai bobot saponin.
Analisis data
Analisis data dilakukan secara univariat dimana kadar saponin yang dihitung menggun
akan rumus :
X1 = bobotkertassaring (g)
X2 = bobotkertassaring + endapansaponin (g)
A = bobotekstrakdaunLidahMertua (g)
KEGUNAAN
SAPONIN
KEGUNAAN
Saponin

Pembasmi hama Sebagai detergen Pembentuk busa Pembentuk busa Digunakan dalam Digunakan dalam
pada industri pada alat pemada pada shampo industri farmasi fotografi
tekstil m kebakaran
CONTOH TANAMAN YANG
MENGANDUNG SAPONIN
CONTOH TANAMAN

Bunga Kembang Sepatu Bunga Matahari Kacang Tanah


Hibiscus rosa-sinensis Helianthus annuus L Arachis hypogea
CONTOH TANAMAN

Bunga Mahkota Dewa Akar Manis


Pheleriamacrocarpa (Scheff) Boerl. GlycyrrhizaGlabra L

Anda mungkin juga menyukai