Efek samping obat-obatan. Beberapa obat batuk dan pilek yang dijual bebas dapat
meningkatkan risiko seseorang mengalami aritmia.
Gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif mampu
meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
Sleep apnea obstruktif. Pada keadaan ini, pernapasan yang dialami pengidap penyakit
ini akan terganggu saat tidur dan dapat meningkatkan risiko aritmia.
Diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung
koroner, tekanan darah tinggi, dan aritmia.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan dinding bilik kiri
jantung menebal dan menjadi kaku, sehingga aliran listrik jantung terganggu.
Penyakit jantung koroner, gangguan lain pada jantung, atau riwayat operasi jantung.
Penyempitan pembuluh darah arteri jantung, serangan jantung, kelainan pada katup
jantung, gagal jantung, dan kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko dari
hampir segala jenis aritmia.