Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard
(iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,
gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus
berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal melainkan
jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS yang lebar (<
0,12 detik)
Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi
beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun
(hypertiroid, gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan
aritmia.
Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi predisposisi
aritmia
Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
5. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat
meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.
6. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan
meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah
(hypoglycemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia.
8. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi
impuls elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya
aritmia jantung.
C. PATOFISIOLOGI
Aritmia ventrikel umumnya disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi
terjadinya infark turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika
terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary artery yang
juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga impuls alami jantung
mengalami gangguan.
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan gangguan pada
depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempengaruhi irama jantung. Dengan
dilepaskannya berbagai enzim intrasel dan ion kalium serta penimbunan asam laktat ,
maka jalur-jalur hantaran listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan
hambatan depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia. Penurunan
kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat menstimulus pangaktifan
katekolamin yang meningkatkan rangsang system saraf simpatis, akibatnya akan
terjadi peningkatan frekuensi jantung, peningkatan kebutuhan oksigen dan
vasokonstriksi. Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi
penyebab munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.